Anda di halaman 1dari 18

1

INFORMASI UMUM

IDENTITAS MODUL

Penyusun : 1. Devi Natranita, S.Pd


2. Fitriza Budi Rahayu, M.Pd
3. Delfianti, M.Pd
4. Ermayanti, S.Pd
5. Dina Sri Mulyani, S.Pd
6. Yenny Hartati, S.Pd
Tema projek : Gaya Hidup Berkelanjutan
Judul projek : Merubah sampah menjadi rupiah
Jenjang : SMA
Kelas/ fase : 10/ E
Semester : I (satu)
Tahun pelajaran : 2022/2023
Alokasi waktu : 58 JP
Instansi/ sekolah : SMA Negeri 4 Bukittinggi

TEMA DAN TOPIK PROJEK


Tema Projek ini adalah “Perubahan iklim global” dengan topik “Merubah sampah
menjadi rupiah”

DIMENSI, ELEMEN DAN SUB ELEMEN PROFILPELAJAR PANCASILA

Dimensi Elemen Sub Elemen


Gotong royong Berkolaborasi Membangun tim dan mengelola kerjasama untuk
mencapai tujuan bersama sesuai dengan target yang
sudah ditentukan.

Kreatif Elemen Mengekplorasi dan mengekspresikan pikiran


menghasilkan dan/atau perasaanya, menilai gagasanya, serta
karya dan memikirkan segala resikonya, dengan
tindakan yang mempertimbangkan banyak perspekti seperti etika
orisinil dan nilai kemanusiaan ketika gagasanya
direalisasikan

SARANA DAN PRASARANA


2
Sarana : Cangkul, sekop, sampah basah, daun-daunan, sampah rumah tangga,
kotoran ternak
Prasarana : Lingkungan sekolah/ pekarangan/ taman
TARGET PESERTA DIDIK

Target Jumlah
Peserta didik reguler/ tipikal umum 360 Orang
Peserta didik dengan kesuitan
Peserta didik berpencapaian tinggi
Peserta didik dengan ketunaan

KOMPONEN INTI

DESKRIPSI SINGKAT KEGIATAN PROJEK

Kegiatan yang akan dilakukan dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila melakukan penataan
lingkungan sekolah menjadi Green School. Salah satu penataannya dengan menyediakan pupuk kompos
produk sendiri untuk memelihara dan menjaga kesuburan tanaman dilingkungan sekolah. Dengan
banyaknya sumber daya yang ada dilingkungan sekolah seperti sampah daun-daunan, serta kotoran ternak
yang ada di lingkungan sekitar sekolah maupun dilingkungan tempat tinggal peserta didik, maka
dibuatlah projek pembuatan kompos.

TUJUAN SPESIFIK

Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar
yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar
untuk menguatkan berbagai kompetensi seperti gotong royong dan kreatif seperti yang diharapkan dalam
Profil Pelajar Pancasila.

ALUR KEGIATAN PROJEK

Alur Kegiatan Alokasi Sarana


Waktu Prasarana
Pengenalan Guru Penanggung Jawab: 2 Ruang
 Mensosialisasikan materi P5 J Kelas
(pengertian, tujuan, dan manfaat P
kegiatan P5)
 Memperkenalkan tema projek
 Memperkenalkan elemen dan sub elemen
projek

3
Aksi Peserta didik dibawah bimbingan guru 129 JP • Sampah
 Menemukan dan mengembangkan ide daun
tentang macam2 limbah • Smpah
 Menemukan dan mengembangkan ide cara basah
penanggulangan limbah • Sampah
 Mencari cara untuk pembuatan pupuk rumah
kompos tangga
• Kotoran
 Menyiapkan bahan-bahan
ternak
 Membuat pupuk kompos dengan benar
• ember
 Pemeliharaan (membolak balikan sampah, • cangkul
menambah sampah yang kurang) • sekop
 Membuat kemasan • Bak
 Menghasilkan kompos yang siap jual/pakai sampah
• Mesin
pencacah
sampah

