Anda di halaman 1dari 6

KASUS 1

Fika Tidak mengumpulkan tugas mandiri terstruktur Gambar Teknik, dari 4 tugas belum
satupun yang Fika kumpulkan padahal batas waktu pengumpulannya sudah habis,
sementara itu siswa yang lain semuanya sudah mengumpulkan. Bapak Abu Bakar
selaku guru pengampu Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Otomotif
memanggil fika keruangannya.
Fika : “Assalamu’alaikum, selamat siang pak”
Pak Abu Bakar : “Wa’alaikumsalam, selamat siang Fika, apa kabar?”
Fika : “Alhamdulillah baik pak”
Pak Abu Bakar : “Silahkan Duduk”
Fika : “Ya. Terimakasih pak”
Pak Abu Bakar : “Fika tahu tidak kenapa dipanggil keruangan bapak?”
Fika : “Mungkin.. karena saya belum mengumpulkan tugas”
Pak Abu Bakar : “Ya. Betul. Tapi kamu sudah mengerjakan tugasnya kan?”
Fika : “Baru satu yang saya kerjakan pak, 3 lagi belum, makanya belum
saya kumpulkan”
Pak Abu Bakar : “baik, kalau begitu berarti kamu sudah berusaha untuk
menyelesaikannya, terus kira-kira kenapa tiga tugas lagi belum
selesai?”
Fika : “Itu karena kalau malam saya sering main HP, terus kalau mau
mengerjakan tugas jadinya sudah nagantuk”
Pak Abu Bakar : “Main HP memang sangat asyik terkadang kita jadi lupa waktu.”
Fika : “Ya pak. Terkadang saya tidur jam 11 malam pak”
Pak Abu bakar : “Ya. Setidaknya Fika masih bisa mengontrol diri sehingga bisa tidur
untuk istirahat”
Fika : “ Betul Pak. Saya berusaha untuk tidur sebelum larut malam”
Pak Abu Bakar : “Fika, masih ingat tidak keyakinan kelas yang sudah kita buat
bersama-sama?”
Fika : “Masih pak”
Pak Abu Bakar : Kalau masih ingat, kira-kira apa yang Fika lakukan sudah sudah
sesuai dengan keyakinan kelas atau tidak?
Fika : “Belum Pak”
Pak Abu Bakar : “Keyakinan kelas yang mana?”
Fika : “Selalu bertanggungjawab pada tugas yang diberikan”
Pak Abu bakar : “Baik, ternyata Fika masih ingat. Lalu apakah Fika punya solusi untuk
hal ini?”
Fika : “Ya Pak, saya mohon maaf belum mengumpulkan tugas, saya
berjanji untuk bertanggungjawab menyelesaikannya, dan saya juga
tidak akan main Hp sampai larut malam lagi.”
Pak Abu Bakar : “Baik, kalau begitu kira-kira apa perasaan Fika apabila bisa
menyelesaikan tugas tepat waktu”
Fika : “pasti saya senang sekali pak, saya tadak akan dihantui lagi oleh
perasaan bersalah karena belum mengerjakan tugas.”
Pak Abu Bakar : “Baik. kalau begitu bapak tunggu tugasnya ya, bapak percaya,
sekarang bisa Fika menjalankan keyakinan kelas yang sudah dibuat
bersama.”
Fika : “Ya. Pak, terimakasih atas kepercayaannya.”
Pak Abu Bakar : “Ya. Sama-sama. Silahkan Fika boleh kembali ke kelas”
Fika : Ya. Pak. Assalamu’alaikum”
Pak Abu Bakar : “Wa’alaikumslam”
KASUS 2

