Anda di halaman 1dari 8

e-Journal Keperawatan (e-Kp), Volume 7 Nomor 1, 25 April 2019

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN


KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
GMIM PANCARAN KASIH MANADO

Lenny Gannika
Andi Buanasari

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : lennygannika@unsrat.ac.id

Abstrack: Nurse’s performance is a quality and quantity work result accomplished by a nurse
in fulfilling her duties according to her responsibilities in providing nursing care to the patient
overall. There is some factors that influence the nurse performance,one of the factor is
leadership style. The research purpose is to identify the leadership style og head room to the
nurse and nurse performance to the patient and to analyze whether there is any relation of
leadership style of head room with nurse performance in inpatient room of GMIM Pancaran
Kasih Hospital Manado. The research design used is descriptive analysis method through
cross-sectional. The sample consists of 61 respondents obtained by using non random sampling
technique with purposive sampling method. The result of the research significant result was
obtained at ρ-value=1,000 >(0,05). The condusion is that there is no relation between
leadership style of head room with nurse performance in inpatient room of GMIM Pancaran
Kasih Hospital Manado.
Keywords: Head office leadership style, nurse performance

Abstrak: Kinerja perawat adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara menyeluruh. Ada berapa faktor yang
mempengaruhi kinerja perawat salah satunya yaitu gaya kepemimpinan. Tujuan penelitian ini
mengidentifikasi gaya kepemimpinan kepala ruangan pada perawat dan kinerja perawat pada
pasien serta menganalisis Apakah Ada Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan
Dengan Kinerja Perawat Diruang Rawat Inap RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Desain
penelitian yang digunakan Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel
berjumlah 61 responden yang didapat dengan menggunakan tehnik non random sampling
dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan nilai signifikan p-value =
1,000 > (0,05) Kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala
ruangan dengan kinerja perawat diruang rawat inap RSU GMIM Panacaran Kasih Manado.

