Anda di halaman 1dari 15

PENINGKATAN KOMPETENSI KONDISI FISIK WILAYAH

DAN PENDUDUK INDONESIA


MELALUI METODE TUTOR SEBAYA PADA
PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP NEGERI 9 PEKALONGAN
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Suwarsih
SMP Negeri 9 Pekalongan
suwarsih_hd@yahoo.com

Abstract

This study aims to improve learning outcomes and changes in attitudes and
behavior after learning through peer tutoring methods in students of class VIII A of
SMP Negeri 9 Pekalongan. This study was conducted in two cycles, after learning
with peer tutors there was an increase in the learning process, students were more
excited and enthusiastic, behavior changes students were more disciplined,
confident and honest, and learning outcomes increased with the results of 24
(92.3%) participants students complete and 2 students (7.69%) do not complete and
average 79.85.

Keywords: Learning Outcomes, Peer Tutor Method

Abstrak

Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar dan perubahan sikap serta
tingkah laku setelah pembelajaran melalui metode tutor sebaya pada peserta didik
kelas VIII A SMP Negeri 9 Pekalongan. Penelitian ini dilakukan dua siklus, setelah
pembelajaran dengan tutor sebaya terjadi peningkatan proses pembelajaran, peserta
didik lebih besemangat dan antusias, perubahan tingkah laku peserta didik lebih
disiplin, percaya diri dan jujur, serta hasil belajar meningkat dengan hasil 24
(92,3%) peserta didik tuntas dan 2 peserta didik (7,69%) tidak tuntas serta rata rata
79,85.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Tutor Sebaya

HARMONY VOL. 3 NO. 1 16


PENDAHULUAN kembali materi sehingga menjadi
Secara umum disadari bahwa hasil paham dalam setiap bahan ajar yang
pembelajaran IPS di SMP N 9 Kota disampaikan.
Pekalongan belumlah memuaskan, Permasalahan yang ingin dikaji
terutama pada materi Kondisi Fisik dalam pnelitian ini adalah
Wilayah dan Penduduk Indonesia. 1).Bagaimanakah proses pembelajaran
Materi ini penting karena merupakan dengan menggunakan metode tutor
materi dasar yang dapat mengkaitkan sebaya pada kompetensi Kondisi Fisik
dengan materi-materi berikutnya. Wilayah Dan Penduduk Indonesia
Hasil tes pada materi tersebut peserta didik Kelas VIII B SMP Negeri
mayoritas masih rendah prosentase 9 Kota Pekalongan Semester I Tahun
ketuntasannya, masih banyak yang Pelajaran 2015/2016 dapat meningkat?
dibawah KKM. Rendahnya prestasi 2) Seberapa besar peningkatan yang
belajar peserta didik tersebut diatas diperoleh peserta didik melalui metode
disebabkan proses pembelajaran yang tutor sebaya pada kompetensi Kondisi
monoton dan kurang bermakna, Fisik Wilayah Dan Penduduk
akibatnya peserta didik kurang Indonesia Kelas VIII B SMP Negeri 9
bersemangat untuk mengikuti Kota Pekalongan Semester I Tahun
pembelajaran. Agar proses Pelajaran 2015/2016? 3)
pembelajaran menjadi bermakna, Bagaimanakah perubahan sikap dan
kontekstual, tidak membosankan dan tingkah laku peserta didik setelah
tidak monoton diperlukan model mendapatkan pembelajara melalui
pembelajaran yang berorientasi pada metode tutor sebaya pada
peserta didik dan dapat melibatkan pembelajaran Kondisi Fisik Wilayah
peserta didik secara aktif. Dan Penduduk Indonesia Kelas VIII B
Agar tujuan pembelajaran tercapai SMP Negeri 9 Kota Pekalongan
maka perlu dilakukan perbaikan Semester I Tahun Pelajaran
metode mengajar khususnya pada 2015/2016?
materi kondisi fisik wilayah dan Penelitian ini bertujuan untuk (1)
penduduk Indonesia. Untuk Mengidentifikasi proses pembelajaran
melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode tutor
seperti dimaksud maka perlu diadakan sebaya pada kompetensikondisifisik
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) wilayah dan penduduk Indonesia (2)
dengan menggunakan salah satu Mendeskripsikan Seberapa besar
metode pembelajaran yaitu metode peningkatan yang diperoleh peserta
tutor sebaya. didik melalui metode tutor sebaya (3)
Penggunaan metode tutor sebaya ini Mendiskripsikan perubahan sikap dan
peserta didik bukan hanya dijadikan tingkah laku peserta didik setelah
sebagai objek pembelajaran tetapi mendapatkan pembelajara melalui
menjadi subjek pembelajaran, yaitu metode tutor sebaya.
peserta didik diajak untuk menjadi Manfaat dalam penelitian ini adalah
tutor atau sumber belajar dan tempat mampu memberikan inovasi dalam
bertanya bagi temannya. Dengan cara pengembangan teori pembelajaran
demikian peserta didik yang menjadi dengan menggunakan metode tutor
tutor melakukan repetition sebaya, bagi guru dapat mengetahui
(pengulangan) dan menjelaskan cara-cara mengatasi kesulitan belajar

