php/geter/index
ABSTRAK
Tari Janger Abhinaya merupakan sebuah hasil kreativitas pengolahan prinsip-prinsip dasar
tari Janger tradisi, penggunaan lagu-lagu yang saling bersahutan yang dilakukan dalam
suasana kegembiraan. Penciptaan karya tari ini dikemas ke dalam balutan tari kreasi baru
yang kehadirannya tidak lain bertujuan untuk memberikan motivasi, membangun jiwa untuk
terus bersemangat, dinamis, suka cita, memupuk rasa kebersamaan dan rasa kegotong-
royongan. Penciptaan karya tari ini adalah hasil dari proses eksperimen yang dilakukan di
tengah menyebarnya virus corona yang menimpa Bangsa Indonesia. Walaupun di tengah
masa pandemi, kreativitas tidak boleh surut, karya ini mengajak kita untuk bangkit, pupuk
rasa semangat dan tetap optimis. Kehadiran karya tari ini juga mencari satu bentuk
koreografi kelompok dalam balutan tari kreasi baru, ditarikan oleh tiga penari putri dengan
menggunakan pola-pola gerak dengan kualitas kuat, tegas, karakter lincah, enerjik, semangat,
dinamis dan pola tempo yang cenderung cepat. Kehadiran pola-pola gerak tersebut ditarikan
secara bersama-sama dalam suasana hati yang riang gembira penuh suka cita dan optimis.
Struktur pola garap penciptaan karya ini mengacu pada pola penggarapan tari kreasi
kakebyaran yang terdiri dari pangawit, pengawak, pengecet, dan pakaed. Kehadiran tulisan
ini juga bertujuan untuk menjelaskan metode dan tahapan kreatif penciptaan karya tari
Janger Abhinaya di tengah masa pandemi. Metode penciptaan yang digunakan sebagai
tuntunan mengawali sebuah proses kreatif dalam proses penciptaan karya ini adalah
menggunakan metode penciptaan: eksplorasi, improvisasi dan pembentukan. Dalam proses
pengaplikasian metode penciptaan ke dalam proses penciptaan, hasil yang didapat berupa
sajian bentuk tari kreasi baru yang disajikan dalam durasi yang relatif pendek, dengan
penggunaan tempo cenderung cepat, kualitas gerak stakato, tegas dan kuat.
84
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
85
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
oleh beberapa penari wanita dan pria. disebut ngigelin gending (gerak tarinya
Penari wanita disebut Janger, dan penari sejalan dengan vokal yang dilantunkan),
pria disebut Kecak (Made Bandem, 2004: yang dilakukan secara bersahut-sahutan
147). Munculnya Janger di Bali (saling sinawuran) dengan syair berupa
merupakan perkembangan dari tari pantun yang mengambarkan suasana
Sanghyang. Jika Kecak merupakan gembira.
perkembangan dari koor laki-laki, Kostum yang digunakan oleh
sedangkan Janger merupakan penari Janger adalah kostum tradisional,
perkembangan dari koor wanita. Pada penari putri menggunakan kostum berupa:
jaman dahulu tari Janger dapat dijumpai di kamen, sabuk prada, angkeb dada,
daerah Tabanan, di desa Metra (Bangli), di slendang, ampok-ampok, gelang kana,
desa Sibang (Badung). Masing-masing gelungan Janger. Penari putra
daerah memiliki variasi sesuai dengan menggunakan kamen kekancutan, saput,
selera masyarakat pendukungnya. Namun angkeb tangkah, bapangan dan udeng.
pada saat ini tari Janger sudah diancam Gambelan yang digunakan untuk
kepunahan, kini yang masih aktif adalah mengiringi tari Janger disebut batel
Janger kedaton (Denpasar) dan Janger (tetamburan) yang terdiri dari satu pasang
Singapadu-Gianyar (I Wayan Dibia, 1999: kendang kekrumpungan (kecil), satu buah
45). Tari Janger adalah tari berpasangan kajar, satu buah gong pulu, satu buah
putra dan putri dalam bentuk kelompok. klenang, satu buah cengceng ricik, satu
Tari ini menggunakan vokal bahasa Bali, buah suling, dilengkapi sepasang gender
selama tarian berlangsung kelompok wayang berlaras slendro (lima nada). Tari
penari wanita dan penari pria menari Janger merupakan salah satu tari
sambil bernyanyi. Menari mengikuti nafas kerakyatan yang kehadirannya bertujuan
dan jiwa gending-gending (vokal), gerak untuk menumbuhkan semangat kegotong-
diikat dan selaras dengan irama serta ritme royongan antar masyarakat, untuk
gending, setiap kalimat geraknya dijalin menghibur masyarakat petani setelah
secara harmonis dan serasi terutama panen padi, bertujuan untuk media
dengan pola-pola ritme gending, atau komunikasi massa, sebagai pengikat
86
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
87
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
mengejutkan, menyala seketika, keras, yang terdiri dari beberapa pemain dengan
lincah, cepat, agresif, semangat, enerjik, instrumennya sendiri-sendiri, tetapi
dinamis, optimis, kompak dan penuh suaranya harus padu dan harmonis.
