Anda di halaman 1dari 15

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH JAWA TIMUR


RESORT JOMBANG

UPAYA MEMBANGUN SINERGI DAN MENGOPTIMALKAN PERAN


JEJARING FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT ( FKDM )
DALAM MEMBANGUN KESADARAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
MEMELIHARA KAMTIBMAS DI WILAYAH JOMBANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tugas pokok Polri sebagaimana diatur didalam Undang-undang No.


2 tahun 2002 adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman serta
pelayanan kepada masyarakat.
Bahwa sesuai dengan Tugas Pokok, Fungsi dan peranannya
Satuan Intelijen Keamanan bertugas menyelenggarakan fungsi Intelijen di
bidang keamanan termasuk Persandian guna terselenggaranya Early
detection dan Early Warning.
Estafet Kepemimpinan Polri hingga era Kapolri Jenderal Polisi Drs.
H.M. TITO KARNAVIAN, M.A, Ph.D pada saat Grand strategi Polri menuju
2025, dimulainya Tahap III terwujudnya STRIVE FOR EXCELLENCE,
memiliki nilai strategis dengan ditetapkannya 11 Program Optimalisasi
Aksi menuju Terwujudnya Polri yang makin profesional, unggul dan
terpercaya.
Salah satu program dalam 11 Program Optimalisasi Aksi adalah
Membangun kesadaran dan Partisipasi masyarakat terhadap Kamtibmas.
Perkembangan lingkungan strategis telah berjalan demikian cepat
dan eskalasinya sering tidak terduga yang dampak implikasinya muncul
dalam bentuk gangguan nyata sehingga keamanan dan ketertiban
masyarakat dapat terganggu termasuk di wilayah Jombang.
Polri ke depan dalam menjalankan tugas pokok, fungsi dan peran akan
menghadapi tantangan yang semakin berat.
Saat ini ada 4 ancaman utama di Indonesia yang menjadi perhatian
Jajaran kepolisian :
1. Politik Hegemoni berbagai Negara
2. Gejolak Kawasan
3. Kejahatan terorganisir ; ekonomi , narkoba serta Terorisme
4. Ancaman Ideologi Kelompok Radikal Kanan, Radikal kiri dan budaya
Asing.
2
Pada sisi lain, isu – isu kritis yang berkembang dalam masyarakat
adalah meningkatnya tingkat harapan masyarakat (Expectation) yang
menuntut pelayanan bermutu setiap saat serta profesionaliosme Polri.
Kondisi tersebut dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa faktor
antara lain :
a. Pengaruh perkembangan ilmu Pengetahuan dan tehnologi
informasi yang sedemikian pesat.
b. Sistem deteksi dini dan peringatan dini tidak berjalan baik.
c. Jejaring Intelijen yang telah ada tidak dimanfaatkan secara optimal.
d. Masih lemahnya kapasitas kemampuan SDM pengemban fungsi
Intelijen maupun jejaring yang ada dalam kepekaan menangkap
dan menganalisis permasalahan yang muncul di masyarakat.
e. Komunikasi yang belum terbangun baik antara unsur pelaksana
pengemban fungsi intelijen dengan potensi masyarakat yang
menjadi jejaring intelijen

Adanya kesamaan orientasi tugas, peran dan fungsi FKDM dalam


konteks mewujudkan kewaspadaan dini mayarakat dengan Tupoksi
Satuan intelkam dalam menjalankan fungsi guna terselenggaranya Early
Warning Sistem.
Illustrasi di atas memberikan gambaran perlunya terus dibangun
upaya mengoptimalkan peran potmas dalam rangka membangun
kesadaran dan partisipasi terhadap kamtibmas guna Terwujudnya Polri
yang makin profesional, unggul dan terpercaya.

1.2. Permasalahan dan persoalan

1.2.1. Permasalahan
Permasalahan dalam tulisan ini adalah “ Bagaimana membangun
sinergitas dan mengoptimalkan peran jejaring FKDM dalam upaya
membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat mewujudkan
keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Jombang “.

1.2.2. Persoalan

Dalam kaitanya dengan permasalahan tersebut, ada 3 persoalan


yang akan dibahas yaitu :
a. Bagaimana tantangan tugas ke depan yang berkembang
cepat sehingga memerlukan sinergi dan kerjasama dalam
antisipasi.
b. Bagaimana realita wujud kelembagaan, metode dan
aktualisasi sistem peringatan dini di lingkup Intelijen Polres
Jombang serta sistem kewaspadaan dini di jejaring FKDM
Kabupaten Jombang.
c. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi
d. Upaya apa yang harus dilakukan dalam membangun
sinergitas dan mengoptimalkan peran jejaring FKDM.
-3-

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penulisan naskah ini dibatasi pada pembahasan


Upaya membangun sinergitas dan mengoptimalkan peran jejaring FKDM
dalam upaya membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat
mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten
Jombang sebagai implementasi kesinambungan penguatan Visi Polri
Terjalinnya Sinergi Polisional yang Proaktif.

1.4. Maksud dan Tujuan

1.4.1. Maksud
Disamping sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Seleksi Alih
Golongan Bintara ke Perwira Polri, Penulisan NKP ini disusun
dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang realita peran
jejaring FKDM serta sumbang saran upaya – upaya membangun
sinergitas dalam Sistem Peringatan dini guna mewujudkan
keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Jombang

1.4.2. Tujuan
a. Untuk mengidentifikasi bentuk tantangan tugas ke depan yang
memerlukan sinergi dan kerjasama
b. Untuk merumuskan wujud sinergi kelembagaan, metode dan
aktualisasi sistem peringatan dini di lingkup Intelijen Polres
Jombang serta sistem kewaspadaan dini di jejaring FKDM
Kabupaten Jombang.
c. Untuk menganalisa faktor – faktor apa yang mempengaruhi
d. Untuk menganalisa metode dan upaya yang tepat dalam
membangun sinergitas dan mengoptimalkan peran jejaring
FKDM.

1.5. Metode dan Pendekatan

1.5.1. Metode

Metode penulisan yang digunakan adalah Diskriptif analisis yaitu


dengan mengangkat fenomena perkembangan lingkungan stetegis
yang cepat dan sering tidak terduga yang memerlukan upaya
antisipasi melalui peningkatan sinergi jejaring intelijen ( FKDM )
dalam sistem peringatan dini ( Early Warning Sistem ) guna
terwujudnya Kamtibmas yang kondusif di wilayah Jombang.
Fenomena yang diangkat kemudian akan dianalisa dengan
menggunakan : Teori Manajemen Operasional Kepolisian (MOK)
sebagai Grand Theory , teori kerja sama sebagai Middle Theory
dan teori SWOT sebagai operational theory , sehingga akan
diperoleh sebuah analisa yang komprehensif untuk merumuskan
-4–

suatu kesimpulan yang dapat mendukung upaya membangun


sinergi dan mengotimalkan peran FKDM dalam mewujudkan
kamtibmas.
Data yang akan dianalisa bersumber dari dua sumber data yaitu :
Pertama; Data primer yang diperoleh secara langsung melalui
teknik observasi dan wawancara terhadap fakta dan obyek
dilapangan;
Kedua; dengan menggali literature, dokumen, buku, catatan
kejadian dan lain- lain yang berhubungan dengan peran dan tugas
FKDM dalam penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat guna
terwujudnya kamtibmas.

1.5.2. Pendekatan
Penulisan Naskah ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif,
penulis berharap dapat memberikan gambaran tentang kondisi
kelembagaan, orientasi pola dan metode pelaksanaan tugas dan
peran FKDM, dalam penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini di
masyarakat guna mewujudkan kamtibmas.
Dalam penelitian kualitatif yang dilakukan menggunakan metode
penelitian deskriptif, yaitu suatu metode penelitian dengan cara
mengemukakan gambaran tentang masalah yang diteliti berupa
tantangan tugas, kondisi kelembagaan, kesamaan orientasi tugas
dan fungsi FKDM serta realita implementasinya saat ini guna
terwujudnya sinergi dan optimalnya peran dalam mewujudkan
kamtibmas sesuai dengan fakta-fakta yang terkumpul, kemudian
dianalisis secara ilmiah untuk mengambil suatu kesimpulan.