Raka siswa kelas X TKR 2 sering sekali ketiduran pada saat sedang pembelajaran di
kelas, termasuk pada saat pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan. Bapak Abu Bakar
selaku guru pengampu Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Otomotif
memanggil Raka keruangannya.
Raka : “Assalamu’alaikum, selamat siang pak”
Pak Abu Bakar : “Wa’alaikumsalam, selamat siang Raka, apa kabar?”
Raka : “Alhamdulillah baik pak”
Pak Abu Bakar : “Silahkan Duduk”
Raka : “Ya. Terimakasih pak”
Pak Abu Bakar : “Raka tahu tidak kenapa dipanggil keruangan bapak?”
Raka : “Mungkin.. karena saya sering tidur di kelas pak”
Pak Abu Bakar : “Ya. Betul. Tapi tidak setiap hari dan setiap perlajaran kamu tidur
kan?”
Raka : “Ya. Pak, hanya kalu ngantuk saja pak”
Pak Abu Bakar : “baik, kalau begitu berarti kamu sudah berusaha mengikuti setiap
pemberlajaran?”
Raka : “Ya pak, Cuma terkadang kalau habis main game di hp sampai larut
malam, pagi-paginya suka ngantuk pak”
Pak Abu Bakar : “Main Game di HP memang sangat asyik terkadang kita jadi lupa
waktu.”
Raka : “Ya pak. Terkadang saya tidur jam 12 malam pak”
Pak Abu bakar : “Ya. Setidaknya kamu masih bisa mengontrol diri sehingga masih
bisa tidur untuk istirahat”
Raka : “ Betul Pak. Saya tetap berusaha untuk tidur sebelum larut malam”
Pak Abu Bakar : “Raka, masih ingat tidak keyakinan kelas yang sudah kita buat
bersama-sama?”
Raka : “Masih pak”
Pak Abu Bakar : Kalau masih ingat, kira-kira apa yang kamu lakukan sudah sudah
sesuai dengan keyakinan kelas atau tidak?
Raka : “Belum Pak”
Pak Abu Bakar : “Keyakinan kelas yang mana?”
Raka : “selalu mengikuti pembelajaran dengan penuh rasa tanggungjawab”
Pak Abu bakar : “Baik, ternyata kamu masih ingat. Lalu apakah kamu punya solusi
untuk hal ini?”
Raka : “Ya Pak, saya mohon maaf belum mengumpulkan sering ketiduran di
kelas, saya berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, dan saya juga
tidak akan main Hp sampai larut malam lagi.”
Pak Abu Bakar : “Baik, kalau begitu kira-kira apa perasaan kamu apabila bisa
mengikuti semua pembelajaran dengan baik?”
Raka : “pasti sangat senang sekali pak, selain itu saya juga bisa
mendapatkan ilmu yang sampaikan oleh guru.”
Pak Abu Bakar : “Baik. kalau begitu selamat berjumpa kembali dipembelajran bapak
ya, bapak percaya sekarang kamu bisa menjalankan keyakinan kelas
yang sudah dibuat bersama.”
Raka : “Ya. Pak, terimakasih atas kepercayaannya.”
Pak Abu Bakar : “Ya. Sama-sama. Silahkan Raka boleh kembali ke kelas”
Raka : Ya. Pak. Assalamu’alaikum”
Pak Abu Bakar : “Wa’alaikumslam”
TANGGAPAN FIKA

Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Perkenalkan nama saya Fika, saya siswa kelas X TKR 3 SMK Negeri 1 kawali
Kabupaten Ciamis.

Pada kesempatan ini saya ingin memberikan tanggapan atas permasalah saya yang
ditangani oleh Bapak Abu Bakar.

Beliau memperlakukan saya dengan sangat baik walaupun saya melakukan


kesalahan, sehingga saya jadi malu sendiri dan menyadari kesalahan saya.

Selain itu, bapak itu bapak Abu Bakar tidak memponis dan menghakimi saya, itu yang
membuat saya senang. Sehingga kesadaran saya muncul murni dari dalam diri sendiri
bukan karena keterpaksaan. Saya berjanji untuk tidak mengulangi lagi.

Terimakasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


TANGGAPAN RAKA

Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Perkenalkan nama saya Raka, saya siswa kelas X TKR 2 SMK Negeri 1 kawali
Kabupaten Ciamis.

Pada kesempatan ini saya ingin memberikan tanggapan atas permasalah saya yang
ditangani oleh Bapak Abu Bakar.

Saat dipanggil keruangan Bapak Abu Bakar saya merasa takut untuk di marahi, tetapi
setelah masuk beliau memperlakukan saya dengan sangat baik. Walaupun saya
bermasalah tetapi beliau tidak memponis saya, itu yang membuat saya nyaman.

Saya justru mengakui kesalahan bukan karena takut oleh beliau tetapi memang karena
kesadaran diri saya sendiri. Dan saya merasa malu sendiri karena telah melanggar
keyakinan kelas yang sudah dibuat bersama.

Menurut saya cara-cara beliau menangani siswa yang bermaslah sudah sangat baik.

Sekian dan terimakasih

Wasslaamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai