Anda di halaman 1dari 1

Ecology and Violence: The Environmental Dimensions of War By: Timothy L.

Fort and
Cindy A. Schipani

Menurut penulis kemiskinan yang bermuara pada kekurangan ekonomi dapa menjadi
pemicu konflik kekerasan. Demokrasi dan partisipasi juga dapat dihubungkan dengan
perdamaian. Korporasi dapat mengurangi korupsi dengan menjadi lebih transparan. Mereka
dapat berpengaruh terhadap bagaimana perempuan diperlakukan secara setara, juga mereka
dapat berkontribusi dalam perkembangan ekonomi. Penyakit dan perang juga memiliki
hubungan relasi. Penyakit dapat digunakan menjadi senjata peperangan, penyakit dapat
menjadi metafor dari peperangan juga. Pengusaha juga dapat berkontribusi dalam hal
keberlangsungan perdamaian dan dalam mengurangi kemungkinan konflik kekerasan.

Secara individu, tidak ada orang ataupun bisnis yang dapat berkontribusi dalam rangka
pencegahan perang, tetapi seorang pengusaha dapat menjalankannya dengan baik. Camus
pernah menulis, “Mungkin dunia ini satu, dimana ada seseorang anak kecil yang menderita,
tetapi kita dapat mengurangi jumlah dari anak kecil yang menderita tersebut, kalau kita tidak
melakukan ini, siapa yang akan melakukannya?” Pengusaha dapat mengambil peran dalam
rangka mengurangi jumlah kekerasan di dunia, kalau mereka tidak melakukannya, kemudian
siapa lagi yang akan melakukan?

Gabungan antara peningkatan populasi dan tidak dapat diaksesnya sebagian besar
pasokan air tawar turut memperumit aliran distribusi. Dunia juga mengalami peningkatan
populasi, artinya semakin banyak manusia yang membutuhkan air untuk dikonsumsi, dan akan
lebih banyak lagi tanah yang diperuntukkan untuk pertanian. Tantangan yang dihadapi adalah,
sebagian tanah subur di dunia ini telah dan sedang digarap. Sehingga untuk menciptakan
tambahan lahan produktif lagi diperlukan irigasi yang baik, dimana saat ini irigasi bergantung
pada akses pasokan air dari tempat terpencil.

Manusia dapat mengakses kurang dari satu persen pasokan air tawar dunia karena
sebagian besar air bumi terperangkap di daerah kutub dan gletser, setengah pasokan air di
dunia hilang karena banjir dan hal lain, 20 persen terbawa ke tempat dimana sulit atau tak bisa
sama sekali untuk diakses, seperti di Siberia. Kemakmuran cenderung meningkatkan
penggunaan air, misalnya, populasi dunia berlipat ganda antara tahun 1950 dan 1990, tetapi
penggunaan air meningkat tiga ratus persen. Dengan meningkatnya populasi dan peningkatan
kemakmuran manusia, semua cadangan air tawar akan semakin berangsur habis, seperti
cadangan minyak, ini tidak dapat diisi ulang. Minyak dunia yang semakin hari semakin sedikit,
dan tidak dapat terbarukan, telah mempunyai solusi dengan menjadikan energi terbarukan
sebagai sumber energi utama, seperti mobil listrik, pembangkit listrik tenaga angin dan air, dll.
Air juga tak kalah penting dari minyak dunia karena air menentukan keberlangsungan
kehidupan manusia, manusia dapat hidup tanpa makanan selama beberapa hari, tapi tak dapat
hidup tanpa air, bagaimanakah solusi dari kelangkaan air tersebut? Apakah semakin
berkembangnya teknologi juga dapat turut meningkatkan taraf hidup manusia dan memenuhi
kebutuhan dasar hidup manusia seperti air?

Anda mungkin juga menyukai