PENDAHULUAN
mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi hasil belajar siswa1.maka dari itu, guru
harus mampu mengelola pengajaran secara lebih efektif dengan kesadaran dan
partisipasi aktif siswa dan guru.Salah satu jalan untuk dapat menjadikan proses
Menurut Sudjana, aktivitas siswa dapat dilihat dari: (1) ikut serta dalam
kegiatan belajarnya; (2) menemukan solusi untuk masalah; (3) menanyakan apakah
mereka tidak memahami masalah yang mereka hadapi; (4) mencoba untuk
masalah; (5) Mengikuti instruksi guru untuk diskusi kelompok; (6) mengevaluasi
menggunakan apa yang dipelajari untuk digunakan dalam memecahkan masalah atau
keaktifan siswa ialah model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning.
1
2
pembelajaran, Peserta didik dapat terlibat secara langsung dan aktif, namun model
pembelajaran tersebut harus dipahami oleh guru agar efektif. Pengajar hendaknya
belajar peserta didik. .Meningkatnya keaktifan belajar siswa tentu akan memberikan
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di tingkat Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan wajib diikuti oleh siswa. Agar penyampaian pembelajaran
diterima dengan baik serta menarik bagi peserta didik, tidak cukup dengan hanya
ceramah saja atau kalimat verbal saja, melainkan sebaliknya juga dimanfaatkan
SMKS Muhammadiyah Banda Aceh jika diperhatikan selama ini masih tergolong
kurang efektif dan efesien. Padahal sebagian besar guru sudah menerapkan sistem
belajar secara kooperatif, aktif dan kolaboratif yang disertai diskusi tanya jawab.
1
Nanang, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2017), h. 1.
3
kemampuan berpikir kritis dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Seperti
Mikroprosesor dan Mikrokontroler. Siswa menjadi pasif, bahkan siswa lebih sering
bergurau dan gaduh di dalam kelas. Kemampuan berpikir kritis siswa juga rendah.
Aceh juga terlihat dimana siswa sering keluar masuk kelas dengan alasan ke kamar
mandi, siswa banyak mengantuk, berbicara saat belajar dengan teman di sampingnya
dan bahkan adan yang tidak mau mencatat apa yang disampaikan oleh gurunya.
Justru karena itu sudah seharusnya guru memberikan hal baru dengan menciptakan
sistem dan suasana belajar yang lebih banyak melibatkan siswa secara efektif dalam
kegiatan pembelajaran.
Mikrokontroler di SMKS Muhammadiyah Banda Aceh ini tidak diatasi sejak dini,
maka tentu akan membuat siswa dalam meraih hasil belajar yang baik. Hal ini juga
Muhammadiyah Banda Aceh jika diperhatikan selama ini masih tergolong kurang
efektif dan efesien, seperti siswa yang sering kulaur masuk kelas, rebut dikelas dan
bahkan ada yang tidur saat guru menjelaskan materi pelajaran. Padahal sebagian
besar guru sudah menerapkan sistem belajar secara kooperatif, aktif dan kolaboratif
yang disertai diskusi tanya jawab. Namun, masih ditemukan berbagai kendala dalam
penerapannya seperti rendahnya kemampuan berpikir kritis dan minat siswa dalam
sering bergurau dan gaduh di dalam kelas. Kemampuan berpikir kritis siswa juga
rendah. Siswa hanya sekedar menghafal materi tanpa memiliki keinginan untuk
dengan keefektifan belajar siswa di kelas. Hal ini yang membuat saya selaku guru
Muhammadiyah Banda Aceh, bahkan tidak mencapai nilai KKM yang telah
ditetapkan.2
salah satu solusi dalam sistem kegiatan belajar mengajar Teknik Pemograman
melibatkan keaktifan siswa ialah model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based
dalam penelitian ini dikarenakan sangat cocok untuk dijadikan sebagai strategi
B. Rumusan Masalah
diatas:
2
Wawancara dengan Bapak Muhammad hanif Pelajaran Teknik Pemograman Mikroprosesor
dan Mikrokontroler, Tanggal 8 Oktober 2022
6
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
pendidikan pada umumnya dan kajian pendidikan pada khususnya. terkait hasil
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah.
b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan para guru dapat memperoleh wawasan
untuk memahami sistem pembelajaran yang lebih afektif dan efektif, serta
c. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pembanding atau
d. Bagi siswa, karena banyaknya sumber yang dapat dijadikan sebagai bahan
E. Hipotesis
kebenarannya masih perlu di uji secara empiris atau merupakan jawaban terhadap
masalah penelitian secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi
kebenarannya. Oleh karena itu, yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari belajar, baik selama
semester maupun pada akhir semester melalui ujian harian. Setelah belajar, orang
Keterampilan yang diperoleh melalui kegiatan belajar adalah dikenal sebagai hasil
belajar.3 Adapun hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini ialah hasil
belajar berupa aspek kognitif siswa pada mata pelajaran Teknik Pemograman
2. Model Pembelajaran
pembelajaran adalah rencana atau pola yang digunakan sebagai panduan ketika
merencanakan pembelajaran di kelas atau tutorial. Guru dan perancang guru dapat
pembelajaran.
kerangka kerja yang digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu
Problem Based Learning atau yang lebih dikenal dengan PBL adalah
memecahkan masalah dengan cara yang masuk akal bagi mereka dengan
menghadirkan masalah yang dapat mereka selesaikan sendiri atau dengan orang
LANDASAN TEORI
pendidikan. Kehidupan seorang siswa akan berubah dan berkembang sebagai hasil
dari proses belajar. Islam mengajarkan kita untuk menuntut ilmu dari ayunan sampai
keliang lahad. Oleh karena itu Islam menganjurkan kita untuk terus belajar menuntut
ilmu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologi belajar memiliki arti
“berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Jika dilihat definisi ini memiliki arti
bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. 6
atau menemukan7.
mati, mendengar, meniru dan lain sebagainya 8. Senada dengan itu belajar juga
merupakan suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman9. Belajar adalah proses berfikir, proses yang terus menerus, yang tidak
pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Belajar berfikir menekankan
6
Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012),
h. 78.
7
Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h. 13.
8
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016),
h. 20.
9
Ratna Wilis, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2016), h. 2.
11
12
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seorang anak untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
Syah mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses tingkah adaptasi atau
Pengetahuan itu tidak datang dari luar akan tetapi dibentuk oleh individu itu
sendiri dalam struktur kognitif yang dimilikinya. Atas dasar asumsi itulah
pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu aktifitas yang dapat memung-
mengadakan justifikasi12.
10
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Asdi Mahastya, 2016), h.2
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2017), h. 90
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2019), h. 107.
13
antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep tersebut
tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok, sehingga antar siswa dapat saling
latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda
sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan
sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam
struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau
lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap
anggota kelompok itu sendiri. Cooperative Learning juga dapat diartikan sebagai
13
Khadijah, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Cipta Pustaka Media, 2016), h.31
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,..,h. 242
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi …..h.5
14
suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota
kelompok16.
untuk saling berkolaborasi dalam proyek yang telah ditentukan. Selain itu,
pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru mendorong
para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti
diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching). Dalam melakukan proses
belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini,
sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan
siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
16
Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2017), h. 4
17
Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung. Alfabeta,
2016), h. 16
18
Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok, ...., h. 16
19
Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Refika Aditama,
2017), h. 62.
15
jawab pada kemajuan temannya, belajar kooperatif menekankan ada tujuan dan
generasi baru yang memiliki perestasi akademik yang cemerlang dan memiliki
berikut:
20
Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi Bagi Pendidikan dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas). (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2016), h. 267.
21
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif, (Jakarta: Kencana. 2017), h.
57
22
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif.....,h. 32
16
1. Keunggulan
a. Siswa berkelompok saling belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana menyenangkan.
2. Kekurangan
b. Dapat terjadi siswa hanya menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa
pemahaman.
