Anda di halaman 1dari 16

https://journal.unesa.ac.id/index.

php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

PROSES KREATIF PENCIPTAAN KARYA TARI


JANGER ABHINAYA DI TENGAH ERA PANDEMI
Ni Kadek Rai Dewi Astini

Institut Seni Indonesia Yogyakarta


nikadekrai@gmail.com

ABSTRAK

Tari Janger Abhinaya merupakan sebuah hasil kreativitas pengolahan prinsip-prinsip dasar
tari Janger tradisi, penggunaan lagu-lagu yang saling bersahutan yang dilakukan dalam
suasana kegembiraan. Penciptaan karya tari ini dikemas ke dalam balutan tari kreasi baru
yang kehadirannya tidak lain bertujuan untuk memberikan motivasi, membangun jiwa untuk
terus bersemangat, dinamis, suka cita, memupuk rasa kebersamaan dan rasa kegotong-
royongan. Penciptaan karya tari ini adalah hasil dari proses eksperimen yang dilakukan di
tengah menyebarnya virus corona yang menimpa Bangsa Indonesia. Walaupun di tengah
masa pandemi, kreativitas tidak boleh surut, karya ini mengajak kita untuk bangkit, pupuk
rasa semangat dan tetap optimis. Kehadiran karya tari ini juga mencari satu bentuk
koreografi kelompok dalam balutan tari kreasi baru, ditarikan oleh tiga penari putri dengan
menggunakan pola-pola gerak dengan kualitas kuat, tegas, karakter lincah, enerjik, semangat,
dinamis dan pola tempo yang cenderung cepat. Kehadiran pola-pola gerak tersebut ditarikan
secara bersama-sama dalam suasana hati yang riang gembira penuh suka cita dan optimis.
Struktur pola garap penciptaan karya ini mengacu pada pola penggarapan tari kreasi
kakebyaran yang terdiri dari pangawit, pengawak, pengecet, dan pakaed. Kehadiran tulisan
ini juga bertujuan untuk menjelaskan metode dan tahapan kreatif penciptaan karya tari
Janger Abhinaya di tengah masa pandemi. Metode penciptaan yang digunakan sebagai
tuntunan mengawali sebuah proses kreatif dalam proses penciptaan karya ini adalah
menggunakan metode penciptaan: eksplorasi, improvisasi dan pembentukan. Dalam proses
pengaplikasian metode penciptaan ke dalam proses penciptaan, hasil yang didapat berupa
sajian bentuk tari kreasi baru yang disajikan dalam durasi yang relatif pendek, dengan
penggunaan tempo cenderung cepat, kualitas gerak stakato, tegas dan kuat.

Kata Kunci: Abhinaya, kakebyaran, koreografi kelompok, metode penciptaan, proses


kreatif.

84
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

I. PENDAHULUAN Rasa kecintaan terhadap seni


tradisi Bali, terutama pada tari Janger
Pada masa pandemi seperti
membawa pencipta kepada sebuah proses
sekarang ini, pandemi yang semakin
penciptaan karya tari. Kehadiran
panjang, entah sampai kapan akan
penciptaan karya tari ini adalah usaha
berakhir, siapapun tidak ada yang tahu.
memadukan unsur-unsur yang terdapat
Sebuah dorongan dan ajakan untuk kita
dalam tari Janger. Unsur musik, gerak dan
semua, berpikir menciptakan ruang-ruang
nyanyian, ditarikan secara bersama-sama,
eksperimen kreatif untuk melakukan
bergerak secara simultan, enerjik, dan
proses penciptaan dalam bidang seni.
dinamis sehingga mampu membangkitkan
Kreativitas seorang seniman tidak boleh
jiwa untuk terus bersemangat dan optimis.
berhenti, seorang seniman harus mampu
Diiringi oleh instrumen gamelan Bali,
memamfaatkan ruang, waktu dan
dengan menggunakan beberapa alat musik
tenaganya di mana saja, dan kapan saja.
yang terdapat dalam gamelan gong kebyar,
Walaupun gerak langkah kita penuh
dan mengacu pada struktur pola
keterbatasan, kita harus tetap semangat,
penggarapan kakebyaran, karya tari ini
optimis untuk menciptakan karya yang
diharapkan mampu menghadirkan spirit
kreatif dan inovatif. Situasi ini mulai
dalam tari Janger yang memiliki karakter
memunculkan kegelisahan sehingga
lincah, mengejutkan, muda, enerjik,
membuat imajinasi bergejolak untuk
semangat dan optimis.
menciptakan sebuah karya, pengaruh-
Tari Janger merupakan genre seni
pengaruh dari luar, kenangan masa lampau
pertunjukan Bali yang menarik dan
tentang sebuah tari tradisi yang sangat
memiliki akar tradisi tari sosial yang sudah
melekat dalam kehidupan masyarakat Bali,
hampir punah. Genre ini diciptakan pada
mampu menggugah semangat untuk
abad ke XX kemungkinan di Bali Utara,
bangkit dari situasi ini. Ide atau gagasan
meskipun tidak diketahui secara tepat
hadir secara tiba-tiba, membangun
kapan penciptaan itu dilakukan. Tarian ini
imajinasi untuk menciptakan sebuah karya
adalah salah satu tari kerakyatan yaitu tari
tari yang bersumber dari tari Janger.
pergaulan muda-mudi yang dibawakan

85
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

oleh beberapa penari wanita dan pria. disebut ngigelin gending (gerak tarinya
Penari wanita disebut Janger, dan penari sejalan dengan vokal yang dilantunkan),
pria disebut Kecak (Made Bandem, 2004: yang dilakukan secara bersahut-sahutan
147). Munculnya Janger di Bali (saling sinawuran) dengan syair berupa
merupakan perkembangan dari tari pantun yang mengambarkan suasana
Sanghyang. Jika Kecak merupakan gembira.
perkembangan dari koor laki-laki, Kostum yang digunakan oleh
sedangkan Janger merupakan penari Janger adalah kostum tradisional,
perkembangan dari koor wanita. Pada penari putri menggunakan kostum berupa:
jaman dahulu tari Janger dapat dijumpai di kamen, sabuk prada, angkeb dada,
daerah Tabanan, di desa Metra (Bangli), di slendang, ampok-ampok, gelang kana,
desa Sibang (Badung). Masing-masing gelungan Janger. Penari putra
daerah memiliki variasi sesuai dengan menggunakan kamen kekancutan, saput,
selera masyarakat pendukungnya. Namun angkeb tangkah, bapangan dan udeng.
pada saat ini tari Janger sudah diancam Gambelan yang digunakan untuk
kepunahan, kini yang masih aktif adalah mengiringi tari Janger disebut batel
Janger kedaton (Denpasar) dan Janger (tetamburan) yang terdiri dari satu pasang
Singapadu-Gianyar (I Wayan Dibia, 1999: kendang kekrumpungan (kecil), satu buah
45). Tari Janger adalah tari berpasangan kajar, satu buah gong pulu, satu buah
putra dan putri dalam bentuk kelompok. klenang, satu buah cengceng ricik, satu
Tari ini menggunakan vokal bahasa Bali, buah suling, dilengkapi sepasang gender
selama tarian berlangsung kelompok wayang berlaras slendro (lima nada). Tari
penari wanita dan penari pria menari Janger merupakan salah satu tari
sambil bernyanyi. Menari mengikuti nafas kerakyatan yang kehadirannya bertujuan
dan jiwa gending-gending (vokal), gerak untuk menumbuhkan semangat kegotong-
diikat dan selaras dengan irama serta ritme royongan antar masyarakat, untuk
gending, setiap kalimat geraknya dijalin menghibur masyarakat petani setelah
secara harmonis dan serasi terutama panen padi, bertujuan untuk media
dengan pola-pola ritme gending, atau komunikasi massa, sebagai pengikat

86
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

solidaritas kelompok masyarakat, dan gending. Berlatar belakang dari uraian di


mempererat temali kehidupan komunal (I atas, dan sedikitnya kreasi tari baru yang
Made Bandem, 1982: 101). Janger muncul, terbuka peluang besar untuk
mempunyai elemen-elemen berupa mencoba mengembangkan elemen-elemen
perpaduan gerak dengan iringan, janger ke dalam bentuk kreasi baru yang
perpaduan iringan dengan vokal, diberi judul Janger Abhinaya.
perpaduan antara gerak dengan vokal, dan
perpaduan elemen gerak, vokal dan II. LANDASAN PENCIPTAAN
iringan. Sebagai bagian dari masyarakat Telah dikemukakan bahwa
Bali yang mengenal tari Janger, Janger penciptaan tari Janger Abhinaya
sangat istimewa dan sangat terkenal, terinspirasi dari pengolahan pola
memiliki sifat terbuka memberi ruang akan penggarapan kakebyaran yang memiliki
hadirnya tindakan kreatif penciptaan karakter lincah, meletup, menggelegar,
bentuk baru, menyediakan ruang ekspresi muda dan semangat. Dengan sedikitnya
dan berkreasi bagi seniman untuk karya kreasi Janger yang muncul, maka
melakukan pengembangan dari elemen- masih sangat besar peluang bagi seniman
elemen di dalam tari Janger. Seperti untuk menciptakan karya-karya tari Janger
pengolahan gerak, pengolahan vokal, dengan memberikan warna dan sentuhan
pengolahan musikalitas, pengolahan dalam baru dalam nafas kebyar. Secara struktural
penggunaan penari, dan pengolahan penciptaan karya tari ini mengacu pada
kostum, memadukan unsur vokal dengan pola garap kakebyaran yang dibangun atas
gerak tari, vokal dengan iringan atau beberapa bagian pokok yaitu: pengawit,
disebut ngigelin gending (gerak tarinya pengawak, pengecet, pakaed. Penciptaan
sejalan dengan vokal yang dilantunkan), karya tari Janger Abhinaya merupakan
menari mengikuti nafas dan jiwa gending- kreasi tari Kakebyaran karena prinsip-
gending (vokal). Gerak diikat oleh dan prinsip dasar keindahan gerak, teknik dan
selaras dengan irama serta ritme gending, bentuk penggarapan tarinya diadopsi dari
setiap kalimat geraknya secara harmonis bentuk Kakebyaran. Istilah kakebyaran
dan serasi terutama dengan pola-pola ritme berasal dari akar kata kebyar yang berarti

87
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

mengejutkan, menyala seketika, keras, yang terdiri dari beberapa pemain dengan
lincah, cepat, agresif, semangat, enerjik, instrumennya sendiri-sendiri, tetapi
dinamis, optimis, kompak dan penuh suaranya harus padu dan harmonis.
emosi. Pada tari kebyar musik lebih Buku Komposisi Tari: Sebuah
banyak menentukan dinamika tari, bahkan Petunjuk Praktis Bagi Guru, terjemahan
Nampak bahwa tari kebyar merupakan Ben Suharto, mengetengahkan tujuh cara
interpretasi dari musik pengiringnya. pengulangan sebagai elemen konstruksi
Gamelan gong kebyar dan tari kebyar sangat penting di dalam memberikan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, respon awal untuk pencarian dan
keduanya merupakan ekspresi kesenian pengolahan motif gerak. Karya tari ini
Bali yang lahir pada awal abad 20 (Senen. merupakan garapan kelompok, maka untuk
2002:17). menyusun gerak-gerak yang sesuai dengan
Untuk mewujudkan satu kesatuan kebutuhan koreografi kelompok dilakukan
dalam kereografi kelompok, faktor yang dengan bantuan konsep pengembangan
harus diperhatikan diantaranya adalah dan variasi motif menuju komposisi
penggunaan jumlah penari yang berkaitan kelompok. Salah satu cara yang ditempuh
dengan pusat-pusat perhatian di atas pentas untuk menemukan variasi motif adalah
dan hubungannya dengan pemahaman menerapkan konsep pengulangan.
prinsip-prinsip bentuk meliputi: kesatuan, Sebagai landasan dasar penciptaan
variasi, pengulangan atau repetisi, karya ini menggunakan metode yang
perpindahan atau transisi, rangkaian, dan dikemukan oleh Alma M. Hawkins dalam
klimak. Hal ini secara detail dikupas dalam bukunya yang berjudul Creating Through
bukunya berjudul Aspek-Aspek Dasar Dance (Mencipta Lewat Tari) terjemahan
Koreografi Kelompok oleh Y. sumandiyo oleh Y. Sumandiyo Hadi. Buku tersebut
Hadi. Dalam buku Koreografi Bentuk, mengemukakan tentang tahapan kreatif
Teknik, Isi karangan Y Sumandiyo Hadi dalam proses penciptaan yaitu tahap
juga menjelaskan bahwa koreografi atau penjajagan (eksplorasi), tahap percobaan
komposisi kelompok dapat dianalogikan (improvisasi), dan pembentukan (forming).
seperti sebuah pertunjukan orkes simponi Buku ini sangat penting sebagai acuan

88
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

dasar yang menuntun pada proses dan menyerap tentang spirit tari Janger,
penciptaan untuk mencapai hasil yang yaitu membangun karakter semangat,
lebih optimal. kebersamaan, kegotong-royongan, optimis,
enerjik, dan berjiwa muda. Pengalaman
III. KONSEP GARAPAN kinestetik sebagai rangsang juga
Terciptanya sebuah karya tari tidak dimamfaatkan untuk menunjang rangsang
terlepas dari konsep dasar penggarapan gagasan. Rangsang kinestetik yang
yang matang, sehingga dapat dimaksud berupa gerak tari tradisi Bali
menghasilkan karya yang lebih optimal. putri. Gerak tradisi yang dipergunakan
Adapun konsep dasar penggarapan karya kemudian dikembangkan bentuk geraknya
tari ini meliputi: rangsang tari, tema tari, secara kreatif atas dasar interpretasi
tipe tari, mode penyajian, penari, gerak koreografer melalui eksplorasi dan
tari, musik iringan, tata panggung, tata improvisasi.
rias, tata kostum, dan struktur tari. Dalam Pokok pikiran dari sebuah garapan
penggarapan karya tari rangsang tari adalah tema (Y.Sumandiyo Hadi.
merupakan hal yang sangat penting, 1996:57). Tema dipahami sebagai pokok
karena tanpa adanya rangsang tidak akan pikiran yang mengandung isi atau makna
dapat terbentuk suatu garapan tari yang dari sebuah koreografi. Tema juga
memiliki daya hidup. Seperti diungkapkan merupakan makna pada garapan tari yang
oleh Jacqueline Smith bahwa rangsang dibawakan, selain itu tema juga berfungsi
merupakan dasar motivasi di belakang tari untuk pembatas kreativitas. Adapun tema
(Ben Suharto. 1981:23). Rangsang awal yang diangkat dalam garapan ini tentang
garapan ini berupa ide atau gagasan, spirit dari tari Janger tradisi yang memiliki
teringat kenangan masa lampau yang karakter lincah, mengejutkan, muda,
pernah mempelajari, memahami dan sering semangat dan optimis, dilakukan dalam
menonton tari Janger tradisi, dari sinilah suasana kegembiraan. Bentuk visualisasi
muncul ide atau gagasan untuk gerak sebagai pokok olahan lebih
menciptakan sebuah karya tari yang memfokuskan pada kehadiran suasana dan
bersumber dari tari Janger, mengambil jalinan dalam membentuk kesatuan