1.6. Sistematika

BAB  I PENDAHULUAN
BAB  II LANDASAN TEORI
BAB III KONDISI SAAT INI
BAB IV FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BAB V KONDISI YANG DIHARAPKAN
BAB VI OPTIMALISASI
BAB VII PENUTUP

1.7. Pengertian – Pengertian

a. Kamtibmas, adalah Suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah


satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam
rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya
keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya
ketenteraman, yang mengandung pengertian membina dan
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal,
mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan
bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat
( UU No 2 Tahun 2002 Pasal1 ayat 5 )
-5-

b. Intelijen adalah merupakan Organ penyelenggara Deteksi yang


berfungsi menyediakan bahan – bahan keterangan bagi kepentingan
yang diperlukan oleh Kesatuan.
c. Sinergi adalah Membangun dan memastikan hubungan kerjasama
internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para
pemangku kepentingan.
d. Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat yang selanjutnya disingkat 
FKDM adalah wadah bagi elemen masyarakat yang dibentuk dalam
rangka menjaga dan memelihara kewaspadaan dini masyarakat.
e. Peran adalah merupakan perilaku yang teratur sesuai status /
kedudukan dalam melaksanakan hak dan kewajiban guna mencapai
suatu tujuan.

B A B II

Landasan Teori

Dalan penulisan naskah ini, digunakan beberapa teori sebagai alat analisis
terkait Upaya membangun sinergi dan mengotimalkan peras FKDM dalam
memelihara Kamtibmas meliputi meliputi konsep SWOT dan teori manajemen
strategis, teori kerjasama dan teori-teori lainnya yang digunakan dalam
menganalisa fenomena perkembangan situasi yang cepat dikaitkan dengan tugas
dan peran FKDM dalam konteks penyelenggaraan kewaspadaan dini guna
mewujudkan kamtibmas dengan uraian teori dan penggunaannya sebagai
berikut :

2.1 Konsep analisis SWOT, menurut George R Terry adalah suatu teknik
analisis yang memperbandingkan faktor-faktor atau unsur-unsur SWOT
(strength,weakness, opportunity, threat) dua pihak, dengan
membandingkan secara langsung, unsur-unsur kedua pihak secara
komparatif antara FKDM dalam mengemban fungsi kewaspadaan dini
masyarakat dan Satuan Intelkam dalam mengemban fungsi peringatan
dini.
2.1.1 Aspek strength, untuk mampu memanfaatkan peluang menjadi
kekuatan
2.1.2 Aspek Weakness, untuk meminimalkan kelemahan dalam
memanfaatkan peluang
2.1.3 Aspek Opportunity, untuk mengoptimalkan kekuatan dalam
mengantisipasi ancaman.
2.1.4 Aspek Threat, untuk upaya meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman.

-6-
2.2 Konsep Hubungan kerja sama, hubungan dan kerja sama Kepolisian
Negara Republik Indonesia dengan badan, lembaga, serta instansi di
dalam dan di luar negeri didasarkan atas sendi-sendi hubungan
fungsional, saling menghormati, saling membantu, mengutamakan
kepentingan umum, serta memperhatikan hierarki. (Bantuan, hubungan
dan kerjasama Polri dengan lintas sektoral , UU No. 2 tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia pasal 41 dan pasal 42)
Penggunaan konsepsi ini untuk memperkuat landasan membangun sinergi
bahwa penggunaan kerjasama pada tataran tertinggi ( kolaborasi ) akan
meningkatkan kualitas pelayanan.

2.3 Teori Managemen, management adalah suatu proses yang membedakan


atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan
dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai suati tujuan
( Principles management, George R Terry ; 1994 ).
Teori ini digunakan untuk mengontrol kegiatan dan tugas yang dikerjakan
dalam hubungan kerjasama membangun sinergi sesuai prinsip untuk
mencapai tujuan..