HARMONY VOL. 3 NO. 1 17


peserta didik , meningkatkan rasa menjadi bagian dari dirinya, sehingga
percaya diri, membantu guru ia dapat melakukan perilaku-perilaku
berkembang secara profesional, dan kognitif, afektif dan psikomotorik
secara aktif guru mengembangkan dengan sebaik-baiknya. Sejalan
pengetahuan dan ketrampilan, bagi dengan itu, Finch & Crunkilton
sekolah dapat dijadikan acuan dalam mengartikan kompetensi sebagai
meningkatkan kualitas pembelajaran di penguasaan terhadap suatu tugas,
sekolah, yaitu dengan mengoptimalkan keterampilan, sikap dan apresiasi yang
potensi guru dalam menggunakan diperlukan untuk menunjang
metode pembelajaran dan model- keberhasilan. Hal tersebut
model pembelajaran, bagi peserta menunjukkan bahwa kompetensi
didik, peserta didik lebih mudah dalam mencakup tugas, keterampilan sikap
memahami materi yang disampaikan dan aprsiasi yang harus dimiliki oleh
oleh guru karena guru menggunakan peserta didik untuk dapat
berbagai model-model pembelajaran, melaksanakan tugas-tugas
meningkatkan hasil belajar dan pembelajaran sesuai dengan jenis
bersikap kritis terhadap hasil pekerjaan tertentu.
belajarnya dan bagi peneliti lain, bisa Dalam hubungannya dengan
dijadikan sebagai pembanding pembelajaran, kompetensi menunjuk
terutama pada metode tutor sebaya. kepada perbuatan yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi
LANDASAN TEORITIS DAN tertentu dalam proses belajar.
HIPOTESIS TINDAKAN Kompetensi selalu dilandasi oleh
rasionlitas yang dilakukan dengan
Kompetensi penuh kesadaran “bagaimana” dan
Pengertian dasar kompetensi “mengapa” perbuatan tersebut
(competency) adalah kemampuan atau dilakukan. Dengan demikian dapat
kecakapan. Dalam Kamus Besar disimpulkan bahwa kompetensi
Bahasa Indonesia kompetensi berarti merupakan indikator yang menunju
kewenangan/kekuasaan untuk kepada perubatan yang bisa diamati
menentukan (memutuskan sesuatu). dan sebagai konsep yang mencakup
Kompetensi merupakan perpaduan aspek-aspek pengetahuan,
dari pengetahuan, keterampilan, nilai keterampilan, nilai dan sikap serta
dan sikap yang direfleksikan dalam tahap-tahap pelaksanaannya secara
kebiasaan berfikir dan bertindak. Mc utuh. Kompetensi tersebut terbentuk
Ashan mengemukakan bahwa secara transaksional bergantung pada
kompetensi: “….is a knowladge, skills, kondisi-kondisi dan pihak-pihak yang
and abilities or capabilities that a terlibat secara aktual
person achieves, which become part of Menurut (Oemar Hamalik,
his or her being to the exent he or she 2010:86), bahwa hasil belajar adalah
can satisfactorily perform particular seorang telah belajar akan terjadi
cocnitive, afective and psychomotor perubahan tingkah laku pada seorang
behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi tersebut. Berdasarkan teori Taksonomi
diartikan sebagai pengetahuan, Bloom bahwa hasil belajar dalam
keterampilan dan kemampuan yang rangka Studi dicapai melalui tiga
dikuasai oleh seseorang yang telah kategori antara lain : kognitif, afektif

HARMONY VOL. 3 NO. 1 18


dan psikomotorik. Penjelasan 3 aspek ditentukan oleh fenomena-fenomena
tersebut adalah a) Ranah Kognitif ; geografis yang membatasinya,
berkenaan dengan hasil belajar misalnya gunung, sungai, lautan,
intelektual yang terdiri dari 6 aspek benua dan samudra. Menurut letak
yaitu pengetahuan, pemahaman, geografisnya Indonesia terletak di
penerapan, analisa, sintesa serta antara dua benua, yakni Asia dan
evaluasi. b) berkenaan dengan sikap Australia, dan di antara dua samudra,
dan nilai. Ranah ini meliputi lima yakni Samudra Hindia dan Samudra
jenjang kemampuan antara lain Pasifik.
menerima, menjawab, menilai serta
mengorganisasi dan karakteristik Letak Astronomis Indonesia
dengan suatu nilai. c) Ranah Letak Astronomis adalah letak suatu
Psikomotor, meliputi kemampuan wilayah dipandang dari kedudukan
motorik, manipulasi benda-benda, garis lintang dan garis bujur (Enok,
menghubungkan serta mengamati. dkk 2004:3). Berdasarkan letak
astronomisnya, Indonesia berada di
Kondisi Fisik Wilayah Indonesia antara 6° LU – 11° LS dan antara 95°
Indonesia merupakan negara BT – 141° BT. Wilayah Indonesia
kepulauan yang memiliki keragaman paling utara adalah Pulau We di
bentuk muka bumi, baik di daratan Nanggroe Aceh Darussalam yang
maupun di dasar laut. Selain berada di 6° LU. Wilayah Indonesia
keragaman bentuk muka bumi, paling selatan adalah Pulau Rote di
Indonesia juga diperkaya dari letak Nusa Tenggara Timur yang berada
geografis maupun letak astronomis. pada 11° LS. Wilayah Indonesia paling
Letak astronomis berpengaruh barat adalah ujung utara Pulau
terhadap iklim, sementara letak Sumatera yang berada pada 95° BT dan
geografis berpengaruh terhadap wilayah Indonesia paling Timur di
keadaan alam maupun penduduknya. Kota Merauke yang berada pada 141°
Kondisi yang demikian ini ternyata BT
mempunyai hubungan yang erat
dengan segala aktivitas manusianya. Keadaan Penduduk Indonesia
Atau dalam kata lain bahwa kondisi Penduduk adalah semua orang yang
sosial suatu wilayah tidak akan terlepas pada waktu sensus dilaksanakan telah
dari keadaan fisiknya. Karena itu enam bulan lamanya bertempat tinggal
kajian/pembahasan geografi adalah di suatu negara. Penduduk Indonesia
mengkaji/membahas saling hubungan adalah semua orang yang pada waktu
antara unsur fisik dan unsur sosial di sensus penduduk dilaksanakan telah
permukaan bumi. enam bulan lamanya bertempat tinggal
di Indonesia ( Enok, dkk, 2004 :..... )
Letak Geografis Indonesia Salah satu kekuatan penting dalam
Letak Geografis suatu wilayah komposisi demografi Indonesia yang
adalah keberadaaan psosisi wilayah memiliki hubungan dengan
tersebut sesuai dengan bentuk dan perekonomian adalah penduduk usia
letaknya di bumi (Enok,dkk 2004:9 ). muda yang ada di Indonesia. Mereka
Letak geografis disebut juga letak adalah kekuatan kerja (asal ada cukup
relatif, disebut relatif karena posisinya banyak kesempatan kerja). Rata-rata

HARMONY VOL. 3 NO. 1 19


usia penduduk Indoensia adalah 28.2 2002:84). Inti dari metode
tahun (perkiraan tahun 2011). Ini pembelajaran tutor sebaya adalah
adalah median age yang berarti pembelajaran yang pelaksanaannya
separuh dari populasi Indonesia dengan membagi kelas dalam
berusia 28.2 tahun lebih dan kelompok-kelompok kecil, yang
separuhnya lagi umurnya di bawah sumber belajarnya bukan hanya guru
28.2 tahun. Mengnai jenis kelamin, melainkan juga teman sebaya yang
rata-rata median age wanita di pandai dan cepat dalam menguasai
Indonesia adalah 28.7 tahun, suatu materi tertentu. Dalam
sementara median age pria lebih muda pembelajaran ini, peserta didik yang
setahun (27.7 tahun). menjadi tutor hendaknya mempunyai
kemampuan yang lebih tinggi
Tutor Sebaya dibandingkan dengan teman lainnya,
Tutor sebaya adalah sekelompok sehingga pada saat dia memberikan
peserta didik yang telah tuntas bimbingan ia sudah dapat menguasai
terhadap bahan pelajaran, memberikan bahan yang akan disampaikan
bantuan kepada peserta didik yang (Sutamin, 2007:67)
mengalami kesulitan dalam memahami
bahan pelajaran yang dipelajarinya. Kerangka Berpikir
(Suherman, 2003:98) Bantuan belajar Pembelajaran pada mata pelajaran
oleh teman sebaya dapat Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk
menghilangkan kecanggungan. Bahasa Indonesia merupakan materi awal
teman sebaya lebih mudah dipahami, kelas VIII Semester 1 dan merupakan
selain it denan teman sebaya tidak ada materi dasar yang harus dikuasai
rasa enggan, rendah diri, malu dan peserta didik, namun kenyataannya
sebagainya, sehingga diharapkan hasil belajar peserta didik pada materi
peserta didik yang kurang paham tidak tersebut rendah, sebab pembelajaran
segan-segan untuk mengungkapkan yang yang dilakukan guru masih
kesulitan-kesulitan yang dihadapinya monoton dan kurang bervariasi
(Sukmadinata, 2007:56). Komunikasi sehingga perlu adanya usaha dari guru
secara verbal (Mathematical agar peserta didik dapat meningkat
conversation) merupakan “ a tool for hasil belajarnya dan terjadi perubahan
measuring growth in understanding, tingkah laku
allow participants to learn about the Salah satu metode yang dapat
mathematical contructions from digunakan dalam pembelajaran ini
others and give participants adalah metode tutor sebaya. Dari
opportunities to reflect on their own beberapa penelitian yang telah
mathematical understanding”, yang dilakukan, metode tutor sebaya ini
berarti bahwa komunikasi secara efektif digunakan selain meningkatkan
verbal merupakan alat untuk hasil belajar peserta didik juga dapat
meningkatkan pemahaman, dengan memberikan perubahan perilaku
membimbing peserta didik untuk peserta didik karena metode tutor
belajar dari peserta didik lainnya, dan sebaya memuat nilai nilai pendidikan
memberikan kesempatan kepada karakter.
peserta didik itu untuk merefleksikan
pemahaman mereka. (Asikin,

HARMONY VOL. 3 NO. 1 20


Hipotesis Tindakan Teknik nontes digunakan untuk
Hipotesis tindakan dalam penelitian mengumpulkan data yang bersifat
ini adalah dengan menggunakan abstrak,yaitu perubahan-perubahan
metode tutor sebaya proses sikap dan perilaku peserta didik
pembelajaran, hasil belajar peserta dalam materi kondisi fisik wilayah dan
didik Kelas VIII A SMP Negeri 9 Kota penduduk Indonesia. Tenik nontes
Pekalongan Semester 1 Tahun dalam penelitian ini diterapkan melalui
Pelajaran 2015/2016 meningkat dan pedoman observasi, catatanharian
perilaku peserta didik berubah kearah guru dan peserta didik, wawancara
positif dan dokumentasi foto.

