Anda di halaman 1dari 15

JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO.

1, Januari 2021

PROSPEK DAN STRATEGI BERSAING PADA INDUSTRI FURNITURE


BERBAHAN BAKU KAYU JATI

Wasis Gunadi
Dosen Manajemen Unsurya
wasisgunadi@yahoo.com

Abstrak
Tulisan ini merupakan kajian pustaka yang menggunakan metoda Analisis Deskriptif dan Analisis
Struktur Industri. Telaah deskriptif dan struktur industri ini digunakan untuk mengetahui prospek dan
menyusun strategi bersaing pada ndustri furniture berbahan baku kayu jati di Indonesia.
Nilai ekspor industri furniture meningkat hingga sebesar 1,95 miliar dollar AS pada 2019, atau naik
sebesar 14,6% dari tahun 2018 (Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka/Dirjen IKMA Kemenperin, 14
Maret 2020). Lebih lanjut Dirjen IKMA Kemenperin mengatakan bahwa dilihat dari posisi ekspor furniture
di Asia, Indonesia menduduki posisi ke lima setelah Cina, Vietnam, Malaysia dan Cina Taipei.
Industri furniture memiliki peluang yang sangat besar untuk tumbuh dan berkembang.
Melimpahnya sumber daya manusia, sumberdaya alam, suku dengan keaneragaman budayanya, semakin
terbukanya pasar (khususnya pasar ekspor), serta dukungan penuh dari lembaga pemerintah maupun non
pemerintah, menjadi unsur-unsur utama bagi tumbuh dan berkembangnya industri furniture.
Berdasarkan kondisi SWOT dan hasil analisis struktur industri furniture berbahan baku kayu jati,
maka strategi bersaing yang sebaiknya ditempuh oleh pelaku usaha pada industri ini adalah (Overall) Cost
Leaderships dan Product Differentiation. Kemitraaan antara eksportir (inti) dan pelaku usaha furniture
mitranya (plasmanya) juga dapat ditempuh khususnya untuk menumbuh-kembangkan kemampuan ekspor
dari plasma yang sebagian besar adalah UMKM.
Agar strategi tersebut di atas dapat diimplementasikan dengan baik, maka diperlukan upaya-upaya
sinergis yang melibatkan unsur-unsur pemerintah, pelaku usaha, akademisi dan masyarakat.

Key words: cost leaderships, product differentiation.

PENDAHULUAN Industri furniture termasuk dalam


Mengacu pada definisi menurut lima industri dengan nilai pertumbuhan
Porter (1980; 5), industri furniture berbahan terbesar pada tahun 2019, yaitu sebesar
baku kayu jati merupakan kumpulan pelaku 8,35%. Nilai ekspor industri furniturepun
usaha yang menghasilkan dan memasarkan meningkat hingga sebesar 1,95 miliar dollar
produk furniture atau mebel berbahan baku AS pada 2019, atau naik sebesar 14,6% dari
kayu jati. Di Indonesia, pelaku usaha pada tahun 2018 (Dirjen Industri Kecil Menengah
industri furniture berbahan baku kayu jati ini dan Aneka/Dirjen IKMA Kemenperin, 14
sebagian besar adalah Usaha Mikro, Kecil Maret 2020). Lebih lanjut Dirjen IKMA
dan Menengah (UMKM). UMKM di Kemenperin mengatakan bahwa dilihat dari
Indonesia seluruhnya berjumlah hampir 60 posisi ekspor furniture di Asia, Indonesia
juta orang (Kementerian KUKM, 2018). menduduki posisi ke lima setelah Cina,
Vietnam, Malaysia dan Cina Taipei.
Penjualan produk furniture atau
mebel di pasar domestik pada tahun 2019
tumbuh 12 persen dibanding tahun

48 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

sebelumnya. Ini sejalan dengan semakin terkait dalam pengembangan Industri


banyaknya proyek perumahan, gedung, dan furniture khususnya yang berorientasi ekspor
perkantoran. Merujuk data Himpunan antara lain Kementerian Perindustrian,
Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Kementerian Perdagangan, Perbankan,
(Himki), nilai pasar domestik industri Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan
furniture tahun ini bisa menembus angka Menengah (KUKM).
Rp15 triliun, naik dari proyeksi capaian tahun
2017 yang senilai Rp12 triliun.
Meskipun pertumbuhan industri
mebel meningkat dari tahun ke tahun, pada
tahun 2020 pertumbuhannya menurun
terutama disebabkan oleh adanya pandemi
virus Corona. Seluruh kegiatan ekonomi pada
sektor dan industri termasuk industri mebel Dukungan penuh pemerintah

mengalami kontraksi. Wakil Ketua


Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan TUJUAN

Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur, Penelitian ini merupakan studi

mengatakan bahwa sebelum pandemi ini pustaka, informasi dan data dihimpun dari

dapat ditangani, maka tidak mudah untuk berbagai sumber antara lain dari internet,

menggenjot bisnis pada industri mebel ini. laporan lembaga Negara maupun

Indonesia memiliki potensi yang swasta/pelaku usaha, serta dari sumber-

besar dalam pengembangan industri mebel sumber lainnya. Selanjutnya informasi dan

terutama karena melimpah dan beragamnya data dianalisis dengan menggunakan metode

