Anda di halaman 1dari 211

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi menjadi hal penting di dalam kehidupan manusia, karena

komunikasi merupakan sebuah bentuk interaksi dimana komunikasi merupakan

sebuah proses penyampaian pesan, dimana pesan yang disampaikan ini memiliki

tujuan tertentu di dalamnya. Dalam praktiknya, komunikasi yang baik bisa terjadi

apabila komunikan mengerti dan paham dengan pesan yang disampaikan oleh

komunikator. Seperti yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949) dalam

Hafied Cangara, hal 22-23 [1] menyatakan bahwa “Komunikasi adalah bentuk

interaksi manusia yang saling pengaruhi mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja

atau tidak disengaja.” Sedangkan menurut Everett M. Rogers dan D. Lawrence

Kincaid (1981) dalam Hafied Cangara menyatakan bahwa:

“Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih


membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,
yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.”
Hafied Cangara, hal 20 [2]

Dari pengertian komunikasi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

merupakan sebuah proses interaksi dimana di dalamnya memiliki pesan dan tujuan

tertentu. Komunikasi juga bisa digunakan pada kegiatan pemasaran, baik pemasaran

barang atau pemasaran jasa pada sebuah organisasi atau perusahaan tertentu. Pada

pemasaran, kegiatan komunikasi dilakukan untuk mengkomunikasikan informasi

tentang suatu barang atau jasa terentu kepada konsumen atau calon konsumennya,

sehingga timbullah istilah komunikasi pemasaran. Adapun pengertian dari

komunikasi pemasaran itu sendiri menurut Philip Kotler& Kevil L. Keller adalah:

1
“Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana
dimana perusahaan berusahan menginformasikan, membujuk dan
mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang
produk dan merek yang dijual.” Philip Kotler & Kevil L. Keller, hal 172 [3]

Komunikasi pemasaran memiliki berbagai jenis cara. Philip Kotler dan Kevin

L. Keller mengemukakan bahwa terdapat delapan cara komunikasi utama dari

bauran komunikasi pemasaran yaitu:

“Bauran komunikasi pemasaran terdapat delapan model utama


komunikasi diantaranya: periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat
dan publisitas, event and experience, pemasaran langsung, pemasaran
interaktif, word of mounth, dan penjualan pribadi.” Philip Kotler & Kevil L.
Keller, hal 497 [4]

Promosi merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan untuk

menginfomasikan produknya kepada masyarakat luas. Promosi juga digunakan

perusahaan untuk menginformasikan manfaat dari suatu produk atau jasa. Pemikiran

ini sejalan dengan penjelasan promosi yang dikemukakan oleh Philip Kotler dan

Gery Amstrong (2012) yaitu:

“promotion means activities that communicate the merits of the product


and persuade target customer tp buy it, yang artinya promosi merupakan
kegiatan yang mengkkomunikasikan manfaat dari sebuah produk dan
membujuk target konsumen untuk membeli produk tersebut.”Philip Kotler dan
Gery Amstrong, hal 76 [5]

Sedangkan penjelasan promosi menurut Agus Hermawan, hal 38 [6] adalah

sebagai berikut:“promosi adalah salah satu komponen prioritas dari kegiatan

pemasaran yang memberitahukan kepada konsumen bahwa perusahaan meluncurkan

produk baru yang menggoda konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian.”Dari

dua penjelasan promosi yang dipaparkan oleh para pakar diatas, maka dapat

diartikan bahwa promosi merupakan salah satu kegiatan komunikasi pada pemasaran

yang dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menginformasikan

produk atau jasanya kepada para calon konsumen atau konsumen. Kegiatan promosi

2
pada produk yang berupa jasa memiliki kesulitan-kesulitan tersendiri dikarenakan

karakteristik dari produk jasa itu sendiri. Menurut Bateson (2005) dalam Sangadji

dan Sopiah, hal 94-95 [7] mengemukakan bahwa jasa memiliki karakteristik sebagai

berikut:

a. Jasa tidak dapat disimpan dan pada umumnya dikonsumsi pada saat
dihasilkan.
b. Jasa bergantung pada waktu. Secara umum, pelanggan cenderung lebih
sering memanfaatkan jasa pada waktu tertentu.
c. Jasa bergantung pada tempat.
d. Konsumen selalu terlibat dalam proses produksi jasa karena konsumen
bagian integral dari proses tersebut.
e. Perubahan pada konsep kemanfaatan berarti perubahan proses produksi
yang terlihat taupun yang tidak.
f. Setiap orang dan apapun yang berhubungan dengan konsumen juga
mempunyai andil dalam pemberian pesanan.
g. Karyawan penghubung (contact employee) merupakan bagian dari
proses produksi jasa.
h. Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena
produksi jasa terjadi secara waktu nyata (real time), dan konsumen
terlibat pada proses produksinya.

Sedangkan pendapat lain tentang karakteristik jasa menurut Wahyuni Arriani,

dalam bukunya adalah sebagai berikut:

“karakteristik jasa adalah ketidak nampakan (intangibility) menyangkut


kesulitan disentuh, dilihat, dan dirasakan seperti dalam perusahaan
manufaktur, serta tidak dapat dicicipi sebelum jasa tersebut di beli. Jasa atau
pelayanan merupakan kegiatan, bukan obyek fisik.”Wahyuni Arriani, hal 22,
[8]

Dari penjabaran karakteristik jasa yang telah di jelaskan oleh para pakar di

atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi pada perusahaan jasa memerlukan

strategi tersendiri, karena mempromosikan produk yang berupa jasa itu lebih sulit

dibanding mempromosikan produk yang berupa barang, dimana jika dilihat dari

karakteristik jasa tersebut yang telah di jelaskan sebelumnyapelanggan dari produk

jasa cenderung lebih sering memanfaatkan jasa tersebut pada waktu tertentu dan

pelanggan juga terlibat pada proses jasa tersebut.

3
Ada beberapa alat promosi yang dapat digunakan oleh sebuah organisasi atau

perusahaan dalam mempromosikan produk atau jasanya yang sudah dijelaskan

sebelumnya di atas, salah satunya dengan menggunakan direct marketingatau

pemasaran langsung. Adapun penjelasan mengenai direct marketingitu sendiri

menurut Agus Hermawan adalah sebagai berikut:

“Pemasaran langsung adalah pendekatan pemasaran yang bersifat bebas


dalam menggunakan saluran distribusi dan atau komunikasi pemasaran, yang
memungkinkan perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam berhubungan
dengan konsumen. Tidak ada perantara dalam pemasaran langsung seperti
ketika perusahaan memasarkan produknya melalui distributor, pengecer atau
pedagang grosir. Maka “lansung” di sini berarti dilakukan secara langsung
antara perusahaan dengan konsumen.” Agus Hermawan, hal 183 [9]

Pendapat lain mengenai pemasaran langsung atau direct marketingjuga

dijelaskan olehDirect Marketing Association (DMA), menurut mereka pemasrang

langsung adalah:

“pemasaran langsung atau direct marketingadalah suatu sistem


interaktivitas pemasaran yang menggunakan satu atau lebih media pemasaran
yang menimbulkan efek respon yang terukur dan atau transaksi pada lokasi
manapun.” Agus Hermawan, hal 185 [10]

Kegiatan eksplorasi migas di Indonesia merupakan hal yang tidak banyak

diketahui oleh masyarakat umum. Masyarakat umumnya mengetahui bahwa

kegiatan eksplorasi migas hanya kegiatan untuk mengebor minyak saja pada hal

dibalik hal tersebut ada banyak proses baik proses pra-produksi, produksi maupun

pasca produksi. Slickline dan welltesting merupakan salah satu rangkaian kegiatan

produksi migas.

Slickline tujuanya adalah untuk mengelola dan merawat sumur minyak dan gas

bumi agar tetap berproduksi dengan baik. Pada kegiatan ini peralatan-peralatan yang

dipasang akan melakukan pembersihan dan mengambil atau menarik benda-benda

4
yang menghambat keluarnya minyak atau gas bumi pada sumur.Berikut adalah

gambaran singkat mengenai pekerjaan slickline unit.

Gambar 1.0

Slickline Unit

Sumber:duniamigas.wordpress.com

Sedangkan kegiatan welltesting unit bertujuan untuk menentukan kemampuan

suatu lapisan pada sumur minyak atau gas bumi untuk berproduksi menghasilkan

minyak atau gas. Berikut adalah gambaran singkatdari jasa welltesting unit:

5
Gambar 1.1

Welltesting Unit

Sumber:elnusa.co.id

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) merupakan perusahaan kontraktor swasta di

Indonesia yang bergerak di bidang jasa pengelolaan minyak, gas dan panas bumi

yang sudah berdiri di Indonesia selama 18 tahun. PT.BAMA BUMI SENTOSA

memiliki empat kantor dalam pengoprasianya yaitu di Surabaya, Jakarta Prabumulih

dan Balikpapan. Alamat kantor pusatnya berada di Surabaya yaitu di Jl. Perak Barat

6
No. 225, Surabaya Jawa Timur. Kantor cabang pertama berada di Jakarta tepatnya di

Jl. Dr. Saharjo No.123, Manggarai, Jakarta Selatan. Kantor cabang kedua yaitu di Jl.

A. Yani No. 3477 Rt.025/Rw.9 Lingkungan III Kelurahan Mangga Besar

Prabumulih dan kantor cabang yang terakhir di Jl. Syarifuddin Yoes Rt.03 No. 74

Kelurahan Sepinggan Baru Balikpapan. PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

menawarkan berbagai macam jenis jasa dalam pengelolahan minyak, gas dan panas

bumi kepada para perusahaan dalam negeri atau perusahaan asing yang telah

berinvestasi pada minyak, gas dan panas bumi di Indonesia. Adapun jasa yang

ditawarkan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) adalah sebagai berikut:

1. Surface service

Surface serviceadalah layanan jasa non-konstruksi meliputi survey seismik dan

non-seismik seperti pengujian sumur, pemboran di daratan, operasi sumur

pemboran, wireline logging, dll.

2. Sub-surface service

Sub-surface serviceadalah layanan jasa non-konstruksi meliputi fasilitas

produksi minyak dan gas, instalasi thermal, konstruksi perpipaan, pengelolaan

limbah pemboran dan produksi dll.

3. Field Service

Field service adalah layanan jasa konstruksi mulai dari pelaksana konstruksi

dan pengawas konstruksi seperti mempersiapkan situs pengeboran (drilling

site), jasa manajemen proyek, sipil (jalan raya, penyiapan dan pengupasan

lahan dan perawatannya.

7
Pada PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) kegiatan slickline unit dan welltesting

unit termasuk kedalam golongan jasa surface service. Dalam memasarkan atau

menjual jasa slickline unit dan welltesting unitPT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

menggunakan direct mail sebagai alat promosinyanamun, direct mailtersebut

dikirimkan pada saat ada perusahaan migas yang membuka tender atau kontrak

kerja, ini sesuai dengan teori karakteristik jasa yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Adapun pengertian dari surat langsung itu menurut Sandra Moriarty dalam bukunya

Advertising edisi ke delapan adalah sebagai berikut:

“Direct mailatau surat langsung adalah pesan advertisingproduk atau


jasa yang dikirim lewat surat. Ia dapat berupa surat sederhana satu halaman
atau paket tiga dimensi yang berisi surat, brosur, sampel, premium, dan kartu
pesanan dengan disertai amplop pengembalian.” Sandra Moriarty, hal 564 [11]

Tujuan singkat dari promosi adalah untuk membangun minat beli pada calon

konsumen. Minat beli (willingness to buy) itu sendiri menurut Monroe dan Grewal

(1991) dalam Ikanita Novirina Sulistyari, hal 19 [12] adalah “Minat beli merupakan

bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi.” Sedangkan Minat beli

(willingness to buy) itu sendiri menurut Kinnear dan Taylor (1995) dalam Ikanita

Novirina Sulistyari, hal 19 [13] adalah “minat beli adalah tahap kecendrungan

responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.”

Dari penjelasan menurut dua pakar diatas, minat beli merupakan sikap

konsumen untuk bertindak sebelum memustuskan untuk melakukan pembelian

kepada produk atau jasa.Agar dapat membangun minat beli dari calon konsumen.

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) menggunakan direct mailsebagai alat promosinya

dalam memasarkan atau menjual jasanya, berdasarkan hal tersebut, penulis

berkeinginan dan tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Direct Mail PT.

Bama Bumi Sentosa (BBS) dalammembangun minat beli jasaslickline unit dan

8
welltesting unitpada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih”. Berikut

ini dalah rumusan masalah dari penelitian diatas:

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, perumusan masalah

penelitian ini adalah: Bagaimana Direct maildi PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

DalamMembangun Minat Beli JasaSlick Line Unit Dan Well Testing UnitPada

Proyek KJP3 PT PERTAMINA EP Asset 2 Prabumulih?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menjelaskan penggunaan Direct Maildi PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS) DalamMembangun Minat Beli JasaSlick Line Unit Dan Well

Testing UnitPada Proyek KJP3 PT PERTAMINA EP Asset 2 Prabumulih. Adapun

tujuan penelitian ini terbagi dua yaitu :

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom) pada Institut Bisnis

Nusantara.

2. UntukmengaplikasikanIlmuKomunikasiyangsudahdidapatselama

perkuliahan secaralangsung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui dan meneliti mengenai penggunaan Direct Mail di PT.

Bama

Bumi Sentosa (BBS) DalamMembangun Minat Beli JasaSlick Line Unit Dan

Well Testing UnitPada Proyek KJP3 PT PERTAMINA EP Asset 2

Prabumulih.

9
2. Untuk mengetahui dan meneliti bagaimana bentuk dan praktik marketing

komunikasi pada perusahaan jasa kontraktor migas.

3. Untuk mejelaskan proses pemasaran di perusahaan kontraktor migas dan

proses marketing komunikasi pada perusahaan jasa kontraktor migas .

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dibagi menjadi dua yaitu :

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Agar menambah khasanah pengetahuan ilmu komunikasi khususnya tentang

direct mailpada perusahaan jasa kontraktor dalam membangun minat beli pada

calon konsumennya.

2. Agar menambah pengetahuan bagi penelitian dibidang komunikasi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Agar dapat membangun minat beli calon konsumen pada produk jasa dari

sebuah perusahaan melalui kegiatan promosinya melalui direct mail.

2. Agar dapat membangunminat beli pada produk jasa agar produk tersebut dapat

bersaing dengan kompetitor di pasarnasional maupun internasional.

3. Agar dapat mengetahui proses pemasaran dan penjualan jasa pada perusahaan

kontraktor khususnya di bidang migas.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penelitian ini, akan disajikan sebuah pembahasan dan

analisis dalam penelitian ini secara singkat. Adapun sistematika pembahasannya

adalah sebagai berikut :

10
BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang menjabarkan secara singkat tentang latar

belakang masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

serta sistematika dalam penulisan skripsi.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang konsep model dan teori yang akan dipakai dalam

penelitian yang diperoleh dari literatur-literatur ilmiah. Dalam bab ini akan

dijelaskan mengenai pengertian komunikasi pemasaran, promosi,direct

marketing,direct mail,minat beli serta kerangka pemikiran.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian, jenis data, dan metode yang dipakai untuk menganalisis data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian yang diperoleh dari fakta yang terjadi di

lapangan dan membahas mengenai penelitian yang diajukan dan kemudian dikaitkan

ke dalam sebuah teori-teori yang digunakan.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang hasil penelitian yang disusun berdasarkan rumusan masalah dan

pemecahan atas suatu masalah yang berupa kesimpulan. Dalam bab ini juga berisi

saran-saran dari penulis kepada perusahaan dengan harapan penulis dapat membantu

perusahaanuntuk memaksimalkan kinerja direct mailperusahaan dalam membangun

minat beli pada jasa yang di tawarkan perusahaankepada calon konsumen.

11
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam menyusun laporan skripsi dan menyusun analisis mengenai “Direct

mail di PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline

unit dan welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih”,

penulis membutuhkan beberapa tinjuan pustaka yang telah penulis rangkum dari

buku- buku komunikasi, buku marketing komunikasi serta buku- buku lainya yang

terkait dengan laporan skripsi ini.

2.1.1 Komunikasi

Salah satu teknologi yang mengalami perkembangan yang sangat pesat adalah

teknologi komunikasi, dimana komunikasi merupakan hal utama yang dilakukan

untuk menjalin atau membina hubungan baik dalam suatu kelompok / organisasi /

perusahaan atau individu.

“Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti sama.


Communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama
(make to common). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada
kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh
sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat
memahami satu dengan yang lainnya (communicating depends on our ability
to understand one another) dan kemampuan penyesuaian dengan pihak yang
diajak berkomunikasi.” Agus Hermawan, hal 4 [14]

Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan

organisasi. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.

Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa, sinyal, bicara, tulisan, gerakan

dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak

bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok

12
orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif

apabila pesan yang disampaikan dapat ditfsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

2.1.1.1 Proses Komunikasi

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa dijelaskan seperti

berikut: West, dkk, 2007 dalam Agus Hermawan, hal 6, [15]

a. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan


orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan
yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa
ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua belah pihak.

b. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau
saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya
berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, SMS atau media
lainnya.

c. Fungsi pengiriman (encoding) adalah proses untuk mengubah pesan


kedalam bentuk yang dioptimasi untuk keperluan penyampaian
pesan/data.

d. Media/saluran (channel) adalah alat yang menjadi penyampai pesan dari


komunikator ke komunikan.

e. Fungsi penerimaan (decoding) proses memahami simbol-simbol bahasa


(bahasa Pesan) yaitu simbol grafis atau huruf-huruf dengan cara
mengasosiasikannya atau menghubungkan simbol-simbol dengan bunyi-
bunyi bahasa beserta variasi-variasinya yang dilakukan penerima pesan
dari penyampai pesan.

f. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan


menerjemahkan isi pesan yang diterimanya kedalam bahasa yang
dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

g. Respons (response) merupakan rangsangan atau stimulus yang timbul


sebagai akibat dari perilaku komunikan setelah menerima pesan.

h. Komunikan memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas


pesan yang dikirimkan kepadanya, apakan dia mengerti atau memahami
pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

13
2.1.1.2 Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa

berlangsung dengan baik. Menurut Laswell dalam Agus Hermawan, hal 7, [16]

komponen-komponen komunikasi adalah:

a. Lingkungan Komunikasi
Lingkungan komunikasi (konteks) komunikasi setidak-tidaknya
memiliki tiga dimensi:

1) Fisik
Adalah ruangan dimana komunikasi berlangsung yang
bersifat nyata atau berwujud.

2) Sosial-psikologis
Meliputi, misalnya tata hubungan status diantara mereka
yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya
masyarakat dimana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau
konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan,
formalitas, serius atau senda gurau.

3) Temporal (waktu)
Mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah
dimana komunikasi berlangsung.

Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi masing-masing


memengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Sebagai contoh, terlambat
memenuhi janji dengan seseorang (dimensi temporal), dapat
mengakibatkan berubahnya suasana persahabatan-pernusuhan (dimensi
social-psikologis), yang kemudian dapat menyebabkan perubahan
kedekatan fisik dan pemilihan tempat makan untuk makan malam
(dimensi fisik).

b. Komunikator/Pengirim dan Penerima/Komunikan


Kita menggunakan istilah seumber-penerima sebagai satu kesatuan
yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat
dalam komunikasi adalah sumber (atau pembicara) sekaligus penerima
(atau pendengar). Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara,
menulis, memberikan isyarat tubuh. Anda menerima pesan dengan
mendegarkan, membaca, membaui dan sebagainya.

c. Pesan/Media
Merupakan isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain yang disampaikan melalui media/saluran dimana
pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam komunikasi antar pribadi
(tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran

14
nada/suara. Pesan komunikasi memiliki banyak bentuk. Kita
mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi
panca indra kita.

d. Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke
sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau orang lain.
Umpan balik ini dapat datang dalam berbagai bentuk: kerutan dahi atau
senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau
tamparan dipipi, semuanya adalah bentuk umpan balik.

e. Gangguan (Noise)
Merupakan gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan.
Gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber
dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem
komunikasi bila hal ini membuat pesan yang disampaikan berbeda
dengan pesan yang diterima. Gangguan ini dapat berupa ganggaun fisik
(ada orang lain berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada
dikepala kita), atau semantik (salah mengartikan makna).

f. Efek Komunikasi
Karena komunikasi selalu mempunyai efek atau pengaruh atas satu
atau lebih orang yang terlibat dalam tindakan komuikasi. Pada setiap
tindak komunikasi selalu ada konsekuensi.

g. Etika dan Kebebasan Memilih


Karena komunikasi mempunyai dampak, maka ada masalah etika
disini. Karena komunikasi mengandung konsekuensi, maka ada aspek
benar-salah dalam setiap tindak komunikasi.

2.1.1.3 Tujuan Komunikasi

Ada empat tujuan atau motif komunikasi yang perlu dikemukakan disini.

Menurut Arnold dan Bowers, Naisbit, 1984 dalam Agus Hermawan, hal 7, [17]

diantaranya sebagai berikut:

a. Menemukan
Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri
(personal discovery). Bila anda berkomunikasi dengan orang lain, anda
belajar mengenai diri sendiri selain selain juga tentang orang lain.
Dengan berbicara tentang diri kita sendiri kepada orang lain, kita
memperoleh umpan balik yang berharga mengenai perasaan, pemikiran,
dan perilaku kita.

15
b. Untuk Berhubungan
Salah satu motivasi kita yang paling kuat dalam berkomunikasi
adalah untuk berhubungan dengan orang lain (membina dan memelihara
hubungan dengan orang lain). Kita ingin merasa dicintai dan disukai,
dan kemudian kita juga ingin mencitai dan menyukai orang lain.

c. Untuk Meyakinkan
Dalam perjumpaan antar pribadi sehari-hari kita berusaha
mengubah sikap dan perilaku orang lain. Kita berusaha megajak mereka
untuk melaksanakan sesuatu, mencoba cara diet baru, membeli produk
tertentu, menonton film, membaca buku, mengambil mata kuliah tertentu
dan meyakini bahwa sesuatu itu salah atau benar, menyetujui atau
mengancam gagasan tertentu, dan sebagainya.

d. Untuk Bermain
Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk
bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan,
musik, dan film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula banyak
dari perilaku komunikasi kita dirancang untuk menghibur orang lain
(menceritakan lelucon, mengutarakan sesuatu yang baru, dan
mengaitkan cerita-cerita yang menarik).

2.1.1.4 Prinsip-Prinsip Komunikasi

Dalam pembahasan sebelumnya kita telah mendefinisikan komunikasi dan

juga telah menjelaskan beberapa komponen komunikasi. Selanjutnya kita akan

menggali sifat, hakikat atau karakteristik komunikasi dengan menyajikan prinsip-

prinsip komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut: Agus Hermawan, hal 12

[18]

a. Komunikasi Adalah Paket Isyarat


Perilaku komunikasi melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh atau
kombinasi dari keduanya, biasanya terjadi dalam “paket”. Biasanya,
perilaku verbal dan non verbal saling memperkuat dan mendukung.

b. Pesan Yang kontradiktif


Pesan yang kontradiktif juga dinamai “pesan berbaur” oleh
beberapa penulis. Ada juga yang mengatakan pesan-pesan tersebut
sebagai “diskordansi” (discordance): yauitu akibat dari keinginan untuk
mengkomunikasikan dua emosi atas perasaan yang bereda.

c. Komunikasi Adalah Proses Penyesuaian


Komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya
menggunakan sistem isyarat yang sama. Hal ini jelas terlihat pada orang-

16
orang yang menggunakan bahasa berbeda. Anda tidak bisa
berkomunikasi dengan orang lain jika sistem bahasa anda berbeda.
Sebagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasikan isyarat orang
lain, mengenali bagaimana isyarat-isyarat tersebut digunakan, dan
memahami apa artinya.

d. Komunikasi Mencakup Dimensi Isi dan Hubungan


Dalam setiap situasi komunikasi, dimensi isi mungkin tetap sama
tetapi aspek hubungannya dapat berbeda, atau aspek hubungannya tetap
sama sedangkan isinya yang berbeda.

e. Komunikasi Melibatkan Transaksi Simetris dan Komplementer


Hubungan dapat berbentuk simetris atau komplementer. Dalam
hubungan simetris dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya.
Perilaku satu orang tercermin pada perilaku yang lainnya. Dalam
hubungan komplementer kedua pihak mempunyai perilaku yang
berbeda. Perilaku salah seorang berfungsi sebagai stimulus perilaku
komplementer dari yang lain. Dalam hubungan komplementer perbedaan
diantara kedua pihak dimaksimalkan.

f. Rangkaian Komunikasi Dipunktuasi (Kontinu)


Peristiwa komunikasi merupakan transaksi yang kontinu. Tidak
ada awal dan akhir yang jelas. Sebagai pemeran atau sebagai pengamat
tindak komunikasi, kita membagi proses yang kontinu dan berputar ini
kedalam sebab dan akibat, atau kedalam stimulus dan tanggapan.
Artinya kitamensegmentasikan arus kontinu komunikasi ini kedalam
potongan-potongan yang lebih kecil. Setiap tindakan merangsang
tindakan yang lain. Masing-masing tindakan berfungsi sebagai stimulus
bagi yang lain.

g. Komunikasi Adalah Proses Transaksional


Komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan
bahwa komunikasi merupakan suatu proses, bahwa komponen-
komponennya saling terkait, dan bahwa komunikatornya beraksi dan
bereaksi sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan.

h. Komunikasi Adalah Proses


Komunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan. Walaupun
kita mungkin membicarakan komunikasi seakan-akan ini merupakan
suatu yang statis, yang diam, komunikasi tidak seperti itu. Segala hal
dalam komunikasi selalu berubah. Kita, orang yang kita ajak
berkomunikasi, dan lingkungan kita.

i. Komponen-komponen Komunikasi Saling Terkait


Dalam setiap proses transaksi, setiap komponen berkaitan secara
integral dengan setiap komponen yang lain. Komponen komunikasi
saling bergantung, tidak pernah independen: masing-masing berkaitan
dengan komponen yang lain.

17
j. Komunikator Bertindak Sebagai Satu Kesatuan
Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi beraksi dan bereaksi
sebagai satu kesatuan yang utuh. Akibat terpenting dalam karakteristik
ini adalah bahwa aksi dan reaksi kita dalam komunikasi ditentukan
bukan hanya oleh apa yang dikatakan, melainkan juga cara kita
menafsirkan apa yang dikatakan.

k. Komunikasi Tak Terhindarkan


Bila kita dalam situasi interaksi, kita tidak bisa tidak menaggapi
pesan dari orang lain. Misalnya, jika kita melihat orang lain melirik
kearah kita, kita pasti bereaksi dengan cara tertentu. Seandainnya kita
tidak bereaksi secara aktif pun merupakan reaksi, dan hal itu merupakan
komunikasi.

l. Komunikasi Bersifat Tak dapat Dibalik


Prinsip ini mempunyai beberapa implikasi penting bagi
komunikasi dalam segala macam bentuknya. Sebagai contoh, dalam
interaksi antar pribadi, khususnya dalam situasi konflik, kita perlu
berhati-hati untuk tidak mengucapkansesuatu yang mungkin nantinya
ingin tarik kembali. Dalam situasi komunikasi public atau komunikasi
massa, dimana pesan-pesan didengar oleh ratusan, ribuan, bahkan jutaan
orang, sangatlah penting bagi kita untuk menyadari bahwa komunikasi
kita bersifat tak dapat dibalik.

2.1.1.5 Model-Model Komunikasi

1. Model Komunikasi Linear

Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren

Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication.

Mereka medeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada

teknologi radio dan telepon serta ingin mengembangkan suatu model yang

dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati baerbagai media atau

saluran (channel). Peace dan kawan-kawan (2000) menyatakan:

“Hasilnya adalah konseptualisasi dan model komunikasi linear


(linear communication model). Pendekatan ini terdiri atas beberapa
elemen kunci: sumber (source), pesan (massage), dan penerima
(receiver). Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim
atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat
sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses komunikasi.” Agus
Hermawan, hal 19 [19]

18
2. Model Interaksional

Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun

1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para

komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari

pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses

melingkar ini menunjukan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Patut dicatat

bahwa:

“Model komunikasi interaksional ini menempatkan sumber dan


penerima pada kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi
model interaksional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan
terhadap suatu pesan.” Agus Hermawan, hal 19 [20]

3. Model Transaksional

Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlud pada tahun

1970. Model ini menggaris bawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang

berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Agus

Hermawan menyatakan:

“Komunikasi yang bersifat transaksional adalah proses kooperatif:


pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak
dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional bersaumsi
bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita
berurusan baik dengan elemen verbal dan non verbal. Dengan kata lain
peserta komunikasi (komunikator) melakukan proses negosiasi makna.”
dalam Agus Hermawan, hal 19 [21]

2.1.2 Komunikasi Pemasaran

Philip Kotler dan Kevin L. Keller dalam bukunya manajemen pemasaran edisi

ke 13 mendefinisikan tentang komunikasi pemasaran. Adapun pengertiannya adalah

sebagai berikut:

“Marketing communications are means by which firms attemps to


inform, persuade, and reminds consumers directly or indirectly about brands
they sell. yang artinya komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan

19
perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang
produk dan merek yang mereka jual” Philip Kotler dan Kevin L. Keller, hal
478 [22]

Sedangkan masih dengan pakar yang sama, Philip Kotler lebih jauh lagi

menjelaskan tentang marketing komunikasi, beliau menyatakan bahwa:

“Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana


dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan
memperingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang
produk dan merek yang dijual.” Menurut Philip Kotler, et.all, hal 172 [23]

Sejarah menunjukan bahwa Butler dari Universitas Chicago adalah orang

pertama yang mengadopsi konsepsi pemasaran dari riset-riset penjualan pada tahun

1906. Ia mengambil istilah tersebut dari kajian ilmu ekonomi dari pemikiran teoritis

Ricardo dan Adam Smith. Penggabungan dari kajian pemasaran (ilmu ekonomi) dan

komunikasi (ilmu komunikasi) menghasilkan kajian baru, yaitu komunikasi

pemasaran (marketing communication). Menurut Elvinaro Ardianto, hal 273, [24],

“Komunikasi Pemasaran (marketing communication) adalah aplikasi komunikasi

yang ditujukan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan”. Menurut

Philip Kotler, et.all, hal 172, [25] “Komunikasi pemasaran (marketing

communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan,

membujuk, dan memperingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung

tentang produk dan merek yang dijual”.

Menurut Nugroho J. Setiadi, saluran komunikasi pemasaran terdiri atas dua

jenis yaitu : Nugroho J. Setiadi, hal 249 [26]

1. Saluran komunikasi non personal


Saluran komunikasi non personal menyampaikan pesan tanpa melakukan
kontak atau interaksi pribadi, tetapi dilakukan melaui media, atmosfer dan
acara.

20
2. Saluran komunikasi personal
Saluran komunikasi personal mencangkup dua orang atau lebih yang
berkomunikasi secara langsung satu sama lain. Mereka dapat berkomunikasi
dengan bertatap muka, satu orang dengan banyak (audience) melalui telepon
atau surat.

2.1.3 Bauran Pemasaran (marketing mix)

Sebelum membahas mengenai bauran pemasaran (marketing mix) ada baiknya

kita juga membahas terlebih dahulu definisi atau pengertian dari pemasaran itu

sendiri. “Karena ilmu pemasaran pada dasarnya bukan lah ilmu-ilmu yang benar-

benar murni. Ilmu pemasaran ini mengadopsi berbagai ilmu yang sudah ada, mulai

dari ekonomi, psikologi, sosiologi, dan lain lain.” dalam Agus Hermawan, hal 27

[27]. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian

tumbuh menjadi keinginan manusia. Proses kebutuhan dari pemenuhan keinginan

manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Seseorang yang bekerja di bidang

pemasaran disebut pemasar/marketer. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan

dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

Adapun definisi dari pemasaran itu sendiri menurut American Marketing

Association dalam Philip Kotler dan Kevin L. Keller adalah:

“Pemasaran adalah suatu suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses


untuk menciptakan, mongkomunikasikan dan memberikan nilai kepada
pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan oraganisasi dan pemangku kepentingannya.” Philip Kotler
dan Kevin Keller, hal 5, [28]

Dalam pemasaran, terdapat suatu strategi yang disebut bauran pemasaran atau

marketing mix. bauran pemasaran memiliki tujuh komponen atau sering disebut 7P.

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong, hal 62, [29], Maka pengertian dari 7P,

yaitu :

21
1. Produk (Product)
Produk (product) adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan
dan pengembangan produk dan jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan
mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil
tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.

2. Harga (Price)
Harga (Price) adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan
menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa. Harus menentukan
strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan
berbagai variabel yang bersangkutan.

3. Distribusi (Place)
Distribusi (Place) yaitu memilih dan mengelola saluran perdagangan
yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani
pasar sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan
perniagaan produk secara fisik.

4. Promosi (Promotion)
Promosi (Promotion) adalah suatu unsur yang digunakan untuk
memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada
perusahaan yang melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun
publikasi.

5. Sasaran Fisik (Physical evidence)


Sasaran fisik (Physical evidence) merupakan hal nyata yang turut
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk
atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sasaran fisik antara
lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan
barang-barang lainnya.

6. Orang (People)
Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting
dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembelian.
Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen dan konsumen lain.
Semua sikap dan tindakan karyawan, cara berpakai karyawan dan penampilan
karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyapaian jasa.

7. Proses (Process)
Proses (process) adalah prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas
yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti
sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama
dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan
sistem penyerahan jasa sebagai bagan jasa itu sendiri”.

Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasaran, maka dapat

disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat

22
berpengaruh dalam penjualan karena elemen tersebut dapat mempengaruhi minat

konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

2.1.4 Promosi

Promosi sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang menyakinkan

calon konsumen tentang barang dan jasa, tujuan promosi ialah memperoleh

perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen. Promosi

merupakan bagian penting dari bauran pemasaran. Dalam rangka membangun

hubungan pelanggan yang baik, perusahaan harus merencanakan strategi komunikasi

pemasaran melalui promosi yang mampu meningkatkan nilai pelanggan.

Mengkomunikasikan nilai pelanggan merupakan strategi bauran pemasaran

keempat, setelah produk, harga, dan saluran distribusi.

Adapun perangkat variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan

perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran

adalah sebagai berikut : Zainal dan Muhibudin, hal 60, [30]

a. Promosi adalah berbagai usaha yang dilakukan penjual untuk


memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka
agar membeli serta mengingatkan kembali konsumen agar melakukan
pembelian ulang.

b. Promosi juga merupakan kegiatan untuk menyebarluaskan informasi


tentang barang atau jasa yang dijual dengan maksud mengubah pola
perilaku konsumen. Berbagai informasi yang diberikan kepada calon
pembeli sangat mempengaruhi keputusan mereka tentang pengalokasian
dana yang mereka miliki.

c. Promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen


pemasaran dan sering dikatakan sebagai “proses berlanjut”. Hal ini
dikarenakan promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya
dari perusahaan.

Secara singkat promosi ini berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan

seseorang untuk mendapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya,

23
berubah sikap, menyukai, yakin kemudian akhirnya membeli dan akan selalu ingat

akan produk tersebut.

Dalam promosi ini, juga terdapat kombinasi dari beberapa unsur yang dapat

mendukung jalannya sebuah promosi tersebut yang biasa disebut dengan bauran

promosi. Kegiatan promosi memiliki tujuan untuk mencari laba. Menurut Freddy

Rangkuti, hal 51-53 [31], “Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan harus

mendasar kepada tujuannya sebagai berikut:

a. Memodifikasi tingkah laku


Pasar merupakan tempat pertemuan orang-orang yang hendak
melakukan sesuatu pertukaran dimana orang-orangnya terdiri atas
berbagai macam tingkah laku yang satu sama lain saling
berbeda.demikian juga pendapat mereka mengenai barang dan jas,
selera, keinginan, motivasi, dan kesetiannya terhadap barang dan jasa
yang berbeda. Dengan demikian tujuan dari promosi ini adalah berusaha
untuk mengubah tingkah laku dan pendapat individu tersebut dari tidak
menerima suatu produk menjadi setia dengan produk. Penjual selalu
menciptakan kesan baik tentang dirinya atau mendorong pembelian
barang-barang dan jasa perusahaan.

b. Memberitahu
Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberitahukan informasi
kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan, mengenai
produk tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat pembeli
kegunaan, keistimewaan, dan lain sebagainya. Promosi ini bersifat
informasi yang pada umumnya lebih disukai dan dilakukan pada tahap-
tahap awal siklus kehidupan produk. Hal ini merupakan masalah penting
untuk meningkatkan permintaan primer sebab pada tahap ini sebagian
orang tidak akan tertarik untuk memilih dan membeli barang dan jasa
sebelum mereka mengetahui produk tersebut serta kegunaannya.
Promosi ini bersifat informasi dapat membantu konsumen dalam
mengambil keputusan untuk membeli.

c. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk atau persuasif ini pada umumnya
kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Tetapi, kenyataannya
sekarang ini banyak yang muncul justru adalah promosi tersebut.
Promosi seperti itu terutama untuk mendorong pembeli. Perusahaan
tidak indin memperoleh tanggapan secepatnya, tetapi lebih
mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan
agar promosi dapat memberi promosi dapat memberikan pengaruh dalm
jangka waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang

24
bersifat mebujuk ini akan menjadi dominan jika produksi yang
bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus
pertumbuhan produk tersebut.

d. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatka ini dilakukan terutama untuk
mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan dilakukan selama
tahap kedewasaan dalam siklus kehidupan pruduk. Ini berarti perusahaan
berusaha pemperhatikan untuk mempertahankan pembeli tidak hanya
sekali saja namun melakukan transaksi,, melainkan harus berlangsung
secara terus menerus.”

Konsep tujuan dari promosi adalah dimana para pembuat produk atau

penyedia jasa melakukan promosi untuk terus membuat produk atau jasa tersebut

dapat diketahui masyarakat luas dengan jangka waktu yang lama. Bukan sekedar

ingin mendapatkan konsumen dengan cepat, melainkan setiap perusahaan

menginginkan setiap produk atau jasa yang dihasilkan dapat dibeli oleh konsumen.

Dengan kata lain semua produsen produk atau para penyedia jasa membuat kegiatan

promosi dan bersaing dipasar.

2.1.5 Bauran Promosi (Promotion Mix)

Bauran komunikasi pemasaran (marketing communication) terdiri dari delapan

model komunikasi utama menurut Philip Kotler dan Kevin L. Keller, hal 498 [32]

yaitu:

a. Periklanan
Setiap bentuk presentasi nonpersonal berbayar promosi gagasan,
barang, atau jasa oleh sponsor di identifikasi melalui media cetak (Koran
atau majalah), media penyiaran (radio dan televisi), media jaringan
(telepon, kabel, satelit, wireless), media elektronik (rekaman suara,
rekaman video, CD-ROM, halaman web), dan media tampilan
(billboard, tanda-tanda, poster).

b. Promosi Penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau
pembelian produk atau jasa termasuk promosi konsumen (seperti
sampel, kupon, dan premi) promosi perdagangan (seperti iklan dan
display tunjangan), bisnis dan tenaga penjualan promosi (kontes untuk
tenaga penjualan).

