Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha pengasih dan
penyayang yang telah memberikan rahmat, karunia dan barkat-Nya, sehingga
penyusunan makalah yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha pengasih dan
penyayang yang telah memberikan rahmat, karunia dan barkat-Nya, sehingga
penyusunan makalah yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha pengasih dan penyayang
yang telah memberikan rahmat, karunia dan barkat-Nya, sehingga penyusunan makalah
yang bertemakan tiga kerajaan besar (Medan Kamulang, Bali dan Maja Pahit).

Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah
wawasan tentang Kerjaan-kerajaan tersebut. Sehingga besar harapan saya makalah yang saya
sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembangan wawasan pembaca.
Akhirnya saya menyadari dalam penulisan makalah ini belum sempurna Oleh karena
itu, saya menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi
lebih baik. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi banyak orang.

Tebing Tinggi, 29 Januari 2023

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR_____________________________________________________
DAFTAR ISI____________________________________________________________
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang________________________________________________________
B. Tujuan Penulisan______________________________________________________

BAB II PEMBAHASAN
A. Kerajaan Medan Kamulang______________________________________________
B. Kerajaan Bali _________________________________________________________
C. Kerajaan Maja Pahit____________________________________________________

BAB III PENUTUPAN


A. KESIMPULAN________________________________________________________
B. SARAN______________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA______________________________________________________
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Medang Kamulan adalah wilayah atau kerajaan setengah mitologis yang dianggap pernah berdiri
di Jawa Tengah dan mendahului Kerajaan Medang. "Kamulan" berarti "permulaan", sehingga
"Medang Kamulan" dapat diartikan sebagai "praMedang".

Kerajaan ini dikatakan setengah mitologis karena tidak pernah ditemukan buktibukti fisik
keberadaannya. Sumber-sumber mengenai kerajaan ini hanya berasal dari cerita-cerita rakyat,
misalnya dalam legenda Loro Jonggrang, dan penyebutan oleh beberapa naskah kuno. Cerita
pewayangan versi Jawa menyebutkan bahwa Medang Kamulan adalah tempat bertahtanya Batara
Guru. Dalam legenda Aji Saka, Medang Kamulan adalah negeri tempat berkuasanya Prabu
Dewata Cengkar yang zalim. Cerita rakyat lain, di antaranya termasuk legenda Loro Jonggrang
dan berdirinya Madura, menyatakan bahwa Medang Kamulan dikuasai oleh Prabu Gilingwesi.
Legenda Aji Saka sendiri menyebutkan bahwa Bledug Kuwu di Kabupaten Grobogan adalah
tempat munculnya Jaka Linglung setelah menaklukkan Prabu Dewata Cengkar. Van der Meulen
menduga, walaupun ia sendiri tidak yakin, bahwa Medang Kamulan dapat dinisbahkan kepada "
HasinMedang-Kuwu-lang-pi-ya" yang diajukan van Orsoy, dalam artikelnya tentang Kerajaan
"Ho-Ling" yang disebut catatan Tiongkok. Hal ini membuka kemungkinan bahwa Medang
Kamulan barangkali memang pernah ada. Baris ke 782 dan 783 dari naskah kedua Perjalanan
Bujangga Manik dari abad ke-15

menyebutkan bahwa setelah Bujangga Manik meninggalkan Pulutan (sekarang adalah desa di
sebelah barat Purwodadi, Jawa Tengah) ia tiba di "Medang Kamulan". Selanjutnya, dikatakan
pula bahwa setelah menyeberangi Sungai Wuluyu, tibalah 1a di Gegelang yang terletak di
sebelah selatan Medang Kamulan. Naskah inilah yang pertama kali menyebutkan bahwa
memang ada tempat bernama Medang Kamulan, meskipun tidak dikatakan bahwa itu adalah
kerajaan. Masyarakat Sunda diketahui mengenal legenda mengenai kerajaan ini, yang dikatakan
mendahului Kerajaan Sunda Galuh.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan disusunnya makalah tentang kerajaan medang kamulan, Bali dan Maja Pahit ini
adalah untuk memenuhi tugas kelompok sejarah tantang kerajaan di Indonesia. Selain
itu,tujuan dalam penulisan makalah ini juga untuk menambah pengetahuan tentang kerajaan
hindu-budha yang ada di nusantara,khususnya kerajaan medang kamulan, Bali dan Maja
Pahit yang merupakan topik dari makalah ini dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.