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan, Kinerja Perawat

1
e-Journal Keperawatan (e-Kp), Volume 7 Nomor 1, 25 April 2019

PENDAHULUAN memastikan kinerja yang bermutu, maka


Rumah sakit menurut UU nomor 44 diperlukan suatu pemantauan dan evaluasi.
tahun 2009 adalah institusi pelayanan Semakin banyak perawat yang mempunyai
kesehatan yang menyelenggarakan kinerja rendah, maka kualitas pelayanan
pelayanan kesehatan perorangan secara kesehatan secara keseluruhan akan
penuh serta menyediakan pelayanan rawat menurun. Perawat dituntut untuk
inap, rawat jalan dan gawat darurat . Rumah menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
sakit juga merupakan tempat pelayanan secara efektif dan efisien (Junaid, 2016).
kesehatan yang mempunyai peran yang Perawat yang merasa pemimpinya mampu
sangat penting untuk meningkatkan Sumber bekerja sama dengan bawahannya, yaitu
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas pemimpin yang berkerja dengan baik dan
dalam rangka upaya mempercepat selalu merasakan kenyamanan dalam
peningkatan derajat kesehatan secara bekerja, tidak ada yang di sembunyikan
komprehensif dan dapat diterima oleh antara pemimpin dan bawahan, semua
seluruh masyarakat (Sari, 2016). Kualitas secara transparan dan saling mendorong
sumber daya manusia di rumah sakit yang memberi inovasi dan kreatifitas dalam
tinggi diharapkan mampu meningkatkan menjalankan tugas. Seorang pemimpin
kinerja layanan, harus mampu memimpin bawahannya
sehingga dapat tercipta dalam suatu dengan segala ucapan, perbuatan, dan sikap
lingkungan kerja yang lebih baik. Salah satu yang mendorong dan megantarkan
profesi yang berperan penting dalam pelayanan yang hendak di capai
memberikan pelayanan kesehatan adalah (Triwibowo 2013). Gaya kepemimpinan
perawat. Perawat merupakan sumber daya merupakan suatu cara yang digunakan oleh
manusia yang ikut berperan penting baik seorang pemimpin dalam mempengaruhi
tidaknya pelayanan kesehatan di rumah perilaku orang lain. Seorang pemimpin
sakit karena selain jumlahnya yang cukup sebaiknya memiliki karakteristik tertentu,
banyak, perawat juga merupakan profesi memahami ciri-ciri kepemimpinan serta
yang memberikan pelayanan secara tetap mempunyai tiga komponen kepemimpinan
dan terus menerus kepada pasien (Sari, yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi.
2016). Perawat merupakan tenaga yang Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
paling sering berinteraksi dengan pasien Paramita (2011) melaporkan bahwa ada
dan keluarga sehingga perannya sangat beberapa gaya kepemimpinan yang efektif
menentukan kualitas rumah sakit, peran dalam suatu organisasi yaitu karismatik,
perawat di rumah sakit khususnya di otoriter, demokratis, dan moralis.
instalasi rawat inap sangat penting. Perawat Menurut penelitian yang dilakukan
merupakan peran terbesar pelayanan oleh Isneini (2017) tentang Hubungan Gaya
kesehatan dirumah sakit dan tenaga yang Kepemimpinan Kepala Ruangan
paling lama berhubungan dengan pasien. dengan Kualitas Dokumentasi
Akan tetapi, kinerja perawat masih banyak Keperawatan, terdapat gaya kepemimpinan
dikeluhkan oleh pasien dan keluarganya, intruksi 79.8 % melakukan dokumentasi
hal ini tampak dari banyaknya masukan dari keperawatan sangat lengkap, gaya
pasien dan keluarga tentang pelayanan kepemimpinan konsultatif 81,8 % perawat
rumah sakit terutama perawat (Maslita, pelaksana melakukan pendokumentasian
2017). sangat lengkap, gaya kepemimpinan
Kinerja yang kurang baik disebabkan partisipasi 85,3 % melakukan
sedikitnya staf atau staf tidak memberikan pendokumentasian asuhan keperawatan
layanan berdasarkan standar dapat dengan sangat lengkap, gaya
berdampak pada tidak terpenuhinya kepemimpinan delegasi 83,7 % perawat
kebutuhan masyarakat dan pasien. Untuk

2
e-Journal Keperawatan (e-Kp), Volume 7 Nomor 1, 25 April 2019

pelaksana melakukan pendokumentasian rancangan desain penelitian Deskriptif


sangat lengkap (Isnaeni,2017). Analitik dengan pendekatan Cross
Kepemimpinan dikatakan ideal jika Sectional. Pendekatan cross sectional
tujuan dan keputusan kerja dibuat bersama merupakan penelitian yang dikumpulkan
dalam kelompok. Pemimpin yang paling dan diukur secara simultan pada waktu
efektif mempunyai hubungan saling yang sama terhadap variabel-variabel yang
mendukung dengan bawahannya, diteliti (Hidayat, 2008). Penelitian ini
cenderung tergantung pada pembuatan memiliki variabel independen yaitu gaya
keputusan kelompok dari pada individu dan kepemimpinan kepala ruangan dan variabel
mendorong perawat untuk menentukan dan dependen yaitu kinerja perawat Di Ruang
mencapai sasaran prestasi kerja yang tinggi. Rawat Inap Rumah Sakit Pancaran Kasih
Bagi perawat diruang rawat inap, kepala Manado. Populasi dalam penelitian ini
ruangan adalah pemimpin yang dapat adalah perawat diruang rawat inap RSU
menggerakan perawat untuk dapat GMIM Pancaran Kasih Manado sebanyak
melaksanakan kinerja dengan baik. 158 orang. Pengambilan dalam penelitian
Gambaran kepemimpinan kepala ruangan ini dilakukan secara non random sampling
dapat dilihat dari perannya sebagai seorang dengan metode purposive sampling yaitu
manajer sekaligus menjalankan peran teknik penentuan sampel dengan cara
sebagai seorang pemimpin, mengatur, dan memilih sampel diantara populasi sesuai
mengarahkan para perawat untuk bertugas dengan dengan yang dikehendaki, sehingga
dan bertanggung jawab dalam memberikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 61
palayanan. Kepemimpinan dalam orang.
keperawatan merupakan kemampuan dan Instrument yang digunakan adalah
keterampilan seorang pemimpin perawat kuisioner. Kuisioner gaya kepemimpinan
dalam memengaruhi perawat lain dibawah yang pernah digunakan oleh Fahrurozi
pengawasannya untuk melaksanakan (2014) yang terdiri dari 18 pertanyaan,
tugas dan tanggung jawab dalam menggunakan skala ordinal dengan nilai
memberikan pelayanan dan asuhan tertinggi 72 dan terendah 18. Nilai 60-72
keperawatan sehingga tujuan keperawatan gaya kepemimpinan demokratis, nilai 46-
tercapai (Syah, 2015). 59 gaya kepemimpinan partisipatif, nilai
Berdasarkan wawancara yang 32-45 gaya kepemimpinan autokratis, dan
dilakukan diruang rawat inap Rumah Sakit nilai 18-31 gaya kepemimpinan laissez
GMIM pancaran kasih manado, didapatkan faire. Dimana nilai untuk masing – masing
bahwa masih ada keluhan dari pasien dan pilihan jawaban adalah gaya kepemimpinan
keluarganya yaitu perawat sering lupa demokratis dengan skor 4, gaya
mengganti cairan infus yang sudah habis kepemimpinan partisipatif skor dengan 3,
dan perawat kadang tidak memberikan gaya kepemimpinan autokratis skor dengan
penjelasan kepada pasien sebelum 2, dan gaya kepemimpinan laissez faire
melakukan tindakan yang akan dilakukan, dengan skor 1. Sedangkan kuisioner kinerja
misalnya dalam pemberian obat-obatan. perawat yang pernah digunakan oleh Goreti
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti Luan (2018) yang terdiri dari 28
tertarik untuk mengetahui apakah ada pertanyaan. Pengukuran menggunakan
hubungan gaya kepemimpinan kepala skala ordinal dengan pilihan jawaban yaitu
ruangan dengan kinerja perawat di Ruang skor 5 (Selalu), skor 4 (Sering), skor 3
Rawat Inap Rumah Sakit GMIM Pancaran (kadang-kadang), skor 2 (pernah), skor
Kasih Manado. 1(tidak pernah) dan di kategorikan menjadi
3 kriteria sesuai dengan jumlah total skor
METODE PENELITIAN yaitu kinerja perawat baik: X ≥ 125, kinerja
Jenis penelitian ini adalah penelitian perawat cukup: 107 ≤ X < 125, kinerja
kuantitatif dengan menggunakan perawat