2.4 Teori kerjasama, Kerjasama pada hakekatnya mengindikasikan adanya


dua pihak atau lebih yang berinteraksi secara dinamis untuk mencapai
suatu tujuan bersama ( Pamudji ,Kerjasama Antar Daerah ; 1985:12-13)
Asas Kerjasama diantaranya ligalitas, kepentingan umum, proposional,
kemitraan dan pencegahan dengan strategi preemtif, preventif dan
penegakan hukum.
Hal yang penting bagi Polri dalam melakukan koordinasi/ kerjasama
dengan unsur-unsur pemerintah daerah, penegak hukum, badan,
lembaga, instansi lain, serta masyarakat dengan mengembangkan asas
partisipasi dan subsidiaritas, sehingga kompleksitas permasalahan
Kamtibmas dapat dipecahkan secara bersama tanpa menonjolkan
arogansi antar institusi.

2.5 Teori Intelijen, menurut Jenifer James dalam memandang fenomena


yang berkembang di masyarakat, “ Kehilangan Perspektif bisa membuat
kita gila”. Kita mendengarkan kata – kata tetapi kita tidak bisa
memahaminya. Kita membaca Laporan dan tidak ingat apa – apa. Kita
mengalami gangguan penglihatan sementara orang melihat dengan
normal. Kita gagal memperhatikan peristiwa kunci dan kita menghindari
kesalahan. Kita kehilangan akal sehat. Kita merasa menjadi korban.Tetapi
sebenarnya semua itu adalah masalah kehilangan perspektif kemampuan
kita memahami masa lalu, memahami masa kini dan membentuk visi ke
masa depan – Itulah yang membuat kita rentan “ ( Thingking in the
future Tense ; Jenifer James, 1998 ),
Teori ini digunakan untuk menganalisis gambaran cara pandang terhadap
fenomena yang berkembang oleh pengemban penyelenggara Sistem
peringaan dini dan sistem kewaspadaan dini.

2.6 Teori Kamtibmas, Unsur – unsur Kamtibmas adalah tercapainya suatu


kondisi dinamis masyarakat sebagai syarat tercapainya pembangunan
nasional, Yang ditandai terjaminya kamtibkum, terbinanya ketenteraman -
-7-
mayarakat dengan memanfaatkan kuat masyarakat guna mencegah
segala macam gangguan (UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia pasal 1 ayat 5 ).
Sistem peringatan dini dan kewaspadaan dini masyarakat pada intinya
untuk membangun upaya dini menanggulangi ancaman kamtibmas.
Keamanan dan ketertiban dalam undang – undang dimaknai suatu kondisi
dimana unit sosial termasuk elemen masyarakat dapat berperan aktif
sebagaimana ketentuan yang ada.
Dalam rangka melaksanakan perannya menjaga keamanan guna
mewujudkan Kamdagri, diperlukan suatu konsep penyelenggaraan
keamanan yang dapat dijadikan sebagai sandaran oleh seluruh komponen
bangsa. Konsep penyelenggaraan keamanan nasional haruslah
memperoleh legitimasi secara formal, agar semua komponen bangsa ikut
bertanggung jawab dalam rangka penyelenggaraan keamanan.

B A B III

Kondisi Saat ini

3.1. Tugas pokok, fungsi dan peran

3.1 Tugas Pokok, Fungsi dan peranan, Satuan Intelijen Keamanan


bertugas menyelenggarakan fungsi Intelijen di bidang keamanan
termasuk Persandian guna terselenggaranya Early Warning
System ( Deteksi dini, cegah dini dan peringatan dini ) dengan
menyelenggarakan kegiatan dan operasional intelijen ( lidik, pam,
gal ) dalam rangka deteksi, identifikasi dan assesment terhadap
kerawanan aspek ipoleksosbudkam
3.2 Tugas FKDM Kabupaten adalah menjaring, menampung,
mengkoordinasikan, dan mengkomunikasikan data dan informasi
dari masyarakat mengenal potensi ancaman keamanan, gejala
atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan
penanggulangannya secara dini; dan memberikan rekomendasi
sebagai bahan pertimbangan bagi Bupati/Walikota mengenai
kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat.