BAB II

PEMBAHASAN
A. KERAJAAN MEDAN KAMULANG
1. Lokasi Peta
Berdasarkan penemuan beberapa prasasti, dapat diketahui bahwa Kerajaan Medang
Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu di muara sungai Brantas.ibu kotanya bernama
Watan Mas. Kerajaan ini didirikan oleh Mpu Sindok, setelah ia memindahkan pusat
pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Namun, wilayah kekuasaan Kerajaan
Medang Kamulan pada masa pemerintahan Mpu Sindok mencakup daerah Nganjuk
disebelah barat, daerah Pasuruan di sebelah timur, daerah Surabaya di sebelah utara, dan
daerah Malang di sebelah selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan
Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur.

2. Sumber Berita
a. Berita Aisng
Berita asing tentang keberadaan Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur dapat
diketahui melalui berita dari India dan Cina. Berita dari India mengatakan bahwa
Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola untuk
membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa
pemerintahan Raja Dharmawangsa. Berita Cina berasal dari catatan-catatan yang
ditulis pada zaman Dinasti Sung. Catatan-catatan Kerajaan Sung itu menyatakan
bahwa antara kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi
permusuhan, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Cina (tahun 990 M),
terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai peperangan itu reda. Pada tahun 992 M,
pasukan dari Jawa telah meninggalkan Sriwijaya dan Kerajaan Medang Kamulan
dapat memajukan pelayaran dan perdagangan. Di samping itu, tahun 992 M tercatat
pada catatan-catatan negeri Cina tentang datangnya duta persahabatan dari Jawa.

b. Beberapa prasasti yang mengungkapkan Kerajaan Medang Kamulan antara lain: e


Prasasti dari Mpu Sindok, dari Desa Tangeran (daerah Jombang) tahun 933 M
menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri
Wardhani Pu Kbin. e Prasasti Mpu Sindok dari daerah Bangil menyatakan bahwa
Raja Mpu Sindok memerintah pembuatan satu candi sebagai tempat pendharmaan
ayahnya dari permaisurinya yang bernama Rakryan Bawang. » Prasasti Mpu Sindok
dari Lor (dekat Nganjuk) tahun 939 M menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok
memerintah pembuatan candi yang bernama Jayamrata dan Jayastambho (tugu
kemenangan) di Desa Anyok Lodang. e Prasasti Calcuta, prasasti dari Raja Airlangga
yang menyebutkan silsilah keturunan dari Raja Mpu Sindok.

3. KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, & Budaya


a) Kehidupan Politik

Sejak berdiri dan berkembangnya Kerajaan Medang Kamulan, terdapat beberapa raja
yang diketahui memerintah kerajaan ini. Raja-raja tersebut adalah sebagai berikut.
Raja Mpu Sindok
Raja Mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang Kamulan dengan gelar Mpu Sindok
Isyanatunggadewa. Dari gelar Mpu Sindok itulah diambil nama Dinasti Isyana. Raja Mpu
Sindok masih termasuk keturunan dari raja Dinasti Sabjaya (Mataram) di Jawa Tengah.
Karena kondisi di Jawa Tengah tidak memungkinkan bertahtanya Dinasti Sanjaya akibat
desakan Kerajaan Sriwijaya, maka Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahannya ke
Jawa Timur. Bahkan dalam prasasti terakhir Mpu Sindok (947 M) menyatakan bahwa
Raja Mpu sindok adalah peletak dasar dari Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur.
Dharmawangsa
Raja Dharmawangsa dikenal sebagai salah seorang raja yang memiliki pandangan politik
yang tajam. Semua politiknya ditujukan untuk mengangkat derajat kerajaan. Kebesaran
Raja Dharmawangsa tampak jelas pada politik luar negerinya.
Airlangga
Dalam Prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja Airlangga (Erlangga) masih termasuk
keturunan dari Raja Mpu Sindok dari pihak ibunya. Ibunya
bernama Mahendradata (Gunapria Dharmapatni) yang kawin dengan Raja Udayana dari
Bali.

b) Ekonomi
Raja Mpu Sindok mendirikan ibu kota kerajaannya di tepi Sungai Brantas, dengan tujuan
menjadi pusat pelayaran dan perdagangan di daerah Jawa Timur. Bahkan pada masa
pemerintahan Dharmawangsa, aktifitas perdagangan bukan saja di Jawa Timur, tetapi
berkembang ke luar wilayah jawa Timur.

Di bawah pemerintahan Raja Dharmawangsa, Kerajaan Medang Kamulan menjadi pusat


aktifitas pelayaran perdagangan di indonesia Timur. Namun akibat serangan dari
Kerajaan Wurawari, segala perekonomian Kerajaan Medang Kamulan mengalami
kehancuran.
B. KERAJAAN BALI

Kerajaan Bali terletak di sebuah pulau yang tidak jauh dari daerah Jawa Timur, tepatnya
di sebelah timur Pulau Jawa, maka dalam perkembangan sejarahnya, Bali mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan Pulau Jawa. Ketika kerajaan Majapahit runtuh, banyak
dari rakyat Majapahit yang melarikan diri kemudian menentap di Bali. Sehingga sampai
saat ini masih ada kepercayaan bahwa sebagian dari masyarakat Bali adalah pewaris
tradisi Majapahit.

Kerajaan Bali adalah sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau berukuran kecil yang
tak jauh dari Pulau Jawa dan berada di sebelah timur. Kerajaan ini berada di sebuah pulau
kecil yang dahulu masih dinamakan dengan Pulau Jawa sehingga bisa dikatakan pulau ini
masih dianggap sebagai bagian dari Pulau Jawa.

Kerajaan ini pada umumnya menganut kepercayaan berupa agama Hindu walau pada
perkembangannya nanti ternyata tidak hanya agama Hindu yang dominan, tapi juga
kepercayaan-kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Ini bisa terjadi karena
kentalnya budaya nenek moyang pada saat itu walau kerajaan ini sudah berdiri.

1. Keadaan Masyarakat
a. Kehidupan sosial
Pada masa Kerajaan Bali Kuno, struktur masyarakatnya didasarkan pada sistem
kasta, sistem hak waris, sistem kesenian, serta agama dan kepercayaan. Ada hal
yang menarik dalam sistem keluarga Bali yang berkaitan dengan pemberian nama
anak, misalnya Wayan, Made, Nyoman, dah Ketut. Pada golongan brahmana dan
kesatria untuk anak pertama disebut Putu. Pemberian nama tersebut diperkirakan
dimulai pada zaman Raja Anak Wungsu dan berkaitan dengan upaya
pengendalian jumlah penduduk.

b. Kehidupan ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat Kerajaan Bali adalah bercocok tanam. Hal tersebut
dapat diketahui dari beberapa prasasti Bali yang menyebutkan sawah, parlak
(sawah kering), gaja (ladang), kebwan (kebun), dan kasuwakan (pengairan
sawah).

c. Kehidupan budaya
Pada masa prasasti-prasasti sebelum pemerintahan Raja Anak Wungsu, telah
disebut beberapa jenis seni yang ada pada waktu itu. Namun baru pada zaman
Raja Anak Wungsu dapat membedakan jenis seni ke dalam dua kelompok besar,
yaitu seni keraton dan seni rakyat yang biasanya berkeliling menghibur rakyat.

2. Kepercayaan
Masyarakat Bali banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India, terutama Hindu.
Sampai sekarang, masyarakat Bali masih banyak yang menganut agama Hindu.
Namun demikian, agama Hindu yang mereka anut telah bercampur dengan budaya
masyarakat asli Bali sebelum Hindu.

Masyarakat Bali sebelum Hindu merupakan kelompok masyarakat yang terikat oleh
hubungan keluarga dan memuja roh-roh nenek moyang yang mereka anggap dapat
menolong dan melindungi kehidupan keluarga yang masih hidup. Melalui proses
sinkretisme ini, lahirlah agama Hindu Bali yang bernama Hindu Dharma.
C. KERAJAAN MAJA PAHIT
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia yang  pernah
berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga1550 M. Kerajaan ini mencapai puncak
kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di
Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350
hingga1389. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai
Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Menurut
Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung, Malaya,
Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih
diperdebatkan Bidadari Majapahit yang anggun, arca cetakan emasapsara (bidadari
surgawi) gaya khas Majapahit menggambarkan dengan sempurna zaman kerajaan Majapahit sebagai
"zaman keemasan" nusantara. Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit
dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan
bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit
menguasai lebih banyak wilayah. Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah
kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, Semenajung Malaya, Kalimantan Sulawesi,
kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) sebagian kepulauan
Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan
Majapahit