Masalah (PBL), adalah jenis pembelajaran pusat siswa yang baru-baru ini
berpusat pada peserta didik, PBL mengasumsikan bahwa kita harus melakukan
Di Amir, Evers, Rush, dan Berdow memberikan definisi yang jelas tentang
apa itu keterampilan manajemen diri: kapasitas untuk bertanggung jawab atas kinerja
menghadang. Dengan kata lain, model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
metode nyata. masalah dunia.dan untuk mempelajari konsep dan pengetahuan dasar
dioptimalkan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis. Hal ini
23
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), h. 67
18
suatu masalah yang ada. Selain itu, lingkungan dapat memberikan pelajaran ataupun
memberikan sebuah masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah,
sedang saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah
yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahan masalahnya
dengan baik. Pengalaman yang diperoleh dari lingkungan akan memberikan bahan
dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman tujuan
belajarnya.
secara terbuka. Secara garis besar pembelajaran berbasis masalah terdiri dari
menyajikan kepada peserta didik situasi masalah yang autentik dan bermakna yang
dan inkuiri.24
baru melalui metode mereka sendiri yang unik dalam memecahkan masalah.
24
Kunandar, Guru Profesional,…h. 355
19
sejumlah pakar pendidikan di atas. Selama proses pembelajaran, siswa juga akan
waktu, masalahnya adalah masalah dunia nyata yang disajikan dengan buruk.
learning:
pertanyaan dan masalah yang dianggap penting oleh siswa secara pribadi dan
20
tertentu, siswa dapat meninjau berbagai mata pelajaran yang ada dengan
diberikan haruslah dapat merangsang dan memicu peserta didik untuk menjalankan
pembelajaran dengan baik. Masalah yang disajikan oleh pendidik dalam proses PBL
masalah yang dihadapi di dunia kerja. Dengan demkian, peserta didik bisa
26
Amir, Inovasi Pendidikan,… hal. 32-33
22
(thingking about our thinhking). Artinya kita mencoba berefleksi seperti apa
pemikiran kita atas satu hal. Peserta dodok menjalankan proses PBL sembari
f. Dengan rancangan masalah yang menarik dan menantang, peserta didik akan
tergugah untuk belajar. Diharapkan peserta didi yang tadinya tergolong pasif
Sanjaya :27
27
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran …,h. 45
23
Selain memiliki kelebihan Problem Based Learning (PBL) atau yang biasa
dipelajari, makan mereka tidak akanbelajar apa yang mereka ingin pelajari.
D. Hasil Belajar
28
Ibid.,h. 46
24
Hasil belajar atau prestasi belajar siswa adalah hasil yang mereka peroleh dari
belajar, baik pada ujian harian, semester, maupun akhir. Kalimat tentang prestasi
belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. untuk memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang konsep prestasi belajar. Prestasi belajar, menurut
Slameto, adalah proses mencapai perilaku yang sama sekali baru sebagai hasil dari
kemampuan.
hasil belajar. Ia menegaskan bahwa anak yang berhasil belajar juga berhasil
yang diperoleh individu setelah melalui proses belajar. Mereka dapat mengakibatkan
Hasil belajar dapat dipahami sebagai suatu cara untuk menentukan tingkat
penguasaan siswa terhadap suatu mata pelajaran setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar yang telah disepakati, atau tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti
kegiatan belajar yang telah disepakati yang ditandai dengan angka, huruf, atau
simbol oleh lembaga pendidikan.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar berupa
pengetahuan atau kognitif setelah menyelesaikan proses pembelajaran dengan
menggunakan multimedia interaktif, yang dibuktikan dengan hasil evaluasi
berupa nilai-nilai, menurut beberapa teori sebelumnya mengenai pengertian hasil
pembelajaran.
Keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik merupakan hasil belajar.
Pengetahuan (knowledge), pemahaman (memahami, menjelaskan, meringkas,
25
yang berasal dari siswa itu sendiri atau lingkungan. Berikut ini adalah contoh
faktor-faktor tersebut:
26
(1) Faktor Internal Faktor fisiologis dan fisik siswa sendiri termasuk dalam
kategori faktor internal. Untuk kehalusan tambahan, kedua variabel ini harus
sebuah.
(2) Faktor Fisiologis Antusiasme dan intensitas siswa mengikuti pelajaran dapat
dipengaruhi oleh keadaan umum fisik dan tonus (ketegangan otot) yang
yang disajikan di kelas, juga sangat dipengaruhi oleh kesehatan organ khusus
lemah, misalnya, akan sulit untuk register sensorik untuk menyerap informasi
prestasi belajar seseorang. Jika seorang siswa kurang atau memiliki cacat pada
salah satu anggota tubuh fisiknya, seperti pendengaran atau penglihatan, ia akan
merasa rendah diri dengan teman-temannya di kelas dan kemungkinan akan lebih
a. Faktor Psikologis
27
Kuantitas dan kualitas hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai
Menginspirasi siswa.
baik.
Selain faktor-faktor mulai dari dalam diri mahasiswa, perolehan hasil juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor mulai dari keadaan mahasiswa saat ini, baik
non-sosial maupun sosial.
Ada banyak faktor dalam kelompok ini, antara lain: kondisi udara, suhu
udara, cuaca, waktu (pagi, siang, atau malam), lokasi (gedung, lokasi), dan alat
pembelajaran (seperti alat tulis, buku, dan barang-barang lainnya yang biasa
Akibat dari penjelasan tersebut, proses belajar mengajar tidak lepas dari
faktor tempat tinggal, kondisi, dan fasilitas. Siswa akan lebih mudah memahami
pelajaran yang diajarkan oleh guru jika mereka memiliki akses ke fasilitas yang
a. Faktor Sosial
28
(sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirann yaitu dapat
disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang atau orang lain pada
waktu seseorang sedang belajar, banyak kali mengganggu belajar itu, misalnya
kalau satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-
kamar, satu atau dua orang hilir mudik keluar masuk kamar pelajar itu, dan
sebagainya29.
demi tercapainya hasil belajar yang baik. Jika saat berlangsungnya kegiatan
didik dan terganggunya kenyamanan belajar akan berdampak terhadap hasil yang
ingin diperoleh.
khususnya pada Kompetensi Dasar (KD 3) dan Komtetensi Dasar (KD 4) sebagai
1. Konstantan
Variabel yang mempunyai nilai yang sifatnya tidak bisa diubah, nilai
suatu nilai yang telah ditetapkan di awal pembuatan algoritma dan nilainya tidak
dapat diubah oleh proses dalam algoritma. Cara mendefinisikan konstanta adalah
dengan menambahkan kata kunci const diawal nama konstanta dan diletakkan di
bagian deklarasi.
2. Variabel
Variabel adalah nama yang mewakili suatu elemen data seperti: jenkel untuk
jenis kelamin, t4lahir untuk tempat lahir, alamat untuk alamat, dan sebagainya. Ada
aturan tertentu yang wajib diikuti dalam pemberian nama variable antara lain:
a. Harus dimulai dengan abjad, tidak boleh dengan angka atau simbol
komputer yang dapat digunakan untuk menyimpan nilai, dimana isinya dapat
30
dari variabel adalah nilai dari variabel itu. Nilai dari suatu variabel dapat diubah
dievaluasi. Dalam suatu program Pascal maupun C, setiap variabel yang akan
tipe. Deklarasi variabel berguna untuk memberi informasi kepada compiler serta
Input artinya meminta data yang diperlukan dari user. Sebagai contoh, dalam
menghitung luas persegi panjang, tentu diperlukan data berupa besarnya panjang dan
lebar bangun persegi panjang tersebut. Dengan kata lain, algoritma menentukan luas
persegi panjang mempunyai 2 input berupa panjang dan lebar persegi panjang.
Algoritma di buku ini menggunakan kata kunci read untuk menginput data.
Data yang dapat diinputkan hanyalah data berupa integer, real, char, atau
string. Sedangkan data boolean tidak dapat diinputkan menggunakan read. Dalam
algoritma, kita tidak perlu memikirkan dari peralatan mana user menginput data,
apakah dari mouse, keyboard, scanner, dan lain sebagainya. Hal itu merupakan
contoh dalam algoritma menghitung luas persegi panjang, hasil akhir yang
31
diinginkan adalah luas persegi panjang. Dengan kata lain, algoritma tersebut
memiliki satu output yaitu luas persegi panjang. Algoritma dalam buku ini
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang melihat populasi atau sampel tertentu,
menguji hipotesis yang telah ditentukan. Dengan kata lain Cara, strategi kuantitatif
ini melihat seberapa baik prestasi siswa, yang mirip dengan menggunakan angka
untuk mengetahui seberapa baik prestasi siswa. Penelitian ini hanya berfokus pada
peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model Problem Based Learning
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah istilah untuk jenis penelitian ini.