emosi. Pada tari kebyar musik lebih Buku Komposisi Tari: Sebuah
banyak menentukan dinamika tari, bahkan Petunjuk Praktis Bagi Guru, terjemahan
Nampak bahwa tari kebyar merupakan Ben Suharto, mengetengahkan tujuh cara
interpretasi dari musik pengiringnya. pengulangan sebagai elemen konstruksi
Gamelan gong kebyar dan tari kebyar sangat penting di dalam memberikan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, respon awal untuk pencarian dan
keduanya merupakan ekspresi kesenian pengolahan motif gerak. Karya tari ini
Bali yang lahir pada awal abad 20 (Senen. merupakan garapan kelompok, maka untuk
2002:17). menyusun gerak-gerak yang sesuai dengan
Untuk mewujudkan satu kesatuan kebutuhan koreografi kelompok dilakukan
dalam kereografi kelompok, faktor yang dengan bantuan konsep pengembangan
harus diperhatikan diantaranya adalah dan variasi motif menuju komposisi
penggunaan jumlah penari yang berkaitan kelompok. Salah satu cara yang ditempuh
dengan pusat-pusat perhatian di atas pentas untuk menemukan variasi motif adalah
dan hubungannya dengan pemahaman menerapkan konsep pengulangan.
prinsip-prinsip bentuk meliputi: kesatuan, Sebagai landasan dasar penciptaan
variasi, pengulangan atau repetisi, karya ini menggunakan metode yang
perpindahan atau transisi, rangkaian, dan dikemukan oleh Alma M. Hawkins dalam
klimak. Hal ini secara detail dikupas dalam bukunya yang berjudul Creating Through
bukunya berjudul Aspek-Aspek Dasar Dance (Mencipta Lewat Tari) terjemahan
Koreografi Kelompok oleh Y. sumandiyo oleh Y. Sumandiyo Hadi. Buku tersebut
Hadi. Dalam buku Koreografi Bentuk, mengemukakan tentang tahapan kreatif
Teknik, Isi karangan Y Sumandiyo Hadi dalam proses penciptaan yaitu tahap
juga menjelaskan bahwa koreografi atau penjajagan (eksplorasi), tahap percobaan
komposisi kelompok dapat dianalogikan (improvisasi), dan pembentukan (forming).
seperti sebuah pertunjukan orkes simponi Buku ini sangat penting sebagai acuan
88
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
dasar yang menuntun pada proses dan menyerap tentang spirit tari Janger,
penciptaan untuk mencapai hasil yang yaitu membangun karakter semangat,
lebih optimal. kebersamaan, kegotong-royongan, optimis,
enerjik, dan berjiwa muda. Pengalaman
III. KONSEP GARAPAN kinestetik sebagai rangsang juga
Terciptanya sebuah karya tari tidak dimamfaatkan untuk menunjang rangsang
terlepas dari konsep dasar penggarapan gagasan. Rangsang kinestetik yang
yang matang, sehingga dapat dimaksud berupa gerak tari tradisi Bali
menghasilkan karya yang lebih optimal. putri. Gerak tradisi yang dipergunakan
Adapun konsep dasar penggarapan karya kemudian dikembangkan bentuk geraknya
tari ini meliputi: rangsang tari, tema tari, secara kreatif atas dasar interpretasi
tipe tari, mode penyajian, penari, gerak koreografer melalui eksplorasi dan
tari, musik iringan, tata panggung, tata improvisasi.
rias, tata kostum, dan struktur tari. Dalam Pokok pikiran dari sebuah garapan
penggarapan karya tari rangsang tari adalah tema (Y.Sumandiyo Hadi.
merupakan hal yang sangat penting, 1996:57). Tema dipahami sebagai pokok
karena tanpa adanya rangsang tidak akan pikiran yang mengandung isi atau makna
dapat terbentuk suatu garapan tari yang dari sebuah koreografi. Tema juga
memiliki daya hidup. Seperti diungkapkan merupakan makna pada garapan tari yang
oleh Jacqueline Smith bahwa rangsang dibawakan, selain itu tema juga berfungsi
merupakan dasar motivasi di belakang tari untuk pembatas kreativitas. Adapun tema
(Ben Suharto. 1981:23). Rangsang awal yang diangkat dalam garapan ini tentang
garapan ini berupa ide atau gagasan, spirit dari tari Janger tradisi yang memiliki
teringat kenangan masa lampau yang karakter lincah, mengejutkan, muda,
pernah mempelajari, memahami dan sering semangat dan optimis, dilakukan dalam
menonton tari Janger tradisi, dari sinilah suasana kegembiraan. Bentuk visualisasi
muncul ide atau gagasan untuk gerak sebagai pokok olahan lebih
menciptakan sebuah karya tari yang memfokuskan pada kehadiran suasana dan
bersumber dari tari Janger, mengambil jalinan dalam membentuk kesatuan
89
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
dramatika tema spirit rasa semangat dan koreografi kelompok adalah komposisi
optimis. Suasana-suasana yang dihadirkan yang ditarikan lebih dari satu orang penari.
meliputi suasana kegembiraan, semangat Penggunaan tiga orang penari
penuh suka cita, suasana hati untuk secara personal atau kelompok diharapkan
membangun rasa kebersamaan, kegotong- mampu menyampaikan pesan dan
royongan, saling berbagi energi positif dan karakteristik melalui gerak, dan vokal
saling membangun. Atas dasar pemikiran kepada masyarakat untuk terus semangat,
ini, maka tari ini dapat digolongkan ke membangun rasa kebersamaan, memupuk
dalam tipe tari dramatik. rasa kegotong-royongan, dan optimis.
Mode penyajian dalam garapan ini Diiringi oleh beberapa gambelan kebyar
adalah simbolis representasional yang seperti: satu tungguh ugal, dua tungguh
menggabungkan gerak-gerak simbolis gangse, dua tungguh pemade, dua tungguh
dengan gerak keseharian, karena dalam jublag, satu kajar, satu kenong, satu gong,
garapan ini lebih memfokuskan pada satu cengceng ricik, dua gendang, dua
pengsuasanaan. Karya ini tersaji dalam suling dan dua rebana. yang diharapkan
mode penyajian simbolis representasional, mampu mengekspresikan karakter kebyar,
yang artinya kehadiran gerak merupakan yaitu keras, lincah, cepat, mengejutkan,
presentasi dari makna-makna yang enerjik, semangat optimis dan penuh
melatarbelakanginya. Untuk emosi, tentunya mampu membangun dan
menggambarkan suasana kegembiraan membakar emosi penari untuk terus
digunakan gerak dengan kualitas stakato, semangat dan optimis dalam masa-masa
cenderung lincah, enerjik dan dinamis. pandemi sekarang ini.
Penciptaan karya tari Janger Abhinaya Karya tari Janger Abhinaya dapat
hanya terfokus pada pengolahan tiga orang dikatakan sebagai sebuah kreasi tari
penari putri. Demikian pula dalam kakebyaran karena prinsip-prinsip dasar
koreografi kelompok, setiap penari keindahan gerak, teknik dan bentuk
mempunyai peran sendiri-sendiri yang penggarapan tarinya mengadaptasi dari
secara harmonis memberi daya hidup tari bentuk kakebyaran. Adapun prinsip dasar
secara keseluruhan. Dalam pengertian ini keindahan gerak yang digunakan adalah
90
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
91
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
92
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
93
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
teraplikasi dalam karya tari ini adalah cara peranan penting untuk mendukung atau
ke 6 tentang recall yaitu mengingat memperjelas suasana pada garapan tari.
kembali gerak yang sudah lampau diisi Adapun beberapa ekspresi yang dihadirkan
dengan suatu hal yang baru. Gerak yang seperti ekspresi gembira, semangat, dan
diperoleh adalah motif gerak mentang suka cita yang diharapkan mampu
laras menggapai langit dan beberapa motif menyampaikan pesan kepada penonton.
