Anda di halaman 1dari 11

Nama Anggota : Delya nabilla umairoh 192111034

Achmad alfian 192111043


Adam Cahya Pamungkas 192111045
M. Nabil Dhiyaul Ahbab N. 192111048
Widia puji astuti 192111049
Mata Kuliah : Kewirausahaan 1

a. Pepsodent

Pepsodent diluncurkan pada tahun 1957 dibawah naungan PT. Unilever Indonesia Tbk
sebagai salah satu unit produknya sehingga menjadikan Pepsodent sebagai produk pasta gigi
tertua di Indonesia. Pepsodent juga merupakan pasta gigi pertama di Indonesia yang
menggunakan florida sebagai bahan dasar pada tahun 1980-an dan salah satu pasta gigi di
Indonesia yang secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi secara benar
melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan gigi gratis.

Dewasa ini, faktanya Pepsodent telah menjadi market leader dan menguasai pangsa pasar
dalam negeri untuk produk pasta gigi, tidak terkecuali di Kota Jambi. Pepsodent menangkap
peluang untuk menyosialisasikan sekaligus memberi pengetahuan mengenai kesehatan gigi.
Banyaknya masyarakat Indonesia yang belum mengerti cara menyikat gigi dengan benar, juga
dijadikan alat bagi Pepsodent untuk memperkuat brand image mereka di mata masyarakat
Indonesia umumnya dan Kota Jambi khususnya. Kuatnya brand image Pepsodent diskala
nasional secara tidak langsung juga mempengaruhi permintaan konsumen di wilayah Jambi dan
sekitarnya.
Dalam hal segmentasi pasar, Pepsodent mencoba untuk merangkul semua usia. Untuk produk
anak-anak, Pepsodent mencoba menawarkan beberapa produk diantaranya: Kids, Gigi Susu
Strawberry, dan Gigi Susu Orange. Untuk dewasa antara lain: Complete 12, Complete Care,
Herbal, Sensitive, Whitening, White, Dan Pepsodent White Now. Untuk dewasa setiap jenis
produk memiliki fungsi yang berbeda-beda ini menunjukkan bahwa Pepsodent ingin memenuhi
kebutuhan konsumen di setiap masalah gigi yang berbeda-beda. Pepsodent juga dapat digunakan
untuk semua jenis kelamin. Pada tahun 2006, Pepsodent kembali meluncurkan varian lengkap
terbarunya, yaitu:
1. Pepsodent Complete 12, yang menawarkan manfaat yang lengkap dengan harga
terjangkau. Menawarkan manfaat yang lebih banyak kepada para konsumennya
sebagai bagian dari upayanya untuk mencapai misinya.
2. Pepsodent Sensitive, yang menawarkan bahan aktif yang menembus gigi untuk
membebaskan rasa sakit akibat syaraf yang sensitif di dalam gigi dan gusi.
3. Pepsodent Fighter Toothbrush.

Pepsodent juga mencoba memasarkan produknya di Kota Jambi melalui media elektronik
dan media cetak yang menarik. Pemasaran produk melalui media elektronik yaitu melalui media
televisi nasional yang sudah menjangkau Kota Jambi. Pepsodent juga memasarkan produknya
melalui media-media cetak seperti koran lokal maupun nasional yang ada di Kota Jambi.

Dengan semua inovasi baru ini, Pepsodent telah mencakup seluruh jangkauan perawatan
kesehatan mulut para konsumennya serta berusaha mengalahkan pesaing pesaingnya dalam hal
pemenuhan permintaan konsumen. Secara tidak langsung, Pepsodent mencoba untuk membuat
konsumen di Kota Jambi tetap meminati produknya, sehingga permintaan akan produknya tetap
tinggi.

Persaingan Pepsodent dan Ciptadent


Pepsodent dan Ciptadent adalah dua Brand Pasta gigi ternama di Indonesia, Persaingan antara
dua Brand Pasta gigi ini pun cukup ketat. Disini saya akan menganalisis kedua brand tersebut
dan akan menilai yang mana antara Brand tersebut yang lebih unggul.
Brand Pepsodent
Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di Indonesia, sejak awal
keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar kemanjuran dasar. Pepsodent adalah pasta
gigi pertama di Indonesia yang kembali meluncurkan pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an
dan satu-satunya pasta gigi di Indonesia yang secara aktif mendidik dan mempromosikan
kebiasaan menyikat gigi secara benar melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan gigi
gratis. Sejak itu Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar
hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap. Pada tahun 2006, Pepsodent telah meluncurkan dan
meluncurkan kembali varian lengkap Pepsodent Barunya
Brand Ciptadent
Ciptadent adalah pasta gigi dengan Hygie-Lite, Fluoride ganda, dan Kalsium, serta Vitamin E
memberikan perlindungan yang sempurna terhadap gigi Anda. Hygie-Lite menjadikan gigi extra
putih, extra bersih. Fluoride ganda melindungi bagian dalam email gigi dan bagian luar gusi serta
akar gigi. Kalsium menguatkan seluruh bagian gigi hingga ke akarnya. Mengandung vitamin E
memperlancar peredaran darah di gusi. Tersedia dalam berbagai kemasan: tube 35g, 80g, 130g,
dan 200g. Di samping mengembangkan produk content sebagai bagian Product Life Cycle
strategi, Ciptadent juga terus melakukan inovasi dalam kemasan, rasa, warna, bentuk, ukuran dan
merancang produknya sesuai dengan segmentasi pasarnyaorang dewasa dan anak-anak.

Salah satu strategi promosi Ciptadent adalah dengan memberikan beasiswa kepada pelajar.
Beasiswa ini ditujukan bagi mereka yang masih duduk di bangku SD dan juga SMP. Ciptadent
turut membantu anak bangsa yang kurang mampu untuk menelan pendidikan di bangku sekolah.
Kampanye beasiswa ini mengajak kita untuk menggunakan Ciptadent dan menyisihkannya untuk
beasiswa. Ciptadent baru-baru ini juga mengubah kemasannya menjadi lebih berkilau dan
terkesan mewah dari sebelumnya. Ciptadent pun mengusung konsep iklan dengan gaya popular.
Menggunakan seorang model cantik yang tampil sangat percaya diri dengan warna giginya yang
putih dan bersih.

b. Indomie
Indomie diproduksi oleh Indofood, pelopor mi instan di Indonesia dan merupakan salah satu
produsen mi instan terbesar di dunia. Indomie hadir dalam banyak ragam mulai dari rasa sup
klasik seperti Ayam, Sayur, dan Kari Ayam, hingga rasa Indomie Mi Goreng kami yang paling
populer. Tersedia di lebih dari 100 negara di seluruh dunia seperti Australia, Selandia Baru, AS,
Kanada, di seluruh Asia, Afrika, Eropa, dan negara-negara Timur Tengah. Dengan kapasitas
produksi 19 miliar bungkus per tahun, tak heran jika Indomie adalah flavor yang digemari dunia.
Mi instan pertama kali diperkenalkan dan dipasarkan pada tahun 1958 di Jepang. Karena
kepraktisan dan rasanya yang enak, mie instan diterima dengan baik dan disukai oleh orang
Jepang. Tak lama kemudian, popularitasnya menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
Mie instan merek Indomie pertama kali diluncurkan pada tahun 1971 dengan rasa Indomie
Chicken. Pada tahun 1982, Indomie meluncurkan Mi Goreng, varian mie kering pertama
(dikonsumsi tanpa kuah), terinspirasi dari sajian mie goreng tradisional Indonesia. Indomie Mi
Goreng dengan cepat menjadi sangat populer dan berhasil menembus pasar mie instan. Indomie
telah menjadi merek rumah tangga di Indonesia dan memegang mayoritas pangsa pasar di
Indonesia.

Kerja keras, ketekunan, dan inovasi menjadi faktor kunci yang membuat Indomie tumbuh subur
menjadi mi instan pilihan terbanyak di Indonesia (Kantar Worldpanel, 2018). Setelah lebih dari
empat dekade, Indomie masih memegang teguh nilai-nilai tersebut dan mempertahankan
reputasinya.

Pesaing secara langsung Indomie yaitu Mie sedap, Sarimi, Mie burung daara, dll. pesaing tidak
langsung Indomie adalah pop mie karena memiliki produk berbeda namun bisa menjadi
alternatif sebagai produk pengganti. Ketika konsumen tak menemukan indomie yang biasa
mereka gunakan, maka tidak menutup kemungkinan bila konsumen akan berpaling ke pop mie
sebagai alternatif pengganti produk yang kosong.

c. Apple
iPhone: Pasar Red Ocean?
“Ini bukan handphone biasa. Ini Smartphone!”

Saya tersenyum sendiri jika ingat betapa tinggi pembelaan konsumen fanatik iPhone terhadap
produknya, waktu saya kritik, mengapa ada fungsi dasar yang tidak dikuasainya.Ini terjadi pada
peluncuran awal iPhone generasi pertama.

Smart atau tidak, di mata kebanyakan orang, kategori produk ini masih jadi satu dengan sesama
handphone. Keinginan iPhone untuk menciptakan kategori baru pada saat meluncurkan iPhone,
menurut pendapat saya, tidak realistis. Pembandingnya masih tetap merek lain dengan fitur yang
kurang lebih sama.

Ini sangat berbeda dengan pada saat Apple meluncurkan iPod. Produk yang satu ini memang
sukses membentuk sebuah kategori produk baru yang perbedaannya dengan kategori produk
sebelumnya cukup signifikan. Keberadaan iPod sebagai device untuk pencinta musik dengan
gaya hidup mobile, langsung membuat definisi baru di industrinya.
iPod adalah contoh yang tepat untuk strategi blue ocean, di mana terjadi rekonstruksi nilai-nilai
yang dilakukan oleh brand pada industrinya, dan memberikan sebuah tawaran produk yang ber
beda dan breakthrough.

Fenomena blue ocean ini yang ingin diulang oleh iPhone. Namun, benarkah produk keluaran
Apple ini masuk ke dalam blue ocean? Ataukah hanya sebagai pemain baru di dalam peperangan
red ocean yang sudah terbentuk sebelumnya, di pasar handphone?

Apple dan AT&T Mobility berhasil menjual iPhone sebanyak 1 juta unit dalam waktu 74 hari
peluncurannya (Juni – pertengahan September 2007). Ini sebenarnya pencapaian yang lebih
tinggi dibandingkan dengan peluncuran iPod yang khusus untuk musik. Pada saat peluncuran
iPod, perlu waktu 2 tahun untuk menjual 1 juta unit produk ini. Memang, setelah itu, penjualan
iPod meroket, di akhir tahun 2007 saja sudah terjual lebih dari 100 juta unit.

Cita-cita Steve Job, CEO Apple memang lumayan muluk. Pada pidato peluncuran iPhone di
Macworld Expo Januari 2007, ia mengatakan bahwa iPhone bukanlah sekadar paduan antara
handphone dengan iPod. Job bermaksud me-reinvent telephone. Intinya redefinisi ulang kategori
mobile phone. Karena itu muncullah istilah ‘smartphone’.

Mengatakan bahwa produk baru yang bernama iPhone ini adalah smartphone dan bukan
handphone tentu tidak berarti terjadi kesepakatan dengan konsumennya. Tidak ada fitur-fitur
yang luar biasa breakthrough waktu iPhone ini meluncur, kecuali hype yang dibuat gegap
gempita oleh media dan sebagian brand ambassador Apple.

Kenyataan bahwa produk ini adalah adik dari iPod dan membawa serta segala glamour dan citra
baiknya – tidaklah cukup untuk menempatkannya di sebuah samudra biru yang baru, tanpa
pesaing. Hampir semua fitur yang ditawarkannya, telah tersedia di ponsel merek lain.

Sayangnya semua fitur yang ada di iPhone bisa diperoleh dari merek lain yang sudah lebih dulu
ada di pasar. Great news-nya apa? Untuk bisa meredefinisi sebuah kategori tidak cukup dengan
jaminan Apple brand saja.

Tetap saja, konsumen menunggu sebuah great news – fitur yang breakthrough.

Jika tidak, persaingan akan memasuki arena red ocean. Dan demikianlah halnya. Itu hasil
pengamatan saya terhadap iPhone.
iPhone di Indonesia

Memang terlalu awal untuk justifikasi berhasil tidaknya pemasaran iPhone di Indonesia, tetapi
tidak ada salahnya kita lakukan analisa dari apa yang telah dikerjakan oleh pemasarnya.

Masalah utamanya: Salah momentum. Pada saat hype yang terjadi di pasar global di mana di
negara-negara lain konsumen sudah menunggu-nunggu hadirnya produk baru iPhone ini, di
Indonesia malahan tidak tersedia.

Masalah kedua: Harga. Untuk masuk ke dalam pasar secara terlambat seperti yang dilakukan
oleh iPhone di Indonesia ini, pertanyaan saya sederhana: Apa sih berita baiknya? Apa sih yang
ditawarkannya yang tidak bisa dimiliki oleh brand alternatifnya? Rasanya semua fungsi utama
yang ditawarkan oleh iPhone sudah dimiliki oleh handphone merek lain sekelasnya.

Karena masuk dalam pasar red ocean, maka harga menjadi penting.

Kalaupun bukan yang utama, tetapi masuk dalam proses menimbangnimbang sebelum mengikat
dalam transaksi. iPhone tidak cukup hanya mengandalkan kebesaran brand Apple-nya saja.

Walaupun tidak secara eksplisit dikatakan dalam komunikasinya yang masih banyak
mengekspose fungsi-fungsi, di balik itu ada sebuah pesan yang menggambarkan bahwa memiliki
iPhone akan menjadikan seseorang menjadi “keren banget, cool, modern, gadget freak”.
Pokoknya produk ini di mata konsumennya diharapkan mencapai sebuah sasaran pesan ‘gw
banget deh!‘

Sayangnya, sasaran pencapaian emosional be nefit ini adakalanya masih dibarengi dengan
rational benefit. Terutama bila sasaran segmennya dibuat lebih luas. Bukan hanya yang melihat
brand Apple atau iPhone sebagai brand yang ‘oke banget’, tetapi juga menarik minat segmen-
segmen yang ingin ikut nimbrung di dalam komunitas iPhone ini.

Apa Itu Blue Ocean Strategy?

Blue ocean strategy adalah strategi bisnis yang diperkenalkan oleh Professor W. Chan Kim dan
Rénee Mauborgne melalui buku yang diterbitkan oleh Harvard Review Press. Buku yang
dimaksud berjudul “Blue Ocean Strategy, Expanded Edition: How to Create Uncontested Market
Space and Make the Competition Irrelevant”, dirilis pada tahun 2005 silam.
Di dalam buku tersebut, kedua profesor ini menyarankan perusahaan dan bisnis untuk mencari
cara agar bisa berjalan di pasar yang belum ada tandingannya, daripada harus berkompetisi
dengan perusahaan serupa. Menurut mereka, pasar yang sudah penuh dengan kompetisi serupa
disebut dengan istilah “red ocean”.

Hal ini dikarenakan kompetisi di pasar tersebut sangat tinggi, tidak memberikan ruang besar
untuk berkembang, dan seperti pertumpahan darah saja. Dengan menggunakan blue ocean
strategy, perusahaan diharapkan bisa menggunakan dana yang tidak terlalu besar untuk
menciptakan pasar baru beserta demand-nya. Untuk menggunakan strategi ini, tentu dibutuhkan
perubahan yang terkadang cukup drastis.

Meskipun begitu, di dalam bukunya mereka menyebutkan bahwa salah satu cara transisi
menggunakan blue ocean strategy adalah dengan menggunakan tiga komponen utama. Tiga
komponen tersebut adalah mindset, tools, dan juga human-ness. Intinya adalah dengan
mengubah mindset, kamu jadi bisa melihat kesempatan untuk berkembang secara berbeda.
Namun, perubahan tersebut tidak dapat berjalan dengan mulus jika tidak dibarengi dengan
penggunaan tools dan pengimplementasian human-ness dalam prosesnya. Setelah mengubah
mindset dari red ocean strategy menjadi blue ocean strategy,

Ketika berada di “red ocean”, kamu berkompetisi dengan perusahaan serupa. Istilahnya seperti
rebut-rebutan tempat saja. Sedangkan dengan blue ocean strategy, kamu menciptakan demand
baru karena sudah melewati langkah pencarian pain points yang mungkin belum pernah terlihat.
Supaya kamu lebih mengerti, Glints akan memberikan contoh penerapan blue ocean strategy
yang dilakukan oleh perusahaan besar. Dari dulu, media untuk mendengarkan lagu di mana pun
terus berkembang. Dimulai dari radio portable, Walkman dari Sony, dan pemutar kaset atau CD
lainnya.

Di tahun 2001, Apple muncul dengan gebrakan baru, yaitu iPod. Dari segi penggunaan, memang
kurang lebih sama yaitu untuk mendengarkan lagu. Meskipun begitu, Apple menyentuh pasar
baru dengan berfokus pada digitalisasi musik, memudahkan penggunanya untuk mendengarkan
lagu tanpa perlu membawa-bawa CD maupun kaset. Nah, itu adalah salah satu contoh
penggunaan blue ocean strategy yang berhasil dan cukup menginspirasi.
Apple membuat inovasi baru dan mencari tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh para non-
customer. Itu dia penjelasan mengenai blue ocean strategy secara mendalam. Dapat disimpulkan
bahwa blue ocean strategy adalah strategi yang cocok untuk digunakan terutama oleh bisnis
kecil. Hal ini tentu dikarenakan persaingan yang tidak ada dan lebih memiliki kesempatan untuk
berkembang. Lagi pula, cukup berisiko jika ingin menjalankan bisnis yang masih seumur
jagung, lalu langsung masuk ke pasar yang ganas. Lebih baik memilih “blue ocean” yang sepi,
luas, airnya tenang, dan juga luas. Lebih nyaman dan aman untuk berlayar.

Pesaing secara langsungnya ialah produsen seperti Samsung, dan android lainya.

Persaingan tidak langsung Di mana pasar dan target audience-nya baru saja bermanis-manis
dengan BlackBerry dan euphoria social media facebook, iPhone baru melenggang masuk. Di
mana produk lain sudah memberikan layar lebar, terobosan baru perangkat Internet mobile, layar
sentuh, peta GPS, games dan fitur-fitur canggih lainnya.

d. Facebook

Facebook, Inc. adalah sebuah layanan jejaring sosial berkantor pusat di Menlo Park,
California, Amerika Serikat yang diluncurkan pada bulan Februari 2004. Per September 2012,
Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, lebih dari separuhnya
menggunakan telepon genggam. Pengguna harus mendaftar sebelum dapat menggunakan situs
ini. Setelah itu, pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain
sebagai teman, dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka
memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna dengan
ketertarikan yang sama, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau
ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam daftar seperti "Rekan
Kerja" atau "Teman Dekat".

Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesama
mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz,
dan Chris Hughes. Keanggotaan situs web ini awalnya terbatas untuk mahasiswa Harvard saja,
kemudian diperluas ke perguruan lain di Boston, Ivy League, dan Universitas Stanford. Situs ini
secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa
sekolah menengah atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13 tahun. Meski
begitu, menurut survei Consumer Reports bulan Mei 2011, ada 7,5 juta anak di bawah usia 13
tahun yang memiliki akun Facebook dan 5 juta lainnya di bawah 10 tahun, sehingga melanggar
persyaratan layanan situs ini.

Facebook menuai banyak sorotan negatif karena dianggap sebagai platform manipulatif yang
berperan dalam penyebaran konten hoaks, teori konspirasi, provokasi kegiatan demonstrasi,
skandal sabotase data privasi hingga efek kecanduan yang bisa mengganggu psikologis para
pengguna dalam kehidupan nyata.

Pesaing secara langsung facebook yaitu tiktok, parler, discord, onlyfans

Pesaing secara tidak langsung yaitu google, google secara tidak langsung membuat aplikasi yang
ingin mengalahkan facebook Jejaring sosial Google+ , seperti halnya Facebook, memungkinkan
penggunanya berbagi foto, cerita dan komentar.
Bedanya, Google+ juga melengkapi diri dengan peta dan berbagai gambar yang tersimpan di
pusat data Google. Selain itu, Google+ mengklaim bertujuan membantu penggunanya untuk
dengan mudah mengelompokkan kontak dan teman-teman mereka dalam sistem grup.
Namun, sejumlah analis mengatakan Google hanya menampilkan kembali apa yang dimiliki
Facebook dan hanya menambah fasilitas viceo chat saja.
Google, yang digunakan dua dari tiga pencarian interner di Amerika Serikat, menderita sejumlah
pukulan dari Facebook dalam beberapa tahun terakhir ini.
Sejumlah upaya Google menyaingi jejaring ciptaan Mark Zuckerberg itu selalu gagal termasuk
Google Wave dan Google Buzz yang sangat tidak populer.

e. Aqua
AQUA adalah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi oleh AQUA
Group sejak tahun 1973. Selain di Indonesia, AQUA juga melayani penjualan produk di
Malaysia, Singapura dan Brunei. Sebagai pelopor AMDK di Indonesia, AQUA telah menjadi
merek generik di kalangan produk AMDK. Produk AQUA berasal dari sumber air pegunungan
di Indonesia yang pemilihannya melalui penelitian lebih dari 1 tahun. AQUA juga berfokus pada
upaya memelihara keberlanjutan sumber air dengan melindungi ekosistem dan menjaga
kemurnian kandungan mineralnya. Danone-AQUA atau AQUA Group merujuk pada tiga badan
hukum yang bergerak di bidang air minum dalam kemasan yaitu PT Tirta Investama, PT AQUA
Golden Mississipi, dan PT Tirta Sibayakindo. AQUA mengoperasikan 21 pabrik yang tersebar di
Jawa, Bali, Sumatra, dan Sulawesi. Seluruh operasi bisnis dan produksi AQUA dikoordinasikan
oleh kantor pusat yang terletak di Cyber 2 Tower, Jl. H. R. Rasuna Said No.13, RT.7/RW.2,
Kuningan, Jakarta Selatan 12950 Sejak tahun 1998, AQUA menjadi bagian dari kelompok usaha
asal Prancis, Grup Danone. Pesaing secara langsungnya ialah produsen air mineral siap minum
lain seperti Club, Le Mineral, merk air minum dengan pH lebih tinggi dll. Sedangkan pesaing
tidak langsungnya ialah produsen minum rasa-rasa, seperti kopi, susu, teh, bir dll.

f. Samsung Smartphone

Samsung smartphone termasuk dalam tipe pasar Red Ocean dikarenakan memiliki banyak
pesaing, pesaing yang lebih unggul yaitu Apple, untuk pesaing yang lain ada Oppo, Vivo, dsb.
Laporan lembaga riset Canalys pada kuartal IV-2020, menunjukkan pengiriman smartphone
Samsung di pasar Indonesia anjlok hingga 45%. Menjadikan raksasa Korea Selatan itu, tercecer
di peringkat kelima.

Penurunan kinerja Samsung sudah tercermin dalam kuartal sebelumnya. Pada kuartal III-2020,
Samsung hanya menggamit 15% pangsa pasar dan berada di peringkat keempat. Dalam periode
itu, pengiriman smartphone Samsung anjlok 34%. Alih-alih rebound, vendor yang berbasis di
Seoul itu, kembali turun peringkat. Di sisi lain, Canalys mencatat Vivo berhasil mendominasi
ponsel pintar Indonesia dari sisi pengiriman. Pangsa pasar Vivo mencapai 25%, peringkat kedua
ada Oppo dengan pangsa pasar 24%. Dengan market share yang berbeda tipis, tak pelak Vivo
dan Oppo merupakan dua “kuda pacu” yang terus bersaing ketat, memperebutkan posisi puncak
pasar smartphone Indonesia.

Peringkat selanjutnya secara berurutan adalah Xiaomi dengan pangsa pasar 15%, dan Realme
dengan pangsa pasar yang sama 15%. Sebelumnya pada kuartal ketiga 2020, Realme masih
berada di peringkat kelima.

Berada di posisi buncit pada Top 5 vendor smartphone di Indonesia adalah mantan penguasa
pasar selama 6,5 tahun di nusantara Samsung mencatat penurunan tajam sebanyak 45% dengan
pangsa pasar kini hanya 14% pada kuartal terakhir 2020.
Pesaing langsung dari Samsung smartphone yaitu Apple, Vivo, Oppo, dan Xiaomi. Sementara
pesaing tidak langsung dari brand Samsung yaitu vitur vitur dari tiap smartphone berbeda,
masing masing memiliki keunggulannya sendiri, Samsung tidak memiliki vitur seperti vitur”
yang ada di iphone seperti stiker yang bisa bergerak atau aplikasi di iphone terkadang tidak ada
di Samsung.

Anda mungkin juga menyukai