3
e-Journal Keperawatan (e-Kp), Volume 7 Nomor 1, 25 April 2019

kurang: X < 107. Prosedur pengolahan data karakteristik responden berdasarkan usia,
yang dilakukan melalui tahap editing, rentang usia responden pada penelitian ini
coding, cleaning, dan tabulating. Analisa adalah 22 sampai 29 tahun. Dengan
data yang dilakukan meliputi analisa presentase terbanyak adalah responden
univariat yang menghasilkan distribusi dengan usia 22 sampai 29 tahun, yaitu
frekuensi berdasarkan presentase dari tiap- sebanyak 48 responden (78,7 %). Selama
tiap karakteristik variabel dan analisa peniliti melakukan penelitian di ruang rawat
bivariate digunakan untuk mengetahui inap RS GMIM Pancaran Kasih Manado,
hubungan antara dua variabel dengan peneliti mendapati sebagian besar jumlah
menggunakan uji kormogrov-smirnov, perawat yang bekerja diruang rawat inap
dengan menggunakan batas kemaknaan lebih banyak berusia 22-29. Usia 22-29 tahun
(alpha) α = 0,05 dan 95% (α = 0,05) atau tergolong pada usia dewasa awal ini
Confidence Interval. yaitu usia dimana seseorang mulai berusaha
untuk berkomitmen dengan masa depan, dan
HASIL dan PEMBAHASAN berupaya bekerja lebih baik lagi. Farida
Table 1. Distribusi krakteristik responden (2016) mengatakan bahwa usia
% ≤ 40 tahun merupakan usia produktif
Kategori Frekuensi
dalam bekerja, memiliki semangat yang
Umur cukup tinggi untuk berkompetensi dan
22-29 48 78,7 bekerja lebih baik dibandingkan dengan
30-37 12 19,7 orang lain, sehingga mereka cenderung
38-45 1 1,6 lebih inovatif dan kreatif dalam melakukan
Total 61 100,0 pekerjaan.
Karakteristik responden berdasarkan
Jenis Kelamin jenis kelamin diketahui responden berjenis
Laki-laki 12 19,7 kelamin laki-laki sebanyak 12 responden
Perempuan 49 80.3 (19,7%) dan responden perempuan
sebanyak 49 responden (80,3 %). Hal ini
Total 61 100,0
mungkin dikarenakan pekerjaan sebagai
Pendidikan seorang perawat yaitu pekerjaan yang
D3 39 63,9
mengemukakan pelayanan, dan lebih cocok
S1 22 36,1 dilakukan oleh perempuan, sehingga
banyak diminati oleh perempuan dari pada
Total 61 100,0
laki-laki. Karakteristik responden
Lama Bekerja berdasarkan pendidikan diketahui
responden berpendidikan D3 sebanyak 39
<5 50 82
6-10 9 14,8 responden (63,9%) dan responden
>10 2 3,3 berpendidikan S1 sebanyak 22 responden
(36,1%). Berdasarkan tingkat pendidikan
Total 61 100,0
menunjukan bahwa sebagian besar perawat
Status memiliki tingkat pendidikan D3
keperawatan.
Belum Menikah 33 54,1
Menikah Menurut peniliti tingkat pendidikan
28 45,9 sangat mempengaruhi kemampuan dan
keterampilan seseorang dan sangat
Total 61 100,0
mempengaruhi kinerja, dimana perawat
Sumber : Data primer 2019 yang berpendidikan lebih tinggi memiliki
kemampuan kerja yang lebih baik.
Hasil analisa tabel 1. menunjukan Zulfikhar (2016) mengatakan bahwa
bahwa dari 61 responden didapatkan Pendidikan adalah salah satu karakteristik

4
e-Journal Keperawatan (e-Kp), Volume 7 Nomor 1, 25 April 2019

yang harus dipertimbangkan karena dapat Tabel 2. Distribusi Frekuensi hubungan


mempengaruhi persepsi seseorang dalam gaya kepemimpinan kepala ruangan
memilih tindakan ketika terjadi sesuatu Gaya Responden
dilingkungannya. Semakin tinggi Kepemimpi
pendidikan seseorang maka semakin mudah nan Kepala n (%)
orang tersebut untuk mendapatkan Ruangan
informasi. Autokratis 7 11,5
Analisa karakteristik responden Partisipatif 20 32,8
berdasarkan lama kerja pada penelitian ini Demokratis 34 55,7
adalah responden dengan lama bekerja < 5 Total 61 100
tahun sampai > 10 tahun. Dengan Sumber: Data Primer, 2019
presentase terbanyak adalah responden
dengan lama kerja < 5 tahun, yaitu Hasil analisa tabel 2. menunjukan
sebanyak 50 responden (82%). bahwa dari 61 responden didapatkan yang
Karakteristik responden berdasarkan status menilai gaya kepemimpinan autokratis
diketahui responden yang belum menikah sebanyak 7 responden (11,5%), yang
sebanyak 33 responden (54,1%), dan menilai gaya kepemimpinan partisipatif
responden yang sudah menikah sebanyak sebanyak 20 responden (32,8%), dan yang
28 responden (45,9%). Berdasarkan hasil menilai gaya kepemimpinan demokratis
penelitian maka dapat dikatakan bahwa sebanyak 34 responden (55,7%). Selama
perawat yang telah lama bekerja tentu telah peneliti melakukan penelitian di RS
mampunyai pengalaman dan pengetahuan GMIM Pancaran Kasih Manado,
mengenai gaya kepemimpinan kepala responden menyatakan gaya
ruangan. Robins (dalam Muzaputri 2008) kepemimpinan autokratis dengan alasan
mengatakan bahwa ketika individu melihat kepala ruangan menentukan secara mutlak
sebuah target dan berusaha untuk penilaian tentang kinerja perawat
menginterpretasikannya sangat dipengaruhi pelaksana. Responden yang menilai gaya
oleh karakteristik pribadi individu itu kepemimpinan partisipatif dengan alasan,
tersebut dan masa kerja atau lama kerja erat perencanaan jangka panjang diruangan
hubungannya dengan pengalaman, tempat saudara bekerja, pendelegasian
pemahaman yang lebih baik, dan tindakan askep yang memerlukan
kepercayaan yang tinggi. keterampilan khusus, dan penetapan jadwal
Berdasarkan status perkawinan yang dinas yang dilakukan kepala ruangan
belum menikah sebanyak 33 responden dengan cara kepala ruangan membuat
(54,1%), dan yang sudah menikah sebanyak usulan terlebih dahulu, perawat
28 responden (45,9%). Penelitian ini sejalan pelaksana memberikan masukan,
dengan penelitian yang dilakukan oleh selanjutnya yang membuat keputusan
Mamonto (2013) dengan jumlah responden adalah kepala ruangan.
yang belum menikah sebanyak 23 Penelitian ini sejalan dengan penelitian
responden (43,4%), dan yang sudah yang dilakukan oleh Putra (2014) dengan
menikah sebanyak 30 responden (56,6%). judul Hubungan gaya kepemimpinan kepala
Muzaputri (2008) mengatakan bahwa status ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di
perkawinan meningkatkan tanggung jawab RSUD RAA Soewondo Pati yang
seseorang dan pekejaan menjadi hal yang menyatakan sebagian besar kepala ruangan
penting bagi yang berkeluarga. Namun, memiliki gaya kepemimpinan Demokratis.
menurut Worung (2015) perawat yang Amalia (2017) Gaya kepemimpinan
masih lajang tetap memiliki kinerja yang demokratis adalah kemampuan
baik. mempengaruhi orang lain agar mau bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara berbagai

5
e-Journal Keperawatan (e-Kp), Volume 7 Nomor 1, 25 April 2019

kegaiatan yang akan dilakukan dan (2018) dengan judul penelitian Hubungan
ditentukan bersama antara pemimpin dan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan
bawahan. kinerja perawat pelaksana di ruangan rawat
inap Rumkital dr. Wahyu Slamet Bitung
Tabel 3. Distribusi Frekuensi hubungan yang menyatakan sebagian besar perawat
kinerja perawat memiliki kinerja yang cukup baik.
Kinerja Responden Triwibowo (2013) Kinerja dapat diartikan
Perawat n (%) melalui kepatuhan perawat professional
Kurang 1 1,6 dalam melakukan asuhan keperawatan
Cukup 28 45,9 sesuai standar keperawatan.
Baik 32 52,5
Total 61 100 Tabel 4. Hubungan Gaya Kepemimpinan
Sumber: Data Primer, 2019 Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat
Di Ruang Rawat Inap RSU GMIM
Penelitian menunjukkan bahwa dari Pancaran Kasih Manado
61 responden (100%) yang memiliki kinerja Kinerja Perawat P
Gaya Jumlah
perawat kurang sebanyak 1 (1,6%), yang Kurang Cukup Baik value
Kepemimpinan
memiliki kinerja perawat cukup sebanyak n % n % n % n %

28 (45,9%) dan yang memiliki kinerja baik Autokratis 1 1,6 3 4,9 3 4,9 7 11,4
sebanyak 32 (52,5%). Selama peneliti Partisipatif 0 0 10 16,4 10 16,4 20 32,8 1,000
melakukan penelitian dengan cara Demokratis 0 0 15 24,6 19 31,1 34 55,7
observasi, peneliti melihat perawat selalu Total 1 1,6 28 45,9 32 52,5 61 100
melakukan kinerja perawat dengan baik, Sumber: Data Primer, 2019
seperti perawat selalu ada saat dibutuhkan
oleh pasien, perawat selalu berpakaian rapi, Berdasarkan hasil penelitian dari dua
menggunakan tanda pengenal, selalu variabel yakni gaya kepemimpinan kepala
memberikan senyum, sapa dan salam saat ruangan dengan kinerja perawat di ruang
bertemu dengan pasien atau keluarga, rawat Inap RSU GMIM Pancaran Kasih
perawat juga selalu menghargai dan Manado, didapati nilai signifikan sebesar
menghormati hak pasien, perawat selalu 1,000 ( ρ >0,05), hal ini menunjukan bahwa
menerima pasien dengan baik, dan selalu tidak adanya hubungan yang signifikan
memenuhi kebutuhan fisiologis pasien, antara gaya kepemimpinan kepala ruangan
perawat rutin memeriksa status vital sign dengan kinerja perawat di ruang rawat inap
(suhu, tekanan darah, respirasi dan nadi), RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.
dan perawat juga selalu memberikan rasa Hasil penelitian dapat dikatakan bahwa
aman dan nyaman serta keselamatan pada gaya kepemimpinan kepala ruangan tidak
pasien. bisa dipastikan, karena setiap kepala
Hasil observasi peneliti juga melihat ruangan atau pemimpin memiliki cara yang
ada pula kinerja perawat yang cukup dan berbeda untuk mengatur, dan mengarahkan
kurang seperti, perawat kadang-kadang bawahannya. Hal tersebut dapat dilihat
sering tidak menjelaskan tujuan perawatan kembali dengan keadaan dan situasi yang
pada pasien, dan perawat juga sering tidak terjadi dimana pemimpin atau kepala
menjelaskan kepada pasien tentang efek ruangan harus menggunakan gaya
dari obat yang diberikan pada pasien. Dari kepemimpinan demokratis, partisipatif atau
hasil observasi yang telah dilakukan, autokratis.
peneliti merasa bahwa kinerja atau Penelitian ini didukung oleh
pelayanan keperawatan di RS GMIM penelitian yang dilakukan oleh Hidayat
Pancaran Kasih Manado sudah baik. (2011) tentang pengaruh gaya
Penelitian ini sejalan dengan penelitian kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
yang dilakukan oleh Jein D Lengkong
6
e-Journal Keperawatan (e-Kp), Volume 7 Nomor 1, 25 April 2019

PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk, sesuai Goreti Luan, (2018). Kuisioner Penelitian
dengan hasil pada penelitian ini yang mana : Hubungan Kinerja Perawat Dengan
gaya kepemimpinan tidal memiliki Kepuasan Pasien di Ruang Rawat
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Inap RS TK. III 04.06.03 Dr
meskipun gaya kepemimpinan yang Soetarto Yogyakarta.
digunakan berbeda namun hal tersebut jurnal.umt.ac.id/index.php/jik/article/
membuktikan bahwa variabel gaya view/79
kepemimpinan dengan kinerja bisa tidak
berpengaruh. Hidayat, A. Aziz Alimul.(2008). Metode
Penelitian Keperawatan dan Tehnik
SIMPULAN Analisis Data. Jakarta: Salemba
Berdasarkan hasil penelitian maka Medika.
dapat disimpulkan, tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara gaya kepemimpinan Hidayat, Abdul Choliq. (2011) Pengaruh
kepala ruangan dengan kinerja perawat di Budaya Perusahaan Dan Gaya
ruang rawat inap RSU GMIM Pancaran Kepemimpinan Terhadap Motivasi
Kasih Manado. Dengan demikian dapat Dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja
dikatakan bahwa gaya kepemimpinan Karyawan PT. Pupuk Kalimantan
kepala ruangan tidak bisa dipastikan, karena Timur Tbk. Surabaya : Universitas
setiap kepala ruangan atau pemimpin Airlangga
memiliki cara yang berbeda untuk
mengatur, dan mengarahkan bawahannya. Isnaeni. (2017) Hubungan Gaya
Hal tersebut dapat dilihat kembali dengan Kepemimpinan Kepala Ruang
keadaan dan situasi yang terjadi dimana Dengan Kualitas Dokumentasi
pemimpin atau kepala ruangan harus Keperawatan di Rumah Sakit Umum.
menggunakan gaya kepemimpinan http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/
demokratis, partisipatif atau autokratis. article/viewFile/8699/6996

