Anda di halaman 1dari 6

Indomie, Mie Instan Paling Digemari Oleh Masyarakat Di

Berbagai Belahan Dunia

Berbicara mengenai makanan dan kelezatannya, mungkin Indonesia adalah juaranya.


Berbagai jenis makanan, dari yang sampai cara pengolahannya sulit hingga yang mudah, selalu
menawarkan cita rasa yang dirasa sangat pas di lidah, bahkan untuk sebagian besar warga di
dunia. Indonesia sendiri merupakan sebuah negara yang sebagian besar warganya mengkonsumsi
nasi sebagai makanan pokok utamanya selain sagu dan jagung di beberapa wilayah, namun yang
menarik justru adalah konsumsi mi instan. Untuk sebagian besar warga Indonesia mi instan juga
sudah lekat dengan kesehariannya sebab teknik membuatnya cukup mudah serta cita rasa mi
yang ditawarkan sangat lezat dan sesuai dengan lidah.
Dari sekian banyak brand mi yang kita ketahui, ada salahsatu merk yang sudah sangat kita kenal
dan mungkin menjadi favorit bagi sebagian besar warga Indonesia adalah Indomie. Kepopuleran
Indomie sendiri ternyata tidak hanya sekedar di negaranya saja. Indomie yang diproduksi oleh
PT. Indofood CBP ini ternyata sudah sangat mendunia dan dikenal di seantero negara di dunia.
Cita rasa yang sangat pas dan lezat serta harga yang terbilang sangat ekonomislah yang
membuatnya menjadi pilihan warga Indonesia dan kini warga dunia.
Produk Indomie sendiri bisa dibilang cukup fenomenal sebab menurut beberapa survey yang
dilakuikan seperti dari World-Grain.com yang menyebutkan jika perusahaan yang memproduksi
Indomie, yakni Indofood merupakan produsen terbesar mie instan terbesar di dunia dengan
banyak sekali kantor regional di berbagai negara, hingga pabrik-pabrik yang sengaja didirikan di
beberapa negara seperti Sudan dan Arab Saudi. Survey lain yang dilakukan oleh The
RamenRAter.com menyebutkan jika Indomie merupakan merk mie instan dengan cita rasa
terbaik di dunia, dengan menempati posisi nomor dua satu dan dua, di susul oleh mie sedapp
yang juga menempati posisi ke lima sebagai mie instans yang memiliki cita rasa lezat.
Dari sekian banyak fakta menarik dari Indomie yang mendunia, beberapa negara di dunia bahkan
sampai menganggap Indomie merupakan produk asli buatan negara mereka sendiri. Beberapa
orang jepang menganggap Indomie merupakan produk ciptaan dari Mamofuku Ando dari Nissin
grup, sebuah perusahaan produsen mie asal negeri sakura, sedangkan Nigeria menganggap jika
Indomie tersebut merupakan makanan pokok bagi masyarakatnya saking terkenal dan
populernya produk mie instan satu ini di sana. Mereka juga mengganggap bahwa produk
Indomie merupakan buatan negara mereka.
Hal tersebut menunjukan jika memang produk Indonesia yang satu ini sudah mendapatkan posisi
yang sangat spesial dihati warga dunia berkat cita rasa yang tetap dijaga hingga kini. Meskipun
dengan banyaknya pabrik berdiri di berbagai negara di seluruh dunia, Indofood tetap
memproduksi bumbu Indomie ini di Indonesia untuk menjaga cita rasa dari mie instans yang satu
ini. Indomie memang bisa dibilang cukup fenomenal, bagaimana di Hongkong saja Indomie
sudah sangat populer, bahkan minimarket sekelas 7eleven hingga kantin-kantin sekolah bisa
menjualnya dalam kondisi sudah diseduh dan bisa dinikmati dalam kondisi take away. Dengan
kepopuleran dari Indomie, bahkan ada seorang musisi hiphop bernama J20 yang menyanyikan
sebuah lagu berjudul Indomie.

https://ketahui.com/indomie-mie-instan-paling-digemari-oleh-masyarakat-di-berbagai-belahan-dunia
Desain Produk Apple dalam Perspektif Minimalisme

Tak lengkap rasanya membahas simplisitas tanpa mengangkat Apple sebagai topik bahasan. Ya,
siapa yang tidak tahu dengan nama perusahaan berlogo apel kroak tersebut. Perusahaan tempat
dimana produk-produk revolusioner seperti iPod, iPad, iPhone dan Mac diciptakan. Apple yang
pada tahun 2013-2014 lalu didapuk sebagai perusahaan dengan brand termahal di dunia itu baru
saja meluncurkan produk terbarunya, yakni Apple Watch & New Macbook Pro dengan desain
yang revolusioner bulan maret tahun ini, serta iPhone 6s bulan september ini.
Seperti yang sudah banyak orang ketahui bahwa produk-produk besutan Apple selalu saja laris
manis dan merajai pasar gawai, baik dalam negeri maupun luar negeri. Meskipun banyak orang
menganggap bahwa produk-produk gawai keluaran Apple terkesan dibandrol dengan harga yang
overprice, toh nyatanya penjualan produk-produknya tetap laku keras di tengah kerasnya
kompetisi pasar. Produk-produknya selalu saja terjual bak kacang rebus dimusim penghujan.
Jadi, apa sebenarnya yang membuat produk-produk Apple begitu digilai banyak orang?
Ditinjau dari segi harga, sejujurnya banyak sekali kompetitor produsen gawai yang menawarkan
produknya dengan harga yang jauh lebih realistis dan murah dengan spesifikasi perangkat keras
yang sama. Bahkan kadang jauh lebih bagus dari produk besutan Apple. Sayangnya, tawaran
tersebut tidak serta merta menyurutkan niat konsumen untuk membeli produk-produk Apple.
Kenyataannya, justru berbanding terbalik. Setiap Apple meluncurkan produk terbaru, jumlah
antrean di Apple Store sangat ramai, membludak, penuh sesak, bahkan mengular. Sebagian
orang, bahkan secara sukarela berkemah atau menyewa penginapan didekat lokasi penjualan agar
tidak kehabisan stock produk baru tersebut.
Selain harganya yang mahal, yang saya ingat pertama kali tentang Apple adalah desain
produknya. Bahkan, ada beberapa orang yang menyebut bahwa Apple bukanlah sekedar
perusahaan teknologi semata, melainkan sebuah raksasa perusahaan desain dunia. Bagaimanapun
tak bisa dipungkiri, bahwa desain-desain produk Apple selalu inovatif dan memikat perhatian
(setidaknya di era kepemimpinan Steve Jobs). Desain-desainnya sangat minimalis, sederhana,
classy dan elegan, sehingga mengulik Apple dari ranah desain, rasanya hanya akan menjadi
diskusi berkepanjangan yang tak ada habisnya.
Membicarakan perihal desain, Steve Jobs dan Jonny Ive adalah partner legendaris dari setiap
desain produk-produk Apple yang terkenal sangat minimalis dan intuitif. Steve Jobs sebagai
CEO Apple pada waktu itu, bisa dibilang adalah seorang perfeksionis tulen. Banyak sumber
yang menyebutkan bahwa Steve Jobs adalah seorang penganut ajaran Zen atau Budha, yang
dalam beberapa ajarannya menekankan prinsip kesederhanaan, keseimbangan dan kontemplasi.
Prinsip-prinsip dasar dari ajaran kepercayaannya itulah yang kemudian ia terapkan dalam
beberapa desain produk Apple yang revolusioner.
Bersama partnernya, Jonny Ive, Steve seringkali memikirkan bagaimana sebuah desain produk
tak hanya terlihat cantik dari luar, tapi juga juga garang di dalam. Steve yang terobsesi dengan
setiap detail, kerap kali menunda peluncuran sebuah produk hanya karena ada beberapa
kesalahan kecil yang tidak bisa ia tolerir. Pernah disebutkan bahwa, Steve muda kala itu, pernah
mengosongkan isi rumahnya, mengeluarkan dan meminimalisir barang-barang yang tidak
memenuhi standar kesempurnaan baginya. Tak jarang ia menyebut sebuah desain produk yang
tak ia suka sebagai sampah.
Selain terkenal dengan perfeksionisme-nya, Steve juga memiliki kebiasaan-kebiasaan minimalis.
Ia sangat tergila-gila dengan kesederhanaan. Lihat betapa ikonik-nya Steve Jobs bermodalkan 3
item fashion yang sederhana, kaos turtleneck, jeans biru, dan sepatu New Balance. Berkat
kepekaanya terhadap desain dan prinsip-prinsip minimalisme, kemudian lahirlah produk-produk
yang tak hanya dinikmati fungsionalitasnya saja, tapi juga mempunyai estetika desain tersendiri
di mata konsumennya.
Sejauh pengamatan saya, setiap desain produk Apple selalu melampaui zamannya. Desain
produknya, menembus masa depan, bahkan bisa jadi meramalkannya. Coba Anda lihat beberapa
desain produknya di masa lalu, lihatlah betapa desainnya sangat minimalis dan futuristik. Bahkan
desain produknya yang tergolong sudah berumur pun, terlihat masih sangat relevan dengan
produk-produk teknologi hari ini. Saya berasumsi, bahwa setiap desain dan produk Apple akan
masih sangat relevan digunakan untuk pemakaian wajar minimal 5-10 tahun ke depan. Dan lihat,
hampir semua perangkat gadget sekarang, menjiplak desain-desainya.
Diatas telah disinggung, bahwa Steve kerap kali memasukan prinsip-prinsip dasar minimalisme
ajaran Zen atau Budha kedalam produk perusahaannya. Desain produknya yang minimalis tak
lepas dari penggunaan warna-warna yang sangat identik dengan minimalime itu sendiri.
Terkadang Apple juga terkesan seperti sengaja memasukan prinsip keseimbangan seperti filosofi
Yin & Yang dalam beberapa produknya, terutama soal warna yang saya katakan tadi. Apple
selalu memadukan 2 warna yang menjadi simbologi keseimbangan minimalisme, yakni hitam
dan putih.
Karena produk-produk Apple seringkali didominasi dengan balutan warna putih, banyak orang
yang berspekulasi bahwa warna putih adalah warna favorit Steve Jobs. Padahal, tidak! Steve
sepertinya justru kurang menyukai warna putih. Dan tahukah Anda? Bahwa warna putih yang
sering disebut warna putih, oleh kebanyakan orang tersebut, ternyata bukanlah warna putih.
Adalah Jony Ive, CDO (Chief Design Officer) Apple, yang kemudian menyakinkan bahwa
warna tersebut bukanlah warna putih. Melainkan warna turunan, yang disebut moon grey.
Steve Jobs dalam beberapa kutipannya pernah mengatakan, bahwa kesederhanaan adalah
kecanggihan yang tertinggi, prinsip itulah yang kemudian terbukti membangun Apple dan
kerajaan bisnisnya menjadi sedemikian megah hari ini. Suatu hari saya dibuat terheran-heran saat
baru menyadari fakta ini, coba perhatikan dengan cermat! Ternyata, Apple nyaris tidak pernah
membiarkan ada sedikitpun sudut terbentuk dalam setiap lini produknya. Mungkin itulah
sebabnya, mengapa setiap desain produk-produknya tampak minimalis dan elegan.
https://www.kompasiana.com/hantodiningrat/5605f56e8023bdb80580c4e1/desain-produk-apple-
dalam-perspektif-minimalisme?page=all

