BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini secara berturut-turut akan menjelaskan secara lebih detail
A. Ketrampilan Manajerial
bisa bertindak sebagai supervise namun juga harus bisa bertindak sebagai
manajer yang bisa mengerti apa yang sedang ditangani lembaga dan
Manajerial berasal dari kata manajer yang berarti orang yang menjadi
juga dapat diartikan sebagai orang yang bertanggungjawab atas hasil kerja
sebagaimana berikut :
4
Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan Remaja, (Bandung: Rosda Karya, 1999), 13.
5
Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Bandung: Irama Widya), 63
6
Winardi, Asa-asas Manajemen., (Bandung: Penerbit Manda, 1990), 4
7
The Liang Gie, , dkk., Ensiklopedi Administrasi, (Jakarta: Gunung Agung, 1982), 45
8
Suprapto. Dasar manajemen,………. 9
28
sasaran tertentu.9
2. Peran Manajerial
yang melibatkan sekelompok orang yang bekerja sama sebagai team dan
9
Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: Yrama Widya, 2001), 219
10
Wanardi, Sejarah Perkembangan Pemikiran Dalam Bidang Manajemen, (Bandung:
Mundur Maju, 2002), 91-92
29
11
Hersev, Paul, Et. Al, Managemen Of Organisation Behavior & Utilizing Human
Recaurses. Third Editsun, 1997). by Prentice-Hall, Inch, Englewood (lifts. New Jersey 07832),
6-7
12
Robbins P. Stepter, Perilaku Organisasi (Jakarta: Gramedia, 2003),7
13
Robbins And Coneter, manager. Edisi Bhs. Indonesia (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1999).
15
30
supervisory.14
sikap dan motif orang lain, mengapa orang lain tersebut berkata dan
berperilaku.
14
Ibid
31
dan proses kerja sama, kemampuan untuk memahami isi hati, sikap
diterima.
15
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah – Tinjauan Teoretik dan
Permasalahannya, (Yogyakarta : Rajawali Pers, 2013), 101-104
32
performance.”16
sekolah sehingga lahirlah pola pikir, sikap dan perilaku kepala sekolah
yang efektif.
untuk melihat secara utuh dan luas terhadap berbagai masalah untuk
16
Lingieneeker, et. Al : Management, 5 edition, 1981, Published by Charles E. merril
Publishing Co., A Bell & Howell Company, Columbus, Ohio 43216, 32 - 35
33
tujuan Organisasi secara menyeluruh dari pada hanya atas dasar tujuan
perubahan lain dalam organisasi. Dalam hal ini seorang manajer harus
17
Muhammad Abdul Jawwad, Men jadi Manajer Sukse, (Jakarta : Gema lnsani, 2004), 282
18
Paull Hersey and Ken Blanchard, Majemen Perilaku Organisasi : Pendayagunaan
Sumber Daya Manusia, terj. (Jakarta: Erlangga, 1982), 6
34
depan.”19
19
Erni Trisnawati Sule Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana
2006), 19
20
J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana Predana Media Group
2007), 7
21
Akdon, Strategi Management For Education Management, (Bandung: Alfabeta, 2006),
182
35
baik akan selalu mengacu pada pertanyaan apa yang dilakukan (what)
(where) dan bagaimana sesuatu (how) detail inilah yang akan menjadi
22
Patricia Buhler, Management Skill dalam 24 Jam. Terj., (Jakarta: Prenanda, 2007), 9
23
Erni, Pengantar Manajemen, …………..96
36
dari cara kerja para guru dan pegawai sekolah, malakukan observasi
untuk masa yang akan datang dan merumuskan ide-ide yang dapat
diuji cobakan.24
Tidak ada konsep yang siap pakai untuk diambil begitu saja
24
Komarudin, Manajemen Organisasi (Bandung: Tarsito 1974), 47-48
25
Jawwad, Menjadi Manajer, 383
37
26
Jawwad, Menjadi Manajer, 282
27
Erni, Pengantar Manajemen, ………….. 34
28
Hersey, Manajemen Perilaku, ……..5
29
Winardi, Manajemen perilaku, ………..323
38
mulai dari belajar dilembaga itu sampai mereka lulus. Tekni-teknik ini
ketatausahaan.31
30
Pidarta, Manajemen Pendidikan, ………230
31
Ibid, 231
39
professional.
32
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rinika Cipta, 2004), 217-218
40
Skill juga diartikan segala hal yang berkaitan dengan sebagai individu
bahwa
dengan orang lain. Menurut James AF stoner yang dikutip oleh Amin
33
Jawwad, Menjadi Manajer,………… 383
34
Erni, Pengantar Manajemen, …………..19
35
Hersey. Manajemen Perilaku, ………… 6
36
Jawwad, Menjadi Manajer, ……………283
37
Amin Widjaja Tunggal, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta: Renika Cipta, 1998), 107
41
orang sekitar baik intern madrasah (wakil kepala madrasah, guru, staf
dan seluruh tenaga pendidik lainnya) dan juga ekstem madrasah (steak
pendidikan).
komunikasi.”39
38
Hersey and Blachar , Manajemen Perilaku,…….. 7
39
Pidarta, Manajemen pendidikan, ………. 219
42
orang.
mengarahkan perilaku, moral kerja dan cara kerja mereka agar positif
daya manusia yang terdiri dari guru, karyawan dan siswa, sumber
daya keuangan hingga fisik dari gedung serta sarana dan prasarana
40
Ibid, 223
41
Dede Rosyada. Paradigma Pendidikan Demokratis Sebuah Pelibatan Masyarakat Dalam
Menyelenggarakan Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), 234
43
42
Winardi, Manajemen Perilaku, 37
43
Buhler, Manajemen Skill, 153
44
B. Kepala Madrasah
diraa juga sangat penting yang biasa disebut dengan kepala sekolah atau
pemimpin.
bahasa Inggris disebut leader dari akar kata to lead yang terkandung arti
antara yang satu dengan yang lain. Hoy dan Miskol, sebagaimana dikutip
44
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1999), 81
45
itu.46
interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran.47
45
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), 26
46
N.A. Ametembun, Kepemimpinan Pendidikan, (Malang: IKIP Malang, 1975), 1-2
47
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, …, 83
48
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar bahasa
Indonesia, (Jakarta, Perum Balai Pustaka, 1988), h. 420, 796
46
jawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang ada. Hal ini bertujuan
sebagai pemimpin pengajar.49 Harapan yang segera muncul dari para guru,
mungkin untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yang diemban dalam
50
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, dalam Konteks Menyukseskan MBS
dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2005), 98
48
macam nilai yaitu pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik bagi
51
Ibid., 99-100
49
controlling (Pengontrol).53
52
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), 1
53
Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), 16
50
program madrasah.
54
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
103-104
52
pendidikan.
sekolah.
yang diambil.
53
theorganization).
55
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ... 90-92.
56
Ibid., 97-99.
54
yang dilakukan oleh para guru, staf, siswa, dan orang tua siswa
berkaitan.
tersebut.
57
Akhmad Sanusi, dkk, Produktivitas Pendidikan Nasional, (Bandung: IKIP Bandung,
1986), 17
56
madrasah.
administrasi keuangan.
perpustakaan.
58
W. Mantja, Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran, (Malang: Wineka Media,
2005), 51
58
didik.
sebagainya.
59
Ibid., 107-108.
59
Kepala madrasah harus berusaha agar semua potensi yang ada pada
a) Technical skill
b) Human skill
kerjasama.
60
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), 112.
61
Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif..., 16.
60
c) Conceptual skill
- Kemampuan analisis.
problem-problem sosial.62
62
Wahjosumidjo, Kepemimpinan ..., 101
61
63
Saiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2009), 117
64
Ibid
62
1) Inservice-training
segera.
guru-guru yang telah keluar dari sekolah guru tidak pernah atau
dan begitu saja tiap tahun. Mereka tidak mengetahui dan tidak
Negara.
2) Upgrading
dan sebagainya.65
tugas.
65
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, …, 115
64
dalam sifat-sifat: (1) jujur, (2) percaya diri, (3) tanggungjawab, (4)
berani mengambil resiko dan keputusan, (5) berjiwa besar, (6) emosi
66
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, … , 49
65
sekolah.70
guru yang menjadi anak buahnya. Dengan pembagian kerja yang baik,
67
Ibid
68
Ibid, 116
69
Ibid
70
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidika,..., 115-116
66
belajar mengajar, tidak bisa terlepas dan merupakan bagian dari tugas
71
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 83
72
Wahjosumidjo, Kepemimpinan ..., 83
67
fungsi manajemen.
73
Ibid., 82
68
madrasah.
usaha.
74
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,..., 94
69
75
Moch. Idochi Anwar, Adminstrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan: Teori
Konsep dan Isu, (Bandung: Alfabeta, 2004), 86
70
untuk mencapainya.
tujuan.
madrasah.
76
Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan ... , 133
77
Sagala,Manajemen Strategik..., 89
71
Oportunity, Threat)
kompak.
pendidikan.
yang berorientasi pada budaya mutu dan etos kerja yang tinggi.78
78
Ibid.,
72
pembelajaran inovatif.
melaksanakan tugasnya.79
79
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, …, 118-119.
74
yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya. Moving class
suatu laboratorium bidang studi dapat dijaga oleh beberapa orang guru
didik dalam belajar.80 Hal senada juga dikatakan oleh Sagala, bahwa
adalah moving class (kelas berjalan). Moving class adalah suatu model
guru di kelas, bukan sebaliknya. Dalam sistem ini setiap guru mata
peserta didik harus berpindah dari satu kelas ke kelas yang lain yang
sudah ditentukan.
80
Ibid
75
menyenangkan.
sekolah.
81
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah...., 120
76
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam maupun dari
dan pengarah.
untuk meraihnya.82
Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja
prinsip sebagai berikut: (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila
82
Ibid., 120-121
77
guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga
itu berhasil mewujudkan visi dan misi lembaga adalah dengan tercapainya
lebih dari rata-rata dengan harga yang wajar. Menurut kamus besar bahasa
sebagainya)”.84
kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi
83
Arcaro Jerome S., Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah
Penerapan, (Yogyakarta: Oustaka Pelajar, 2007), 75
84
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1999), 667
78
Pengertian mutu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu normative dan
85
Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001), 6
86
Crosby, Philip. B, Quality Is Free, ( New American Library, 1979), 58
87
Oeman Hamalik, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remja Rosdakarya, 1990), 33
88
Ahmad, Petunjuk Peningkatan,……. 8
79
tepat, sumber belajar yang lengkap, sistem penilaian dan evaluasi yang
organisasi.91
rajin dan disiplin, team work, pengembangan mutu yang solid, manajemen
89
Syarnubi Som, Kepala Sekolah Sebagai The Person Madrasah, (Palembang, 2008), 12
90
Ibid
91
Sutaryadi, Administrasi Pendidikan, (Syrabaya: Usaha Nasional, 1993), 6
80
intra kurikuler dan ekstra kurikuler, penciptaan iklim dan suasana yang
prestasi yang dicapai oleh madrasah pada setiap kurun waktu tertentu,
umpama tiap akhir semester, tiap akhir tahun pembelajaran, dua tahun,
lima tahun, atau sepuluh tahun. Ada dua prestasi yang bisa dicapai, yaitu :
yang dicapai dari hasil pedidikan (Student Acievement) berupa hasil tes
dibidang lain, seperti juara tilawatil qur‟an, seni suaradan lainnya. Bahkan
92
Syarnubi, Kepala Sekolah,….. 12
93
Ibid
81
sehari-hari.94
94
Sudjanto Bedjo, Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum Mengorek Kegelisahan
Guru, (Jakarta: Sagung Seto, 2007), 11-20
95
Asrorun Ni‟am Shaleh, Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta: Elsas, 2006), 6
82
96
Ibid
97
Prim Masrokan Mutohar, Diktat Mata Kuliah Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan
Islam, tidak diterbitkan,(Tulungagung: 2008), 4-5
83
pendidikan.
anggaran.
belajar madrasah.
Agama Islam sebagai satu-satunya agama yang memiliki aturan bagi para
pemeluknya agar bisa menjadi manusia yang baik, hal itupun bukan hanya
mutu yakni :
ِإِّنَ ٱنهَهَ ٌَأۡ ُمسُ بِٲنۡعَدۡلِ َوٱنِۡئحۡسَٰنِ وَإٌِ َتآيِٕ ذِي ٱنۡقُسۡ َبىٰ وٌََنۡ َهىٰ عَن
٠٩ َظكُمۡ َنعََهكُمۡ تَ َر َّكسُوّن
ُ شآءِ َوٱنۡمُن َكسِ َوٱنۡ َبغًِۡۚ ٌَ ِع
َ ۡٱنۡ َفح
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran” (Qs: An-Nahl ayat 90)98
98
Al-Qur‟an dan terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, Pustaka Agung
Harapan, 2006
85
ٌَٰٓأَ ٌُهَا ٱنَرٌِنَ ءَامَنُىٓاْ إِذَا قٍِمَ َنكُمۡ تَفَسَحُىاْ فًِ ٱنۡمَجَِٰهشِ َفٲفۡسَحُى ْا
َشزُواْ ٌَسۡفَعِ ٱنَههُ ٱنَرٌِنُ شزُواْ َفٲن ُ ٌَفۡسَحِ ٱنَههُ َنكُمۡۖ وَإِذَا قٍِمَ ٱن
َءَامَنُىاْ مِنكُمۡ وَٱنَرٌِنَ أُوتُىاْ ٱنۡعِهۡمَ َدزَجَٰتٗۚ وَٱنَههُ ِبمَا َتعۡمَهُىّن
١١ ٗخَبٍِس
Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Qs. Al-Mujadillah
ayat 11)100
Belajar Santri.
99
Ibid
100
Ibid
86
melihat secara utuh dan luas terhadap berbagai masalah untuk kemudian
ditentukan.101
satu sama lain atau melihat bagian-bagian organisasi sebagai satu kesatuan
103
Erni Tisnawati Sule Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana
2006), 19
104
J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group
2007), 7
105
Akdon, Strategic Manajemen For Education Manajement, (Bandung: Alfabeta, 2006),
182.
106
Patricia buhler, Management Skill dalam 24 Jam, Terj. (Jakarta: Prenada, 2007), 9
88
waktu 2-5 tahun jangka panjang meliputi perencanaan sekitar 5-10 tahun.
pertanyaan apa yang akan dilakukan (what) siapa yang melakukan (who)
pekerjaan.
organisasi.107
107
Erni, Pengantar Manajemen,……..96
89
hasil penelitian orang lain, berpikir untuk masa yang akan datang dan
Tidak ada konsep yang siap pakai untuk diambil begitu saja dan
panjang dan melalui perpidahan posisi kerja pada bagian yang berbeda dan
organisasi berbeda.
108
Komarudin, Manajemen organisasi (Bandung: Tarsito, 1974), 47-48
109
Jawwad, Menjadi Manajer, 382
90
pendidikan.
(kepala sekolah) perlu paham akan teknik-teknik yang dipakai para tenaga
110
Ibid
111
Saefullah, Pengantar Manajemen, 19.
112
Hersey, Manajemen Perilaku, 5.
113
Winardi, Manajemen Perilaku, 323.
114
Pidarta, Manajemen Pendidikan, 230
91
lembaga itu sampai mereka lulus. Teknik-teknik ini pada garis besarnya
dapat digolongkan menjadi dua yaitu: teknik yang berkaitan dengan proses
tugas-tugas berstruktur dan mandiri, cara membuat alat ukur dan cara
115
Ibid, 231.
92
harkatnya sebagai manusia.117 Human Skill juga diartikan segala hal yang
Paul berpendapat bahwa “Human Skill” adalah kemampuan dan kata putus
(judgment) dalam bekerja dengan dan mulai orang lain, yang mencakup
116
Lazismu edisi 14 Januari 2009 suaragu.wordpress.come/2017/06/06/.
117
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rinika Cipta, 2004), 2017-
2018
118
Jawwad, Menjadi Manajer, 382
119
Saefullah, Pengantar Manajemen, 19
120
Paull Hersey and Ken Blanchard, Majemen Perilaku Organisasi : Pendayagunaan
Sumber Daya Manusia, terj. (Jakarta: Erlangga, 1982), 7
93
orang lain.121
sekitar baik intern sekolah (wakil kepala sekolah, guru, staf dan seluruh
komunikasi.122
orang.
121
Jawwad, Menjadi Manajer, 383
122
Pidarta, Manajemen Pendidikan, 219
94
mengarahkan perilaku, moral kerja dan cara kerja mereka agar positif
tujuan itu.123
sumber daya yang cukup besar mulai sumber daya manusia yang terdiri
dari guru, karyawan, dan siswa, sumber daya keuangan hingga fisik mulai
dari gedung serta sarana prasarana yang dimiliki. Kepala sekolah harus
antar pihak atas dan pihak bawahan dan sebagainya, dalam hal mana
123
Ibid., 223
124
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis Sebuah model Pelibatab masyarakat
dalam Menyelenggarakan Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media,2004), 234.
95
kepedulian kepada orang lain, menerima masukan dan nasehat dari orang
E. Penelitian Terdahulu.
untuk bahan bukti tentangg keaslian tulisan dalam penelitian ini maka
sebagai pembanding :
1) Mukhlasin127
125
Winardi, Manajemen Perilaku, 37.
126
Patricia Buhler, Management Skill dalam 24 Jam. Terj., (Jakarta: Prenanda, 2007) , 153.
127
Mukhlasin, Tesis : Manajemen Pendidikan Karakter Santri (Studi Kualitatif Di Pondok
Pesantren Bahrul ‘Ulum MargodadiKecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus),
(Lampung : Universitas Lampung, 2016)
96
kebutuhan, alasan program, subjek dan objek, waktu, tempat, dan cara
128
Muchamad Arifin, Tesis : Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi
Komparasi SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2013/ 2014), (Salatiga : STAI Salatiga, 2014)
97
melibatkan kepala sekolah, guru PAI, Waka Kurikulum dan siswa. Metode
105 menit atau 3 jam pertemuan dalam satu minggu dimulai kelas 1-6,
memenuhi raport guru yang sudah ditetapkan oleh yayasan secara holistik,
98
3) Munjin.129
juga untuk menunjang kinerja para tenaga pendidik itu bisa maksimal MI
kancah pegawai negeri dengan sistem dan jumlah yang sepadan, hal
129
Munjin, Jurnal: Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan di Madrasah (Studi Deskriptif
pada MI Istiqomah Sambas Purbalingga), Vol.2 No.2 (Purwokerto: STAIN Purwokerto, 2013)
99
telah memiliki penjaminan mutu yang itu merata dari mulai tenaga
4) Muhammad Akli.130
madrasah.
kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan bakat dan minat siswa.
(BOS).
5) Tifyani.131
berikut:
131
Tifyani, Tesis: Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kemampuan SupervisiI Kepala
Madrasah Terhadap Kinerja Guru Pada MI Swasta Se Kecamatan Sumberlawang Kabupaten
Sragen Tahun 2015/2016, (Surakarta: IAIN Surakarta, 2016)
101
jaman.
b) Dengan teori yang ada, hasil penelitian ini dapat dikembangkan oleh
pendidikan.
102
Metode Analisis
N Penelitian dan Jenis Dan
Hasil Penelitian
o Judul Penelitian PengumpulanD
ata
1. Perencanaan pendidikan
karakter santri dilakukan
oleh kiai, ustad, dan
pengurus terkait penentuan
kebutuhan, alasan
program, subjek dan objek,
waktu, tempat, dan cara
realisasi program.
2. Pengorganisasian
pendidikan karakter santri
Mukhlasin
mencakup pengelolaan
wawancara, ketenagaan, sarana dan
Manajemen observasi, dan prasarana, serta
Pendidikan
dokumentasi. pengelolaan tugas dan
Karakter Santri
model interaktif tanggung jawab aktor.
(Studi Kualitatif
Di Pondok Deskripsi yaitu reduksi 3. Pengkoordinasian
1 data, penyajian pendidikan karakter santri
Pesantren Bahrul Kualitatif
„Ulum data, dan dilakukan dengan cara
Margodadi penarikan musyawarah bersama aktor
Kecamatan kesimpulan terkait. Pelaksanaan
Sumberejo pendidikan karakter santri
Kabupaten dilakukan dengan
Tanggamus menggunakan metode
kasbi, tazkiyyah, teladan,
motivasi, peraturan, dan
pembiasaan.
4. Penilaian pendidikan
karakter santri
menggunakan penilaian
raport, haliyah, serta
penilaian masyarakat
termasuk alumni Pondok
Pesantren
Muchamad Arifin observasi, 1. Manajamen
Manajemen wawancara dan pembelajaran PAI di
Pembelajaran Deskripsi dokumentasi. SDIT Assalamah dengan
2
Pendidikan Kualitatif Dan analisis SDI Istiqomah memiliki
Agama Islam datanya adalah perbedaan dalam
(Studi Komparasi teknik analisis perencanaan program
103
menggunakan proses
pembelajaran dengan
program standard yang
telah ditentukan oleh
Yayasan Istiqomah.
1) Tahapan persiapan
manajemen mutu di MII
Sambas melalui tahap
perencanaan ,
pengorganisasian,
penggerakan,
pengawasan, pembinaan
dan evaluasi. dan ini
dilakukakan secara
buttom up
2) Untuk mendukung
kinerja yang optimal
dibuatlah job deskripsi
Munjin yang jelas pada masing-
masing jabatan yang ada.
Sistem Pendekatan 3) Layanan pendidikan yang
Penjaminan Mutu Kualtatif dengan diberikan berfokus pada
Pendidikan di observasi, process oriented.
Deskripsi
3 Madrasah (Studi pengamatan, 4) Formasi jabatan lebih
Kualitatif
Deskriptif pada wawancara mengedepankan kinerja
MI Istiqomah bebas dan ketimbang senioritas.
Sambas dokumentasi 5) Kesejahteraan yang
Purbalingga) diberikan kepada tenaga
pendidik dan
kependidikan mengacu
pada sistem penggajian
PNS.
6) Prestasi yang diperoleh
adalah juara II Sekolah
sehat. Juara III nasional
Sekolah Bermutu,
sertifikat ISO 9001 : 2008
tentang manajeme,
piagam penghargaan dari
Kemenad sebagai
Lembaga Pendidikan
Bermutu.
Muhamad Akli Teknik Keterampilan manajerial
Pengumpulan kepala madrasah
Ketrampilan data dilakukan ditemukan bahwa secara
Deskripsi
4 Manajerial dengan teknik teknik kepala madrasah
Kualitatif
Kepala Madrasah wawancara, memiliki keterampilan,
Dalam observasi, dan untuk
Mempertahankan dokumentasi. melaksanakan kegiatan di
105
untuk diteliti secara mendalam oleh peneliti baru, dengan begitu penelitian
ini merupakan penelitian yang sementara ini belum diteliti walau masih
yang dikaji dan bahkan tempat dan lainnya juga berbeda dengan penelitian
F. Paradigma Penelitian
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
Keterampilan Manajerial
Kepala Madrasah Diniyah
132
Sugiono, Metode Penelitian Administasi dilengkapi dengan Metode R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2006), 26