Nim : 202130494
_____________________________________________________________________________
Pentingnya strategi dan operasi teknologi informasi dalam bisnis tidak lagi diragukan. Seperti
yang tampak dalam abad ke-21, banyak perusahaan di seluruh dunia berkeinginan untuk
mengelola dirinya sendiri menjadi pembangkit daya (power-house) bisnis global melalui
berbagai investasi besar dalam e-business, e-commerce, dan usaha TI lainnya yang global. Jadi,
terdapat kebutuhan nyata bagi para manajer bisnis dan praktisi bisnis untuk memahami
bagaimana mengelola fungsi organisasi yang penting ini.
Teknologi Informasi adalah komponen penting dalam keberhasilan bisnis perusahaan. Akan
tetapi, teknologi informasi juga merupakan sumber daya bisnis penting yang harus dikelola
dengan benar. Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam memastikan
keberhasilan atau yang memberi kontribusi pada kegagalan usaha bisnis strategis perusahaan.
Oleh karena itu, mengelola sistem dan teknologi informasi yang mendukung proses bisnis
modern perusahaan adalah tantangan besar untuk para manajer bisnis dan TI, serta praktisi
bisnis. Ilustrasi salah satu pendekatan untuk mengelola teknologi informasi dalam perusahaan
besar dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Pendekatan manajerial memiliki tiga komponen
utama :
Mengelola pengembangan dan implementasi aplikasi dan teknologi bisnis/TI baru. Ini adalah
tanggung jawab utama dari CIO dan CTO (Chief Technology Officer). Area manajemen TI ini
melibatkan pengelolaan proses pengembangan sistem informasi dan implementasinya, serta
tanggung jawab penelitian ke dalam penggunaan bisnis yang strategis atas teknologi informasi
baru.
Mengelola organisasi TI dan infrastruktur TI. CIO dan para manajer TI berbagi tanggung jawab
untuk mengelola pekerjaan para pakar TI yang biasanya diatur dalam berbagai tim proyek serta
subunit organisasi lainnya. Selain itu, mereka bertanggung jawab untuk mengelola infrastruktur
TI dari hardware, software, database, jaringan telekomunikasi, dan sumber daya TI lainnya, yang
harus diperoleh, dioperasikan, dimonitor, dan dipelihara.
Proses perencanaan bisnis/TI menekankan pada fokus nilai pelanggan dan bisnis untuk
mengembangkan strategi dan model bisnis, serta arsitektur TI untuk aplikasi bisnis.
Baik CEO maupun CIO perusahaan harus mengelola pengembangan strategi pelengkap dalam
bisnis dan TI untuk memenuhi nilai pelanggan dan visi nilai bisnis mereka. Proses adaptasi
bersama ini diperlukan karena teknologi informasi cepat berubah, tetapi merupakan komponen
penting dalam banyak usaha bisnis yang strategis. Proses perencanaan bisnis/TI memiliki tiga
kompenen utama :
Pengembangan strategi. Mengembangkan berbagai strategi bisnis yang mendukung visi bisnis
perusahaan. Contohnya, menggunakan teknologi informasi untuk membuat sistem e-business
inovatif yang berfokus pada nilai pelanggan dan bisnis.
Manajemen sumber daya. Mengembangkan berbagai rencana strategi untuk mengelola atau
melakukan outsourcing atas sumber daya TI perusahaan, termasuk personel SI, hardware,
software, data, dan sumber daya jaringan.
Arsitektur TI yang dibuat oleh proses perencanaan strategis bisnis/TI adalah desain konseptual,
atau cetak biru, yang meliputi komponen utama berikut ini :
Platform teknologi. Internet, intranet, ekstranet, dan jaringan lainnya, sistem komputer, software
sistem, serta software aplikasi perusahaan terintegrasi memberikan infrastruktur, atau platform,
untuk komputasi dan komunikasi yang mendukung penggunaan strategis teknologi informasi
bagi e-business, e-commerce, dan aplikasi bisnis/TI lainnya.
Sumber daya data. Banyak jenis database operasional dan khusus, termasuk gudang data dan
database internet/intranet yang menyimpan dan memberikan data serta informasi untuk proses
bisnis dan dukungan keputusan.
Arsitektur aplikasi. Aplikasi bisnis dari teknologi informasi didesain sebagai arsitektur
terintegrasi atau portofolio dari sistem perusahaan yang mendukung usaha bisnis strategis,
serta proses lintas fungsi bisnis. Contohnya, arsitektur aplikasi harus meliputi dukungan untuk
ERP terintegrasi dan aplikasi CRM.