25
c. Events dan experience perusahaan
Events dan experience perusahaan yang mensponsori program
yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau merek terkait
khusus dengan konsumen, termasuk olahraga, seni, hiburan, dank arena
sebaiknya acara lebih sedikit kegiatan formal.

d. Humas dan publisitas (Public Relations and Publicity)


Berbagai program diarahkan secara internal kepada karyawan dari
perusahaan atau eksternal kepada konsumen, perusahaan lain,
pemerintah, dan media untuk mempromosikan atau melindungi citra
perusahaan produk komunikasi individu.

e. Direct marketing
Penggunaan mail (surat), telepon, fax, e-mail, atau internet untuk
berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog
dari pelanggan tertentu dan prospek.

f. Interaktif marketing
Interaktif marketing online dan program yang dirancang untuk
melibatkan pelanggan atau prospek dan langsung atau tidak langsung
meningkatkan kesadaran, meningkatkan citra, atau menimbulkan
penjualan produk atau jasa.

g. Word Of Mouth
Dari orang ke orang, tertulis, atau komunikasi elektronik yang
berhubungan dengan manfaat atau pengalaman membeli atau
menggunakan produk atau jasa.

h. Personal Selling
Interaksi secara langsung dengan satu atau lebih calon pembeli
untuk tujuan membuat presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan
pesanan.

2.1.6 Direct Marketing

Fandy Tjiptono menyatakan bahwa “direct marketing adalah sistem pemasaran

yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk

menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.” Fandy

Tjiptono, hal 232 [33].

Sedangkan menurut Morrisan, pengertian dari direct marketing adalah: “upaya

perusahaan atau organisasi dari untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon

26
pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan atau reaksi

transaksi penjualan.” Morrisan, hal 22 [34]

2.1.6.1 Tujuan direct marketing

Sebelum menentukan strategi pada pemasaran langsung (direct marketing),

terlebih dahulu pemasar harus menjabarkan tujuan yang hendak akan dicapai.

pemasaran langsung (direct marketing) dapat digunakan untuk mencapai enam

tujuan dasar, yaitu: Sandra Moriarty, hal 550-551 [35]

a. Menyediakan informasi produk


pemasaran langsung (direct marketing) biasanya menyediakan
ruang untuk informasi detail tentang produk atau layanan. Brosur adalah
contohnya.

b. Menciptakan penjualan
Tujuan umum dari pemasaran langsung (direct marketing) adalah
menciptakan penjualan dengan meyakinkan kinsmen agar memesan
produk, membeli, atau melakukan langkah lain, seperti mengunjungi
daeler, mengembalikan kartu respon, atau mengunjungi web site.

c. Mempertahankan dan memperkuat relasi konsumen


Karena biayanya besar untuk mendapatkan konsumen baru,
perusahaan yang cerdas berusaha untuk mempertahankan pelanggannya
sekaligus memperkuat relasinya dengan mereka sehingga pelanggan itu
akan membeli lebih banyak dan memuji produk perusahaan di depan
orang lain.

d. Mengembangkan lead
1) Lead generation
pemasaran langsung (direct marketing) dapat digunakan
untuk mengidentifikasi mereka yang mungkin tertarik dengan
produk dan karenanya dapat menindaklanjuti dengan melakukan
panggilan telepon, penjualan personal, atau bentuk kontak lain
untuk mempengaruhi mereka agar mau membeli.

2) Prospecting
Prospecting yaitu adalah teknik menggali informasi di
database untuk mengidentifikasi para calon pembeli.

e. Menciptakan trafik
Seperti halnya penciptaan lead, beberapa upaya pemasaran
langsung (direct marketing) dimaksudkan untuk memotivasi pelanggan

27
agar mengunjungi toko, menghadiri acara, atau berinteraksi dengan
brand.

f. Tes penawaran
Karena pemasaran langsung (direct marketing) adalah proses
pemasaran yang tertutup yang dapat diukur, ia menjadi cara yang bagus
untuk mengetes aspek-aspek rencana pemasaran seperti harga, kemasan,
atau tawaran promosi. Setelah hasil tes diketahui, perusahaan dapat
memprediksi efek dari perubahan pemasaran dalam rencana
pemasarannya.

Pemasaran langsung (direct marketing) menspesifikasikan tujuan dasar ini

dengan merinci faktor-faktor seperti waktu, jumlah kenaikan, atau tawaran promosi.

Setelah hasil tes diketahui, perusahaan dapat memprediksi efek dari perubahan

pemasaran dalam rencana pemasarannya.

2.1.6.2 Manfaat direct marketing

Direct marketing atau pemasaran langsung memiliki manfaat yang beragam

dan berbeda-beda bagi pihak yang berbeda pula. Berikut adalah manfaat dari direct

marketing atau pemasaran langsung dilihat dari tiga pihak: Agus Hermawan, hal

186-187 [36]

1. Bagi konsumen produk eceran


a. Aktivitas belanja konsumen cukup.
b. Memberikan pilihan barang yang lebih banyak.
c. Dapat memesan barang untuk diri sendiri atau orang lain.

2. Bagi konsumen produk industri


a. Dapat mempelajari dengan seksama barang dan jasa yang tersedia tanpa
harus menghabiskan waktu untuk bertemu dengan wiraniaga.
b. Terjadi personalisasi dimana konsumen dapat menyesuaikan produk
sesuai dengan keinginannya.

3. Bagi penjual
a. Dapat membeli daftar alamat yang memuat nama.
b. Dapat mengkhususkan dan menyesuaikan pesan.
c. Pemasaran langsung dapat diatur agar dapat menjangkau calon pembeli.
d. Bahan informasi pemasaran langsung memiliki tingkat keterbacaan yang
tinggi karena.
e. Memungkinkan pengujian media dan pesan.
f. Membuat tawaran dan strategi yang sulit dilihat oleh pesaing.

28
g. Dapat mengukur tanggapan atas kampanye merekan untuk memutuskan.
h. Penjual dapat berkonsentrasi pada konsumen yang dilayaninya.

Direct marketing dapat memberikan manfaat banyak bagi pelanggan. Jika

digambarkan manfaat tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1

Manfaat direct marketing

Sumber: Agus Hermawan hal 20

Harga Murah
Tawaran bersifat Mendapatkan
ekslusif kenyamanan lebih
Manfaat Bagi
Pelanggan

Kepercayaan Pilihan Lebih Tawaran


Luas Khusus

2.1.6.3 Bentuk-bentuk direct marketing

Gambar 2.2

Bentuk-bentuk direct marketing

Sumber: Buku Advertising edisi ke-delapan. Sandra Moriarty, hal 547

Pemasaran
Langsung

Surat Katalog Tele Advertising Pemasaran


Langsung marketing Respon Media Baru
Langsung

1. Pos 1. Surat 1. Outbound 1. Siaran 1. Website


2. Non-pos 2. Online 2. Inbound 2. Cetak
3. Internet
4. Lain-lain.

29
Pada buku pengantar advertising edisi ke delapan karangan Sandra Moriarty,

Nancy Mitchell dan William Wells yang dialih bahasakan oleh Tri Wibowo BS

menyatakan bahwa “Pemasaran langsung (direct marketing) dapat menggunakan

lima alat utama untuk mencapai tujuannya. Yaitu direct mail, katalog, telemarketing,

advertising respons langsung dan e-marketing berbasis web.” Sandra Moriarty,

Nancy Mitchell dan William Wells, hal 563-577 [37]

1. Surat langsung (direct mail)


Berikut ini adalah penjelasan mengenai surat langsung (direct mail) yang
dijelaskan oleh Agus Hermawan dalam bukunya, penjelasanya adalah sebagai
berikut:

“Surat langsung (direct mail) secara tradisional benyak digunakan


sebagai media pemasaran langsung dan pemasaran langsung banyak
belajar dari surat langsung. Surat langsung telah digunakan telah
digunakan untuk menjal berbagai jenis barang dan jasa untuk konsumen
dan juga bisnis. surat langsung (direct mail) memberikan kentungan
dibandingkan dengan media lain. Keuntungan yang paling penting
mungkin adalah selektivitas dan personalisasinya. Hal ini berrti bahwa
pemasar tidak perlu menjangkau setiap orang. Paket surat langsung bisa
beragam ukuran dan besarnya, asalkan dibuat sefleksibel mungkin
sebagai media pemasarang langsung (direct marketing). Suatu kemasan
surat lanngsung standar mencakup; amplop, surat, brosur dan brosur
respons. Surat langsung (direct mail) merupakan media yang paling
efektif untuk mencapai konsumen perusahaan/bisnis yang memiliki
peluang penjualan terbesar dengan memaksimalkan keuntungan dari
daftar pelanggan bisnis. surat langsung (direct mail) merupakan media
yang paling efektif untuk mengumpulkan data base pelanggan bagi
perusahaan”. Agus Hermawan, hal 192-194 [38]

Sedangkan surat langsung (direct mail) menurut pendapat Sandra


Moriarty adalah:

“direct mail atau surat langsung adalah pesan advertising produk


atau jasa yang dikirim lewat surat. Ia dapat berupa surat sederhana satu
halaman atau paket tiga dimensi yang berisi surat, brosur, sampel,
premium, dan kartu pesanan dengan disertai amplop pengembalian.”
Sandra Moriarty, hal 564 [39]

30
a. Kelebihan dan kekurangan surat langsung (direct mail)

Berikut ini adalah table yang menjelaskan tentang kelebihan dan

kekurangan dari surat langsung (direct mail) yang dijelaskan oleh Sandra

Moriarty, hal 565 [40]

Tabel 2.1

Tabel kelebihan dan kekurangan dari surat langsung (direct mail)

Sumber: Buku Advertising Edisi ke-delapan. Sandra Moriarty, hal 564

No Kelebihan Deskripsi
1 Memberi tahu suatu cerita Medium ini menawarkan
berbagai macam-macam format
dan member ruang yang cukup
unruk memberitahukan berita
penjualan yang kompleks.
2 Menarik perhatian Karena direct mail tidak
mendapat banyak pesaing saat
sampai tujuan, ia dapat lebih
menarik perhatian pembaca.
3 Personalisasi pesan Karena menggunakan data base,
kini adalah mungkin untuk
mempersonalisasikan direct mail
ke sejumlah kelompok konsumen
dengan karakteristik tertentu,
seperti nama, penggunaan
produk, sejarah pembelian, dan
pendapatan.
4 Memicu tanggapan (feedback) Direct mail secara khusus
kondusif untuk riset pemasaran
dan dapat dimodifikasi sampai
desain pesannya sesuai dengan
kebutuhan audiensi sasaran.
5 Menjangkau audiensi yang -
belum terjangkau
No Kekurangan Deskripsi
1 Persepsi negative Kelemahan utama dari pemasaran
langsung (direct marketing)
adalah adanya pendapat luas
bahwa surat promosi ini adalah
sebentuk surat sampah.
2 Biaya pemasaran langsung (direct
marketing) menimbulkan biaya
perseribu yang lebih tinggi

31
ketimbang media massa. Biaya
yang tinggi ini berasal dari biaya
pengiriman lewat pos.
3 Mailing List Untuk mendapatkan tingkat
respon yang layak, kualitas
mailing list sangatlah penting. Ia
harus dijaga dan diperbarui terus-
menerus.
4 Tingkat respons Karena mailing list berubah-
ubah, dan sulitnya mencari data
yang relevan di database, maka
tingkat respon yang hanya
didapat hanya 2-3 persen. Namun
meski responya rendah, pemasara
masih tetap dapat menciptakan
uang.
5 Rawan pemasaran langsung (direct
marketing) rawan terganggu oleh
bencana alam dan sejenisnya.

b. Langkah-langkah promosi pada surat langsung (direct mail)


Sandra Moriarty menjelaskan langkah-langkah yang dapat
membantu memperkuat promosi pada surat langsung (direct mail),
berikut adalah langkah-langkahnya: Sandra Moriarty, hal 566 [41]

1) Membuat surat langsung (direct mail) yang efektif.


2) Tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan
desain amplop yang menarik.
3) Ciptakan kebutuhan akan produk/jasa, tunjukan seperti apa
bentuknya, dan juga cara penggunaanya.
4) Jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli.
5) Tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan
bahwa perusahaan punya reputasi baik.
6) Beri penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus
menghubungi dan bagaimana cara membayar.
7) Gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat.

Dean Rick seorang copywriter, desainer dan konsultan direct mail


yang terkenal dalam Sandra Moriarty menjelaskan petunjuk-petunjuk
untuk menulis surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya: Sandra Moriarty, hal 566 [42]

1) Atensi.
Untuk menarik perhatian atau menimbulkan rasa ingin
tahu calon pelanggan, gunakan gambar dan headline yang
menunjukan manfaat dari produk atau jasa.

32
2) Personalisasi.
Gunakan pesan dan salam hormat yang personal. Jika
nama penerima tidak diketahui, ucapan salam setidaknya
mempersonalisasikan topik.

3) Lead in. Awali surat dengan pernyataan singkat tetapi


mengejutkan.

4) Tawaran. Berikan penawaran kepada calon pelanggan/


pelanggan potensial sejak awal surat.

5) Surat. Gunakan testimonial atau bukti yang menjelaskan


manfaat dari produk/ jasa bagi konsumen.

6) Penutup. Akhiri dengan mengulang tawaran dan member


insentif atau jaminan untuk melakukan sesuatu.

2. Pemasaran katalog
“Pemasaran melaui katalog (catalog marketing) adalah bentuk
pemasaran langsung dimana perusahaan mengirimkan satu atau lebih katalog
kepada konsumen atau calon konsumen katalognya biasa berisi seluruh item
barang atau barang khusus atau business catalog kadang kadang berupa CD
dan video”. Buchari Alma, hal 80 [43] sedangkan menurut pendapat Sandra
Moriarty adalah: “Katalog adalah publikasi pemasaran langsung (direct
marketing) multi halaman yang memperlihatkan berbagai macam barang
dagangan (merchandise).” Sandra Moriarty, hal 567 [44]

3. Telemarketing

Pemasaran berbasis telepon dapat berupa inbound telemarketing dan

outbound telemarketing. Agus Hermawan, hal 194-196 [45]

a. inbound telemarketing
dikenal sebagai pelayanan jarak jauh dan biasanya
melibatkan pesanan dan merespon permintaan informasi dari
produk atau jasa.

b. outbound telemarketing
digunakan sebagai penjualan satu langkah (one step selling),
tindak lanjut dan penjualan, memperbesar penjualan dan membuat
pelanggan menjadi aktif.

Telemarketing memiliki keunggulan menjadi media yang personal dan

interaktif. Sebagai media komunikasi dua arah, telemarketing merupakan alat

perusahaan yang mampu mendengarkan pelanggan.

33
Wiraniaga atau perusahaan yang menggunakan telepon biasanya bekerja

berdasarkan data yang memungkinkannya untuk menindaklanjuti penjualan

maupun menawarkan pilihan produk lain yang menjadikan data tersebut cukup

fleksibel untuk meningkatkan penjualan. Sisi lemah dari telemarketing adalah

biayanya yang lebih mahal dibandingkan dengan surat langsung (direct mail).

Telemarketing juga tidak memiliki respon yang permanen sehingga konsumen

yang berkeinginan membeli produk atau jasa bisa menjadi kecewa. Selain itu

kelemahan telemarketing lebih banyak menyentuh masalah privasi yang dapat

terjadi ketika pemasar menghubungi calon pelanggan, hal ini banyak

menimbulkan tuntutan hokum sehingga pemerintah menerapkan aturan ketat

terhadap telemarketing.

Desain telemarketing. Menurut Sandra Moriarty, “poin penting


yang harus diingat tentang telemarketing adalah pesannya yang harus
cukup sederhana untuk disampaikan lewat telepon. Kebanyakan orang
tidak ingin menerima telepon lebih dari 2-3 menit.” Sandra Moriarty, hal
571 [46]

4. Advertising respons langsung

a. Media cetak
“Dalam buku MaxiMarketing¸ pakar pemasaran langsung Stan
Rapp dan Tom Collins membahas tugas ganda advertising yang
mengombinasikan pesan penguat brand dan dengan kampanye respon
langsung dengan menggunakan premium, sampel, atau kupon.” Sandra
Moriarty, hal 573 [47]

b. Media siaran
“Televisi adalah medium yang cocok untuk pemasaran langsung
(direct marketing) yang beriklan untuk produk yang ditujukan untuk
audiensi umum. Iklan respon langsung di radio atau televisi dapat
memuat informasi yang dibutuhkan.” Sandra Moriarty, hal 573-574 [48]

5. Pemasaran teknologi digital baru

Menururt Sanjaya dan Tarigan, pengertian digital marketing adalah

sebagai berikut:

34
“kegiatan marketing termasuk branding yang menggunakan
berbagai media berbasis web seperti blog, website, e-mail, adwords,
ataupun jejaring sosial. Digital marketing adalah praktek pemasaran
yang menggunakan saluran distribusi digital untuk mencapai konsumen
dengan cara yang relevan, personal, dan cost effective.” Sanjaya dan
Tarigan, hal 47 [49]

Sedangkan menurut Agus Hermawan, pemasaran teknologi digital


baru atau bisa disebut internet marketing adalah “pemasaran yang
menggunakan teknologi internet sebagai saluran penyampaian isi pesan
kepada banyak orang secara bersamaan dan seketika dalam kurun waktu
tertentu. Manfaat dari pemasaran internet adalah biayanya yang relatif
murah dan muatan informasi yang besar.” Agus Hermawan, hal 228 [50]

2.1.7 Minat Beli

Minat beli timbul setelah menerima stimulasi dari sesuatu yang ia lihat.

Menurut buku pemasaran, Solihin Ismail dalam bukunya menjelaskan bahwa “minat

beli adalah ketertarikan seorang konsumen terhadap suatu produk.” Solohin Ismail,

hal 92 [51] Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk mendefinisikan minat beli

sebagai berikut:

Minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan sebuah


pembelian terhadap suatu produk atau jasa, melakukan perencanaan,
mengambil tidakan, merekomendasikan, memilih dan akhirnya mengambil
keputusan untuk melakukan sebuah pembelian. Adapun indikator-indikator
dari minat beli konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk, hal 470-
472 [52] adalah sebagai berikut:

1. Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk.


Konsumen yang teransang kebutuhannya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Menurut Philip Kotler dan Kevin
L. Keller pencarian informasi dibagi menjadi dua level ransangan.

a. Pertama, pencarian informasi yang lebih ringan (penguatan


perhatian). Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap
informasi produk.
b. Kedua, level aktif mencari informasi dengan mencari bahan
bacaan, bertanya pada teman, atau mengunjungi toko untuk
mempelajari produk tertentu.

2. Mempertimbangkan untuk membeli.


Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek-
merek yang besaing serta fitur merek tersebut. Melakukan evaluasi

35
terhadap pilihan-pilihan dari mulai mempertimbangkan untuk membeli
produk.

3. Tertarik untuk mencoba.


Setelah konsumen berusaha memenuhi kebutuhan yang
diinginkannya, mempelajari merek-merek yang bersaing serta fitur-fitur
merek tersebut, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi
produk dan melakukan evaluasi terhadap produk-produk tersebut.
Evaluasi ini dianggap sebagai proses yang berorientasi kognitif.
Maksudnya adalah konsumen dianggap menilai suatu produk secara
sangat sadar dan rasional hingga mengakibatkan ketertarikan untuk
mencoba.

4. Ingin mengetahui produk.


Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu produk,
konsumen akan memiliki keinginan untuk mengetahui produk.
Konsumen akan memandang produk sebagai sekumpulan atribut yang
berbeda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan.

5. Jadi ingin memiliki produk.


Para konsumen akan memberikan perhatian besar pda atribut yang
memberikan manfaat yang dicarinya. Dan akhirnya akan mengambil
sikap (keputusan, preferensi) terhadap produk melalui evaluasi atribut
dan membentuk niat untuk membeli atau memiliki produk yang disukai.

2.1.8 Jasa

Jasa memiliki banyak arti, mulai dari pelayanan personal (personal service)

sampai jasa sebagai suatu produk. Banyak pakar pemasaran telah memberikan

definisi tentang jasa. Diantaranya:

“Menurut Philip Kotler (2005) dalam Mamang Sangadji dan Sopiah,


mendefinisikan jasa sebagai setiap tidakan atau kinerja yang dapat ditawarkan
satu pihak kepada pihak yang lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu.” Etta Mamang Sangadji dan
Sopiah, hal 93 [53]

“Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah,
hal 93 [54] mengemukan bahwa pada dasarnya jasa adalah seluruh aktivitas
ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan
diproduksi pada saat yang bersamaan, memberikan nilai tambah, dan secara
prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.”

36
2.1.8.1 Klasifikasi Jasa

Lovelock (2007) dalam Mamang Sangadji dan Sopiah, hal 95-97 [55]

mengklasifikasikan jasa berdasarkan tujuh kriteria, yaitu:

1. Segmen pasar
Berdasarkan segmen pasarnya, jasa dapat di bedakan menjadi jasa
kepada konsumen akhir (misalnya seperti taksi, asuransi jiwa, dan pendidikan)
dan jasa bagi konsumen organisasi (misalnya seperti biro periklanan, jasa
akuntansi dan perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen).

2. Tingkat keberwujudan
Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik dengan
konsumen. Berdasarkan kriteria ini, jasa dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:

a. Jasa barang sewa


Dalam jenis ini konsumen menyewa dan menggunakan produk
tertentu berdasarkan tarif yang disepakati selama jangka waktu tertentu.

b. Jasa barang milik


Pada tipe ini produk-produk yang dimiliki konsumen direparasi,
dikembangkan, dan dipelihara atau dirawat oleh perusahaan jasa
tersebut.

c. Jasa nonbarang
Karakteristik khusus pada jenis ini adalah bahwa jasa personal
yang ditawarkan kepada para pelanggan itu tidak berwujud (intangible).

3. Keterampilan penyedia jasa


Berdasrkan tingkat keterampilan penyedia jasa, terdapat dua tipe pokok
jasa, yaitu jasa professional (seperti konsultasi hukum, konsultasi perpajakan,
konsultasi system informasi, pelayanan dan perawatan kesehatan, dan jasa
arsitektur) dan jasa nonprofessional (seperti jasa sopir taksi, tukang parkir,
pengantar surat, dan penjaga malam).

4. Tujuan organisasi jasa


Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat diklasifikasikan menjadi jasa
komersial (commercial service) atau jasa laba (profit service), misalnya
penerbangan, bank, penyewaan mobil, bioskop dan hotel. Dan jasa nirlaba
(nonprofit service), misalnya sekolah, yayasan dana bantuan, panti asuhan,
perpustakaan umum dan museum.

5. Regulasi
Dari aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi jasa teregulasi (regulated
service), misalnya jasa pialang, jasa angkutan umum, dan perbankan. Jasa

37
nonregulasi (nonregulated service), misalnya makelar, jas boga, indekos dan
asrama, serta pengecatan rumah.

6. Tingkat intensitas karyawan


Berdasarkan tingkat intensitas karyawan, jasa dapat dikelompokan
menjadi dua macam, yaitu jasa berbasis peralatan (equipment based service)
seperti cuci mobil, mesin ATM dan otomat pengecer (vending machines). Jasa
berbasis manusia (people based service) seperti, pelatih sepak bola, satpam dll.

7. Tingkat kontak penyedia jasa


Berdasarkan tingkat kontaknya, secara umum jasa dapat dibagi menjadi
jasa kontak tinggi (high contact service) seperti, dokter, juru rias, dan
pegadaian. dan jasa kontak rendah (low contact service) seperti, bioskop dan
jasa pelayanan pos.

2.1.8.2 Karakteristik Jasa

Philip Kotler (2005) dalam dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, hal 94

[56] mengemukakan bahwa jasa memiliki empat karakteristik yang membedakanya

dengan barang, yaitu:

a. Tidak berwujud (intangibility)


Jasa berbeda dengan barang karena jasa tidak dapat terlihat, dirasa,
diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu sendiri dibeli. Dengan
kata lain, konsumen tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum mereka
menikmatinya sendiri. Oleh karena itu, untuk mengurangi ketidak
pastian, konsumen akan mencari tanda atau bukti dari kualitas jasa
tersebut.

b. Tidak terpisahkan (inseparability)


Biasanya barang diproduksi, disimpan dalam persediaan,
didistribusikan, dijual, baru kemudian dikonsumsi. Sementara jasa
biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan
pelanggan merupakan cirri khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya
mempengaruhi hasil (out come) dari jasa tersebut.

c. Bervariasi (variability)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan keluaran nonbaku
(nonstandardized output), artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan
jenis, tergantung pada siapa, kapan , dan dimana jasa tersebu dihasilkan.

d. Tidak tahan lama (perishability)


Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan. Bateson (2005) mengemukakan karakteristik jasa sebagai
berikut:

38
1. jasa tidak dapat disimpan dan pada umumnya dikonsumsi pada
saat
dihasilkan.
2. Jasa bergantung pada waktu. Secara umum, pelanggan cendrung
lebih sering memanfaatkan jasa pada waktu tertentu.
3. Jasa bergantung pada tempat.
4. Konsumen selalu terlibat dalam produksi jasa karena konsumen
merupakan bagian integral dari proses tersebut.
5. Perubahan pada konsep kemanfaatan berarti perubahan proses
produksi yang terlihat ataupun yang tidak.
6. Setiap orang dan apapun yang berhubungan dengan konsumen
juga
mempunyai andil dalam pemberian pesanan.
7. Karyawan penghubung merupakan bagian dari proses produksi
jasa.
8. Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat poses produksi
karena produksi jasa terjadi secara waktu nyata (real time), dan
konsumen terlibat pada proses produksinya.

2.1.9. Perusahaan Minyak dan Gas (migas)

Adapun di bawah ini merupakan jenis-jenis perusahaan migas yang ada di

indonesia, menurut Bayu Wisnu Sasongko yang dikutip dari website:

http://imso.or.id/2014/04/jenis-jenisperusahaan-migas/ diakses pada tanggal 4 Mei

2018 [57].

1. Oil company (PSC) / Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)


Yaitu perusahaan yang memiliki production sharing contract (PSC)
dengan pemerintah, perusahaan jenis ini memiliki hak pengelolaan, explorasi
dan exploitasi minyak dan gas suatu blok minyak di wilayah Indonesia dan
memproduksi minyak mentah/gas tersebut menjadi bahan bakar, pelumas,
LPG dll. Contoh peusahaan seperti Shell, Chevron, Total E&P, Exxon dan
masih banyak lagi.

2. Exploration company
Exploration company melakukan kegiatan penyelidikan atas suatu
kawasan yang diperkirakan memiliki kandungan minyak dengan melakukan
berbagai metode survey geologi & geofisika (seismic, resistivity, gravity,
magnetic, magnetotellu rik) untuk memetakan struktur permukaan bawah
bumi dalam upaya lebih memastikan adanya cadangan minyak dan gas di
bawah permukaan. Contoh perusahaannya: Petroleum Geo Service (PGS),
Western Geco, Furgo Seismic dll.

39
3. Drilling company
Setelah tahap survey (explorasi) memastikan terdapat kandungan minyak
di area tersebut, perusahaan jenis drilling company akan melakukan
pengeboran (drilling) untuk mengeluarkan kandungan minyak tersebut ke atas
permukaan bumi. Contoh : TRANSOCEAN (DEEPWATER), CCG Veritas,
Apexindo, dsb
.
4. Oil Service Company
Perusahaan ini bekerja bersama Drilling Company saat pengeboran
berlangsung dan memberikan layanan Cementing, Mud Logging, Directional
Drilling, Contoh : SCHLUMBERGER, HALIBURTON, BAKER HUGHES,
GEOSERVICES, ELNUSA WELL SERVICES, BJ Services, MI-Swaco.

5. Survey Company
Perusahaan ini bekerja bersama Drilling Company saat pengeboran
berlangsung dan memberikan layanan Seismic Survey, Rig Move, Laying
Pipeline, Hydrography Survey, Positioning, Platform Installation Contoh :
Fugro, Seascape, Elnusa Geoscience, Pageo, Bintang Subsea, Alam jaya
Makmur Sejahtera, Mahakarya Geo Survey, UTEC Survey, Seascape,
Geotindo.

6. Engineering (only) Company


Setelah sebuah ladang minyak dinyatakan siap untuk di exploitasi, maka
Oil Company (PSC) akan meminta Engineering Company untuk mendesain
fasilitas pengambilan minyak dan proses produksi minyak / gas (misal Jacket
Platform dari kawasan tersebut). Contoh: AMEC, Singgar Mulia,
WOODGROUP, KBR.

7. Procurement & Construction (only) Company


Perusahaan ini memiliki kegiatan utama pada Procurement &
Construction, kegiatan engineering yang ada dalam perusahaan ini biasanya
hanya untuk membackup analysis dalam phase Construction seperti desain
rangka pengangkat (spreader bar), perkuatan kapal pembawa dll. Misal :
Gunanusa, Thiess, Kalirayasari, Meindo.

Catatan : Sehubungan bentuk kontrak kerja proyek Oil & Gas berupa
paket (EPC) Engineering Procurement & Construction (maksudnya ruang
lingkup pekerjaan mulai dari desain, pengadaan peralatan dan pembangunan
dalam satu kontrak) , perusahan Engineering (E) sering bermitra (join venture)
dengan perusahaan PC/EPC untuk melaksanakan paket proyek EPC tersebut.
Dalam banyak proyek, tidak tertutup kemungkinan bagian Procurement
dilaksanakan oleh perusahaan perusahaan Engineering.

8. Engineering, Procurement & Construction Company


Perusahaan ini dikenal sebagai perusahaan EPC karena memiliki divisi
yang lengkap dari mulai Engineering, Procurement hingga Construction.
Terkadang perusahaan ini juga merangkap sebagai Installator yang memasang

40
Jacket Platform ini di tengah laut. Contoh : MC Dermott, Saipem, NISCONI,
Technip, IKPT, JGC

9. Installation Company
Perusahaan ini memberikan layanan untuk membawa konstruksi Jacket
Platform tersebut dengan kapal pembawa (barge) yang mereka miliki/sewa
dan memasangnya di tengah laut. Contoh : DMB, Merlasakti, Meindo.

10. Inspection and Diving Company


Perusahaan ini memberikan layanan pemeriksaaan beberapa jenis
pekerjaan kontraktor yang mengharuskan diadakan pengujian oleh pihak
ketiga, misal pengelasan, prosedur pemasangan Jacket Platform di laut,
offshore diving, dll. Contoh : Noble Denton, Indospec, Biro Klasifikasi
Indonesia, Patra Dinamika, Advanced Offshore, Franklin Offhore Indonesia.

11. Equipment Vendoor Company


Perusahaan ini menyuplai mesin & peralatan instrumen, electrical dll
kepada perusahaan EPC yang memiliki kewenangan untuk memilih
mesin/peralatan sesuai dengan spesifikasi yang diminta pada phase desain,
atau mensuplai Oil Company (PSC) saat fasilitas Oil & Gas tersebut telah
beroperasi. Contoh : BINDER (supplier pipe support), Siemen, Sempec
Indonesia, GE Electric, Astragraphia, Hardaya perkasa Supplier Company dan
lain-lain.

Banyak perusahaan yang memberikan jasa layanan lain untuk menunjang

kegiatan oil gas, misalnya jasa penyewaan helikopter hingga perusahaan penyedia

catering bagi karyawan Oil & Gas yang bekerja di tengah laut. Contoh : Indocater

(Catering), Pangansari Utama (Catering), IAT (Indonesian Air Trasnport), Q-Bic

(Mineral Water).

2.1.10 Analisis Matriks

Hubungan-hubungan di antara kategori-kategori dari data kita sering menjadi

rumit atau kompleks. Untuk mengatasi hal itu, peneliti menggunakan diagram

berupa matriks dan diagram. Matriks itu digunakan untuk membuat perbandingan di

antara kasus-kasus, dan peta digunakan untuk menyajikan bentuk, lingkup, konsep-

konsep dan hubungan dalam analisis. Menurut Lexy J Moleong, hal 294, [58],

menyatakan bahwa:

41
“Jika menggunakan peta, kita dapat juga memberikan tanda khusus pada
baris-baris yang menghubungkan bentuk-bentuk. Misalnya panjang baris
untuk satu jenis hubungan, panah untuk arah dari hubungan-hubungan, baris
yang tebal untuk lingkup empirik dari hubungan-hubungan itu”.

Menurut Bungaran Simanjuntak dan Soedjito, hal 110, [59] “Teori


matriks adalah table yang diciptakan dari hasil olahan kita atas berbagai teori
yang pada mulanya kita duga tepat untuk mendukung penelitian kita. Namun
lebih untuk meyakinkan bagaimana eratnya keterkaitan itu, bagaimana
keterkaitan itu dengan masalah yang akan diteliti, dilakukan dengan cara
menganalisa teori-teori tersebut berdasarkan teori matriks”.

Perbedaan-perbedaan teori ditemukan setelah evaluasi, rumusan teori atau

hipotesis untuk dipakai dalam penelitian. Menurut Bungaran Antonius Simanjuntak

dan Soedjito, hal 111-112 [60]

“Namun apabila teori itu sama harus disebutkan bahwa semua teori
dapat dipakai sebagai pegangan karena saling mendukung. Tetapi harus
ditetapkan juga yang mana grand teori yang terjadi pegangan utama dan teori-
teori yang mana sebagai pendukung untuk penelitian”.

Menurut Bungaran Antonius Simanjuntak dan Soedjito, hal 111 [61]

Persyaratan utama untuk dapat membangun teori matriks adalah :

a. Penelitian sudah harus mempunyai isu spesifik.

b. Sudah mempunyai masalah yang spesifik.

c. Harus sudah merumuskan masalah dengan mengikuti kaidah


ilmiah, yaitu tampak di dalamnya variabel yang menjadi sasaran
penelitian dan kemudian diketahui referensi teorinya.

Untuk itu, peneliti harus sudah mempersiapkan rencana penelitiannya


dengan baris hubungan logis antara isu, judul, masalah, rumusan masalah,
teori, instrument penelitian dan sampai kepada hasil penelitian. Langkah-
langkah dalam membangun teori matriks :

a. Membentuk table matriks dengan komposisi urutan teori yang


dirancang akan dipergunakan di dalam penelitian.

b. Membuat kolom-kolom yang disiapkan untuk definisi operasional


teori, esensi teori, dan kandungan induksi-induksi teori.

42
c. Evaluasi terhadap kesamaan-kesamaan unsur pendukung teori,
kesamaan esensi, dan kesamaan indikasi yang terdapat pada setiap
teori.

Cara penyusunan variabel-variabel untuk pertama kali ialah dengan

mengambil unsur-unsur yang tersimpan dalam “lumbung pikiran”, biasanya disebut

data base. Jalan pemikrian di atas dapat dimasukkan dalam sebuah sistem jaring

yang disebut matriks, sebuah matriks terdiri atas baris-baris horizontal dan kolom

yang vertikal. Baris dan kolom akan menghasilkan persilangan antar keduanya,

persilangan antara baris dan kolom disebut sel dan didalam sel dapat diisikan

berbagai informasi yang berasal dari baris dan kolom. Matrisk berfungsi sebagai

peta berpikir yang akan dipergunakan sebagai dasar pemikiran dalam suatu

penelitian, arti matriks yang sesungguhnya adalah cetakan, dalam konteks ini

matriks berarti cetakan untuk mengatur jalan pemikiran.

2.1.11 Matriks variabel

Penjelasan matriks variabel menurut Bungaran Antonius Simanjuntak dan

Soedjito adalah sebagai berikut:

“Matriks Variabel terdiri atas baris-baris horizontal dan kolom yang


vertikal. Baris dan kolom akan menghasilkan persilangan antar keduanya.
Persilangan antara baris (row) dan kolom atau column disebut sel (cell). Di
dalam sel ini dapat diisikan berbagai informasi yang berasal dari baris dan
kolom. Dalam matriks yang akan dibuat, persilangan antara baris dan kolom
diisi dengan satu atau nol: satu berarti ada hubungan antara dua variabel dan
nol berarti tidak ada hubungannya. Perpotongan yang membentuk sel ini dapat
diisi menurut keperluan dan mencerminkan sifat dari baris dan kolom,
misalnya dalam contoh ini, ada hubungan atau tidak. Jika variabel sudah
memengaruhi variabel berikutnya, maka kalau tidak terpaksa, jangan sampai
ada pengaruh timbal balik atau saling mengaruhi. Jika digambar, akan terlihat
jalur yg berputar-putar tanpa ujung pangkal. Kalau ragu-ragu, dapat dibuat
matriks yang kedua disamping yang pertama. Dapat juga dibuat variabel dua
mandiri, dua-duanya mempengaruhi variabel lain, tetapi keduanya tidak saling
mempengaruhi” Bungaran Antonius Simanjuntak dan Soedjito, hal 88, [62]

43
Perkataan variabel ada hubungannya dengan variasi, variabel yang

dipergunakan dalam penelitian berisi unsur-unsur yang bervariasi misalnya variabel

kekerasan berisi unsur-unsur merusak, penganiayaan dan lain-lain. Jika kekerasan

dihubungkan dengan tindakan mencuri, akan kelihatan hubungannya satu dengan

yang lain dengan melihat apakah ada unsur-unsur yang sama dalam kedua variabel

ini. Variabel yang satu dapat dihubungkan dengan variabel lain asal ada beberapa

unsur yang sama setiap variabel. Dengan adanya sebagian unsur-unsur yang sama,

variabel yang satu dapat dihubungkan dengan variabel lain. Maka dapat diketahui,

apakah variabel yang satu memengaruhi variabel lainnya, setiap variabel dapat

terdiri atas berbagai macam unsur yang sedang diteliti. Hal ini dapat dihitung dengan

statistik tetapi dalam uraian sekarang ini hanya dapat disusun gambar skema

hubungannya. Berikut adalag contoh matriks variabel:

Tabel 2.2

Contoh matriks variabel

Sumber: Bungaran Antonius Simanjuntak dan Soedjito, hal 90, [61]

X1 X2 X3 X4

Y1

Y2

Y3

Y4

44
2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang diberikan

rangkuman atas teori-teori yang telah dijabarkan dalam penelitian ini. “Direct mail

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) Dalam Membangun Minat Beli Jasa Slick Line

Unit Dan Well Testing Unit Pada Proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih”

Marketing
PT. Bama Bumi Sentosa

Direct Mail
PT. Bama Bumi Sentosa

1. Membuat surat langsung yang efektif.


2.Tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan
desain amplop yang menarik.
3.Ciptakan kebutuhan akan produk/jasa.
4.Jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli.
5. Tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan bahwa
perusahaan punya reputasi baik.
6.Beri penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus
menghubungi.
7. Gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat

Minat Beli

1. Tertarik untuk mencari informasi


mengenai produk.
2. Mempertimbangkan untuk
membeli.
3. Tertarik untuk mencoba.
4. Ingin mengetahui produk.
5. Jadi ingin memiliki produk.

Analisis Matriks

45
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Untuk menjawab masalah pokok penelitian “Direct mail PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slick line unit dan welltesting unit

pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih”, metode yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan tipe matriks.

Dimana data dan fakta hasil dari penelitian akan dipaparkan dengan penjelasan yang

hanya berupa kata-kata tanpa angka atau sebuah hitungan dengan melalui cara

observasi dan wawancara mendalam (in depth interview) dengan pihak perusahaan.

3.1.1 Penelitian Kualitatif

Adapun kajian definisi penelitian kualitatif menurut Setyosari dalam Danu

Eko Agustinova adalah sebagai berikut:

“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan metode


observasi, wawancara (interview), analisis isi, dan metode pengumpulan data
lainnya untuk menyajikan respons-respons dan perilaku subjek.” Danu Eko
Agustinova, hal 9, [63].

Sementara itu menurut Kirk dan Miller definisi penelitian kualitatif adalah

“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang secara umum digunakan untuk meneliti

tentang kehidupan masyarakat, tingkah laku dan aktivitas sosial”. Danu Eko

Agustinova, hal 9, [64]. Strauss dan Corbin dalam Danu Eko Agsutinova juga

menyatakan pengertian mengenai penelitian kualitatif, berikut adalah penjelasannya:

“Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang


menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasinya. Penelitian
ini dapat dapat digunakan utntuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah,
tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial atau hubungan
kekerabatan.” Danu Eko Agustinova, hal 9, [65]

46
3.1.2 Penelitian Kualitatif Deskriptif

Lexy J. Moleong menjelaskan pengertian tentang penelitian kualitatif

deskriftif. Beliau menyatakan bahwa:

“Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha


menggambarkan penyajian laporan data asli yang berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan, atau
memo, dan dokumen resmi lainnya.” Lexy J. Moleong, hal 11 [66].