3.2. Tantangan tugas

Perkembangan arus globalisasi dan tehnologi informasi telah


memunculkan fenomena ( perubahan ) sosial di masyarakat yang
sedemikian cepat dan pesat serta sering tidak terduga dampaknya.
Sementara Kebijakan – kebijakan Pemerintah kadang sering tidak sesuai /
berseberangan dengan tuntutan masyarakat.
Beberapa akibat dari perkembangan lingkungan dalam masyarakat antara
lain :
- 8-
a. Adanya masalah kemanusiaan yang disebabkan tingkat pendidikan
semakin baik menuntut tuntutan hidupnya.
b. Perubahan yang cepat karena ilmu Pengetahuan yang berkembang
pesat dan susah diprediksi.
c. Adanya pertumbuhan yang kurang ditunjang oleh kemampuan
organisasi pemerintah.
d. Perkembangan angka Kriminalitas baik secara Kwantitas maupun
Kwalitas yang semakin tinggi.
e. Konflik – konflik sosial serta dampak yang berkembang luas
menjadi situasi kontijensi.
f. Dampak Disintegrasi Bangsa.
Menyikapi tantangan fenomena perkembangan sosial yang sedemukian
cepat tersebut, upaya mewujudkan pelayanan kamtibmas yang prima,
kamdagri yang mantap dan terjalinnya sinergi pemolisian yang proaktif
melalui kebijakan dan strategi penguatan di bidang operasional dengan
meningkatkan peran fungsi Intelijen dalam Deteksi dini dan peringatan dini
( early warning system ), perlu terus diperkuat melalui terobosan –
terobosan termasuk hubungan kolaborasi tugas fungsi dan peranan
dengan potensi jejaring FKDM yang sudah tergelar sehingga sistem
peringatan dini dan kewaspadaan dini masyarakat dapat sinergis dan
terwujud kamtibmas yang kondusif di wilayah Jombang.

3.3. Kondisi Organisasi FKDM ( Penyelenggara Kewaspadaan Dini


masyarakat )

3.3.1. Sumber Daya Manusia

FKDM Jombang dari aspek kuantitas sudah cukup memadai ,


jejaringnya telah terbentuk hingga tingkat Kecamatan dengan
jumlah anggota FKDM Kecamatan masing – masing 4 orang.
Dari aspek kualitas, sumber daya anggota FKDM cukup memadai
dari latar belakang pendidikan maupun wawasannya, pada konteks
penyelenggaraan kewaspadaan dini yang menggunakan pola
kegiatan intelijen tingkat pengetahuan anggota FKDM dalam
melihat fenomena permasalahan yang berkembang , menganalisis
serta memberikan rekomendasi relatif masih terbatas dan lemah,
kondisi tersebut akan berpengaruh kepada perannya dihadapkan
tantangan situasi yang berkembang cepat.

3.3.2. Dukungan Anggaran

Anggaran yang merupakan kuantitas dana yang diperlukan dalam


pelaksanaan kegiatan FKDM sudah terprogram pada Leadhing
Sektor di Bakesbangpol linmas Kab. Jombang, meskipun relatif
belum memadai namun dirasa relatif cukup untuk meningkatkan
peras FKDM dalam penyelenggaraan kewaspadaan dini untuk
mewujudkam Kamtibmas.

-9-
3.3.3. Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana pendukung tugas FKDM meliputi peralatan,


perlengkapan kerja seperti alat komunikasi dan transportasi dan
alat khusus maupun alat bantu sejauh ini belum tersedia masih
mengandalkan milik pribadi anggota FKDM dalam pelaksanaan
kegiatan, sedangkan fasilitas seperti kamtor/sekretariat FKDM untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan rata-rata belum tersedia.

3.3.4. Metode yang digunakan

Methode FKDM dalam melakanakan tugas dan perannya dan


penyelenggaraan kewaspadaan dini tidak jauh berbeda dengan
tugas Intelkam dalam penyelenggaraan deteksi dini yaitu
menjaring, menampung dan megumpulkan informasi serta
memberikan rekomendasi kepada End User ( kontek FKDM end
usernya adalah Bupati ).
Methode pengumpulan informasi sudah berjalan cukup baik
Pada tataran koordinasi juga sudah berjalan cukup baik
Pada tingkat kerjasama yang telah dilaksanakan masih berorientasi
pada kepentingan peningkatan kapasitas dan kemampuan SDM
FKDM melalui kegiatan pencerahan – pencerahan yang melibatkan
nara sumber Polres Jombang.
Kerjasama yang teerbangun belum menyentuh derajat kolaborasi
sebagai bentuk tercapainya sinergi.

B A B IV

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi upaya membangun sinergi


dan mengoptimalkan peran FKDM dalam mewujudkan kamtibmas yang kondusif
di Kab. Jombang, antara lain :

4.2 Faktor Internal

a. Kekuatan

a. Memiliki organisasi yang sudah tertata, telah adanya piranti


lunak yang berupa berbagai per- UU – an maupun ketentuan –
ketentuan lainya yang dapat dijadikan landasan dalam
pelaksanaan tugas berupa Permendagri No. 12 Tahun 2006.
- 10 -
b. Di internal Satuan Intelkam Polri telah memiliki organisasi dan
piranti landasan hukum UU No. 2 th 2002 tentang kepolisian
Negara Republik Indonesia serta Keputusan Presiden RI
Nomor 70 th 2002 tentang Organisasi dan tata keja kepolisian
negara Republik Indonesia.
c. Telah mempunyai Sumber daya yang cukup memadai
d. Mempunyai hubungan yang cukup baik dengan berbagai
Instansi dan elemen masyarakat.
e. Sistem kerja dalam penyelenggaraan Peringatan dini dan
kewaspadaan dini yang sudah terbangun baik
f. Adanya pengawasan dan pengendalian oleh masing – masing
leading sektor ; FKDM oleh Bakesbangpol linmas dan agen
organik sat intelkam oleh Kasat Intelkam.

b. Kelemahan

a. Kualitas Sumber daya Manusia ( anggota ) yang belum


memadai di lingkup penyelenggara fungsi Peringatan dini
( satuan intelkam ) maupun lingkup Kewaspadaan dini
(FKDM).
b. Sarana dan prasarana pendukung masih belum memadai
c. Forum – forum komunikasi untuk membangun sinergi masih
sangat terbatas.
d. Pola kerjasama belum mengarah kepada terbangunnya
kolaborasi membentuk sinergi, masih pada tataran koordinasi
formal membangun kesamaan persepsi dalam menjalankan
tugas dan fungsi masing - masing.

4.2 Faktor Eksternal

a. Peluang

a. Masih adanya dukungan yang kuat dari berbagai lapisan


masyarakat yang menghendaki agar kualitas POLRI lebih
Profesional dalam memberikan pelayanan, perlindungan dan
pengayoman kepada masyarakat disamping sebagai alat
penegak hukum.
b. Masih adanya individu yang secara sukarela mau memberikan
informasi kepada agen ( anggota ) yang dapat dijadikan
jaringan informasi.
c. Elemen masyarakat mudah diajak komunikasi dan koordinasi
serta kerjasama mewujudkan kamtibmas.
d. Suasana publik, sikap penentangan masyarakat terhadap hal –
hal yang dapat menimbulkan ancaman kamtibmas di
lingkungannya cukup baik.
e. Simpati masyarakat cukup baik, adanya bantuan dari
masyarakat dan instansi terkait yang dapat dimanfaatkan
sebagai support agent .
- 11 -
b. Kendala

a. Kondisi masyarakat yang cukup majemuk di Jombang,


terdapat kelompok tertentu yang kurang mendukung dan
belum yakin dengan kebijakan reformasi Polri.
b. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Tekhnologi yang begitu
cepat, informasi idak direspon dengan baik sehingga
menimbulkan sikap apatis masyarakat.
c. Adanya oknum anggota dan jejaring FKDM yang berperilaku
tidak baik kepada masyarakat sehingga menimbulkan sikap
antipati masyarakat.

BAB V

KONDISI YANG DIHARAPKAN

Kondisi yang diharapkan untuk membangun sinergi dan kerjasama yang


optimal dengan jejaring FKDM dalam mewujudkan kamtibmas yang kondusif di
Kab. Jombang, antara lain :

5.1 Sumber daya manusia

Peningkatan kapaditas dan kemampuan anggota FKDM yang memadai dan


mampu melihat fenomena permasalahan yang berkembang , menganalisis
serta memberikan rekomendasi yang berbobot.

5.2 Dukungan Anggaran

Adanya peningkatan dukungan dana yang diperlukan untuk menunjang


kegiatan FKDM dari leading sektornya ( Baksbangpol linmas ) maupun
partisipasi fihak terkait seperti Kominda serta support agen

5.3 Dukungan Sarana prasarana

Terpenuhi dan tersedianya sarana prasarana yang diperlukan untuk


membangun sinergi dan mengoptimalkan peran FKDM dengan melibatkan
fihak – fihak yang berkompeten dalam hal ini Bakesbang pol linmas dan
Sat Intelkam Polres selaku leading sektor.

5.4 Methode

a. Melakukan penguatan dengan memberikan pencerahan tehnis dan


taktis intelijen dalam mengumpulkan informasi dari masyarakat.
b. Membangun komunikasi dan koordinasi intensif dengan pertemuan
yang terjadwal rutin untuk tukar menukar informasi.
- 12 -
c. Memperluas cakupan komunikasi, koordinasi dan kerjasama hingga
tataran FKDM Kecamatan dengan Unit Intel di tingkat Polsek
d. Pengawasan, pengendalian oleh masing – masing leading sektor.

B A B VI

OPTIMALISASI

6.1 Visi dan Misi

6.1.1 Visi

Dengan semangar Reformasi Birokrasi Polri membangun sinergi


polisional proaktif memperkuat sistem peringatan dini untuk
mewujudkan situasi kamtibmas yang kondusif.

6.1.2 Misi

a. Meningkatkan kapasitas dan kemanpuan anggota FKDM


b. Meningkatkan sarana prasarana pendukung serta dukungan
angaran untuk mengoptimalkan peran FKDM
c. Meningkatkan kerjasama kepada tingkat kolaborasi pada
tataran pelaksana.
d. Memperluas cakupan koordinasi dan kerjasama hingga ke
tngakat Kecamatan
e. Merumuskan methode dan pola koordinasi, kerjasama serta
pengawasan dan pengendalian untuk mewujudkan sinergi yang
kuat dalam memelihara situasi kamtibmas yang kondusif.

6.2 Tujuan

a. Kapasitas dan kemanpuan anggota FKDM meningkat sehingga


perannya dapat dioptimalkan
b. Sarana prasarana pendukung serta angaran mencukupi untuk
meningkatkan peran dan membangun sinergitas
c. Tersusun methode, pola kerjasama kepada tingkat kolaborasi pada
tataran pelaksana dalam penyelenggaraan Sistem peringatan dini di
lingkungan Intelkam dan Sistem Kewaspadaan dini di lingkup
FKDM.

6.3 Sasaran

a. Meningkatkan kapasitas dan kemanpuan anggota FKDM

- 13 -
b. Meningkatkan sarana prasarana pendukung serta dukungan
angaran untuk mengoptimalkan peran FKDM
c. Meningkatkan kerjasama kepada tingkat kolaborasi pada tataran
pelaksana.

6.4 Kebijakan

a. Meningkatkan kapasitas pengetahuan dan kemampuan SDM FKDM


b. Meningkatkan intensitas koordinasi dan kerjasama ke tingkat
kolaborasi
c. Meningkatkan model pengawasan dan pengendalian
d. Meningkatkan cakupan kerjasama dengan FKDM hingga tingkat
Kecamatan dan desa

6.5 Strategi

a. Strategi penguatan melalu pencerahan


b. Strategi penguatan koordinasi dan kerjasama tingkat kolaborasi
c. Strategi Pengawasan dan Pengendalian
d. Strategi Partisipatif

6.6 Action Plan

a. Strategi 1, action plan sebagai berikut :


1) Mengintensifkan pencerahan untuk meningkatkan wawasan
pengetahuan tentang intelijen
2) Mengintensifkan wawasan sasaran tugas

b. Strategi 2, action plan sebagai berikut :


1) Meningkatkan pertemuan untuk menjalin koordinasi dan tukar
menukan informasi
2) Membahas dan menkaji temuan fenomena / permasalahan
untuk rekomendasi saran masukan ke end user.

c. Strategi Pengawasan dan Pengendalian

1) Pengawasan melekat oleh masing – masing pengendali di


leading sektornya ( Sat Intelkam dan FKDM )
2) Pengecekan terhadap implementasi kolaborasi kerjasama agar
tidak tumpang tindih dan saling mendukung.

d. Strategi Partisipatif
a. Meningkatkan pencerahan sikap mental dan keiklasan berbuat
untuk kepentingan masyarakat bangsa dan negara.
b. Menjaga harmonisasi hubungan yang telah terbangun baik.

- 14 -
B A B VII

PENUTUP

Dari Uraian dan pembahasan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan dan
saran berkaitan dengan upaya meningkatkan sinergi dan mngoptimalkan peran
FKDM dalam mewujukan situasi kamtibmas yang kondusif di wilayah Jombang.

7.1 Kesimpulan

a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Infomasi yang


demikian cepat berdampak pengaruh kepada situasi kamtibmas
yang eskalasinya sering tidak terduga menuntut adanya
peningkatan sistem peringatan dini yang lebih baik untuk menjawab
tantangan tugas serta meningkatnya ekspektasi masyarakat
terhadap layanan aparatur pemerintah.

b. Terdapat kesamaan orientasi tugas, fungsi dan peranan antara


pengemban fungsi Peringatan dini di lingkup Polri ( Satuan
Intelkam ) dengan pengemban fungsi Kewaspadaan dini ( FKDM ).

c. Realita di Lapangan pola, sistem, dan orientasinya masih


bertumpu pada kepentingan masing – masing leading sektor
( Bakesbangpol linmas dan Sat Intelkam ), bentuk kerjasama yang
terbangun masih pada tingkat hilir / tataran koordinasi formal di
tingkat Kabupaten yang masih dapat ditingkatkan ke tataran
kolaborasi dengan cakupan yang lebih luas hingga tingkat
kecamatan / desa.

d. Dalam rangka membangun sistem peringatan dini yang kuat,


diperlukan upaya membangun sinergi polisional proaktif dengan
jejaring FKDM serta mengoptimalkan peran dan memperluas
cakupan koordinasi serta kerjasama.

7.2 Saran / Rekomendasi

a. Saran

1) Pada tingkat Kabupaten, Kasat dan Anggota Intelkam agar aktif


membangun komunikasi dengan anggota FKDM Kabupaten
untuk saling tukar menukar informasi permasalahan sosial yang
di masyarakat memanfaatkan hubungan lintas sektoral dalam
jejaring Kominda.

2) Mendorong Kapolsek Jajaran dan Kanit Intel Polsek aktif


melakukan komunikasi dan koordinasi dengan jejaring TKDM di
wilayahnya.

- 15 -
b. Rekomendasi

1) Bakesbangpol linmas Kab. Jombang sebagai leading sektor


FKDM agar dapatnya menjadwalkan secara rutin pertemuan
sebagai media pencerahan meningkatkan kapasitas dan
kemanpuan SDM FKDM.
2) Evaluasi bersama untuk mengkaji kerjasama yang telah
dibangun, masukan – masukan dan rekomendasi yang
diberikan FKDM guna diteruskan ke end user masing – masing
sebagai bahan pertimbangan kebijakan.

Demikian Karya tulis ini dibuat dengan harapan dapat memberikan


sumbangsih bahan pertimbangan dalam rangka memperkuat kapasitas
peran dan fungsi intelijen kepolisian untuk menciptakan situasi kamtibmas
yang kondusif serta kesinambungan strategi penguatan di bidang
operasional grand strategi Polri Tahap III 2015-2019 yang salah satu
misinya kegiatan deteksi dini, peringatan dini dan deteksi aksi cegah dini
secara cepat akurat dan efektif dengan sasaran meningkatnya peran
intelijen dalam mendukung upaya mengelola keamanan dan ketertiban
masyarakat melalui Program Optimalisasi Aksi menuju Polri yang semakin
Profesional ,Modern dan Terpercaya serta tercapainya sasaran strategi
STRIVE FOR EXCELLENCE yaitu upaya menuju keunggulan.

Jombang, Oktober 2016

Penulis

Anda mungkin juga menyukai