Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL KEGIATAN DI

PENGADILAN NEGERI SUMBER

Dosen Pembimbing : Dudung Hidayat, S.H., M.H

Disusun Oleh:
MUHAMMAD HAYYI LANA
117010122
D/4

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pengadilan Negeri Sumber

Seiring perkembangan jaman dan teknologi, manusia sekarang dituntut untuk lebih
berkualitas dan dapat mengimbanginya dengan baik. Bahwa karena kualitas seseorang dalam
dirinya berbeda-beda, yang salah satu nya dalam bidang hukum lebih spesifiknya hukum acara
perdata. Seorang sarjana hukum dituntut agar bisa menguasai hukum acara tersebut. Terutama
bagi para sarjana yang ingin berkonsentrasi pada bidang advokasi maupun keperdataan, maka
mutlak bagi calon sarjana tersebut untuk menguasai hukum acara tersebut.

Maka dari itu untuk pemenuhan kualitas diri agar dapat bersaing di dunia global era
digital nanti dengan para calon sarjana hukum lainnya, para mahasiswa diberi tugas untuk
mengamati sidang terutama sidang kasus keperdataan. Bahwa diharapkan selama sidang
berlangsung para mahasiswa diharapkan aktif bertanya sekaligus sebagai aplikasi observatif dari
apa yang mereka dapat di bangku kuliah dengan apa yang mereka alami di praktek
persidangannya langsung. Sehingga para mahasiswa ini memiliki gambaran langsung mengenai
hukum acara dipersidangan langsung dengan teori yang mereka dapatkan.

Jika mereka sudah mendapatkan pengalaman langsung didunia prakteknya atau di


pengadilannya langsung maka diharapkan mereka dapat mengerti betul prosedur dalam hukum
acara perdata. Sehingga ketika mereka lulus dan mendapatkan gelar sarjana hukum, setidaknya
mereka sudah mengerti secara holistik tentang prosedural hukum acara yang dapat membuat para
lulusan ini dapat bersaing di dunia era digital sekarang dan yang akan datang kelak, karena hasil
dari pengalaman serta kuliah-kuliah yang mereka alami, sehingga tercipta lulusan yang bernilai
tinggi yang dapat bersaing dengan lulusan lulusan sarjana hukum dari perguruan tinggi lainnya.
B. Tujuan Pengadilan Negeri Sumber
1. Memberikan Pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa dalam dunia praktek dan
teori
2. Memberikan Pengalaman persidangan di pengadilan negeri
C. Bentuk dan Jenis Kegiatan Praktikum Pengadilan Negeri
1. Kegiatan Sidang

D. Tempat dan Waktu Kegiatan Praktikum Pengadilan Negeri Sumber


1. Hari & Tanggal : Rabu, 8 Mei 2019
2. Waktu : Pukul 08.00-13.00 WIB
3. Tempat : Ruang Sidang I Pengadilan Negeri Sumber
BAB II
DESKRIPSI UMUM
A. Sejarah Pengadilan Negeri Sumber
Sebelum didirikan Pengadilan Negeri Sumber, wilayah Kabupaten Cirebon masuk dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Cirebon. Sebelum Tahun 1982, daerah hukum Pengadilan Negeri
Cirebon meliputi Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, akan tetapi sejak Tahun 1982
Pengadilan Negeri Cirebon dibagi dua, yaitu Pengadilan Negeri Cirebon, yang daerah hukumnya
meliputi Kota Cirebon dan Pengadilan Negeri Sumber, yang daerah hukumnya meliputi
Kabupaten Cirebon.
Pengadilan Negeri Sumber terletak di Jalan Sunan Drajat No. 4 Sumber, Kabupaten Cirebon.
Gedung Pengadilan Negri Sumber dibangun pada Tahun 1981/1982 berdasarkan dana APBN
Tahun 1980/1981, diatas tanah seluas 5.723 m2
Pengadilan Negeri Sumber diresmikan pada tanggal 17 April 1982 oleh Direktur Jenderal
Pembinaan Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara Departemen Kehakiman
RI, Bapak H.Rusli, S.H. Pada tanggal 17 April 1982;
Pada saat ini Pengadilan Negeri Sumber mempunyai wilayah hukum yang meliputi wilayah
Kabupaten Sumber dan terdiri dari 40 (empat puluh) Kecamatan dengan luas wilayah 990,36
Km2.

B. Visi dan Misi


VISI
TERWUJUDNYA PENGADILAN NEGERI SUMBER YANG AGUNG
MISI
1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Sumber.
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Negeri Sumber.
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Negeri Sumber
C. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Sumber
Ketua : H. Muhammad Djamir, S.H., M.H.
Wakil Ketua : Rustanto, S.H., M.H.
Sekretaris : Endang Nurahman Hakim, S.Sos,. M.H.
Panitera : Ating Budiman, S.H., M.H.
Wakil Panitera : Yaeli Hastuty, S.H.
Kepala Sub Bagian Kepegawaian Organisasi dan Tata Laksana: Chandra Pamungkas, S.E.
Kepala Sub Bagian Perencanaan Teknologi Informasi dan Pelaporan: Amin, S.IP.
Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan : Yayan Andriyanti
Panitera Pengganti : Hariyanto, S.H.
Hakim :
1. Haryuning Respanti, S.H.
2. Fitra Renaldo, S.H., M.H.
3. Arsul Hidayat, S.H.
4. Rustam Parluhutan, S.H.
5. Setia Sri Marliana, S.H.
6. Intan Panji Nasrani, S.H., M.H.
Jurusita Pengganti :
1. Edi
2. Radi
3. Munadi

D. Tugas Pokok Dan Fungsi Pengadilan Negeri Sumber


Tugas Pokok dan Fungsi
1. Sebagai Pengadilan Tingkat pertama adalah Menerima, memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa Perkara di Tingkat Pertama sesuai dengan peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
2. PN Sumber mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut :
Fungsi mengadili (judicial power), yakni memeriksa dan mengadili perkara yang menjadi
wewenang Pengadilan Negeri Tingkat Pertama di wilayah Hukumnya.
* Fungsi Administrasi, yaitu menyelenggarakan administrasi umum, Keuangan dan
Kepegawaian serta lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Teknis Peradilan dan
Administrasi Peradilan.
* Fungsi pembinaan, yaitu memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada Pegawai,
baik menyangkut teknis justisial, administrasi peradilan maupun administrasi umum.
BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN WEWENANG PENYELESAIAN PERKARA
PENGADILAN NEGERI
A. Kedudukan
Pengadilan Negeri adalah bagian dari Peradlan Umum yang lingkungan peradilannya di
bawah Mahkamah Agung yang menjalankan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan
pada umumnya. Pengadilan Negeri merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan
Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Sebagai Pengadilan
Tingkat Pertama, Pengadilan Negeri berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Daerah hukum
Pengadilan Negeri meliputi wilayah Kota atau Kabupaten. Susunan Pengadilan Negeri terdiri
dari Pimpinan (Ketua PN dan Wakil Ketua PN), Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan
Jurusita. Pengadilan Negeri pada masa kolonial Hindia Belanda disebut landraad.
B. Tugas dan Wewenang
Pengadilan Negeri selaku salah satu kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan
Umum mempunyai tugas dan kewenangan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang
Peradilan Umum, dalam Pasal 50 menyatakan : Pengadilan Negeri bertugas dan berwewenang
memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama,
dalam Pasal 52 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan : Pengadilan dapat memberikan keterangan,
pertimbangan dan nasehat tentang hukum kekpada instansi pemerintah didaerahnya, apabila
diminta dan selain bertugas dan kewenangan tersebut dalam Pasal 50 dan 51, Pengadilan dapat
diserahi tugas dan kewenangan lain atau berdasarkan Undang-Undang.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS TEMUAN LAPANGAN

A. Prosedur Pengajuan Perkara di Pengadilan Negeri


Tahap 1 : Pihak berperkara datang ke Pengadilan Negeri dengan membawa surat gugatan atau
permohonan. Kemudian menghadap petugas Meja Pertama dan menyerahkan surat gugatan atau
permohonan, minimal 2 (dua) rangkap. Untuk surat gugatan ditambah sejumlah Tergugat.
Tahap 2 : Petugas Meja Pertama (dapat) memberikan penjelasan yang dianggap perlu berkenaan
dengan perkara yang diajukan dan menaksir panjar biaya perkara yang kemudian ditulis dalam
Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). Besarnya panjar biaya perkara diperkirakan harus telah
mencukupi untuk menyelesaikan perkara tersebut, didasarkan pada pasal 182 ayat (1) HIR.
Tahap 3 : Petugas Meja Pertama menyerahkan kembali surat gugatan atau permohonan kepada
pihak berperkara disertai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dalam rangkap 3 (tiga).
Tahap 4 : Pihak berperkara menyerahkan kepada pemegang kas (KASIR) surat gugatan atau
permohonan tersebut dan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM).
Tahap 5 : Pemegang kas menyerahkan asli Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pihak
berperkara sebagai dasar penyetoran panjar biaya perkara ke bank.
Tahap 6 : Pihak berperkara datang ke loket layanan bank dan mengisi slip penyetoran panjar
biaya perkara. Pengisian data dalam slip bank tersebut sesuai dengan Surat Kuasa Untuk
Membayar (SKUM), seperti nomor urut, dan besarnya biaya penyetoran. Kemudian pihak
berperkara menyerahkan slip bank yang telah diisi dan menyetorkan uang sebesar yang tertera
dalam slip bank tersebut.
Tahap 7 : Setelah pihak berperkara menerima slip bank yang telah divalidasi dari petugas
layanan bank, pihak berperkara menunjukkan slip bank tersebut dan menyerahkan Surat Kuasa
Untuk Membayar (SKUM) kepada pemegang kas.
Tahap 8 : Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian menyerahkan kembali kepada
pihak berperkara. Pemegang kas kemudian memberi tanda lunas dalam Surat Kuasa Untuk
Membayar (SKUM) dan menyerahkan kembali kepada pihak berperkara asli dan tindasan
pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) serta surat gugatan atau permohonan yang
bersangkutan.
Tahap 9 : Pihak berperkara menyerahkan kepada petugas Meja Kedua surat gugatan atau
permohonan sebanyak jumlah tergugat ditambah 2 (dua) rangkap serta tindasan pertama Surat
Kuasa Untuk Membayar (SKUM).
Tahap 10 : Petugas Meja Kedua mendaftar/ mencatat surat gugatan atau permohonan dalam
register bersangkutan serta memberi nomor register pada surat gugatan atau permohonan tersebut
yang diambil dari nomor pendaftaran yang diberikan oleh pemegang kas.
Tahap 11 : Petugas Meja Kedua menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat gugatan atau
permohonan yang telah diberi nomor register kepada pihak berperkara.
Tahap 12 : Pihak/ pihak-pihak berperkara akan dipanggil oleh jurusita/ jurusita pengganti untuk
menghadap ke persidangan setelah ditetapkan Susunan Majelis Hakim (PMH) dan hari sidang
pemeriksaan perkaranya (PHS).
B. Hasil Temuan Produk-Produk Putusan Hakim di Pengadilan Negeri
Putusan sela umum terbagi menjadi
1. Putusan Preparatoir tujuan dari putusan terseut merupakn persiapan jalannya pemeriksaan atau
persiapan putusan akhir.misalya sebelum hakim memulai pemeriksaanlebih dahulu menerbitkan
putusan preparatoir tentang tahapan proses atau jadwal persidangan.
2. Putusan Interlocutoir yaitu memerintahkan pembuktian seperti pemeriksaan objek sengketa
dan sebagainya.
Putusan dilihat dari kehadiran para pihak
a. Putusan Gugur yaitu gugatan yang tidak hadir dan mingirimkan wakilnya untuk mengikuti
persidangan,perkara class action putusan gugur dapat berlaku apabila seluruh penggugat tidak
hadir.
b. Putusan Verstek dijatuhkan secara pihak oleh hakim disebabkan tidak hadirnya tergugat dan
tidak pula mingirimkan wakilnya untuk mengikuti persidangan.
c. Putusan Kontradiktoir putusan akhir yang saat dijatuhkan dalam sidang tidak dihadiri oleh
salah satu para pihak
Putusan dilihat dari isinya terhadapgugatan
a. Tidak menerima gugatan penggugat putussan menyatakan hakim tidak menerima gugugatan
disebabkan tidak dipenuhi syarat hukum formil maupun materiil.
b.Menolak gugatan penggugat yakni putusan akhir menolak gugatan setelah menempuh tahap
pemeriksaan. Penolakan tersebut disebabkan tidak terbuktinya dalil-dalil gugatan ,penolak bisa
terjadi pada sebagian gugatan atau seluruhnya pada poin ini perkara gugatan atau di terima oleh
pengadilan untuk disidangkan,terlepas dari dikabulkan atau tidaknya gugatan
tersebut,berbedadengan poin sebelumnya dimana berkas gugatan tidak di terima oleh pengadilan
sehingga tidak memungkinkan dalam persidangan.
c. Mengabulkan gugatan pengugat yakni putusan akhir yang mengabukan seluruh gugatan atau
tuntutan berdasarkan dalil-dalil yang kuat .
putusan dilihat dari akibat hukum yang ditimbulkan
Perkara Perdata
1. Putusan Diklatoir yakni yang bersifat hanya menerangkan dan menegaskan suatu hukum
semata. Contohnya pernyataan sah atau tidaknya suatu perbuatan hukum atau status hukum
seseorang
2. Putusan Konstitutif yakni putusan yang meniadakan sesuatu keadaan hukum atau yang
menimbulkan seseatu hukum yang baru. Contoh putusan perceraian, putusan seseorang jatuh
pailit.
3. Putusan komdemnatoir yakni putusan yang diberisi penghukuman misanya, dimana pihak
tergugat dihukum untuk menyerahkan sebidang tanahberikut rumahnya membayar hutang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti yang telah kami uraika di atas bahwa pengadilan negeri merupaka suatu badan peradilan
yang kedudukanya satu tingkat dengan pradilan lainya di bawah mahkama agung. Telah kita
pelajari bersama peranan apa saja yang di berikan pengadilan negeri untuk menyelesaikan
sebuah permasalahan dalam bidang supermasi hukum. Keberadaannya tentu sangat membantu
tugas kekuasaan kehakiman dalam menyelsaikan perkara dalam bidangya.
Dengan adanya tugas kunjungan ke pengadilan negeri sumber ini tentu sangat membantu
pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pengetahuan yang lebih mengenai peranan
pengadilan negeri dalam menegakan supermasi hukum di indonesia.
B. Saran
Maka dengan dibuatnya laporan ini bisa diambil sebuah sikap. Yaitu kita sebagai calon seorang
sarjana hukum harus tahu betul bagaimana proses berperkara dalam suatu pengadilan. Sehingga
para calon ini menjadi calon sarjana hukum yang mumpuni di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai