Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN

GANGREN DIABETIK

Modul Keperawatan
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Kecukupan SKP Perpanjangan STR Pada Ranah Praktik Profesional

Oleh :
ERIS SYAHRINA PUTRI, A.Md.Kep
NIRA. 64030736294

DEWAN PENGURUS DAERAH KUTAI KARTANEGARA


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL MAKALAH : GANGREN DIABETIK

NAMA : ERIS SYAHRINA PUTRI

NIRA : 64030736294

TEMPAT BEKERJA : RS. MEDIKA UTAMA MANGGAR (RSPKT GROUP)

DPK : DPK PPNI TEPIAN

Modul ini telah diterima dan disetujui untuk diajukan sebagai


Pengganti Praktik Profesional ( Ranah A Poin 1 )
Tenggarong, 27 Januari 2023

Menyetujui
Verifikator SKP Zona 3,

Ratna W, A.Md.Kep
NIRA.64030019842
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan pemilik
semesta alam dan sumber segala pengetahuan atas bimbingan dan penyeraan-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan modul yang berjudul “Makalah Combustio”.

Penyusunan modul ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan kecukupan SKP Ranah
A Poin 1 Praktik Profesional Pemberi Asuhan Langsung ke Pasien untuk Perpanjangan STR
Perawat.

Penulis sangat menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu,kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis sangat harapkan untuk kesempurnaan dari
kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga modul ini bisa bermanfaat.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu penulis dalam penyusunan modul ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas
bantuan dan pengorbanan mereka kepada penulis dan melimpah Kasih Sayang-Nya kepada kita
semua.

Tenggarong, 27 Januari 2023

Penulis

( Eris Syahrina Putri A, Md.Kep )


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
B. Etiologi Luka Bakar
1. Scald Burns
2. Flame Burns
3. Flash Burns
4. Contact Burns
5. Chemical Burns
6. Electrical Burns
C. Komplikasi Luka Bakar
1. Syok Hipovolemik
2. MOF (Multi Organ Failure)
D. Klasifikasi Luka Bakar
1. Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan Luas Luka
2. Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan Kedalaman Luka
E. Karakteristik Luka Bakar
F. Patofisiologi dan Pathway
G. Fase Luka Bakar
1. Fase Akut
2. Fase Sub Akut
3. Fase Lanjut
H. Pemeriksaan Penunjang
I. Pengkajian Luka Bakar
J. Penatalaksanaan Luka Bakar

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangren diabetikum adalah jenis kematian jaringan yang terjadi karena kehilangan
suplai darah. Diabetes melitus adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak mampu
mengontrol gula darah. Biasanya tubuh memiliki sistem kekebalan yang baik yang
melawan mikroba dan organisme penyerang yang dapat menyebabkan infeksi. Sel darah
putih adalah pejuang utama dalam hal ini untuk menjaga tubuh tetap terlindungi. Pada
penderita diabetes, sistem kekebalan seseorang terpengaruh. Selain itu, pembuluh darah
rusak akibat kelebihan gula darah yang mengalir di pembuluh darah vena.

Gangren adalah kerusakan sebagian atau keseluruhan pada kulit yang meluas ke
jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada seseorang
yang menderita penyakit DM (Sebtianingsih, 2016). Penyebab gangren diabetes pada
penderita DM adalah bakteri anaerob, yang tersering Clostridium. Bakteri ini akan
menimbulkan gangren pada daerah kaki. Gangren diabetes disebabkan tiga faktor yang
sering disebut trias, yaitu : iskemi, neuropati, dan infeksi. Kadar glukosa darah tidak
terkendali akan menyebabkan komplikasi (Kartika, 2017). Pada penderita gangren
diabetes akan menimbulkan luka pada daerah tersebut dan akan menimbulkan masalah.
Seiring dengan banyaknya pasien yang menderita diabetes mellitus, muncul masalah
keperawatan yaitu kerusakan integritas jaringan, kerusakan integritas jaringan adalah
kerusakan pada membran mukosa, jaringan kornea, integumen ataupun subkutan
(Wilkinson, 2016).