Sumber Daya Alam (SDA) sebagai sumber analisis deskriptif dan analisis struktur

bahan baku (yang murah), Sumber Daya industri dengan mempertimbangkan kondisi

Manusia (SDM) sebagai sumber ide kreatif, SWOT industri ini. Adapun tujuan yang

beragamnya suku dan budaya sebagai sumber hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

terciptanya keunikan (kekhasan) produk, sebagai berikut:

terbuka luasnya pasar, dan besarnya 1. Mengetahui struktur industri furniture

dukungan pemerintah bagi tumbuh- berbahan baku kayu jati.

kembangnya industri mebel. Pemerintah 2. Melakukan analisis terhadap struktur

sebagai regulator, fasilitator dan stimulator, industri furniture berbahan baku kayu jati.

telah menyusun dan melaksanakan kebijakan 3. Mengetahui prospek industri furniture

dan berbagai program dalam pengembangan berbahan baku kayu jati di Indonesia.

industri furniture. Beberapa instansi yang 4. Menyusun strategi bersaing pada industri
furniture berbahan baku kayu jati.

49 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

KARAKTERISTIK INDUSTRI sendiri ataupun bersama-sama, untuk


Ditinjau dari bahan baku yang meningkatkan efisiensinya pengadaan bahan
dipergunakan, industri furniture terdiri dari: baku sering dilakukan oleh inti sebelum
industry furniture berbahan baku dari alam didistribusikan kepada plasmanya yang
(SDA) dan industri furniture yang berbahan biasanya merupakan pengrajin furniture.
baku sintetis. Industri furniture yang
berbahan baku dari alam misalnya industri- STRUKTUR DAN ANALISIS
industri furniture berbahan baku kayu, rotan STRUKTUR INDUSTRI
dan (pipa) besi. Sedangkan industri furniture Sama seperti industri lainnya,
yang berbahan baku sintetis umumnya industri furniture berbahan baku kayu jati
menggunakan plastik dan karet. menurut Porter (1980; 4), memiliki aturan
main dan peran persaingan yang dibentuk
oleh lima kekuatan persaingan, yaitu industry
competitors, buyers, suppliers, new entrants
dan substitutes seperti disajikan pada
diagram di bawah ini.

Furniture Berbahan Baku Rotan

Partisipants pada industri furniture


sebagian besar adalah UMKM yang
umumnya memiliki keterbatasan modal,
teknologi, SDM baik jumlah maupun
kualifikasinya, akses pasar dan pemasaran,
dan akses bahan baku khususnya pada
industri furniture berbahan baku kayu jati. New entrants dan substitutes
Pasar yang dituju oleh industri ini merupakan ancaman bagi industry
meliputi pasar domestik dan pasar ekspor. competitors, sedangkan buyers dan suppliers
UMKM eksportir umumnya bermitra dengan membangun posisi tawar (bargaining power)
pelaku usaha besar. Pelaku usaha besar bagi industry competitors.
bertindak sebagai inti, sedangkan UMKM 1. Threat of New Entrants
bertindak sebagai plasma. Meskipun pada New entrants adalah para calon
ummnya inti maupun plasma bisa pendatang baru yang akan ikut
memperoleh pasokan bahan baku sendiri- berpartisipasi dalam industri furniture

50 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

berbahan baku kayu jati. Para calon Product differentiation


partisipants ini merupakan ancaman bagi (perbedaan produk) antar produsen
industry competitors dalam industri. Besar pada industri furniture berbahan baku
kecilnya ancaman ini tergantung pada kayu jati membentuk barrier to entry
halangan untuk masuk ke dalam industri khususnya melalui loyalitas
(barriers to entry). Semakin tinggi barriers konsumen. Loyalitas konsumen pada
to entry, maka ancaman masuknya industri furniture berbahan baku
partisipants baru semakin kecil, dan kayu jati relatif tinggi, karena pada
sebaliknya. Adapun faktor-faktor umumnya produk-produk furniture
(determinan) yang mempengaruhi berbahan baku kayu jati ditujukan
tinggi/rendahnya barriers to entry ini pada segmenpasar menengah ke atas
adalah sebagai berikut: dengan harga yang relative tinggi,
a. Economies of scale baik pada pasar dalam negeri
Economies of scale adalah maupun pasar luar negeri. Namun
penurunan biaya per unit akibat demikian pasar luar negeri bagi
meningkatnya volume produksi. produk furniture kayu jati lebih
Artinya, semakin besar volume membutuhkan product differentiation
produksi (usaha)nya, maka makin khususnya kekhasan dan trend yang
rendah biaya produksi per unitnya. lebih tajam dibandingkan dengan
Industri furniture berbahan baku pasar furniture kayu jati dalam
kayu jati umumnya beroperasi pada negeri. Dengan demikian pasar
economies of scale yang rendah ekspor memiliki barrier to entry yang
sampai besar tergantung skala relatif lebih tinggi dibandingkan pada
produksi pelaku usahanya. Plasma pasar dalam negeri.
(UMKM) pada umumnya beroperasi c. Capital requirement
dengan skala usaha rendah sampai Industri furniture berbahan
sedang, sedangkan perusahaan besar baku kayu jati membutuhkan modal
beroperasi dengan skala usaha besar, sedang sampai besar terutama terkait
baik berproduksi sendiri maupun dengan mahal dan semakin
dengan menggandeng UMKM. langkanya bahan baku kayu jati,
Dengan demikian ancaman yang sehingga industri ini relatif sulit
berasal dari pendatang baru adalah untuk dimasuki oleh pelaku usaha
kecil sampai sedang. baru. Obervasi pasar secara berkala
b. Product differentiation sangat diperlukan terutama yang
berhubungan dengan trend dan

51 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

desain produk sesuai tuntutan pasar furniture berbahan baku alam non kayu
yang selalu berubah. Hal ini jati seperti rotan dan kayu mahoni, serta
berkontribusi langsung dalam produk furniture berbahan baku sintetis
peningkatan biaya produksi. terutama berbahan baku plastic. Dengan
d. Switching cost demikian, ancaman yang datang dari
Secara sederhana switching produk pengganti pada industri
cost ini dapat diartikan sebagai biaya furniture berbahan baku kayu jati ini
konsumen untuk pindah membeli adalah tinggi.
dari satu produsen ke produsen 3. Bargaining Power of Buyers
lainnya. Pembeli berkompetisi dengan
Pada umumnya produk industri termasuk industri furniture
furniture kayu jati mengharuskan berbahan baku kayu jati, dengan
adanya product differentiation agar memaksakan harga yang rendah, kualitas
bisa “tampil beda” dan ter-up date produk yang tinggi, dan berpindah-pindah
secara berkala. Oleh karena produk dari satu produsen ke produsen lainnya.
furniture kayu jati khususnya untuk Tinggi/rendahnya kekuatan pembeli
pasar ekspor pada umumnya (bargaining power of buyers) ditentukan
memiliki loyalitas konsumen yang oleh volume pembelian masing-masing
tinggi, maka switching cost industri pembeli relatif terhadap produksi industri
furniture kayu jati ini adalah tinggi. furniture berbahan baku kayu jati atau
Untuk pasar dalam negeri, switching berkelompok/tidaknya pembeli,
cost nya relative lebih rendah standar/tidaknya produk, switching cost,
dibandingkan pada pasar luar negeri, manfaat produk bagi pembeli, integrasi
terutama karena loyalitas konsumen pembeli (backward integration) dengan
pada pasar dalam negeri relative salah satu produsen, dan informasi tentang
rendah. produk yang dimiliki oleh pembeli.
Dari beberapa determinan entry Pada pasar dalam negeri industri
barrier tersebut di atas, dapat dikatakan furniture berbahan baku kayu jati pembeli
bahwa entry barrier untuk memasuki tidak berkelompok atau masing-masing
industri furniture berbahan baku kayu jati membeli produk dalam volume yang
ini adalah tinggi, dengan demikian threat relatif sangat kecil terhadap volume
of new entrants adalah rendah. produksi industri, sedangkan perbedaan
2. Threat of Substitute Products kualitas produk antar pembeli umumnya
Produk furniture memiliki produk rendah (kecuali untuk produk furniture
substitusi yang beragam, yaitu produk eksklusif) atau dapat dikatakan bahwa

52 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

produknya standar, switching cost rendah Supplier pada industri furniture


(kecuali konsumen produk furniture berbahan baku kayu jati utamanya
eksklusif), manfaat produk bagi pembeli adalah pemasok bahan baku dan bahan-
adalah besar namun pada umumnya tidak bahan penolong khususnya cat, vernis
dimaksudkan untuk mencari profit dan plitur. Supplier industri furniture
(kecuali importir luar negeri yang berbahan baku kayu jati pada umumnya
umumnya adalah distributor mebel kayu adalah distributor yang punya akses
jati), pembeli umumnya tidak memiliki langsung atau tidak langsung dengan
backward integration (kecuali importir). Inhutani, Persero. Produk supplier
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sangat penting bagi industri, supplier
posisi tawar pembeli adalah rendah. memiliki switching cost yang tinggi
Namun pada pasar luar negeri karena pelaku usaha dalam industry
industri furniture berbahan baku kayu jati cenderung mempertahankan
pembeli berkelompok atau masing-masing kelangsungan suplai kayu jati, serta
membeli produk dalam volume yang supplier umumnya tidak berintegrasi
besar, sedangkan perbedaan kualitas dengan pembeli.
produk antar pembeli relative tinggi Memperhatikan determinan-
dengan perbedaan kekhasan yang tajam, determinan tersebut di atas, maka bisa
manfaat produk bagi pembeli (importir) dikatakan bahwa posisi tawar supplier
adalah besar dan dimaksudkan untuk adalah tinggi.
mencari profit, serta pembeli umumnya 5. Intensity of Rivalry
loyal karena memiliki backward Persaingan antar kompetitor pada
integration. Dengan demikian, dapat industri terjadi karena salah satu atau
dikatakan bahwa posisi tawar pembeli lebih kompetitor merasa tertekan atau
importir adalah tinggi. melihat adanya kesempatan untuk
4. Bargaining Power of Suppliers memperbaiki posisinya. Pada
Grup pemasok (suppliers) memiliki kebanyakan industri, pelaku usaha-
kekuatan yang besar jika: berkelompok, pelaku usaha di dalamnya saling
industri bukan konsumen yang penting mempengaruhi, sehingga perubahan
baginya, produk supplier sangat penting apapun yang dilakukan salah satu pelaku
bagi industri, produk supplier berbeda- usaha akan direspon oleh para
beda kualitasnya atau mampu kompetitornya. Fenomena tersebut juga
menciptakan switching cost, dan supplier terlihat pada industri furniture berbahan
memiliki integrasi dengan pembeli baku kayu jati khususnya pada pasar
tertentu (forward integration). dalam negeri. Sedangkan pada pasar luar

53 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

negeri intensitas persaingannya relative pertumbuhan industri menurun, dan


rendah, utamanya karena umumnya sebaliknya, persaingan tersebut akan
produsen menjalin forward integration turun jika pertumbuhan industry
dengan importir. meningkat. Sebelum dunia dilanda
Intensitas persaingan antar pandemi Covid19, industri furniture
kompetitor (pelaku usaha) dipengaruhi berbahan baku kayu jati tumbuh
oleh: pesat sejalan dengan meningkatnya
a. Jumlah dan keseimbangan jumlah penduduk dan tumbuhnya
kompetitor industri properti, dan pertumbuhan
Jika kompetitor makin ekspor yang pesat. Namun sejak
banyak dan makin seimbang, maka pandemi Covid melanda, daya beli
persaingan antar kompetitor konsumen baik di pasar dalam
semakin intensif dan ketat. Pelaku negeri maupun pasar luar negeri
usaha furniture kayu jati sangat mengalami penurunan, yang
besar jumlahnya, khususnya yang merupakan penyebab utama
menghasilkan produk standard. menurunnya penjualan furniture.
Pelaku usaha furniture untuk pasar Amerika Serikat sebagai tujuan
dalam negeri memiliki ekspor utama bagi furniture kayu
keseimbangan kekuatan relatif sama jati juga mengalami penurunan daya
dalam berbagai aspek terutama beli yang tajam akibat pandemi
kapital dan SDM, sehingga Covid19. Jika dalam waktu singkat
memperketat persaingan di antara pandemi Covid19) dapat diatasi,
pelaku usaha. Di antara eksportirpun maka diperkirakan ekspor furniture
terdapat kekuatan yang relative kayu jati akan kembali meningkat.
seimbang, namun umumnya tidak Menurut Wakil Ketua Himpunan
terlalu berpengaruh dalam Industri Mebel dan Kerajinan
peningkatan intensitas persaingan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur,
diantara mereka. Hal ini terutama awal tahun 2021 kinerja ekspor
disebabkan karena pada umumnya industri furniture akan kembali
mereka telah menjalin forward meningkat, dengan catatan
integration dengan importIr di luar penggunaan vaksin Covid 19
negeri. terwujud.
b. Pertumbuhan Industri. c. Switching cost.
Intensitas persaingan antar Berdasarkan loyalitas
pelaku usaha meningkat jika konsumen dan product

54 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

differentiation, secara umum barrier yang rendah untuk pelaku


switching cost pada industri usaha UMKM. Hal ini disebabkan
furniture berbahan baku kayu jati oleh karena UMKM tidak
adalah tinggi (pada pasar ekspor) membutuhkan modal investasi yang
dan rendah-sedang (pada pasar besar, fix and storage costnya
dalam negeri). rendah, dan loyalitas konsumennya
d. Fixed or storage cost. pada umumnya rendah, sehingga
Karena pelaku usaha UMKM pelaku usaha pada industri ini dapat
pada industri furniture berbahan dengan mudah keluar dari industri
baku kayu jati pada umumnya tanpa menanggung kerugian
merupakan industri kerajinan finansial yang besar.
rumahan, tidak memerlukan Sedangkan bagi eksportir,
teknologi tinggi, tidak memerlukan karena pada umumnya berskala
space yang luas baik untuk proses menengah-besar membutuhkan
produksi maupun penyimpanan modal investasi yang besar, fix and
produknya, dan sebagian besar storage costnya tinggi, dan loyalitas
SDM menerima kompensasi dalam konsumennya pada umumnya tinggi,
bentuk upah, maka fix atau storage sehingga sulit keluar dari industri
cost nya relatif rendah. tanpa menanggung kerugian
Sedangkan eksportir pada finansial yang besar.
industri furniture berbahan baku Memperhatikan penjelasan-
kayu jati pada umumnya merupakan penjelasan tersebut di atas, maka
pelaku usaha menengah-besar yang intensitas persaingan antar
menggunakan teknologi tinggi dan kompetitor secara umum adalah tinggi
beroperasi dengan skala besar, maka (pada pasar dalam negeri) dan
memerlukan space yang luas baik relative rendah (pada pasar luar
untuk proses produksi maupun negeri).
penyimpanan produknya, dan
sebagian besar SDM intinya SWOT
merupakan karyawan tetap, 1. Strength
sehingga fix atau storage cost nya a. Melimpahnya SDM kreatif.
relatif tinggi. b. Keanekaragaman etnis dan budaya.
e. Exit barriers. 2. Weakness
Industri furniture berbahan a. Rendahnya akses UMKM terhadap
baku kayu jati mempunyai exit pendayagunaan fasilitasi

55 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

pengembangan produk, pasar dan produktif dan berdaya saing melalui berbagai
pemasaran khususnya yang disediakan kebijakan dan program pengembangan
oleh pemerintah. industri furniture.
b. Rendahnya kesadaran UMKM
terhadap pentingnya pengembangan
produk yang inovatif dan kreatif.
d. Rendahnya akses UMKM terhadap
lembaga keuangan.
3. Opportunity
a. Terbuka luasnya pasar, baik pasar Permintaan mebel di pasar global meningkat
dalam negeri maupun pasar ekspor.
Percepatan pertumbuhan Industri
b. Besarnya dukungan lembaga
furniture berbahan baku kayu jati ini tidak
pemerintah dan swasta.
terlepas dari banyaknya dan beraneka
4. Threat
ragamnya SDM, etnis beserta budayanya,
a. Banyaknya kompetitor khususnya dari
serta besarnya dukungan dan fasilitasi
luar negeri (terutama China).
pemerintah, yang memungkinkan
b. Besarnya ancaman dari potential new
dihasilkannya produk-produk furniture yang
entrants khususnya pada pasar dalam
murah serta inovatif, kreatif dan memiliki
negeri.
kekhasan yang beragam.
c. Tingginya ekspor kayu gelondongan
Dengan demikian, industri furniture
yang memperburuk ketersediaan bahan
berbahan baku kayu jati memiliki prospek
baku di dalam negeri.
yang sangat baik untuk ditumbuh-
d. Masih banyaknya regulasi yang
kembangkan.
menghambat termasuk hambatan
impor bahan baku penolong.
STRATEGI BERSAING
Berdasarkan kondisi SWOT dan
PROSPEK INDUSTRI FURNITURE
hasil analisis struktur industrinya, maka
BERBAHAN BAKU KAYU JATI
pelaku usaha pada industri furniture
Industri mebel nasional memiliki
memungkinkan untuk menerapkan strategi
potensi yang besar untuk tumbuh dan
bersaing Cost Leaderships dan Product
berkembang karena didukung sumber bahan
Differentiation, disesuaikan dengan
baku melimpah dan perajin yang terampil.
karakteristik pelaku usaha dan skala
Oleh karena itu, pemerintah memprioritaskan
usahanya.
pengembangan sektor padat karya
Penerapan strategi-strategi tersebut
berorientasi ekspor ini agar semakin
juga dimungkinkan karena beragam dan

56 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

melimpahnya SDM, etnis dan budaya. UMKM plasma, tidak jarang inti
Melimpahnya sumberdaya ini merupakan menyalurkan bantuan pinjaman lunak bagi
keunggulan komparatif untuk menghasilkan plasmanya tidak berupa uang, namun berupa
produk furniture dengan harga yang relatif bahan baku kayu jati. Kopasta Surakarta telah
murah dan memiliki kekhasan sehingga dapat melakukan pola ini sejak tahun 2007 dan
menjadi keunggulan kompetitif. sampai sekarang berjalan dengan baik.
Strategi cost leaderships memerlukan Sedangkan manfaat yang diperoleh
economies of scale yang tinggi, sehingga oleh inti terutama adalah jaminan pasokan
praktis pelaku usaha UMKM yang umumnya baik berupa produk setengah jadi maupun
beroperasi pada economies of scale yang produk jadi dengan kualitas yang sesuai
rendah akan sulit menerapkan strategi standar yang ditetapkan oleh inti dan dengan
tersebut. Salah satu upaya yang dapat harga yang layak.
ditempuh UMKM adalah melakukan
kemitraan dengan pelaku usaha besar seperti
yang telah dilakukan oleh Koperasi Asmindo
Surakarta (Kopasta) Surakarta, salah satu
anggota Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo)
cabang Solo. Kopasta bertindak sebagai inti
dan pengrajin UMKM bertindak sebagai
UMKM Furniture Bisa Ekspor karena bermitra
plasmanya. Demikian pula pola kemitraan dengan Usaha Besar
yang dilakukan oleh UMKM dengan
Koperasi Jasa Usaha Bersama (KJUB) “Alis Untuk pasar dalam negeri pelaku-

Teara Jaya” Klaten, salah satu eksportir besar pelaku usaha pada industri furniture kayu jati

mebel berbahan baku kayu jati dengan negara pada umumnya tidak menjalin kemitraan

tujuan utama ekspor, Amerika Serikat. dengan usaha besar, masing-masing

Kemitraan-kemitraan antara UMKM mengembangkan bisnisnya secara mandiri

dengan usaha besar tersebut di atas bersifat baik dalam aspek permodalan, pengadaan

“win-win”. Beberapa manfaat yang diperoleh bahan baku, pengembangan produk kreatif,

UMKM antara lain jaminan pasar dengan serta pengembangan pasar dan pemasaran

harga yang layak, ketersediaan bahan baku produknya.

berkelanjutan dengan harga terjangkau Strategi bersaing product

karena pengadaannya dilakukan secara differentiation sangat dibutuhkan pada

kolektif, jaminan permodalan dan industri furniture berbahan baku kayu jati

penanggulangan risiko usaha. Guna jika harus menghasilkan produk yang “tampil

menjamin tepatnya peruntukan pinjaman bagi beda” agar kompetitif. Keharusan

57 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

menghasilkan produk yang tampil beda ini menghilangkan kendala yang menghambat
sangat terlihat pada pelaku usaha yang pertumbuhan industry furniture, fasilitasi
berorientasi ekspor. Produk eksportir pendanaan, pendampingan, promosi dan
memiliki pasar di luar negeri umumnya pemasaran baik di dalam maupun di luar
bukan karena harga produknya paling murah, negeri, dan fasilitasi lain seperti penyediaan
melainkan lebih disebabkan oleh produknya buku trend desain bertaraf internasional.
yang khas dan kreatif namun selalu di up- Presiden Jokowi sebagai mantan
date mengikuti trend yang berkembang di tokoh Solo’s Empire (grup eksportir furniture
pasar internasional. Persaingan produk besar di Solo) sangat memahami besarnya
furniture di pasar internasional sangat ketat potensi industri furniture untuk tumbuh dan
dan melibatkan eksportir-ekspotir dari negara berkembang, oleh karenanya mendukung
negara eksportir besar, terutama China, penuh pengembangan industri ini. Saat
namun ekspor furniture Indonesia meningkat meninjau Indonesia-International Furniture
dari tahun ke tahun (sebelum adanya Expo 2019 di JI-Expo, Jakarta (13 Maret
pandemi Covid19), khususnya karena 2019), Presiden Jokowi melihat adanya
keberhasilan penerapan strategi product peningkatan desain mebel buatan pengrajin
diffenetiation. sekaligus pengusaha mebel lokal.
Untuk dapat menghasilkan produk Menurutnya hal ini harus diapresiasi agar
furniture yang tampil beda (inovatif dan semangat berkreasi dan berinovasi pengrajin
kreatif) diperlukan upaya sinergis yang makin berkembang. Dalam kesempatan
melibatkan unsur pemerintah, akademisi, tersebut presiden juga berjanji untuk
pelaku usaha dan masyarakat seperti menyelesaikan hambatan yang masih dialami
disajikan pada denah berikut: pelaku usaha mebel nasional, menyediakan

Pemerintah berbagai fasilitasi baik fiscal maupun non


Lembaga
Akademis fiscal. Janji dan harapan prisiden ini telah
mendapat respon khususnya dari berbagai

Pengembangan
instansi pemerintah untuk mewujudkan peran
Produk Kreatif
pemerintah sebagai regulator, fasilitatos dan
stimulator bagu tumbuh-kembangnya industri
Pelaku
Usaha furniture termasuk yang berbahan baku kayu
Masyarakat
jati.
Pola Sinergis Pengembangan Produk Kementerian KUKM menyediakaan
Kreatif UMKM
fasilitasi antara lain penyediaan dana murah
Pemerintah menyediakan antara lain melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir
regulasi yang kondusif termasuk (LPDB), pengembangan pasar dan pemasaran

58 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

bagi produk UMKM antara lain melalui Badan Pengembangan Ekspor


Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) dengan Nasional Kementerian Perdagangan setiap
gedung SMEsCo Center sebagai pusat tahun memfasilitasi para pelaku usaha
display produk-produk UMKM selindo, khususnya dalam mempromosikan produk-
pendampingan desainer, penyediaan buku produk mereka melalui pameran di luar
trend desain furniture internasional, serta negeri dan atau menyediakan space bagi
fasilitasi promosi khususnya melalui pameran display produk-produk UMKM di KBRI di
di dalam dan luar negeri bagi UMKM yang seluruh dunia. Dan masih banyak lagi
produknya telah di up grade agar memenuhi fasilitasi yang dapat dimanfaatkan oleh
tuntutan pasar. Beberapa pameran yang telah pelaku usaha furniture untuk dapat
diikuti oleh UMKM terpilih antara lain menghasilkan dan memasarkan produk yang
Hongkong Fashion Week, Dubai Global berdaya saing khususnya produk-produk
Village dan berbagai pameran di dalam kreatif, khas dan up to date.
negeri antara lain di Jakarta Convention Lembaga perbankanpun di bawah
Center dan Jakarta International Expo. koordinasi Bank Indonesia, menyediakan
Kementerian Perindustrian juga kredit murah bagi UMKM khususnya Kredit
memfasilitasi IKM bukan hanya dalam aspek Usaha Rakyat (KUR).
produksi agar IKM mampu menghasilkan Akademisi (Perguruan Tinggi)
produk furniture yang kreatif, khas dan up to berkontribusi utamanya dalam menyediakan
date, tetapi juga memfasilitasi IKM dan atau tenaga professional khususnya desainer yang
desainernya untuk mengikuti berbagai membantu pelaku usaha untuk menciptakan
pameran di dalam maupun di luar negeri. dan mengembangkan ide-ide kreatif,
Program ini antara lain bertujuan untuk membuat prototype dan produk-produk
melahirkan wirausaha baru IKM yang kreatif. Perguruan Tinggi-Perguruan Tinggi
mandiri dan berdaya saing. ini antara lain Institut Seni Indonesia (ISI)
Yogyakarta.
Pelaku usaha selain berperan sebagai
produsen furniture, juga sebagai market
observer yang menghimpun berbagai
informasi pasar dan pemasaran produk antara
lain melalui keikut-sertaannya dalam
berbagai pameran. Informasi tersebut
menjadi acuan utama bagi desainernya untuk
Pameran Internasional Mebel dan Kerajinan di Jogja merancang dan menghasilkan produk
2020

59 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

furniture yang inovatif, kreatif, khas dan up f. Melakukan evaluasi dan pengembangan
to date. pasar dan pemasaran produk furniture
Masyarakat sebagai konsumen secara mandiri.
produk furniture juga diperlukan umpan
baliknya utamanya untuk mengetahui
perubahan selera dan trend produk yang
merreka butuhkan. Pameran juga merupakan
salah satu media yang efektif untuk
mengetahui umpan balik dari konsumen
furniture.
Langkah-langkah dan tahapan yang
dapat ditempuh agar pelaku usaha furniture
mampu menghasilkan dan memasarkan Pemasaran Online Produk Mebel

produk furniture yang “tampil beda”, adalah


sebagai berikut: KESIMPULAN
a. Membangun akses (proaktif) untuk dapat 1. Industri furniture berbahan baku kayu jati
memanfaatkan fasilitasi yang tersedia bagi memiliki struktur yang sama dengan
pengembangan industri kreatif khususnya industri pada umumnya, yang dibentuk
di berbagai lembaga pemerintah. oleh lima kekuatan persaingan, yaitu
b. Mengikuti program pengembangan industri competitors, buyers, suppliers,
industri kreatif antara lain program new entrants dan substitutes. New
pendampingan UMKM oleh desainer. entrants dan substitutes merupakan
c. Menghasilkan produk-produk furniture ancaman industri competitors, sedangkan
yang kreatif, khas dan up to date buyers dan suppliers memiliki posisi
khususnya yang telah diperoleh melalui tawar (bargaining power).
pendampingan desainer dan pameran- 2. Hasil analisis struktur industri furniture
pameran produk furniture. berbahan baku kayu jati menunjukkan
d. Mengikuti berbagai program promosi bahwa ancaman yang berasal dari
khususnya melalui berbagai pameran pendatang baru adalah rendah, ancaman
produk furniture di dalam dan di luar dari produk substitusi adalah tinggi,
negeri. bargaining power of buyer relatif rendah
e. Mengembangkan pemasaran termasuk (pada pasar dalam negeri) dan relative
promosi online, sebagai pelengkap tinggi (pada pasar ekspor), bargaining
promosi via pameran. power of supplier relatif tinggi, sedangkan
intensitas persaingan antar pelaku usaha

60 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

furniture pada umumnya tinggi untuk https://amp.kontan.co.id/news/bisnis-industri-


mebel-diprediksi-kembali-normal-pada-
pasar dalam negeri dan rendah untuk
tahun-2021
pasar luar negeri.
https://www.beritainspiratif.com/prospek-
3. Industri furniture memiliki prospek yang
industri-mebel-dan-kerajinan-indonesia-
sangat baik untuk tumbuh dan memiliki-peluang-untuk-ditingkatkan/
berkembang, Hal ini terutama karena
https://amp.kompas.com/money/read/2019/0
melimpahnya sumberdaya (SDM, SDA, 3/22/084500126/bisakah-industri-mebel-
indonesia-jadi-nomor-satu-di-dunia
dan kekhasan budaya), tingginya
dukungan pemerintah, dan terbuka https://m.bisnis.com/amp/read/20200817/257
/1280197/industri-furniture-minta-
luasnya pasar.
stimulus-hadapi-lonjakan-permintaan-
4. Strategi bersaing yang dapat 2021
dikembangkan dalam industri furniture
https://m.bisnis.com/amp/read/20200830/257
berbahan baku kayu jati adalah strategi /1284793/industri-furniture-proyeksi-
ekspor-membaik-mulai-kuartal-iv2020
cost leaderships dan strategi product
differentiation. https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020
/04/13/188757/industri-furniture-alami-
kontraksi-ribuan-pekerja-terancam-
DAFTAR PUSTAKA dirumahkan
Carlin International. 2012. Design Prediction.
https://m.liputan6.com/bisnis/read/4373811/s
Unpublished.
elamatkan-industri-mebel-pemerintah-
diminta-tinjau-regulasi-bahan-baku
Laporan Tahunan Kementerian UMKM RI
tahun 2017. 2018. Kementerian UMKM
https://m.bisnis.com/amp/read/20200830/257
RI.
/1284793/industri-furniture-proyeksi-
ekspor-membaik-mulai-kuartal-iv2020
Porter, Michael E. 1980. Competitive
Strategy. The Free Press, a Division of
https://m.bisnis.com/amp/read/20200714/257
Macmillan, Inc. 866 Third Avenue, New
/1265763/industri-mebel-dan-kerajinan-
York, NY 10022.
optimistis-semester-ii2020-jadi-periode-
transisi
-------------------- 1985. Competitive
Advantage. The Free Press, a Division of
https://amp.kontan.co.id/release/kemenperin-
Macmillan, Inc. 866 Third Avenue, New
optimalkan-potensi-industri-furniture-
York, NY 10022.
nasional
-------------------- 1990. Competitive
https://m.merdeka.com/uang/nilai-pasar-
Advantage of Nations. The Free Press, a
mebel-dalam-negeri-diprediksi-tembus-
Division of Simon & Schuster Inc. 1230
rp15-triliun-di-2020.html
Avenue of the Americas, New York, NY
10020.
https://amp.kontan.co.id/news/permintaan-
mebel-di-pasar-global-meningkat-
https://news.detik.com/adv-nhl-detikcom/d-
eksportir-genjot-penjualan
4477488/potensi-industri-mebel-indonesia

61 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL.11, NO. 1, Januari 2021

https://kemenperin.go.id/direktori-
perusahaan?what=furniture&prov=0

https://binus.ac.id/bandung/2019/12/pertumb
uhan-industri-dan-potensi-target-market-
furniture-di-indonesia/

62 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Anda mungkin juga menyukai