Anda di halaman 1dari 6

TERM OF REFERENCE (TOR)

“MEUDRAH DAN UPAYA MENJARING ASPIRASI


PENDIDIKAN”

A. Latar Belakang
Sejak terbentuk Majelis Pendidikan Daerah (MPD) sebagai salah satu lembaga
keistimewaan Aceh yang kemudian pada tahun 2017 dirobah menjadi Majelis
Pendidikan Aceh untuk tingkat provinsi dan Majelis Pendidikan Kabupaten (MPK)
untuk tingkat kabupaten/kota, sudah terbesit niat yang kuat untuk memberdayakan
pendidikan Aceh yang disinyalir berada pada posisi juru kunci di nusantara ini.
Kondisi terpuruk dunia pendidikan Aceh saat itu disebabkan situasi konflik Aceh
yang berkepanjangan yang disebut-sebut berlangsung dalam kurun waktu lebih 30
tahun lamanya, pertikaian Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan pemerintah
Indonesia harus diakui membuat situasi Aceh mencekam, semua sektor
pembangunan tergerus ke pusaran yang menngkhawatirkan, semua pembangunan
hampir berhenti total, tidak terkecuali dunia pendidikan.
Acehku sayang Acehku malang, akhir tahun 2004, Aceh lagi-lagi mendapat
masalah, dihantam gempa dan gelombang tsunami yang super dahsyat, cobaan ini
meluluhlantakkan hampir seluruh fasilitas pembangunan Aceh, terutama di wilayah
pesisir Barat dan termasuk juga wilayah pesisir timur. Aceh terjerambat ke dasar
lautan yang menyedihkan, seakan tidak mampu untuk bangkit berdiri tegak lagi
layaknya anak negeri (baca: aneuk nanggroe) yang dikenal mempunyai semangat
heroik tinggi dalam berjuang. Alhamdulillah, pemerintah Indonesia dan dunia
internasional membantu Aceh dalam semua sektor pembangunan. Dengan bantuan
itu, Aceh kembali berseri dan tersenyum, walaupun sebagian besar generasi cerdas
Aceh sudah terhapus gelombang air laut yang mematikan itu.
Majelis Pendidikan dengan segenap pemerintah Aceh berusaha bangkit kembali
mengejar segala ketertinggalannya. Seiring jumlah dana besar yang masuk ke Aceh,
sejatinya Aceh sudah mampu bersaing dan bersanding dengan daerah lain, tetapi
faktanya Aceh seakan tidak berdaya. Tiga belas tahun sudah gelombang tsunami
menyapu Aceh, situasi pendidikan Aceh masih tertinggal berada di urutan ke 30
pada tahun 2015. Salah satu upaya yang dilakukan Majelis pendidikan adalah
menjaring aspirasi masyarakat, meminta masukan langsung berbagai elemen
masyarakat kelas bawah, mendengarkan keinginan sesungguhnya masyarakat
berkaitan dengan pembangunan pendidikan Aceh, khusunya di wilayah mereka
masing-masing. Sungguh ini aspek yang agak terabaikan selama ini, sehingga
pemerintah dianggap menjalankan programnya sendiri yang kurang mendapat
dukungan masyarakat.
Majelis Pendidikan Kabupaten Pidie berencana melaksanakan dua kegiatan
meudrah di tahun 2018, satu di wilayah Barat dan satu lagi di wilayah Timur
Kabupaten Pidie. Proses penjaringan aspirasi pendidikan ini dengan melibatkan
sejumlah tokoh masyarakat yang mempunyai latar belakang yang berbeda yang ada
di dua titik tersebut. Mereka dikumpulkan dalam satu tempat, semua yang berhadir
diminta menyampaikan uneg-unegnya (aspirasi) berkaitan dengan problema dunia
pendidikan di sekitar mereka. Model pendidikan apa yang mereka inginkan tersedia
di wilayahnya, apa yang perlu diperkuat untuk pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan di wilayahnya masing-masing, termasuk apa kontribusi yang bisa
diberikan masyarakat. Semua masukan masyarakat dicatat dan ditelaah lebih lanjut
oleh Majelis Pendidikan Kabupaten Pidie untuk kemudian dijadikan bahan awal
merancang pendidikan Pidie yang lebih bermartabat di masa yang akan datang.

B. Tujuan Kegiatan
1. Mengkonfirmasi kembali beberapa aspirasi yang dianggap penting berkaitan
dengan keinginan masyarakat dalam bidang pendidikan di Kabupaten Pidie.
2. Menyerap pendapat tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai lintas disiplin
keahlian dan profesi, terutama terhadap masalah-masalah pendidikan yang
bersifat krusial dan berpotensi masalah di Kabupaten Pidie.
3. Menggali lebih jauh berbagai kemungkinan celah yang bisa diupayakan bantuan
dari pihak-pihak yang berkompeten dan respek terhadap dunia pendidikan di
Kabupaten Pidie.
4. Sebagai bahan untuk menyempurnakan kembali Qanun Pendidikan Pidie.

C. Hasil Yang Diharapkan


Melalui Meurah ini, diharapkan dapat:
1. Para peserta memberikan kontribusi pemikiran yang dapat memperbaiki titik
lemah pendidikan di Kabupaten Pidie ini.
2. Model Pendidikan Pidie diharapkan benar-benar merupakan model pendidikan
yang berbasis masyarakat.

D. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan meudrah ini sebanyak 30 (tiga puluh) orang yang terdiri
dari lintas profesi di tengah-tengah masyarakat, yaitu mewakili profesi petani,
nelayan, mewakili unsur pedagang, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh pemuda, dan
juga keterwakilan dari tokoh-tokoh Perempuan dan pemerhati pendidikan di
Kabupaten Pidie.
E. Pelaksana
Meudrah ini dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Pendidikan Kabupaten Pidie
yang dibantu kepanitiaan dari Sekretariat MPK Pidie.

F. Waktu dan Tempat


Adapun waktu pelaksanaan kegiatan meudrah ini akan dilaksanakan pada
Triwulan ketiga dan ke empat tahun 2018 yang bertempat di Kecamatan Muara Tiga
dan Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie .

G. Penutup
Meudrah ini merupakan langkah awal dalam proses penyerapan aspirasi
masyarakat berkaitan dengan dunia pendidikan. Dengan meudrah ini diharapkan ada
kontribusi pemikiran yang berarti bagi pengembangan dan penguatan pendidikan di
Kabupaten Pidie. Demikian TOR ini dibuat sebagai acuan pelaksanaannya.
TERM OF REFERENCE (TOR)

“PENJARINGAN DATA DAN ISU PENDIDIKAN PIDIE”

A. Latar Belakang
Penjaringan data dan isu pendidikan dari berbagai tokoh pendidikan di
Kabupaten Pidie baik formal maupun informal merupakan suatu kegiatan yang
dianggap penting dan menentukan bagi pengembangan pendidikan Pidie masa
depan. Majelis Pendidikan Daerah (MPD) sebagai salah satu lembaga keistimewaan
Aceh yang kemudian pada tahun 2017 dirobah menjadi Majelis Pendidikan Aceh
untuk tingkat provinsi dan Majelis Pendidikan Kabupaten (MPK) untuk tingkat
kabupaten/kota, berencana melaksanakan penjaringan informasi dari tokoh-tokoh
pendidikan yang ada di Kabupaten Pidie untuk memberdayakan pendidikan Pidie
yang disinyalir tidak mengalami perkembangan bahkan termasuk salah satu
kabupaten yang rendah hasil Ujian Nasional di tahun 2015.
Kondisi terpuruk dunia pendidikan Pidie tidak terlepas juga dari design
pendidikan Pidie secara keseluruhan. Pemerintah Kabupaten Pidie sejatinya
mempunyai roadmap dan design pendidikan yang menjadi acuan bagi masyarakat.
Bagaimana arah pendidikan Kabupaten Pidie yang diharapkan ke depan, pendidikan
bagaimana yang harus diperioritaskan, termasuk model pendidikan yang selalu bisa
menjaga keseimbangan antara muatan utama dan muatan lokal, pendidikan yang
bisa menyeimbangkan kematangan kecerdasan dan emosional dengan penekanan
pendidikan karakter. Isu-isu pendidikan seperti ini sangat penting dikemas menjadi
satu perencanaan yang matang, tertuang dalam pembangunan pendidikan Pidie
jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Majelis Pendidikan Kabupaten Pidie berencana melaksanakan kegiatan
penjaringan data dan isu pendidikan ini di tahun 2018. Proses penjaringan aspirasi
pendidikan ini dengan melibatkan sejumlah tokoh masyarakat yang mempunyai
latar belakang yang berbeda. Mereka dikumpulkan dalam satu tempat, semua yang
berhadir diminta menyampaikan aspirasinya berkaitan dengan problema dunia
pendidikan di sekitar mereka. Model pendidikan apa yang mereka inginkan tersedia
di wilayahnya, apa yang perlu diperkuat untuk pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan di Kabupaten Pidie. Semua masukan tokoh-tokoh masyarakat dan
tokoh-tokoh pendidikan dicatat dan ditelaah lebih lanjut oleh Majelis Pendidikan
Kabupaten Pidie untuk kemudian dijadikan bahan awal merancang pendidikan Pidie
yang lebih bermartabat di masa yang akan datang yang bisa disejajarkan dengan
daerah lain di nusantara ini.
B. Tujuan Kegiatan
1. Mengkonfirmasi kembali beberapa aspirasi yang dianggap penting berkaitan
dengan keinginan masyarakat dalam bidang pendidikan di Kabupaten Pidie.
2. Menyerap pendapat tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai lintas disiplin
keahlian dan profesi, terutama terhadap masalah-masalah pendidikan yang
bersifat krusial dan berpotensi masalah di Kabupaten Pidie.
3. Menggali lebih jauh berbagai kemungkinan celah yang bisa diupayakan bantuan
dari pihak-pihak yang berkompeten dan pihak-pihak yang respek terhadap dunia
pendidikan di Kabupaten Pidie.
4. Sebagai bahan untuk menyempurnakan kembali Qanun Pendidikan Pidie.

C. Hasil Yang Diharapkan


Melalui penjaringan data dan isu pendidikan ini, diharapkan dapat:
5. Para peserta memberikan kontribusi pemikiran yang dapat memperbaiki titik
lemah pendidikan di Kabupaten Pidie ini.
6. Model pendidikan Pidie diharapkan benar-benar merupakan model pendidikan
yang berbasis masyarakat.

D. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan ini sebanyak 50 (lima puluh) orang yang terdiri dari lintas
profesi di tengah-tengah masyarakat, yaitu mewakili profesi petani, nelayan,
mewakili unsur pedagang, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh pemuda, pengamat
pendidikan dan juga keterwakilan dari tokoh-tokoh Perempuan.

E. Pelaksana
Penjaringan data dan isu pendidikan ini dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Pendidikan Kabupaten Pidie yang dibantu kepanitiaan dari Sekretariat MPK Pidie.

F. Waktu dan Tempat


Adapun waktu pelaksanaan kegiatan penjaringan data dan isu pendidikan ini
akan dilaksanakan pada Triwulan kelima dan ke enam tahun 2018 yang bertempat
di Kota Sigli.

G. Penutup
Penjaringan data dan isu pendidikan ini merupakan upaya meminta informasi
awal dari berbagai tokoh dan pemerhati pendidikan Pidie berkaitan dengan
problema dunia pendidikan Pidie. Dengan kegiatan ini diharapkan ada kontribusi
pemikiran yang lebih bernas bagi pengembangan dan penguatan pendidikan di
Kabupaten Pidie. Demikian TOR ini dibuat sebagai acuan pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai