PENDAHULUAN
selanjutnya disebut dengan (Intelkam). Fungsi ini merupakan salah satu fungsi
kepolisian, kata Intelijen berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang secara
mengamankan Negara dan Bangsa. Dalam dasar Intelijen, Intelijen dapat kita
bedakan yaitu Intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah diolah, sebagai
orgnisasi dan sebagai kegiatan. Ketiga pengertian ini, walaupun terpisah namun
selalu berkaitan satu dengan yang lainnya. Intelijen keamanan merupakan bagian
integral dari fungsi organik Polri yang menyelenggarakan kegiatn dan operasi
diperoleh melalui suatu proses pengolahan dari bahan keterangan yang didapat.
Bahkan keterangan merupakan bahan dasar yang masih mentah. Bahan mentah
ada yang memenuhi syarat dan ada yang tidak memenuhi syarat guna dijadikan
keamanan, yang dapat dipercaya sembernya dan relevan dengan masalah yang
dicari atau dibutuhkan. Intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah diolah
sebagai banhan penyusunan rencana dan kebijikan yang akan ditempuh dan yang
diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat dalam tiga aspek, yaitu
realisasinya dapat dilakukan baik oleh dirinya sendiri maupun atas prakarsa
organisasi, yang salah satunya yaitu dengan cara mengikuti pendidikan dan
Indonesia pasal 1 ayat 4 yang berbunyi ” Pelatihan adalah suatu upaya atau
agar mahir atau terbiasa untuk melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan”.
tertutup, dibentuk dengan sasaran tertentu berdasarkan skala rioritas dari satuan
tingkat Polsek sebagai basis deteksi, sampai dengan tingkat Mabes Polri sebagai
membetulkan anggota yang memiliki komitmen organisai yang tinggi, jika tidak
secara substansial tidak akan terwujud dengan semestinya karena anggota polisi
yang memiliki komitmen rendah tidak memahami tanggung jawab dan peran
bahwa suatu profesi dicirikan antara lain oleh adanya spesifikasi tertentu yang
menurut Steers (1980) adalah rasa kepercayaan dalam diri, kesesuaian terhadap
Steers dan Porter (1979) menambahkan bahwa komitmen organisasi tidak hanya
keinginan untuk tetap menjadi anggota secara pasif, namun melibatkan perilaku
(Sopiah, 2008). Sejauh ini terlihat bahwa rendahnya komitmen organisasi pada
pekerja dan polisi ditunjukan dengan keinginan untuk keluar dari pekerjaannya
sebelum waktunya (Camp, 1994; Hwang, Lynch, Yun, 2015), dan perilaku kerja
terhadap nilai organisasi seperti melawan korban dan saksi dengan kata-kata
komitmen organisasi pada anggota polisi. Terdapat beberapa anggota polisi pada
kepentingan pribadi. Hal tersebut berdasarkan hasil data dari Sie Propam telah
orang yang di antaranya 6 unit opsnal, unit SKCK dan staf. (Doyok, 2020) dalam
dipertanyakan, masyarakat banyak yang tidak percaya terhadap polisi. Sudah ada
anggota baru atau polisi muda yang masih memiliki stamina dan kemampuan
KOTA”
kepentingan pribadi.
keterangan secara tertutup yang dilakukan selama ini, belum memenuhi harapan
sesuai dengan kualitas dan kuantitas suatu produk yang disajikan untuk kebutuhan
pimpinan.
Tangerang Kota.
Berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas, maka tujuan penelitian adalah
sebagai berikut :
Tangerang Kota
Tangerang Kota
Tangerang Kota
Tangerang Kota
5. Untuk mengetahui pengaruh profesinalisme terhadap kinerja anggota satuan
peneliti maupun pihak lain. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari
1. Manfaat Teoritis
khususnya.
2. Manfaat Praktis
a. Perusahaan
Melati Tangerang.
b. Peneliti
manusia.
c. Peneliti Lain
karyawan.
d. Bagi Universitas
manusia.
1.7 Sistematika Penelitian
berikut ini:
BAB I: PENDAHULUAN
penelitian, definisi dan pengaruh variable serta metode anlisis data (mencangkup
uji instrument, analisis regresi, analisi korelasi, analisi koefisien determinasi serta
uji hipotesis).
Dalam bab ini akan diuraikan proses penganalisaan data yang meliputi
pengujian hipotesis, dan pembahasan. Dalam bab ini juga dijelaskan dan
yang sebelumnya.
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi tentang simpulan, keterbatasan penelitian dan saran saran