Pendekatan ini memperhatikan faktor –faktor independen yaitu : Struktur Pengenalan (Initiating
Structure) dan Struktur Pertimbangan (Consideration Structure).
Bila memperhatikan gaya kepemimpinan secara personal, maka berkaitan dengan 2 hal tersebut di atas.
Setiap pemimpin memiliki salah satu gaya kepemimpinan yang lebih menonjol, apakah pemimpin itu
lebih cenderung pada gaya Struktur Pengenalan atau Struktur Pertimbangan.
Gaya kepemimpinan dapat berubah-ubah sesuai kondisi yang ada.
Menurut Hersey (80), perilaku kepemimpinan yang baik tergantung pada kondisi anggotanya, kesiapan
dan kemauan untuk bekerja sama dalam kelompoknya.
Pendekatan ini focus pada interaksi antara pemimpin dan kelompoknya, dan juga dapat mengetahui
perilaku pemimpin.
Pemimpin memberikan sumber daya, dukungan dan kepercayaan bagi anggota yang memiliki komitmen
dan etos kerja yang baik. Perilaku kepemimpinan akan berbeda-beda pada tiap kelompok. Pemimpin
menggunakan gaya yang berbeda pada anggota yang berbeda. Kepemimpinan merupakan sebuah
proses yang terus berkembang dalam hal peran dan interaksi yang ada.
Dari teori yang diuraikan oleh beberapa penulis, ada beberapa konsensus bahwa :
1. Struktur Pengenalan (perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada tugas) dan Struktur
Pertimbangan (perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan antar manusia) adalah
sangat penting dalam kepemimpinan
2. Melalui 2 perilaku kepemimpinan di atas menghasilkan perilaku yang efektif dan kepuasan kerja
dari tiap anggotanya.
3. Seorang pemimpin perlu mempertimbangkan kompleksitas kerja atau kompetensi tiap
anggotanya, motivasi dan harapannya tentang perilaku kepemimpinan yang sesuai.
Contoh studi empiris di rumah sakit oleh Szilagyi dan Sims (64,91), mereka menemukan bahwa Struktur
Pengenalan yang dilakukan pada kegiatan di Direktorat Keperawatan hasilnya :
Dapat mengurangi kebingungan peran
Memperjelas tujuan
Memberikan kepuasan kerja
Bagi Kepala Bidang Keperawatannya, yang melaksanakan tugas struktural, pengenalan struktur tidak
diperlukan dan dapat mengurangi kepuasan kerja.
Studi lain pada bagian administrasi, profesi (perawat, dokter), teknisi dan kelompok hotel, dilaporkan
bahwa ada korelasi antara Struktur Pengenalan oleh pimpinan dengan kepuasan kerja anggotanya pada
kelompok administrasi; namun tidak ada korelasi pada kelompok hotel.
Dilaporkan juga bahwa kebingungan dalam peran semakin meningkat pada level yang lebih tinggi. Pada
level manajer yang lebih tinggi, Struktur Pengenalan sangat penting untuk memperjelas uraian tugas dan
meningkatkan kepuasan kerja. Pada level yang lebih rendah, Struktur pengenalan digunakan sebagai
fungsi pengawasan dan mengurangi ketidakpuasan.
Hasil yang diharapkan adalah produktifitas kerja (efektifitas), kepuasan kerja dan kelancaran
pelaksanaan tugas.
Model birokrasi menurut Weber (98), juga menguraikan karakteristik birokrasi berupa kewenangan
hierarki, pengelompokan staf, penentuan aturan formal dan elemen struktur.
Dalam kegiatan pengambilan keputusan, organisasi memerlukan prosedur standar, jalur komunikasi dan
penetapan program sebagai tindak lanjut yang nyata dalam pengambilan keputusan.
Teori sistem rasional sangat penting dalam struktur, rasionalitas dan efisiensi. Organisasi digambarkan
sebagai instrument untuk mengontrol perilaku anggotanya dan mengkoordinasikannya kearah
pencapaian tujuan organisasi.
Pada teori sistem natural, organisasi adalah sistem yang adaptif yang mampu bertahan dan menambah
legitimasi pada lingkungan eksternal dan internal. Sistem ini juga mempertimbangkan penetapan tujuan.
Kepemimpinan juga berkaitan dengan pengambilan keputusan yang bersifat penting dan mengarahkan
organisasi di dalam lingkungannya.
KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF SISTEM TERBUKA
Teori sistem terbuka menggambarkan organisasi sebagai sistem yang tidak terikat secara internal
maupun ekstaernal.
Secara Internal : struktur organisasi, kegiatan dan anggotanya tidak berhubungan satu sama lain dan
perilaku organisasinya sendiri-sendiri. Hal ini pencapaian kerja sama dalam kelompok organisasi.
Secara Eksternal : organisasi adalah subyek ketidakpastian di lingkungannya. Organisasi menyesuaikan
diri terhadap tuntutan lingkungan atau dengan memanipulasi ketergantungan dan perubahan
lingkungan.
Kepemimpinan tidak hanya berfungsi menetapkan nilai-nilai organisasi, menetapkan tujuan organisasi,
pengambilan keputusan dan mengukuhkan legitimasi organisasi tapi juga mengatur koalisi internal,
menggerakkan anggota dalam mencapai tujuan bersama, pengawasan dan penyesuaian lingkungan dan
memodifikasi lingkungan.
Contingency Theories
Kepemimpinan dalam teori Contingency dibedakan oleh kejadian alamiah.
Hirsch dan Andrews (5), menyajikan teori Contingency bahwa :
1. Type perilaku kepemimpinan disesuaikan dengan kondisi yang ada, bervariasi menurut konteks
legitimasi dimana organisasi itu berada
2. Konteks ini adalah subyek yang berubah
3. Aspek penting dari kepemimpinan administratif yaitu mengetahui symbol/figure mana yang dapat
membantu mengelola perbedaan
4. Organisasi mengupayakan pemeliharaan dan penyesuaian eksternal, nilai institusi, membawa
symbol cultural pada anggota dan dunia luar
Menurut Hirsch & Andrews, legitimasi organisasi dapat dihadapkan dengan “Performance Challenges
dan Value Challenges”.
Performance Challenges : mengenai apakah organisasi ma mpu mencapai tujuan yang mendukung
misinya dan menyesuaikan dengan dukungan eksternal.
Value Challenges : bagaimana misi organisasinya
Menghadapi Performance Challenges, pemimpin harus :
1. Mengajukan indikator alternatif bagi kinerja organisasi
2. Merasionalisasi kinerja organisasi yang buruk
3. Menanamkan bahwa hari esok akan lebih baik
4. Mengganti orang yang memiliki kinerja yang buruk
Dengan kata lain, kepemimpinan menjadi penghubung relasi organisasi dengan lingkungannya sebagai
symbol dan berperilaku sesuai kondisi sekelilingnya.
Teori Contingency bagi kepemimpinan menurut Bass (3) & Burn (2) , berdasarkan interaksi antara
pemimpin dan dipimpin, yang mangangkat keduanya kepada moralitas dan motivasi tinggi.
Menurut Bradford & Cohen (4) , model managership sesuai ketika tugas organisasi sederhana dan
dikelompokkan menurut rendahnya tingkat ketergantungan, meski bawahan kurang terampil atau
lingkungannya tidak berubah.
Mintzberg (15) menyatakan ada perbedaan dalam pekerjaan manajerial berdasarkan level hierarkinya.
Mintzberg mengidentifikasi 10 peran manager, dikelompokkan dalam 3 kategori : interpersonal,
informational dan pengambilan keputusan. Peran lainnya seperti Liaison, spokes person, figurehead,
menghubungkan organisasi ke lingkungannya. Dalam hal ini peran CEO lebih terfokus pada hal tersebut
di atas. Manajer ditingkat lebih rendah lebih focus pada peran internal (menangani masalah, negosiator)
yang menangani masalah operasional tiap hari.
Bukti yang ada mengindikasikan baik peran internal maupun eksternal sangat penting dalam
meningkatkan hierarki manajer.
Dalam organisasi dengan struktur sederhana, pemimpin adalah seorang entrepreneur – menyusun visi
organisasi, menyusun strategi dan memberikan inisiatif. Dalam birokrasi, sistem organisasi, prosedur,
perencanaan dan struktur memberikan nilai pada penerapan kepemimpinan entrepreneur. Pemimpin
dalam hal ini adalah perencana yang memberikan dukungan bagi organisasi untuk merespon perubahan
lingkungan dan mencoba untuk menghindari kerusakan karena pengaruh eksternal.