Organisasi TI. Struktur organisasi dari fungsi SI dalam perusahaan dan penyebaran para pakar
SI didesain untuk memenuhi strategi yang berubah dari bisnis. Bentuk dari organisasi TI
bergantung pada filosofi manajerial dan strategi bisnis/TI yang dibentuk selama proses
perencanaan strategis.
1.4.1 Mengatur TI
Akhir-akhir ini, trennya adalah membuat pengendalian yang lebih terpusat di seluruh manajemen
sumber daya TI perusahaan, sementara masih tetap melayani kebutuhan strategis unit-unit
bisnisnya, terutama usaha e-business dan e-commerce mereka.
Manajemen operasi SI (IS operations management) berkaitan dengan penggunaan sumber daya
hardware, software, jaringan dan sumber daya manusia dalam perusahaan atau pusat data
(data centers) unit bisnis (pusat komputer) dari sebuah organisasi. Aktivitas operasional yang
harus dikelola meliputi operasi sistem komputer, manajemen jaringan, pengendalian produksi,
dan dukungan produksi.
Sebagian besar aktivitas manajemen diotomatisasi melalui penggunaan paket software untuk
manajemen kinerja sistem komputer. Pemonitor kerja sistem (system performance monitor) ini
memonitor pemrosesan pekerjaan komputer, memebantu mengembangkan jadwal terencana
operasi komputer yang dapat mengoptimalkan kinerja sistem komputer, serta menghasilkan
statistik terinci yang tidak ternilai harganya untuk perencanaan dan pengendalian kapasitas
komputer yang efektif.
Pemonitor kinerja sistem juga memasok informasi yang dibutuhkan oleh sistem pembebanan
kembali (chargeback system) yang mengalokasikan biaya ke para pemakai berdasarkan pada
layanan informasi yang diberikan. Semua biaya yang timbul dicatat, dilaporkan, dialokasikan,
dan dibebankan kembali ke unit bisnis tertentu yang merupakan pemakai akhir, tergantung pada
penggunaan mereka atas sumber daya sistem tersebut.
Banyak pemonitor kinerja juga memiliki kemampuan pengendalian proses (process control).
Paket software semacam itu tidak hanya memonitor tetapi juga secara otomatis
mengendalikan operasi komputer di pusat data yang besar. Beberapa menggunakan modul
sistem pakar (expert system) bawaan yang didasarkan pada pengetahuan yang dikumpulkan
dari para pakar dalam operasi sistem komputer serta sistem operasi teretntu. Pemonitor kinerja
ini memebrikan operasi komputer yang lebih efisien daripada sistem yang dioperasikan oleh
manusia. Mereka juga memungkinkan pusat data yang “berjalan” di beberapa perusahaan,
tempat sistem komputer dioperasikan secara otomatis, khususnya setelah jam kerja normal.
Keberhasilan atau kegagalan dari organisasi layanan informasi terutama terletak pada
kualitas orang-orangnya. Banyak perusahaan yang menggunakan computer merekrut, melatih,
dan melatih kembali persobel SI yang berkualifikasi sebagai salah satu tantangan mereka.
Mengelola fungsi layanan informasi melibatkan manajemen dari personel manajerial, teknis,
dan administratif. Salah satu pekerjaan yang paling penting dari para manajer layanan informasi
adalah untuk merekrut personel yang berkualifikasi dan untuk mengembangkan,mengatur, serta
mengarahkan kemampuan kinerja yang ada saat ini. Para karyawan harus secara terus-menerus
dilatih untuk dapat mengejar perkembangan terakhir dalam bidang yang bergerak cepat dan
sangat berbau teknis.
Perubahan dalam teknologi informasi, seperti kebangkitan PC, jaringan klien/server, dan
internet serta intranet, telah datang secara cepat dan secara dramatis, serta diperkirakan akan
berlanjut di masa mendatang. Perkembangan dalam teknologi sistem informasi telah, dan akan
terus memiliki dampak besar atas operasi, biaya, lingkungan kerja manajemen, dan posisi
bersaing banyak organisasi.
Jadi, semua teknologi informasi harus dikelola sebagai platform teknologi karena melakukan
integrasi secara internal berfokus pada atau secara eksternal menghadapi berbagai aplikasi
bisnis. Di banyak perusahaan, manajemen teknologi merupakan tanggung jawab utama dari
Chief Technology Officer (CTO), yang bertanggung jawab atas semua perencanaan dan
penggunaan teknologi informasi.
Kebanyakan organisasi masih membuat dan menegakkan kebijakan untuk perolehan hardware
serta software oleh para pemakai akhir dan unit bisnis. Hal ini memastikan kesesuaian mereka
dengan standar perusahaan untuk hardware, software, dan konektivitas jaringan. Hal lain yang
juga penting adalah pengembangan aplikasi dengan keamanan dan pengendalian kualitas yang
memadai untuk menyebarkan kinerja yang benar dan menjaga integritas jaringan serta
database perusahaan dan departemen.