METODE PENELITIAN Teknik Analisa data


Penelitian ini merupakan penelitian Data hasil penelitian dianlisis
tindakan (action research) yang menggunakan analisis deskritif dengan
dilaksanakan dalam dua putaran.Setiap teknik analisis prosentase. Untuk
putaran terdiri dari empat tahap yaitu menganalisis tingkat keberhasilan atau
perencanaan, tindakan dan presentase keberhasilan peserta didik
pengamatan, serta refleksi. setelah proses belajar mengajar
Sasaran atau subjek penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan
adalah peserta didik kelas VIII A SMP evaluasi berupa soal tes tertulis pada
Negeri 9 Kota Pekalongan. Data setiap akhir putaran. Untuk menilai
penelitian diperoleh dari hasil ulangan ulangan atau tes siklus peneliti
harian peserta didik sebelum tindakan, melakukan penjumlahan nilai yang
lembar observasi proses pembelajaran, diperoleh peserta didik, yang
jurnal peserta didik, jurnal guru dan selanjutnya dibagi dengan jumlah
tes/ulangan tiap akhir siklus, peserta didik yang ada di kelas tersebut
wawancara serta dokumentasi selama sehingga diperoleh rata-rata tes
tindakan diberikan. Ʃ𝑥
ulangan (x = ƩN ). Untuk menghitung
prosentase ketuntasan belajar
Teknik Pengumpulan data
digunakan rumus
Teknik pengumpulan data adalah Ʃ𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
cara yang digunakan untuk ( 𝑃= x
ƩPeserta didik
mengumpulkan data penelitian. Dalam 100% )
penelitian ini, teknik yang digunakan kemudian untuk mengetahui
adalah teknik tes dan nontes. Teknik peningkatan hasil belajar tiap siklus
tes digunakan untuk mengetahui digunakan analisa kuantitatif dengan
kemampuan pengetahuan peserta rumus nilai sesudah tindakan dibagi
didik dalam pembelajaran materi nilai sebelum tindakan kali seratus
kondisi fisik wilayah dan penduduk A
persen (P = Bx 100% )
Indonesia dengan menggunakan
.
metode tutor sebaya. Tes dilaksanakan
Indikator Kinerja
dalam bentuk pilihan ganda, yaitu
Indikator kinerja dalam penelitian
peserta didik menjawab pertanyaan
ini meliputi dua aspek, yaitu kuantitatif
yang terkait dengan indikator
dan kualitatif. Indikator kuantitatif,
pencapaian.
dilakukan atas dasar tes. Nilai yang
diharapkan yang dicapai peserta didik

HARMONY VOL. 3 NO. 1 21


sesuai KKM, yaitu sebesar 73. Peserta wilayah dan penduduk Indonesia yang
didik yang memperoleh nilai minimal akan dipelajari; (4) guru menjelaskan
73 dinyatakan tuntas secara individual kompetensi yang akan dicapai dalam
sedangkan secara klasikal apabila pembelajaran materi kondisi fisik
jumlah siswa yang tuntas KKM wilayah dan penduduk Indonesia, dan
sekurang kurangnya 85 %, sementara tujuan manfaat yang diperoleh jika
peserta didik yang memperoleh nilai di peserta didik menguasai kompetensi
bawah 73 dinyatakan belum tuntas. tersebut; (5) guru membagi peserta
Dalam indikator kualitatif penilaian didik dalam beberapa kelompok.
dilakukan atas dasar teknik nontes. Selanjutnya di bagian inti
Indikator kualitatif untuk pembelajaran dibagi menjadi enam
pembelajaran Kondisi Fisik Wilayah bagian, yaitu: (1) Pengelompokan
Dan Penduduk Indonesia peserta didik, tiap kelompok terdiri 3-4
menggunakan metode Tutor Sebaya, peserta didik, kemudian guru
yaitu mengenai proses pembelajaran membagikan LKS yang berisikan
dan perubahan perilaku peserta didik tentang materi Keadaan Wilyah
setelah dilakukan pembelajaran Indonesia untuk didiskusikan secara
menggunakan metode Tutor Sebaya kelompok. (2) Diskusi kelompok, guru
berkeliling Tutor Sebaya
Prosedur Penelitian mendampingi, memandu dan
Prosedur penelitian siklus I diawali mencermati peserta didik bekerja. (3)
dengan perencanaan yaitu meliputi (1) Pendampingan oleh tutor sebaya, guru
menyiapkan materi pembalajaran, (2) meminta masing masing kelompok
menyusun rencana pembelajaran, (3) dengan dampingan tutor sebaya untuk
membuat dan menyiapkan instrumen mendemonstrasikan hasil diskusinya
berupa lembar observasi, catatan didepan kelas. (4) Mengasosiasi/
harian, wawancara, dan dokumentasi menalar, yaitu menganalisis dan
foto, (4) menyiapkan media mengevaluasi proses hasil diskusi. (5)
pembelajaran, (5) menyiapkan lembar Pengamatan dan Inventarisasi masalah
kriteria penilaian tes, (6) kolaborasi individu oleh tutor, pada bagian ini
dengan guru mata pelajaran untuk tutor mengamati keaktifan anggota
mengkonsultasikan rencana kelompoknya dan juga materi yang
pembelajaran. masih menjadi kendala masing-masing
Pelaksanaan pembelajaran, pada anggotanya, hasil pengamatan tadi
pelaksanaan pembelajaran bagian menjadi bahan laporan kepada guru;
pendahuluan diawali dengan kegiatan (6) Penugasan oleh guru. (7) Posttes,
sebagai berikut, (1) guru melakukan dalam fase ini peserta didik diberikan
apersepsi kepada peserta didikdengan tes secara perorangan,hal ini untuk
menyampaikan salam dan berdo’a; (2) mengetahui sejauh mana perbedaan
guru mengkondisikan peserta didik hasil belajar secara kelompokdengan
agar siap mengikuti pembelajaran dan pendampingan tutor sebaya dan secara
menjelaskan secara sepintas perorangan, disamping itu dengan tes
mengenai model pembelajaran Tutor ini dapat diketahi peserta didik mana
Sebaya; (3) guru membemberi yang sudah mencapai ketuntasan dan
motivasi dengan menanyakan apakah yang belum mencapai ketuntasan.
sudah membaca materi kondisi fisik

HARMONY VOL. 3 NO. 1 22


Tahap selanjutnya adalah tahap HASIL PENELITIAN DAN
terakhir yaitu tahap penutup. Tahap PEMBAHASAN
penutup meliputi: (1) peserta didik
diberi pertanyaan secara lisan; (2) Hasil Penelitian
peserta didik diminta melakukan Kondisi Pra siklus (Kondisi awal)
refleksi terhadap proses pembelajaran Prasiklus dilaksanakan sebelum
terkait dengan penguasaan materi, dilakukan tindakan penelitian, hal ini
pendekatan dan model pembelajaran dimaksud untuk mengetahui kondisi
yang digunakan; (3) peserta didik awal kemampuan peserta didik dalam
diberi pesan tentang nilai dan moral; mempelajari materi kondisi fisik
(4) peserta didik diingatkan untuk wilayah dan Penduduk Indonesia pada
menyempurnakan jawaban atas peserta didik kelas 8A SMP Negeri 9
pertanyaan yang telah dirumuskan Kota Pekalongan. Pada kondisi awal
untuk dikumpulkan kepada guru; (5) berdasarkan pengamatan peserta didik
peserta didik diminta untuk membaca ketika mengikuti pembelajaran masih
materi pada pertemuan berikutnya. kurang bersemangat, mengantuk,
Pelaksanaan pembelajaran pada cerita sendiri dan mondar mandir
siklus II hampir sama dengan berjalan kesana kemari. Untuk
pelaksanaan pembelajaran siklus I, pengukuran kemampuan pada materi
hanya pada siklus II terdapat perbaikan kondisi fisik wilayah dan penduduk
perbaikan diantaranya jumlah Indonesia masing masing indikator
pemberian materi pada tutor ditambah, hasilnya masih beragam. Hasil tes awal
media pembelajaran sebagai alat bantu menunjukkan dari 26 peserta didik
tutor ditambah, lembar kerja siswa dalam menjawab soal terdapat
(LKS) lebih disederhanakan. 2.peserta didik kategori sangat baik,5
peserta didik kategori baik, 9 peserta
didik kategori.cukup,dan10 peserta
didik kategori kurang, hanya 15,6%
atau 6 peserta didik yang mencapai
KKM dengan nilai rata-rata kelas
sebesar 56,34 masih dalam kategori
cukup. Data hasil tes dapat ditunjukkan
seperti tabel berikut.

Tabel 1. Data Hasil Tes Pra Siklus


No Kategori Rentang F Bobot Presentase
Nilai (%)
1 Sangat Baik 85−𝟏𝟎𝟎 2 170 8
2 Baik 70−𝟖𝟒 7 425 26
3 Cukup 55−𝟔𝟗 9 630 36
4 Kurang 00−𝟓𝟒 10 335 38

HARMONY VOL. 3 NO. 1 23


Siklus I peserta didik menanggapi presentasi
Proses Pembelajaran dengan tutor kelompok lain ketika kegiatan diskusi,
sebaya pada Siklus I terdapat 14 peserta didik atau sebesar
Untuk proses pembelajaran 54% dan termasuk dalam kategori
aspek apersepsi guru, terdapat 20 baik, serta. Keterlibatan tutor sebaya
peserta didik atau sebesar 77% dan dalam kegiatan diskusi 4 peserta didik
termasuk dalam kategori baik. Aspek atau sebesar 67% termasuk dalam
Proses respon peserta didik kategori baik.
memperhatikan penjelasan guru
terdapat 15 peserta didik atau sebesar Hasil Belajar siklus I
56% dan termasuk dalam kategori Berdasarkan tabel 2 hasil tes siklus I
cukup. Aspek proses peserta didik aktif diperoleh hasil rata-rata nilai peserta
berdiskusi terdapat 20 peserta didik didik 64,30 dan termasuk dalam
atau sebesar 77% dan termasuk dalam kategori cukup, Ketuntasan individu
kategori baik. Aspek keberanian dengan skor diatas KKM 72 dicapai
peserta didik ketika memaparkan hasil oleh 8 peserta didik Ketuntasan
diskusi, terdapat 12 peserta didik atau klasikal dengan rata-rata 79,50 atau
sebesar 46% dan termasuk dalam sebesar 30,76 dari total peserta didik
kategori kurang. Proses keberanian

Tabel 2. Data Hasil Tes Siklus I


No Kategori Rentang F Bobot Presentase
Nilai (%)
1 Sangat Baik 85 −𝟏𝟎𝟎 2 176 7,69 %

2 Baik 70 − 𝟖4 6 426 23,08%


3 Cukup 55 − 𝟔𝟗 11 722 42,31%
4 Kurang 00 − 54 7 294 26,92%

Perilaku Peserta didik Setelah didik atau 53,85%, untuk aspek


Siklus I antusias peserta didik mengikuti
Berdasarkan hasil bservasi Perilaku pembelajaran dengan peserta didik
Peserta didik setelah Mengikuti metode tutor sebaya 20 peserta didik
Pembelajaran Siklus I tanggal 12 atau 76,92%, selanjutnyauntuk aspek
Oktober 2015 tersebut dapat diketahui yang terakhir yaitu peserta didik tertib
bahwa sikap tertib , santun dan disiplin selama mengerjakan soal dalam
serta perhatian peserta didik terhadap diskusi atau ulangan sejumlah 16
penjelasan guru dan tutor sebesar 18 peserta didik atau 61,54%.
peserta didik atau 69,23%, Untuk
aspek kerjasama sebesar 14 peserta Siklus II
didik atau 53,85%. Untuk aspek
tanggung jawab sebesar 19 peserta Proses pembelajaran pada siklus II
didik atau 73,08%, Untuk aspek cara Berdasarkan hasil observasi pada
peserta didik mengemukakan pendapat siklus II ditunjukkan aspek apersepsi,
atau presentasi sebesar 14 peserta terdapat 25 peserta didik atau antusias

HARMONY VOL. 3 NO. 1 24


atau sebesar 96,15% dan termasuk dalam kegiatan diskusi 6 peserta didik
dalam kategori sangat baik. Aspek atau sebesar 100% termasuk dalam
proses memperhatikan penjelasan guru kategori sangat baik.
terdapat 25 peserta didik atau sebesar
96,15% dan termasuk dalam kategori Hasil belajar siklus II
sangat baik. Aspek proses peserta didik Berdasarkan tabel 3 hasil tes siklus
aktif berdiskusi terdapat 24 peserta II diperoleh rata-rata nilai peserta didik
didik atau sebesar 92,31% dan 79,85 dan termasuk dalam kategori
termasuk dalam kategori sangat baik. baik, ketuntasan individu dengan skor
Aspek proses keberanian peserta didik diatas KKM 72 dicapai oleh 24 peserta
memaparkan hasil diskusi di depan didik, serta ketuntasan klasikal dengan
kelas, terdapat 20 peserta didik atau rata-rata 76,9 atau sebesar 92,30 dari
sebesar 76,92 % dan termasuk dalam total peserta didik.
kategori sangat baik. Aspek peserta
didik berani mengemukakan pendapat
mengomentari presentasi kelompok
lain ketika kegiatan diskusi, terdapat
22 peserta didik atau sebesar 84,62%
dan termasuk dalam kategori sangat
baik. Aspek keterlibatan tutor sebaya
Tabel 3 : Data Hasil Tes Siklus II
No Kategori Rentang F Bobot Presentase Rata rata skor
Nilai (%)
1 Sangat 85 −𝟏𝟎𝟎 7 632 26,92% 1. Rata rata nilai yang
Baik diperoleh peserta didik
2076/26 = 79,85 termasuk
2 Baik 70 − 𝟖4 18 2104 69,23% katagori baik
2. Ketuntasan individual
3 Cukup 55 − 𝟔𝟗 1 60 3,85% dengan skor diatas KKM
72 dicapai 24 peserta didik
3. Ketuntasan klasikal
4 Kurang 00 − 54 0 0 0% dengan rata rata 11384/24
= 76,9 atau sebesar 92,3
dari total peserta didik

Perilaku Peserta Didik peserta didik atau 76,92%, untuk aspek


Berdasarkan observasi dapat antusias dan senang mengikuti
diketahui bahwa sikap tertib, santun pembelajarn sebesar 25 peserta didik
dan disiplin sebesar 24 peserta didik atau 96,15% Sedang untuk aspek yang
atau 92,31%, untuk aspek kerjasama terakhir yaitu peserta didik jujur
sebesar 20 peserta didik atau 76,92%, mengerjakan soal selama tes atau
untuk aspek tanggung jawab sebesar 25 diskusi sebesar 24 peserta didik atau
peserta didik atau 96,15%, untuk aspek 92,31%.
rasa percaya diri peserta sebesar 20

HARMONY VOL. 3 NO. 1 25


Pembahasan Hasil Penelitian sebaya terbukti bisa memotivasi
Proses Pembelajaran Kondisi Fisik peserta didik menjadi antusias dalam
Wilayah Dan Penduduk Indonesia mengikuti pembelajaran, peserta didik
Melalui Metode Tutor Sebaya lebih memperhatikan, lebih aktif
Berdasarkan tabel 4 hasil proses karena pembelajarn tidak monoton,
pembelajaran siklus I dan II diatas tumbuh keberanian dalam berdiskusi
dapat diketahi bahwa proses dan dalam menjawab ataupun
pembelajaran kondisi fisik wilayah dan menanggapi pertanyaan pertanyaan
penduduk Indonesia dengan metode sehingga suasana pembelajaran
tutor sebaya mengalami peningkatan menjadi hidup, menyenangkan dan
pada setiap aspeknya. Metode tutor kondusif.