DAFTAR PUSTAKA Junaid, (2016). Hubungan Gaya


Amalia. (2017). Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan Direktur Rumah
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sakit Dengan Kinerja Perawat di
(Rsud) Sayang Rakyat Provinsi Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Sulawesi Selatan Baubau
http://repository.unhas.ac.id/bitstrea https://www.neliti.com/id/publicatio
m/handle/123456789/23514/SKRIPS ns/186894/hubungan-gaya-
I%20ARISKI%20BAB%20(1,3,5).p kepemimpinan-direktur-rumah-sakit-
df?sequence=1 dengan-kinerja-pegawai-di-rumah

Fahrurozi, (2014). Hubungan Gaya Lengkong, Jein. (2018). Hubungan Gaya


Kepemimpinan Kepala Ruangan Kepemimpinan Kepala Ruangan
Dengan Kepuasan Kerja Perawat Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Pelaksana Puskesmas Langsa Lama. Diruang Rawat Inap Rumkital dr.
Skripsi. Jakarta : USU Wahyu Slamet Bitung. Skripsi.
Manado : Universitas Samratulangi
Farida, (2016). Kepemimpinan Efektif Dan
Motivatif Kerja Dalam Penerapan Mamonto, (2013). Hubungan Gaya
Komunikasi Terapeutik Perawat. Kepemimpinan Kepala Ruangan
Jrnal Ners Vol.6 No. 1 April 2016 : Dengan Tingkat Stress Kerja
31- 41 Perawat Diruang Rawat Inap RSUD
Bitung

7
e-Journal Keperawatan (e-Kp), Volume 7 Nomor 1, 25 April 2019

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph Worung, Pangky. (2015). Hubungan Umur,


p/jkp/article/view/2217 Status Perkawinan Dan Motivasi
Kerja Dengan Kinerja Praktik
Maslita, (2017). Gambaran Kinerja Keperawatan Jiwa di RS Jiwa Prof.
Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat dr. V.L. Ratumbuysang
Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Provinsi Sulawesi Utara.
Tangerang. Skripsi. Jakarta : UIN https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
Syarif Hidayatul p/jkp/article
Muzaputri, Gustini. (2008). Hubungan Zulfikhar. (2016). Hubungan Antara Gaya
Karakteristik Individu Dan Faktor Kepemimpinan Kepala Ruang
Organisasi Dengan Kinerja Perawat Di Dengan Motivasi Kerja Perawat
RSUD Langsa Nanggro Aceh Pelaksana Di Rumah Sakit Islam
Darussalam. Skripsi. Jakarta : Surakarta
Universitas Indonesia. http://eprints.ums.ac.id/44684/1/NAS
KAH%20PUBLIKASI.pdf
Paramita, (2011). Gaya Kepemimpinan
(Style Of Leadership) Yang Efektif
Dalam Suatu Organisasi
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/
dinsain/article/view/65.

Putra, (2014). Hubungan Gaya


Kepemimpinan Kepala Ruangan
Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Di Rumah Sakit Umum Daerah Raa
Soewondo.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/
psn12012010/article/view/1149

Sari, (2016). Hubungan Peran


Kepemimpinan Kepala Ruangan
Dengan Kinerja Perawat di Ruang
Rawat Inap Kelas lll RSUD Muntilan
Kabupaten Magelang.
http://digilib.unisayogya.ac.id/2039/1
/NASKAH%20PUBLIKASI%20AY
U%20TRI%20P.S.pdf

Syah, (2015). Pengaruh Gaya


Kepemimpinan Dengan Kinerja
Perawat Pelaksana di Rsud Dr R.
Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga.
http://repository.ump.ac.id/3542/

Triwobowo, (2013). Manajemen


Pelayanan Keperawatan di Rumah
Sakit. Jakarta Timur: Trans Info
Media

Anda mungkin juga menyukai