Anda di halaman 1dari 2

a.

lokasi dan sumber sejarah


b. kondisi sosial politik
c. akhir kerajaan
d. nilai yang diambil
e. kondisi agama
f. kondisi budaya

1. kondisi sosial-politik

Kehidupan Sosial yang ada di masyarakat Pajajaran yakni berupa seniman, baik itu penari,
pemain gamelan atau badut dan juga dari golongan petani dan peradangan. Sedangkan
golongan jahat yang dianggap oleh masyarakat yakni berupa, tukang copet, pencuri, maling
atau perampas.

Kehidupan Politik ;
Kerajaan Sunda Pajajaran menganut sistem pemerintahan federal
Kerajaan Pajajaran terletak di Jawa Barat, yang berkembang pada abad ke 8-16. Raja-raja
yang pernah memerintah Kerajaan Pajajaran, antara lain :
• Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521), bertahta di Pakuan (Bogor sekarang)
• Surawisesa (1521 – 1535), bertahta di Pakuan
• Ratu Dewata (1535 – 1543), bertahta di Pakuan
• Ratu Sakti (1543 – 1551), bertahta di Pakuan
• Ratu Nilakendra (1551-1567), meninggalkan Pakuan karena serangan Hasanudin dan
anaknya, Maulana Yusuf
• Raga Mulya (1567 – 1579), dikenal sebagai Prabu Surya Kencana, memerintah dari
Pandeglang Maharaja Jayabhupati (Haji-Ri-Sunda)
• Rahyang Niskala Wastu Kencana
• Rahyang Dewa Niskala (Rahyang Ningrat Kencana)
• Sri Baduga MahaRaja
• Hyang Wuni Sora
• Ratu Samian (Prabu Surawisesa)
• dan Prabu Ratu Dewata.

2. Lokasi sejarah

Kerajaan ini merupakan kerajaan yang terletak di Parahyangan Sunda, Pakuan yang
menjadi ibu kota Sunda. Kerajaan Pajajaran merupakan lanjutan dari Kerajaan-kerajaan
terdahulu, yang meliputi Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh dan
juga ada Kerajaan Kawali.
3. Akhir kerajaan

Terjadinya pertentangan wilayah kekuasaan kerajaan sunda (padjajaran) oleh


Kesultanan Cirebon (wilayah padjajaran yang dipimpin oleh cucu Prabu Siliwangi) yang
mendapat dukungan dari Demak yang terdiri dari Sunda Kelapa dan Banten.

Serangan Kesultanan Banten pada tahun 1579 menyebabkan kerajaan pajajaran


hancur. Ditandai dengan perampasan palangka sriman sriwacana (batu penobatan tempat
seorang calon raja dari trah kerajaan Sunda duduk untuk dinobatkan menjadi raja pada tradisi
monarki di Tatar Pasundan), Batu tersebut dibawa ke Banten agar tidak terjadinya penobatan
raja baru di kerajaan pajajaran.

4. nilai yang diambil


banyak nilai yang dapat kita petik dari kejayaan kerajaan pajajaran
yaitu agar kita tidak egois dengan pendapat kita. Peperangan yang terjadi
antar kerajaan timbul karena salah paham, dengan begitu kita dapat belajar
untuk menerima atau mendengarkan pendapat orang lain agar tidak timbul
salah paham.

5. kondisi agama
Agama yang dianut oleh raja-raja Sunda adalah Hindu Syiwa. Raja sebagai
penganut Hindu Syiwa tetap memberikan ruang untuk menjalankan kehidupan
dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakatnya yang berbeda kepercayaan.
Sikap toleransi yang ditanamkan atas perbedaan tersebut dijunjung tinggi dalam
penerapannya.

6. Kondisi budaya
Kehidupan budayanya tentunya sangat dipengaruhi oleh kepercayaan yang dianut
oleh raja dan masyarakatnya secara mayoritas yaitu Hindu. Mulai dari bahasa,
tulisan, hingga beberapa bentuk peninggalan lainnya, terlihat dengan jelas
menonjolkan setiap nilai yang ada di agama Hindu. Kitab-kitab yang
ditinggalkannya seperti Sangyang Siskanda, Carita Parahyangan, dan juga
beberapa kerajinan tangan yang dimilikinya, prasasti-prasasti, dan jenis-jenis
batik. Tentu hal ini menjadi satu gambaran besar akan kebudayaan yang
berkembang pada masa itu.

Anda mungkin juga menyukai