pengembangan. Gerak-gerak yang telah 3. Pembentukan
ditemukan kemudian disusun walaupun Tahapan ini merupakan tahapan
tidak berurutan. Selain melakukan yang dilakukan setelah adanya hasil
improvisasi lewat tubuh secara totalitas, eksplorasi dan improvisasi. Semua gerak
pengolahan terhadap penggunaan kipas dan olah vokal yang ditemukan dari hasil
sebagai properti tari juga tidak lepas dari eksplorasi dan improvisasi dilakukan
perhatian. Beberapa teknik atau cara secara berulang-ulang sehingga teknik,
memegang kipas Bali seperti ngiluk, karakter gerak, vokal dapat dikuasai dan
ngepel, ngekes, dan ngeliput yang dapat dirasakan, yang kemudian diseleksi
digunakan sebagai dasar pijakan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
kemudian dikembangkan berdasarkan penemuan gerak yang lebih artistik sesuai
kreativitas dari penata. Latihan di ruang dengan kebutuhan. Setelah tahapan-
terbuka seperti area sawah merupakan tahapan ini dilakukan, selanjutnya
tantangan terbesar dalam proses dilakukan tahap pengenalan dan
penciptaan ini, dalam pengolahan ruang pendekatan tentang pemahaman konsep
yang luas dengan penggunaan tiga penari, garapan yang diangkat dalam penciptaan
seorang penata tari menghadirkan desain ini. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan
gerak-gerak dengan volume gerak yang latihan, tahapan ini dibagi sebagai berikut:
besar, dan meluas. Gerak-gerak tersebut penyampaian materi gerak tari yang
kemudian dicoba secara berulang-ulang diberikan secara bertahap, memberikan
dan terus menerus, sehingga mendapatkan lagu dan motif gerak dasar. Secara
hasil yang optimal. Dalam penciptaan maksimal dilakukan pengolahan gerak dan
karya ini ekspresi wajah juga mempunyai mencari kemungkinan-kemungkinan agar
94
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
95
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
96
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
bersemangat dalam situasi apapun. Pada dalam konsep tari kakebyaran, bagian ini
bagian ini menekankan pada prinsip- merupakan anti klimak dan klimak dalam
prinsip dasar keindahan tari Bali seperti sebuah garapan. Penggunaan tempo cepat
97
https://journal.unesa.ac.id/index.php/geter/index
tidak boleh surut. Karya tari sebagai Hadi. Yogyakarta: Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.
sebuah hasil dari proses kreatif penciptaan
kemudian direkam dan di uploaded ke Hawkins, Alma M. 2003. Moving From
Within: A New Method for Dance
media sosial melalui sebuah sajian virtual.
Making (Bergerak Menurut Kata
Semoga Penciptaan karya tari Janger Hati Metode Baru dalam
Menciptakan Tari) terjemahan I
Abhinaya ini bermamfaat dan menjadi
Wayan Dibia, Jakarta: Kerjasama
suatu sajian estetis, yang dapat dinikmati Ford Foundation dan Masyarakat
Seni Pertunjukan Indonesia.
oleh siapapun.
Hadi, Y Sumandiyo. 1996. Aspek-Aspek
Referensi Dasar Koreografi Kelompok.
Bandem, I Made. 1983. Ensiklopedi Tari Yogyakarta: Manthili.
Bali, Denpasar: Akademi Seni Tari
Hadi, Y Sumandiyo. 2014. Koreografi
Indonesia Denpasar.
Bentuk –Teknik-Isi. Yogyakarta:
Cipta Media Bekerjasama dengan
Bandem, I Made dan Fredrik Eugene
ISI Yogyakarta Sebagai Peguruan
deBoer. 2004. Kaja dan Kelod
Tinggi Pembina Akademi
Tarian BaliDalam Transisi,
Komunitas Negeri Seni Dan Budaya
Penerjemah I Made Marloe
Yogyakarta.
Makaradhwaja Bandem,
Yogyakarta: Institut Seni Indonesia
Prime, Ranchore. 2006. Tri Hita Karana
Yogyakarta.
Ekologi Ajaran Hindu Benih-Benih
Kebenaran. Surabaya: Paramita.
Dibia, I Wayan. 1999. Selayang Pandang
Senen, I Wayan. 2002. Wayan Beratha
Seni Pertunjukan Bali. Bandung:
Pembaharu Gamelan Kebyar Bali.
Masyarakat Seni Pertunjukan
Yogyakarta: Tarawang Press.
Indonesia.
Smith, Jacqueline. 1976. Dance
Djayus, Nyoman. 1980. Teori Tari Bali.
Composition: A Practicak Guide For
Denpasar: Sumber Mas Bali.
Teacher, (Komposisi Tari: Sebuah
Petujuk Praktis Bagi Guru),
Hawkins, Alma M. 1990. Creating
terjemahan Ben Suharto.
Through Dance (Mencipta Lewat
Yogyakarta: Ikalasti.
Tari), terjemahan Y. Sumandiyo
99