89
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

dramatika tema spirit rasa semangat dan koreografi kelompok adalah komposisi
optimis. Suasana-suasana yang dihadirkan yang ditarikan lebih dari satu orang penari.
meliputi suasana kegembiraan, semangat Penggunaan tiga orang penari
penuh suka cita, suasana hati untuk secara personal atau kelompok diharapkan
membangun rasa kebersamaan, kegotong- mampu menyampaikan pesan dan
royongan, saling berbagi energi positif dan karakteristik melalui gerak, dan vokal
saling membangun. Atas dasar pemikiran kepada masyarakat untuk terus semangat,
ini, maka tari ini dapat digolongkan ke membangun rasa kebersamaan, memupuk
dalam tipe tari dramatik. rasa kegotong-royongan, dan optimis.
Mode penyajian dalam garapan ini Diiringi oleh beberapa gambelan kebyar
adalah simbolis representasional yang seperti: satu tungguh ugal, dua tungguh
menggabungkan gerak-gerak simbolis gangse, dua tungguh pemade, dua tungguh
dengan gerak keseharian, karena dalam jublag, satu kajar, satu kenong, satu gong,
garapan ini lebih memfokuskan pada satu cengceng ricik, dua gendang, dua
pengsuasanaan. Karya ini tersaji dalam suling dan dua rebana. yang diharapkan
mode penyajian simbolis representasional, mampu mengekspresikan karakter kebyar,
yang artinya kehadiran gerak merupakan yaitu keras, lincah, cepat, mengejutkan,
presentasi dari makna-makna yang enerjik, semangat optimis dan penuh
melatarbelakanginya. Untuk emosi, tentunya mampu membangun dan
menggambarkan suasana kegembiraan membakar emosi penari untuk terus
digunakan gerak dengan kualitas stakato, semangat dan optimis dalam masa-masa
cenderung lincah, enerjik dan dinamis. pandemi sekarang ini.
Penciptaan karya tari Janger Abhinaya Karya tari Janger Abhinaya dapat
hanya terfokus pada pengolahan tiga orang dikatakan sebagai sebuah kreasi tari
penari putri. Demikian pula dalam kakebyaran karena prinsip-prinsip dasar
koreografi kelompok, setiap penari keindahan gerak, teknik dan bentuk
mempunyai peran sendiri-sendiri yang penggarapan tarinya mengadaptasi dari
secara harmonis memberi daya hidup tari bentuk kakebyaran. Adapun prinsip dasar
secara keseluruhan. Dalam pengertian ini keindahan gerak yang digunakan adalah

90
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

prinsip agem, tandang, tangkep dan awal (pangawit) kebyar, merupakan


tangkis. Konsep agem dipahami sebagai gambaran karakter tari kakebyaran yang
pola gerak, sistem koordinasi, sebagai ditandai dengan pukulan gamelan secara
norma umum yang mengarahkan pada simultan, cepat, ritmis, dinamis, dan
penguasaan teknik gerak (contoh agem semangat. Bagian pangawak, pada bagian
kanan dengan segala aturannya). Dalam ini lebih menonjolkan pada keindahan
tari Bali agem bisa berarti sikap dasar dan gerak-gerak dengan karakter putri. Bagian
juga berarti gerak-gerak yang dilakukan di pangecet merupakan lanjutan dari bagian
tempat (stationary). Tandang mencakup pangawak, yaitu memuat bagian penaikan
gerak-gerak berjalan yang dilakukan atau klimaks. Bagian ini memuat suasana
sambil memindahkan poros tubuh kegembiraan, suka cita dalam melantunkan
(locomotor movement). Tangkep dipahami lagu-lagu. Bagian akhir, pakaed, bagian ini
sebagai penjiwaan atau pengekspresian adalah bagian penurunan.
terkait dengan pengendalian atau control Pembatasan ruang publik, dengan
terutama terhadap tenaga yang menjadi menggunakan area sawah sebagai ruang
penentu pencapaian kualitas gerak. eksperimen membuat kita menyatu dengan
Tangkis merupakan akumulasi dari agem, alam semesta. Dalam konsep Tri Hita
tandang, tangkep (Nyoman Djayus. Karana, dipahami adanya hubungan atau
1980:11). Misalnya tangkis tari Janger jalinan yang harmonis. Hubungan manusia
Abhinaya adalah lincah dan kuat. Keempat dengan Tuhan, hubungan manusia dengan
prinsip dasar tersebut digunakan dalam sesama, dan hubungan manusia dengan
pengolahan gerak yang menekankan pada alam semesta. Menghormati kekuatan
teknik dan bentuk dalam penciptaan karya alam sebagai sumber energi dan sumber
tari ini. inspirasi. Konsep inilah yang membawa
Adapun bentuk pola garapan karya kepada eksplorasi, dan eksperimen ruang
tari ini secara struktural mengacu pada fisik, ruang alam terbuka yaitu area sawah
pola garap kakebyaran yang dibangun atas sebagai tempat atau ruang eksperimen.
beberapa bagian pokok yaitu: pangawit,
pangawak, pangecet dan pakaed. Bagian

91
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

Proses Kreatif pengalaman untuk menanggapi obyek dari


Sebagai proses kreatif, seorang luar, atau aktivitasnya mendapat rangsang
seniman memiliki kebebasan untuk dari luar, eksplorasi meliputi berfikir,
menafsirkan hal-hal apa saja yang berimajinasi, merasakan, dan merespon.
menjadi pengaruh dari luar dirinya, Eksplorasi awal proses penciptaan ini
sehingga mampu menghadirkan sebuah ide diawali dengan memahami spirit dalam
atau gagasan. Penerapan sebuah ide sangat tari Janger, yang digunakan sebagai tema
ditentukan oleh konsep karya atas nilai- tari. Spirit kegotong royongan,
nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai kebersamaan, enerjik, dinamis dan optimis
ini divisualisasikan sehingga melalui tema, sebagai dasar pijakan dan penjelajahan
judul dan struktur karya mampu gerak, dan musik. Gerak-gerak yang
memberikan kejelasan kepada pembaca ditemukan kemudian dikembangkan
dan penonton. Perwujudan sebuah berdasarkan interpretasi pencipta.
penciptaan karya tentunya mengalami Penjelajahan juga dilakukan terhadap
proses kreatif dan pengolahan materi, buku-buku yang berhubungan dengan
sehingga menghasilkan suatu produk pemahaman terhadap ide yang ditemukan.
sesuai yang diinginkan. Adapun metode Setelah penjelajahan terhadap sumber
penciptaan yang dikemukan oleh Alma M. yang digunakan sebagai ide penciptaan,
Hawkins mengemukan tahapan kreatif kemudian dilanjutkan pengolahan lagu-
dalam proses penciptaan yaitu tahap lagu Janger yang menjadi dasar
penjajakan (eksplorasi), tahap percobaan pengembangan terhadap gerak, lagu-lagu
(improvisasi), dan pembentukan (forming). tersebut dilatih secara berulang-ulang
Metode ini digunakan sebagai tuntunan di dengan menyesuaikan tinggi nada dari
dalam mengawali sebuah proses suara instrumen gamelan yang digunakan.
penciptaan sebuah karya tari untuk Adapun lagu-lagu Janger yang digunakan
mencapai suatu hasil yang optimal. sebagai dasar pijakan penciptaan karya ini
1. Eksplorasi adalah:
Tahap eksplorasi merupakan suatu a. Gending “Jangi janger srengsengin
proses penjajagan, yaitu sebagai srengseng janger, srengsengin