1. Kebudayaan Majapahit

Gapura Bajang Ratu, gerbang masuk salah satu kompleks bangunan penting di ibu kota
Majapahit. Bangunan ini masih tegak berdiri di Trowulan. "Dari semua bangunan, tidak
ada tiang yang luput dari ukiran halus dan warna indah" (Dalam lingkungan dikelilingi
tembok) "terdapat pendopo anggun beratap ijuk, indah bagai pemandangan dalam
lukisan... Kelopak bungakatangga gugur tertiup angin dan bertaburan di atas atap. Atap
itu bagaikan rambut gadis yang berhiaskan bunga, menyenangkan hati siapa saja yang
memandangnya". Nagarakretagama menyebutkan budaya keraton yang adiluhung dan
anggun, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus, serta sistem ritual keagamaan yang
rumit. Peristiwa utama dalam kalender tata negara digelar tiap hari pertama bulan Caitra
(Maret-April) ketika semua utusan dari semua wilayah taklukan Majapahit datang ke
istana untuk membayar upeti atau pajak. Kawasan Majapahit secara sederhana terbagi
dalam tiga jenis: keraton termasuk kawasan ibu kota dan sekitarnya: wilayah-wilayah di
Jawa Timur dan Bali yang secara langsung dikepalai oleh pejabat yang ditunjuk langsung
oleh raja, serta wilayahwilayah taklukan di kepulauan Nusantara yang menikmati
otonomi luas.Ibu kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal dengan
perayaan besar keagamaan yang diselenggarakan setiap tahun. Agama Buddha, Siwa, dan
Waisnawa (pemuja Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit, dan raja dianggap

sekaligus titisan Buddha, Siwa, maupun Wisnu. Nagarakertagama sama sekali tidak
menyinggung tentang Islam, akan tetapi sangat mungkin terdapat beberapa pegawai atau
abdi istana muslim saat itu. Walaupun batu bata telah digunakan dalam candi pada masa
sebelumnya, arsitek Majapahitlah yang paling ahli menggunakannya. Candi-candi
Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan memanfaatkan getah tumbuhan
merambat dan gula merah sebagai perekat batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih
dapat ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan Gapura Bajang Ratu di Trowulan,
Mojokerto. Beberapa elemen arsitektur berasal dari masa Majapahit, antara lain gerbang
terbelah Candi Bentar, gapura paduraksa (kori agung) beratap tinggi, dan pendopo
berdasar struktur bata. Gaya bangunan seperti ini masih dapat ditemukan dalam arsitektur
Jawa dan Bali. Raja (Jawa) memiliki bawahan tujuh raja bermahkota. (Dan) pulaunya
berpenduduk banyak, merupakan pulau terbaik kedua yang pernah ada. Raja pulau ini
memiliki istana yang luar biasa mengagumkan. Karena sangat besar, tangpa dan bagian
dalam ruangannya berlapis emas dan perak, bahkan atapnya pun bersepuh emas. Kini
Khan Agung dari China beberapa kali berperang melawan raja ini: akan tetapi selalu
gagal dan raja ini selalu berhasil mengalahkannya. Catatan yang berasal dari sumber
Italia mengenai Jawa pada era Majapahit didapatkan dari catatan perjalanan Mattiussi,
seorang pendeta Ordo Fransiskan dalam bukunya: "Perjalanan Pendeta Odorico da
Poedenone". Ia mengunjungi beberapa tempat di Nusantara: Sumatera, Jawa, dan
Banjarmasin di Kalimantan. Ia dikirim Paus untuk menjalankan misi Katolik di Asia
Tengah. Pada 1318 ia berangkat dari Padua, menyeberangi Laut Hitam dan menembus
Persia, terus hingga mencapai Kolkata, Madras, dan Srilanka. Lalu menuju kepulauan
Nikobar hingga mencapai Sumatera, lalu mengunjungi Jawa dan Banjarmasin. Ia kembali
ke Italia melalui jalan darat lewat Vietnam, China, terus mengikuti Jalur Sultra menuju
Eropa pada 1330. Di buku ini ia menyebut istana raja Jawa sangat mewah dan
mengagumkan, penuh bersepuh emas dan perak. Ia juga menyebutkan raja Mongol
beberapa kali berusaha menyerang Jawa, tetapi selalu gagal dan berhasil diusir kembali.
Kerajaan Jawa yang disebutkan di sini tak lain adalah Majapahit yang dikunjungi pada
suatu waktu dalam kurun 1318-1330 | pada masa pemerintahan Jayanegara.