Kontekstualisasi  Pengarahan umum tentang macam-macam 6 JP Ruang


limbah, jenis-jenis sampah serta cara Kelas
pengolahan limbah serta 24 jp
 praktek pembuatan pupuk kompos

Refleksi  Pendidik dan peserta didik melakukan 4 Lembar


evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil J Refleksi
projek P kegiatan

ASESMEN

Asesmen Formatif
a. Sikap
Meliputi profil pelajar Pancasila yang ditargetkan pada modul ini
Dimensi/ elemen/ sub element Indikator
Indikakor Dimensi gotong royong dan Kreatif BB MB BSH SB
Bekerja sama dalam membawa bahan (berbagai jenis
sampah )
Memiliki dorongan kerja yang tinggi
Mau mencari jenis jenis sampah yang dibutuhkan (kreatif)
Membawa bahan sesuai dengan instruksi

4
Keterangan
Indikator Tindak Lanjut
< 30% BB (Belum Berkembang) Masih perlu bimbingan
30% -< 60% MB (Mulai Berkembang) Tanpa bimbingan tapi masih belum konsisten
60% - <90% BSH (Berkembang sesuai harapan) Tanpa bimbingan sudah mulai konsisten
 90% BSB (Berkembang sangat baik) tanpa bimbingan, konsisten, dan sudah
menjadi karakter
b. Performa
Non Tes /Pengamatan
Rubrik Penilain Presentasi Yang mencerminkan Profil Pemuda Pancasila

No Aspek yang dinilai Kriteria Skor


1 Beriman dan bertakwa pada Selalu mengucapkan salam pada saat 3
Tuhan Yang maha Esa akan berbicara
Kadang Mengucapkan salam saat akan 2
berbicara
Tidak pernah mengucapkan salam saat 1
akan berbicara
2 Sistematika Presentase Materi presentasi disajikan secara runtut 3
dan sistematis
Materi presentasi disajikan secara kurang 2
runtut dan tidak sistematis
Materi presentasi disajikan secara tidak 1
runtut dan tidak sistematis
3 Penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan sangat mudah 3
dipahami
Bahasa yang digunakan cukup mudah 2
dipahami
Bahasa yang digunakan sangat sulit 1
dipahami
4 Kemampuan mempertahankan Mampu mempertahankan dan 3
dan menanggapi pertanyaan menanggapi pertanyaan/ sanggahan
atau sanggahan(bernalar kritis) dengan arif dan bijaksana
Mampu mempertahankan dan 2
menanggapi pertanyaan/ sanggahan
dengan cukup baik
Kurang mampu mempertahankan dan 1
menanggapi pertanyaan atau sanggahan
dengan baik

2. Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah asesmen yang dilakukan setelah proses kegiatan pembelajaran
baik intrakurikuler maupun projek selesai dilaksanakan. Asesmen sumatif juga meliputi 2
ranah yaitu

5
a. Sikap
Meliputi profil pelajar Pancasila yang ditargetkan pada modul ini
Dimensi/ elemen/ sub element Indikator
Indikakor Dimensi Kreatif BB MB BSH SB
Memiliki dorongan kerja yang tinggi
Memiliki ketekunan yang tinggi
Enerjik dan ulet
memiliki rasa keindahanan

Keterangan
Indikator Tindak Lanjut
< 30% BB (Belum Berkembang) Masih perlu bimbingan
30% -< 60% MB (Mulai Berkembang) Tanpa bimbingan tapi masih belum konsisten
60% - <90% BSH (Berkembang sesuai harapan) Tanpa bimbingan sudah mulai konsisten
 90% BSB (Berkembang sangat baik) tanpa bimbingan, konsisten, dan sudah
menjadi karakter

b. Performa

Indikator Sub Indikator Skor


Produk Warna kompos hitam 3
Kompos Warna kompos coklat kehitaman 2
Warna kompos coklat 1

Aroma Kompos Berbau tidak menyengat (Seperti bau tanah/humus) 3


Berbau menyengat 2
Tidak berbau 1

6
REFLEKSI PESERTA DIDIK dan GURU

Instrumen Lembar Refleksi Peserta Didik


Nama Peserta Didik :
Nama Fasilitator :

No Refleksi SS S TS STS
1 Aku terlibat aktif dalam projek ini
2 Suasana projek membuatku bersemangat untuk belajar dan tahu
lebih banyak
3 Aku nyaman untuk mengungkapkan pendapat selama projek ini
4 Pembelajaran dalam projek ini membekali diriku sebagai warga
yang baik
5 Waktu projek memadai untuk aku memahami isu yang ada di
sekitarku
6 Diskusi di kelompokku berjalan asyik dan membuat pengetahuanku
kaya
7 Fasilitator pada projek ini membantuku dalam belajar dan berproses
8 Metode yang digunakan pada projek ini seru dan menyenangkan
9 Keterampilanku bertambah pada projek ini
10 Masukan/pendapat lain untuk projek ini
11 Berikan tiga kata yang menggambarkan projek ini :

Indikator Refleksi Peserta Didik


Indikator Keterangan
SS Sangat Setuju
S Setuju
TS Tidak Setuju
STS Sangat Tidak Setuju

Instrumen Lembar Refleksi Guru

Aspek Pertanyaan
Pedagogik Apakah Peserta didik bersemangat dalam melaksanakan projek
Pedagogik Apakah motivasi yang diberikan Guru dapat meningkatakan ketertarikan siswa
pada pelaksanaan projek?
Pedagogik Apakah peserta didik memahami setiap instruksi yang diberikan dalam
pelaksanaan projek?

7
Pedagogik Apakah peserta didik mengalami kesulitan selama pelaksanaan projek?
Pedagogik Bagaimana respon peserta didik pada saat pelaksanaan projek?
Pedagogik Bagaimana keterserapan materi yang diberikan selama pembelajaran?
Pedagogik Apakah peserta didik dapat menyelesaikan projek tepat waktu?

A. TINDAK LANJUT ASESMEN

Indikator Isian Deksripsi Sikap Tindak Lanjut


Angka
BB Jika nilai < Ananda masih sangat butuh bantuan Bimbingan untuk mengembangkan
60 dan bimbingan dalam kemampuan bergotong royong
mengembangkan kemampuan Membangun tim dan mengelola
bergotong royong (Membangun tim kerjasama untuk mencapai tujuan
dan mengelola kerjasama untuk bersama sesuai dengan target yang
mencapai tujuan bersama sesuai sudah ditentukan dan sikap kreatif
dengan target yang sudah ditentukan.) dalam ( menghasilkan karya dan
dan sikap kreatif (dalam tindakan yang orisinil, mengekplorasi
Mengeksplorasi dan mengekspresikan dan mengekspresikan pikiran dan/atau
pikiran dan/atau perasaannya dalam perasaanya, menilai gagasanya, serta
bentuk karya dan/atau tindakan, serta memikirkan segala resikonya, dengan
Mengevaluasinya dan mempertimbangkan banyak perspekti
mempertimbangkan dampak dan seperti etika dan nilai kemanusiaan
risikonya bagi diri dan lingkungannya ketika gagasanya direalisasikan dan )
B Jika nilai 60 Ananda masih butuh bimbingan dalam Bimbingan dalam mengembangkan
-75 mengembangkan kemampuan kemampuan bergotong royong
bergotong royong (Membangun tim (Membangun tim dan mengelola
dan mengelola kerjasama untuk kerjasama untuk mencapai tujuan
mencapai tujuan bersama sesuai bersama sesuai dengan target yang
dengan target yang sudah ditentukan.) sudah ditentukan.) dan sikap kreatif
dan sikap kreatif (dalam (dalam Mengeksplorasi dan
Mengeksplorasi dan mengekspresikan mengekspresikan pikiran dan/atau
pikiran dan/atau perasaannya dalam perasaannya dalam bentuk karya
bentuk karya dan/atau tindakan, serta dan/atau tindakan, serta
Mengevaluasinya dan Mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampak dan mempertimbangkan dampak dan
risikonya bagi diri dan lingkungannya risikonya bagi diri dan lingkungannya
BSH Jika nilai 76 Ananda sudah mulai mengembangkan Arahan untuk mengembangkan
-91 kemampuan Bergotong royong dan kemampuan bergotong royong dan
dan Kreatif belum secara Kreatif secara konsisten
berkelanjutan

SB Jika nilai 92 Ananda telah mengembangkan Apresiasi dan arahan untuk


-100 kemampuan bergotong royong dan mempertahankan kemampuan
dan Kreatif secara berkelanjutan bergotong royong dan Kreatif

8
PEMAHAMAN BERMAKNA

Perubahan iklim global disebabkan karena jumlah penduduk bumi semakin padat ditambah
aktivitas manusia dalam pemanfaat sumberdaya alam secara serakah.Semakin bertambah penduduk
bumi semakin banyak produksi sampah. Jika sampah tidak dikelola dengan baik maka akan terjadi
penumpukan sampah yang akan menyebabkan pencemaran. Sampah organik bisa diolah untuk
dijadikan kompos yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman. Kompos tidak menyebabkan
pencemaran pada lingkungan, selain itu pembuatan kompos tidaklah sulit.

PERTANYAAN PEMANTIK
Apa saja yang menyebabkan pencemaran lingkungan? Taukah kamu bagaimana cara menanggulangi
sampah?

Bukittinggi, Juli 2022


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Kepala SMA Negeri 4 Bukittingi

Dra. Eli Noverma, M.Si Devi Natranita, S.Pd


NIP 196709021991032006 NIP 197208111998022001

9
Lampiran 1.

10
Lampiran 2

RENCANA KEGIATAN
PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
TEMA : GAYA HIDUP BERKELANJUTAN
TOPIK: MERUBAH SAMPAH JADI RUPIAH

PERTEMUA KEGIATAN
N KE
1 - Materi Umum P5 (oleh PJ kelas)
- Pengenalan program, silabus dan penilaian tema 1
- Pemutaran vidio motivasi pengusaha limbah sukses
- Peserta didik membuat resume dari vidio yang ditampilkan
- Peserta didik melakukan presentasi
- Tugas siswa dirumah: Membawa daun kering 1 kantong hitam besar, di
kumpul minggu depan
2 - Pemberian materi Pengertian limbah, macam-macam limbah, dan contoh-
contoh pengolahan limbah organik dan anorganik
- Peserta didik melakukan presentasi hasil LKPD
- Menyimpulkan
- Guru mencek tugas yang dibawa peserta didik
- Tugas siswa dirumah: Membawa kotoran ternak 1 kantong belang, di
kumpul minggu depan
3 - Pemberian materi Pengertian kompos, bahan-bahan kompos dan prosedur
pembuatan kompos
- Peserta didik melakukan presentasi hasil LKPD
- Menyimpulkan
- Guru mencek tugas yang dibawa peserta didik
- Tugas siswa dirumah: Membawa limbah basah (kulit buah-buahan,
sayuran) 1 kantong belang, di kumpul minggu depan
4 - Praktek pembuatan kompos
- Guru mencek tugas yang dibawa peserta didik
- Tugas siswa dirumah: Membawa sampah, di kumpul minggu depan
5 - Praktek pembuatan kompos
- Guru mencek tugas yang dibawa peserta didik
- Tugas siswa dirumah: Membawa sampah, di kumpul minggu depan
6 - Praktik membuat kompos
- Membolak-balik kompos
- Merancang label kompos
- Tugas siswa dirumah: Membawa sampah, di kumpul minggu depan
7 - Praktik membuat kompos
- Membolak-balik kompos
- Presentasi laporan proyek
8 - Panen kompos
- Pengepakan dan pelabelan
- Merancang label kompos
9 - Promosi dan penjualan kompos

11
Lampiran 3 :Bahan Ajar Propela tema 1
LIMBAH

A.  Pengertian limbah
Berdasarkan PPNo. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan sebagai  sisa/buangan dari suatu
usaha dan atau kegiatan manusia.
Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut sering kali
dibuang ke lingkungan, sementara jumlah limbah yang dihasilkan terus meningkat seiring dengan
pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi serta perekonomian. Ketika mencapai jumlah atau
konsentrasi tertentu,limbah yang dibuang kelingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan.

 B. Pengelompokan Limbah


1.    Pengelompokan berdasarkan jenis senyawa
a.    Limbah Organik
Limbah organik merupakan limbah yang memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan karbon)
yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Contoh: Jasad Makhluk hidup, sisa makanan, kertas, kotoran hewan.
Limbah organik yang mudah membusuk dapat dimanfaatkan kembali dengan cara dijadikan
kompos. Kompos dapat dimanfatkan sebagai pupuk/penyubur tanaman. Pembuatan kompos
dari limbah organik dapat menjadi salah satu solusi untuk menangani limbah organik.

b.    Limbah Anorganik
Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan
karbon) dan sulit diuraikan oleh mikroorganisme.
Contoh: plastik, karet, besi, kaleng bekas, pecahan kaca.
Limbah anorganik tidak dapat dibiarkan begitu saja karena sulit diuraikan secara alami oleh
mikroorganisme, untuk itu limbah anorganik dapat didaur ulang menjadi produk-produk
yang dapat digunakan kembali oleh manusia, seperti kaleng almunium  didaur ulang menjadi
kaleng almunium kembali atau kertas bekas didaur ulang menjadi kertas siap pakai lagi.
Salah satu cara agar pemanfaatan limbah dapat dilakukan dengan efektif dan efisien adalah
dengan memilah limbah tersebut saat dibuang.
Pengelompokan berdasarkan wujud
a.      Limbah Berwujud Cair

12
Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta
bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.
Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok, yaitu:
1) Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan darri
perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan, perkantoran, dan sarana
jenis. Contoh : Air detergen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.
2) Limbah cair industri (Industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan
industri. Contoh: air sisa cucian daging, buah, atau sayur dari industri pengolahan
makanan dan dari sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil.
3) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari
berbagai sumber yang memasukisaluran pembuangan limbah cair melalui rembesan
kedalam tanah atau melalui luapan dari permukan.
4) Contoh: halaman, Air buangan dri talng atap, pendingin ruangan (AC), halaman,
bangunan perdagangan industri, serta pertanian atau perkebunan.
5) Air Hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan diatas
permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa
partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair.

b.     Limbah Berwujud Padat


Limbah padat merupakan salah satu limbah yang paling banyak terdapat
dilingkungan Biasanya limbah padat disebut sampah.
1) Limbah padat di klasifikasikan menjadi 6 kelompok :
Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-
bahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme.
Contoh : sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
2) Sampah anorganik dn organik tak membusuk (Rubbish), yaitu limbah padat anorganik
atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit
membusuk.
Contoh: Selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
3) Sampah Abu  (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran.
Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah membusuk.
4) Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai
binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.

13
5) Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi
berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas dan plastik.
6) Sampah Industri (Industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal daribuangan
industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.

c.      Limbah Berwujud Gas


Limbah gas biasanya dibuang keudara. Di udar,terkandung unsur-unsur kimia seperti
O2,N2,NO2,Co2,H2, dan lain-lain. Penambahan gas keudara yang melampaui kandungan
udara alami akan menurunkan kualitas udara.
Limbah gas yang dibuang keudara biasanya mengandung partikel-partikel bahan
padatan atau cairan yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan
gas-gas tersebut. Bahan padatan dan cairan tersebut disebut sebagai materi partikulat.

d.     Limbah Suara
Yaitu, Limbah yang berupa gelombang bunyi yang merambat diudara. Limbah suara dapat
dihasilkan dari mesin kendaraan, mesin-mesin pabrik, peralatan elektronikdan sumber-sumber
yang lainnya.

2. PengelolaanLimbah
A. Limbah

Limbah merupakan sumber daya alam yang telah kehilangan fungsinya.Limbah adalah sisa dari
bahan yang dikonsumsi oleh manusia. Limbah juga dapat merupakan sisa-sisa metabolisme hewan
ataupun tumbuhan.
Berdasarkan sifat kimianya,limbah dibedakan menjadi sebagai berikut.
1. Limbah organik merupakan limbah yang dapat mengalami proses penguraian
secaraalamiahcontohnya sisa hewan dantumbuhan.
2. Limbah anorganik : adalah limbah yang berasal dari sumber daya alam yang sulitdiuraikan
secara alamiah oleh mikroorganisme. Limbah ini berasal dari senyawa-senyawa kimia, misalnya
limbah pabrik, limbah pertanian, limbah perikanan, danlimbahrumah sakit.(Anshori&Djoko,
2009).
Berdasarkansifatfisiknya,imbahdibedakansebagaiberikut.
1. Limbah padat,dapatberupasisa-sisamakhlukhidup,limbahdomestik,limbahdaripabrikyangberupa
bahan padat.
2. Limbah cair, biasanyaberupabahanyangterlarutdalamair,dapatberupasisa-
sisametabolismesepertiurine,limbahcairbaikdaripabrikmaupun darirumah sakit.

14
3. Limbah gas,dapatberasaldariasapkendaraanbermotor,asappabrik,asapgunungberapi,dan
kebakaran.

B. Daur Ulang
Selain mencemari lingkungan, banyaknya limbah di permukaan bumi, baik di tanah maupun di perairan,
juga menimbulkan bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap dipandang mata.Untuk mengatasi hal-hal
tersebut, usaha-usaha yang dapat dilakukan, antara lain mengolah limbah secara langsung atau tanpa didaur
ulang dan mengolah limbah dengan didaur ulang.
Pengolahan limbah tanpa di daur ulang dapat dilakukan dengan cara:
a. Membakarsampahditempat pembuangansampah(sandfill);
b. Membuangsampahdalamlubangdanmenimbunnyadengantanah(landfill)

Pengolahan Limbah dengan Cara Di daur Ulang


Pengolahan limbah dengan cara didaur ulang dapat dilakukan pada sampah atau limbah
organik atau

pun anorganik.Daur ulang adalah proses menjadikan suatu bahan bekas menjadi barang
baru dengan tujuan mencegah adanya penumpukan sampah. Contoh sampah atau limbah
anorganik dan organik yang dapat didaur ulang, antara lain:
a. Plastikbekasdidaurulangmenjadialat-alatrumahtangga,misalnyaemberataumainananak-
anak;
b. Kertas bekas didaur ulang menjadi kertas daur ulang, sampul buku, kotak surat, bingkai
foto,ataukotakpensil;
c. Serbukgergajikayudidaurulangmenjaditripleksataumultipleksuntukmembuatlemaripakaian
,rakbuku, ataumeja;
d. Sisa-sisa tumbuhan atau hewan diolah menjadi kompos.
Proses daur ulang terdiri dari tiga tahap,yaitu pengumpulan sampah,penilaian sampah (memilih
benda yang bisa dimanfaatkan untuk didaur ulang), dan pemrosesan (tindakan nyata dalam
membuat produk daur ulang).
3

1. Pengolahan Limbah Organik


a. Pengomposan
Pengomposan adalah proses penguraian bahan organik secara biologis, khususnya oleh
mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Contoh:
pemanfaatan sampah organik untuk pupuk.
b. Biogas
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-
bahan organik, termasuk kotoran manusia dan hewan. Pemanfaatan kotoran hewan dapat

15
digunakan untuk bahan bakar juga, lho. Contohnya di pengolahan kotoran sapi di
Bojonegoro untuk dijadikan bahan bakar. 
2. Daur Ulang Limbah Organik
a. Sanitary Landfill
Sudah pernah dengar istilah Sanitary Landfill? Yang dimaksud dengan Sanitary
Landfill adalah membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi yang cekung,
memadatkan sampah tersebut kemudian menutupnya dengan tanah. Metode ini dapat
menghilangkan polusi udara.
b. Incineration (pembakaran sampah)
incineration merupakan penghancuran limbah organik dengan melalui pembakaran dalam
suatu sistem yang terkontrol dan terisolir dari lingkungan sekitarnya. Jangan lupa pakai alat-
alat yang sudah disertifikasi jika ingin melakukan incineration. 
c. Pulverisation (penghancuran sampah)
Pulverisation adalah proses pengolahan sampah anorganik padat dengan cara
menghancurkannya di dalam mobil sampah yang dilengkapi dengan alat pelumat sampah.
Melalui proses ini, sampah bisa hancur menjadi potongan-potongan kecil yang dapat
dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang cekung atau letaknya rendah.

Pembuatan Kompos
Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada sejak lama. Pengertian
kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi
interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik
tersebut. 
Bahan organik yang dimaksud pada pengertian kompos adalah rumput, jerami, sisa ranting
dan dahan, kotoran hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan ternak, serta bahan organik
lainnya. Semua bahan organik tersebut akan mengalami pelapukan yang diakibatkan oleh
mikroorganisme yang tumbuh subur pada lingkungan lembab dan basah.
Pada dasarnya, proses pelapukan ini merupakan proses alamiah yang biasa terjadi di alam. 
Namun, proses pelapukan secara alami ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama,
bahkan bisa mencapai puluhan tahun. Untuk mempersingkat proses pelapukan, diperlukan adanya
bantuan dari manusia. Jika proses pengomposan dilakukan dengan benar, proses hanya berlangsung
selama 1—3 bulan saja, tidak sampai bertahun-tahun.
Kompos juga berguna untuk meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga dapat
menyimpan air tanah lebih lama. Ketersediaan air di dalam tanah dapat mencegah lapisan kering

16
pada tanah. Penggunaan kompos bermanfaat untuk menjaga kesehatan akar serta membuat akar
tanaman mudah tumbuh. 
Beberapa sampah organik yang dapat diubah menjadi pupuk kompos ini di antaranya ialah:
 Sampah sisa makanan mulai dari sayur-sayuran hingga daging busuk;;
 Kertas bekas maupun tisu yang sudah tak terpakai lagi;
 Dedaunan serta rumput;
 Potongan kayu;
 Bumbu dapur kadaluarsa;
 Bulu hewan yang rontok;
 Debu dari belakang lemari es;
 Hingga kotoran hewan peliharaan.
Langkah Membuat Pupuk Kompos
Alat : Cangkul garpu 2 buah
Ember 10 buah
Bahan :
 Kotoran hewan (sapi, kambing, ayam, kerbau)
 Serbuk gergaji/Arang sekam
 Sampah rumah tangga
 Sampah dedaunan/tumbuhan
 Kulit pisang ( kulit buah lainnya)
 tanah
Cara membuat pupuk kompos :
1. Siapkan sampah rumah tangga yang akan diolah menjadi pupuk kompos.

2. Siapkan bak berukuran besar untuk membuat pupuk kompos. Jangan lupa bahwa bak
harus dilengkapi dengan penutup agar pupuk yang dibuat tidak akan terkontaminasi.

3. Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi dengan sampah organik.
Ketebalannya bisa kamu sesuaikan dengan wadah dan banyaknya sampah organik.

4. Siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya.

5. Masukkan sampah organik yang telah dicampur arang sekam

6. Pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin ketebalan sampah setara
dengan ketebalan tanah

7. siram dengan air yang telah bercampur EM4

8. Masukkan lagi tanah ke dalam bak. Kali ini tanah berperan sebagai penutup sampah.

9. Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu.


17
Lampiran 3
LKPD 1.

18

Anda mungkin juga menyukai