LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
DISUSUN OLEH :
Nama Mahasiswa : 304_Asep Nurjaman
Nomor Induk Mahasiswa : 22002991043
Kelas/bidang studi : 002_Keperawatan
2022
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
Masalah terpilih
Akar Penyebab
No. yang akan Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
masalah
diselesaikan
1 Peserta didik belum Belum adanya Hasil studi/kajian literatur: Merujuk dari beberapa hasil studi/kajian
optimal dalam pendampingan yang Kemampuan berpikir kritis merupakan penciri literasi dan wawancara dengan pihak
memanfaatkan dilakukan guru untuk seseorang dalam memahami dan
terkait, maka penulis dapat menarik
menggunakan informasi secara arif sesuai
kemajuan di bidang mengarahkan penggunaan sebuah kesimpulan tentang analisis
dengan fungsi dan peran media digital.
TIK sebagai sumber gadget/smartphone untuk Seminar Internasional Penggunaan Media alternatif solusi dari akar penyebab
literasi digital dalam media pembelajaran. Digital di kalangan anak dan remaja di masalah :
proses pembelajaran. Indonesia yang digelar oleh Kementerian Guru memberikan alokasi waktu kepada
Komunikasi dan Informatika (2014), peserta didik antara 10-15 menit sebagai
menyebutkan bahwa hasil penelitian yang
apersepsi dan literasi siswa dengan
dilakukan pada anak-anak dan remaja usia 10-
19 tahun terdapat 30 juta anak dan remaja
menggunakan gadget/smartphone yang
Indonesia yang menggunakan internet dan dimiliki peserta didik.
menjadikan media digital sebagai pilihan Kelebihan :
utama saluran komunikasi mereka. Temuan 1. Membudayakan/habituasi GLS di
tersebut menduduki posisi yang paling tinggi
kalangan peserta didik
dengan pengguna sebesar 64%. Berdasarkan
hasil survei menunjukkan bahwa anak dan
2. Peserta didik memiliki daya baca
remaja menggunakan media online selama yang baik dan positif
lebih dari satu tahun, dan sekitar 50% dari 3. Menuntun peserta didik untuk
mereka mengaku kali pertama belajar tentang menggunakan gadget/smartphone
internet dari teman sebaya. Hasil studi
menunjukkan ada sekitar 34% menggunakan untuk hal yang bermanfaat
laptop, serta hanya 2% responden mengakses
4. Peserta didik lebih melek dan
internet terhubung dengan video game.
memiliki kecakapan menggunakan
Temuan lain dari hasil survei tersebut
diungkapkan bahwa 52% responden
teknologi
menggunakan ponsel dalam mengakses 5. Menstimulasi kemampuan berfikir
internet menduduki peringkat kedua setelah kritis peserta didik
pengguna internet, 21% menggunakan
smartphone dan hanya 4% menggunakan
Kekurangan :
tablet. Hasil survei dari Kementerian
Komunikasi dan Informatika (2014) tersebut
1. Membutuhkan bimbingan dan
membuktikan bahwa teknologi digital banyak pendampingan yang intens dari
digunakan oleh remaja untuk mengakses guru
informasi melalui jaringan internet dengan
tujuan dapat memperoleh informasi yang
dibutuhkan Memperbaiki dan membenahi fasilitas
perpustakaan/pojok baca :
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kelebihan :
Republik Indonesia (2017) mengemukakan
1. Menstimulasi kemauan dan
bahwa literasi dasar menjadi salah satu
komponen kecakapan abad XXI dalam kemampuan siswa untuk membaca
kurikulum 2013. literasi dasar terdiri atas
2. Perpustakaan semakin kaya
literasi:
(a) bahasa dan sastra, (b) numerasi, (c) referensi dengan dengan adanya
sains, (d) informatika dan teknologi, buku-buku baru
(e) finansial, dan (f) budaya dan
kewarganegaraan. Berikut ini
visualisasi jenis literasi dasar dalam Kekurangan :
bagan yang dikembangkan oleh 1. Minat siswa/i untuk membaca
Kemendikbud (Balitbang
di perputakaan yang rendah
Kemendikbud, 2017).
2. Membutuhkan dana yang harus
Mencermati jenis literasi dasar yang
disesuaikan dengan anggaran
dikembangkan oleh Kemendikbud
sekolah
(2017), setiap jenis literasi dasar
3. Kurang efektif di era digital
mempunyai kedudukan yang sama
saat ini
dengan literasi dasar lainnya untuk
4. Kurang efisien dalam anggaran
dikembangkan, termasuk jenis literasi digital.
5. 5. Azas kebermanfaatannya
Dikembangkannya enam jenis literasi dasar
tersebut sebagai upaya agar warga masyarakat
yang relatif kurang
Indonesia memiliki keterampilan abad XXI
menjadi manusia yang memiliki kemampuan
berpikir kritis, krearif, komunikatif dan
kolaboratif serta berkarakter. Titik kulminasi
capaian tujuan tersebut tercanang dalam
membangun generasi emas Indonesia tahun
2045.