Popularitas Produk Rokok iQOS yang Bebas Asap


Perangkat rokok tanpa asap, yang dipanaskan bukan dibakar atau istilahnya heat not burn (HNB)
iQOS tengah menjadi tren. Produk yang dibesut Philip Morris International, produsen rokok
Marlboro ini melesat tinggi, terutama di pasaran Jepang.
Perangkat iQOS tersedia di toko-toko di Inggris. Ketika di pasarkan di Jepang, produk iQOS
tersebut diminati, bahkan berhasil mengungguli produk rokok buatan Japan Tobacco.
"Nah, kami ingin meluruskan bahwa iQOS bukan produk tembakau alternatif milik Japan
Tobacco, melainkan milik Philip Morris International," terang Manager External
Communications PT. HM Sampoerna Tbk, Nazrya Octora dalam klarifikasinya kepada Health
Liputan6.com, ditulis Jumat, 25 Januari 2019.
Meskipun menguasai 60 persen pasar rokok lokal, Japan Tobacco berada di sisi yang salah dari
meningkatnya popularitas produk tembakau alternatif yang dipanaskan bukan dibakar (heat-not-
burn atau HNB). Japan Tobacco telah tertinggal dibandingkan dengan pemilik Marlboro.
Philip Morris International pada tahun 2014 mulai menjual perangkat produk tembakau bernama
IQOS di Jepang, sebagaimana dilansir dari New Strait Times. iQOS muncul sebagai produk uji
coba yang sukses untuk kategori rokok elektronik.
Ini dikarenakan rokok elektrik yang menggunakan cairan nikotin tidak diperbolehkan di bawah
peraturan farmasi di Jepang.

https://www.liputan6.com/health/read/3879901/popularitas-produk-rokok-iqos-yang-bebas-asap

Anda mungkin juga menyukai