92
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

srengseng janger, sariang 2. Improvisasi


kenyungne manis, kelap-kelap Improvisasi artinya sebagai
ngalap bungo, langsing lanjar penemuan gerak secara kebetulan atau
pamulune nyandat gading, jalan spontan. Sebagai penemuan gerak secara
jani mejangeran sariang ento rora kebetulan atau spontanitas, walaupun
roti”. gerak-gerak tertentu ini muncul dari gerak-
b. Gending “Beli bagus genjing dados gerak yang pernah dipelajari atau
bli lempas tekening janji, mejanji ditemukan sebelumnya. Melalui tahapan
ngajakin tyang ngewangun janger ini keleluasaan untuk menjajagi vokal dan
nabdabin budaya Bangsa” gerak sangatlah besar, sehingga
Setelah melakukan eksplorasi pengembangan-pengembangan bentuk
terhadap lagu-lagu yang digunakan gerak dalam berbagai variasi akan
sebagai sumber dalam pengolahan gerak, ditemukan. Gerak-gerak yang menjadi
pada tahapan ini penata iringan juga dasar pijakan dalam garapan ini
dilibatkan sejak awal proses agar lebih berdasarkan interpretasi dari makna-makna
memahami maksud dari karya yang yang melatarbelakanginya. Kaitannya
diwujudkan, jalinan komunikasi yang baik dengan pencarian sebuah gerak yang
di antara penata tari, penata iringan, juga kemudian dieksplor dari berbagai
penari sebagai dasar kuat dalam memacu kemungkinan dengan menggunakan
aktivitas kreatif penciptaan karya. Selain pijakan gerak mentang laras, mehbeh,
hal tersebut di atas, penjelajahan terhadap ngegol, ngepik dan ngotag yang
ruang fisik yaitu area persawahan sebagai dikembangkan kembali menjadi gerak
ruang eksperimen dalam penciptaan, baru melalui proses improvisasi dan
menyerap energi alam persawahan yang eksplorasi dengan menggunakan tujuh cara
segar dan menenangkan mampu pengulangan sebagai elemen konstruksi
menghadirkan bentuk-bentuk gerak baru yang dijabarkan oleh Jacqueline Smith
dan semangat baru dalam masa pandemi. dalam bukunya Komposisi Tari: Sebuah
Petunjuk praktis Bagi Guru. Salah satu
contoh dari 7 cara pengulangan yang

93
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

teraplikasi dalam karya tari ini adalah cara peranan penting untuk mendukung atau
ke 6 tentang recall yaitu mengingat memperjelas suasana pada garapan tari.
kembali gerak yang sudah lampau diisi Adapun beberapa ekspresi yang dihadirkan
dengan suatu hal yang baru. Gerak yang seperti ekspresi gembira, semangat, dan
diperoleh adalah motif gerak mentang suka cita yang diharapkan mampu
laras menggapai langit dan beberapa motif menyampaikan pesan kepada penonton.
pengembangan. Gerak-gerak yang telah 3. Pembentukan
ditemukan kemudian disusun walaupun Tahapan ini merupakan tahapan
tidak berurutan. Selain melakukan yang dilakukan setelah adanya hasil
improvisasi lewat tubuh secara totalitas, eksplorasi dan improvisasi. Semua gerak
pengolahan terhadap penggunaan kipas dan olah vokal yang ditemukan dari hasil
sebagai properti tari juga tidak lepas dari eksplorasi dan improvisasi dilakukan
perhatian. Beberapa teknik atau cara secara berulang-ulang sehingga teknik,
memegang kipas Bali seperti ngiluk, karakter gerak, vokal dapat dikuasai dan
ngepel, ngekes, dan ngeliput yang dapat dirasakan, yang kemudian diseleksi
digunakan sebagai dasar pijakan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
kemudian dikembangkan berdasarkan penemuan gerak yang lebih artistik sesuai
kreativitas dari penata. Latihan di ruang dengan kebutuhan. Setelah tahapan-
terbuka seperti area sawah merupakan tahapan ini dilakukan, selanjutnya
tantangan terbesar dalam proses dilakukan tahap pengenalan dan
penciptaan ini, dalam pengolahan ruang pendekatan tentang pemahaman konsep
yang luas dengan penggunaan tiga penari, garapan yang diangkat dalam penciptaan
seorang penata tari menghadirkan desain ini. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan
gerak-gerak dengan volume gerak yang latihan, tahapan ini dibagi sebagai berikut:
besar, dan meluas. Gerak-gerak tersebut penyampaian materi gerak tari yang
kemudian dicoba secara berulang-ulang diberikan secara bertahap, memberikan
dan terus menerus, sehingga mendapatkan lagu dan motif gerak dasar. Secara
hasil yang optimal. Dalam penciptaan maksimal dilakukan pengolahan gerak dan
karya ini ekspresi wajah juga mempunyai mencari kemungkinan-kemungkinan agar