2. Kehidupan Ekonomi

Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan. Pajak dan denda
dibayarkan dalam uang tunai. Ekonomi Jawa telah sebagian mengenal mata uang sejak
abad ke-8 pada masa kerajaan Medaang yang menggunakan butiran dan keping uang
emas dan perak. Sekitar tahun 1300, pada masa pemerintahan raja pertama Majapahit,
sebuah perubahan moneter penting terjadi: keping uang dalam negeri diganti dengan
uang "kepeng" yaitu keping uang tembaga impor dari China. Pada November 2008
sekitar 10.388 keping koin China kuno seberat sekitar 40 kilogram digali dari halaman
belakang seorang penduduk di Sidoarjo. Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)
Jawa Timur memastikan bahwa koin tersebut berasal dari era Majapahit. Alasan
penggunaan uang logam atau koin asing ini tidak disebutkan dalam catatan sejarah, akan
tetapi kebanyakan ahli menduga bahwa dengan semakin kompleksnya ekonomi Jawa,

maka diperlukan uang pecahan kecil atau uang receh dalam sistem mata uang Majapahit
agar dapat digunakan dalam aktivitas ekonomi sehari-hari di pasar Majapahit. Peran ini
tidak cocok dan tidak dapat dipenuhi oleh uang emas dan perak yang mahal. Beberapa
gambaran mengenai skala ekonomi dalam negeri Jawa saat itu dikumpulkan dari berbagai
data dan prasasti. Prasasti Canggu yang berangka tahun 1358 menyebutkan sebanyak 78
titik perlintasan berupa tempat perahu penyeberangan di dalam negeri (mandala Jawa)
Prasasti dari masa Majapahit menyebutkan berbagai macam pekerjaan dan spesialisasi
karier, mulai dari pengrajin emas dan perak, hingga penjual minuman, dan jagal atau
tukang daging. Meskipun banyak di antara pekerjaan-pekerjaan ini sudah ada sejak
zaman sebelumnya, namun proporsi populasi yang mencari pendapatan dan bermata
pencarian di luar pertanian semakin meningkat pada era Majapahit. Menurut catatan
Wang Ta-Yuan, pedagan Tiongkok, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada,
garam, kain dan burung kakak tua, sedangkan komoditas impornya adalah mutiara, emas,
perak, sutra, barang keramik dan barang dari besi. Mata Uangnya dibuat dari campuran
perak, timah putih, timah hitam dan tembaga. Selain itu, catatan Odorico da Pordenone,
biarawan Katolik Roma dari Italia yang mengunjungi Jawa pada tahun 1312,
menyebutkan bahwa istana raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata
Kemakmuran Majapahit diduga karena dua faktor. Faktor pertama, lembah sungai
Brantas dan Bengawan Solo di dataran rendah Jawa Timur utara sangat cocok untuk
pertanian padi. Pada masa jayanya Majapahit membangun berbagai infrastruktur irigasi,
sebagian dengan dukungan pemerintah. Faktor kedua: pelabuhan-pelabuhan Majapahit di
pantai utara Jawa mungkin sekali berperan penting sebagai pelabuhan pangkalan untuk
mendapatkan komoditas rempah-rempah Maluku. Pajak yang dikenakan pada komoditas
rempah-rempah yang melewati Jawa merupakan sumber pemasukan penting bagi
Majapahit. Nagarakretagama menyebutkan bahwa kemashuran penguasa Wilwatikta
telah menarik banyak pedagang asing, di antaranya pedagang dari India, Khmer, Siam
dan China. Pajak khusus dikenakan pada orang asing terutama yang menetap semi-
permanen di Jawa dan melakukan pekerjaan selain perdagangan internasional. Majapahit
memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari India dan Tiongkok yang
menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa.
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah pada masanya Kerajaan (Medan Kamulang, Bali
dan Maja Pahit). mencapai puncak kejayaannya sendiri sendiri pada masanya seperti Kerajaan
Maja Pahit dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-
1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh
XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, Semenajung Malaya, Kalimantan
Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) sebagian kepulauan
Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan
Majapahit.

B. Saran

Makalah ini tentulah masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya sangat membutuhkan
kontribusi kritik dan saran dari pembaca agar dijadikan sebagai intropeksi bagi makalah ini
untuk menjadi lebih baik lagi. Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat untuk
mendukung dan membantu agar makalah ini dapat terselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA

http://nesaci.com/sejarah-lengkap-kerajaan-majapahit/

http://id.wikepedia.org/wiki/majapahit

https://www.google.com/amp/s/waktuku.com/peninggalan

Kerajaan Medan Kamulang

Preasta Sejarawan Kerajaan Bali

Anda mungkin juga menyukai