Mengelola teknologi informasi bukanlah tugas yang mudah. Fungsi sistem informasi memiliki
masalah kinerja dalam banyak organisasi. Manfaat yang dijanjikan dalam teknologi informasi
belum muncul dalam banyak kasus perusahaan. Dalam banyak organisasi, teknologi informasi
tidak digunakan secara efektif dan efisien. Contohnya :
Teknologi informasi tidak digunakan secara efektif oleh berbagai perusahaan yang
menggunakan TI terutama untuk mengkomputerisasikan proses bisnis tradisional dan
bukannya untuk mengembangkan proses e-business yang inovatif dengan melibatkan
pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainnya, e-commerce, serta pendukung keputusan yang
dijalankan melalui Web.
Teknologi informasi tidak digunakan secara efisien oleh sistem informasi yang memebri waktu
respons yang lama dan sering kali nanti, atau pakar dan konsultan SI yang mengelola berbagai
proyek pengembangan aplikasi dengan tidak benar.
Keterlibatan tingkat manajerial dan pemakai akhir (management and end user
involvement) yang ekstensif dan berarti, adalah bahan utama dari kinerja sistem informasi yang
berkualitas tinggi. Melibatkan para manajer bisnis dalam keterbukaan dari fungsi SI dan praktisi
bisnis dalam pengembangan aplikasi SI, seharusnya akan membentuk respons dari manajemen
atas berbagai tantangan dalam meningkatkan nilai bisnis teknologi informasi.
Melibatkan para manajer dalam manajemen TI (dari CEO hingga para manajer unit bisnis)
membutuhkan pengembangan struktur tata kelola (governance structures) – seperti dewan
eksekutif dan komite pelaksana – yang mendorong keterlibatan aktif mereka dalam
perencanaan dan pengendalian penggunaan bisnis TI. Jadi, banyak organisasi memiliki
kebijakan yang mensyaratkan para manajer terlibat dalam keputusan TI yang dapat
mempengaruhi unit bisnis mereka. Hal ini membantu para manajer untuk menghindari masalah
kinerja SI dalam unit bisnis dan proyek pengembangan mereka. Melalui tingkat keterlibatan
yang tinggi ini, para manajer dapat meningkatkan nilai bisnis strategis dari teknologi informasi.
BAGIAN II MENGELOLA TI GLOBAL
Dimensi internasional telah menjadi bagian penting dalam mengelola perusahaan di ekonomi
global yang saling berhubungan dan pasar saat ini. Entah seorang manajer dalam perusahaan
besar atau pemilik usaha kecil, akan dipengaruhi oleh perkembangan bisnis internasional, dan
berhubungan dalam cara tertentu dengan berbagai orang, produk, atau jasa yang asalnya bukan
dari negara asal.
Pada Gambar. 4 mengilustrasikan berbagai dimensi dasar dari pekerjaan mengelola teknologi
informasi global. Semua aktivitas global harus disesuaikan untuk memperhitungkan tantangan
budaya, politik, dan geoekonomi yang ada dalam masyarakat bisnis internasional.
Mengembangkan strategi bisnis dan TI yang tepat untuk pasar global harus merupakan langkah
awal dalam manajemen teknologi informasi global (global information technology
management). Pemakai akhir dan para manajer SI dapat berpindah ke pengembangan
portofolio aplikasi bisnis yang dibutuhkan untuk mendukung strategi bisnis/TI; hardware,
software, dan standar teknologi berbasis internet untuk mendukung berbagai aplikasi; metode
manajemen sumber daya data untuk menyediakan database yang dibutuhkan; serta akhirnya
proyek pengembangan sistem yang akan menghasilkan sistem informasi global yang diminta.
Terdapat banyak kenyataan budaya, politik, dan geoekonomi (geografis dan ekonomi)
yang harus dihadapi agar dapat berhasil dalam pasar global. Manajemen teknologi informasi
global harus berfokus pada pengembangan strategi teknologi informasi bisnis global dan
mengelola portofolio apliaksi e-business global, teknologi internet, standar, database, dan
proyek pengembangan sistem. Akan tetapi para manajer juga harus mencapai hal itu
menggunakan perspektif dan metode yang memperhitungkan perbedaan budaya, politik, dan
geoekonomi yang ada ketika melakukan bisnis secara internasional.
Tantangan politik (political challenge) terbesar adalah banyaknya negara mempunyai regulasi
peraturan atau pelarangan transfer data seperti data personel dari dan ke negaranya. Negara
lainnya ada yang melarang impor hardware dan software. Sedangkan negara lainnya
menetapkan undang-undang menyangkut local content, pengenaan pajak yang tinggi, atau
melarang impor hardware dan software.
Tantangan budaya (cultural challenges) menghadapi bisnis global adalah berbagai perbedaan
dalam bahasa, agama, cultural interests, adat, kebiasaaan, perilaku social dan filosofi politik.
Tentu saja, para manajer TI global harus dilatih dan menajamkan pemahaman atas perbedaan
budaya sebelum mereka dikirim ke luar negari atau dibawa ke negara asal perusahaan.
Tantangan budaya lainnya meliputi berbagai perbedaan dalam gaya kerja dan hubungan bisnis.
Banyak perusahaan bergeser menuju strategi lintas negara (transnational strategies) yang
mengintegrasikan aktivitas bisnis/TI global melalui kerja sama dekat dan saling ketergantungan
antara anak perusahaan di seluruh dunia dengan kantor pusat perusahaan. Bisnis bergeser
menjauh dari (1) strategi multinasional dengan anak perusahaan di luar negeri beroperasi
secara mandiri; (2) strategi internasional dengan anak perusahaan mandiri tetapi bergantung
pada kantor pusat untuk berbagi proses, produk, dan ide baru; atau (3) strategi global, dengan
operasi perusahaan di seluruh dunia dikelola secara intensif oleh kantor pusat.
Aplikasi teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan global bergantung pada strategi bisnis
TI serta keahlian dan pengalamannya dalam TI. Akan tetapi, aplikasi TI juga bergantung pada
berbagai jenis penggerak bisnis global (global business drivers), yaitu permintaan bisnis yang
disebabkan oleh sifat industry dan persaingan atau tekanan lingkungannya. Skala ekonomi yang
dihasilkan oleh operasi bisnis secara global adalah penggerak bisnis lainnya yang
membutuhkan dukungan aplikasi TI global.
Manajemen atas standar teknologi (juga disebut sebagai infrastruktur teknologi) adalah
dimensi lain dari manajemen TI global – yaitu, mengelola hardware, software, sumber daya data,
jaringan telekomunikasi, dan fasilitas komputasi yang mendukung operasi bisnis global.
Manajemen dari standar TI global bukan hanya secara teknis rumit, tetapi juga memiliki
implikasi besar atas politik dan budaya. Mengelola jaringan komunikasi data internasional,
termasuk internet, intranet, ekstranet, dan jaringan lainnya, adalah tantangan utama TI global.
Membuat fasilitas komputasi secara internasional adalah tantangan global lainnya. Perusahaan
dengan operasi bisnis global biasanya membuat atau menyewa integrator sistem untuk pusat-
pusat data tambahan dalam anak-anak perusahaan di berbagai negara lain. Berbagai
perusahaan global berpaling pada penyedia jasa aplikasi atau integrator sistem seperti EDS
atau IBM untuk mengelola operasi di luar negeri.
Internet bersama dengan teknologi intranet dan ekstranet yang terkait, memebri saluran
interaktif yang berbiaya rendah untuk komunikasi dan pertukaran data dengan para karyawan,
pelanggan, pemasok, distributor, produsen, pengembang produk, pendukung keuangan,
penyedia informasi, dan lain-lainnya. Bahkan, semua pihak yang terlibat dapat menggunakan
internet dan jaringan lainnya yang terkait untuk berkomunikasi dan bekerja sama agar dapat
membawa perusahaan mencapai keberhasilan.
Isu-isu akses data global (global data access) merupakan hambatan teknologi dalam
operasi bisnis global. Contoh utama adalah isu tentang aliran data lintas negara (transborder
data flow – TDF), yang memungkinkan aliran data melintasi batas internasional mellaui jaringan
telekomunikasi sistem informasi global. Banyak negara memandang TDF melanggar status
kemerdekaan mereka, melanggar peraturan hokum karena melindungi industry TI local dari
persaingan, atau melanggar peraturan tenaga kerja untuk melindungi pekerjaan lokal. Dalam
banyak kasus, isu bisnis aliran data yang tampaknya sensitif dari segi politik adalah yang
memepengaruhi pergerakan keluar dari negara atas data personal e-commerce serta aplikasi
sumber daya manusia.
Seringkali terdapat konflik antara kebutuhan sistem lokal dengan sistem global dan
kesulitan dalam menyepakati fitur umum sistem yang dipakai bersama. Diperlukan antara lima
sampai 10 kali lebih lama untuk mencapai kesepakatan mengenai kebutuhan sistem jika user
dan developernya datang dari berbagai negara.
1. Mengubah aplikasi yang digunakan oleh kantor induk ke dalam aplikasi global.
4. Menunjuk center of execellence, dimana anak perusahaan tertentu yang lebih berpengalaman
ditunjuk untuk mengembangkan sistem.