94
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

gerak dapat menyatu dengan penari dan upaya-upaya dilakukan untuk


tidak terkesan memaksa. Pada tahap penyesuaian-penyesuaian terhadap gerak
pembentukan ini seorang penata dan musik yang ada sehingga antara musik
melakukan penataan gerak atau dan gerak dapat menyatu dan sejalan
penyusunan gerak-gerak dengan dalam menghidupkan suasana-suasana
mempertimbangkan prinsip-pripsip bentuk yang dihadirkan.
meliputi: kesatuan, variasi, pengulangan
atau repetisi, perpindahan atau transisi, IV. HASIL PENCIPTAAN
rangkaian dan klimaks. Setelah memahami Setelah melalui proses yang
prinsip-prinsip ini, selanjutnya panjang yaitu melalui tahapan eksplorasi,
diaplikasikan ke dalam proses penciptaan improvisasi dan pembentukan, akhirnya
karya untuk menghasilkan suatu keutuhan karya tari ini dapat terwujud sebagai
bentuk tari kelompok. Pengaturan pola sebuah karya tari yang utuh beserta
lantai merupakan salah satu cara untuk kelengkapannya. Karya ini tersaji dalam
menyusun sebuah komposisi, baik secara durasi waktu lebih kurang 7 menit, yang
simetris maupun asimetris. Jumlah penari kemudian direkam dan di uploaded ke
kelompok dengan penggunaan penari media sosial, mengaktualkan dengan cara
ganjil secara harmonis menyatu, virtual online, sehingga dapat dinikmati
membentuk pola-pola asimetris atau oleh siapa saja. Penciptaan karya tari ini
memberi kesan kontras. Penjiwaan dalam terdiri dari empat bagian pokok yang
sebuah garapan akan tumbuh apabila menunjukkan konsepsi dasar dari garapan
dihadirkan musik pendukung, musik tari Janger Abhinaya, keempat bagian itu
memiliki peranan penting, lagu atau adalah:
gending-gending dan musik iringan tari Bagian Pangawit, merupakan
mampu mendorong penari untuk bagian awal dari garapan ini, diawali
memperhatikan ritme dan tempo gerak tari dengan hentakan musik secara simultan,
dengan cara menyesuaikan dengan pola dengan memadukan antara suara gamelan
musiknya. Musik dapat memberikan daya dan suara vokal yang terdengar sangat
hidup terhadap suasana yang dihadirkan, mengejutkan dan menggelegar. Diawali

95
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

posisi penari menghadap ke belakang, Gambar 1.


Sikap akhir gerak mentang laras, yang
dengan tiba-tiba bergerak dan menghadap
dimaknai dengan ajakan atau motivasi
ke arah depan, sumber-sumber gerak yang membangun.
digunakan pada bagian ini adalah: gerak
mentang laras menunjuk ke arah depan,
kemudian bergerak secara cepat
menggunakan gerak mehbeh ke depan,
mundur, dan kembali ke depan. Gerakan
tangan dengan permainan gerak kipas
menggapai langit, gerak ngelo, ngotag,
mentang laras dengan ayunan ke samping Gambar 2.
kanan, gerak ngeseh, gerak ngegol, Sikap akhir gerakan ngegol dengan ayunan
kipas menggapai langit, sebagai spirit
ngombak, ngitir, dan ngepik. Pengolahan optimisme.
gerak tangan dengan penggunaan kipas
Bagian pangawak atau disebut
dalam berbagai variasi. Kehadiran Gerak-
dengan bagian tengah dari garapan, yang
gerak dalam bagian ini memiliki kualitas
menekankan pada suasana tenang dan suka
cepat, dan patah-patah, dengan
cita, menonjolkan pada pengolahan gerak
menghadirkan suasana ceria, semangat,
dengan vokal, dalam pemahaman ini
dimamis dan enerjik. Tatapan penari tajam
disebut dengan konsep ngigelin gending
menatap ke depan, kehadiran gerak dan
(kehadiran gerak mengikuti lagu dan
ekspresi yang dimunculkan bertujuan
musik tarinya). Kehadiran musik pengiring
dengan mengajak kita untuk bangkit dan
cenderung dengan tempo yang lambat,
terus bersemangat.
berdasarkan ketukan tempo lagu-lagu yang
dilantunkan. Adapun sumber gerak yang
digunakan adalah: gerak metanjek nyilat,
kemudian dilanjutkan dengan gerakan
mungkah lawang, agem kanan dengan
posisi tangan mentang, ulap-ulap ngelikas,
dilanjut dengan gerakan kenser, agem kiri

96
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

mentang, angsel rangkep kiri, dan


mentang laras jinjit. Kemudian dilanjutkan
dengan gerak lelincahan, mehmeh
ngeliput, ngepik, mentang ngelikas,
diakhiri dengan gerak mehmeh dengan
kedua tangan tumpang tali di depan dada.
Lantunan lagu-lagu yang memuat tentang
ajakan membangun rasa kebersamaan, Gambar 4.
Sikap akhir gerak lelincahan
gotong royong, yang diharapkan dapat
memberikan motivasi untuk selalu Bagian Pangecet dan Pakaed,

bersemangat dalam situasi apapun. Pada dalam konsep tari kakebyaran, bagian ini

bagian ini menekankan pada prinsip- merupakan anti klimak dan klimak dalam

prinsip dasar keindahan tari Bali seperti sebuah garapan. Penggunaan tempo cepat

Agem, tandang, tangkis dan tangkep. menghasilkan kualitas gerak stakato,


cepat, dinamis, dan enerjik. Gerak-gerak
yang digunakan adalah: gerak ngotag
mendak mentang, ngotag jinjit mentang,
dilanjutkan gerak nganget metanjek kanan,
mentang laras dengan variasi ayunan
tangan mengapai langit, putaran, jinjit
ngeliput, mendak ngeliput, melincer kanan,
Gambar 3. melincer kiri dengan diakhiri posisi
Sikap akhir gerak nyilat ngiluk,
gerak awal bagian pengawak. tangan kanan menggapai langit.