Prinsip lama yang menyebutkan penanganan gangren harus dalam keadaan kering,
ternyata dapat menghambat penyembuhan luka, karena menghambat proliferasi sel dan
kolagen, tetapi luka yang terlalu basah juga akan menyebabkan maserasi kulit sekitar
gangren. Perawatan gangren menggunakan prinsip kelembapan seimbang
(moisturebalance) dikenal sebagai metode modern dressing dan memakai alat ganti balut
yang lebih modern. Saat ini, lebih dari 500 jenis modern wounddressing dilaporkan
tersedia untuk menangani pasien dengan gangren kronis antara lain berupa hidrogel, film
dresing, hydrocolloid, calciumalginate, foam/absorbantdressing, dressingantimikrobial,
hydrophobicantimikrobial. Keberhasilan proses penyembuhan luka tergantung pada
upaya mempertahankan lingkungan lembap yang seimbang, karena akan memfasilitasi
pertumbuhan sel dan proliferasi kolagen (Kartika, 2017). Intervensi yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan yaitu perlindungan
infeksi, perawatan kulit, perawatan luka dan ajarkan perawatan luka insisi pembedahan
(Wilkinson, 2016).

Bagi penderita gangren ini dapat menimbulakan rasa penolakan terhadap


perubahan tubuhnya, tidak menerima perubahan yang terjadi, timbul persepsi negatif
pada tubuhnya dan mengungkapkan ketakuta, membuat pasien merasa stress secara fisik
maupun psikologis dengan keadaannya sehingga muncul citra tubuh yang negatif (Siki,
2018). Berapa dampak negatif yang muncul dari citra tubuh yaitu secara fisik sistem
imun pasien menurun yang akan memperlambat proses penyembuhan luka. Secara
psikologis pasien akan merasa putus asa dengan keadaannya, pasien tidak kooperatif
dengan terapi pengobatan yang diberikan sehingga memperpanjang masa pengobatan
(Lestari dkk, 2018).
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Gangren ?


2. Bagaimana Etiologi Gangren ?
3. Bagaimana Tanda dan Gejala Gangren ?
4. Bagaimana Patofisiologi Gangren ?
5. Bagimana Klasifikasi Gangren ?
6. Bagaimana Jenis dan Tipe Gangren ?
7. Bagaimana Pencegahan Gangren ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Gangren
2. Untuk Mengetahui Etiologi Gangren
3. Untuk Mengetahui Tanda dan Gejala Gangren
4. Untuk Mengetahui Patofisiologi Gangren
5. Untuk Mengetahui Klasifikasi Gangren
6. Untuk Mengetahui Jenis dan Tipe Gangren
7. Untuk Mengetahui Pencegahan Gangren
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Gangren diabetikum adalah jenis kematian jaringan yang terjadi karena kehilangan
suplai darah.

Luka gangren adalah kerusakan sebagian atau keseluruhan pada kulit yang meluas
ke jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada seseorang
yang menderita penyakit DM (Sebtianingsih, 2016).

Gangren adalah komplikasi kronik DM yang memiliki pengaruh besar pada kondisi
sosial dan ekonomi, berpotensi mengalami amputasi, disabilitas dan membutuhkan biaya
yang besar terkait dengan pengobatan dan komplikasinya. Diperkirakan 15% dari pasien
DM akan mengalami setidaknya satu kali kejadian luka gangren ( Arshita, Em, &
Pringgodigdo, 2015).

B. Etiologi Gangren

Proses penyebab terjadinya gangren diabetik diawali oleh angiopati, neuropati, dan
infeksi. Neuropati menyebabkan gangguan sensorik yang menghilangkan atau
menurunkan sensasi nyeri kaki, sehingga gangren dapat terjadi tanpa terasa. Gangguan
motorik menyebabkan atrofi otot tungkai sehingga mengubah titik tumpu yang
menyebabkan ulserasi kaki. Angiopati akan mengganggu aliran darah ke kaki; penderita
dapat merasa nyeri tungkai sesudah berjalan dalam jarak tertentu. Infeksi sering
merupakan komplikasi akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati.
Gangren diabetik bisa menjadi gangren kaki diabetik. Penyebab gangren pada
penderita DM adalah bakteri anaerob, yang tersering Clostridium. Bakteri ini akan
menghasilkan gas, yang disebut gas gangren. Identifikasi faktor risiko penting, biasanya
diabetes lebih dari 10 tahun, kontrol gula darah buruk, ada komplikasi kardiovaskular,
retina, dan ginjal. Hal-hal yang meningkatkan risiko antara lain neuropati perifer dengan
hilangnya sensasi protektif, perubahan biomekanik, peningkatan tekanan pada kaki,
penyakit vaskular perifer (penurunan pulsasi arteri dorsalis pedis), riwayat ulkus atau
amputasi serta kelainan kuku berat. Luka gangren timbul spontan atau karena trauma,
misalnya kemasukan pasir, tertusuk duri, lecet akibat sepatu atau sandal sempit dan
bahan yang keras. Luka terbuka menimbulkan bau dari gas gangren, dapat
mengakibatkan infeksi tulang (osteomielitis). (Kartika, 2017).

C. Tanda dan Gejala Gangren


Tanda dan gejala pada gangren, meliputi (Grace & R, 2011) :

1. Gambaran Neuropatik :

a) Gangguan sensorik

b) Perubahan trofik kulit

c) Atropati degenerativ (sendi charcot)

d) Pulsasi sering teraba

e) Sepsis (bakteri/jamur)

2. Gambaran Iskemik :

a) Nyeri saat istirahat

b) Ulkus yang nyeri di sekitar daerah yang tertekan

c) Riwayat klaudikasio intermiten

d) Pulpasi tidak teraba

e) Sepsis (bakteri/jamur)
D. Patofisiologi Gangren
Terjadinya masalah kaki ( gangren diabetic) diawali adanya hiperglikemi pada
penyandang Diabetes mellitus yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada
pembuluh darah (Peripheral Artery Disease(PAD)) (Aru W, 2009).

Dikenal sebagai penyakit pembuluh darah perifer. Merupakan masalah


penyempitan pembuluh darah arteri yang menyebabkan aliran darah ke anggota tubuh
bagian bawah berkurang. Hal ini mengakibatkan sirkulasi oksigen dan pengiriman obat-
obatan menjadi rendah, sehingga berdampak pada lamanya penyembuhan luka dan
meningkatkan resiko ulserasi. Sedangkan timbulnya ulkus diabetic akibat neuropati
terjadi ketika saraf dari system saraf perifer rusak dan dan dapat mengakibatkan
hilangnnya sensasi, perubahan kulit, deformasi dan mobilitas sendikaki terbatas. ketika
dikombinasikan dengan factor-faktor lain seperti perawatan diri yang tidak memedai,
rendah nya control glukosa, alas kaki yang tidak tepat, obesitas dan kurangnya
sumberdaya yang tepat waktu, perubahan neuropati dan menyebabkan ulserasi
kaki( ulkus diabetik).

Sementara sekitar sepertiga pasien dengan ulkus diabetic dapat mengalami


beberapa bentuk aputasi (IWGDF,2011). Selain itu, ada kemungkinan infeksi yang
terjadi setiap gangren diabetic pada pasien dengan diabetes.
E. Klasifikasi Gangren

Menurut Hariani & Kusuma (2012) penilaian dan klasifikasi gangren diabetes
sangat penting untuk membantu pencernaan terapi dari beberapa pendekatan dan
membantu memprediksi hasil. Beberapa system klasisfikasi gangren telah dibuat yang
didasarkan pada beberapa parameter yaitu luasnya infeksi, neuropati, iskemik.
Kedalaman atau luasnnya gangren, dan lokasi. System klasifikasi yang paling banyak di
gunakan pada gangren diabetes adalah system klasifikasi gangren vagner-meggit yang
didasartakan pada kedalam gangren dan terdiri dari 6 grade luka.

Grade Keterangan

Grade 0 Tidak ada luka terbuka mungkin terdapat


deformitas atau selulitis.

Jika kulit diatas kaki masih utuh.


Grade 1 Ulkus diabetes superfusional (parsial atau
full thickness) tetapi belum mengenai
jaringan.
Ulkus di permukaan atau masih dangkal

Grade 2 Ulkus meluas sampai ligament, tendon,


kapsula sendi atau fasia dalam tanpa abses
atau osteomilitis. Ulkus lebih dalam

Grade 3 Ulkus dalam dengan abses osteomelitis atau


sepsis sendi.

Osteomielitis atau penyakit tulang dan/ atau


abses lebih dalam.

Grade 4
Gangren yang berbatas pada kaki bagian
depan dan tumit.
Jaringan mati atau gangren kaki depan
(depan kaki)
Grade 5 Gangren yang meluas meliputi keseluruhan.

Gangren kaki belakang(tumit dan belakang


kaki)
F. Jenis dan Tipe Gangren

Gangren berarti kematian jaringan karena kurangnya suplai darah dan invasi
jaringan yang lebih dalam dengan infeksi.

Gangren secara luas dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis – gangren kering dan
basah. Ada beberapa jenis gangren lain tapi lebih jarang. Namun, semua jenis gangren
bermanifestasi sebagai bentuk kering atau basah.

1. Gangren kering

Pada gangren jenis ini terjadi penyumbatan atau perlambatan aliran darah ke
organ atau bagian tubuh yang terkena. Bagian periferal seperti jari kaki, jari tangan,
ujung hidung, daun telinga, dll. Gangren kering biasanya terlihat pada pasien diabetes
tipe 1 dan tipe 2.

Pada kedua jenis diabetes, gula darah tinggi jangka panjang merusak arteri kecil
dan pembuluh darah yang memasok ke bagian ujung tubuh seperti jari tangan dan
kaki. Hal ini menyebabkan obstruksi dan perlambatan aliran darah dan akhirnya
menjadi gangren.

Pada penderita kolesterol tinggi, atau dislipidemia, terdapat risiko pengendapan


kolesterol dan lipid yang disebut plak di dalam pembuluh darah. Di pinggiran seperti
jari kaki dan jari tangan ini menyebabkan penurunan diameter pembuluh darah
dengan penyempitan lumen. Ini dapat menyebabkan pembentukan gangren.

Pasien dengan penyakit arteri perifer mengembangkan deposit asam lemak atau
mengembangkan penyempitan pembuluh darah tepi. Beberapa kondisi termasuk
penyakit Raynaud dan Scleroderma. Ini membatasi suplai darah ke otot tangan atau
kaki dan dapat menyebabkan gangren.

Gangren kering biasanya ditandai dengan bagian yang terkena dingin, tidak
nyeri dan kering serta mengerut. Ada kulit sehat di sekitarnya. Daerah yang terkena
dampak dikatakan tampak seperti mumi.
2. Gangren basah

Gangren basah terjadi ketika infeksi dan bakteri menyerang jaringan yang lebih
dalam setelah cedera, gigitan, borok kaki atau luka bakar. Ada pembengkakan
berlebihan pada bagian yang terkena akibat pelepasan racun dari bakteri yang
menyerang. Hal ini menyebabkan penyumbatan suplai darah dan memperburuk
infeksi karena sel-sel pejuang tubuh (sel darah putih) tidak dapat mencapai area yang
terkena melalui pembuluh darah.

Gangren basah dapat menyebar lebih cepat daripada gangren kering dan dapat
menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti syok septik jika tidak segera
ditangani. Gangren basah tampak berubah warna atau hitam biasanya disertai nyeri
akut dan menyiksa. Ada lepuh hitam dan nanah berbau busuk di bawah kulit yang
menipis di area tersebut. Mengapa disebut gangren basah? Karena infeksi
berhubungan dengan keluarnya cairan dan nanah, ini dikenal sebagai “basah”.

3. Gangren Gas

Ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Clostridium. Ini ditemukan pada
spora yang ada di tanah. Gangren ini disebabkan oleh racun yang dikeluarkan oleh
bakteri. Ada tiga jenis:

 gangren gas traumatis yang terjadi setelah cedera

 gangren gas non-trauma

 gangren gas berulang yang disebabkan oleh spesies bakteri C. perfringens.

4. Fasciitis Nekrosis

Necrotising fasciitis (NF) adalah infeksi jaringan dalam yang disebabkan oleh
bakteri seperti Staphylococcus atau Streptococcus. Bakteri menyebar ke kulit dan ke
jaringan. Bakteri ini menyerang jaringan lunak dan fasia yang merupakan selubung
jaringan yang menutupi otot. NF dapat terjadi pada ekstremitas setelah trauma kecil,
atau setelah beberapa jenis kesempatan lain bagi bakteri untuk memasuki tubuh
seperti pembedahan.
Infeksi Strep Grup A (bakteri pemakan daging) paling sering terjadi pada
trauma ringan. Infeksi bakteri campuran sering menjadi penyebab setelah operasi.

