Anda di halaman 1dari 6

Diskusi 7

NAMA : SITI KHAERANI AZIZAH

NIM : 042161964

MATKUL : PEMASARAN STRATEGIK / EKMA4475

1. First Entry atau biasa disebut sebagai pionir merupakan entitas pertama atau mengawali
sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh orang lain sebelumnya, atau oleh entitas lainnya. Tak
harus sesuatu yang benar-benar baru, karena bisa juga sesuatu yang telah ada tetapi dilakukan
dengan beberapa cara baru serta berbeda dari sebelumnya. First entry juga bisa disebut sebagai
pelopor, penganjur, perintis dan pembuka jalan. Dalam hal ini mie indomie yang berperan sebagai
first entry dalam industry mie instan.

Late Entry merupakan entitas kedua yang memiliki produk yang sama / sejenis dengan First Entry.
Late Entry beruapaya mengungguli first entry dalam hal ini mie sedap memang telah popular dan
acap kali memilki persaingan yang ketat dengan indomie. Meskipun belum bisa dapat mengalahkan
indomie sepenuhnhya tetapi mie sedap sedikitnya mempunyai peminat yang lumayan banyak.

Mie instan telah menjadi makanan paling populer khususnya di Indonesia. Pangsa pasarnya sangat
tinggi mengingat makanan ini tidak mengenal usia dan jenis kelamin sehingga disukai semua
kalangan. Dua merek yang bersaing ketat di kategori produk mi instan adalah Indomie dan Mi
Sedaap. Bagaimana keduanya bersaing memperebutkan pasar?

Tahukah Anda bahwa ada situs web di internet bernama The Ramen Rater (TheRamenRater.com)?
Semua mi instan di seluruh dunia telah dinilai, diuji, dan dikritik di situs web ini sejak tahun 2002.
Pada tahun 2013, The Ramen Rater menerbitkan daftar 10 mi instan terbaik di Indonesia (Sepuluh Mi
Instan Terbaik Indonesia Sepanjang Masa oleh The Ramen Rater 2013). ).

Melihat dari 10 mie yang ada di daftar tersebut, terlihat bahwa merek Indomie – terutama jenis
mie goreng – mendominasi empat peringkat teratas. I Sedaap hanya memiliki satu tempat terakhir.
Indomie telah lama merajai pasar mie instan di Indonesia. Namun, dengan munculnya Mi Sedaap
sejak tahun 2003, pasar mie instan Indonesia semakin bergelora dan tentunya juga menambah
vitalitas market leader Indo.

Sajian mie instan ini sering kali menyertakan inovasi rasa yang berbeda. Produk mi instan juga
direkomendasikan, karena harganya yang pas dengan dompet kebanyakan orang. Selain itu, proses
memasaknya juga sangat sederhana dan lugas sehingga relatif mudah untuk diolah dan dinikmati
oleh siapa saja. Di Indonesia, tak bisa dipungkiri bahwa kategori makanan ini sangat digemari banyak
orang, meski kerap menghadapi masalah kesehatan dan bahaya lainnya. Indomie sendiri
menghidupkan kembali pasar mie instan jauh sebelum Mi Sedaap. Merek mi instan produksi
Indofood ini sudah ada sejak tahun 1970-an dan perusahaan yang didirikan oleh Sudano Salim ini
tumbuh pesat sejak tahun 1982. Begitu diluncurkan, merek ini langsung menguasai pasar dengan
menguasai sekitar 70% pangsa pasar. pangsa pasar di pasar mi instan Indonesia (sumber:

Wikipedia).

Selain di Indonesia, Indomie bahkan sudah keliling dunia dan bisa ditemukan di Australia, Asia,
Afrika, Selandia Baru, Amerika Serikat, Eropa bahkan negara-negara Timur Tengah dan di Nigeria. Di
Nigeria khususnya, Indomie tampaknya mendominasi pasar mi instan lokal. Tak jarang, masyarakat
Indonesia yang sudah lama tinggal di luar negeri dan merasa “kangen” dengan makanan ini rela
menjelajahi daerah tersebut untuk mencari mie instan yang banyak terdapat di negeri ini.

Karena merek Indomie yang paling top, semua masakan mie instan sering disebut sebagai "Indomie".
"Saya ingin makan Indomie". Meski belum bisa dipastikan mi instan yang dimakannya bermerk
Indomie. Indofood diyakini berhasil menciptakan citra produk mi instan yang identik dengan
mereknya, menjadikan Indomie sebagai merek generik. Merek ini juga kerap mengeluarkan berbagai
varian rasa baru. Dari satu mie goreng saja, Indomie bisa menawarkan beberapa varian rasa seperti :
Seperti mie goreng polos, mie goreng pedas, mie goreng rendang, mie goreng cabe ijo dan mie
goreng iga penyet. Rasa mie instan - terutama jenis mie goreng - diyakini sama dengan selera orang.

Salah satu kunci sukses Indofood terletak pada Indofood yang juga memiliki posisi kuat pada merek
tepung terigu Bogasari. Dengan menguasai salah satu bahan dasar pembuatan mie, Indofood dapat
lebih mudah menurunkan harga Indoms dan meningkatkan kualitas mie. Hal ini membuat persaingan
semakin sulit untuk mengimbangi Indom.

Dalam promosinya, Indomie paling menonjol terlihat membombardir televisi dengan iklan yang
menceritakan bagaimana para pecinta Indomie bisa menemukan dan menikmati pasta favoritnya.
Anda bisa melihat Indoms mempromosikan produknya dengan tema cita rasa Indonesia.

Itu berarti semua orang di Indonesia menyukai Indomie. Selain itu, Indomie juga cocok dinikmati
kapan saja, seperti saat hujan, saat lembur, atau saat meeting. Hal ini terlihat pada iklan televisi dan
media cetak yang menunjukkan brand awareness untuk cita rasa Indonesia dan Indo, cita rasaku.
Iklan tersebut juga menampilkan jingle (lagu) yang menyatakan bahwa seluruh nusantara dapat
menikmati Indomie sesuai dengan slogannya "Indomie Seleraku".

Seiring berjalannya waktu, beberapa merek mi instan mencoba menghidupkan kembali pasar
tersebut, namun tidak berhasil. Merek-merek mi instan para pesaingnya satu per satu kalah. Baru
pada tahun 2003, setelah sekitar 30 tahun sukses di Indom, merek Mi Sedaap nampaknya
menghidupkan kembali pasar mi instan Tanah Air. Dan hanya merek Mi Sedaap yang diharapkan
mampu perlahan menggerus pangsa pasar Indomie sebagai market leader mi instan di Indonesia.
Mie sedapsebagai late entry selama ini berupaya untuk menyaingi indomie namun memang
belum bisa menyaingi. Nmun penggermar mie sedap ini telah banyak. Selain Indonesia, Mi Sedaap
juga mampu menembus negara lain seperti Malaysia dan Nigeria. Cukup fenomenal dengan rasa kari
yang kental dan khas, Mi Sedaap konon "memuaskan selera". Untuk pertama kalinya, merek mi
instan yang diproduksi oleh Wings Food hanya memiliki tiga varian rasa, yaitu mi goreng dengan rasa
"renyah garing", rasa Soto-ngengat dan rasa ayam bawang dengan bawang goreng.

Mi Sedaap terus berusaha mendapatkan posisi yang kuat di pasar mie instan yang sudah dikuasai
oleh Indomie. Melalui brandnya, Mi Sedaap seolah ingin menyampaikan image mie yang benar-benar
nikmat dan wajib dicicipi oleh masyarakat dengan slogan “Puas dan Enak!”. demikian. Selain itu, Mi
Sedaap juga gencar beriklan di berbagai media. Mereka mencoba untuk meningkatkan penawaran
secepat mungkin untuk meningkatkan kesadaran pasar. Sebagai tambahan baru, Mi Sedaap
mengadopsi strategi periklanan agresif yang segera meningkatkan kesadaran merek. Salah satu
bentuk iklannya adalah pemasangan spanduk Mi Sedaap di pinggir jalan selama bulan Ramadhan,
yang tidak demikian halnya dengan produk lainnya.

Strategi awal Mi Sedaap setelah memasuki pasar mie instan adalah mematok harga yang sangat
terjangkau dengan tetap menjaga rasa gurih dan asin dari bumbu mienya. Sama-sama sangat klasik,
yaitu memberikan dalam bentuk piring dan gelas. Pada awalnya Mi Sedaap hanya fokus di Jawa dan
Bali, namun strategi distribusi Mi Sedaap bisa merata mulai dari tingkat grosir hingga beregu sepeda
motor menjelajahi stan-stan kecil.

Semua strategi tersebut juga didukung dengan promosi produk yang cukup intensif disertai dengan
pelepasan sertifikasi. Ada satu hal yang belum pernah dilakukan oleh kompetitor, yaitu mendorong
sebanyak mungkin orang untuk mencoba Mi Sedaap. Kegiatan ini dilakukan secara gratis di pusat
perbelanjaan, objek wisata, dan di kampus.

Merek mi instan yang terbilang baru, Mi Sedaap menjadi fenomena karena berhasil menggerus
pangsa pasar dari market leader Indo. Semua kesuksesan Mi Sedaap tidak lepas dari bumbu dan cita
rasa yang berhasil memenuhi ekspektasi konsumen dan sedikit demi sedikit meraih pangsa pasar -
meski pilihan rasa tidak seluas kompetitor terdekatnya Indomie.

Mi Sedaap pasti sudah menyadari sejak awal bahwa tidak mudah merebut pangsa pasar Indofood
yang sudah memiliki brand yang sangat bagus. Karena itu, Wings membutuhkan waktu lebih dari dua
tahun untuk menemukan formula rasa yang tepat. Kemudian produk mi instan dapat dibuat dengan
menambahkan bumbu bawang goreng yang renyah pada varian mi goreng tersebut. Meski terlihat
sepele, ternyata modifikasi rasa Mi Sedaap ini sangat digemari konsumen.

Tantangan yang agak berat bagi Mi Sedaap adalah mendobrak stereotype pemasaran yang selalu
mengasosiasikan mi instan dengan indomie. Bagaimana menghentikan kebiasaan pemasaran: ketika
Anda ingin makan mie instan, mereka mengatakan "Mau makan Mi Sedaap" bukan indom? Di sisi
lain, bagi Indomie ini tentang meyakinkan pasar bahwa tidak ada mie instan lain yang lebih enak dan
berkualitas dari Indomie. Jadi kalau mau makan mie instan tidak lagi tengok kiri kanan, tapi langsung
pilih Indomie.

Selain membombardir perusahaan dengan iklan media, persaingan sengit mereka baik di media
tradisional maupun digital untuk memerangi opini publik terlihat jelas. Sebagian besar diskusi dan
argumen berkisar pada rasa dan tekstur mie serta bumbu dari kedua merek mie instan ini. Tentu saja,
saat mempertimbangkan pasta mana yang lebih mengenyangkan, jawabannya sangat bervariasi dan
seringkali berujung pada diskusi yang panjang. Hal ini tentunya akan menambah meriahnya suasana
persaingan antara Indomie dan Mi Sedaap. Review Indomie dan Mi Sedaap banyak dijumpai di media
sosial dan forum seperti Kaskus dan blog. Seperti yang terlihat dari banyaknya perdebatan dan
diskusi di semua media tersebut, Indomie masih menjadi pemenangnya, terutama dari segi rasa dan
kualitas pastanya.

Banyak orang mengaku tahu rasa dan tekstur indomie. Namun, banyak orang mengatakan ingin
mencoba rasa dan kualitas merek lain. Tentunya jika berbicara tentang kategori produk mi instan
yang harganya relatif murah dan relatif mudah ditemukan, keputusan masyarakat dibuat dengan
cepat dan instan. Dalam hal ini, merek yang pertama kali terlintas dalam pikiran dipilih.

Dilihat dari Top Brand Index (TBI) 2014, kedua merek ini terpaut cukup jauh, yakni Indomie dengan
indeks 75,9 dan Mie Sedaap 14,4%. Bahkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Indomie terlihat
masih memimpin pasar mie instan di Indonesia dari tahun 2010 hingga 2014. Indeks yang diraih
Indomie cukup membanggakan, sekitar 70%.

Dari semua merek yang bersaing, Mi Sedaap adalah yang paling mungkin mengguncang
keunggulan Indomie di pasar. Terbukti Mi Sedaap-lah yang sedikit menggerus pangsa pasar Indomie.
Hal ini terutama terjadi saat Mi Sedaap pertama kali memasuki pasar dan banyak konsumen yang
tertarik untuk mencoba mi instan jenis baru ini. Namun dari data Top Brand Index tahun 2010 hingga
sekarang, terlihat posisi Indomie sangat sulit untuk disaingi.

Menurut analisis saya, indomie sebagai first entry memang sulit tersaingi karena bagaimanapun
indomie yang paling ada menciptakan dunia baru di bidang kuliner yang sejak turun temurun telah
digemari orang Indonesia sehingga munculnya mie sedap tidak terlalu mengusik kepercayaan
konsumen. Selain memang indomie sulit diungguli perusahaan Indofood selalu menjaga konsistensi
dari segi kualitas hingga kini. Sehingga konsumen akan tetap percaya.
Maka bisa di simpulkan berikut ini adalah beberapa keunggulan Indomie Goreng dan alasan
mengapa posisinya sulit terganggu oleh Mie Goreng Sedap:

• Brand Awareness dan Loyalitas Pelanggan: Indomie Goreng telah ada di pasar mie instan sejak
lama dan telah berhasil membangun brand awareness yang kuat. Konsumen mengidentifikasi
Indomie Goreng sebagai merek yang terpercaya dan berkualitas. Brand loyalty yang kuat telah
terbentuk di antara pelanggan yang telah lama mengonsumsi Indomie Goreng. Mereka cenderung
memilih Indomie Goreng karena kebiasaan dan rasa percaya terhadap merek tersebut. Mie Goreng
Sedap sebagai late entry akan menghadapi tantangan dalam membangun brand awareness dan
mencuri pangsa pasar yang sudah terikat dengan Indomie Goreng.

• Inovasi dan Diversifikasi Produk: Indomie Goreng terkenal karena inovasi produk dan diversifikasi
varian rasa. Selama bertahun-tahun, Indomie Goreng terus menghadirkan variasi rasa yang menarik
bagi konsumen, seperti rasa ayam bawang, soto mie, rendang, dan sebagainya. Diversifikasi ini
memberikan kepuasan kepada konsumen yang ingin mencoba variasi rasa baru. Indomie Goreng juga
seringkali meluncurkan edisi terbatas dan kolaborasi dengan merek lain, menciptakan buzz di pasar.
Mie Goreng Sedap perlu bersaing dengan portofolio produk yang telah mapan dan beragam dari
Indomie Goreng.

• Distribusi dan Penetrasi Pasar: Indomie Goreng memiliki jaringan distribusi yang kuat dan luas.
Produk ini tersedia di berbagai toko, supermarket, minimarket, warung, dan bahkan di beberapa
restoran. Penetrasi pasar yang luas mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk Indomie
Goreng dengan mudah. Mie Goreng Sedap sebagai late entry perlu mengatasi tantangan dalam
membangun dan memperluas jaringan distribusi untuk mencapai tingkat ketersediaan yang sama
dengan Indomie Goreng.

• Kualitas Produk dan Konsistensi: Indomie Goreng telah membangun reputasi kualitas produk yang
konsisten. Mie mereka memiliki tekstur yang kenyal, bumbu yang lezat, dan kemasan yang praktis.
Kualitas produk yang dijaga dengan baik membantu Indomie Goreng mempertahankan basis
pelanggan yang setia. Mie Goreng Sedap perlu menunjukkan kualitas produk yang sebanding atau
bahkan lebih baik untuk mempengaruhi preferensi konsumen yang sudah terikat dengan Indomie
Goreng.

Meskipun Mie Goreng Sedap telah melakukan upaya untuk mengganggu posisi Indomie Goreng
sebagai market leader, keunggulan Indomie Goreng sebagai first entry memberikan keuntungan
dalam hal brand awareness, loyalitas pelanggan, inovasi produk, distribusi pasar yang luas, kualitas
produk yang konsisten, dan reputasi yang telah terbentuk. Mie Goreng Sedap harus menghadapi
tantangan yang signifikan untuk menggeser posisi Indomie Goreng sebagai market leader di pasar
mie goreng instan.
Sumber / Referensi : Simamora, Bilson. 2022. Pemasaran Strategik EKMA4475 Edisi 3. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka

https://www.marketing.co.id/duel-seru-mie-instan-si-seleraku-vs-si-sedap/

https://www.bilsonsimamora.com/strategi-pemasaran-untuk-berbagai-situasi/#:~:text=Saat
%20konsumen%20mulai%20ramai%2Dramai,masuklah%20pesaing%20(late%20entry).

Anda mungkin juga menyukai