Tabel 4. Hasil Proses Pembelajaran Siklus I dan II


HASIL PERUBAHAN PROSES PEMBELAJARAN
siklus ASPEK
Apperse Memper Aktif Keberanian Keberani Keterliba
psi ha tikan didkusi memaparka an tan tutor
penjelas n hasil menangg sebaya
an guru diskusi api
kelompok
lain
Siklus I 20 15 ( 56 20 12 ( 46% ) 14 (54% ) 4 (67% )
( 77% ) %) ( 77% ) Kurang Kurang baik
Baik Cukup Baik
Siklus II 25 25 24 20 (76,92% 18 ( 69,23 6 (100%
(95,15% (95,15% (92,31 ) Baik %) Baik ) Sangat
) Sangat ) Sangat %) Baik
Baik Baik Sangat
Baik

Hasil Belajar mengalami peningkatan yang


Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui signifikan yaitu 24 atau sebesar
siklus I nilai rata rata peserta didik 92,31%, sedang jumlah peserta didik
64,30 mengalami peningkatan 14,13% yang tidak tuntas hanya tinggal 2 atau
dari hasil tes pra siklus walaupun sebesar 7,69%. Peserta didik yang
secara klasikal nilai rata rata tersebut tidak tuntas tersebut memang berbeda
masih dibawah KKM yaitu 73, jumlah dengan peserta didik yang lain, satu
peserta didik yang tuntas sebesar 8 peserta didik bernama Bagus Ahok
atau 30,77%, jumlah peserta didik memang sudah berkali kali diberi tugas
yang tidak tuntas 8 atau sebesar tetapi hasil masih belum maksimal,
69,23%. Pada siklus II nilai rata rata sedang yang satu lagi atas nama Bella
peserta didik 79,85 mengalami peserta didik ini memang secara
peningkatan 24,18% dari hasil tes keseluruhan kemampuan berfikir
siklus I, secara klasikal nilai rata rata sangat rendah, dan peserta didik
melebihi nilai KKM , jumlah peserta tersebut termasuk peserta didik yang
didik yang tuntas pada siklus II tidak naik kelas pada tahun 2014/2015.

HARMONY VOL. 3 NO. 1 26


Tabel 5. Data Hasil Tes Siklus I Dan Siklus II
No Kondisi Nilai Prosentase Tuntas Tidak Tuntas
Awal Rata kenaikan
Rata
Jumlah Prosen Jumlah Prosenta
tase se
1 Pra 56,34 6 23,08 20 76,92
Siklus
2 Siklus I 64,30 14,13 8 30,77 18 69,23
3 Siklus II 79,85 24,18 24 92,31 2 7,69

Perkembangan Rata-rata nilai tiap siklus


79.85

80 64.3

70 56.34

60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

HARMONY VOL. 3 NO. 1 27


Tabel 6. Perubahan Perilaku Peserta didik


HASIL PERUBAHAN TINGKAH LAKU

Tertib dan Kerjasama Tanggung Percaya Antusias dan Jujur


santun jawab diri senang

Siklus I Siklus I Siklus I Siklus I Siklus I Siklus I


18 14 (53,85%) 19 (73,08%) 14 20 (76,92%) 16 (61,54%)
(69,23%) kerjasama sikap (53,85%) peserta didik dalam
ketertiban peserta tanggung percaya antusias mengerjaka
dan didik dalam jawab diri dalam n tes peserta
kesantuntun diskusi peserta peserta mengikuti didik
anpeserta kelompok didik baik didik pembelajaran kurang
didik belum ,namun ketika namun masih jujur, masih
masih perlu maksimal perlu presentasi perlu ada peserta
ditingkatka ditingkatkan kurang dioptimalkan didik yang
n perlu menyontek,
motivasi dan
bertanya
pada teman
Siklus II Siklus II Siklus II Siklus II Siklus II Siklus II
24 20 (76,92%) 25 (96,15%) 20 25 ( 96,15%) 26 (100%)
(92,31%) peserta peserta (76,92%) peserta didik peserta
peserta didik aktif didik peserta senang dan didik jujur
didik tertib bekersasam memiliki didik antusias dalam
dan santun a dengan rasa memiliki dengan mengerjaka
dalam kelompokny tanggung rasa metode tutor n tes
mengikuti a ketika jawab percaya sebaya
pembelajar diskusi ketika diri kietika
a berdiskusi presentasi
hasil
diskusi

