Pelanggan
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Metode Penelitian
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
2020
1
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6
1.5 Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 7
1.6 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 12
1.7 Kerangka Pemikiran................................................................................................ 14
1.8 Hipotesis ................................................................................................................. 15
1.9 Model Hipotesis ...................................................................................................... 16
1.10 Definisi Konsep, Operasional, Indikator............................................................... 16
1.11 Metode Penelitian ................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 30
2
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini bisnis coffee shop sedang menjamur di berbagai tempat, mulai dari
pelosok desa hingga perkotaan. Gaya hidup masyarakat Indonesia yang telah
berubah, membuat bergesernya budaya konsumsi masyarakat Yogyakarta dari
biasanya minum teh ke minum kopi (Bernas.id, 2018). Menurut Irvan Helmi
(dalam e-journal uajy.ac.id/11746/2/EM198281) sebagai Panitia Indonesia
Speciality Coffee mengatakan, dalam empat tahun terakhir, konsumsi kopi di
dalam negeri mengalami kenaikan dari 600 gram per orang menjadi 1.3 kilogram
per orang. Jika setiap satu cangkir 14 gram kopi, maka orang Indonesia minum
114 cangkir per tahunnya. Hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan masyarakat
kelas menengah dan menjamurnya coffee shop yang mulai tumbuh 7 tahun lalu.
3
dan aman. Begitu padatnya tugas, mahasiswa biasanya menghabiskan waktunya
di perpustakaan, kampus, dan bahkan coffee shop. Menurut Moldaver (2014),
setiap hari semakin banyak coffee shop khusus dibuka di seluruh dunia. Maldover
(2014) mengatakan bahwa coffee shop adalah tempat yang sempurna untuk
bersosialisasi, mengeksplorasi rasa baru, dan menyerap suasana unik. Di
Yogyakarta, coffee shop menjadi salah satu tempat favorit yang diminati oleh
mahasiswa sebagai tempat untuk mengerjakan tugas dan tempat “nongkrong”.
Seorang pakar peneliti kopi, Agus Prasetyo, mengatakan bahwa pada tahun 2018
terdapat 1.100 coffee shop di Yogyakarta yang tedaftar, sementara yang belum
terdaftar bisa lebih dari itu. Salah satu coffee shop di Yogyakarta adalah Kolektif
Coffee. Bukan hanya coffee shop, Kolektif Coffee juga berfungsi sebagai
coworking space, konsep yang sedang ramai digemari. Kolektif Coffee berlokasi
di Jl. Watugede, Sleman, Yogyakarta.
Setiap coffee shop memiliki strategi yang berbeda agar dapat memikat hati
pelanggan. Salah satu cara untuk meningkatkan dan mempertahankan pelanggan
adalah dengan menjaga loyalitas pelanggan. Pelanggan akan bertahan pada
perusahaan yang menawarkan produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan maupun
keinginan mereka. Dengan memahami 2 kebutuhan dan keinginan para pelanggan
perusahaan dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan tersebut
(Rahman dkk., 2014:305). Loyalitas pelanggan merupakan faktor kunci yang
dipertimbangkan setiap perusahaan (Vesel dan Zabkar, 2009). Sum dan Hui
(2009) berpendapat bahwa loyalitas pelanggan umumnya digambarkan terjadi saat
pelanggan berulang kali membeli barang atau jasa dari waktu ke waktu dan
memiliki sikap yang baik terhadap barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan.
Mempertahankan pasar yang ada melalui pengembangan loyalitas pelanggan
merupakan salah satu tujuan perusahaan, upaya perusahaan dalam mencapai
tujuan tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain dengan
merancang store atmosphere yang baik dan dari segi kualitas pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan (Rofa dan Dwiyanto, 2016).
4
Lamb dkk., (2001:105) mendefinisikan store atmosphere sebagai kesan
keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik toko, dekorasi, dan lingkungan
sekitarnya. Peran store atmosphere ini efektif tidak hanya karena secara langsung
membujuk pelanggan untuk membeli, namun secara tidak langsung juga
membujuk mereka untuk melakukan pembelian ulang (Mathur dan Goswami,
2014:112). Seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Putra (2012:105) yang
menyimpulkan bahwa store atmosphere memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas pelanggan, ini berarti semakin baik store atmosphere yang
diciptakan maka akan semakin tinggi pula loyalitas pelanggan. Namun berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suriadi, dkk., (2020) yang
menghasilkan penelitian bahwa store atmosphere tidak berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas pelanggan.
5
atmosphere akan mampu meningkatkan loyalitas pelanggan. Kepuasan
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan, yang dapat diartikan bahwa
semakin tinggi nilai kepuasan akan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dari
suatu perusahaan. Kepuasan juga mampu memediasi antara store atmosphere
dengan loyalitas pelanggan, artinya bahwa semakin tinggi nilai kepuasan berdasar
store atmosphere, akan meningkatkan loyalitas pelanggan. Namun berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyadi, C. (2014) menunjukkan
bahwa store atmosphere tidak memoderasi terhadap kepuasan dan loyalitas
pelanggan.
a. Bagi Penulis
6
Menambah pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang telah
diperoleh dengan praktik yang nyata di dunia usaha.
b. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga
bagi pelaku bisnis Coffee Shop di Yogyakarta dalam meningkatkan loyalitas
pelanggan dengan meningkatkan store atmosphere coffee shop.
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan
mengenai pengaruh store atmosphere terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepuasan pelanggan . Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan kajian atau referensi bagi pembaca, dan dapat digunakan sebagai bahan
penelitian selanjutnya.
7
lebih lama di toko, mengekplorasi barang-barang dalam toko, mencari informasi
lebih jauh, pembelian, dan kepuasan (Heryati, 2015). Berdasarkan beberapa
pendapat para ahli, store atmosphere mengacu pada kesan keseluruhan yang ingin
dibangun oleh perusahaan ritel melalui pengaturan dan penentuan karakteristik
fisik toko yang diharapkan dapat memberikan kenyamanan saat berbelanja.
8
atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski
pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan
beralih. Sedangkan Huang (2016:14) mendefinisikan loyalitas pelanggan sebagai
komitmen pelanggan untuk membeli lebih lanjut produk atau layanan yang sama
dan bersedia merekomendasikan produk atau layanan tersebut kepada orang lain.
Pendapat lain disampaikan oleh Sheth dan Mittal (2004) dalam Tjiptono
(2014) yang menyatakan bahwa loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan
terhadap suatu merek, toko, atau pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif
dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Berdasarkan beberapa
pendapat ahli di atas, loyalitas pelanggan merujuk pada sikap positif pelanggan
yang tercermin dari komitmen pelanggan untuk melakukan pembelian ulang atau
mendukung kembali produk atau jasa perusahaan di masa depan dan bersedia
merekomendasikan produk atau jasa tersebut kepada orang lain.
- Suspek : Orang yang mungkin akan membeli produk atau jasa anda.
Dalam hal ini kita percaya atau menyangka mereka akan membeli tetapi
kita masih belum cukup yakin.
- Prospek: Orang yang membutuhkan produk atau jasa anda dan memiliki
kemampuan membeli. Meskipun prospek belum membeli dari anda, ia
mungkin telah mendengar tentang anda, membaca tentang anda, atau ada
seseorang yang merekomendasikan anda kepadanya.
- Prospek yang diskualifikasi: Prospek yang telah cukup anda pelajari untuk
mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan, atau tidak memiliki
kemampuan membeli produk anda.
- Pelanggan pertama-kali: Orang yang telah membeli dari anda satu kali.
Orang itu bisa jadi pelanggan anda dan sekaligus juga pelanggan pesaing
anda.
9
- Pelanggan berulang: Orang-orang yang telah membeli dari anda dua kali
atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk yang sama dua kali
atau membeli dua produk atau jasa yang berbeda pada dua kesempatan
atau lebih.
- Klien: Orang ini membeli secara teratur. Anda memiliki hubungan yang
kuat dan berlanjut, yang menjadikannya kebal terhadap tarikan pesaing.
- Penganjur (advocate): Seperti klien, pendukung membeli apapun yang
anda jual dan dapat ia gunakan serta membelinya secara teratur. Tetapi,
penganjur juga mendorong orang lain untuk membeli dari anda. Ia
membicarakan anda, melakukan pemasaran bagi anda, dan membawa
pelanggan kepada anda.
- Pelanggan atau klien yang hilang: Seseorang yang pernah menjadi
pelanggan atau klien tetapi belum membeli kembali dari anda sedikitnya
dalam satu siklus pembelian yang normal.
c. Indikator Loyalitas Pelanggan
Menurut Griffin (2005:33), indikator loyalitas pelanggan dalam melakukan
pembelian adalah:
- Melakukan pembelian ulang Konsumen dapat dikatakan loyal jika selalu
melakukan pembelian ulang secara teratur di suatu tempat dan merasa
tidak nyaman jika melakukan pembelian di tempat lain
- Membeli antarlini produk dan jasa Pelanggan yang loyal tidak hanya
membeli satu jenis produk yang di tawarkan oleh suatu toko tetapi mereka
juga selalu membeli berbagai macam produk yang di tawarkan oleh toko
tersebut, seberapa sering pelanggan selalu membeli berbagai produk di
toko tersebut menunjukan besarnya loyalitas pelangga akan toko tersebut
- Mereferensikan kepada orang lain Konsumen yang mengingatkan atau
mengajak orang lain untuk melakukan pembelian di tempat yang sama
merupakan konsumen loyal. Semakin banyak konsumen yang loyal
dengan mereferensikan kepada orang lain untuk membeli di tempat yang
di sukai konsumen maka akan berdampak pada kelangsungan hidup suatu
toko
10
- Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing Banyaknya
penawaran yang menarik dari para pesaing seperti diskon, potongan harga
akan berdampak pada beralihnya pelanggan kita ke pesaing. Konsumen
yang memilih tetap setia dengan melakukan pembelian tanpa beralih ke
pesaing bisa di katakan konsumen yang sangat loyal.
11
Bhaskara dkk. (2014), dalam penelitiannya mengukur kepuasan pelanggan
menggunakan indikator-indikator sebagai berikut:
- Overall satisfacation
Merupakan tingkat kepuasan pelanggan secara keseluruhan setelah
mengonsumsi produk atau jasa perusahaan
- Expectation
Merupakan kesesuaian produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan dengan
harapan pelanggan
- Experience
Merupakan tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan selama menjalin
hubungan dengan perusahaan.
12
Namun, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman, dkk.,
(2020) dengan judul “Analysis Of The Effect Of Store Atmosphere And Store
Image And Store Location On Customer Loyalty Through Purchase Decision
Customer Matahari Department Store In Samarinda City”. Penelitian tersebut
menyatakan bahwa store atmosphere tidak berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
13
pelanggan, artinya bahwa semakin tinggi nilai kepuasan berdasar store
atmosphere, akan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Oleh karena itu kepuasan pelanggan menjadi aspek yang sangat penting
yang harus diciptakan oleh perusahaan. Adapun beberapa indikator kepuasan
pelanggan menurut Tjiptono (2001) adalah kesesuaian harapan, kemudahan
memperoleh, dan pengalaman masa lalu. Menurut Rofa dan Dwiyanto (2016),
store atmosphere yang baik dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada
para pelanggannya.
14
c
Loyalitas Pelanggan (Y):
a b
- Overall
satisfacation
- Expectation
- Experience
Gambar di atas menunjukkan pengaruh langsung (direct effect) dan tidak langsung
(indirect effect) variabel X (Store Atmosphere) ke Y (Loyalitas Pelanggan)
melalui M (Kepuasan Pelanggan). Huruf a merupakan koefisien regresi dari X ke
M. huruf b merupakan koefisien regresi variabel M ke Y dengan mengontrol X.
Huruf c merupakan koefisien regresi X ke Y. Pengaruh langsung diperoleh dari
koefisien c, sedangkan pengaruh tidak langsung diperoleh dari perkalian
koefiesn axb.
1.8 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
15
H1 : Store atmosphere berpengaruh signifikan terhadap pembentukan loyalitas
pelanggan
H3
H1 H2
Kepuasan Pelanggan (M)
16
1.10.2 Definisi Operasional
a. Store Atmosphere
17
Pelanggan yang loyal tidak hanya membeli satu jenis produk yang di
tawarkan oleh suatu toko tetapi mereka juga selalu membeli berbagai macam
produk yang di tawarkan oleh toko tersebut, seberapa sering pelanggan selalu
membeli berbagai produk di toko tersebut menunjukan besarnya loyalitas
pelangga akan toko tersebut
- Mereferensikan kepada orang lain
Konsumen yang mengingatkan atau mengajak orang lain untuk melakukan
pembelian di tempat yang sama merupakan konsumen loyal. Semakin banyak
konsumen yang loyal dengan mereferensikan kepada orang lain untuk
membeli di tempat yang di sukai konsumen maka akan berdampak pada
kelangsungan hidup suatu toko
- Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing
Banyaknya penawaran yang menarik dari para pesaing seperti diskon,
potongan harga akan berdampak pada beralihnya pelanggan kita ke pesaing.
Konsumen yang memilih tetap setia dengan melakukan pembelian tanpa
beralih ke pesaing bisa di katakan konsumen yang sangat loyal.
c. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli pelanggan Kolektif
Coffee, dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil
yang sama atau melampaui harapan. Bhaskara dkk. (2014), dalam
penelitiannya mengukur kepuasan pelanggan menggunakan indikator-
indikator sebagai berikut:
- Overall satisfacation
Merupakan tingkat kepuasan pelanggan secara keseluruhan setelah
mengonsumsi produk atau jasa perusahaan
- Expectation
Merupakan tingkat kesesuaian produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan dengan harapan pelanggan
- Experience
Merupakan tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan selama menjalin
hubungan dengan perusahaan.
18
Tabel Operasional Variabel
Varabel Indikator Item
Store Store Eksterior - Storefront(bagian muka
Atmosphere toko)
- Marquee (simbol)
- Entrance (pintu masuk)
- Display window (tampilan
jendela)
- Heightand size building
(tinggi dan ukuran gedung)
- Uniqueness (keunikan)
- Surrounding area
(lingkungan sekitar)
- Parking (parkir)
19
pelanggan)
- Functional product
groupings
- Purchase motivation
product groupings
- Market segmen product
groupings
- Storability product
groupings
- Straight traffic flow
- Curving traffic flow
20
melalui media sosial
- Mereferensikan produk dari
mulut ke mulut
Menunjukan - Tidak berpindah produk
kekebalan terhadap pada produk coffee shop lain
pesaing - Tidak membeli produk
coffee shop meskipun
mereka menawarkan diskon
- Bersedia memperpanjang
member card
Kepuasan Overall satisfacation Tingkat kepuasan pelanggan secara
Pelanggan keseluruhan setelah mengonsumsi
produk atau jasa perusahaan
Expectation Tingkat kesesuaian produk atau
jasa yang ditawarkan perusahaan
dengan harapan pelanggan
Experience Tingkat kepuasan yang dirasakan
pelanggan selama menjalin
hubungan dengan perusahaan
21
mencari hubungan atau pengaruh sebab-akibat yaitu hubungan variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
1.11.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini ditujukan kepada pelanggan Kolektif Coffee
untuk mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap loyalitas melalui
kepuasan pelanggan.
1.11.3 Populasi dan Sampel
Populasi menurut Sugiyono (2014) adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini berjumlah tak
terhingga. Sampel penelitian ini adalah orang yang memesan menu di
Kolektif Coffee dengan kriteria minimal melakukan pembelian satu kali
dalam sebulan. Guna menentukan sampel, peneliti menggunakan teknik
penentuan sampel untuk populasi tak terhingga yang dikutip dari Rao
Purba dalam Ghazali (2010) dengan perhitungan ukuran sampel sebagai
berikut:
Keterangan :
n = Ukuran sampel
z = Nilai yang diperoleh tabel z pada level of confidence tertentu mengacu
nilai z. Jika yang dipakai 90%, z = 1,65 ; 95%, z = 1,96 ; dan 99%, z =
2,58.
Moe = margin of error atau tingkat kesalahan maksimum yang dapat
ditoleransi, sebesar 10%..
22
Berdasarkan hasil hitungan tersebut diperoleh ukuran sampel sejumlah
96,04. Namun untuk mempermudah penelitian, maka jumlah sampel
dibulatkan sesuai dengan aturan pembulatan menjadi 97 responden.
1.11.4 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
diperoleh secara langsung, didapat dari sumber asli (Sugiyono, 2014).
Data primer ini berupa data yang didapat dari penelitian survei informasi
dan merupakan rekapitulasi data dari kuesioner yang diberikan pada
pelanggan Kolektif Coffee pada saat penelitian. Data diperoleh dari hasil
jawaban responden terhadap daftar pertanyaan yang disampaikan.
1.11.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data.
Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah
dengan kuesioner. Kuesioner menurut Sugiyono (2014) yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden.
1.11.6 Skala Pengukuran
Teknik pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan skala
likert, menurut Sugiyono (2014), skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Indikator tersebut selanjutnya dijadikan sebagai titik untuk
23
menyusun item-item instrumen berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala
likert ini akan diaplikasikan dalam kuesioner yang akan diberika kepada
responden yang disebar secara acak.
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi (antara variabel x dan y)
N : Jumlah responden uji coba
X : Jumlah skor butir (X)
Y : Jumlah skor butir (Y)
24
Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 keatas maka
faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Bila harga korelasi
dibawah 0,3 dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid,
sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2010).
b. Uji Reliabilitas
Suatu data dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010). Pengertian reliabilitas
menurut Sakaran dalam Hartono (2010), reliabilitas adalah
suatu pengukur menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari suatu
instrumen yang mengukur suatu konsep dan berguna untuk mengakses
“kebaikan” dari suatu pengukur.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan ketepatan
kuesioner, kuesioner yang reliabel atau handal adalah jika kuesioner yang
diberikan kepada responden menghasilkan data yang sama atau stabil dan
dapat dipercaya dengan penggunaan berulang-ulang dari waktu ke waktu.
Alat statistik digunakan secara luas untuk mengkaji reliabilitas adalah
Cronbach Coeffisient Alpha dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
r11 : Nilai reliabilitas
ΣSi : Jumlah varians skor tiap item
St : Varians total
K : Jumlah item
25
Variabel penelitian dikatakan reliabel jika mempunyai nilai koefesien alfa
cronbach > 0,6
Kategori Tinggi : X ≥ M + Sd
Sedang : M – Sd ≤ X < M + Sd
Rendah : X < M – Sd
Keterangan:
M : Mean
Sd : Standart deviasi
X : Jumlah skor
26
langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen)
terhadap variabel terikat (endogen). Dengan ketentuan uji T tarif
signifikan Alpha=0,05 atau p 0,05 yang dimunculkan kode (sig. t). Selain
itu variabel dependen pada satu hubungan yang sudah ada, akan menjadi
variabel independen pada hubungan selanjutnya. Hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen dalam model regresi dapat
dinyatakan dengan fungsi sebagai berikut:
Y = f (X1,X2,)
Y=ρX1Y+ρX2Y+Є1 …………Substruktural 1
Z=ρZX1+ρZX2+ρZY+Є2 ……Substruktural 2
Keterangan:
27
X = nilai rata-rata
M = nilai acuan
N = jumlah data
S = standar deviasi
28
Sa dan Sb, besarnya standar eror tidak langsung (indirect effect).
Sab dihitung dengan rumus berikut:
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel dan jika nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan bahwa
terjadi pengaruh mediasi
29
DAFTAR PUSTAKA
Fuad, M., dan Hadiati, S. (2014). Atmosfir Toko Sebagai Strategi Mempengaruhi
No.1, pp.55–69
30
Heryati, E. (2015). Kualitas Pelayanan, Store Atmosphere, Private Brand
Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Dan Usaha Besar (UB). Diakses
pada 20 November 2020, dari
http://www.depkop.go.id/uploads/laporan/1580223129_PERKEMBANG
AN%20DATA%20USAHA%20MIKRO,%20KECIL,%20MENENGAH
%20(UMKM)%20DAN%20USAHA%20BESAR%20(UB)%20TAHUN
%202017%20-%202018.pdf
Sulaiman. et. al. (2020). Analysis Of The Effect Of Store Atmosphere And Store
31