Untuk meningkatkan penalaran praktik sosial siswa, penelitian tindakan adalah jenis
dalam penelitian ini terdiri dari empat langkah utama, yaitu perencanaan (planning),
30
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), h. 25.
34
35
akhir setiap siklus, siswa merefleksikan kinerja mereka. Prosedur penelitian ini
Pernasalahan
Perencanaan Pelaksanaan
Baru Hasil
Refleksi Tindakan II Tindakan I
Pengamatan
Siklus II Refleksi II
Tindakan II
Apabila Dilanjutkan ke
Permasalahan Belum Siklus
Terselesaikan Berikutnya
1. Perencanaan (Planning)
31
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014),
h.58
34
36
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan yang telah disusun secara
sistematis, kemudian dijabarkan dari RPP. Adapun kegiatan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
pembelajaran.
(b) Guru membantu peserta didik menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar
(d) Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan hasil
karya yang sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model serta membantu
(e) Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atas penyelidikan
(a) Guru melihat hasil belajar untuk melihat seberapa baik peserta didik
(b) Guru memberi pesan pada peserta didik (memberi motivasi dan dorongan).
3. Pengamatan
kolaborator dan guru untuk mengamati kegiatan yang dilakukan dalam proses
4. Refleksi
untuk perbaikan pada siklus ke II. Dari hasil analisa tersebut, peneliti mengambil
C. Subjek Penelitian
penelitiannya ialah seluruh siswa kelas X SMKS Muhammadiyah Banda Aceh tahun
ajaran 2022-2023 yang berjumlah 22 siswa dan siswi. Informasi guru berperan dalam
pemilihan kelas, yang diantaranya adalah siswa yang sering belajar di luar kelas
Akibatnya, sebagian besar nilai belajar siswa belum memenuhi KKM guru.A metode
sampel yang disengaja, digunakan untuk pemilihan sampel. Ini berarti bahwa peneliti
memilih sampel mereka sendiri, yang tidak dipilih secara acak melainkan oleh
peneliti sendiri..
D. Instrumen Penelitian
Kuesioner yang dirancang oleh peneliti sendiri berfungsi sebagai instrumen
penelitian dalam penelitian ini. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk
mengukur fenomena sosial dan alam yang diamati adalah instrumen penelitian. Oleh
data yang lengkap mengenai suatu masalah, gejala alam, atau gejala sosial.
Instrumen penelitian ini dirancang untuk menghasilkan data yang tepat yang terdiri
dari:
32
Moeliono, Analisis Fungsi Subjek dan Objek Sebuah Tujuan, (Bandung: ITB, 2013), h. 62.
39
1. Lembar Observasi
mengajar berlangsung.
2. Tes
Tes dalam penelitian ini menggunakan tes berupa soal multiple choice yang
terdiri dari 5 option jawaban. Tes dilakukan sebelum (pree test) dan sesudah
Mikrokontroler.
Telah diterima sebagai dasar untuk dapat meneliti suatu masalah melalui
1. Tes
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepuluh soal pilihan
ganda pilihan ganda yang diberikan kepada 22 siswa kelas X. Soal-soal tersebut
sama baik pada pre-test maupun post-test kelas berdasarkan materi pelajaran
yang dipelajari. penulis membagikan lembar soal setelah proses belajar mengajar
selesai. Setelah itu, semua lembar soal dan lembar jawaban dikumpulkan sekali
2. Lembar Observasi
40
terhadap kegiatan keaktifan siswa dan aktivitas guru dengan melibatkan observer
1.Analisis Hasil Pengujian Setelah pengumpulan data secara menyeluruh dari hasil
pengujian, tahap analisis data adalah langkah berikut. Statistik digunakan untuk
sebagai berikut:
sebuah.
sebagai berikut:
∑X
X=
N
Keterangan:
a. Menghitung Persentase
F
P= x 100
N
Keterangan:
P = persentase
F = frekuensi
N = sampel
100% = bilangan tetap
dala (%) dengan analisis deskriptif persentase dengan norma standar kriteria berikut:
33
Hadi, Metodologi Penelitian..,h.229.
34
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),
h.76.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
42
43
Said Nurdin dkk. Psikologi Pendidikan, Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2006.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2010
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Asdi Mahastya, 2003