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan maksud

agar dapat memberi gambaran secara lebih detail mengenai proses penyusunan dan

penggunaan direct mail di PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat

beli jasa slickline unit dan welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih.

Dari pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsfat postpositivisme, yang lebih

menekankan pada aspek pemahaman secara medalam terhadap suatu fenomena

tertentu. Metode penelitian ini menggunakan teknik analisis medalam (in depth

analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi

kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari

masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi

pemahaman mendalam suatu masalah. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jenis

penelitian ini bersifat deskriptif.

Penelitian deskriptif ini mendeskripsikan data-data yang berupa statement dan

fakta yang terjadi di lapangan. Peneliti berusaha untuk mengetahui, mengumpulkan,

mengamati, dan menganalisis mulai dari proses pembuatan sampai dikirimnya direct

mail tersebut oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) kepada PT.Pertamina EP Asset 2

Prabumulih.untuk proyek KJP3.

47
Metode penelitian kualitatif deskriptif dipilih karena sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu meneliti untuk mengetahui bagaimana proses direct mail PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan welltesting

unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu metode pengumpulan data

yang akan diolah dan dianalisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya akan

menghasilkan suatu hal yang dapat menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu.

Herdiyansyah menyatakan bahwa:

“Pada penelitian kualitatif, bentuk data berupa kalimat, atau narasi dari
subjek atau responden penelitian yang diperoleh melalui suatu teknik
pengumpulan data yang kemudian data tersebut akan menghasilkan suatu
temuan atau hasil penelitian yang akan menjawab pertanyaan penelitian yang
diajukan. Dalam penelitian kualitatif, dikenal beberapa metode pengumpulan
data umum yang digunakan. Beberapa metode tersebut, antara lain lain
wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan focus discussion.” Herdiansyah,
hal.116, [67]

Pada penelitian ini, ada dua jenis sumber data utama yang digunakan oleh

peneliti yaitu, beberapa salinan dokumen direct mail dari PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih (BBS) dan hasil

wawancara mendalam dengan pihak marketing administration dan bid and contract

di PT.Bama Bumi Sentosa (BBS) terkait dengan proyek tersebut. kemudian peneliti

juga menggunakan beberapa data primer dan sekunder ataupun pendukung lainnya

yang berasal dari buku, artikel serta skripsi dari penulis lain untuk mendukung

penelitian. Pengumpulan data tidaklah hanya mengumpulkan data dari apa yang

dilihat saja, dalam sebuah pengumpulan data kualitatif memiliki metodenya sendiri,

adapun metode pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu:

48
3.2.1 Jenis Sumber Data

Lofland dalam Lexy J. Moleong menjelaskan mengenai jenis sumber data

yang ada pada penelitian kualitatif. Berikut adalah penjelasannya:

“Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan


tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya di bagi kedalam kata-
kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik” Lexy J. Moleong,
hal 157 [68]

a. Data Primer
“Data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama pada
tempat objek penelitian dilakukan.” Sugiyono, hal 17 [69].

Data primer dari penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara mendalam

dengan pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS).

b. Data Sekunder
“Data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur,
artikel, jurnal serta situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan.” Sugiyono, hal 17 [70].

Data sekunder pada penelitian ini berupa data dari buku-buku dari

perpustakaan dan sumber-sumber lainnya yang diperoleh. Data yang peneliti

dapatkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu: data primer dan data

sekunder. Untuk data primer, peneliti telah melakukan wawancara langsung dengan

staff marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih dan juga meminta

beberapa salinan dokumen-dokumen yang terkait dengan direct mail tersebut yang

dikirimkan oleh BBS pada proyek tersebut.

49
Dari penelitian ini peneliti memberikan beberapa pertanyaan langsung kepada

staff marketing administration dan bid and contract perusahaan tersebut yang

berkaitan dengan bahan yang diteliti oleh penulis. Kemudian untuk data sekunder

peneliti dapatkan dari beberapa literatur dan sumber-sumber buku bacaan yang

mendukung data primer, seperti infromasi dari buku-buku, artikel dan sumber

bacaan lainnya.

3.3 Tahap Pengumpulan Data

3.3.1 Wawancara

Wawancara juga merupakan salah satu metode pengumpulan data yang penulis

lakukan pada penelitian ini. Menurut Sugiono dalam Danu Eko Agustinova

‘Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.’

Danu Eko Agustinova, hal 32, [71], sedangkan definisi wawancara dikemukakan

oleh Stewart & cash (2008) dalam Herdiansyah yang didefinisikan sebagai berikut.

“An interview is interactional because there is an exchanging, or


sharing of roles, responsibilities, feelings, beliefs, motives, and information. If
one persson does all of the talking and the other all of the listening, a speech
to an audience of one, not an interview, is talking place. Berdasarkan definisi
menurut Stewart dan Cash, wawancara dapat diartikan sebagai sebuah
interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran/sharing aturan, tanggung
jawab, perasaan, kepercayaan, motif dan informasi. Wawancara bukanlah
suatu kegiatan ketika satu orang melakukan/memulai pembicaraan sementara
yang lain hanya mendengarkan.” Herdiansyah, hal. 118, [72].

1. Bentuk-bentuk wawancara

Pada umumnya, wawancara dalam penelitian kualitatif ataupun

wawancara lainnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu wawancara terstruktur,

wawancara semi-terstruktur, wawancara tidak terstruktur Berikut penjelasan

detail mengenai ketiga jenis wawancara tersebut menurut Herdinsyah:

50
a. Wawancara terstruktur
“Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan.”
Herdiansyah, hal 190 [73] Peneliti yang menggunakan jenis wawancara
ini bertujuan untuk mencari jawaban terhadap hipotesis kerja.

Sedangkan menurut Danu Eko Agustinova, hal 32, [74]


menyatakan bahwa: “Pada wawancara jenis ini, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatif jawaban telah disiapkan, responden diberi pertanyaan
yang sama kemudian pengumpul mencatatnya, alat bantu yang
digunakan biasanya tape recorder, gambar, brosur, dan material lain
yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar”. Ciri-ciri
dari wawancara terstruktur adalah sebagai berikut:

1. Daftar pertanyaan dan kategori jawaban telah disiapkan.


2. Kecepatan wawancara terkendali.
3. Tidak ada fleksibilitas (pertanyaan atau jawaban).
4. Mengetahui pedoman (dalam urutan pertanyaan, penggunaan kata,
tidak ada improvisasi).
5. Tujuan wawancara biasanya untuk mendapatkan penjelasan
tentang suatu fenomena.

b. Wawancara semi-terstruktur
“Pelaksanaan wawancara menggunakan model ini lebih bebas dari
pada wawancara terstruktur yaitu narasumber diminta pendapat dan ide-
idenya karena tujuan wawancara ini untuk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka”. Danu Eko Agustinova, hal 34, [75]. Beberapa ciri
dari wawancara semi-terstruktur dijelaskan sebagai berikut:

1. Pertanyaan terbuka, namun ada batasan tema dan alur


pembicaraan.
2. Kecepatan wawancara dapat diprediksi.
3. Fleksibel, tetapi terkontrol (dalam hal pertanyaaan atau jawaban)
4. Ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur,
urutan dan penggunaan kata.
5. Tujuan wawancara untuk memahami suatu fenomena.

c. Wawancara tidak terstruktur


Danu Eko Agustinova memberikan sedikit penjelasan tentang
model dari wawancara ini yaitu:

“wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas,


peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data-
datanya. Dalam wawancara ini, peneliti mengetahui secara pasti
data apa yang akan diperoleh sehingga peneliti lebih banyak

51
mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.” Danu Eko
Agustinova, hal 34, [76]
Hampir mirip dengan bentuk wawancara semi-terstruktur,
wawancara tidak-terstruktur memilki ciri-ciri seperti dibawah ini:
Herdiansyah, hal 121-125,[77].

1. Pertanyaan sangat terbuka, jawabanya lebih luas dan bervariasi.


2. Kecepatan wawancara sulit diprediksi.
3. Sangat fleksibel (dalam hal pertanyaan atau jawaban).
4. Pedoman wawancara sangat longgar urutan pertanyaan,
penggunaan kata dan alur pembicaraan.
5. Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena.

Susan Stainback dalam Sugiono menyatakan bahwa: “Dengan


wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam mengintepretasikan situasi dan
fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui
observasi.” Sugiono, hal 232 [78]

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara mendalam sebagai

salah satu metode pengumpulan data yang utama. Peneliti melakukan wawancara

secara face to face (tatap muka) langsung dengan informan dan key informan untuk

menggali informasi yang lebih mendalam terkait dengan objek yang di teliti oleh

penulis.

3.3.2 Observasi

Danu Eko Agustinova menjelaskan pengertian mengenai apa itu observasi.

Beliau menyatakan bahwa observasi ialah:

“observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik


secara langsung maupun tidak langsung dengan melibatkan semua indera
(penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa) untuk memperoleh
data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Danu Eko Agustinova, hal 36
[79]

McMillan & Schumacher dalam Danu Eko Agustinova juga menjelaskan

mengenai observasi. Beliau menyatakan bahwa:

“pengamatan atau observasi diartikan sebagai watching the behavioral


patterns of people in certain situation to obtain information about the
phenomenon of interest. Yang mana pada pengertian ini kegiatan observasi

52
digunakan hanya untuk mengamati pola perilaku manusia pada situasi tertentu
untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang menarik.” Danu Eko
Agustinova, hal 36 [80]

‘Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya
tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang
dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung dan dapat
diukur. Pada dasarnya, tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan
lingkungan (site) yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-
individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku
yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang
terlibat tersebut.’ Herdiansyah, hal. 131-132, [81].

Dari proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan

non participant observation (observasi tidak berperan serta). Berikut adalah

penjelasan mengenai kedua jenis observasi tersebut: Danu Eko Agustinova, hal 36

[82]

a. observasi berperan serta (participant observation)


Dalam observasi ini peneliti menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan penginderaan dimana observer atau peneliti benar-benar
terlibat langsung dalam keseharian responden.

b. observasi tidak berperan serta (non participant observation)


Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan
aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalan observasi non
partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen.

Selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat

dibedakan menjadi observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur. Berikut

adalah penjelasnnya menurut Danu Eko Agustinova, hal 36 [83]

a. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.

b. Observasi tidak terstruktur


Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak di
persiapkan secara sitematis tentang apa yang akan di observasi. Pada

53
observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya
pengamatannya dalam mengamati suatu objek.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode observasi adalah sebagai

berikut: Herdiansyah, hal 132 [84]

a. Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai


keandalan yang tinggi karena biasanya peneliti sendiri yang mengamati
secara seksama setiap detail perilaku yang batasan perilaku yang
diobservasi sudah ditentukan sebelumnya.

b. Dapat melihat langsung apa yang dikerjakan oleh subjek hingga kepada
hal yang detail, pekerjaan-pekerjaan rumit yang kadang-kadang sulit
untuk diterangkan, tetapi dengan menggunakan metode observasi, hal
tersebut mampu untuk diungkap.

c. Dapat menggambarkan lingkungan fisik dengan lebih detail, misalnya


tata letak ruangan peralatan, penerangan, gangguan suara, dan lain-lain.

d. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang


dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan tertentu.

Di samping kelebihan, metode observasi juga memilki kelemahan, berikut

adalah kelemahan-kelemahan dari metode observasi: Herdiansyah, hal 132 [85]

a. Pada umumnya, orang yang diamati merasa terganggu atau tidak


nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaannya dengn tidak
semestinya. Atau karena diamati, perilakunya tidak alamiah. Bisa saja
dilebih-lebihkan (faking good) atau dikurang-kurangi (faking bad).

b. Suatu perilaku yang dimunculkan pada saat dilakukan observasi


terkadang tidak merepresentasikan perilaku dan kondisi yang
sebenarnya. Bahkan, perilaku yang dituju tidak muncul pada saat
observasi dilakukan.

c. Adanya bias peneliti seperti peneliti terlalu baik atau terlalu “pelit”
dalam memberikan penilaian terhadap perilaku yang muncul.

d. Orientasi peneliti. Misalnya, ketika seseorang berpakaian rapi dan


bertingkah laku sopan, tetapi karena peneliti juga merupakan orang yang
sangat menjunjung tinngi kerapian dan kesopanan, kecenderungan untuk
memberikan penilaian yang netral akan terganggu.

Menurut pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa data observasi dapat

diperoleh dengan tidak terbatas pada manusia saja, tetapi juga tempat dan aktivitas.

54
Data yang diperoleh peneliti berasal dari observasi baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap PT. Bama Bumi Sentosa sebagai objek penelitian penulis.

Penulis mencari informasi-informasi tambahan yang dibutuhkan dari situs

website perusahaan atau pun dari situs-situs terkait lainnya. Peneliti juga datang

langsung ke kantor cabang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) yang berada di jakarta

untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian ini.

3.3.3 Studi Dokumentasi

Metode atau cara yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

metode dokumentasi. Sugiyono mengemukakan dokumentasi sebagai berikut:

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen


bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan
(life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.”, Sugiyono, hal 240 [86].

“Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data


kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat
oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk
mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis
dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
bersangkutan.” Herdiansyah, hal. 143 [87]

1. Bentuk Dokumen

Lexy J. Moleong dalam Haris Herdiansyah mengemukakan dua bentuk

dokumen yang dapat dijadikan bahan dalam studi dokumentasi, adapun

pendapat beliau mengenai bentuk dokumen adalah sebagai berikut: Haris

Herdiansyah, hal. 145-146 [88]

a. Dokumen Pribadi
Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara
tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Tujuan dari
dokumen pribadi adalah untuk memperoleh sudut pandang orisinal dari

55
kejadian atau situasi nyata yang pernah dialami oleh subjek secara
langsung disertai dengan situasi sosial yang melingkupinya dan
bagaimana subjek mengartikan kejadian dan situasi tersebut.

b. Dokumen resmi
Dokumen resmi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu dokumen
internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal dapat berupa catatan,
seperti memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga, sistem
yang diberlakukan, hasil notulensi rapat keputusan pimpinan, dan lain
sebagainya. Dokumen eksternal dapat berupa bahan-bahan informasi
yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, seperti majalah, koran,
buletin, surat pernyataan, dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini peneliti memiliki dokumentasi berupa informasi-

informasi tentang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) yang di dapat dari website

perusahaan dan situs-situs terkait lainnya di internet serta beberapa orang yang dapat

di percaya yang mengetahui tentang seluk-beluk dari kegiatan-kegiatan apa saja

yang dilakukan oleh PT.Bama Bumi Sentosa (BBS) dan juga dokumen-dokumen

pendukung yang terkait dengan direct mail untuk proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih.

3.3.4 Studi Pustaka

Dengan melakukan studi pustaka dapat mendukung hasil penelitian yang

dikemukakan. Dengan demikian, peneliti mencari sumber data dari data primer dan

sekunder. Adapun pengertian studi pustaka menurut Sugiyono adalah sebagai

berikut:

“Studi pustaka atau studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis


dan refrensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya, dan norma yang
berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan
sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian
tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah.” Sugiyono , hal 291 [89]

3.3.5 Triangulasi

‘Triangulasi adalah penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan

gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan diteliti.’

56
Herdiansyah, hal 201 [90]. Sedangkan menurut Sugiyono, hal 214 [91] ‘triangulasi

merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari beberapa

teknik pengumpulan data dan sumber data yang diperoleh oleh peneliti.’ dan

‘Triangulasi bukanlah untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi

lebih kepada meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah

ditemukan.’ Sugiyono, hal 214 [92] Adapun macam-macam bentuk triangulasi

menurut Sugiyono, adalah sebagai beikut: Sugiyono, hal 214 [93]

a. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik merupakan triangulasi yang menggunakan
teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data
dari sumber yang sama.

b. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber merupakan triangulasi untuk mendapatkan data
juga, akan tetapi berasal dari sumber yang berbeda-beda dan dengan
teknik yang sama.

Adapun jenis triangulasi yang dipakai oleh peneliti untuk mengumpulkan data

yaitu triangulasi teknik pengumpulan data. Dalam tahap ini penulis melakukan

pengumpulan data dengan wawancara, kemudian penulis melakukan pengecekan

melalui observasi atau melihat ada kesamaan atau tidak, hasil wawancara dengan

observasi yang dilihat peneliti saat dilapangan.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data sangat penting baik dalam penelitian kualitatif maupun

kuantitatif. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum memasuki

lapangan, selama dilapangan, dan setelah dilapangan. Bogdan dalam Sugiyono

menjelaskan mengenai definisi metode analisis data. Berikut adalah penjelasannya:

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis


data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lain, sehingga dapat mudah di fahami, dan temuannya dapat di informasikan
kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

57
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.” Sugiyono, hal 244 [94]

Dalam penelitian kualitatif, analisis data terlebih dulu dikumpulkan kemudian

dipilih mana yang dibutuhkan mana yang tidak, kemudian dari hasil organisasi dapat

ditemukan pola atau kecenderungan yang dapat digunakan dalam memutuskan

jawaban dari sebuah fenomena. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode

analisis data yang di kemukakan oleh Miles dan Huberman. Menurut Miles dan

Huberman dalam Sugiyono “Terdapat beberapa tahap kegiatan analisis data untuk

penilitian kualitatif.” Sugiyono, hal 247 [95], yaitu:

1. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat
penelitian, idealnya masih berupa konsep atau draf.
2. Reduksi Data
Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman
segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang
akan dianalisa. Hasil dari wawancara, hasil observasi, hasil studi dokumentasi,
dan atau dari FGD diubah menjadi bentuk tulisan sesuai dengan formatnya
masing-masing. Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman
segala bentuk tulisan yang akan di analisis. Hasil wawancara, hasil observasi,
hasil studi dokumentasi dan atau hasil dari focus grup discussion diubah
menjadi bentuk tulisan sesuai dengan formatnya masing-masing. Reduksi data
sederhananya yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan
kode (coding) dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang
sebelumnya telah dilakukan. Hasil dari wawancara akan diformat menjadi
bentuk verbatim wawancara. Hasil observasi dan temuan lapangan diformat
menjadi tabel hasil observasi disesuaikan dengan metode observasi yang
digunakan (metode observasi dapat dilihat kembali pada bab sebelumnya),
hasil studi dokumentasi diformat menjadi skrip analisis dokumen, dan hasil
Forum Grup Discussion (FGD) diformat menjadi verbatim hasil FGD.

3. Display data (Penyajian Data)


Penyajian data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam
dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas (yang sudah
disusun alurnya dalam table akumulasi tema) kedalam suatu matriks
kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokan dan dikategorikan,
serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret
dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan

58
kode (coding) dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang
sebelumnya telah dilakukan.

4. Penarikan Kesimpulan
Inti dari analisa data baik dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif
adalah mengurangi dan mengelola data mentah menjadi data yang di tafsirkan
dan dipahami secara lebih spesifik dan diakui dalam perspektif ilmiah yang
sama, sehingga hasil dari analisa data yang baik adalah data olah yang tepat
dan dimana sama dan tidak bisa atau menimbulkan perspektif yang berbeda-
beda. Menurut Haris Herdiansyah “Kesimpulan merupakan tahap akhir,
kesimpulan menjurus pada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan
dengan mengungkap “what” dan “how” dari temuan hasil penelitian”. Haris
Herdiansyah, hal 178-181, [96].

Tabel 3.1

Contoh Verbatim Wawancara

Baris Pelaku Uraian Wawancara Tema

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab semua pertanyaan dalam rumusan masalah yang telah dibuat.

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi kepustakaan dan melakukan

pengamatan mengenai direct mail PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam

membangun minat beli jasa Slick Line Unit Dan Well Testing Unit pada proyek

KJP3 PT PERTAMINA EP Asset 2 Prabumulih. Proses pengumpulan data

dilakukan sebelum melakukan penilitian pada saat penelitian atau bahkan hingga

59
penelitian. Reduksi data dalam penelitian ini berupa beberapa dokumen direct mail

yang digunakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa dan transkrip wawancara mendalam

yang penulis laksanakan dengan pihak PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) mengenai

direct mail PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih. Menyajikan data setelah melakukan reduksi data menggunakan tabel

matriks dan terakhir menarik kesimpulan atau verifikasi terhadap penelitian tersebut.

3.4.1 Unit Analisis Data

Penelitian ini mengambil unit analisa direct mail PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan welltesting unit pada

proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih. Penelitian mengenai proses

pelaksanaan PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih sebagai unit analisa dengan alasan:

1. Penelitian matriks merupakan salah satu metode penelitian kualitatif yang

menganalisis berdasarkan data-data yang dikumpulkan kita olah dan apakah

sudah sesuai dengan tingkat kejujuran atau kesesuaian antara data yang

dikumpulkan dengan metode tersebut. Haris Herdiansyah hal 69 [94].

2. Direct mail PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) merupakan hal terpenting yang

sangat di perlukan pada penelitian ini karena direct mail tersebut merupakan

objek utama dari penelitian ini.

3. Wawancara dengan pihak marketing administration dan bid and contract dari

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) merupakan salah satu unsur data yang sangat

60
diperlukan dalam penelitian ini karena kedua pihak tersebut adalah pihak yang

bertanggung jawab atas direct mail yang dikirimkan kepada calon konsumen.

3.4.2 Unit Level Analisis

Unit level analisis pada penelitian ini, yaitu: direct mail PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan welltesting unit

pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang nantinya akan di

analisis oleh penulis dengan melakukan wawancara mendalam dengan pihak

perusahaan tersebut dan melihat langsung serta meminta salinan dokumen direct

mail tersebut yang kemudian juga akan di analisis dengan menggunakan anlisis

matriks.

Penulis akan menganalisis dengan melihat langsung direct mail yang

digunakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih dan memberikan beberapa pertanyaan kepada pihak marketing

administration dan bid and contract dari PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) terkait

pembuatan serta penggunaan direct mail tersebut sebagai sarana memasarkan jasa

slickline unit dan welltesting unit kemudian penulis juga memperhatikan serta

mendengar hasil wawancara yang sudah dilakukan dengan melihat apakah data-data

tersebut sudah sesuai dengan teori yang digunakan atau belum.

3.4.3 Subjek Penelitian

Objek yang penulis teliti dalam penelitian ini adalah direct mail yang

digunakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam mennyewakan jasa slickline

unit dan welltesting unit kepada PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih untuk proyek

KJP3 dan pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) yaitu karena penulis ingin mengetahui bagaimana proses penggunaan

61
direct mail tersebut di PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli

jasa jasa slickline unit dan welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih.

3.5 Metode Analisis Matriks

Metode analisis data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode analisis matriks. Matriks adalah tabel yang diciptakan

dari hasil olahan kita atas berbagai teori yang pada mulanya kita duga tepat untuk

mendukung penelitian kita. Lexy J. Moleong menyatakan bahwa:

“Analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan


bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dikelola, mensistesikannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain”. Lexy J. Moleong, hal 248 [97].

Dalam penelitian kualitatif data terlebih dulu dikumpulkan kemudian dipilah-

pilah mana yang dibutuhkan mana yang tidak kemudian dari hasil organisasi data

dapat ditemukan pola atau kecenderungan yang dapat digunakan dalam memutuskan

jawaban dari sebuah fenomena. Salah satu teori yang dipakai dalam penelitian ini

adalah Matriks Theory (Teori Matriks). Bungaran Antonius Simanjuntak dan

Soedjito menjelakan mengenai teori matriks, mereka berpendapat bahwa:

“Teori Matriks adalah tabel yang diciptakan dari hasil olahan kita atas
berbagai teori yang pada mulanya kita duga tepat untuk mendukung penelitian
kita. Namun untuk lebih meyakinkan bagaimana eratnya keterkaitan itu,
bagaimana keterkaitan itu dengan masalah yang akan diteliti, dilakukan
dengan cara menganalisa teori-teori tersebut berdasarkan Teori Matriks”.
Bungaran Antonius Simanjuntak dan Soedjito, hal 110 [98]
Bungaran Antonius Simanjuntak dan Soedjito menyatakan bahwa terdapat

enam kegunaan dalam memakai teori matriks, yaitu: Bungaran Antonius

Simanjuntak dan Soedjito, hal 110-112 [99]

a. Berguna untuk mengefisiensikan pemakaian teori.

62
b. Menghindarkan adanya pameran atau parade teori yang diajukan.
c. Untuk memilih dan menyeleksi teori yang akan dipakai.
d. Untuk mengarahkan penelitian.
e. Dapat digunakan untuk menguji teori yang terpilih untuk dipakai apakah
berupa penguatan atau penolakan teori.
f. Untuk menemukan teori sendiri sedikitnya prateori atau paling
rendah hipotesis kerja yang dirangkum peneliti dari teori-teori yang
dianalisis untuk dipakai dalam penelitian.

Beliau juga menjelaskan persyaratan utama untuk dapat membangun teori

matriks, yaitu: Bungaran Antonius Simanjuntak dan Soedjito, hal 110-112 [100]

a. Peneliti sudah harus mempunyai isu yang spesifik.


b. Sudah mempunyai masalah yang juga spesifik.
c. Harus sudah merumuskan masalah dengan mengikuti kaidah ilmiah,
yaitu tampak di dalamnya variabel yang menjadi sasaran penelitian dan
kemudian diketahui referensi teorinya”.
Untuk membangun teori matriks dibutuhkan kemampuan semacam indera

keenam, yaitu feeling, yang mampu merasa dan meraba kaidah abstrak yang

ditemukan dalam penelitian. Untuk itu peneliti harus sudah mempersiapkan rencana

penelitiannya dengan basis hubungan logis antara isu, judul, masalah, rumusan

masalah, teori, instrumen penelitian dan sampai kepada hasil penelitian. Menurut

Bungaran Antonius Simanjuntak dan Soedjito ada tiga langkah-langkah dalam

membangun teori matriks. Berikut adalah penjelasannya: Bungaran Antonius

Simanjuntak dan Soedjito, hal 111 [101]

1. Membentuk tabel matriks dengan komposisi urutan teori yang dirancang akan

dipergunakan di dalam penelitian.

2. Membuat kolom-kolom yang disiapkan untuk definisi operasional teori, esensi

teori, dan kandungan indikasi-indikasi teori.

3. Evaluasi terhadap kesamaan-kesamaan unsur pendukung teori, kesamaan

esensi, dan kesamaan indikasi yang terdapat pada setiap teori”.

63
Apabila perbedaan-perbedaan teori ditemukan setelah evaluasi, maka buatlah

rumusan teori atau hipotesis untuk dipakai dalam penelitian. Bungaran Antonius

Simanjuntak dan Soedjito menyatakan bahwa: “apabila teori itu sama, harus

disebutkan bahwa semua teori dapat dipakai sebagai pegangan karena saling

mendukung. Tetapi harus ditetapkan juga yang mana grand teori yang menjadi

pegangan utama dan teori-teori yang mana sebagai pendukung untuk penelitian”.

Bungaran Antonius Simanjuntak dan Soedjito, hal 111-112 [102]

Tabel 3.2

Contoh Tabel Matriks Variabel

Topik 1 Topik 2 Topik 3

Akibat 1

Akibat 2

Akibat 3

Sumber : Bungaran Antonius Simanjuntak, hal 112

Cara penyusunan variabel-variabel untuk pertama kali ialah dengan

mengambil unsur-unsur yang tersimpan dalam “lumbung pikiran”, biasanya disebut

data base. Jalan pemikrian di atas dapat dimasukkan dalam sebuah sistem jaring-

jaring yang disebut matriks, sebuah matriks terdiri atas baris-baris horizontal dan

kolom yang vertikal. Baris dan kolom akan menghasilkan persilangan antar

keduanya, persilangan antara baris dan kolom disebut sel dan didalam sel dapat

diisikan berbagai informasi yang berasal dari baris dan kolom. Matriks berfungsi

sebagai peta berpikir yang akan dipergunakan sebagai dasar pemikiran dalam suatu

penelitian, arti matriks yang sesungguhnya adalah cetakan, dalam konteks ini

64
matriks berarti cetakan untuk mengatur jalan pemikiran. Bungaran Antonius

Simanjuntak dan Soedjito menyatakan bahwa:

“Matriks Variabel terdiri atas baris-baris horizontal dan kolom yang


vertikal. Baris dan kolom akan menghasilkan persilangan antar keduanya.
Persilangan antara baris (row) dan kolom atau column disebut sel (cell). Di
dalam sel ini dapat diisikan berbagai informasi yang berasal dari baris dan
kolom. Dalam matriks yang akan dibuat, persilangan antara baris dan kolom
diisi dengan satu atau nol: satu berarti ada hubungan antara dua variabel dan
nol berarti tidak ada hubungannya. Perpotongan yang membentuk sel ini dapat
diisi menurut keperluan dan mencerminkan sifat dari baris dan kolom,
misalnya dalam contoh ini, ada hubungan atau tidak. Jika variabel sudah
memengaruhi variabel berikutnya, maka kalau tidak terpaksa, jangan sampai
ada pengaruh timbal balik atau saling mengaruhi. Jika digambar, akan terlihat
jalur yg berputar-butar tanpa ujung pangkal. Kalau ragu-ragu, dapat dibuat
matriks yang kedua disamping yang pertama. Dapat juga dibuat variabel dua
mandiri, dua-duanya mempengaruhi variabel lain, tetapi keduanya tidak saling
mempengaruh”. Bungaran Antonius Simanjuntak dan Soedjito, hal 88-89
[103]

Perkataan variabel ada hubungannya dengan variasi, variabel yang

dipergunakan dalam penelitian berisi unsur-unsur yang bervariasi misalnya variabel

kekerasan berisi unsur-unsur merusak, penganiayaan dan lain-lain. Jika kekerasan

dihubungkan dengan tindakan mencuri, akan kelihatan hubungannya satu dengan

yang lain dengan melihat apakah ada unsur-unsur yang sama dalam kedua variabel

ini. Variabel yang satu dapat dihubungkan dengan variabel lain asal ada beberapa

unsur yang sama setiap variabel. Dengan adanya sebagian unsur-unsur yang sama,

variabel yang satu dapat dihubungkan dengan variabel lain. Maka dapat diketahui,

apakah variabel yang satu memengaruhi variabel lainnya, setiap variabel dapat

terdiri atas berbagai macam unsur yang sedang diteliti. Hal ini dapat dihitung dengan

statistik tetapi dalam uraian sekarang ini hanya dapat disusun gambar skema

hubungannya. Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam tulisan ini

variable diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

penelitian.

65
Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang

berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Jika ada pertanyaan tentang

apa yang akan di teliti, maka jawabannya dengan variabel penelitian. Jadi variabel

penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat didefiisikan

sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang

dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Dinamakan variabel

karena ada variasinya.

Variabel dalam sesuatu penelitian ditentukan oleh landasan teoritis penelitian.

Karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga

akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan

oleh rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian, akan

melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya dan sebaliknya.

Menurut fungsinya variabel dapat dibedakan: Drs. Cholid Narbuko & Drs. H

Abu Achmadi, hal 119-120 [104]

1. Variabel Tergantung (Dependent Variabel)


Variabel Tergantung (Dependent Variabel) yaitu kondisi atau
karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi,
pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini
dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang
dipengaruhi atau variabel terpengaruhi. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel output, Kriteria, Konsekuen. Atau dalam bahasa Indonesia sering
disebut Variabel terikat. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel
dependen disebut variabel Indogen.

2. Variabel Bebas ( Independent Variabel)


Variabel Bebas (Independent Variabel) merupakan kondisi-kondisi atau
karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan
hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Karena fungsi ini sering
disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi
secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain. Variabel ini juga sering

66
disebut sebgai variabel Stimulus, Prediktor, antecendent. Dalam SEM
(Structural Equation Modeling) variabel independen disebut variabel eksogen.

3.Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini
merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen
dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Variabel Intervening juga
merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan
variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau
hubungan pengaruh dan terpengaruh.

4. Variabel Moderator
Dalam mengidentifikasi variabel moderator dimaksud adalah variabel
yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta
meperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.

5. Variabel kendali
Variabel kendali yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai
variabel mederator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel
lain terutama berkaitan dengan variabel moderator jadi seperti variabel
moderator dan bebas juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung.

6. Variabel Rambang
Variabel Rambang berlainan dengan variabel bebas, yaitu fungsinya
sangat diperhatikan dalam penelitian. Variabel rambang yaitu variabel yang
fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan
terhadap variabel bebas maupun tergantung.

67
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian

4.1.1 Profil Perusahaan PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Dari industri minyak dan gas di Indonesia, PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

mendedikasikan kompetensi layanan hulu terpadu minyak dan gas. PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) adalah opsi alternatif yang sesuai untuk solusi total dengan layanan

kualitas tinggi dan harga yang ekonomis. Didukung oleh pekerja yang profesiaonal,

teknologi terbaru dan layanan terbaik menjadikan PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

sebagai solusi bagi pemain minyak dan gas nasional dan internasional. PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS) memiliki tigakantorperwakilan dalam pengoprasianya yaitu di

Jakarta, Prabumulih dan Balikpapan. Alamat kantor pusatnya berada di Surabaya

yaitu di Jl. Perak Barat No. 225, Surabaya Jawa Timur. sedangkan kantor perwakilan

pertama berada di Jakarta tepatnya di Jl. Dr. Saharjo No.123, Manggarai, Jakarta

Selatan. Kantor perwakilan kedua yaitu di Jl. A. Yani No. 3477 Rt.025/Rw.9

Lingkungan III Kelurahan Mangga Besar Prabumulih dan kantor perwakilan yang

terakhir di Jl. Syarifuddin Yoes Rt.03 No. 74 Kelurahan Sepinggan Baru

Balikpapan. PT. BAMA BUMI SENTOSA (BBS) menawarkan berbagai macam

jenis jasa dalam pengelolahan minyak, gas dan panas bumi kepada para perusahaan

dalam negeri atau perusahaan asing yang telah berinvestasi pada minyak, gas dan

panas bumi di Indonesia. Dimulai dari kegiatan eksplorasi migas seperti survey

seismic untuk mencari tau lokasi dan kandungan minyak di dalam tanah, kegiatan

pengeboran sumur minyak dan gas, sampai kegiatan perawatan sumur miyak dan

gas.

68
4.1.2 Visi dan Misi PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

1. Visi PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Untuk menjadi perusahaan jasa eksplorasi minyak, gas dan panas bumi

terkemuka yang di bangun atas prinsip-prinsip keamanan yang sangat baik,

sehat dan menjalankan kewirausahaan dengan etika bisnis yang bertanggung

jawab.

2. Misi PT. Bama Bumi Sentosa (BBS):

Untuk memberikan layanan eksplorasi minyak, gas dan panas bumi yang

luar biasa dengan:

a. Merangkul mitra bisnis strategis kami sebagai bagian dari

pengembangan bisnis yang sinergis dan bersama-sama untuk memulai

upaya mewujudkan komitmen bersama kami.

b. Berjuang untuk kesempurnaan dalam memenuhi standar kualitas yang

sangat baik, kesehatan, keselamatan dan lingkungan.

c. membuat setiap upaya untuk mengembangkan potensi dan kompetensi

dari semua anggotas staf untuk membangun tim yang berkualitas dan

solid dan juga lingkungan kerja yang kondusif.

d. Memperthankan hubungan dengan warga setempat, pihak berwenang,

serta komunitas bisnis di dalam dan di lokasi eksplorasi.

3. Nilai Perusahaan PT. Bama Bumi Sentosa (BBS):

Kami memiliki nilai dalam menjalankan bisnis kami, kami menerapkan

nilai T.A.S.B.I.H pada setiap pekerjaan dan aktivitas-aktivitas di perusahaan

kami.

69
T: Tanggung Jawab (T). Kami bertindak, berfikir dan berperilaku secara

bertanggung jawab sesuai dengan standar perusahaan dan memehami setiap

aspek aktivitas yang dilakukan.

A: Amanah. Percaya pada kejujuran, rasa hormat, integritas, keandalan,

loyalitas dan kami menerapkannya dalam usaha pribadi kami dan tindakan

professional kami sehari-hari.

S: Sinergi. Kami menghargai sudut pandang yang berbeda dan opini lainnya.

Namun kami melaksanakan rencana bersama-sama, menjaga koordinasi yang

konstan, komunikasi serta berperilaku dengan cara membawa kekuatan pada

setiap individu di dalam tim.

B: Bekerja Profesional. Kami hadir untuk membuat perbedaaan yang berharga

bagi pemangku kepentingan kami. Dengan demikian kami berfikir dan

berperilaku dengan standar setinggi mungkin. Kami terus melakukannya

dengan lebih baik dan bangga dengan apa yang kami lakukan.

I: Integritas. Kami percaya bahwa reputasi kami di dasarkan pada kemampuan

kami untuk memenuhi harapan konsumen. Kami melakukannya dengan jujur

dan konsisten mengambil tanggung jawab dan bertanggung jawab atas

tindakan yang kami ambil.

H: Hasil Tawakal. Kami menunjukan kebanggaan, antusiasme dan dedikasi

dalam apa yang kami lakukan. Kami memiliki keyakinan bahwa ketika

bekerja, komitmen dan upaya maksimal yang akan memberikan hasil terbaik

pada pekerjaan kami.

70
4.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber: Marketing Administration BBS

71
4.1.4 Produk Perusahaan PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

1. Surface Service

a. Welltesting

Gambar 4.2

Welltesting PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber:bbs-group.co.id

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) menyediakan layanan pengujian sumur

yang aman dan dapat di andalkan yang dikondisikan oleh tim kami yang

sangat berpengalaman di bidang teknik dan operator. Untuk menyediakan data

eksplorasi dan penilaian yang akurat dan krusial dalam membuat keptusan

reservoir yang di informasikan. Peralatan uji sumur lengkap milik kami

member kami kapasitas untuk memperoleh data penting tentang produktivitas

yang baik, seperti informasi sifat fluida formasi, sifat dan laju aliran migas,

tekanan suhu dan permukaan dan downhole. Operasi yang dapat kami lakukan

selama proses pengujian permukaan sumur adalah:

1. Kontrol yang aman terhadapa tekanan dan laju alira fluida formasi.

2. Pencatatan cairan dan pengumpulan sampel untuk analisis.

3. Pemisahan efluen yang baik dalam tiga konstituen atau bagian

yaitu, minyak, gas dan air.

4. Pembuangan terkontrol dari cairan yang dihasilkan dengan cara

yang bersih dan efisien.

72
b. Slickline

Gambar 4.3

Slickline PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber: bbs-group.co.id

Unit slickline kami meiliki personl yang berkualifikasi tinggi dan

berpengalaman. Fasilitas perawatan dan pengujian sumur minyak dan gas yang

baik. Slicklinejuga digunakan operasi perforate, pemotongan tabung, dan

pengatuan packeryang mengarah ke operasi sumur yang lebih efektif biaya.

Kegiatan dari slickline kami:

1. Menjalankan atau menarik semua alat kontrol aliran downhole

sumur dengan baik, termasuk katup pengaman downhole sumur,

katup gas, colokan katup tekanan balik, katup berdiri dan alat

pemisah pada sumur.

73
2. Mendeteksi kebocoran serta perubahan zona pada sumur

menggunakan rig yang membutuhkan waktu sekitar dua minggu.

3. Operasi pemancingan tekanan lubang bawah sumur atau survey

temperature yang mana sangat penting dalam menejemen

reservoir.

c. Early Production Facilities (EPF)

Gambar 4.4

Early Production Facilities (EPF) PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber: bbs-group.co.id

Harga minyak yang tinggi dan biaya pengembangan proyek

konvensional yang terus meningkat, sangat penting bahwa sebuah

perusahaan harus berproduksi secepat mungkin PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) dapat menawarkan desain konstruksi dan operasi eksplorasi

minyak yang cepat dan permanen yang direncanakan. Instalasi

merupakan hal yang rumit yang membutuhkan keahlian yang luas dari

teknologi, keterampilan teknik, manajemen proyek dan aspek kekuatan

logistik yang sudah lama menjadi bagian dari kemahiran PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS). Kami menyediakan data data produksi yang real

timedari operator dilapangan sebelum pemasangan alat-alat produksi

sumur minyak dan gas.

74
2. Sub-surface Service

a. DST (drill stem testing)

Gambar 4.5

DST (drill stem testing) PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber: bbs-group.co.id

Drill stem testing kami dilengkapi dengan kait EMR / SRO. kami

menggunakan anulus pressure controldan downulus tester valve selama

pengujian layer. Kami menyadari operasi yang terus meningkat, yang

mana peralatan kami dirancang untuk tekanan operasi 10K psi untuk

mengakomodasi persyaratan ketat ini.Peralatan DST kami juga secara

opsional dilengkapi dengan mekanisme latch di mana alat SPO terkunci,

sehingga memungkinkan untuk memantau tekanan di bawah katup tester

selama shut-in untuk mengurangi efek penyimpanan sumur bor yang

dapat secara signifikan mengaburkan akurasi evaluasi produktivitas

reservoir. Sistem E-barrel kami menyediakan pemantauan tekanan yang

efektif, dan pada gilirannya, memainkan peran penting dalam

mengurangi biaya coring. Kami unggul dalam hal kualitas dibandingkan

dengan perusahaan layanan lokal lainnya. Peralatan down hole kami

memungkinkan pengujian batang bor hingga 5 sumur secara bersamaan

75
menggunakan anulus tekanan yang dioperasikan katup Pengontrol

Terkontrol Tekanan (LPR-N Valve). Peralatan kami memenuhi

persyaratan tekanan kerja 10.000 psi dan terbuat dari bahan yang

memenuhi NACE, sehingga cocok untuk digunakan dalam lingkungan

yang mengandung H2S. Juga dimungkinkan untuk menginstal SRO

Latch (E-Barrel) secara opsional untuk memantau tekanan di bawah

katup tester selama shut-in.

b. TCP (tubing convayed perforating)

Gambar 4.6

TCP (tubing convayed perforating) PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber: bbs-group.co.id

Perforating akan membantu menciptakan terowongan perforating

yang bersih, menggunakan teknik Under Balance statis. Sebuah

terowongan perforating yang bersih akan memiliki nilai tambah untuk

aliran hidrokarbon dinamis ke lubang sumur tanpa hambatan.Kami

menggunakan sistem pengaktifan-redundansi untuk melubangi 2 formasi

yang berbeda dalam satu sumur. Peralatan dapat dioperasikan dengan

atau tanpa peralatan DST. Sistem ini akan membantu pelanggan untuk

memaksimalkan kinerja waduk atau sumur mereka.

76
TCP memungkinkan interval perforasi yang panjang dalam satu

perjalanan tunggal, menghemat waktu dan biaya rig yang signifikan.

TCP mengoptimalkan aliran dengan memaksimalkan panjang perforasi

dan ukuran lubang masuk. Sistem Pengaktifan Redundan kami

menyediakan kemampuan menembak cadangan, memungkinkan kami

untuk melubangi dua formasi yang berbeda dalam satu sumur. Statis di

mana TCP beroperasi memastikan pembersihan perforasi yang lebih

baik, memfasilitasi aliran hidrokarbon yang lebih baik dari formasi ke

lubang sumur. Sistem ini dapat disesuaikan untuk setiap kombinasi

diameter, panjang dan kepadatan tembakan dengan atau tanpa peralatan

DST. Kami menggunakan beragam ukuran Gun HSD, dari 2,75 ",

3,3752 4,5" hingga 7,00 "dan kepadatan tembakan mulai dari 5 hingga

21 spf.

c. Completion product

Gambar 4.7

Completion product PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber: bbs-group.co.id

digembar-gemborkanoleh produsen dari Amerika yang

berpengalaman dan insinyur penyelesaian yang terampil, kami

77
menyediakan beragam produk lengkap untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan. Dengan pendekatan kami yang sopan dan bantuan yang

gigih, kami bertujuan untuk membantu pelanggan kami meningkatkan

produksi sambil mengurangi biaya barang dan jasa.

3. Field Service

a. General service

Gambar 4.8

General service PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber: bbs-group.co.id

Perusahaan kami juga mengkhususkan diri dalam penyediaan

peralatan berat yang mendesak dan penting serta persyaratan material

untuk pengeboran dan eksplorasi, sejak waktu aktivitas pengeboran

dimulai pada saat selesai. Biaya sosial dan lingkungan dari produksi

minyak bisa sangat luas. Tim profesional kami berkomitmen penuh

untuk menjaga hubungan positif dengan pemangku kepentingan dan

masyarakat. Kami juga melakukan kegiatan kami dengan integritas

profesional, menyeimbangkan kebutuhan pasokan energi dengan

kelestarian lingkungan. Metode dan pendekatan kami yang terbukti di

lapangan sensitif terhadap kendala pada komunitas, meminimalkan

risiko masalah sosial yang timbul.

78
b. Field service

Gambar 4.9

Field service PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber: bbs-group.co.id

Layanan yang sangat berkualitas dan pemeliharaan yang terencana

adalah kunci untuk operasi pengeboran yang sukses, khususnya di

daerah pantai. Kami mengkhususkan pada penyediaan layanan dari

hubungan masyarakat, akomodasi personil, sewa peralatan, alat berat,

transportasi ke pemantauan HQS ambient, serta tenaga kerja untuk

survey dan operasi.

c. Site preparation

Gambar 4.10

Site preparation PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber: bbs-group.co.id

79
Kami juga menyediakan berbagai layanan untuk persiapan lokasi,

termasuk fasilitas dan infrastruktur tempat pengeboran. Persiapan situs

yang baik menentukan keberhasilan proses driling. Tim kami berusaha

untuk menjaga keseimbangan antara proses manajemen lingkungan dan

persyaratan, kondisi dan spesifikasi kontrak yang disepakati. Pekerjaan

kami meliputi persiapan lokasi pengeboran, jalan masuk ke lahan

konstruksi, pekerjaan memotong, mengisi, dan membangun kolam air,

pembangunan flare pit dan pekerjaan konstruksi lainnya. Setiap aspek

produksi minyak dari eksplorasi hingga konsumsi, memiliki potensi

menghasilkan kerusakan besar bagi komunitas lokal dan lingkungan

mereka. Memahami praktik-praktik lokal adalah kunci untuk

memenangkan hati dan pikiran para pemangku kepentingan serta

masyarakat, dan tim layanan lapangan BBS memiliki pengalaman luas

dalam relasi masyarakat, memanfaatkan pendekatan hubungan

masyarakat yang disesuaikan, terbukti di Jawa, Papua, dan saat ini di

Sumatera Utara dan Kalimantan Timur. Peluang di mana praktis dan

layak akan dibentuk khusus untuk perusahaan local dan dalam rangka

memberikan layanan yang adil sementara pada saat yang sama dalam

mempertahankan kualitas kerja melalui penilaian kompleksitas proyek,

biaya dan hasil sebagai pertimbangan dalam pemberian proyek.

4.1.5 Daftar Alat, Tenaga Kerja dan PengalamanPT. Bama Bumi Sentosa

(BBS)

1. Daftar Peralatan yang digunakan PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

80
Tabel 4.1

Daftar Peralatan PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber:Data Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat

Jendral Minyak dan Gas Bumi tahun 2015

No Nama Alat Merk Jumlah Tahun Kondisi Status


Pembua Alat Kepemili
tan kan

1 Autocad 2D Autodesk 3 - - Milik


sendiri
2 Welltesting Flopetrol, 10 - Baik Milik
Unit_Horizontal Vansin sendiri
Separator 1440 psi- 3 Singapore,
Phase Zubali
3 Welltesting SSB, 13 - Baik Milik
Unit_Horizontal Guna Era sendiri
Separator 600 psi- 3
Phase
4 Gas Scrubber Laser Jaya 1 - Baik Milik
Sakti sendiri

2. Daftar Tenaga Kerja PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Tabel 4.2

Daftar Tenaga Kerja PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber:Data Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat

Jendral Minyak dan Gas Bumi tahun 2015

Tenaga Kerja

Jumlah
No
Kualifikasi WNI WNA

1 Tenaga Ahli
-Ahli Madya Teknik Bangunan 1 -
-Ahli Madya Sistem Plumbing dan Pompa 1 -
-Ahli Madya Jalan Raya -
1
2 Tenaga Terampil

81
-Surveyor 1 -
-Welltesting Enginer 5 -
-Slickline Enginer 4 -
-Drill Stem Testing Enginer 4 -
-Tubing Conveyed Perforating Enginer 3 -
-Coiled Tubing Enginer 3 -
-Cementing Enginer 3 -
-HSE Enginer 10 -
-Welding Inspector 2 -
-Inspeksi NDT Enginer 3 -

Total 41

3. Pengalaman-pengalaman PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Tabel 4.3

Daftar Pengalaman PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber:Data Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat

Jendral Minyak dan Gas Bumi tahun 2015

No Nama Proyek Lingkup Lokasi Periode Pelanggan


Pekerjaan
1 NKT General Sumur 2012 Pertamina EP
Service eksplorasi north
Kedung Tuban
(NKT)-2 atau
penggantinya di
wilayah Jawa
Tengah
2 GCI, NRA, KAG Welltesting, Sumur 2012 Pertamina EP
Slickline & eksplorasi
DST garcinia (GCI)-
1, Nira (NRA)-
1, Kuang
(KAG-DX),
Petrium (PRT)-
A, Pemaat
(PMT)-03 dan
Salmon Biru
(SLR)-01

3 Tasim 4 Welltesting Sumur Tasim 04 2012 Pertamina EP


Field
Prabumulih, PT.
Pertamina EP

82
Region Sumatra
4 KTI Welltesting, Sumur 2012 Pertamina EP
Slickline & eksplorasi
DST daerah Sumatra
& KTI
5 UBEP Limau Welltesting, Sumur PT. 2012 Pertamina EP
Slickline & Pertamina EP
DST UBEP Limau
6 UBEP Limau Welltesting, Sumur PT. 2012 Pertamina EP
Slickline & Pertamina EP
DST UBEP Limau
7 MJR Pembuatan Sumur 2012 Pertamina EP
Lokasi & Eksplorasi
General Mujaer (MJR)-1
Service Propinsi
Kalimantan
Timur
8 TPN Pembuatan Jasa pembuatan 2012 Pertamina EP
Lokasi & pondasi Sellar
General baru dan sarana
Service penunjang
lainnya untuk
pemboran
sumur
Eksplorasi
TAPEN (TPN)-
1A Twin
Propinsi Jawa
Timur
9 TPN Welltesting, Bridging 2012 Pertamina EP
Slickline & Kontrak Jasa
DST DST dan
Production
Testing sumur
TAPEN (TPN)-
1A Twin
Propinsi Jawa
Timur
10 TBR-3 Pembuatan Perawatan 2012 Pertamina EP
Lokasi & lokasi dan jalan
General masuk selama
Service pemboran,
penyediaan alat
berat dan jasa
penunjang
lainnya serta
perbaikan
prasarana

83
pendukung
pemboran untuk
pemboran
sumur
eksplorasi Tiung
Biru (TBR)-3
Provinsi Jawa
Timur
11 Various Welltesting, Sumur 2013 Pertamina EP
Slickline & eksplorasi Jawa
DST tahun 2012-
2013
12 PDM Welltesting Pemboran di 2013 Pertamina EP
Pertamina EP di
wilayah proyek
Pengembangan
Pondok
Makmur
13 KWG General KWG-PA/1 2013 Pertamina EP
Service Field Cepu
14 RBT General Sumur RBT- 2013 Pertamina EP
Service 01A PT.
Pertamina EP
15 Various General Sumur 2013 Pertamina EP
Service eksplorasi Jawa-
6
16 ADM Pembuatan Sumur 2013 Pertamina EP
Lokasi & Eksplorasi
General Adenium
Service (ADM)-1
Propinsi
Sumatra Utara
17 Various General Sumur 2013 Pertamina EP
Service Eksplorasi
Daerah
Kawasan Timur
Indonesia
18 Matindok Welltesting, Pemboran & 2013 Pertamina EP
Slickline & Workover
DST wilayah
Matindok Gas
Development
Project
Pertamina EP
19 Various Welltesting, Sumur 2013 Pertamina EP
Slickline & Eksplorasi
DST daerah Sumatra
dan KTI

84
20 MJR General Sumur 2013 Pertamina EP
Service Eksplorasi
Mujaer (MJR)-1
Provinsi
Kalimantan
Timur
21 Various Pembuatan Sumur 2013 Pertamina EP
Lokasi & Eksplorasi
General daerah Sumatera
Service -8
22 Various Pembuatan Sumur 2013 Pertamina EP
Lokasi & Eksplorasi Jawa
General -8
Service
23 PPGJ General Sumur Jawa Gas 2013 Pertamina EP
Service Development
Project
Pertamina EP
24 BGL Pembuatan Lokasi 2013 Pertamina EP
Lokasi & Benggala
General (BGL)-2 Daerah
Service Sumatera Utara
25 Matindok Welltesting, Pemboran & 2013 Pertamina EP
Slickline & Workover
DST Wilayah
Matindok Gas
Development
Project tahun
2013-2014
Pertamina EP
26 Various Welltesting, Jasa DST & 2013 Pertamina EP
Slickline & Production
DST Testing Sumur-
sumur
Eksplorasi
Daerah
Sumatera & KTI
27 Paku Gajah Welltesting Sumur POP 2013 Pertamina EP
Paku Gajah
Development
Project
Pertamina EP
28 MJR Welltesting, Sumur 2013 Pertamina EP
Slickline Eksplorasi
&DST Mujaer (MJR)-1
Kalimantan
Timur, DST 6 &
7 Azalea (AZL)-

85
1, DST 4,5,6,7
Gandaria
(GDR)-1
Daerah
Sumatera
29 NNA Pembuatan Sumur 2014 Pertamina EP
Lokasi & Eksplorasi Nona
General (NNA)-1
Service Daerah Jawa
Timur
30 Ramba Pembuatan 3 Lokasi 2015 Pertamina EP
Lokasi Pemboran di
Ramba Field
Pertamina EP
Asset 1
31 KGR Welltesting Sumur PHE Randu
Eksplorasi Gunting
Kenangrejo
(KGR)-1 Blok
Randu gunting
Provinsi Jawa
Tengah
32 Talisman Welltesting - 2014 Talisman
33 Talisman Welltesting - 2014 Talisman
34 Trembes Pembuatan - 2014 KSO
Lokasi Trembes
35 ABS Pembuatan - 2014 Alam BS
Lokasi
36 ABS Coiled - 2014 Alam BS
Tubing
37 Total Slickline Tambora 2015 Total EP
Indonesie

86
4.1.6 Sertifikasi
Gambar 4.11
PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)
Sumber:https://web.facebook.com/bamabumisentosa/photos/
a.118695574961782.25519.116093578555315/118695691628437/?type=3&theater

87
4.1.7 Logo Perusahaan

Gambar 4.12

Logo PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber: https://www.bbs-group.co.id

4.1.8 Penghargaandan TestimonyPT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Gambar 4.13

Penghargaan PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Sumber:https://web.facebook.com/bamabumisentosa/photos/

a.118696638295009.25521.116093578555315/118696731628333/?type=3&theater

88
4.2 Hasil Penelitian

Untuk menjawab permasalahan pada penelitian ini penulis akan menjelaskan

hasil dari analisis “Direct mail di PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

DalamMembangun Minat Beli JasaSlick Line Unit Dan Well Testing UnitPada

Proyek KJP3 PT PERTAMINA EP Asset 2 Prabumulih” dengan berbagai data yang

penulis dapatkan selama proses pengumpulan data, adapun data-data yang penulis

peroleh adalah sebagai berikut:

4.3 Pembahasan

Pada penelitian ini penulis akan menjelaskan hasil dari analisis “Direct mail di

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalammembangun minat beli jasaslick line unit dan

well testing unitpada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih” dengan

menggunakan tabel matriks dan teori matriks, peneliti akan menjabarkannya sebagai

berikut:

Tabel 4.4

Analisa tabel matriks dari hasil wawancara dengan marketing administration

dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Nama Narasumber 1 : Eva

Jabatan : Marketing administration

Nama Narasumber 2 : Eeng Dwi. A

Jabatan : Bid and Contract

Lokasi wawancara : Kantor operasional PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

Jakarta, Jl. Dr. Saharjo No.123, RT.1/RW.7,

Manggarai, Tebet, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta

12860

89
Membuat Tarik Ciptakan Jawab Tanamka Beri Gunakan
surat perhatian kebutuhan pertanyan Penjelasan insentif
langsung dari prospek akan an dan kepercay cara untuk
(direct sasaran produk/jas beri aan, membeli, mendoron
mail) yang sejak dini a kepastian
minimal memesan, g respon
efektif dengan kepada kan menghubu yang lebih
desain pembeli resiko, ngi dan cepat.
amplop dan bagaimana
yang reputasi membayar
menarik baik.
Tertarik Marketing Marketing Marketing Untuk Untuk Marketing Marketing
untuk BBS BBS tidak BBS menjawa menana BBS tidak BBS
mencari mempersiap menarik memenuhi b mkan memberik Mengguna
informasi kan dan perhatian kebutuhan pertanya kepercay an kan
mengenai membuat dari prospek jasa yang an dan aan, penjelasan dokumen
produk surat sasaran di member minimal mengenai surat
langsung yaitu PT. butuhkan kepastian kan cara penawaran
(direct Pertamina oleh PT. kepada resiko, membeli, harga dan
mail) atas EP Asset 2 Pertamina PT. dan memesan, dokumen
undangan sejak dini EP Asset 2 Pertamin reputasi dan jaminan
tender dari dengan dengan a EP baik bagaiman penawaran
PT. desain membuats Asset 2, kepada a pada surat
Pertamina amplop urat Marketin PT. membayar kedua
EP Asset 2 yang langsung g BBS Pertamin karena untuk
untuk menarik. (direct mencant a EP mengenai mendoron
kontrak jasa mail) atas umkan Asset , proses g respon
dan Dalam undangan nomer Marketin pembelian yang lebih
pengoprasia menarik dari PT. telepon g BBS BBS tidak cepat dari
n peralatan perhatian Pertamina perushaa membuat menjelask PT.
production PT. EP Asset 2 n yang surat annya Pertamina
test unit dan Pertamina selaku bisa pernyata kepadaPT. EP Asset 2
SRO. EP Asset 2, penyeleng dihubung an Pertamina pada
Dengan Marketing gara i oleh kesanggu EP Asset proyek
mempersiap BBS tender PT. pan 2, direct KJP3 di
kan berfokus untuk Pertamin untuk mail surat prabumuli
dokumen- pada pada kontrak a EP memenu pertama h.
dokumen surat-surat jasa dan Asset 2. hi isinya
yang penawaran pengoprasi Pada standar adalah surat
dibutuhkan. dan an praktekn yang di detail penawaran
Ada dua jaminan, peralatan ya PT. tentukan tentang harga dan
surat yang seperti surat production Pertamin oleh PT. spesifikasi dokumen
dikirimkan penawaran test unit a EP Pertamin alat dan jaminan
kepada teknis dan dan SRO. Asset 2 a EP jasa, penawaran
penyelengg harga dari Dengan bertanya Asset 2 prosedur ini di
ara tender jasa mempersia mengena yang pemasang tujukan
yaitu surat Slickline pkan i seputar ditanda an alat, oleh
penawaran unit dan dokumen- spesifika tangani dan detail Marketing
teknis dan welltesting dokumen si alat- oleh proses BBS untuk

90
surat unit, yang alat yang pejabat pekerjaan memperce
penawaran jaminan dibutuhka digunaka atau sedangkan pat proses
harga. pada jasa n. Ada dua n serta pimpinan pada surat penentuan
Masing- Slickline surat yang standar tertinggi kedua pemenang
masing isi unit dan dikirimkan keamana perusaha isinya tender
surat welltesting kepada nnya dan aan adalah yang
tersebut unitserta penyeleng prosedur (form surat diselengga
berbeda- surat gara pemasan SC- penawara rakan oleh
beda, dalam penyataan tender gan alat- 12C).sed n harga, PT.
surat kesanggupa yaitu surat alat angkan perincian Pertamina
penawaran n BBS penawaran tersebut pada dan EP Asset 2
teknis isi dalam teknis dan pada saat surat rekapitula karena
dokumen- memenushi surat site kedua si harga proses
dokumen batasan penawaran visitatau BBS dan untuk
nya adalah: minimal harga. survey. mencant jaminan menentuka
surat TKDN dan Masing- Ini umkan penawara n
penawaran Jaminan masing isi sangat dokumen n. pemenang
teknis, surat penawaran surat efektif jaminan Untuk tender bisa
pernyataan- harga serta tersebut bagi PT. penawar proses berlangsun
pernyataan, surat berbeda- Pertamin an dan pembelia g selama
surat pernyataan beda, a EP dokumen dan cara seminggu
pernyataan keabsahan dalam Asset keabsaha pembayar sampai
kesanggupa jaminan surat 2selaku n an di sebulan
n, dokumen penawaran penawaran penyelen jaminan tentukan dari
IPT yang harga pada teknis isi ggara penawar oleh PT. tanggal
diparaf oleh jasa pada dokumen- tender an/ bid Pertamina penutupan
bagian jasa dokumen karena bond. EP Asset tender.
marketing Slickline nya yang 2 setelah
administrati unit dan adalah: menjawa melakuka
on BBS, welltesting surat b n
struktur unit. penawaran langsung perjanjian
organisasi, teknis, adalah yang
daftar surat para ahli disepakati
tenaga pernyataan dan oleh BBS
kerja, daftar - teknisiny yang
peralatan, pernyataan a di ditandatan
surat , surat lapangan gani oleh
pernyataan pernyataan , dan kedua
lokasi untu kesanggup juga PT. belah
keperluan an, Pertamin pihak.
survey alat, dokumen a EP
salinan IPT yang Asset 2 Namun
surat diparaf dapat untuk
kelayakan oleh BBs, melihat menghubu
alat, SOP struktur langsung ngi,
pemasangan organisasi, proses marketing
dan daftar produksi BBS
pengopresai tenaga dan memberik

91
an jasa yg kerja, dampak an nomor
disewakan, daftar yang di telepon
dokumen peralatan, hasilkan pada
HSE surat oleh jasa direct
&Price list pernyataan Slickline mail
peralatan. lokasi unit dan tersebut
untu welltesti apa bila
Sedangkan keperluan ng unit pihak PT.
untuk surat survey yang di Pertamina
penawaran alat, tawarkan EP Asset
harga isi salinan oleh 2 ingin
dokumenny surat BBS menanyak
a adalah: kelayakan an hal
surat alat, SOP tertentu
penawaran pemasang terkait
harga, an dan dengan
perincian pengopres seputar
dan aian jasa informasi
rekapitulasi yg jasa
harga, disewakan Slickline
perincian , dokumen unit dan
perhitungan HSE welltestin
nilai &Price g unit
TKDN, list yang di
jaminan peralatan. tawarkan
penawaran oleh BBS.
(intensif) Sedangkan
dan surat untuk
pernyataan surat
keabsahan penawaran
jaminan harga isi
penawaran/ dokumenn
Bid Bond. ya adalah:
Semua surat
dokumen penawaran
tersebut harga,
harus di beri perincian
paraf dan dan
stempel rekapitulas
sebelum i harga,
dikirimkan perincian
ke perhitunga
penyelengg n nilai
ara atau TKDN,
panitia jaminan
tender penawaran
sebelum (intensif)
tanggal dan surat

92
yang di pernyataan
tentukan. keabsahan
Semua jaminan
dokumen- penawaran
dokumen / Bid
tersebut Bond.
ditujukan Semua
untuk dokumen
memberikan tersebut
informasi harus di
lengkap beri paraf
mengenaijas dan
a yang akan stempel
ditawarkan sebelum
dan dikirimkan
informasi ke
yang penyeleng
dibutuhkan gara atau
kepada panitia
pennyeleng tender
gara tender sebelum
yaitu tanggal
PT.Pertami yang di
na EP Asset tentukan.
2. Semua
dokumen-
dokumen
tersebut
ditujukan
untuk
memberik
an
informasi
lengkap
mengenai
spesifikasi
dari
jasaSlickli
ne unit
dan
welltesting
unit yang
akan
ditawarka
n dan
jugauntuk
memenuhi
kebutuhan

93
akan
informasi
spesifikasi
jasa
Slickline
unit dan
welltesting
unit bagi
PT.Pertam
ina EP
Asset 2.
Memperti Marketing Marketing Marketing Marketin Untuk Marketing Marketing
mbangkan BBS BBS tidak BBS g BBS menana BBS tidak BBS
untuk mempersiap menarik memenuhi menjawa mkan memberik Mengguna
membeli kan dan perhatian kebutuhan b kepercay an kan
membuat dari prospek jasa yang pertanya aan, penjelasan dokumen
surat sasaran di an dan minimal mengenai surat
langsung yaitu PT. butuhkan member kan cara penawaran
(direct Pertamina oleh PT. kepastian resiko, membeli, harga dan
mail) atas EP Asset 2 Pertamina mengena dan memesan, dokumen
undangan sejak dini EP Asset 2 i jasa menunju dan jaminan
tender dari dengan dengan slickline kan bagaiman penawaran
PT. desain membuat unit dan reputasi a pada surat
Pertamina amplop surat welltesti baik agar membayar kedua
EP Asset 2 yang langsung ng PT. karena untuk
untuk menarik. (direct unitmelal Pertamin mengenai mendoron
kontrak jasa mail) atas ui direct a Asset 2 proses g respon
dan Dalam undangan mail nya dapat pembelian yang lebih
pengoprasia menarik dari PT. dengan mempert BBS tidak cepat dari
n peralatan perhatian Pertamina menyerta imbangk menjelask PT.
production PT. EP Asset 2 kan an untuk annya Pertamina
test unit dan Pertamina selaku dokumen menyew kepadaPT. EP Asset 2
SRO. EP Asset 2, penyeleng - a jasa Pertamina pada
Dengan Marketing gara dokumen slickline EP Asset proyek
mempersiap BBS tender atau unit dan 2, direct KJP3 di
kan berfokus untuk surat- welltesti mail surat prabumuli
dokumen- pada pada kontrak surat ng unit pertama h.
dokumen surat-surat jasa dan seperti marketin isinya
yang penawaran pengoprasi surat g BBS adalah surat
dibutuhkan. dan an pernyata memasu detail penawaran
Ada dua jaminan, peralatan aan kan tentang harga dan
surat yang seperti surat production lokasi dokumen spesifikasi dokumen
dikirimkan penawaran test unit untuk - alat dan jaminan
kepada teknis dan dan SRO. keperlua dokumen jasa, penawaran
penyelengg harga dari Dengan n site seperti prosedur ini di
ara tender jasa mempersia visit, surat pemasang tujukan
yaitu surat Slickline pkan SOP penawar an alat, oleh
penawaran unit dan dokumen- pemasan an dan detail Marketing

94
teknis dan welltesting dokumen gan dan teknis, proses BBS agar
surat unit, yang pengoper surat pekerjaan dapat
penawaran jaminan dibutuhka asian pernyata sedangkan menjadi
harga. pada jasa n. Ada dua peralatan an- pada surat bahan
Masing- Slickline surat yang slickline pernyata kedua pertimban
masing isi unit dan dikirimkan unit dan an, surat isinya gan untuk
surat welltesting kepada welltesti pernyata adalah memilih
tersebut unitserta penyeleng ng unit, an surat jasa
berbeda- surat gara serta kesanggu penawara slickline
beda, dalam penyataan tender dokumen pan, n harga, unit dan
surat kesanggupa yaitu surat Price dokumen perincian welltesting
penawaran n BBS penawaran List, IPT yang dan unit dan
teknis isi dalam teknis dan semua diparaf rekapitula juga untuk
dokumen- memenushi surat dokumen oleh si harga menjadi
dokumen batasan penawaran - bagian dan bahan
nya adalah: minimal harga. dokumen marketin jaminan pertimban
surat TKDN dan Masing- dan g penawara gan bagi
penawaran Jaminan masing isi surat- administ n. PT.
teknis, surat penawaran surat surat ration Untuk Pertamina
pernyataan- harga serta tersebut tersebut BBS, proses EP Asset 2
pernyataan, surat berbeda- di struktur pembelia dalam
surat pernyataan beda, tujukan organisas dan cara menentuka
pernyataan keabsahan dalam untuk i, daftar pembayar n
kesanggupa jaminan surat menjawa tenaga an di pemenang
n, dokumen penawaran penawaran b kerja, tentukan tender
IPT yang harga pada teknis isi pertanya daftar oleh PT. yang
diparaf oleh jasa pada dokumen- aan- peralatan Pertamina diselengga
bagian jasa dokumen pertanya , surat EP Asset rakan oleh
marketing Slickline nya an yang pernyata 2 setelah PT.
administrati unit dan adalah: ada di an lokasi melakuka Pertamina
on BBS, welltesting surat benak untu n EP Asset 2
struktur unit. penawaran PT. keperlua perjanjian karena
organisasi, teknis, Pertamin n survey yang proses
daftar surat a EP alat, disepakati untuk
tenaga pernyataan Asset 2 salinan oleh BBS menentuka
kerja, daftar - terhadap surat yang n
peralatan, pernyataan kesiapan, kelayaka ditandatan pemenang
surat , surat kelengka n alat, gani oleh tender bisa
pernyataan pernyataan pan serta SOP kedua berlangsun
lokasi untu kesanggup kemanan pemasan belah g selama
keperluan an, dalam gan dan pihak. seminggu
survey alat, dokumen prosedur pengopre sampai
salinan IPT yang pemasan saian Namun sebulan
surat diparaf gan dan jasa yg untuk dari
kelayakan oleh BBs, pengoper disewaka menghubu tanggal
alat, SOP struktur asian n, ngi, penutupan
pemasangan organisasi, jasa dokumen marketing tender.
dan daftar slickline HSE BBS

95
pengopresai tenaga unit dan &Price memberik
an jasa yg kerja, welltesti list an nomor
disewakan, daftar ng peralatan telepon
dokumen peralatan, unityang . pada direct
HSE surat di mail
&Price list pernyataan tawarkan Sedangk tersebut
peralatan. lokasi ole BBS. an untuk apa bila
untu surat pihak PT.
Sedangkan keperluan Site penawar Pertamina
untuk surat survey visitdilak an harga EP Asset 2
penawaran alat, sanakan isi ingin
harga isi salinan oleh PT. dokumen menanyak
dokumenny surat Pertamin nya an hal
a adalah: kelayakan a EP adalah: tertentu
surat alat, SOP Asset 2 surat terkait
penawaran pemasang atas surat penawar dengan
harga, an dan pernyata an harga, seputar
perincian pengopres an lokasi perincian informasi
dan aian jasa peralatan dan jasa
rekapitulasi yg yang rekapitul Slickline
harga, disewakan ditawark asi unit dan
perincian , dokumen an oleh harga, welltesting
perhitungan HSE BBS atas perincian unit yang
nilai &Price jasa perhitun di
TKDN, list slickline gan nilai tawarkan
jaminan peralatan. unit dan TKDN, oleh BBS.
penawaran welltesti jaminan
(intensif) Sedangkan ng unit. penawar
dan surat untuk Pada saat an
pernyataan surat site (intensif)
keabsahan penawaran visitPT. dan surat
jaminan harga isi Pertamin pernyata
penawaran/ dokumenn a EP an
Bid Bond. ya adalah: melihat keabsaha
Semua surat langsung n
dokumen penawaran proses jaminan
tersebut harga, pemasan penawar
harus di beri perincian gan, an/ Bid
paraf dan dan pengoper Bond.
stempel rekapitulas asian dan Yang
sebelum i harga, manfaat semua
dikirimkan perincian dari jasa dokumen
ke perhitunga slickline tersebut
penyelengg n nilai unit dan di
ara atau TKDN, welltesti tujukan
panitia jaminan ng sebagai
tender penawaran unityang bahan
sebelum (intensif) BBS pertimba

96
tanggal dan surat tawarkan ngan PT.
yang di pernyataan melalui Pertamin
tentukan. keabsahan surat a Asset 2
Semua jaminan penawar dalam
dokumen- penawaran an menyew
dokumen / Bid teknis. a jasa
tersebut Bond. slickline
ditujukan Semua unit dan
untuk dokumen welltesti
memberikan tersebut ng unit
pertimbanga harus di dan
n untuk beri paraf dokumen
memilih dan -
BBS stempel dokumen
sebagai sebelum tersebut
penyedia dikirimkan juga
jasa ke dapat
slickline penyeleng menunju
unit dan gara atau kan
welltesting panitia reputasi
unit kepada tender BBS
penyelengg sebelum serta
ara tender tanggal dapat
yaitu yang di menana
PT.Pertami tentukan. mkan
na EP Asset Semua kepercay
2. dokumen- aan pad
dokumen PT.
tersebut Pertamin
ditujukan a EP
untuk Asset 2
memberik pada
an proyek
informasi KJP3 test
lengkap unit dan
mengenai SRO.
spesifikasi
alat dari
jasa
Slickline
unit dan
welltesting
unit yang
akan
ditawarka
n dan juga
untuk
memenuhi

97
kebutuhan
akan
informasi
spesifikasi
jasa
Slickline
unit dan
welltesting
unit bagi
PT.Pertam
ina EP
Asset 2
agar
PT.Pertam
ina EP
Asset 2
memperti
mbangkan
untuk
membeli
pada
proses
pembukaa
n dan
analisis
surat
pertama
dan kedua.
Tertarik Marketing Marketing Marketing Marketin Untuk Marketing Marketing
untuk BBS BBS tidak BBS g BBS menana BBS tidak BBS
mencoba mempersiap menarik memenuhi menjawa mkan memberik Mengguna
kan dan perhatian kebutuhan b kepercay an kan
membuat dari prospek jasa yang pertanya aan, penjelasan dokumen
surat sasaran di an dan minimal mengenai surat
langsung yaitu PT. butuhkan member kan cara penawaran
(direct Pertamina oleh PT. kepastian resiko, membeli, harga dan
mail) atas EP Asset 2 Pertamina mengena dan memesan, dokumen
undangan sejak dini EP Asset 2 i jasa menunju dan jaminan
tender dari dengan dengan slickline kan bagaiman penawaran
PT. desain membuat unit dan reputasi a pada surat
Pertamina amplop surat welltesti baik agar membayar kedua
EP Asset 2 yang langsung ng PT. karena untuk
untuk menarik. (direct unitmelal Pertamin mengenai mendoron
kontrak jasa mail) atas ui direct a Asset 2 proses g respon
dan Dalam undangan mail nya tertarik pembelian yang lebih
pengoprasia menarik dari PT. dengan untuk BBS tidak cepat dari
n peralatan perhatian Pertamina menyerta mencoba menjelask PT.
production PT. EP Asset 2 kan jasa annya Pertamina

98
test unit dan Pertamina selaku dokumen slickline kepadaPT. EP Asset 2
SRO. EP Asset 2, penyeleng - unit dan Pertamina pada
Dengan Marketing gara dokumen welltesti EP Asset proyek
mempersiap BBS tender atau ng 2, direct KJP3 di
kan berfokus untuk surat- unitmark mail surat prabumuli
dokumen- pada pada kontrak surat eting pertama h.
dokumen surat-surat jasa dan seperti BBS isinya
yang penawaran pengoprasi surat memasu adalah surat
dibutuhkan. dan an pernyata kan detail penawaran
Ada dua jaminan, peralatan aan dokumen tentang harga dan
surat yang seperti surat production lokasi - spesifikasi dokumen
dikirimkan penawaran test unit untuk dokumen alat dan jaminan
kepada teknis dan dan SRO. keperlua seperti jasa, penawaran
penyelengg harga dari Dengan n site surat prosedur ini di
ara tender jasa mempersia visit, penawar pemasang tujukan
yaitu surat Slickline pkan SOP an an alat, oleh
penawaran unit dan dokumen- pemasan teknis, dan detail Marketing
teknis dan welltesting dokumen gan dan surat proses BBS agar
surat unit, yang pengoper pernyata pekerjaan PT.
penawaran jaminan dibutuhka asian an- sedangkan Pertamina
harga. pada jasa n. Ada dua peralatan pernyata pada surat EP Asset 2
Masing- Slickline surat yang slickline an, surat kedua tertarik
masing isi unit dan dikirimkan unit dan pernyata isinya untuk
surat welltesting kepada welltesti an adalah mencoba
tersebut unitserta penyeleng ng unit, kesanggu surat jasa
berbeda- surat gara serta pan, penawara slickline
beda, dalam penyataan tender dokumen dokumen n harga, unit dan
surat kesanggupa yaitu surat Price IPT yang perincian welltesting
penawaran n BBS penawaran List, diparaf dan unit dan
teknis isi dalam teknis dan semua oleh rekapitula juga untuk
dokumen- memenushi surat dokumen bagian si harga menjadi
dokumen batasan penawaran - marketin dan bahan
nya adalah: minimal harga. dokumen g jaminan pertimban
surat TKDN dan Masing- dan administ penawara gan bagi
penawaran Jaminan masing isi surat- ration n. PT.
teknis, surat penawaran surat surat BBS, Untuk Pertamina
pernyataan- harga serta tersebut tersebut struktur proses EP Asset 2
pernyataan, surat berbeda- di organisas pembelia dalam
surat pernyataan beda, tujukan i, daftar dan cara menentuka
pernyataan keabsahan dalam untuk tenaga pembayar n
kesanggupa jaminan surat menjawa kerja, an di pemenang
n, dokumen penawaran penawaran b daftar tentukan tender
IPT yang harga pada teknis isi pertanya peralatan oleh PT. yang
diparaf oleh jasa pada dokumen- aan- , surat Pertamina diselengga
bagian jasa dokumen pertanya pernyata EP Asset rakan oleh
marketing Slickline nya an yang an lokasi 2 setelah PT.
administrati unit dan adalah: ada di untu melakuka Pertamina
on BBS, welltesting surat benak keperlua n EP Asset 2

99
struktur unit. penawaran PT. n survey perjanjian karena
organisasi, teknis, Pertamin alat, yang proses
daftar surat a EP salinan disepakati untuk
tenaga pernyataan Asset 2 surat oleh BBS menentuka
kerja, daftar - terhadap kelayaka yang n
peralatan, pernyataan kesiapan, n alat, ditandatan pemenang
surat , surat kelengka SOP gani oleh tender bisa
pernyataan pernyataan pan serta pemasan kedua berlangsun
lokasi untu kesanggup kemanan gan dan belah g selama
keperluan an, dalam pengopre pihak. seminggu
survey alat, dokumen prosedur saian sampai
salinan IPT yang pemasan jasa yg Namun sebulan
surat diparaf gan dan disewaka untuk dari
kelayakan oleh BBs, pengoper n, menghubu tanggal
alat, SOP struktur asian dokumen ngi, penutupan
pemasangan organisasi, jasa HSE marketing tender.
dan daftar slickline &Price BBS
pengopresai tenaga unit dan list memberik
an jasa yg kerja, welltesti peralatan an nomor
disewakan, daftar ng . telepon
dokumen peralatan, unityang pada direct
HSE surat di Sedangk mail
&Price list pernyataan tawarkan an untuk tersebut
peralatan. lokasi ole BBS. surat apa bila
untu penawar pihak PT.
Sedangkan keperluan Site an harga Pertamina
untuk surat survey visitdilak isi EP Asset 2
penawaran alat, sanakan dokumen ingin
harga isi salinan oleh PT. nya menanyak
dokumenny surat Pertamin adalah: an hal
a adalah: kelayakan a EP surat tertentu
surat alat, SOP Asset 2 penawar terkait
penawaran pemasang atas surat an harga, dengan
harga, an dan pernyata perincian seputar
perincian pengopres an lokasi dan informasi
dan aian jasa peralatan rekapitul jasa
rekapitulasi yg yang asi Slickline
harga, disewakan ditawark harga, unit dan
perincian , dokumen an oleh perincian welltesting
perhitungan HSE BBS atas perhitun unit yang
nilai &Price jasa gan nilai di
TKDN, list slickline TKDN, tawarkan
jaminan peralatan. unit dan jaminan oleh BBS.
penawaran Sedangkan welltesti penawar
(intensif) untuk ng unit. an
dan surat surat Pada saat (intensif)
pernyataan penawaran site dan surat
keabsahan harga isi visitPT. pernyata

100
jaminan dokumenn Pertamin an
penawaran/ ya adalah: a EP keabsaha
Bid Bond. surat melihat n
Semua penawaran langsung jaminan
dokumen harga, proses penawar
tersebut perincian pemasan an/ Bid
harus di beri dan gan, Bond.
paraf dan rekapitulas pengoper Yang
stempel i harga, asian dan semua
sebelum perincian manfaat dokumen
dikirimkan perhitunga dari jasa tersebut
ke n nilai slickline di
penyelengg TKDN, unit dan tujukan
ara atau jaminan welltesti sebagai
panitia penawaran ng bahan
tender (intensif) unityang pertimba
sebelum dan surat BBS ngan PT.
tanggal pernyataan tawarkan Pertamin
yang di keabsahan melalui a Asset 2
tentukan. jaminan surat dalam
Semua penawaran penawar menyew
dokumen- / Bid an teknis a jasa
dokumen Bond. agar PT. slickline
tersebut Semua Pertamin unit dan
ditujukan dokumen a EP welltesti
untuk tersebut Asset 2 ng unit
memberikan harus di dapat dan
informasi beri paraf memiliki dokumen
lengkap dan ketertari -
mengenai stempel kan dokumen
jasa yang sebelum untuk tersebut
akan dikirimkan mencoba juga
ditawarkan ke jasa jasa dapat
dan penyeleng Slickline menunju
informasi gara atau unit dan kan
yang panitia welltesti reputasi
dibutuhkan tender ng BBS
kepada sebelum unityang pada jasa
pennyeleng tanggal BBS jasa
gara tender yang di tawarkan Slickline
yaitu tentukan. melalui unit dan
PT.Pertami Semua surat welltesti
na EP Asset dokumen- penawar ng
2. Agar dokumen an teknis unitserta
PT.Pertami tersebut dan surat dapat
na EP Asset ditujukan penawar menana
2 untuk an harga. mkan
agartertarik memberik kepercay

101
untuk an aan pad
mencoba. informasi PT.
marketing lengkap Pertamin
BBS mengenai a EP
mencantum spesifikasi Asset 2
kan alat dari pada
dokumen jasa proyek
surat Slickline KJP3 test
pernyataan unit dan unit dan
lokasi untuk welltesting SRO dan
keperluan unit yang dapat
site akan membuat
visitagar ditawarka PT.
bisa melihat n dan juga Pertamin
langsung untuk a EP
proses memenuhi Asset 2
pemasangat kebutuhan tertarik
alat dan akan untuk
pengoprasia informasi mencoba
n jasa slick spesifikasi jasa jasa
line unit dan jasa Slickline
welltesting Slickline unit dan
unitdan unit dan welltesti
kemampuan welltesting ng unit
para teknisi unit bagi yang
dalam PT.Pertam BBS
mengoprera ina EP tawarkan
sikannya Asset 2 .
serta agar
manfaat PT.Pertam
yang ina EP
dihasilkany Asset 2
ang BBS memperti
tawarkan. mbangkan
Dari untuk
undangan membeli
tersebut dan
dapat tertarik
diketahui untuk
bahwa PT. mencoba
Pertamina jasa pada
EP Asset 2 proses
telah jasa
memiliki Slickline
ketertarikan unit dan
terhadap welltesting
jasa unit pada
slickline saat

102
unit dan pembukaa
welltesting n dan
unit yang analisis
BBS miliki. surat
pertama
dan kedua.
Ingin Marketing Marketing Marketing Marketin Untuk Marketing Marketing
memiliki BBS BBS tidak BBS g BBS menana BBS tidak BBS
produk mempersiap menarik memenuhi menjawa mkan memberik Mengguna
kan dan perhatian kebutuhan b kepercay an kan
membuat dari prospek jasa yang pertanya aan, penjelasan dokumen
surat sasaran di an dan minimal mengenai surat
langsung yaitu PT. butuhkan member kan cara penawaran
(direct Pertamina oleh PT. kepastian resiko, membeli, harga dan
mail) atas EP Asset 2 Pertamina mengena dan memesan, dokumen
undangan sejak dini EP Asset 2 i jasa menunju dan jaminan
tender dari dengan dengan slickline kan bagaiman penawaran
PT. desain membuat unit dan reputasi a pada surat
Pertamina amplop surat welltesti baik agar membayar kedua
EP Asset 2 yang langsung ng PT. karena untuk
untuk menarik. (direct unitmelal Pertamin mengenai mendoron
kontrak jasa mail) atas ui direct a Asset 2 proses g respon
dan Dalam undangan mail nya tertarik pembelian yang lebih
pengoprasia menarik dari PT. dengan untuk BBS tidak cepat dari
n peralatan perhatian Pertamina menyerta mencoba menjelask PT.
production PT. EP Asset 2 kan jasa annya Pertamina
test unit dan Pertamina selaku dokumen slickline kepadaPT. EP Asset 2
SRO. EP Asset 2, penyeleng - unit dan Pertamina pada
Dengan Marketing gara dokumen welltesti EP Asset proyek
mempersiap BBS tender atau ng unit 2, direct KJP3 di
kan berfokus untuk surat- marketin mail surat prabumuli
dokumen- pada pada kontrak surat g BBS pertama h.
dokumen surat-surat jasa dan seperti memasu isinya
yang penawaran pengoprasi surat kan adalah surat
dibutuhkan. dan an pernyata dokumen detail penawaran
Ada dua jaminan, peralatan aan - tentang harga dan
surat yang seperti surat production lokasi dokumen spesifikasi dokumen
dikirimkan penawaran test unit untuk seperti alat dan jaminan
kepada teknis dan dan SRO. keperlua surat jasa, penawaran
penyelengg harga dari Dengan n site penawar prosedur ini di
ara tender jasa mempersia visit, an pemasang tujukan
yaitu surat Slickline pkan SOP teknis, an alat, oleh
penawaran unit dan dokumen- pemasan surat dan detail Marketing
teknis dan welltesting dokumen gan dan pernyata proses BBS agar
surat unit, yang pengoper an- pekerjaan PT.
penawaran jaminan dibutuhka asian pernyata sedangkan Pertamina
harga. pada jasa n. Ada dua peralatan an, surat pada surat EP Asset 2
Masing- Slickline surat yang slickline pernyata kedua tertarik

103
masing isi unit dan dikirimkan unit dan an isinya untuk
surat welltesting kepada welltesti kesanggu adalah mencoba
tersebut unitserta penyeleng ng unit, pan, surat jasa
berbeda- surat gara serta dokumen penawara slickline
beda, dalam penyataan tender dokumen IPT yang n harga, unit dan
surat kesanggupa yaitu surat Price diparaf perincian welltesting
penawaran n BBS penawaran List, oleh dan unit dan
teknis isi dalam teknis dan semua bagian rekapitula juga untuk
dokumen- memenushi surat dokumen marketin si harga menjadi
dokumen batasan penawaran - g dan bahan
nya adalah: minimal harga. dokumen administ jaminan pertimban
surat TKDN dan Masing- dan ration penawara gan bagi
penawaran Jaminan masing isi surat- BBS, n. PT.
teknis, surat penawaran surat surat struktur Untuk Pertamina
pernyataan- harga serta tersebut tersebut organisas proses EP Asset 2
pernyataan, surat berbeda- di i, daftar pembelia dalam
surat pernyataan beda, tujukan tenaga dan cara menentuka
pernyataan keabsahan dalam untuk kerja, pembayar n
kesanggupa jaminan surat menjawa daftar an di pemenang
n, dokumen penawaran penawaran b peralatan tentukan tender
IPT yang harga pada teknis isi pertanya , surat oleh PT. yang
diparaf oleh jasa pada dokumen- aan- pernyata Pertamina diselengga
bagian jasa dokumen pertanya an lokasi EP Asset rakan oleh
marketing Slickline nya an yang untu 2 setelah PT.
administrati unit dan adalah: ada di keperlua melakuka Pertamina
on BBS, welltesting surat benak n survey n EP Asset 2
struktur unit. penawaran PT. alat, perjanjian karena
organisasi, teknis, Pertamin salinan yang proses
daftar surat a EP surat disepakati untuk
tenaga pernyataan Asset 2 kelayaka oleh BBS menentuka
kerja, daftar - terhadap n alat, yang n
peralatan, pernyataan kesiapan, SOP ditandatan pemenang
surat , surat kelengka pemasan gani oleh tender bisa
pernyataan pernyataan pan serta gan dan kedua berlangsun
lokasi untu kesanggup kemanan pengopre belah g selama
keperluan an, dalam saian pihak. seminggu
survey alat, dokumen prosedur jasa yg sampai
salinan IPT yang pemasan disewaka Namun sebulan
surat diparaf gan dan n, untuk dari
kelayakan oleh BBs, pengoper dokumen menghubu tanggal
alat, SOP struktur asian HSE ngi, penutupan
pemasangan organisasi, jasa &Price marketing tender.
dan daftar slickline list BBS
pengopresai tenaga unit dan peralatan memberik
an jasa yg kerja, welltesti . an nomor
disewakan, daftar ng telepon
dokumen peralatan, unityang Sedangk pada direct
HSE surat di an untuk mail

104
&Price list pernyataan tawarkan surat tersebut
peralatan. lokasi ole BBS. penawar apa bila
untu an harga pihak PT.
Sedangkan keperluan Site isi Pertamina
untuk surat survey visitdilak dokumen EP Asset 2
penawaran alat, sanakan nya ingin
harga isi salinan oleh PT. adalah: menanyak
dokumenny surat Pertamin surat an hal
a adalah: kelayakan a EP penawar tertentu
surat alat, SOP Asset 2 an harga, terkait
penawaran pemasang atas surat perincian dengan
harga, an dan pernyata dan seputar
perincian pengopres an lokasi rekapitul informasi
dan aian jasa peralatan asi jasa
rekapitulasi yg yang harga, Slickline
harga, disewakan ditawark perincian unit dan
perincian , dokumen an oleh perhitun welltesting
perhitungan HSE BBS atas gan nilai unit yang
nilai &Price jasa TKDN, di
TKDN, list slickline jaminan tawarkan
jaminan peralatan. unit dan penawar oleh BBS.
penawaran welltesti an
(intensif) Sedangkan ng unit. (intensif)
dan surat untuk Pada saat dan surat
pernyataan surat site pernyata
keabsahan penawaran visitPT. an
jaminan harga isi Pertamin keabsaha
penawaran/ dokumenn a EP n
Bid Bond. ya adalah: melihat jaminan
Semua surat langsung penawar
dokumen penawaran proses an/ Bid
tersebut harga, pemasan Bond.
harus di beri perincian gan, Yang
paraf dan dan pengoper semua
stempel rekapitulas asian dan dokumen
sebelum i harga, manfaat tersebut
dikirimkan perincian dari jasa di
ke perhitunga slickline tujukan
penyelengg n nilai unit dan sebagai
ara atau TKDN, welltesti bahan
panitia jaminan ng pertimba
tender penawaran unityang ngan PT.
sebelum (intensif) BBS Pertamin
tanggal dan surat tawarkan a Asset 2
yang di pernyataan melalui agar
tentukan. keabsahan surat ingin
Semua jaminan penawar menyew
dokumen- penawaran an teknis a jasa

105
dokumen / Bid agar PT. slickline
tersebut Bond. Pertamin unit dan
ditujukan Semua a EP welltesti
untuk dokumen Asset 2 ng unit
memberikan tersebut ingin dan
informasi harus di menyew dokumen
lengkap beri paraf a jasa -
mengenai dan Slickline dokumen
jasa yang stempel unit dan tersebut
akan sebelum welltesti juga
ditawarkan dikirimkan ng dapat
dan ke unityang menunju
informasi penyeleng BBS kan
yang gara atau tawarkan reputasi
dibutuhkan panitia melalui BBS
kepada tender surat pada jasa
pennyeleng sebelum penawar jasa
gara tender tanggal an teknis Slickline
yaitu yang di dan surat unit dan
PT.Pertami tentukan. penawar welltesti
na EP Asset Semua an harga. ng unit
2. Semua dokumen- serta
dokumen- dokumen dapat
dokumen tersebut menana
yang ada ditujukan mkan
pada surat untuk kepercay
pertama dan memberik aan pad
kedua di an PT.
tujukan agar informasi Pertamin
calon lengkap a EP
konsumen mengenai Asset 2
yaitu PT. spesifikasi pada
Pertamin alat dari proyek
EP Asset 2 jasa KJP3 test
agar ingin Slickline unit dan
memiliki unit dan SRO dan
produk/ jasa welltesting dapat
yang unit yang membuat
disewakan akan PT.
oleh BBS ditawarka Pertamin
pada proyek n dan juga a EP
KJP3 di untuk Asset 2
Prabumulih. memenuhi ingin
kebutuhan untuk
akan menyew
informasi a jasa
spesifikasi Slickline
jasa unit dan

106
Slickline welltesti
unit dan ng
welltesting unityang
unit bagi BBS
PT.Pertam tawarkan
ina EP .
Asset 2
agar
PT.Pertam
ina EP
Asset 2
ingin
menyewa
jsaSlicklin
e unit dan
welltesting
unit pada
saat
pembukaa
n dan
analisis
surat
pertama
dan kedua.
Jadi ingin Marketing Marketing Marketing Marketin Untuk Marketing Marketing
memiliki BBS BBS tidak BBS g BBS menana BBS tidak BBS
produk mempersiap menarik memenuhi menjawa mkan memberik Mengguna
kan dan perhatian kebutuhan b kepercay an kan
membuat dari prospek jasa yang pertanya aan, penjelasan dokumen
surat sasaran di an dan minimal mengenai surat
langsung yaitu PT. butuhkan member kan cara penawaran
(direct Pertamina oleh PT. kepastian resiko, membeli, harga dan
mail) atas EP Asset 2 Pertamina mengena dan memesan, dokumen
undangan sejak dini EP Asset 2 i jasa menunju dan jaminan
tender dari dengan dengan slickline kan bagaiman penawaran
PT. desain membuat unit dan reputasi a pada surat
Pertamina amplop surat welltesti baik agar membayar kedua
EP Asset 2 yang langsung ng PT. karena untuk
untuk menarik. (direct unitmelal Pertamin mengenai mendoron
kontrak jasa mail) atas ui direct a Asset 2 proses g respon
dan Dalam undangan mail nya jadi ingin pembelian yang lebih
pengoprasia menarik dari PT. dengan menyew BBS tidak cepat dari
n peralatan perhatian Pertamina menyerta a jasa menjelask PT.
production PT. EP Asset 2 kan slickline annya Pertamina
test unit dan Pertamina selaku dokumen unit dan kepadaPT. EP Asset 2
SRO. EP Asset 2, penyeleng - welltesti Pertamina pada
Dengan Marketing gara dokumen ng unit EP Asset proyek
mempersiap BBS tender atau marketin 2, direct KJP3 di

107
kan berfokus untukkontr surat- g BBS mail surat prabumuli
dokumen- pada pada ak jasa surat memasu pertama h.
dokumen surat-surat dan seperti kan isinya
yang penawaran pengoprasi surat dokumen adalah surat
dibutuhkan. dan an pernyata - detail penawaran
Ada dua jaminan, peralatan aan dokumen tentang harga dan
surat yang seperti surat production lokasi seperti spesifikasi dokumen
dikirimkan penawaran test unit untuk surat alat dan jaminan
kepada teknis dan dan SRO. keperlua penawar jasa, penawaran
penyelengg harga dari Dengan n site an prosedur ini di
ara tender jasa mempersia visit, teknis, pemasang tujukan
yaitu surat Slickline pkan SOP surat an alat, oleh
penawaran unit dan dokumen- pemasan pernyata dan detail Marketing
teknis dan welltesting dokumen gan dan an- proses BBS agar
surat unit, yang pengoper pernyata pekerjaan PT.
penawaran jaminan dibutuhka asian an, surat sedangkan Pertamina
harga. pada jasa n. Ada dua peralatan pernyata pada surat EP Asset 2
Masing- Slickline surat yang slickline an kedua jadi ingin
masing isi unit dan dikirimkan unit dan kesanggu isinya menyewa
surat welltesting kepada welltesti pan, adalah jasa
tersebut unitserta penyeleng ng unit, dokumen surat slickline
berbeda- surat gara serta IPT yang penawara unit dan
beda, dalam penyataan tender dokumen diparaf n harga, welltesting
surat kesanggupa yaitu surat Price oleh perincian unit dan
penawaran n BBS penawaran List, bagian dan juga untuk
teknis isi dalam teknis dan semua marketin rekapitula menjadi
dokumen- memenushi surat dokumen g si harga bahan
dokumen batasan penawaran - administ dan pertimban
nya adalah: minimal harga. dokumen ration jaminan gan bagi
surat TKDN dan Masing- dan BBS, penawara PT.
penawaran Jaminan masing isi surat- struktur n. Pertamina
teknis, surat penawaran surat surat organisas Untuk EP Asset 2
pernyataan- harga serta tersebut tersebut i, daftar proses dalam
pernyataan, surat berbeda- di tenaga pembelia menentuka
surat pernyataan beda, tujukan kerja, dan cara n
pernyataan keabsahan dalam untuk daftar pembayar pemenang
kesanggupa jaminan surat menjawa peralatan an di tender
n, dokumen penawaran penawaran b , surat tentukan yang
IPT yang harga pada teknis isi pertanya pernyata oleh PT. diselengga
diparaf oleh jasa pada dokumen- aan- an lokasi Pertamina rakan oleh
bagian jasa dokumen pertanya untu EP Asset PT.
marketing Slickline nya an yang keperlua 2 setelah Pertamina
administrati unit dan adalah: ada di n survey melakuka EP Asset 2
on BBS, welltesting surat benak alat, n karena
struktur unit. penawaran PT. salinan perjanjian proses
organisasi, teknis, Pertamin surat yang untuk
daftar surat a EP kelayaka disepakati menentuka
tenaga pernyataan Asset 2 n alat, oleh BBS n

108
kerja, daftar - terhadap SOP yang pemenang
peralatan, pernyataan kesiapan, pemasan ditandatan tender bisa
surat , surat kelengka gan dan gani oleh berlangsun
pernyataan pernyataan pan serta pengopre kedua g selama
lokasi untu kesanggup kemanan saian belah seminggu
keperluan an, dalam jasa yg pihak. sampai
survey alat, dokumen prosedur disewaka sebulan
salinan IPT yang pemasan n, Namun dari
surat diparaf gan dan dokumen untuk tanggal
kelayakan oleh BBs, pengoper HSE menghubu penutupan
alat, SOP struktur asian &Price ngi, tender.
pemasangan organisasi, jasa list marketing
dan daftar slickline peralatan BBS
pengopresai tenaga unit dan . memberik
an jasa yg kerja, welltesti an nomor
disewakan, daftar ng Sedangk telepon
dokumen peralatan, unityangan untuk pada direct
HSE surat di surat mail
&Price list pernyataan tawarkanpenawar tersebut
peralatan. lokasi ole BBS.an harga apa bila
untu isi pihak PT.
Sedangkan keperluan Site dokumen Pertamina
untuk surat survey visitdilak nya EP Asset 2
penawaran alat, sanakan adalah: ingin
harga isi salinan oleh PT. surat menanyak
dokumenny surat Pertamin penawar an hal
a adalah: kelayakan a EP an harga, tertentu
surat alat, SOP Asset 2 perincian terkait
penawaran pemasang atas surat dan dengan
harga, an dan pernyata rekapitul seputar
perincian pengopres an lokasi asi informasi
dan aian jasa peralatan harga, jasa
rekapitulasi yg yang perincian Slickline
harga, disewakan ditawark perhitun unit dan
perincian , dokumen an oleh gan nilai welltesting
perhitungan HSE BBS atas TKDN, unit yang
nilai &Price jasa jaminan di
TKDN, list slickline penawar tawarkan
jaminan peralatan. unit dan an oleh BBS.
penawaran welltesti (intensif)
(intensif) Sedangkan ng unit. dan surat
dan surat untuk Pada saat pernyata
pernyataan surat site an
keabsahan penawaran visitPT. keabsaha
jaminan harga isi Pertamin n
penawaran/ dokumenn a EP jaminan
Bid Bond. ya adalah: melihat penawar
Semua surat langsung an/ Bid

109
dokumen penawaran proses Bond.
tersebut harga, pemasan Yang
harus di beri perincian gan, semua
paraf dan dan pengoper dokumen
stempel rekapitulas asian dan tersebut
sebelum i harga, manfaat di
dikirimkan perincian dari jasa tujukan
ke perhitunga slickline sebagai
penyelengg n nilai unit dan bahan
ara atau TKDN, welltesti pertimba
panitia jaminan ng ngan PT.
tender penawaran unityang Pertamin
sebelum (intensif) BBS a Asset 2
tanggal dan surat tawarkan dalam
yang di pernyataan melalui menyew
tentukan. keabsahan surat a jasa
Semua jaminan penawar slickline
dokumen- penawaran an teknis unit dan
dokumen / Bid agar PT. welltesti
tersebut Bond. Pertamin ng unit
ditujukan Semua a EP dan
untuk dokumen Asset 2 dokumen
memberikan tersebut dapat -
informasi harus di memiliki dokumen
lengkap beri paraf ketertari tersebut
mengenai dan kan juga
jasa yang stempel untuk dapat
akan sebelum mencoba menunju
ditawarkan dikirimkan jasa jasa kan
dan ke Slickline reputasi
informasi penyeleng unit dan BBS
yang gara atau welltesti pada jasa
dibutuhkan panitia ng jasa
kepada tender unityang Slickline
pennyeleng sebelum BBS unit dan
gara tender tanggal tawarkan welltesti
yaitu yang di melalui ng unit
PT.Pertami tentukan. surat serta
na EP Asset Semua penawar dapat
2. Semua dokumen- an teknis menana
dokumen- dokumen dan surat mkan
dokumen tersebut penawar kepercay
yang ada ditujukan an harga. aan pad
pada surat untuk PT.
pertama dan memberik Pertamin
kedua di an a EP
tujukan agar informasi Asset 2
calon lengkap pada

110
konsumen mengenai proyek
yaitu PT. spesifikasi KJP3 test
Pertamin alat dari unit dan
EP Asset 2 jasa SRO dan
agar jadi Slickline dapat
lebih yakin unit dan membuat
dan minat welltesting PT.
ingin unit yang Pertamin
memiliki akan a EP
produk/ jasa ditawarka Asset 2
yang n dan juga jadi ingin
disewakan untuk menyew
oleh BBS memenuhi a
untuk kebutuhan jasaSlickl
proyek akan ine unit
KJP3 di informasi dan
prabumulih. spesifikasi welltesti
jasa ng unit
Slickline yang
unit dan BBS
welltesting tawarkan
unit bagi .
PT.Pertam
ina EP
Asset 2
agar
PT.Pertam
ina EP
Asset 2
Jadi ingin
untuk
menyewa
jasa
Slickline
unit dan
welltesting
unityang
BBS
tawarkan.

111
4.3.2.1 Direct mail membuat surat langsung yang efektif oleh PT.Bama Bumi

Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well

testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih

(Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk).

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuatsurat langsung

(direct mail) salah satunya adalah dengan membuat surat langsung yang

efektif hal tersebut diuraikan pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-langkahnya:
Sandra Moriarty, hal 566 [41]

1) Membuat surat langsung yang efektif.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) harus membuat surat langsung yang efektif, pada tahap ini BBS sudah

melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak

marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkandirect mailuntuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulihyang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

beliau memberikan penjelasan tentang bagaimana untuk membuat surat

langsung yang efektif, beliau menyatakan bahwa:

“Untuk membuat surat langsung yang efektif biasanya BBS terlebih dahulu

melihat dokumen apa saja yang dibutuhkan oleh panitia penyelenggara

tenderlalu mempersiapkan dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang

dibutuhkan tersebut. Setelah kami kumpulkan dokumen-dokumen tersebut

kami cek lagi untuk kelayakan dokumen tersebut apakah dokumen-dokumen

112
tersebut layak untuk di masukan ke dalam amplop atau tidak. Dokumen-

dokumen yang layak menurut kami adalah dokumen yang informasinya

terupdate dan lengkap baik informasi mengenai spesifikasi alat, harga

maupun para teknisi di lapangan yang akan mengoprasikannya.

Sebelum di dokumen-dokumen tersebut di kirimkan ke pada panitia tender

kami memberi paraf dan stempel kepada setiap dokumen tersebut, pemberian

stempel tersebut menunjukan bahwa dokumen-dokumen tersebut sudah layak

dan siap untuk di kirikan kepada panitia penyelenggara tender yang

bersangkutan. Untuk kasus pada PT. Pertamina EP Asset 2, mereka

membutuhkan 12 dokumen untuk Surat penawan Tenis dan lima dokumen

pada surat penawaran harga jadi totalnya 17 dokumen dalam 2 amplop atau

sampul surat.

Selanjutnya minat beli dari indikator tertarik untuk mencari informasi

produk. Adapun indikator tertarik untuk mencari informasi mengenai produk

dari minat beli konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanukadalah

sebagai berikut: “Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk.

Konsumen yang teransang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak.” Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3dan SRO melalui

dokumen-dokumen yang ada pada direct mailuntuk menyediakan informasi-

informasi mengenai jasa slickline unit dan welltesting unitdimulai dari surat

penawaran teknis, dokumen surat pernyataan lokasi untuk keperluan alat yang

ditawarkan site visit, SOP atau standar operasional prosedur, dokumen HSE

113
plan, Price list peralatan, Surat penawaran harga, Perincian dan rekapitulasi

harga dari jasa yang akan disewakan, perincian perhitungan nilai TKDN dan

dokumen jaminan penawaran. Semua dokumen-dokumen tersebut di muat

oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) pada direct mailnya untuk memenuhi

kebutuhan informasi yang lebih banyak mengenai jasa yang dicari dan

dibutuhkan oleh PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3. Jadi

kesimpulannya, untuk menarik PT. Pertamina EP Asset 2 dalam mencari

informasi mengenai produk/jasa, BBS membuat direct mail yang efektif yang

di dalamnya berisi dokumen-dokumen teknis dan harga dengan informasi-

informasi yang detail dan lengkap mengenai jasa slickline unit dan welltesting

unit. Jadi dapat diketahui dari hasil wawancara dan teori yang sudah dijelaskan

di atas sebelumnnya, bahwa langkah yang harus PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) lakukan untuk membuat PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk

mencari informasi mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit adalah

dengan membuat direct mail yang efektif. Direct mail yang efektif ini berisi

informasi-informasi mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit yang PT.

Pertamina EP Asset 2 butuhkan untuk proyek KJP3, karena informasi yang

lengkap dapat membuat PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk mengetahui

lebih jauh informasi mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit. Zainal

dan Muhibudin, menyatakan bahwa:

“Promosi juga merupakan kegiatan untuk menyebarluaskan


informasi tentang barang atau jasa yang dijual dengan maksud
mengubah pola perilaku konsumen. Berbagai informasi yang diberikan
kepada calon pembeli sangat mempengaruhi keputusan mereka tentang
pengalokasian dana yang mereka miliki.” Zainal dan Muhibudin, hal 60,
[30]

114
Direct mail merupakan sarana promosi yang digunakan oleh PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS), BBS menggunakan direct mail sebagai sarana promosi

pada jasa yang mereka tawarkan. Menurut pernyataan Zainal dan Muhibudin,

kegiatan promosi mampu mempengaruhi keputusan konsumen untuk

memutuskan apakah mereka akan menggunakan jasa atau tidak.

4.3.2.2 Direct mail tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan

desain amplop yang menarikoleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well testing

unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset2 Prabumulih

(Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk).

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat surat langsung

(direct mail) salah satunya adalah dengan Tarik perhatian dari prospek sasaran

sejak dini dengan desain amplop yang menarik. hal tersebut diuraikan pada

teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

2) Tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan desain


amplop yang menarik.

Dari teori di atas dapat disimpulkan untuk membuat PT. Pertamina EP

Asset 2 tertarik dalam mencari informasi mengenai jasa PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) harus menarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan

desain amplop yang menarik melalui direct mail. pada tahap ini BBS tidak

melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil observasi penulis dengan datang

langsung ke kantor dan melihat langsung sampul atau amplop yang digunakan

oleh pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi

115
Sentosa (BBS) pada direct mail yang dikirimkan untuk proyek KJP3 PT.

Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina

EP Asset 2. Dari hasil observasi penulis di lapangan, penulis melihat bahwa

amplop atau sampul memiliki desain yang sederhana dengan dominasi warna

biru dan putih serta terdapat logo perusahaan dan gambar seputar eksplorasi

migas. warna biru dan putih merupakan ciri khas dari PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) pada setiap dokumen-dokumen atau surat-surat. Selanjutnya untuk

minat beli dari indikator tertarik untuk mencari informasi produk. Adapun

indikator tertarik untuk mencari informasi mengenai produk dari minat beli

konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk. Konsumen yang

teransang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih

banyak.” Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 dan SRO namun

bukan melalui desain amplop atau sampul yang menarik pada direct mail, dari

hasil wawancara dengan pihak BBS dapat diketahui bahwa:

“Untuk menarik perhatian PT. Pertamina EP 2 pada jasa slickline unit dan

welltesting unit PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) menggunakan surat-surat

penawaran dan jaminan, seperti surat penawaran teknis dan harga dari jasa

Slickline unit dan welltesting unit, jaminan pada jasa Slickline unit dan

welltesting unit serta surat penyataan kesanggupan BBS dalam memenuhi

batasan minimal TKDN dan jaminan penawaran harga serta surat pernyataan

keabsahan jaminan penawaran harga pada jasa pada jasa Slickline unit dan

116
welltesting unit dokumen-dokumen tersebut memang ditujukan untuk menarik

perhatian dan meyakinkan PT.Pertamina EP Asset 2 untuk menggunakan jasa

Slickline unit dan welltesting unit yang BBS tawarkan untuk proyek KJP3

PT.Pertamina EP Asset 2.”

4.3.2.3 Direct mail ciptakan kebutuhan akan produk/jasa tunjukan seperti apa

bentuknya, dan juga cara penggunaanya oleh PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well

testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset2 Prabumulih

(Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk).

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat surat langsung

(direct mail) salah satunya adalah dengan menciptakan kebutuhan akan

produk/jasa,hal tersebut diuraikan pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-langkahnya:
Sandra Moriarty, hal 566 [41]

3) Ciptakan kebutuhan akan produk/jasa, tunjukan seperti apa


bentuknya, dan juga cara penggunaanya.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memaksimalkan

pemasaran melalui direct mail PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) harus

menciptakan kebutuhan akan produk/jasa, menunjukan seperti apa bentuknya,

dan juga cara penggunaanya. pada tahap ini BBS sudah melakukanya hal ini

bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak marketing

administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku

pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan mengirimkan

direct mailuntuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulihyang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2, beliau

117
memberikan penjelasan mengenai menciptakan kebutuhan akan produk/jasa,

beliau menyatakan bahawa:

“Dalam menciptakan kebutuhan akan produk dan jasa, BBS melihat undangan

tender terlebih dahulu yang di kirimkan kepada kami, pada undangan tersebut

panitia tender memberikan clue atau petunjuk untuk BBS agar bisa mengikuti

tender. Pada proyek KJP3 yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset

2 mereka memberikan petunjuk di undangan mereka bahwa mereka akan

mengadakan tes kegiatan pengoprasian sumur minyak dengan menggunakan

slickline unit dan welltesting unit dengan anggaran sebesar 16 milyar, dari

clue atau petunjuk tersebut kami menawarkan jasa slickline unit dan

welltesting unit yang kami milik dengan membuat direct mail yang di

dalamnya berisi surat penawaran teknis dan surat penawaran harga.

Persyaratan untuk kelengkapan dokumen di tentukan oleh panitia

penyelenggara tender tersebut. Jadi untuk menciptakan kebutuhan jasa pada

PT. Pertamina EP Asset 2 kami menawarkan harga penyewaan jasa slickline

unit dan welltesting unit untuk proyek mereka dengan harga di bawah

anggaran yang mereka miliki namun tetap mengacu pada ketentuan dan

batasan yang mereka buat.

Selanjutnya minat beli dari indikator tertarik untuk mencari informasi

produk. Adapun indikator tertarik untuk mencari informasi mengenai produk

dari minat beli konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah

sebagai berikut: “Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk.

Konsumen yang teransang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak.” Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

118
Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui dokumen-

dokumen yang ada pada direct mail untuk menciptakan kebutuhan produk atau

jasa slickline unit dan welltesting unit dalam menarik perhatian PT. Pertamina

EP Asset 2 untuk mencari informasi yang lebih banyak. Seperti yang sudah di

jelaskan pada hasil wawancara di atas bahwa untuk menciptakan kebutuhan

pada produk atau jasa slickline unit dan welltesting unit BBS menawarkan

harga penyewaan jasa slickline unit dan welltesting unit untuk proyek mereka

dengan harga di bawah anggaran yang mereka miliki namun tetap mengacu

pada ketentuan dan batasan yang mereka buat, lalu menggunakan dokumen

penunjang lainnya seperti dokumen daftar tenaga kerja, daftar peralatan, surat

penyataan lokasi dan SOP pemasangan dan pengoperasian jasa slickline unit

dan welltesting unit dengan begitu PT. Pertamina EP Asset 2 akan tertarik dan

memiliki minat dan dapat mengetahui informasi lebih banyak mengenai jasa

slickline unit dan welltesting unit di mulai dari informasi tentang spesifikasi

alat yang digunakan, informasi harga dan riciannya sampai jaminan apa yang

mampu BBS berikan kepada PT. Pertamina EP Asset 2 terhadap jasa slickline

unit dan welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih dan dengan harga penyewaan jasa slickline unit dan welltesting

unit dibawah anggaran yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan, PT.

Pertamina EP Asset 2 akan mencari tahu informasi detail proses yang

dilakukan sertatanggung jawab PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam

mengerjakan jasa slickline unit dan welltesting unit untuk proyek KJP3 yang

PT. Pertamina EP Asset 2.

119
4.3.2.4 Direct mail jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli oleh

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset2 Prabumulih (Tertarik untuk mencari informasi mengenai

produk).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menjawab

pertanyaan dan memberikan kepastian kepada pembeli,hal tersebut diuraikan

pada poin ke empat pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-langkahnya:
Sandra Moriarty, hal 566 [41]

4) Jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada pembeli

melalui direct mail-nya, pada tahap ini BBS sudah melakukanya hal ini bisa

dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak marketing administration

dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku pihak yang

bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan mengirimkan direct mail

untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang

diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2, beliau memberikan

penjelasan mengenai bagaimana BBS dalam menjawab pertanyaan dan

memberikan kepastian kepada pembeli melalui direct mail, beliau menyatakan

bahawa:

120
“untuk menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada PT.

Pertamina EP Asset 2 melalui direct mail kami menyertakan surat penyataan

lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina EP Asset 2,

surat penyataan lokasi peralatan tujuannya adalah untuk memberi tau lokasi

alat yang akan digunakan pada proyek KJP3 nantinya serta memberikan

kesempatan kepada PT. Pertamina EP Asset 2 untuk memberika pertanyaan

langsung kepada BBS terkait dengan alat tersebut yang akan di jawab oleh

para ahli teknisi yang mengoperasikan alat tersebut seperti, bagaimana

prosedur keamanannya, bagaimana penanganannya saat terjadi trouble atau

error pada alat tersebut. Site visit dilakukan oleh PT. Pertamina EP Asset 2

untuk memastikan kesiapan& kelayakan alat dan operatornya yang akan

menjalankan alat tersebut.

Selanjutnya untuk minat beli dari indikator tertarik untuk mencari

informasi produk. Adapun indikator tertarik untuk mencari informasi

mengenai produk dari minat beli konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman

dan Kanuk adalah sebagai berikut:“Tertarik untuk mencari informasi

mengenai produk. Konsumen yang teransang kebutuhannya akan terdorong

untuk mencari informasi yang lebih banyak.” Schiffman dan Kanuk, hal 470-

472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui surat

penyataan lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina EP

Asset 2 pada direct mail agar PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk mencari

informasi lebih lanjut mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit yang

121
PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan. Seperti yang sudah di jelaskan pada

hasil wawancara di atas bahwa untuk menjawab pertanyaan dan memberikan

kepastian kepada PT. Pertamina EP Asset 2 terhadap jasa slickline unit dan

welltesting unit BBS memberikan surat penyataan lokasi peralatan untuk

keperluan site visit bagi PT. Pertamina EP Asset. Hal tersebut bertujuan agar

PT. Pertamina EP Asset 2 bisa mengajukan pertanyaan dan memastikan

kesiapan alat yang digunakan pada jasa slickline unit dan welltesting unit. Dan

site visit juga dilaksanakan agar PT. Pertamina EP Asset 2 bisa mencari

informasi lebih lanjut mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit serta

mencocokanya dengan informasi yang sudah didapat sebelumnya melalui

direct mail yang dikirimkan oleh BBS.

4.3.2.5 Direct mail tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan

bahwa perusahaan punya reputasi baik oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well testing

unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset2 Prabumulih (Tertarik

untuk mencari informasi mengenai produk).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menanamkan

kepercayaan, minimalkan resiko, dan menunjukanbahwa perusahaan punya

reputasi baik, hal tersebut diuraikan pada poin ke lima pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

5) Tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan


bahwa perusahaan punya reputasi baik.

122
Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) menanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan menunjukan bahwa

perusahaan punya reputasi baik melalui direct mail-nya, pada tahap ini BBS

sudah melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan

pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

menyatakan bahawa:

“Kami menanamkan kepercayaan perusahaan melalui dokumen-dokumen

surat pernyataan-pernyataan dan surat pernyataan kesanggupan memenuhi

batasan minimal TKDN yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi

perusahaan kami dan dokumen penunjang lainnya seperti surat pernyataan

lokasi untuk keperluan PT. Pertamina EP Asset 2 untuk melakukan site visit

untuk melihat alat yang akan digunakan, kelengkapan dan kesiapan alat-alat

kami. Dokumen-dokumen tersebut di tujukan kepada PT. Pertamina EP Asset

2 agar mereka percaya bahwa BBS mampu mengerjakan proyek KJP3 yang

akan mereka selenggarakan dan meminimalkan resikoserta menunjukan

bahwa perusahaan mempunyai reputasi yang baik.

Selanjutnya untuk minat beli dari indikator tertarik untuk mencari

informasi produk. Adapun indikator tertarik untuk mencari informasi

mengenai produk dari minat beli konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman

dan Kanuk adalah sebagai berikut:“Tertarik untuk mencari informasi

mengenai produk. Konsumen yang teransang kebutuhannya akan terdorong

123
untuk mencari informasi yang lebih banyak.” Schiffman dan Kanuk, hal 470-

472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3, seperti hasil

wawancara di atas dapat diketahui bahawa melalui surat surat pernyataan-

pernyataan dan surat pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal

TKDN yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan dan dokumen

penunjang lainnya seperti surat pernyataan lokasi untuk keperluan PT.