Berdasarkan tabel diatas dapat


diketahui bahwa pembelajaran dengan PENUTUP
metode tutor sebaya dapat
mempengaruhi perubahan perilaku Simpulan
peserta didik kearah yang positif, Simpulan hasil penelitian ini adalah:
terbukti peserta didik menjadi tertib, 1) Proses pembelajaran dengan
antusias dan senang dalam mengikuti menggunakan metode tutor sebaya
pembelajaran, lebih tanggung jawab, pada siklus I dan siklus II mengalami
lebih percaya diri, kerjasama antar peningkatan ke arah positif. Hal ini
teman meningkat serta bersikap jujur. terlihat dari adanya peningkatan di

HARMONY VOL. 3 NO. 1 28


setiap aspek proses pembelajaran, 2) Sebaya Terhadap Hasil
Hasil belajar dengan menggunakan Belajar Peserta didik Dalam
metode tutor sebaya pada peserta didik Belajar Microsoft Excel di
kelas VIII A SMP Negeri 9 Kota Kelas VIII SMP Dua Mei
Pekalongan tahun pelajaran 2015/2016 Banjarmasin tahun Pelajaran
mengalami peningkatan, 3) 2009/2010“ (Online)
Berdasarkan hasil observasi dapat Tersedia:
diketahui bahwa perilaku peserta didik http://cs.upi.edu/uploads/pap
setelah mengikuti pembelajaran dengan er_skripsi_dik/EFEKTIVITA
metode tutor sebaya pada setiap aspek S%20MODEL%20PEMBEL
mengalami perubahan kearah yang AJARAN%20TUTOR%20SE
positif. BAYA%20TERHADAP%20H
ASIL%20BELAJAR%20SISW
Saran A%20dedi%20herianto.pdf
Berdasarkan hasil penelitian yang diakses 10 Agustus 2015.
peneliti lakukan , peneliti memberikan
saran saran kepada: 1) Guru mata Huda, Miftahul. 2013. “Model model
pelajaran IPS kiranya dapat pengajaran dan
memanfaatkan metode tutor sebaya Pembelajaran” (Cetakan ke
sebagai salah satu alternatif dalam III). Yogyakarta:Pustaka
pembelajaran agar proses pembelajaran Pelajar.
IPS menjadi bermakna, kontekstual ,
tidak membosankan dan tidak monoton Maryani, (2010). “Penerapan Metode
2) Kepala sekolah agar memfasilitasi Pembelajaran Tutor Sebaya
dan memotivasi guru dalam Untuk Meningkatkan Prestasi
melaksanakan pembelajaran inovatif Belajar Akuntansi pada
yang menyenangkan seperti dalam Peserta didik Kelas X SMK
penelitian ini, 3) Dinas pendidikan agar Batik 2 Surakarta Tahun
menyebarluaskan penelitian ini agar Pelajaran 2009/2010”
lebih bermakna. (Online) Tersedia:
http://core.ac.uk/download/fil
DAFTAR PUSTAKA es/478/12351790.pdf diakses
Arikunto, S.2006.”Prosedur Penelitian 10 Agustus 2015.
Suatu Pendekatan Praktik”
Edisi Revisi VI, Jakarta : Miarso, Yusufhadi. 2005. “Menyemai
Rineka Cipta. Benih Teknologi
Pendidikan”. Jakarta cetakan
Asikin. 2002. “Strategi Belajar dan kedua: Prenada Media.
Pembelajaran”. Jakarta.
Muntasir, M. Saleh 1985. Pengajaran
Hamalik,Oemar.2008.”Proses belajar Terprogram. Jogjakarta :
mengajar “Jakarta Cetakan ke Karya Anda.
tujuh: Bumi Aksara.
Sadirman, 1987. Interaksi dan Motivasi
Herianto, Dedi, (2010) “Efektivitas Belajar Mengajar, Jakarta :
Model Pembelajaran Tutor Rajawali pers Suherman, E

HARMONY VOL. 3 NO. 1 29


dkk. 2003. “Strategi cetakan ketiga: PT.Remaja
Pembelajaran Matematika Rosdakarya Offset.
Kontemporer”. Bandung:
UPI. Suyitno. Amin. 2004. Dasar-dasar
Proses Pembelajaran
Saptono,P.H. 2012. “Kondisi Fisik, Matematika. Bahan Ajar, S1
Wilayah dan Program Studi Pendidikan
Penduduk Indonesia” Matematika. Semarang:
(Online). Tersedia: UNNES.
https://abelpetrus.wordpress.
com/geography/kondisi-fisik- Yamin, M, 2007. “Profesionalisasi
wilayah-dan-penduduk- Guru dan Implementasi
indonesia/ diakses 10 Agustus KTSP”. Jakarta: Gaung
2015. Persada Press.

Subiyantoro. 2014. “Penelitian ……………………, 1996. Ensiklopedi


Tindakan kelas” Indonesia Seri Geografi, PT.
.Semarang:Perpustakaan Intermasa Jakarta.
Nasional Katalog Dalam
Terbitan (KDT). ................................,’ 2005. Materi
Pelatihan Terintegrasi Ilmu
Sukmadinata. Nana Syaodih. 2007. Pengetahuan Sosial “
“Metode Penelitian Depdiknas, Dirjen
Pendidikan” Bandung Pendidikan dasar dan
menengah, Dirjen pendidikan
lanjutan Pertama.

HARMONY VOL. 3 NO. 1 30

Anda mungkin juga menyukai