5. Gangren Internal

Gangren ini menyebabkan suplai darah ke organ dalam biasanya terhambat oleh
tekanan dari organ lain atau pertumbuhan. Misalnya, pada hernia ada lubang
abnormal di mana usus bisa tersumbat dan area yang tersumbat berubah menjadi
gangren.

6. Noma Atau Kanker Oris

Ini adalah jenis gangren yang memengaruhi wajah.

7. Gangren Fournier

Gangren Fournier (GF) adalah penyakit langka namun mengancam nyawa yang
mempengaruhi penis dan alat kelamin. FG telah terbukti memiliki kecenderungan
untuk pasien diabetes serta penyalahgunaan alkohol jangka panjang.

Perkembangan gangren sering kali dengan cepat menyebabkan kegagalan


banyak organ dan kematian. Karena potensi komplikasi, penting untuk mendiagnosis
proses penyakit sedini mungkin. Meskipun antibiotik dan debridemen agresif telah
diterima secara luas sebagai pengobatan standar, angka kematian tetap tinggi.
G. Pencegahan Gangren

Maka dari itu penderita diabetes perlu mencegah terjadinya gangren diabetikum.
Tindakan pencegahan utama meliputi:

 Pemantauan gula darah secara terus menerus dan kontrol yang ketat terhadap gula
darah dalam kadar normal.

 Perawatan kaki yang memadai. Penderita diabetes perlu memeriksa kaki mereka
setiap hari untuk menemukan cedera ringan dan infeksi yang mungkin tidak dapat
mereka rasakan.

 Selain itu mereka perlu menjaga kebersihan kaki dengan tetap kering dan hangat.
Kaki harus sering diistirahatkan. Mereka perlu mengunjungi ahli penyakit kaki
setidaknya setahun sekali untuk pemeriksaan.

 Sepatu harus dipilih dengan hati-hati. Sol dan bantalan kaki penderita diabetes khusus
digunakan untuk mencegah cedera. Sebaiknya hindari sepatu ketat, hak tinggi, dan
sandal jepit.

H. Pengkajian Luka Bakar

1. Luka Bakar Derajat I (Superfisial)


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangren diabetikum adalah jenis kematian jaringan yang terjadi karena kehilangan
suplai darah. Luka gangren adalah kerusakan sebagian atau keseluruhan pada kulit yang
meluas ke jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada
seseorang yang menderita penyakit DM (Sebtianingsih, 2016).

Gangren adalah komplikasi kronik DM yang memiliki pengaruh besar pada kondisi
sosial dan ekonomi, berpotensi mengalami amputasi, disabilitas dan membutuhkan biaya
yang besar terkait dengan pengobatan dan komplikasinya. Diperkirakan 15% dari pasien
DM akan mengalami setidaknya satu kali kejadian luka gangren ( Arshita, Em, &
Pringgodigdo, 2015).

Proses penyebab terjadinya gangren diabetik diawali oleh angiopati, neuropati, dan
infeksi. Neuropati menyebabkan gangguan sensorik yang menghilangkan atau
menurunkan sensasi nyeri kaki, sehingga gangren dapat terjadi tanpa terasa. Gangguan
motorik menyebabkan atrofi otot tungkai sehingga mengubah titik tumpu yang
menyebabkan ulserasi kaki. Angiopati akan mengganggu aliran darah ke kaki; penderita
dapat merasa nyeri tungkai sesudah berjalan dalam jarak tertentu. Infeksi sering
merupakan komplikasi akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati. Gangren
diabetik bisa menjadi gangren kaki diabetik. Penyebab gangren pada penderita DM
adalah bakteri anaerob, yang tersering Clostridium. Bakteri ini akan menghasilkan gas,
yang disebut gas gangren. Identifikasi faktor risiko penting, biasanya diabetes lebih dari
10 tahun, kontrol gula darah buruk, ada komplikasi kardiovaskular, retina, dan ginjal.

Terjadinya masalah kaki ( gangren diabetic) diawali adanya hiperglikemi pada


penyandang Diabetes mellitus yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada
pembuluh darah (Peripheral Artery Disease(PAD)) (Aru W, 2009).

Anda mungkin juga menyukai