Pertamina EP Asset 2 untuk melakukan site visit untuk melihat alat yang akan

digunakan, kelengkapan dan kesiapan alat-alat pada direct mail di tujukan agar

PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk mencari informasi lebih lanjut

mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit yang PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) tawarkan serta menjukan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

mempunyai reputasi yang baik.

Hasil analisis diatas sudah sesuai dengan salah satu tujuan promosi

menurut Freddy Rangkuti, yaitu untuk memberitahu calon konsumen. Berikut

adalah penjelasannya:

“Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberitahukan


informasi kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan,
mengenai produk tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat
pembeli kegunaan, keistimewaan, dan lain sebagainya. Promosi ini
bersifat informasi yang pada umumnya lebih disukai dan dilakukan pada
tahap-tahap awal siklus kehidupan produk. Hal ini merupakan masalah
penting untuk meningkatkan permintaan primer sebab pada tahap ini
sebagian orang tidak akan tertarik untuk memilih dan membeli barang
dan jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut serta
kegunaannya. Promosi ini bersifat informasi dapat membantu konsumen
dalam mengambil keputusan untuk membeli.” Freddy Rangkuti, hal 51-
53, [31]

124
Direct mail digunakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) untuk

memberitahu PT. Pertamina EP Asset 2 akan kepercayaan yang perusahaan

tanamkan, resiko pekerjaan yang akan di minimalkan oleh perusahaan, dan

juga memberitahu bahwa perusahaan punya reputasi baik terhadap jasa

slickline unit dan welltesting unit. Promosi melalui direct mail ini juga dapat

membantu calon konsumen dalam mengambil keputusan untuk menyewa jasa

tersebut atau tidak.

4.3.2.6 Direct mail beri penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus

menghubungi dan bagaimana cara membayar oleh PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well

testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset2 Prabumulih

(Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada surat langsung (direct mail)

salah satunya adalah dengan memberi penjelasan cara membeli, cara

memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara membayar, hal

tersebut diuraikan pada poin ke enam pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-langkahnya:
Sandra Moriarty, hal 566 [41]

6) Beri penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus


menghubungi dan bagaimana cara membayar.

Dari teori yang di jelaskan di atas PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) harus

memberi penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi

dan bagaimana cara membaya rmelalui direct mail. pada tahap ini BBS tidak

melakukanya hal ini bisa dilihat dari wawancara penulis dengan pihak

marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

125
selaku pihak yang bertanggung jawab pada direct mail yang dikirimkan untuk

proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh

PT. Pertamina EP Asset 2. Beliau menjelaskan bahwa:

“untuk proses pembelian kami tidak menjelaskannya kepada PT. Pertamina

EP Asset 2, direct mail surat pertama isinya adalah detail tentang spesifikasi

alat dan jasa, prosedur pemasangan alat, dan detail proses pekerjaan

sedangkan pada surat kedua isinya adalah surat penawaran harga, perincian

dan rekapitulasi harga dan jaminan penawaran. Untuk proses pembelian dan

cara pembayaran di tentukan oleh PT. Pertamina EP Asset 2 setelah

melakukan perjanjian dengan BBS yang ditandatangani oleh kedua belah

pihak, direct mail ini berfokus pada detail informasi penawaran jasa slickline

unit dan welltesting unit.”

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa penjelasan cara

membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara

membayar sangan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bateson (2005)

“Konsumen selalu terlibat dalam produksi jasa karena konsumen merupakan

bagian integral dari proses tersebut.” Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, hal

94 [28]. Jadi mengenai proses membeli, cara memesan, kemana harus

menghubungi dan bagaimana cara membayar itu terjadi ketika PT. Pertamina

EP Asset 2 sudah menetapkan pemenang tender untuk proyek KJP3, cara

membayar dan proses pembelian melibatkan dua pihak yaitu PT. Pertamina EP

Asset 2 dan pemenang tender.

Selanjutnya adalah indikator minat beli tertarik untuk mencari informasi

mengenai produk yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai

126
berikut:“Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk. Konsumen yang

teransang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih

banyak.” Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51] Hal ini menjadi upaya yang

dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) kepada PT. Pertamina EP

Asset 2 pada proyek KJP3 namun bukan melalui penjelasan cara membeli,

cara memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara membayar

melalui direct mail, dari hasil wawancara dengan pihak BBS di atas dapat

diketahui bahwa untuk membuat PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk

mencari informasi mengenai produk atau jasa BBS adalah dengan direct mail,

yang di dalamnya memuat informasi detail seperti spesifikasi alat, SOP dan

lain-lain mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit.

4.3.2.7 Direct mail gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat

oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih (Tertarik untuk mencari informasi mengenai

produk).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menggunakan

insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat, hal tersebut diuraikan pada

poin ke tujuh pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

7) Gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat.

127
Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) menggunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat

melalui direct mail-nya, pada tahap ini BBS sudah melakukanya hal ini bisa

dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak marketing administration

dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku pihak yang

bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan mengirimkan direct mail

untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang

diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2, beliau menyatakan bahwa:

“Untuk mempercepat responkami memberikan surat pernyataan kesanggupan

memenuhi batasan minimal TKDN dan surat jaminan penawaran harga

kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada direct mail tersebut, sehingga surat

pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal TKDN dan surat

jaminan penawaran tersebut dapat mempercepat proses penentuan pemenang

tender untuk proyek KJP3.”

Selanjutnya untuk minat beli dari indikator tertarik untuk mencari

informasi produk. Adapun indikator tertarik untuk mencari informasi

mengenai produk dari minat beli konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman

dan Kanuk adalah sebagai berikut: “Tertarik untuk mencari informasi

mengenai produk. Konsumen yang teransang kebutuhannya akan terdorong

untuk mencari informasi yang lebih banyak.” Schiffman dan Kanuk, hal 470-

472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 dengan

menggunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat pada direct

128
mail agar PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk mencari informasi lebih

lanjut mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit yang PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) tawarkan. Intensif yang digunakan untuk mempercepat repon

PT. Pertamina EP Asset 2 dalam mencari informasi mengenai produk atau jasa

adalah dengan menggunakan surat pernyataan kesanggupan memenuhi batasan

minimal TKDN dan surat jaminan penawaran harga, kedua surat tersebut

memang digunakan untuk mempercepat respon calon konsumen.

4.3.2.8 Direct mail membuat surat langsung (direct mail) yang efektif oleh

PT.Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset2 Prabumulih (Mempertimbangkan untuk membeli).

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat surat langsung

(direct mail) salah satunya adalah dengan membuat surat langsung yang

efektif hal tersebut diuraikan pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-langkahnya:
Sandra Moriarty, hal 566 [41]

1) Membuat surat langsung yang efektif.

Dari teori di atas dapat diketahui bahwa PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

harus membuat surat langsung yang efektif, pada tahap ini BBS sudah

melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak

marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

129
beliau memberikan penjelasan tentang bagaimana untuk membuat surat

langsung yang efektif, beliau menyatakan bahwa:

“untuk membuat surat langsung yang efektif biasanya BBS terlebih dahulu

melihat dokumen apa saja yang dibutuhkan oleh panitia penyelenggara tender

lalu mempersiapkan dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan

tersebut. Setelah kami kumpulkan dokumen-dokumen tersebut kami cek lagi

untuk kelayakan dokumen tersebut apakah dokumen-dokumen tersebut layak

untuk di masukan ke dalam amplop atau tidak. Dokumen-dokumen yang layak

menurut kami adalah dokumen yang informasinya terupdate dan lengkap baik

informasi mengenai spesifikasi alat, harga maupun para teknisi di lapangan

yang akan mengoprasikannya. Sebelum di dokumen-dokumen tersebut di

kirimkan ke pada panitia tender kami memberi paraf dan stempel kepada

setiap dokumen tersebut, pemberian stempel tersebut menunjukan bahwa

dokumen-dokumen tersebut sudah layak dan siap untuk di kirikan kepada

panitia penyelenggara tender yang bersangkutan. Untuk kasus pada PT.

Pertamina EP Asset 2, mereka membutuhkan 12 dokumen untuk Surat

penawan Tenis dan lima dokumen pada surat penawaran harga jadi totalnya

17 dokumen dalam 2 amplop atau sampul surat.

Selanjutnya minat beli dari indikator mempertimbangkan untuk

membeli. Adapun mempertimbangkan untuk membeli dari minat beli

konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanukadalah sebagai berikut:

“Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek-


merek yang besaing serta fitur merek tersebut. Melakukan evaluasi
terhadap pilihan-pilihan dari mulai mempertimbangkan untuk membeli
produk.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

130
Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui dokumen-

dokumen yang ada pada direct mail untuk menyediakan informasi-informasi

mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit, dimulai dari surat penawaran

teknis, dokumen surat pernyataan lokasi untuk keperluan alat yang ditawarkan

site visit, SOP atau standar operasional prosedur, dokumen HSE plan, price

list peralatan, surat penawaran harga, perincian dan rekapitulasi harga dari jasa

yang akan disewakan, perincian perhitungan nilai TKDN dan dokumen

jaminan penawaran.

Semua dokumen-dokumen tersebut di muat oleh PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada direct mail-nya untuk memenuhi kebutuhan informasi

yang lebih banyak mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit yang

dibutuhkan oleh PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3. Jadi

kesimpulannya, semua informasi seperti surat penawaran teknis, dokumen

surat pernyataan lokasi untuk keperluan alat yang ditawarkan site visit, SOP

atau standar operasional prosedur, dokumen HSE plan, price list peralatan,

Surat penawaran harga, Perincian dan rekapitulasi harga dari jasa yang akan

disewakan, perincian perhitungan nilai TKDN dan dokumen jaminan

penawaran di buatagar menjadi bahan pertimbangan PT. Pertamina EP Asset 2

untuk membeli dan mencari informasi mengenai jasa slickline unit dan

welltesting unit. Zainal dan Muhibudin, menyatakan bahwa:

“Promosi juga merupakan kegiatan untuk menyebarluaskan


informasi tentang barang atau jasa yang dijual dengan maksud
mengubah pola perilaku konsumen. Berbagai informasi yang diberikan
kepada calon pembeli sangat mempengaruhi keputusan mereka tentang
pengalokasian dana yang mereka miliki.” Zainal dan Muhibudin, hal 60,
[31]

131
Direct mail merupakan sarana promosi yang digunakan oleh PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS), BBS menggunakan direct mail sebagai sarana promosi

pada jasa yang mereka tawarkan pada PT. Pertamina EP Asset 2 untuk proyek

KJP3. Menurut pernyataan Zainal dan Muhibudin di atas, kegiatan promosi

mampu mempengaruhi keputusan konsumen untuk memutuskan apakah

mereka akan menggunakan jasa atau tidak. Artinya promosi yang dilakukan

oleh BBS mampu juga untuk mempengaruhi minat PT. Pertamina EP Asset 2,

ini dapat dilihat dari hasil pengumuman penetapan pemenang tender yang

dikeluarkan oleh PT. Pertamina EP Asset 2 yang bisa dilihat pada bagian

lampiran.

4.3.2.9 Direct mail tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan

desain amplop yang menarik oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well testing

unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih

(Mempertimbangkan untuk membeli).

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat surat langsung

(direct mail) salah satunya adalah dengan menarik perhatian dari prospek

sasaran sejak dini dengan desain amplop yang menarik. hal tersebut diuraikan

pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

2) Tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan


desain amplop yang menarik.

132
Dari teori di atas dapat disimpulkan untuk membuat PT. Pertamina EP

Asset 2 tertarik dalam mencari informasi mengenai jasa PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) harus menarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan

desain amplop yang menarik melalui direct mail. pada tahap ini BBS tidak

melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil observasi penulis dengan datang

langsung ke kantor dan melihat langsung sampul atau amplop yang digunakan

oleh pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada direct mailyang dikirimkan untuk proyek KJP3 yang

diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2.

Hasil observasi penulis di lapangan, penulis melihat bahwa amplop atau

sampul memiliki desain yang sederhana dengan dominasi warna biru dan putih

serta terdapat logo perusahaan dan gambar seputar eksplorasi migas. warna

biru dan putih merupakan ciri khas dari PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) pada

setiap dokumen-dokumen atau surat-surat. Selanjutnya minat beli dari

indikator mempertimbangkan untuk membeli. Adapun mempertimbangkan

untuk membeli dari minat beli konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan

Kanuk adalah sebagai berikut:

“Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek-


merek yang besaing serta fitur merek tersebut. Melakukan evaluasi
terhadap pilihan-pilihan dari mulai mempertimbangkan untuk membeli
produk.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 namun bahan

pertimbangan PT. Pertamina EP Asset 2 dalam memilih jasa slickline unit dan

welltesting unit yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan bukan melalui

133
desain amplop atau sampul yang menarik pada direct mail, dari hasil

wawancara dengan pihak BBS dapat diketahui bahwa:

“Untuk menarik perhatian PT. Pertamina EP 2 pada jasa slickline unit dan

welltesting unit PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) menggunakan surat-surat

penawaran dan jaminan, seperti surat penawaran teknis dan harga dari jasa

Slickline unit dan welltesting unit, jaminan pada jasa Slickline unit dan

welltesting unit serta surat penyataan kesanggupan BBS dalam memenushi

batasan minimal TKDN dan jaminan penawaran harga serta surat pernyataan

keabsahan jaminan penawaran harga pada jasa pada jasa Slickline unit dan

welltesting unit dokumen-dokumen tersebut memang ditujukan untuk menarik

perhatian dan meyakinkan PT.Pertamina EP Asset 2 untuk menggunakan jasa

Slickline unit dan welltesting unit yang BBS tawarkan untuk proyek KJP3

PT.Pertamina EP Asset 2.” Jadi kesimpulannya, tidak ada pengaruh antara

desain amplop yang menarik dengan mempertimbangkan untuk membeli pada

jasa slickline unit dan welltesting unit PT. Bama Bumi Sentosa (BBS).

4.3.2.10 Direct mail ciptakan kebutuhan akan produk/jasa tunjukan seperti apa

bentuknya, dan juga cara penggunaanya. oleh PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well

testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih

(Mempertimbangkan untuk membeli).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan BBS padasurat langsung (direct

mail) salah satunya adalah dengan menciptakan kebutuhan akan produk/jasa,

hal tersebut diuraikan pada poin tiga pada teori di bawah ini:

134
Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi
pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

3) Ciptakan kebutuhan akan produk/jasa, tunjukan seperti apa


bentuknya, dan juga cara penggunaanya.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memaksimalkan

pemasaran melalui direct mail PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) harus

menciptakan kebutuhan akan produk/jasa, pada tahap ini BBS sudah

melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak

marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mailuntuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulihyang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

beliau memberikan penjelasan mengenai menciptakan kebutuhan akan

produk/jasa, beliau menyatakan bahwa:

“Dalam menciptakan kebutuhan akan produk dan jasa, BBS melihat undangan

tender terlebih dahulu yang di kirimkan kepada kami, pada undangan tersebut

panitia tender memberikan clue atau petunjuk untuk BBS agar bisa mengikuti

tender. Pada proyek KJP3 yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset

2 mereka memberikan petunjuk di undangan mereka bahwa mereka akan

mengadakan tes kegiatan pengoprasian sumur minyak dengan menggunakan

slickline unit dan welltesting unit dengan anggaran sebesar 16 milyar, dari

clue atau petunjuk tersebut kami menawarkan jasa slickline unit dan

welltesting unit yang kami milik dengan membuat direct mail yang di

dalamnya berisi surat penawaran teknis dan surat penawaran harga.

Persyaratan untuk kelengkapan dokumen di tentukan oleh panitia

135
penyelenggara tender tersebut. Jadi untuk menciptakan kebutuhan jasa pada

PT. Pertamina EP Asset 2 kami menawarkan harga penyewaan jasa slickline

unit dan welltesting unit untuk proyek mereka dengan harga di bawah

anggaran yang mereka miliki namun tetap mengacu pada ketentuan dan

batasan yang mereka buat.

Selanjutnya minat beli dari indikator mempertimbangkan untuk

membeli. Adapun mempertimbangkan untuk membeli dari minat beli

konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek-


merek yang besaing serta fitur merek tersebut. Melakukan evaluasi
terhadap pilihan-pilihan dari mulai mempertimbangkan untuk membeli
produk.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui dokumen-

dokumen yang ada pada direct mail untuk menciptakan kebutuhan produk atau

jasa slickline unit dan welltesting unit dalam mempengaruhi PT. Pertamina EP

Asset 2 untuk mempertimbangkan untuk membeli jasa slickline unit dan

welltesting unit. Seperti yang sudah di jelaskan pada hasil wawancara di atas

bahwa untuk menciptakan kebutuhan pada produk atau jasa slickline unit dan

welltesting unit BBS menawarkan harga penyewaan jasa slickline unit dan

welltesting unit untuk proyek mereka dengan harga di bawah anggaran yang

mereka miliki namun tetap mengacu pada ketentuan dan batasan yang panitia

tender buat, lalu menggunakan dokumen penunjang lainnya seperti dokumen

daftar tenaga kerja, daftar peralatan, surat penyataan lokasi dan SOP

pemasangan dan pengoperasian jasa slickline unit dan welltesting unit dengan

begitu PT. Pertamina EP Asset 2 akan tertarik dan memiliki minat dan dapat

136
mengetahui informasi lebih banyak mengenai jasa slickline unit dan

welltesting unit di mulai dari informasi tentang spesifikasi alat yang

digunakan, informasi harga dan riciannya sampai jaminan apa yang mampu

BBS berikan kepada PT. Pertamina EP Asset 2 terhadap jasa slickline unit dan

welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih dan

dengan harga penyewaan jasa slickline unit dan welltesting unit dibawah

anggaran yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan, PT. Pertamina EP

Asset 2 akan mencari tahu informasi detail proses yang dilakukan serta

tanggung jawab PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam mengerjakan jasa

slickline unit dan welltesting unit untuk proyek KJP3 yang PT. Pertamina EP

Asset 2.dengan informasi-informasi tersebut PT. Pertamina EP Asset 2 akan

mempertimbangkan untuk membeli jasa slickline unit dan welltesting unit

yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan. Jadi kesimpulannya, ada

hubungan antara menciptakan kebutuhan produk/jasa menunjukan seperti apa

bentuknya, dan juga cara penggunaanya dengan mempertimbangkan untuk

membeli jasa. Kebutuhan, bentuk dan cara penggunaan jasa diciptakan agar

calon konsumen terpengaruh untuk mempertimbangkan untuk membeli jasa

tersebut.

4.3.2.11 Direct mail jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli oleh

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih (Mempertimbangkan untuk membeli).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menjawab

137
pertanyaan dan memberikan kepastian kepada pembeli, hal tersebut diuraikan

pada poin ke empat pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

4) Jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli.

Dari teori di atas dapat dilihat bahwa PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada pembeli melalui

direct mail-nya, pada tahap ini BBS sudah melakukanya hal ini bisa dilihat

dari hasil wawancara penulis dengan pihak marketing administration dan bid

and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku pihak yang bertanggung

jawab mempersiapkan, membuat, dan mengirimkan direct mail untuk tender

pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang

diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2, beliau memberikan

penjelasan mengenai bagaimana BBS dalam menjawab pertanyaan dan

memberikan kepastian kepada pembeli melalui direct mail, beliau menyatakan

bahwa:

“untuk menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada PT.

Pertamina EP Asset 2 melalui direct mail kami menyertakan surat penyataan

lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina EP Asset 2,

surat penyataan lokasi peralatan tujuannya adalah untuk memberi tau lokasi

alat yang akan digunakan pada proyek KJP3 nantinya serta memberikan

kesempatan kepada PT. Pertamina EP Asset 2 untuk memberika pertanyaan

langsung kepada BBS terkait dengan alat tersebut yang akan di jawab oleh

para ahli teknisi yang mengoperasikan alat tersebut seperti, bagaimana

138
prosedur keamanannya, bagaimana penanganannya saat terjadi trouble atau

error pada alat tersebut. Site visit dilakukan oleh PT. Pertamina EP Asset 2

untuk memastikan kesiapan & kelayakan alat dan operatornya yang akan

menjalankan alat tersebut.

Selanjutnya minat beli dari indikator mempertimbangkan untuk

membeli. Adapun mempertimbangkan untuk membeli dari minat beli

konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek-


merek yang besaing serta fitur merek tersebut. Melakukan evaluasi
terhadap pilihan-pilihan dari mulai mempertimbangkan untuk membeli
produk.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui surat

penyataan lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina EP

Asset 2 pada direct mail agar PT. Pertamina EP Asset 2 bisa mencari

informasi lebih lanjut mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit yang

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan dan mempertimbangkannya untuk

membeli. Seperti yang sudah di jelaskan pada hasil wawancara di atas bahwa

untuk menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada PT. Pertamina

EP Asset 2 terhadap jasa slickline unit dan welltesting unit BBS memberikan

surat penyataan lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina

EP Asset. Hal tersebut bertujuan agar PT. Pertamina EP Asset 2 bisa

mengajukan pertanyaan dan memastikan kesiapan alat yang digunakan pada

jasa slickline unit dan welltesting unit kepada ahli teknisi di lapangan. Site visit

juga dilaksanakan agar PT. Pertamina EP Asset 2 bisa mencari informasi lebih

lanjut mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit serta mencocokanya

139
dengan informasi yang sudah di dapat melalui direct mail sebelumnya sudah

dikirimkan oleh BBS dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT.

Pertamina EP Asset 2 untuk membeli jasa slickline unit dan welltesting unit.

Jadi kesimpulannya, ada pengaruh antara menjawab pertanyaan dan

memberikan kepastian kepada pembeli dengan mempertimbangkan untuk

membeli, karena jawaban dari pertanyaan yang di ajukan dapat menjadi bahan

referensi dan evaluasi dalam mempertimbangkan untuk membeli atau

menyewa jasa tersebut bagi calon konsumen.

4.3.2.12 Direct mail tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan

bahwa perusahaan punya reputasi baik oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well testing

unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih

(Mempertimbangkan untuk membeli).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menanamkan

kepercayaan, minimalkan resiko, dan menunjukan bahwa perusahaan punya

reputasi baik, hal tersebut diuraikan pada poin ke lima pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

5) Tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan


bahwa perusahaan punya reputasi baik.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) menanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan menunjukan bahwa

perusahaan punya reputasi baik melalui direct mail-nya, pada tahap ini BBS

sudah melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan

140
pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

menyatakan bahwa:

“Kami menanamkan kepercayaan perusahaan melalui dokumen-dokumen

surat pernyataan-pernyataan dan surat pernyataan kesanggupan memenuhi

batasan minimal TKDN yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi

perusahaan kami dan dokumen penunjang lainnya seperti surat pernyataan

lokasi untuk keperluan PT. Pertamina EP Asset 2 untuk melakukan site visit

untuk melihat alat yang akan digunakan, kelengkapan dan kesiapan alat-alat

kami. Dokumen-dokumen tersebut di tujukan kepada PT. Pertamina EP Asset

2 agar mereka percaya bahwa BBS mampu mengerjakan proyek KJP3 yang

akan mereka selenggarakan dan meminimalkan resikoserta menunjukan

bahwa perusahaan mempunyai reputasi yang baik.

Selanjutnya minat beli dari indikator mempertimbangkan untuk

membeli. Adapun mempertimbangkan untuk membeli dari minat beli

konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek-


merek yang besaing serta fitur merek tersebut. Melakukan evaluasi
terhadap pilihan-pilihan dari mulai mempertimbangkan untuk membeli
produk.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3, seperti hasil

wawancara di atas dapat diketahui bahawa melalui surat surat pernyataan-

pernyataan dan surat pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal

141
TKDN yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan kami dan

dokumen penunjang lainnya seperti surat pernyataan lokasi untuk keperluan

PT. Pertamina EP Asset 2 untuk melakukan site visit untuk melihat alat yang

akan digunakan, kelengkapan dan kesiapan alat-alat kami pada direct mail

agar PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk mencari informasi lebih lanjut

mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit yang PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) tawarkan serta menjukan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

mempunyai reputasi yang baik dan juga dapat menjadi bahan pertimbangan

PT. Pertamina EP Asset 2 untuk membeli jasa slickline unit dan welltesting

unit yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan.

Kesimpulannya adalah ada hubungan antara menanamkan kepercayaan,

minimalkan resiko, dan menunjukanbahwa perusahaan punya reputasi baik

dengan mempertimbangkan untuk membeli. Karena kepercayaan yang di

tanamkan perusahaan dan reputasi perusahaan dapat mempengaruhi calon

konsumen untuk mempertimbangkan untuk membeli jasa slickline unit dan

welltesting unit. Hasil analisis diatas sudah sesuai dengan salah satu tujuan

promosi menurut Freddy Rangkuti, yaitu untuk memberitahu calon konsumen.

Berikut adalah penjelasannya:

“Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberitahukan


informasi kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan,
mengenai produk tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat
pembeli kegunaan, keistimewaan, dan lain sebagainya. Promosi ini
bersifat informasi yang pada umumnya lebih disukai dan dilakukan pada
tahap-tahap awal siklus kehidupan produk. Hal ini merupakan masalah
penting untuk meningkatkan permintaan primer sebab pada tahap ini
sebagian orang tidak akan tertarik untuk memilih dan membeli barang
dan jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut serta
kegunaannya. Promosi ini bersifat informasi dapat membantu konsumen
dalam mengambil keputusan untuk membeli.” Freddy Rangkuti, hal 51-
53, [31]

142
Direct mail digunakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) untuk

memberitahu PT. Pertamina EP Asset 2 akan kepercayaan yang perusahaan

tanamkan, resiko pekerjaan yang akan di minimalkan oleh perusahaan, dan

juga memberitahu bahwa perusahaan punya reputasi baik terhadap jasa

slickline unit dan welltesting unit. Promosi melalui direct mail ini juga dapat

membantu calon konsumen dalam mengambil keputusan untuk menyewa jasa

tersebut atau tidak.

4.3.2.13 Direct mail beri Penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana

harus menghubungi dan bagaimana cara membayar oleh PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit

dan welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih (Mempertimbangkan untuk membeli).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada surat langsung (direct mail)

salah satunya adalah dengan memberi penjelasan cara membeli, cara

memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara membayar, hal

tersebut diuraikan pada poin ke enam pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

6) Beri penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus


menghubungi dan bagaimana cara membayar.

Dari teori yang di jelaskan di atas yang dapat dilakukan oleh PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS) pada direct mail-nya adalah memberi penjelasan cara

membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara

membayar. pada tahap ini BBS tidak melakukanya hal ini bisa dilihat dari

wawancara penulis dengan pihak marketing administration dan bid and

143
contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku pihak yang bertanggung jawab

pada direct mail yang dikirimkan untuk proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset

2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2. Beliau

menjelaskan bahwa:

“untuk proses pembelian kami tidak menjelaskannya kepada PT. Pertamina

EP Asset 2, direct mail surat pertama isinya adalah detail tentang spesifikasi

alat dan jasa, prosedur pemasangan alat, dan detail proses pekerjaan

sedangkan pada surat kedua isinya adalahsurat penawaran harga, perincian

dan rekapitulasi harga dan jaminan penawaran. Untuk proses pembelian dan

cara pembayaran di tentukan oleh PT. Pertamina EP Asset 2 setelah

melakukan perjanjian dengan BBS yang ditandatangani oleh kedua belah

pihak, direct mail ini berfokus pada detail informasi penawaran jasa slickline

unit dan welltesting unit.”

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa penjelasan cara

membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara

membayar sangan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bateson (2005)

“Konsumen selalu terlibat dalam produksi jasa karena konsumen merupakan

bagian integral dari proses tersebut.” Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, hal

94 [28]. Jadi mengenai proses membeli, cara memesan, kemana harus

menghubungi dan bagaimana cara membayar itu terjadi ketika PT. Pertamina

EP Asset 2 sudah menetapkan pemenang tender untuk proyek KJP3, cara

membayar dan proses pembelian melibatkan dua pihak, yaitu pihak PT.

Pertamina EP Asset 2 dan pihak pemenang tender.

144
Selanjutnya minat beli dari indikator mempertimbangkan untuk

membeli. Adapun mempertimbangkan untuk membeli dari minat beli

konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek-


merek yang besaing serta fitur merek tersebut. Melakukan evaluasi
terhadap pilihan-pilihan dari mulai mempertimbangkan untuk membeli
produk.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 namun bukan

melalui penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi

dan bagaimana cara membayar melalui direct mail, dari hasil wawancara

dengan pihak BBS di atas dapat diketahui bahwa untuk membuat PT.

Pertamina EP Asset 2 mempertimbangkan untuk membeli jasa slickline unit

dan welltesting unit adalah dengan dokumen-dokumen yang di dalamnya

memuat informasi detail seperti spesifikasi alat, SOP dan lain-lain mengenai

jasa slickline unit dan welltesting unit. Jadi kesimpulannya, tidak ada

hubungan antara penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus

menghubungi dan bagaimana cara membayar dengan mempertimbangkan

untuk membeli karena bahan pertimbangan konsumen ada pada dokumen-

dokumen yang memuat informasi seputar jasa slickline unit dan welltesting

unit seperti spesifikasi alat, harga, jaminan bahkan sampai reputasi

perusahaan.

4.3.2.14 Direct mail gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat

oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih (Mempertimbangkan untuk membeli).

145
Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menggunakan

insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat,hal tersebut diuraikan pada

poin ke tujuh pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

7) Gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat.

Dari teori di atas dapat dilihat bahwa PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

menggunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat melalui

direct mail-nya, pada tahap ini BBS sudah melakukanya hal ini bisa dilihat

dari hasil wawancara penulis dengan pihak marketing administration dan bid

and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku pihak yang bertanggung

jawab mempersiapkan, membuat, dan mengirimkan direct mail untuk tender

pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang

diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2, beliau menyatakan bahawa:

“Untuk mempercepat responkami memberikan surat pernyataan kesanggupan

memenuhi batasan minimal TKDN dan surat jaminan penawaran harga

kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada direct mail tersebut, sehingga surat

pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal TKDN dan surat

jaminan penawaran tersebut dapat mempercepat proses penentuan pemenang

tender untuk proyek KJP3.”

Selanjutnya minat beli dari indikator mempertimbangkan untuk

membeli. Adapun mempertimbangkan untuk membeli dari minat beli

konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

146
“Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek-
merek yang besaing serta fitur merek tersebut. Melakukan evaluasi
terhadap pilihan-pilihan dari mulai mempertimbangkan untuk membeli
produk.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 dengan

menggunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat pada direct

mail agar dapat menjadi bahan pertimbangan PT. Pertamina EP Asset 2 untuk

membeli jasa slickline unit dan welltesting unit yang PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) tawarkan. Kesimpulannya, ada hubungan atara menggunakan insentif

untuk mendorong respon yang lebih cepat dengan mempertimbangakan untuk

membeli. Intensif yang di berikan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk

membeli bagi calon konsumen.

4.3.2.15 Direct mail membuat surat langsung yang efektif oleh

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina

EP Asset 2 Prabumulih (Tertarik untuk mencoba).

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat surat langsung

(direct mail) salah satunya adalah dengan membuat surat langsung yang

efektif hal tersebut diuraikan pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

1) Membuat surat langsung yang efektif.

Dari teori di atas dapat dilihat bahwa PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

harus membuat surat langsung yang efektif, pada tahap ini BBS sudah

melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak

147
marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

beliau memberikan penjelasan tentang bagaimana untuk membuat surat

langsung yang efektif, beliau menyatakan bahwa:

“untuk membuat surat langsung BBS terlebih dahulu melihat dokumen apa

saja yang dibutuhkan oleh panitia penyelenggara tender lalu mempersiapkan

dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan tersebut. Setelah

kami kumpulkan dokumen-dokumen tersebut kami cek lagi untuk kelayakan

dokumen tersebut apakah dokumen-dokumen tersebut layak untuk di masukan

ke dalam amplop atau tidak. Dokumen-dokumen yang layak menurut kami

adalah dokumen yang informasinya terupdate dan lengkap baik informasi

mengenai spesifikasi alat, harga maupun para teknisi di lapangan yang akan

mengoprasikannya. Sebelum di dokumen-dokumen tersebut di kirimkan ke

pada panitia tender kami memberi paraf dan stempel kepada setiap dokumen

tersebut, pemberian stempel tersebut menunjukan bahwa dokumen-dokumen

tersebut sudah layak dan siap untuk di kirikan kepada panitia penyelenggara

tender yang bersangkutan. Untuk kasus pada PT. Pertamina EP Asset 2,

mereka membutuhkan 12 dokumen untuk Surat penawan Tenis dan lima

dokumen pada surat penawaran harga jadi totalnya 17 dokumen dalam 2

amplop atau sampul surat. Selanjutnya minat beli dari indikator tertarik untuk

mencoba. Adapun indikator tertarik untuk mencoba dari minat beli konsumen

yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

148
“Setelah konsumen berusaha memenuhi kebutuhan yang
diinginkannya, mempelajari merek-merek yang bersaing serta fitur-fitur
merek tersebut, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi
produk dan melakukan evaluasi terhadap produk-produk tersebut.
Evaluasi ini dianggap sebagai proses yang berorientasi kognitif.
Maksudnya adalah konsumen dianggap menilai suatu produk secara
sangat sadar dan rasional hingga mengakibatkan ketertarikan untuk
mencoba.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]
Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui dokumen-

dokumen yang ada pada direct mail untuk menyediakan informasi-informasi

mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit, dimulai dari surat penawaran

teknis, dokumen surat pernyataan lokasi untuk keperluan alat yang ditawarkan

site visit, SOP atau standar operasional prosedur, dokumen HSE plan, price

list peralatan, surat penawaran harga, perincian dan rekapitulasi harga dari jasa

yang akan disewakan, perincian perhitungan nilai TKDN dan dokumen

jaminan penawaran. Semua dokumen-dokumen tersebut seperti yang di

jelaskan sebelumnya di atas di muat oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) pada

direct mail-nya agar PT. Pertamina EP Asset 2 mengetahui segala informasi

mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit dan tertarik untuk

mencobanya. Jadi kesimpulannya, ada hubungan antara membuat surat

langsung yang efektif dengan tertarik untuk mencoba. Surat langsung yang

efektif mampu memberikan informasi yang detail, lengkap dan jelas mengenai

jasa slickline unit dan welltesting unitdan informasi-informasi tersebut di

tujukan agar calon konsumen mengetahui keunggulan dari jasa slickline unit

dan welltesting unit serta tertarik untuk mencoba jasa slickline unit dan

welltesting unit yang ditawarkan melalui surat langsung tersebut. Zainal dan

Muhibudin, menyatakan bahwa:

149
“Promosi juga merupakan kegiatan untuk menyebarluaskan
informasi tentang barang atau jasa yang dijual dengan maksud
mengubah pola perilaku konsumen. Berbagai informasi yang diberikan
kepada calon pembeli sangat mempengaruhi keputusan mereka tentang
pengalokasian dana yang mereka miliki.” Zainal dan Muhibudin, hal 60,
[31]

Direct mail merupakan sarana promosi yang digunakan oleh PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS), BBS menggunakan direct mail sebagai sarana promosi

pada jasa yang mereka tawarkan. Menurut pernyataan Zainal dan Muhibudin,

kegiatan promosi mampu mempengaruhi keputusan konsumen untuk tertarik

mencoba menggunakan jasa atau tidak.

4.3.2.16 Direct mail tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan

desain amplop yang menarik oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well testing

unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih

(Tertarik untuk mencoba).

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat surat langsung

(direct mail) salah satunya adalah dengan menarik perhatian dari prospek

sasaran sejak dini dengan desain amplop yang menarik. hal tersebut diuraikan

pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

2) Tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan


desain amplop yang menarik.

Dari teori di atas dapat disimpulkan untuk membuat PT. Pertamina EP

Asset 2 tertarik dalam mencari informasi mengenai jasa PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) harus menarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan

150
desain amplop yang menarik melalui direct mail. pada tahap ini BBS tidak

melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil observasi penulis dengan datang

langsung ke kantor dan melihat langsung sampul atau amplop yang digunakan

oleh pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada direct mail yang dikirimkan untuk proyek KJP3 PT.

Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina

EP Asset 2. Dari hasil observasi penulis di lapangan, penulis melihat bahwa

amplop atau sampul memiliki desain yang sederhana dengan dominasi warna

biru dan putih serta terdapat logo perusahaan dan gambar seputar eksplorasi

migas. warna biru dan putih merupakan ciri khas dari PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) pada setiap dokumen-dokumen atau surat-surat.

Selanjutnya minat beli dari indikator Tertarik untuk mencoba. Adapun

indikator tertarik untuk mencoba dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah konsumen berusaha memenuhi kebutuhan yang


diinginkannya, mempelajari merek-merek yang bersaing serta fitur-fitur
merek tersebut, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi
produk dan melakukan evaluasi terhadap produk-produk tersebut.
Evaluasi ini dianggap sebagai proses yang berorientasi kognitif.
Maksudnya adalah konsumen dianggap menilai suatu produk secara
sangat sadar dan rasional hingga mengakibatkan ketertarikan untuk
mencoba.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 namun bahan

pertimbangan PT. Pertamina EP Asset 2 dalam memilih jasa slickline unit dan

welltesting unit yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan bukan melalui

desain amplop atau sampul yang menarik pada direct mail, dari hasil

wawancara dengan pihak BBS dapat diketahui bahwa:

151
“Untuk menarik perhatian PT. Pertamina EP 2 pada jasa slickline unit dan

welltesting unit PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) menggunakan surat-surat

penawaran dan jaminan, seperti surat penawaran teknis dan harga dari jasa

Slickline unit dan welltesting unit, jaminan pada jasa Slickline unit dan

welltesting unit serta surat penyataan kesanggupan BBS dalam memenushi

batasan minimal TKDN dan jaminan penawaran harga serta surat pernyataan

keabsahan jaminan penawaran harga pada jasa pada jasa Slickline unit dan

welltesting unit dokumen-dokumen tersebut memang ditujukan untuk menarik

perhatian dan meyakinkan PT.Pertamina EP Asset 2 untuk menggunakan jasa

Slickline unit dan welltesting unit yang BBS tawarkan untuk proyek KJP3

PT.Pertamina EP Asset 2.”

Kesimpulannya, tidak ada pengaruh antara desain amplop yang menarik

dengan tertarik untuk mencoba pada jasa slickline unit dan welltesting unit PT.

Bama Bumi Sentosa (BBS). Agar dapat membuat calon konsumen tertarik

untuk mencoba perusahaan perlu memberikan hal-hal seperti jaminan, kualitas

serta keunggulan jasa, serta harga yang menarik.

4.3.2.17 Direct mail ciptakan kebutuhan akan produk/jasa tunjukan seperti apa

bentuknya, dan juga cara penggunaanya oleh PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan

welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih (Tertarik untuk mencoba).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan BBS pada surat langsung (direct

mail) salah satunya adalah dengan menciptakan kebutuhan akan produk/jasa,

hal tersebut diuraikan pada teori di bawah ini:

152
Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi
pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-langkahnya:
Sandra Moriarty, hal 566 [41]

3) Ciptakan kebutuhan akan produk/jasa, tunjukan seperti apa


bentuknya, dan juga cara penggunaanya.

Dari teori di atas dapat dilihat bahwa untuk memaksimalkan pemasaran

melalui direct mail PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) harus menciptakan

kebutuhan akan produk/jasa, pada tahap ini BBS sudah melakukanya hal ini

bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak marketing

administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku

pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan mengirimkan

direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2, beliau

memberikan penjelasan mengenai menciptakan kebutuhan akan produk/jasa,

beliau menyatakan bahwa:

“Dalam menciptakan kebutuhan akan produk dan jasa, BBS melihat undangan

tender terlebih dahulu yang di kirimkan kepada kami, pada undangan tersebut

panitia tender memberikan clue atau petunjuk untuk BBS agar bisa mengikuti

tender. Pada proyek KJP3 yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset

2 mereka memberikan petunjuk di undangan mereka bahwa mereka akan

mengadakan tes kegiatan pengoprasian sumur minyak dengan menggunakan

slickline unit dan welltesting unit dengan anggaran sebesar 16 milyar, dari

clue atau petunjuk tersebut kami menawarkan jasa slickline unit dan

welltesting unit yang kami milik dengan membuat direct mail yang di

dalamnya berisi surat penawaran teknis dan surat penawaran harga.

Persyaratan untuk kelengkapan dokumen di tentukan oleh panitia

153
penyelenggara tender tersebut. Jadi untuk menciptakan kebutuhan jasa pada

PT. Pertamina EP Asset 2 kami menawarkan harga penyewaan jasa slickline

unit dan welltesting unit untuk proyek mereka dengan harga di bawah

anggaran yang mereka miliki namun tetap mengacu pada ketentuan dan

batasan yang mereka buat.

Selanjutnya minat beli dari indikator terrtarik untuk mencoba. Adapun

indikator tertarik untuk mencoba dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah konsumen berusaha memenuhi kebutuhan yang


diinginkannya, mempelajari merek-merek yang bersaing serta fitur-fitur
merek tersebut, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi
produk dan melakukan evaluasi terhadap produk-produk tersebut.
Evaluasi ini dianggap sebagai proses yang berorientasi kognitif.
Maksudnya adalah konsumen dianggap menilai suatu produk secara
sangat sadar dan rasional hingga mengakibatkan ketertarikan untuk
mencoba.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui dokumen-

dokumen yang ada pada direct mail untuk menciptakan kebutuhan produk atau

jasa slickline unit dan welltesting unit dalam mempengaruhi PT. Pertamina EP

Asset 2 agar tertarik untuk mencoba jasa slickline unit dan welltesting unit.

Seperti yang sudah di jelaskan pada hasil wawancara di atas bahwa untuk

menciptakan kebutuhan pada produk atau jasa slickline unit dan welltesting

unitdan membuat PT. Pertamina EP Asset 2 agar tertarik untuk mencobanya

BBS menawarkan harga penyewaan jasa slickline unit dan welltesting unit

untuk proyek mereka dengan harga di bawah anggaran yang mereka miliki

namun tetap mengacu pada ketentuan dan batasan yang mereka buat, dengan

begitu PT. Pertamina EP Asset 2 akan mempertimbangkan untuk membeli dan

154
tertarik untuk mencoba jasa slickline unit dan welltesting unit yang PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS) tawarkan.

Jadi kesimpulannya, ada hubungan antara menciptakan kebutuhan

produk/jasa dengan tertarik untuk mencoba. Kebutuhan diciptakan agar calon

konsumen terpengaruh untuk mencoba jasa tersebut. Hal ini sesuai dengan

tujuan promosi yaitu untuk membujuk, yang dikemukakan oleh Freddy

Rangkuti, beliau menyatakan sebagai berikut:

“Promosi yang bersifat membujuk atau persuasif ini pada


umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Tetapi,
kenyataannya sekarang ini banyak yang muncul justru adalah promosi
tersebut. Promosi seperti itu terutama untuk mendorong pembeli.
Perusahaan tidak indin memperoleh tanggapan secepatnya, tetapi lebih
mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan
agar promosi dapat memberi promosi dapat memberikan pengaruh dalm
jangka waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang
bersifat mebujuk ini akan menjadi dominan jika produksi yang
bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus
pertumbuhan produk tersebut.” Freddy Rangkuti, hal 51-53 [31]

Direct mail yang digunakan untuk promosi oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) memang salah satunya adalah untuk membujuk PT. Pertamina EP Asset

2 pada proyek KJP3. Hal ini dapat dilihat dari dokumen-dokumen yang

terdapat dalam direct mail seperti dokumen jaminan penawaran harga dan

surat pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal TKDN, kedua

dokumen tersebut memang dimaksudkan untuk membujuk calon konsumen

agar mau atau tertarik untuk mencoba jasa yang ditawarkan.

4.3.2.18 Direct mail jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli oleh

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih (Tertarik untuk mencoba).

155
Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menjawab

pertanyaan dan memberikan kepastian kepada pembeli, hal tersebut diuraikan

pada poin ke empat pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

4) Jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli.

Dari teori di atas dapat dilihat bahwa PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada pembelimelalui

direct mail-nya, pada tahap ini BBS sudah melakukanya hal ini bisa dilihat

dari hasil wawancara penulis dengan pihak marketing administration dan bid

and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku pihak yang bertanggung

jawab mempersiapkan, membuat, dan mengirimkan direct mail untuk tender

pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang

diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2, beliau memberikan

penjelasan mengenai bagaimana BBS dalam menjawab pertanyaan dan

memberikan kepastian kepada pembeli melalui direct mail, beliau menyatakan

bahwa:

“untuk menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada PT.

Pertamina EP Asset 2 melalui direct mail kami menyertakan surat penyataan

lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina EP Asset 2,

surat penyataan lokasi peralatan tujuannya adalah untuk memberi tau lokasi

alat yang akan digunakan pada proyek KJP3 nantinya serta memberikan

kesempatan kepada PT. Pertamina EP Asset 2 untuk memberika pertanyaan

156
langsung kepada BBS terkait dengan alat tersebut yang akan di jawab oleh

para ahli teknisi yang mengoperasikan alat tersebut seperti, bagaimana

prosedur keamanannya, bagaimana penanganannya saat terjadi trouble atau

error pada alat tersebut. Site visit dilakukan oleh PT. Pertamina EP Asset 2

untuk memastikan kesiapan & kelayakan alat dan operatornya yang akan

menjalankan alat tersebut.

Selanjutnya minat beli dari indikator Tertarik untuk mencoba. Adapun

indikator tertarik untuk mencoba dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah konsumen berusaha memenuhi kebutuhan yang


diinginkannya, mempelajari merek-merek yang bersaing serta fitur-fitur
merek tersebut, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi
produk dan melakukan evaluasi terhadap produk-produk tersebut.
Evaluasi ini dianggap sebagai proses yang berorientasi kognitif.
Maksudnya adalah konsumen dianggap menilai suatu produk secara
sangat sadar dan rasional hingga mengakibatkan ketertarikan untuk
mencoba.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui surat

penyataan lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina EP

Asset 2 pada direct mail agar PT. Pertamina EP Asset 2 bisa mencari

informasi lebih lanjut mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit yang

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan dan tertarik untuk mencobanya.

Seperti yang sudah di jelaskan pada hasil wawancara di atas bahwa untuk

menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada PT. Pertamina EP

Asset 2 terhadap jasa slickline unit dan welltesting unit, BBS memberikan

surat penyataan lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina

EP Asset. Hal tersebut bertujuan agar PT. Pertamina EP Asset 2 bisa

157
mengajukan pertanyaan dan memastikan kesiapan alat yang digunakan pada

jasa slickline unit dan welltesting unit.

Site visit juga dilaksanakan agar PT. Pertamina EP Asset 2 bisa mencari

informasi lebih lanjut mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit serta

mencocokanya dengan informasi yang sudah di dapat melalui direct mail

sebelumnya sudah dikirimkan oleh BBS dan dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi PT. Pertamina EP Asset 2 untuk mencoba jasa slickline unit

dan welltesting unit. Jadi kesimpulannya, ada pengaruh antara menjawab

pertanyaan dan memberikan kepastian kepada pembeli dengan tertarik untuk

mencoba, karena jawaban dari pertanyaan yang di ajukan serta kepastian yang

diberikan oleh perusahaan dapat di jadikan bahan pertimbangan bagi calon

konsumen untuk mencoba produk atau jasa tersebut.

4.3.2.19 Direct mail tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan

bahwa perusahaan punya reputasi baikoleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well testing

unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih

(Tertarik untuk mencoba).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menanamkan

kepercayaan, minimalkan resiko, dan menunjukanbahwa perusahaan punya

reputasi baik,hal tersebut diuraikan pada poin ke lima pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

5) Tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan


bahwa perusahaan punya reputasi baik.

158
Dari teori di atas dapat dilihat bahwa PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

menanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan menunjukanbahwa

perusahaan punya reputasi baik melalui direct mail nya, pada tahap ini BBS

sudah melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan

pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

menyatakan bahwa:

“Kami menanamkan kepercayaan perusahaan melalui dokumen-dokumen

surat pernyataan-pernyataan dan surat pernyataan kesanggupan memenuhi

batasan minimal TKDN yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi

perusahaan kami dan dokumen penunjang lainnya seperti surat pernyataan

lokasi untuk keperluan PT. Pertamina EP Asset 2 untuk melakukan site visit

untuk melihat alat yang akan digunakan, kelengkapan dan kesiapan alat-alat

kami. Dokumen-dokumen tersebut di tujukan kepada PT. Pertamina EP Asset

2 agar mereka percaya bahwa BBS mampu mengerjakan proyek KJP3 yang

akan mereka selenggarakan dan meminimalkan resikoserta menunjukan

bahwa perusahaan mempunyai reputasi yang baik.

Selanjutnya minat beli dari indikator tertarik untuk mencoba. Adapun

indikator tertarik untuk mencoba dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah konsumen berusaha memenuhi kebutuhan yang


diinginkannya, mempelajari merek-merek yang bersaing serta fitur-fitur

159
merek tersebut, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi
produk dan melakukan evaluasi terhadap produk-produk tersebut.
Evaluasi ini dianggap sebagai proses yang berorientasi kognitif.
Maksudnya adalah konsumen dianggap menilai suatu produk secara
sangat sadar dan rasional hingga mengakibatkan ketertarikan untuk
mencoba.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3, seperti hasil

wawancara di atas dapat diketahui bahawa melalui surat surat pernyataan-

pernyataan dan surat pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal

TKDN yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan kami dan

dokumen penunjang lainnya seperti surat pernyataan lokasi untuk keperluan

PT. Pertamina EP Asset 2 untuk melakukan site visit untuk melihat alat yang

akan digunakan, kelengkapan dan kesiapan alat-alat kami pada direct mail.

ditujukanagar PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik mencoba jasa slickline unit

dan welltesting unit yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan serta

menjukan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) mempunyai reputasi yang

baik dan juga dapat menjadi bahan pertimbangan PT. Pertamina EP Asset 2

untuk memilih jasa slickline unit dan welltesting unit yang PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) tawarkan.

Kesimpulannya adalah ada hubungan antara menanamkan kepercayaan,

minimalkan resiko, dan menunjukan bahwa perusahaan punya reputasi baik

dengan tertarik untuk mencoba. Karena kepercayaan yang di tanamkan

perusahaan dan reputasi perusahaan dapat membuat calon konsumen tertarik

untuk mencoba jasa slickline unit dan welltesting unit.

160
Hasil analisis diatas sudah sesuai dengan salah satu tujuan promosi

menurut Freddy Rangkuti, yaitu untuk memberitahu calon konsumen. Berikut

adalah penjelasannya:

“Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberitahukan


informasi kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan,
mengenai produk tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat
pembeli kegunaan, keistimewaan, dan lain sebagainya. Promosi ini
bersifat informasi yang pada umumnya lebih disukai dan dilakukan pada
tahap-tahap awal siklus kehidupan produk. Hal ini merupakan masalah
penting untuk meningkatkan permintaan primer sebab pada tahap ini
sebagian orang tidak akan tertarik untuk memilih dan membeli barang
dan jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut serta
kegunaannya. Promosi ini bersifat informasi dapat membantu konsumen
dalam mengambil keputusan untuk membeli.” Freddy Rangkuti, hal 51-
53, [31]

Direct mail digunakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) untuk

memberitahu PT. Pertamina EP Asset 2 akan kepercayaan yang perusahaan

tanamkan, resiko pekerjaan yang akan di minimalkan oleh perusahaan, dan

juga memberitahu bahwa perusahaan punya reputasi baik terhadap jasa

slickline unit dan welltesting unit. Promosi melalui direct mail ini juga dapat

membantu calon konsumen dalam mengambil keputusan untuk tertarik

mencoba menyewa jasa tersebut atau tidak.

4.3.2.20 Direct mail beri Penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana

harus menghubungi dan bagaimana cara membayar oleh PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit

dan welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih (Tertarik untuk mencoba).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada surat langsung (direct mail)

salah satunya adalah dengan memberi penjelasan cara membeli, cara

161
memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara membayar, hal

tersebut diuraikan pada poin ke enam pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

6) Beri penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus


menghubungi dan bagaimana cara membayar.
Dari teori yang di jelaskan di atas, hal yang dapat dilakukan oleh PT.

Bama Bumi Sentosa (BBS) pada direct mail-nya adalah dengan memberi

penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan

bagaimana cara membayar,namun pada tahap ini BBS tidak melakukanya hal

ini bisa dilihat dari wawancara penulis dengan pihak marketing administration

dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku pihak yang

bertanggung jawab pada direct mail yang dikirimkan untuk proyek KJP3 PT.

Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina

EP Asset 2. Beliau menjelaskan bahwa:

“untuk proses pembelian kami tidak menjelaskannya kepada PT. Pertamina

EP Asset 2, direct mail surat pertama isinya adalah detail tentang spesifikasi

alat dan jasa, prosedur pemasangan alat, dan detail proses pekerjaan

sedangkan pada surat kedua isinya adalahsurat penawaran harga, perincian

dan rekapitulasi harga dan jaminan penawaran. Untuk proses pembelian dan

cara pembayaran di tentukan oleh PT. Pertamina EP Asset 2 setelah

melakukan perjanjian dengan BBS yang ditandatangani oleh kedua belah

pihak, direct mail ini berfokus pada detail informasi penawaran jasa slickline

unit dan welltesting unit.”

162
Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa penjelasan cara

membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara

membayar sangan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bateson (2005)

“Konsumen selalu terlibat dalam produksi jasa karena konsumen merupakan

bagian integral dari proses tersebut.” Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, hal

94 [28].

Jadi dapat disimpulkan untuk mengenai proses membeli, cara memesan,

kemana harus menghubungi dan bagaimana cara membayar itu terjadi ketika

PT. Pertamina EP Asset 2 sudah menetapkan pemenang tender untuk proyek

KJP3, cara membayar dan proses pembelian melibatkan dua pihak yaitu PT.

Pertamina EP Asset 2 dan pemenang tender. Artinya pada proses tersebut

konsumen terlibat langsung.

Selanjutnya minat beli dari indikator tertarik untuk mencoba. Adapun

indikator tertarik untuk mencoba dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah konsumen berusaha memenuhi kebutuhan yang


diinginkannya, mempelajari merek-merek yang bersaing serta fitur-fitur
merek tersebut, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi
produk dan melakukan evaluasi terhadap produk-produk tersebut.
Evaluasi ini dianggap sebagai proses yang berorientasi kognitif.
Maksudnya adalah konsumen dianggap menilai suatu produk secara
sangat sadar dan rasional hingga mengakibatkan ketertarikan untuk
mencoba.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 namun bukan

melalui penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi

dan bagaimana cara membayar melalui direct mail, dari hasil wawancara

dengan pihak BBS di atas dapat diketahui bahwa untuk membuat PT.

163
Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk mencoba jasa slickline unit dan

welltesting unit adalah dengan dokumen-dokumen yang di dalamnya memuat

informasi detail seperti spesifikasi alat, SOP dan lain-lain mengenai jasa

slickline unit dan welltesting unit. Jadi kesimpulannya, tidak ada hubungan

antara penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi

dan bagaimana cara membayar dengan tertarik untuk mencoba karena bahan

pertimbangan calon konsumen agar tertarik untuk mencoba ada pada

dokumen-dokumen yang memuat informasi seputar jasa slickline unit dan

welltesting unit seperti spesifikasi alat, harga, jaminan bahkan sampai reputasi

perusahaan.

4.3.2.21 Direct mail gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat

oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina

EP Asset 2 Prabumulih (Tertarik untuk mencoba).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menggunakan

insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat,hal tersebut diuraikan pada

poin ke tujuh pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

7) Gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat.

Dari teori di atas dapat dilihat bahwa hal yang dapat dilakukan oleh PT.

Bama Bumi Sentosa (BBS) pada direct mail-nya adalah dengan menggunakan

insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat, pada tahap ini BBS sudah

164
melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak

marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mailuntuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulihyang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

beliau menyatakan bahwa:

“Untuk mempercepat responkami memberikan surat pernyataan kesanggupan

memenuhi batasan minimal TKDN dan surat jaminan penawaran harga

kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada direct mail tersebut, sehingga surat

pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal TKDN dan surat

jaminan penawaran tersebut dapat mempercepat proses penentuan pemenang

tender untuk proyek KJP3.”

Selanjutnya minat beli dari indikator Tertarik untuk mencoba. Adapun

indikator tertarik untuk mencoba dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah konsumen berusaha memenuhi kebutuhan yang


diinginkannya, mempelajari merek-merek yang bersaing serta fitur-fitur
merek tersebut, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi
produk dan melakukan evaluasi terhadap produk-produk tersebut.
Evaluasi ini dianggap sebagai proses yang berorientasi kognitif.
Maksudnya adalah konsumen dianggap menilai suatu produk secara
sangat sadar dan rasional hingga mengakibatkan ketertarikan untuk
mencoba.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 dengan

menggunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat pada direct

mailagar PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk mencoba jasa slickline unit

dan welltesting unityang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan melalui

165
direct mail-nya. kesimpulannya, ada hubungan atara menggunakan insentif

untuk mendorong respon yang lebih cepat dengan tertarik untuk mencoba.

Intensif yang di berikan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi calon

konsumen agar tertarik untuk mencoba jasa yang perusahaan tawarkan.

4.3.2.22 Direct mail membuat surat langsung yang efektif oleh PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan

welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih (Ingin mengetahui produk).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

pada (direct mail) salah satunya adalah dengan membuat surat langsung yang

efektif,hal tersebut diuraikan pada poin pertama pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-langkahnya:
Sandra Moriarty, hal 566 [41]

1) Membuat surat langsung yang efektif.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) harus membuat surat langsung yang efektif, pada tahap ini BBS sudah

melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak

marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

beliau memberikan penjelasan tentang bagaimana untuk membuat surat

langsung yang efektif, beliau menyatakan bahwa:

166
“Untuk membuat surat langsung BBS terlebih dahulu melihat dokumen apa

saja yang dibutuhkan oleh panitia penyelenggara tender lalu mempersiapkan

dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan tersebut. Setelah

kami kumpulkan dokumen-dokumen tersebut kami cek lagi untuk kelayakan

dokumen tersebut apakah dokumen-dokumen tersebut layak untuk di masukan

ke dalam amplop atau tidak. Dokumen-dokumen yang layak menurut kami

adalah dokumen yang informasinya terupdate dan lengkap baik informasi

mengenai spesifikasi alat, harga maupun para teknisi di lapangan yang akan

mengoprasikannya. Sebelum di dokumen-dokumen tersebut di kirimkan ke

pada panitia tender kami memberi paraf dan stempel kepada setiap dokumen

tersebut, pemberian stempel tersebut menunjukan bahwa dokumen-dokumen

tersebut sudah layak dan siap untuk di kirikan kepada panitia penyelenggara

tender yang bersangkutan. Untuk kasus pada PT. Pertamina EP Asset 2,

mereka membutuhkan 12 dokumen untuk Surat penawan Tenis dan lima

dokumen pada surat penawaran harga jadi totalnya 17 dokumen dalam 2

amplop atau sampul surat.

Selanjutnya minat beli dari indikator ingin mengetahui produk. Adapun

indikator ingin mengetahui produk dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu produk,


konsumen akan memiliki keinginan untuk mengetahui produk.
Konsumen akan memandang produk sebagai sekumpulan atribut yang
berbeda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui dokumen-

167
dokumen yang ada pada direct mailuntuk menyediakan informasi-informasi

mengenai jasa slicklineunit dan welltesting unit, dimulai dari surat penawaran

teknis, dokumen surat pernyataan lokasi untuk keperluan alat yang ditawarkan

site visit, SOP atau standar operasional prosedur, dokumen HSE plan, price

listperalatan, surat penawaran harga, perincian dan rekapitulasi harga dari jasa

yang akan disewakan, perincian perhitungan nilai TKDN dan dokumen

jaminan penawaran.

Semua dokumen-dokumen tersebut seperti yang di jelaskan sebelumnya

di atas di muat oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) pada direct mail-nya agar

PT. Pertamina EP Asset 2 mengetahui segala informasi mengenai jasa slickline

unit dan welltesting unit dan mengetahui keunggulan-keunggulan dan manfaat

dari jasa slickline unit dan welltesting unit. Jadi kesimpulannya, ada hubungan

antara membuat surat langsung yang efektif dengan ingin mengetahui produk

atau jasa, karena surat langsung yang efektif mampu memberikan informasi

yang detail, lengkap dan jelas mengenai spesifikasi jasa slickline unit dan

welltesting unit dan informasi-informasi tersebut di tujukan agar calon

konsumen mengetahui segala informasi mengenai jasa slickline unit dan

welltesting unit serta tertarik untuk mencoba jasa slickline unit dan welltesting

unit yang ditawarkan melalui surat langsung tersebut. Zainal dan Muhibudin,

menyatakan bahwa:

“Promosi juga merupakan kegiatan untuk menyebarluaskan


informasi tentang barang atau jasa yang dijual dengan maksud
mengubah pola perilaku konsumen. Berbagai informasi yang diberikan
kepada calon pembeli sangat mempengaruhi keputusan mereka tentang
pengalokasian dana yang mereka miliki.” Zainal dan Muhibudin, hal 60,
[31]

168
Direct mail merupakan sarana promosi yang digunakan oleh PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS), BBS menggunakan direct mail sebagai sarana promosi

pada jasa yang mereka tawarkan. Menurut pernyataan Zainal dan Muhibudin,

kegiatan promosi dapat menjadi bahan referensi dan evaluasi calon konsumen

dalam memustuskan untuk mengetahui jasa tersebut.

4.3.2.23 Direct mail tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan

desain amplop yang menarik oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well testing

unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset2 Prabumulih

(Ingin mengetahui produk).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

pada (direct mail) salah satunya adalah dengan menarik perhatian dari prospek

sasaran sejak dini dengan desain amplop yang menarik. hal tersebut diuraikan

pada poin kedua pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

2) Tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan


desain amplop yang menarik.

Dari teori di atas dapat dilihat bahawa salah satu hal yang dapat

dilakukan oleh PT. Pertamina EP Asset 2 untuk membuat calon konsumen

tertarik mengetahui jasa, adalah dengan menarik perhatian dari prospek

sasaran sejak dini dengan desain amplop yang menarik melalui direct mail-

nya. pada tahap ini BBS tidak melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil

observasi penulis dengan datang langsung ke kantor dan melihat langsung

sampul atau amplop yang digunakan oleh pihak marketing administration dan

169
bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) pada direct mail yang

dikirimkan untuk proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang

diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2. Dari hasil observasi penulis

di lapangan, penulis melihat bahwa amplop atau sampul memiliki desain yang

sederhana dengan dominasi warna biru dan putih serta terdapat logo

perusahaan dan gambar seputar eksplorasi migas. warna biru dan putih

merupakan ciri khas dari PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) pada setiap

dokumen-dokumen atau surat-surat.

Selanjutnya minat beli dari indikator ingin mengetahui produk. Adapun

indikator ingin mengetahui produk dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu produk,


konsumen akan memiliki keinginan untuk mengetahui produk.
Konsumen akan memandang produk sebagai sekumpulan atribut yang
berbeda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 namun bahan

pertimbangan bagi PT. Pertamina EP Asset 2 dalam mengetahui informasi

pada jasa slickline unit dan welltesting unit yang PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) tawarkan bukan melalui desain amplop atau sampul yang menarik pada

direct mail, dari analisis penulis, dapat diketahui bahwaagar PT. Pertamina EP

Asset 2 tertarik untuk mengetahui jasa slickline unit dan welltesting unit BBS

menggunakan dokumen seperti surat penawaran teknis, surat-surat pernyataan,

surat pernyataan kesanggupan, surat penawaran harga, dan surat jaminan

penawaran harga. Semua dokumen-dokumen tersebut akan menimbulkan

170
perhatian dan membuat PT. Pertamina EP Asset 2 ingin mengetahui lebih

informasi yang lebih detail mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit

BBS. Jadi kesimpulannya, tidak ada pengaruh antara desain amplop yang

menarik dengan ingin mengetahui produk atau jasa slickline unit dan

welltesting unit PT. Bama Bumi Sentosa (BBS).

Agar dapat membuat calon konsumen tertarik ingin mengetahui produk

atau jasa perusahaan perlu memberikan dokumen-dokumen yang berisi

informasi yang detail dan lengkap mengenai jasa tersebut.

4.3.2.24 Direct mail ciptakan kebutuhan akan produk/jasa tunjukan seperti apa

bentuknya, dan juga cara penggunaanya oleh PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well

testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih

(Ingin mengetahui produk).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan BBS pada surat langsung (direct

mail) salah satunya adalah dengan menciptakan kebutuhan akan produk/jasa,

tunjukan seperti apa bentuknya, dan juga cara penggunaanya hal tersebut

diuraikan pada poin ketiga pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

3) Ciptakan kebutuhan akan produk/jasa, tunjukan seperti apa


bentuknya, dan juga cara penggunaanya.

Dari teori di atas dapat dilihat bahwa salah satu hal yang dapat dilakukan

oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) pada direct mail-nya dalah dengan

menciptakan kebutuhan akan produk/jasa, pada tahap ini BBS sudah

melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak

171
marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

beliau memberikan penjelasan mengenai menciptakan kebutuhan akan

produk/jasa, tunjukan seperti apa bentuknya, dan juga cara penggunaanya

beliau menyatakan bahwa:

“Dalam menciptakan kebutuhan akan produk dan jasa, BBS melihat undangan

tender terlebih dahulu yang di kirimkan kepada kami, pada undangan tersebut

panitia tender memberikan clue atau petunjuk untuk BBS agar bisa mengikuti

tender. Pada proyek KJP3 yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset

2 mereka memberikan petunjuk di undangan mereka bahwa mereka akan

mengadakan tes kegiatan pengoprasian sumur minyak dengan menggunakan

slickline unit dan welltesting unit dengan anggaran sebesar 16 milyar, dari

clue atau petunjuk tersebut kami menawarkan jasa slickline unit dan

welltesting unit yang kami milik dengan membuat direct mail yang di

dalamnya berisi surat penawaran teknis dan surat penawaran harga.

Persyaratan untuk kelengkapan dokumen di tentukan oleh panitia

penyelenggara tender tersebut. Jadi untuk menciptakan kebutuhan jasa pada

PT. Pertamina EP Asset 2 kami menawarkan harga penyewaan jasa slickline

unit dan welltesting unit untuk proyek mereka dengan harga di bawah

anggaran yang mereka miliki namun tetap mengacu pada ketentuan dan

batasan yang mereka buat.

172
Selanjutnya minat beli dari indikator ingin mengetahui produk. Adapun

indikator ingin mengetahui produk dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu produk,


konsumen akan memiliki keinginan untuk mengetahui produk.
Konsumen akan memandang produk sebagai sekumpulan atribut yang
berbeda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui dokumen-

dokumen yang ada pada direct mail untuk menciptakan kebutuhan produk atau

jasa slickline unit dan welltesting unit agar PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik

untuk ingin mengetahui jasa slickline unit dan welltesting unit. Seperti yang

sudah di jelaskan pada hasil wawancara di atas bahwa untuk menciptakan

kebutuhan pada produk atau jasa slickline unit dan welltesting unit dan

membuat PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk mengetahui informasi jasa,

BBS menawarkan harga penyewaan jasa slickline unit dan welltesting unit

untuk proyek mereka dengan harga di bawah anggaran yang mereka miliki

namun tetap mengacu pada ketentuan dan batasan yang mereka buat, dengan

begitu PT. Pertamina EP Asset 2 akan mempertimbangkan untuk membeli dan

tertarik untuk informasi lebih detail mengenai jasa slickline unit dan

welltesting unit yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan. Jadi

kesimpulannya, ada hubungan antara menciptakan kebutuhan produk/jasa

dengan ingin mengetahui produk. Kebutuhan diciptakan agar calon konsumen

terpengaruh untuk mencari informasi yang lebih lanjut dari jasa yang di

tawarkan tersebut.

173
4.3.2.25 Direct mail jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli oleh

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih (Ingin mengetahui produk).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menjawab

pertanyaan dan memberikan kepastian kepada pembeli,hal tersebut diuraikan

pada poin ke empat pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

4) Jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu hal yang dapat

dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) pada direct mail-nya adalah

dengan menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada, pada tahap

ini BBS sudah melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis

dengan pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan,

membuat, dan mengirimkan direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT.

Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina

EP Asset 2, beliau memberikan penjelasan mengenai bagaimana BBS dalam

menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada pembeli melalui

direct mail, beliau menyatakan bahwa:

“untuk menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada PT.

Pertamina EP Asset 2 melalui direct mail kami menyertakan surat penyataan

174
lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina EP Asset 2,

surat penyataan lokasi peralatan tujuannya adalah untuk memberi tau lokasi

alat yang akan digunakan pada proyek KJP3 nantinya serta memberikan

kesempatan kepada PT. Pertamina EP Asset 2 untuk memberika pertanyaan

langsung kepada BBS terkait dengan alat tersebut yang akan di jawab oleh

para ahli teknisi yang mengoperasikan alat tersebut seperti, bagaimana

prosedur keamanannya, bagaimana penanganannya saat terjadi trouble atau

error pada alat tersebut. Site visit dilakukan oleh PT. Pertamina EP Asset 2

untuk memastikan kesiapan & kelayakan alat dan operatornya yang akan

menjalankan alat tersebut.

Selanjutnya minat beli dari indikator ingin mengetahui produk. Adapun

indikator ingin mengetahui produk dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu produk,


konsumen akan memiliki keinginan untuk mengetahui produk.
Konsumen akan memandang produk sebagai sekumpulan atribut yang
berbeda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui surat

penyataan lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina EP

Asset 2 pada direct mail agar PT. Pertamina EP Asset 2 bisa mencari

informasi lebih lanjut mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit yang

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan dan tertarik untuk mencobanya.

Seperti yang sudah di jelaskan pada hasil wawancara di atas bahwa untuk

menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada PT. Pertamina EP

175
Asset 2 terhadap jasa slickline unit dan welltesting unit, BBS memberikan

surat penyataan lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina

EP Asset 2. Hal tersebut bertujuan agar PT. Pertamina EP Asset 2 bisa

mengajukan pertanyaan dan memastikan kesiapan alat yang digunakan pada

jasa slickline unit dan welltesting unit.

Site visit juga dilaksanakan agar PT. Pertamina EP Asset 2 bisa mencari

informasi lebih lanjut mengenai jasa slickline unit dan welltesting unitserta

mencocokanya dengan informasi yang sudah di dapat melalui direct mail

sebelumnya sudah dikirimkan oleh BBS dan dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi PT. Pertamina EP Asset 2 untuk mencoba jasa slickline unit

dan welltesting unit. Karena tentunya dengan dengan dokumen-dokumen

tersebut PT. Pertamina EP Asset 2 jadi ingin mengetahui lebih jauh mengenai

jasa slickline unit dan welltesting unit. Jadi kesimpulannya, ada pengaruh

antara menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada pembeli

dengan ingin mengetahui produk, karena jawaban dari pertanyaan yang di

ajukan serta kepastian yang diberikan oleh perusahaan dapat di jadikan bahan

pertimbangan dan referensi bagi calon konsumen untuk mencoba produk atau

jasa tersebut.

4.3.2.26 Direct mail tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan

bahwa perusahaan punya reputasi baikoleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well testing

unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset2 Prabumulih

(Ingin mengetahui produk).

176
Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menanamkan

kepercayaan, minimalkan resiko, dan menunjukanbahwa perusahaan punya

reputasi baik, hal tersebut diuraikan pada poin ke lima pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

5) Tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan


bahwa perusahaan punya reputasi baik.

Dari teori di atas dapat dilihat bahwa PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

menanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan menunjukan bahwa

perusahaan punya reputasi baik melalui direct mail-nya, pada tahap ini BBS

sudah melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan

pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

menyatakan bahwa:

“Kami menanamkan kepercayaan perusahaan melalui dokumen-dokumen

surat pernyataan-pernyataan dan surat pernyataan kesanggupan memenuhi

batasan minimal TKDN yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi

perusahaan kami dan dokumen penunjang lainnya seperti surat pernyataan

lokasi untuk keperluan PT. Pertamina EP Asset 2 untuk melakukan site visit

untuk melihat alat yang akan digunakan, kelengkapan dan kesiapan alat-alat

kami. Dokumen-dokumen tersebut di tujukan kepada PT. Pertamina EP Asset

2 agar mereka percaya bahwa BBS mampu mengerjakan proyek KJP3 yang

177
akan mereka selenggarakan dan meminimalkan resikoserta menunjukan

bahwa perusahaan mempunyai reputasi yang baik.

Selanjutnya minat beli dari indikator ingin mengetahui produk. Adapun

indikator ingin mengetahui produk dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu produk,


konsumen akan memiliki keinginan untuk mengetahui produk.
Konsumen akan memandang produk sebagai sekumpulan atribut yang
berbeda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3, seperti hasil

wawancara di atas dapat diketahui bahawa melalui surat surat pernyataan-

pernyataan dan surat pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal

TKDN yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan kami dan

dokumen penunjang lainnya seperti surat pernyataan lokasi untuk keperluan

PT. Pertamina EP Asset 2 untuk melakukan site visit untuk melihat alat yang

akan digunakan, kelengkapan dan kesiapan alat-alat kami pada direct mail.

Semua dokumen-dokumen tersebut ditujukanagar PT. Pertamina EP Asset 2

tertarik mencoba dan ingin mengetahui jasa slickline unit dan welltesting unit

yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan serta menjukan bahwa PT.

Bama Bumi Sentosa (BBS) mempunyai reputasi yang baik dan juga dapat

menjadi bahan pertimbangan PT. Pertamina EP Asset 2 untuk memilih jasa

slickline unit dan welltesting unit yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

tawarkan.

178
Kesimpulannya adalah ada hubungan antara menanamkan kepercayaan,

minimalkan resiko, dan menunjukan bahwa perusahaan punya reputasi baik

dengan tertarik untuk mencoba karena kepercayaan yang di tanamkan

perusahaan dan reputasi perusahaan dapat membuat calon konsumen tertarik

untuk mencoba dan ingin mengetaui lebih jauh mengenai jasa slickline unit

dan welltesting unit.

Hasil analisis diatas sudah sesuai dengan salah satu tujuan promosi

menurut Freddy Rangkuti, yaitu untuk memberitahu calon konsumen. Berikut

adalah penjelasannya:

“Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberitahukan


informasi kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan,
mengenai produk tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat
pembeli kegunaan, keistimewaan, dan lain sebagainya. Promosi ini
bersifat informasi yang pada umumnya lebih disukai dan dilakukan pada
tahap-tahap awal siklus kehidupan produk. Hal ini merupakan masalah
penting untuk meningkatkan permintaan primer sebab pada tahap ini
sebagian orang tidak akan tertarik untuk memilih dan membeli barang
dan jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut serta
kegunaannya. Promosi ini bersifat informasi dapat membantu konsumen
dalam mengambil keputusan untuk membeli.” Freddy Rangkuti, hal 51-
53, [31]

Direct mail digunakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) untuk

memberitahu calon konsumen yaitu PT. Pertamina EP Asset 2 akan

kepercayaan yang perusahaan tanamkan, resiko pekerjaan yang akan di

minimalkan oleh perusahaan, dan juga memberitahu bahwa perusahaan punya

reputasi baik terhadap jasa slickline unit dan welltesting unit. Promosi melalui

direct mail ini juga dapat membantu calon konsumen dalam mengambil

keputusan untuk menyewa jasa tersebut dan tertarik ingin mengetahui jasa

tersebut.

179
4.3.2.27 Direct mail beri penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana

harus menghubungi dan bagaimana cara membayar oleh PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit

dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih (Ingin mengetahui produk).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada surat langsung (direct mail)

salah satunya adalah dengan memberi penjelasan cara membeli, cara

memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara membayar, hal

tersebut diuraikan pada poin ke enam pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

6) Beri penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus


menghubungi dan bagaimana cara membayar.

Dari teori yang di jelaskan di atas hal yang dapat dilakukan oleh PT.

Bama Bumi Sentosa (BBS) pada direct mail-nya adalah memberi penjelasan

cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara

membayar, namun pada tahap ini BBS tidak melakukanya hal ini bisa dilihat

dari wawancara penulis dengan pihak marketing administration dan bid and

contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku pihak yang bertanggung jawab

pada direct mail yang dikirimkan untuk proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset

2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2. Beliau

menjelaskan bahwa:

“untuk proses pembelian kami tidak menjelaskannya kepada PT. Pertamina

EP Asset 2, direct mail surat pertama isinya adalah detail tentang spesifikasi

alat dan jasa, prosedur pemasangan alat, dan detail proses pekerjaan

180
sedangkan pada surat kedua isinya adalahsurat penawaran harga, perincian

dan rekapitulasi harga dan jaminan penawaran. Untuk proses pembelian dan

cara pembayaran di tentukan oleh PT. Pertamina EP Asset 2 setelah

melakukan perjanjian dengan BBS yang ditandatangani oleh kedua belah

pihak, direct mail ini berfokus pada detail informasi penawaran jasa slickline

unit dan welltesting unit saja.”

Menurut hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tahap

penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan

bagaimana cara membayar sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Bateson (2005) “Konsumen selalu terlibat dalam produksi jasa karena

konsumen merupakan bagian integral dari proses tersebut.” Etta Mamang

Sangadji dan Sopiah, hal 94 [28]. Jadi mengenai proses membeli, cara

memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara membayar itu

terjadi ketika PT. Pertamina EP Asset 2 sudah menetapkan pemenang tender

untuk proyek KJP3, cara membayar dan proses pembelian melibatkan dua

pihak yaitu PT. Pertamina EP Asset 2 dan pemenang tender.

Selanjutnya minat beli dari indikator ingin mengetahui produk. Adapun

indikator ingin mengetahui produk dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu produk,


konsumen akan memiliki keinginan untuk mengetahui produk.
Konsumen akan memandang produk sebagai sekumpulan atribut yang
berbeda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

181
Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 namun bukan

melalui penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi

dan bagaimana cara membayar melalui direct mail, dari hasil wawancara

dengan pihak BBS di atas dapat diketahui bahwa untuk membuat PT.

Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk ingin mengetahui jasa slickline unit dan

welltesting unit adalah dengan dokumen-dokumen yang di dalamnya memuat

informasi detail seperti spesifikasi alat, SOP dan lain-lain mengenai jasa

slickline unit dan welltesting unit. Jadi kesimpulannya, tidak ada hubungan

antara penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi

dan bagaimana cara membayar dengan ingin mengetahui produk atau jasa.

Karena bahan pertimbangan calon konsumen agar tertarik untuk mengetahui

jasa ada pada dokumen-dokumen yang memuat informasi seputar jasa slickline

unit dan welltesting unit tersebut seperti spesifikasi alat, harga, jaminan

bahkan sampai reputasi perusahaan.

4.3.2.28 Direct mail gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat

oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih (Ingin mengetahui produk).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menggunakan

insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat,hal tersebut diuraikan pada

poin ke tujuh pada teori di bawah ini:

182
Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi
pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

7) Gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) menggunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat

melalui direct mail-nya, pada tahap ini BBS sudah melakukanya hal ini bisa

dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak marketing administration

dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku pihak yang

bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan mengirimkan direct mai

luntuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang

diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2, beliau menyatakan bahwa:

“Untuk mempercepat responkami memberikan surat pernyataan kesanggupan

memenuhi batasan minimal TKDN dan surat jaminan penawaran harga

kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada direct mail tersebut, sehingga surat

pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal TKDN dan surat

jaminan penawaran tersebut dapat mempercepat proses penentuan pemenang

tender untuk proyek KJP3.”

Selanjutnya minat beli dari indikator ingin mengetahui produk. Adapun

indikator ingin mengetahui produk dari minat beli konsumen yang dijelaskan

oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu produk,


konsumen akan memiliki keinginan untuk mengetahui produk.
Konsumen akan memandang produk sebagai sekumpulan atribut yang
berbeda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

183
Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 dengan

menggunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat pada direct

mail agar PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk mencoba dan mengetahui

jasa slickline unit dan welltesting unit yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

tawarkan melalui direct mail-nya. kesimpulannya, ada hubungan atara

menggunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat dengan ingin

mengetahui produk atau jasa. Intensif yang di berikan bisa menjadi pemicu

bagi calon konsumen agar mereka tertarik untuk ingin mengetahui jasa yang

perusahaan tawarkan tersebut.

4.3.2.29 Direct mail membuat surat langsung yang efektif oleh

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina

EP Asset 2 Prabumulih (Jadi ingin memiliki produk).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan membuat surat

langsung yang efektif hal tersebut diuraikan pada poin pertama pada teori di

bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

1) Membuat surat langsung yang efektif.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) harus membuat surat langsung yang efektif, pada tahap ini BBS sudah

melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak

184
marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

beliau memberikan penjelasan tentang bagaimana untuk membuat surat

langsung yang efektif, beliau menyatakan bahwa:

“Untuk membuat surat langsung BBS terlebih dahulu melihat dokumen apa

saja yang dibutuhkan oleh panitia penyelenggara tender lalu mempersiapkan

dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan tersebut. Setelah

kami kumpulkan dokumen-dokumen tersebut kami cek lagi untuk kelayakan

dokumen tersebut apakah dokumen-dokumen tersebut layak untuk di masukan

ke dalam amplop atau tidak. Dokumen-dokumen yang layak menurut kami

adalah dokumen yang informasinya terupdate dan lengkap baik informasi

mengenai spesifikasi alat, harga maupun para teknisi di lapangan yang akan

mengoprasikannya. Sebelum di dokumen-dokumen tersebut di kirimkan ke

pada panitia tender kami memberi paraf dan stempel kepada setiap dokumen

tersebut, pemberian stempel tersebut menunjukan bahwa dokumen-dokumen

tersebut sudah layak dan siap untuk di kirikan kepada panitia penyelenggara

tender yang bersangkutan. Untuk kasus pada PT. Pertamina EP Asset 2,

mereka membutuhkan 12 dokumen untuk Surat penawan Tenis dan lima

dokumen pada surat penawaran harga jadi totalnya 17 dokumen dalam 2

amplop atau sampul surat. Selanjutnya minat beli dari indikator jadi ingin

mememiliki produk. Adapun indikator jadi ingin mememiliki produk dari

185
minat beli konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah

sebagai berikut:

“Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut


yang memberikan manfaat yang dicarinya. Dan akhirnya akan
mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap produk melalui
evaluasi atribut dan membentuk niat untuk membeli atau memiliki
produk yang disukai.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui dokumen-

dokumen yang ada pada direct mail untuk menyediakan informasi-informasi

mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit, dimulai dari surat penawaran

teknis, dokumen surat pernyataan lokasi untuk keperluan alat yang ditawarkan

site visit, SOP atau standar operasional prosedur, dokumen HSE plan, price

list peralatan, surat penawaran harga, perincian dan rekapitulasi harga dari jasa

yang akan disewakan, perincian perhitungan nilai TKDN dan dokumen

jaminan penawaran.

Semua dokumen-dokumen tersebut seperti yang di jelaskan sebelumnya

di atas di muat oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) pada direct mail-nya agar

PT. Pertamina EP Asset 2 mengetahui segala informasi mengenai jasa slickline

unit dan welltesting unit dan jadi ingin mememiliki produk atau jasa tersebut.

Jadi kesimpulannya, ada hubungan antara membuat surat langsung yang

efektif dengan jadi ingin mememiliki produk. Surat langsung yang efektif

mampu memberikan informasi yang detail, lengkap dan jelas mengenai jasa

slickline unit dan welltesting unit dan informasi-informasi tersebut di tujukan

agar calon konsumen mengetahui keunggulan dan manfaat dari jasa slickline

unit dan welltesting unit serta tertarik untuk mencoba dan jadi ingin

186
mememiliki produkatau jasa slickline unit dan welltesting unit yang

ditawarkan oleh perusahaan kepada calon konsumen melalui surat langsung

tersebut. Zainal dan Muhibudin, menyatakan bahwa:

“Promosi juga merupakan kegiatan untuk menyebarluaskan


informasi tentang barang atau jasa yang dijual dengan maksud
mengubah pola perilaku konsumen. Berbagai informasi yang diberikan
kepada calon pembeli sangat mempengaruhi keputusan mereka tentang
pengalokasian dana yang mereka miliki.” Zainal dan Muhibudin, hal 60,
[31]

Direct mail merupakan sarana promosi yang digunakan oleh PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS), BBS menggunakan direct mail sebagai sarana promosi

pada jasa yang mereka tawarkan. Menurut pernyataan Zainal dan Muhibudin,

kegiatan promosi mampu mempengaruhi keputusan konsumen untuk

memutuskan apakah mereka akan jadi menggunakan jasa atau tidak.

4.3.2.30 Direct mail tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan

desain amplop yang menarik oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well testing

unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset2 Prabumulih

(Jadi ingin memiliki produk).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menarik

perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan desain amplop yang menarik.

hal tersebut diuraikan pada poin kedua teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

2) Tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan


desain amplop yang menarik.

187
Dari teori di atas dapat disimpulkan untuk membuat PT. Pertamina EP

Asset 2 tertarik dalam mencari informasi mengenai jasa PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) harus menarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan

desain amplop yang menarik melalui direct mail. pada tahap ini BBS tidak

melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil observasi penulis dengan datang

langsung ke kantor dan melihat langsung sampul atau amplop yang digunakan

oleh pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada direct mail yang dikirimkan untuk proyek KJP3 PT.

Pertamina EP Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina

EP Asset 2. Dari hasil observasi penulis di lapangan, penulis melihat bahwa

amplop atau sampul memiliki desain yang sederhana dengan dominasi warna

biru dan putih serta terdapat logo perusahaan dan gambar seputar eksplorasi

migas. warna biru dan putih merupakan ciri khas dari PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) pada setiap dokumen-dokumen atau surat-surat.

Selanjutnya minat beli dari indikator jadi ingin mememiliki produk.

Adapun indikator jadi ingin mememiliki produk dari minat beli konsumen

yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut


yang memberikan manfaat yang dicarinya. Dan akhirnya akan
mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap produk melalui
evaluasi atribut dan membentuk niat untuk membeli atau memiliki
produk yang disukai.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 namun bahan

pertimbangan PT. Pertamina EP Asset 2 untuk jadi ingin memiliki jasa

slickline unit dan welltesting unit yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

188
tawarkan bukan melalui desain amplop atau sampul yang menarik pada direct

mail, dari hasil wawancara dengan pihak BBS dapat diketahui bahwa:

“Untuk menarik perhatian PT. Pertamina EP 2 pada jasa slickline unit dan

welltesting unit PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) menggunakan surat-surat

penawaran dan jaminan, seperti surat penawaran teknis dan harga dari jasa

Slickline unit dan welltesting unit, jaminan pada jasa Slickline unit dan

welltesting unit serta surat penyataan kesanggupan BBS dalam memenushi

batasan minimal TKDN dan jaminan penawaran harga serta surat pernyataan

keabsahan jaminan penawaran harga pada jasa pada jasa Slickline unit dan

welltesting unit dokumen-dokumen tersebut memang ditujukan untuk menarik

perhatian dan meyakinkan PT.Pertamina EP Asset 2 untuk menggunakan jasa

Slickline unit dan welltesting unit yang BBS tawarkan untuk proyek KJP3

PT.Pertamina EP Asset 2.”

Kesimpulannya, tidak ada pengaruh antara desain amplop yang menarik

dengan jadi ingin memiliki produk atau jasa slickline unit dan welltesting unit

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS). Agar dapat membuat calon konsumen tertarik

untuk mencoba perusahaan perlu memberikan hal-hal seperti jaminan,

kualitas, manfaat, keunggulan jasa, serta harga yang menarik, karena hal-hal

tersebut merupakan bahan pertimbangan dan evaluasi bagi calon konsumen

untuk menentukan apakah merekan akan membeli produk atau jasa tersebut

atau tidak.

4.3.2.31 Direct mail ciptakan kebutuhan akan produk/jasa, tunjukan seperti

apa bentuknya, dan juga cara penggunaanya oleh PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan

189
well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset2

Prabumulih (Jadi ingin memiliki produk).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan BBS pada surat langsung (direct

mail) salah satunya adalah dengan menciptakan kebutuhan akan produk/jasa,

tunjukan seperti apa bentuknya, dan juga cara penggunaanya hal tersebut

diuraikan pada poin ketiga pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

3) Ciptakan kebutuhan akan produk/jasa, tunjukan seperti apa


bentuknya, dan juga cara penggunaanya.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memaksimalkan

pemasaran melalui direct mail PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) harus

menciptakan kebutuhan akan produk/jasa, menuunjukan seperti apa

bentuknya, dan juga cara penggunaanya, pada tahap ini BBS sudah

melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak

marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

beliau memberikan penjelasan mengenai menciptakan kebutuhan akan

produk/jasa, beliau menyatakan bahwa:

“Dalam menciptakan kebutuhan akan produk dan jasa, BBS melihat undangan

tender terlebih dahulu yang di kirimkan kepada kami, pada undangan tersebut

panitia tender memberikan clue atau petunjuk untuk BBS agar bisa mengikuti

tender. Pada proyek KJP3 yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset

190
2 mereka memberikan petunjuk di undangan mereka bahwa mereka akan

mengadakan tes kegiatan pengoprasian sumur minyak dengan menggunakan

slickline unit dan welltesting unit dengan anggaran sebesar 16 milyar, dari

clue atau petunjuk tersebut kami menawarkan jasa slickline unit dan

welltesting unit yang kami milik dengan membuat direct mail yang di

dalamnya berisi surat penawaran teknis dan surat penawaran harga.

Persyaratan untuk kelengkapan dokumen di tentukan oleh panitia

penyelenggara tender tersebut. Jadi untuk menciptakan kebutuhan jasa pada

PT. Pertamina EP Asset 2 kami menawarkan harga penyewaan jasa slickline

unit dan welltesting unit untuk proyek mereka dengan harga di bawah

anggaran yang mereka miliki namun tetap mengacu pada ketentuan dan

batasan yang mereka buat.

Selanjutnya minat beli dari indikator jadi ingin mememiliki produk.

Adapun indikator jadi ingin mememiliki produk dari minat beli konsumen

yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut


yang memberikan manfaat yang dicarinya. Dan akhirnya akan
mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap produk melalui
evaluasi atribut dan membentuk niat untuk membeli atau memiliki
produk yang disukai.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui dokumen-

dokumen yang ada pada direct mail untuk menciptakan kebutuhan produk atau

jasa slickline unit dan welltesting unit dalam menarik perhatian PT. Pertamina

EP Asset 2 untuk mencari informasi yang lebih banyak. Seperti yang sudah di

jelaskan pada hasil wawancara di atas bahwa untuk menciptakan kebutuhan

191
pada produk atau jasa slickline unit dan welltesting unit BBS menawarkan

harga penyewaan jasa slickline unit dan welltesting unit untuk proyek mereka

dengan harga di bawah anggaran yang mereka miliki namun tetap mengacu

pada ketentuan dan batasan yang mereka buat, lalu menggunakan dokumen

penunjang lainnya seperti dokumen daftar tenaga kerja, daftar peralatan, surat

penyataan lokasi dan SOP pemasangan dan pengoperasian jasa slickline unit

dan welltesting unit dengan begitu PT. Pertamina EP Asset 2 akan tertarik dan

memiliki minat dan dapat mengetahui informasi lebih banyak mengenai jasa

slickline unit dan welltesting unit di mulai dari informasi tentang spesifikasi

alat yang digunakan, informasi harga dan riciannya sampai jaminan apa yang

mampu BBS berikan kepada PT. Pertamina EP Asset 2 terhadap jasa slickline

unit dan welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih dan dengan harga penyewaan jasa slickline unit dan welltesting

unit dibawah anggaran yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan, PT.

Pertamina EP Asset 2 akan mencari tahu informasi detail proses yang

dilakukan sertatanggung jawab PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam

mengerjakan jasa slickline unit dan welltesting unit untuk proyek KJP3 yang

PT. Pertamina EP Asset 2. Jadi kesimpulannya, ada hubungan antara

menciptakan kebutuhan akan produk/jasa, tunjukan seperti apa bentuknya, dan

juga cara penggunaanya dengan jadi ingin memiliki produk atau jasa.

Kebutuhan, bentuk dan cara penggunaannya diciptakan agar calon konsumen

terpengaruh untuk mencoba jasa tersebut dan memiliki atau memyewa jasa

tersebut.

192
4.3.2.32 Direct mail jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli oleh

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih (Jadi ingin memiliki produk).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menjawab

pertanyaan dan memberikan kepastian kepada pembeli,hal tersebut diuraikan

pada poin ke empat pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-langkahnya:
Sandra Moriarty, hal 566 [41]

4) Jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada

pembelimelalui direct mail-nya, pada tahap ini BBS sudah melakukanya hal

ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak marketing

administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku

pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan mengirimkan

direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2, beliau

memberikan penjelasan mengenai bagaimana BBS dalam menjawab

pertanyaan dan memberikan kepastian kepada pembeli melalui direct mail,

beliau menyatakan bahwa:

“untuk menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada PT.

Pertamina EP Asset 2 melalui direct mail kami menyertakan surat penyataan

193
lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina EP Asset 2,

surat penyataan lokasi peralatan tujuannya adalah untuk memberi tau lokasi

alat yang akan digunakan pada proyek KJP3 nantinya serta memberikan

kesempatan kepada PT. Pertamina EP Asset 2 untuk memberika pertanyaan

langsung kepada BBS terkait dengan alat tersebut yang akan di jawab oleh

para ahli teknisi yang mengoperasikan alat tersebut seperti, bagaimana

prosedur keamanannya, bagaimana penanganannya saat terjadi trouble atau

error pada alat tersebut. Site visit dilakukan oleh PT. Pertamina EP Asset 2

untuk memastikan kesiapan & kelayakan alat dan operatornya yang akan

menjalankan alat tersebut.

Selanjutnya minat beli dari indikator jadi ingin mememiliki produk.

Adapun indikator jadi ingin mememiliki produk dari minat beli konsumen

yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut


yang memberikan manfaat yang dicarinya. Dan akhirnya akan
mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap produk melalui
evaluasi atribut dan membentuk niat untuk membeli atau memiliki
produk yang disukai.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 melalui surat

penyataan lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi PT. Pertamina EP

Asset 2 pada direct mail agar PT. Pertamina EP Asset 2 bisa mencari

informasi lebih lanjut mengenai jasa slickline unit dan welltesting unityang PT.

Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan dan jadi ingin memiliki atau menyewa

jasa tersebut. Seperti yang sudah di jelaskan pada hasil wawancara di atas

bahwa untuk menjawab pertanyaan dan memberikan kepastian kepada PT.

194
Pertamina EP Asset 2 terhadap jasa slickline unit dan welltesting unit, BBS

memberikan surat pernyataan lokasi peralatan untuk keperluan site visit bagi

PT. Pertamina EP Asset 2. Hal tersebut bertujuan agar PT. Pertamina EP

Asset 2 bisa mengajukan pertanyaan dan memastikan kesiapan alat yang

digunakan pada jasa slickline unit dan welltesting unit.

Site visit juga dilaksanakan agar PT. Pertamina EP Asset 2 bisa mencari

informasi lebih lanjut mengenai jasa slickline unit dan welltesting unit serta

mencocokanya dengan informasi yang sudah di dapat melalui direct mail

sebelumnya sudah dikirimkan oleh BBS dan dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi PT. Pertamina EP Asset 2 untuk mencoba jasa slickline unit

dan welltesting unit dan jadi ingin memiliki atau menyewa jasa tersebut. Jadi

kesimpulannya, ada pengaruh antara menjawab pertanyaan dan memberikan

kepastian kepada pembeli dengan tertarik untuk mencoba, karena jawaban dari

pertanyaan yang di ajukan serta kepastian yang diberikan oleh perusahaan

dapat di jadikan bahan pertimbangan bagi calon konsumen untuk mencoba dan

jadi ingin memiliki produk atau jasa tersebut.

4.3.2.33 Direct mail tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan

bahwa perusahaan punya reputasi baikoleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit dan well testing

unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih

(Jadi ingin memiliki produk).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menanamkan

195
kepercayaan, minimalkan resiko, dan menunjukan bahwa perusahaan punya

reputasi baik, hal tersebut diuraikan pada poin ke lima pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-langkahnya:
Sandra Moriarty, hal 566 [41]

5) Tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan


bahwa perusahaan punya reputasi baik.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) menanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan menunjukan bahwa

perusahaan punya reputasi baik melalui direct mail nya, pada tahap ini BBS

sudah melakukanya hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan

pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) selaku pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan

mengirimkan direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2,

menyatakan bahwa:

“Kami menanamkan kepercayaan perusahaan melalui dokumen-dokumen

surat pernyataan-pernyataan dan surat pernyataan kesanggupan memenuhi

batasan minimal TKDN yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi

perusahaan kami dan dokumen penunjang lainnya seperti surat pernyataan

lokasi untuk keperluan PT. Pertamina EP Asset 2 untuk melakukan site visit

untuk melihat alat yang akan digunakan, kelengkapan dan kesiapan alat-alat

kami. Dokumen-dokumen tersebut di tujukan kepada PT. Pertamina EP Asset

2 agar mereka percaya bahwa BBS mampu mengerjakan proyek KJP3 yang

akan mereka selenggarakan dan meminimalkan resikoserta menunjukan

bahwa perusahaan mempunyai reputasi yang baik.

196
Selanjutnya minat beli dari indikator jadi ingin mememiliki produk.

Adapun indikator jadi ingin mememiliki produk dari minat beli konsumen

yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut


yang memberikan manfaat yang dicarinya. Dan akhirnya akan
mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap produk melalui
evaluasi atribut dan membentuk niat untuk membeli atau memiliki
produk yang disukai.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3, seperti hasil

wawancara di atas dapat diketahui bahawa melalui surat surat pernyataan-

pernyataan dan surat pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal

TKDN yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan dan dokumen

penunjang lainnya seperti surat pernyataan lokasi untuk keperluan PT.

Pertamina EP Asset 2 untuk melakukan site visit untuk melihat alat yang akan

digunakan, kelengkapan dan kesiapan alat-alat kami pada direct mail.

ditujukanagar PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik mencoba dan jadi ingin

menyewa jasa slickline unit dan welltesting unit yang PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) tawarkan serta menjukan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

mempunyai reputasi yang baik dan juga dapat menjadi bahan pertimbangan

PT. Pertamina EP Asset 2 untuk memilih jasa slickline unit dan welltesting

unit yang PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) tawarkan. Kesimpulannya adalah

ada hubungan antara menanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan

menunjukanbahwa perusahaan punya reputasi baik dengan tertarik untuk

mencoba. Karena kepercayaan dan reputasi yang di tanamkan oleh perusahaan

dapat membuat calon konsumen tertarik untuk mencoba dan jadi untuk

197
menyewa jasa slickline unit dan welltesting unit tersebut. Hasil analisis diatas

sudah sesuai dengan salah satu tujuan promosi menurut Freddy Rangkuti,

yaitu untuk memberitahu calon konsumen. Berikut adalah penjelasannya:

“Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberitahukan


informasi kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan,
mengenai produk tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat
pembeli kegunaan, keistimewaan, dan lain sebagainya. Promosi ini
bersifat informasi yang pada umumnya lebih disukai dan dilakukan pada
tahap-tahap awal siklus kehidupan produk. Hal ini merupakan masalah
penting untuk meningkatkan permintaan primer sebab pada tahap ini
sebagian orang tidak akan tertarik untuk memilih dan membeli barang
dan jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut serta
kegunaannya. Promosi ini bersifat informasi dapat membantu konsumen
dalam mengambil keputusan untuk membeli.” Freddy Rangkuti, hal 51-
53, [31]

Direct mail digunakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) untuk

memberitahu PT. Pertamina EP Asset 2 akan kepercayaan yang perusahaan

tanamkan, resiko pekerjaan yang akan di minimalkan oleh perusahaan, dan

juga memberitahu bahwa perusahaan punya reputasi baik terhadap jasa

slickline unit dan welltesting unit. Promosi melalui direct mail ini juga dapat

membantu calon konsumen dalam mengambil keputusan untuk menyewa jasa

tersebut atau tidak.

4.3.2.34 Direct mail beri penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana

harus menghubungi dan bagaimana cara membayar oleh PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slickline unit

dan welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih (Jadi ingin memiliki produk).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada surat langsung (direct mail)

salah satunya adalah dengan memberi penjelasan cara membeli, cara

198
memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara membayar, hal

tersebut diuraikan pada poin ke enam pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

6) Beri penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus


menghubungi dan bagaimana cara membayar.

Dari teori yang di jelaskan di atas yang dapat dilakukan oleh PT. Bama

Bumi Sentosa (BBS) pada direct mail-nya adalah memberi penjelasan cara

membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara

membayar, namun pada tahap ini BBS tidak melakukanya hal ini bisa dilihat

dari wawancara penulis dengan pihak marketing administration dan bid and

contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku pihak yang bertanggung jawab

pada direct mail yang dikirimkan untuk proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset

2 Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2. Beliau

menjelaskan bahwa:

“untuk proses pembelian kami tidak menjelaskannya kepada PT. Pertamina

EP Asset 2, direct mail surat pertama isinya adalah detail tentang spesifikasi

alat dan jasa, prosedur pemasangan alat, dan detail proses pekerjaan

sedangkan pada surat kedua isinya adalahsurat penawaran harga, perincian

dan rekapitulasi harga dan jaminan penawaran. Untuk proses pembelian dan

cara pembayaran di tentukan oleh PT. Pertamina EP Asset 2 setelah

melakukan perjanjian dengan BBS yang ditandatangani oleh kedua belah

pihak, direct mail ini berfokus pada detail informasi penawaran jasa slickline

unit dan welltesting unit.”

199
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa penjelasan cara

membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara

membayar sangan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bateson (2005)

“Konsumen selalu terlibat dalam produksi jasa karena konsumen merupakan

bagian integral dari proses tersebut.” Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, hal

94 [28]. Jadi mengenai proses membeli, cara memesan, kemana harus

menghubungi dan bagaimana cara membayar itu terjadi ketika PT. Pertamina

EP Asset 2 sudah menetapkan pemenang tender untuk proyek KJP3, cara

membayar dan proses pembelian melibatkan dua pihak yaitu PT. Pertamina EP

Asset 2 dan pemenang tender. Selanjutnya minat beli dari indikator jadi ingin

mememiliki produk. Adapun indikator jadi ingin mememiliki produk dari

minat beli konsumen yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah

sebagai berikut:

“Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut


yang memberikan manfaat yang dicarinya. Dan akhirnya akan
mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap produk melalui
evaluasi atribut dan membentuk niat untuk membeli atau memiliki
produk yang disukai.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 namun bukan

melalui penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi

dan bagaimana cara membayar melalui direct mail, dari hasil wawancara

dengan pihak BBS di atas dapat diketahui bahwa untuk membuat PT.

Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk mencoba dan jadi ingin menyewa atau

memiliki jasa slickline unit dan welltesting unit adalah dengan menggunakan

dokumen-dokumen yang di dalamnya memuat informasi detail dan lengkap

200
seperti spesifikasi alat, SOP dan lain-lain mengenai jasa slickline unit dan

welltesting unit. Jadi kesimpulannya, tidak ada hubungan antara penjelasan

cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara

membayar dengan tertarik untuk mencoba. Karena bahan pertimbangan calon

konsumen agar tertarik untuk mencoba dan jadi ingin memiliki atau menyewa

jasa ada pada dokumen-dokumen yang memuat informasi seputar jasa slickline

unit dan welltesting unitseperti spesifikasi alat, harga, jaminan bahkan sampai

reputasi yang dimiliki oleh perusahaan.

4.3.2.35 Direct mail gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat

oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa

slickline unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP

Asset 2 Prabumulih (Jadi ingin memiliki produk).

Salah satu langkah-langkah yang dapat dilakukan PT. Bama Bumi

Sentosa (BBS) pada surat langsung (direct mail) adalah dengan menggunakan

insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat,hal tersebut diuraikan pada

poin ke tujuh atau terakhir pada teori di bawah ini:

Langkah-langkah yang dapat membantu memperkuat promosi


pada surat langsung (direct mail), berikut adalah langkah-
langkahnya:Sandra Moriarty, hal 566 [41]

7) Gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) menggunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih

cepatmelalui direct mail-nya, pada tahap ini BBS sudah melakukanya hal ini

bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak marketing

administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku

201
pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan, membuat, dan mengirimkan

direct mail untuk tender pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2, beliau

menyatakan bahwa:

“Untuk mempercepat responkami memberikan surat pernyataan kesanggupan

memenuhi batasan minimal TKDN dan surat jaminan penawaran harga

kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada direct mail tersebut, sehingga surat

pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal TKDN dan surat

jaminan penawaran tersebut dapat mempercepat proses penentuan pemenang

tender untuk proyek KJP3.”

Selanjutnya minat beli dari indikator jadi ingin mememiliki produk.

Adapun indikator jadi ingin mememiliki produk dari minat beli konsumen

yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk adalah sebagai berikut:

“Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut


yang memberikan manfaat yang dicarinya. Dan akhirnya akan
mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap produk melalui
evaluasi atribut dan membentuk niat untuk membeli atau memiliki
produk yang disukai.”Schiffman dan Kanuk, hal 470-472 [51]

Hal ini menjadi upaya yang dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada proyek KJP3 dengan

menggunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat pada direct

mail agar PT. Pertamina EP Asset 2 tertarik untuk mencoba dan jadi ingin

memiliki atau menyewa jasa slickline unit dan welltesting unit.

kesimpulannya, ada hubungan atara menggunakan insentif untuk mendorong

respon yang lebih cepat dengan tertarik untuk mencoba. Insentif digunakan

untuk menarik perhatian calon konsumen.

202
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kegiatan untuk memperoleh hasil penelitian mengenai bagaimana direct mail

di PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slick line unit

dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih, telah

dilakukan penelitian dalam menemukan atau menelusuri substansi dari permasalahan

yang terkait dengan kegiatan promosi PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) Adapun hasil

penelitian merupakan data yang diolah berdasarkan teknik analisis data dengan

mengunakan matriks. Sedangkan cara peneliti dalam memperoleh data didasarkan

pada teknik penelitian wawancara dengan pihak marketing administration dan bid

and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku pihak yang bertanggung jawab

pada direct mail sebagai objek yang penulis teliti, dianggap layak memberi

informasi terkait dengan judul dari penelitian ini.

Pihak marketing pada perusahaan jasa melakukan promosi produk dengan

berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan direct mail. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa promosi melalui direct mail dilakukan oleh marketing PT.

Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam mempromosikan produk sekaligus membangun

minat beli pada jasa slick line unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT.

Pertamina EP Asset 2 Prabumulih. Kegiatan promosi melalui direct mail yang

dilakukan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) melewati beberapa langkah yaitu,

Membuat surat langsung (direct mail) yang efektif, Tarik perhatian dari prospek

sasaran sejak dini dengan desain amplop yang menarik, Ciptakan kebutuhan akan

produk/jasa, tunjukan seperti apa bentuknya, dan juga cara penggunaanya, Jawab

203
pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli, Tanamkan kepercayaan, minimalkan

resiko, dan tunjukan bahwa perusahaan punya reputasi baik, Beri penjelasan cara

membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara

membayar, dan Gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat.

Membuat surat langsung (direct mail) yang efektif sudah dilaksanakan oleh

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slick line unit dan

well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih dengan

menggunakan 12 dokumen pada surat pertama dan lima dokumen pada surat kedua.

Dokumen-dokumen tersebut di tujukan untuk memberikan informasi yang lengkap,

detail dan terpercaya kepada PT. Pertamina EP Asset 2 mengenai jasa slick line unit

dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih.

Informasi-informasi yang disajikan mulai dari spesifikasi alat slick line unit dan well

testing unit, SOP pemasangan dan pengoperasian alat slick line unit dan well testing

unit sampai penawaran harga jasa slick line unit dan well testing unit.

Tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan desain amplop yang

menarik tidak dilaksanakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun

minat beli jasa slick line unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina

EP Asset 2 Prabumulih karena memang untuk menarik perhatian calon konsumen

BBS tidak berfokus pada desain amplop, untuk menarik perhatian calon konsumen

BBS berfokus pada penawaran teknis serta penawaran harga untuk jasa slick line

unit dan well testing unit, hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan

pihak marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS). Ciptakan kebutuhan akan produk/jasa, tunjukan seperti apa bentuknya, dan

juga cara penggunaanya sudah dilaksanakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

204
dalam membangun minat beli jasa slick line unit dan well testing unit pada proyek

KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih. Untuk menciptakan kebutuhan akan

jasa BBS membuat surat penawaran teknis dan surat penawaran harga, tujuannya

adalah untuk menciptakan kebutuhan bagi Pertamina EP Asset 2 Prabumulih

terhadap jasa slick line unit dan well testing unit yang BBS tawarkan untuk proyek

KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih. Sedangkan untuk menunjukan seperti

apa bentuk jasa slick line unit dan well testing unit dan bagaimana cara

penggunaanya BBS menggunakan dokumen surat penyataan lokasi peralatan yang

ditawarkan untuk keperluan site visit dan dokumen SOP pemasangan dan

pengoperasian jasa slick line unit dan well testing unit.

Jawab pertanyaan dan beri kepastian kepada pembeli, sudah dilaksanakan oleh

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli jasa slick line unit dan

well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih. BBS

menggunakan surat penyataan lokasi peralatan yang ditawarkan untuk keperluan site

visit. site visit dilaksanakan oleh PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih untuk

memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar jasa slick line unit dan well testing unit,

seperti bagaimana prosedurnya jika alat tersebut mengalami error dan lain-lain, serta

memastikan juga kesiapan alat yang akan digunakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa

(BBS) dalam mengoperasikan jasa jasa slick line unit dan well testing unit.

Tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan bahwa perusahaan

punya reputasi baik, sudah dilaksanakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam

membangun minat beli jasa slick line unit dan well testing unit pada proyek KJP3

PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil observasi

dan wawancara penulis, untuk menanamkan kepercayaan BBS menggunakan surat

205
penyataan-pernyataan, surat pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal

TKDN yang ditanda tangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan, surat jaminan

penawaran harga dan surat pernyataan keabsahan jaminan penawaran harga/Bid

bond. Sedangkan untuk meminimalkan resiko dan menunjukan bahwa perusahaan

mempunyai reputasi yang baik BBS menggunakan dokumen-dokumen pendukung

seperti struktur organisasi, daftar tenaga kerja, daftar peralatan, surat kelayakan

penggunaan peralatan (SKPP) dan dokumen lainnya.

Beri penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan

bagaimana cara membayar, tidak dilaksanakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS)

dalam membangun minat beli jasa slick line unit dan well testing unit pada proyek

KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih karena mengenai cara membeli, cara

memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara membayar di lakukan

setelah proses pengumumang pemenang tender, cara membayar di tentukan oleh PT.

Pertamina EP Asset 2 selaku penyelenggara tender atas kesepakatan dengan pihak

PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) selaku pihak penyedia jasa slick line unit dan well

testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2.

Gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat sudah

dilaksanakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) dalam membangun minat beli

jasa slick line unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak

marketing administration dan bid and contract PT. Bama Bumi Sentosa (BBS), BBS

menggunakan surat pernyataan kesanggupan memenuhi batasan minimal TKDN dan

surat jaminan penawaran harga kepada PT. Pertamina EP Asset 2 pada direct mail

tersebut yang tujuannya adalah untuk mempercepat respon PT. Pertamina EP Asset

206
2 dalam menentukan apakah jasa slick line unit dan well testing unit yang BBS

tawarkan sudah memenuhi kebutuhan atau tidak

Langkah-langkah promosi melalui direct mail ada tujuh tahap, dari ketujuh

tahap-tahap tersebut ada lima yang sudah dilaksanakan oleh BBS dan dua yang tidak

dilaksanakan. Kelima tahap tahap yang dilaksanakana adalah Membuat surat

langsung (direct mail) yang efektif, Ciptakan kebutuhan akan produk/jasa, tunjukan

seperti apa bentuknya, dan juga cara penggunaanya, Jawab pertanyaan dan beri

kepastian kepada pembeli, Tanamkan kepercayaan, minimalkan resiko, dan tunjukan

bahwa perusahaan punya reputasi baik, dan Gunakan insentif untuk mendorong

respon yang lebih cepat. Kelima langkah tersebut berfokus untuk memberikan

informasi yang lengkap, jelas dan detail mengenai jasa slick line unit dan well

testing unit yang BBS tawarkan untuk proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih. Membuat surat langsung (direct mail) yang efektif berfokus untuk

memberikan informasi jasa slick line unit dan well testing unit, Ciptakan kebutuhan

akan produk/jasa, tunjukan seperti apa bentuknya, dan juga cara penggunaanya di

gunakan untuk memberikan informasi mengenai proses pemasangan dan

pengoperasian jasa slick line unit dan well testing unit, Tanamkan kepercayaan,

minimalkan resiko, dan tunjukan bahwa perusahaan punya reputasi baik digunakan

untuk meyakinkan calon konsumen terhadap perusahaan dan jasa yang

ditawarkannya, Gunakan insentif untuk mendorong respon yang lebih cepat

digunakan untuk mempercepat respon calon konsumen terhadap jasa slick line unit

dan well testing unit yang ditawarkan. Sedangkan untuk poin tarik perhatian dari

prospek sasaran sejak dini dengan desain amplop yang menarik, Beri penjelasan cara

membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan bagaimana cara

207
membayar tidak dilakukan, tarik perhatian dari prospek sasaran sejak dini dengan

desain amplop yang menarik tidak dilakukan karena untuk menarik perhatian calon

konsumen BBS berfokus pada isi informasi yang ada pada direct mail, sedangkan

penjelasan cara membeli, cara memesan, kemana harus menghubungi dan

bagaimana cara membayar tidak dilakukan karena proses tersebut dilaksanakan

ketika kedua belah pihak sudah melakukan kesepakatan

Kelima tahap-tahap yang dilakukan pada promosi melalui direct mail PT.

Bama Bumi Sentosa (BBS) sudah mampu membangun minat beli jasa slick line unit

dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih,

sehingga dapat diketahui bahwa proses-proses yang sudah dilaksanakan oleh PT.

Bama Bumi Sentosa (BBS) sudah efektif dalam membangun minat beli jasa slick

line unit dan well testing unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina EP Asset 2

Prabumulih. Dari penelitian ini juga dapat diketahui bahwa proses komunikasi

pemasaran yang digunakan oleh PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) adalah dengan

menggunakan direct mail, mengingat perusahaan jasa yang karakteristiknya berbeda

dengan perusahaan barang, tentunya cara mereka menjual atau memasarkan

produknya juga berbeda. Dapat diketahui juga karena karakteristik produk jasa yang

tidak bisa dilihat dan hanya bisa dirasakan manfaatnya ketika sudah membelinya,

maka cara mereka untuk menjual jasa tersebut adalah dengan meyakinkan terlebih

dahulu konsumen terhadap manfaat serta keunggulan jasa yang mereka tawarkan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di dapatkan dan di paparkan dapat

dijabarkan beberapa saran yang dapat dilakukan untuk membantu kelengkapan ke

depannya bagi perusahaan, diantaranya :

208
1. PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) harus lebih efektif dalam membangun minat

beli jasa slickline unit dan welltesting unit pada proyek KJP3 PT. Pertamina

EP Asset 2 Prabumulih pada direct mail-nya dengan membuat desain sampul

yang lebih menarik lagi agar dapat menimbulkan citra perusahaan yang

profesional.

2. PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) bisa menambahkan daftar pengalaman kerja

pada direct mail-nya agar dapat menguatkan reputasi perusahaan di mata calon

konsumen agar calon konsumen bisa dapat memiliki minat beli.

3. PT. Bama Bumi Sentosa (BBS) bisa menambahkan data rating perusahaan

yang dikeluarkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral

Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi tahun 2015 agar dapat menunjukan

bahwa BBS merupakan perusahaan yang layak dan memiliki kualitas serta

nilai yang baik di mata calon konsumen dan bisa memaksimalkan

terbentuknya minat beli calon konsumen.

209
Daftar Pustaka

[1] Portal PT. Bama Bumi Sentosa (BBS), www.bbs-group.co.id diakses pada

tanggal 2 Mei 2018 pukul 15.23 wib

[2] Portal Pakar Komunikasi dot Com, https://www.pakarkomunikasi.com/-

komunikasi-pemasaran diakses pada tanggal 9 Mei 2018 pukul 19.23 wib

[3] Portal Ikatan Mahasiswa Offshore, http://imso.or.id/2014/04/jenis

jenisperusahaan-migas/ diakses pada tanggal 4 Mei 2018.

[4] Portal Dunia Migas, https://www.duniamigas.wordpress.com diakses pada

tanggal tanggal 12 Mei 2018 pukul 18.17 wib

[5] Portal Elnusa, https://www.elnusa.co.id diakses pada tanggal tanggal 12 Mei

2018 pukul 18.17 wib

[6] Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 2012

[7] Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen¸ CV Andi Offset,

Yogyakarta, 2014

[8] Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa (Prinsip, Penerapan, dan Penelitian), CV

Andi Offset, Yogyakarta, 2014

[9] Morrisan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Kencana Prenada

Media Group, Jakarta, 2010

[10] Sandra Moriarty, Advertising Edisis Ke-8, Kencana Prenada Media Group,

Jakarta, 2011

[11] Schiffman, Leon G. Leslie, Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh,

Indeks Gramedia, 2009

[12] Solihin Ismail, Pengantar Manajemen, Erlangga, Jakarta, 2009

[13] D. Wahyu Ariani, Manajeman Operasi Jasa, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.

210
[14] Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran ke Tiga Belas,

Erlangga, Jakarta, 2009.

[15] Nugroho J. Setiadi,SE, MM. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi

Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Prenada Media Group, Jakarta,

2009.

[16] Philip Kotler dan Kevin L. Keller. Manajemen Pemasaran Edisi ke 13,

Erlangga, Jakarta, 2010.

[17] Danu Eko Agustinova, S.Pd., M.Pd. Memahami Metode Penelitian

Kualitatif, Calpulis, Yogyakarta, 2015.

[18] Lia Herliani. “Analisis Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Facebook

Sebagai Media Promosi Anggota BUSAM (Bubuhan Samarinda), ejournal

Ilmu Komunikasi, Vol 3, No. 4, Jakarta, 2015.

[19] Haris Herdiansyah. “Metodologi Penelitian Kualitatif”, Salemba Humanika,

Jakarta, 2010.

[20] Sugiyono. “Metodologi Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D”, Alfabeta, Bandung, 2009.

[21] Lexy J.Moleong. “Metodologi Penelitian Kualitatif”, Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2014.

[22] Bungaran Antonius Simnjuntak & Soedjito Sosrodiharjo. “Metode Penelitian

Sosial (edisi revisi)”, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2014.

[23] Drs. Cholid Narbuko & Drs. H Abu Achmadi “Metode Penelitian”, Bumi

Aksara, Jakarta, 2010.

211

Anda mungkin juga menyukai