97
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

ke dalam bentuk karya seni. Tari sebagai


salah satu cabang seni juga mengalami
proses tersebut. Setiap terciptanya karya
seni selalu memiliki keterkaitan dengan
sesuatu yang ada diluar dirinya, karya-
karya yang ada sebelumnya, latar belakang
budaya penciptanya, dan kondisi sosial
Gambar 5.
Sikap akhir gerak ngotag mendak mentang budaya masyarakatnya.
Keberadaan seniman dalam
lingkungan sosial budaya masyarakat
tertentu berpengaruh besar terhadap karya
yang diciptakan. Kondisi sosial budaya
masyarakat yang ditempati oleh seniman
dengan sendirinya akan mempengaruhi
jenis karya yang dihasilkan. Begitupula
halnya dengan karya tari Janger Kreasi
Gambar 6. Abhinaya yang kehadirannya memiliki
Sikap gerak akhir mentang menggapai
langit, sebagai simbol harapan. keterkaitan erat dengan karya-karya
sebelumnya. Penciptaan Karya tari Janger
V. KESIMPULAN Abhinaya bersumber dari tari Janger
Karya Seni merupakan hasil proses tradisi, pengolahan prinsip-prinsip dasar
kreativitas seorang seniman yang keindahan gerak, teknik dan bentuk
melibatkan media tertentu untuk mencapai penggarapan tarinya diadopsi dari bentuk
suatu tujuan. Karya seni sebagai wujud kakebyaran yang di dalamnya
hasil kreativitas berasal dari suatu menyampaikan spirit dinamis, enerjik,
pandangan dan pengalaman-pengalaman si muda dan optimis. Dalam situasi pandemi,
seniman penciptanya. Kreativitas memiliki walaupun adanya keterbatasan dalam
sifat yang relatif tergantung dari tingkat proses penciptaan terutama pada ruang
kemampuan individu dalam menangkap publik, waktu dan tenaga, namun semangat
obyek-obyek yang ingin ditransformasikan
98
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index

ONLINE ISSN: 2655-2205

Vol. 3 No.2, 2020


Page 84-99
Published by Jurusan Sendratasik FBS Unesa Ni Kadek Rai Dewi Astini

tidak boleh surut. Karya tari sebagai Hadi. Yogyakarta: Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.
sebuah hasil dari proses kreatif penciptaan
kemudian direkam dan di uploaded ke Hawkins, Alma M. 2003. Moving From
Within: A New Method for Dance
media sosial melalui sebuah sajian virtual.
Making (Bergerak Menurut Kata
Semoga Penciptaan karya tari Janger Hati Metode Baru dalam
Menciptakan Tari) terjemahan I
Abhinaya ini bermamfaat dan menjadi
Wayan Dibia, Jakarta: Kerjasama
suatu sajian estetis, yang dapat dinikmati Ford Foundation dan Masyarakat
Seni Pertunjukan Indonesia.
oleh siapapun.
Hadi, Y Sumandiyo. 1996. Aspek-Aspek
Referensi Dasar Koreografi Kelompok.
Bandem, I Made. 1983. Ensiklopedi Tari Yogyakarta: Manthili.
Bali, Denpasar: Akademi Seni Tari
Hadi, Y Sumandiyo. 2014. Koreografi
Indonesia Denpasar.
Bentuk –Teknik-Isi. Yogyakarta:
Cipta Media Bekerjasama dengan
Bandem, I Made dan Fredrik Eugene
ISI Yogyakarta Sebagai Peguruan
deBoer. 2004. Kaja dan Kelod
Tinggi Pembina Akademi
Tarian BaliDalam Transisi,
Komunitas Negeri Seni Dan Budaya
Penerjemah I Made Marloe
Yogyakarta.
Makaradhwaja Bandem,
Yogyakarta: Institut Seni Indonesia
Prime, Ranchore. 2006. Tri Hita Karana
Yogyakarta.
Ekologi Ajaran Hindu Benih-Benih
Kebenaran. Surabaya: Paramita.
Dibia, I Wayan. 1999. Selayang Pandang
Senen, I Wayan. 2002. Wayan Beratha
Seni Pertunjukan Bali. Bandung:
Pembaharu Gamelan Kebyar Bali.
Masyarakat Seni Pertunjukan
Yogyakarta: Tarawang Press.
Indonesia.
Smith, Jacqueline. 1976. Dance
Djayus, Nyoman. 1980. Teori Tari Bali.
Composition: A Practicak Guide For
Denpasar: Sumber Mas Bali.
Teacher, (Komposisi Tari: Sebuah
Petujuk Praktis Bagi Guru),
Hawkins, Alma M. 1990. Creating
terjemahan Ben Suharto.
Through Dance (Mencipta Lewat
Yogyakarta: Ikalasti.
Tari), terjemahan Y. Sumandiyo

99

Anda mungkin juga menyukai