Wawancara dengan
Kepsek/Wakasek/guru
perpus/sejawat guru :
1) Memperbaiki fasilitas perpustakaan
dan menambah koleksi buku yang
menarik bagi semua keluarga besar
SMKS Bhakti Adi Husodo
Bayongbong Garut.
2) Membenahi cara dan penyampaian
pendidik kepada peserta didik.
2 Rendahnya minat Guru belum adaptif dengan Hasil studi/kajian literatur: Merujuk dari hasil studi/kajian literatur
dan motivasi belajar model-model pembelajaran Prosiding Seminar Nasional Fakultas dan wawancara dengan pihak terkait,
yang dimiliki peserta inovatif yang selaras Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan maka penulis dapat menarik kesimpulan
didik dengan perubahan dan Vol 3 Tahun 2019, hal 803 - 809 dari analisa alternatif solusi dari akar
perkembangan TIK/era Saat ini kita telah memasuki penyebab masalah yang dialami :
digital di dunia pendidikan Pembelajaran di era revolusi industri Guru menerapkan strategi dan model-
(belum menjadi guru 4.0 adalah pendidikan yang bercirikan model pembelajaran berbasis TIK,
pembelajar). pemanfaatan teknologi digital didalam yaitu :
proses pembelajaran. Menghadapi
tantangan yang besar tersebut maka Strategi model Pembelajaran Project
pendidikan dituntut untuk berubah Based Learning
juga dari menuju Kelebihan :
konvensional
modern. Oleh karena itu, di zaman 1. Peserta didik dilibatkan dalam
Wawancara dengan
Kepsek/Wakasek dan sejawat
guru :
1. Guru dalam pembelajaran
harus menarik dan kreatif yang
melibatkan aktivitas fisik
peserta didik.
2. Guru membuat suasana
pembelajaran di kelas dengan
penyajian yang menarik dan
tidak membosankan.
3 Peserta didik Kurang Guru masih monoton Hasil studi/kajian literatur: Menilik hasil sudi/kajian literatur dan hasil
fokus dan dalam menggunakan Belajar menurut Sri Anitah, dkk wawancara dengan pihak terkait, maka penulis
dapat menarik sebuah kesimpulan, bahwa betapa
konsentrasi pada saat metode pembelajaran (2007:
pentingnya menerapkan metode-metode
Kegiatan Belajar (vakum dengan metode 1.3) adalah proses mental
dan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, yang
Mengajar konvensional/ceramah). emosional atau proses berfikir atau sesuai dengan karakteristik materi, siswa, dan juga
berlangsung merasakan. sangat relevan dilakukan pada saat peserta didik
sudah nampak kelelahan dan mengalami rasa
Kekurangan :
1. Guru kehilangan ide/gagasan
4 Minimnya respon Hubungan komunikasi Hasil studi/kajian literatur: Mencermati dari berbagai studi/kajian
Peserta didik antar guru dan peserta Interaksi guru dan siswa yang efektif referensi dan juga wawancara dengan
terhadap relasi yang didik saat pembelajaran akan membangun relasi yang baik di pihak terkait, tentang bagaimana
dibangun oleh masih belum berjalan dalam kelas (Ahmad, Shaharim, & pentingnya membina relasi dan
pendidik dan dengan efektif, karena Abdullah, 2017). komunikasi yang baik antara guru dan
sekolah. assesment diagnostik yang peserta didik pada saat proses pembelajran
belum mendalam yang Kedekatan dan konflik menjadi dua didalam kelas berlangsung, maka dapat
memicu terjadinya dimensi yang membangun relasi guru- ditarik kesimpulan tentang analisa
miskonsepsi siswa (Mason, Hajovsky, McCune, & alternatif solusi dari persoalan yang
Turek, 2017). muncul sebagai berikut ;
Sampaikan di pendahuluan sebelum
Kepercayaan siswa terhadap gurunya masuk kepada materi inti, tentang
disebabkan karena kemampuan guru pentingnya membangun pola
membimbing siswanya(Kurnianingsih, komunikasi yang baik di dalam kelas,
Yuniarti, & Kim, 2012). agar guru dan peserta didik mendapat
satu pemahaman yang sama, dan
Sejalan dengan itu, peran relasi guru-
bersinergi dengan baik selama proses
siswa mempengaruhi perkembangan,
pembelajaran berlangsung.
hubungan sosial, dan perilaku. Relasi
guru-siswa berperan terhadap Kelebihan :
penyesuaian pada siswa pra-sekolah 1. Proses pembelajaran dapat sesuai
(Baker, 2006). dengan apa yang diharapkan
2. Tujuan pembelajaran akan mudah
Relasi guru-siswa juga berperan dalam
dicapai
pembentukan konsep diri dan regulasi
3. Menanamkan kedipsilan kepada
diri pada siswa (Mcfarland, Murray,
peserta didik
&Phillipson, 2016; Portilla, Ballard,
4. Peserta didik lebih kooperatif
Adler, Boyce, & Obradovic, 2014).
Kekurangan :
Adapun studi tentang relasi guru-
Waktu untuk pembahasan materi mungkin
siswa yang berfokus pada kelekatan,
sedikit banyak akan tersita
juga telah membuktikan dampak
positif pada perilaku belajar siswa saat
mengikuti pelajaran. Dampak positif
tersebut membuat siswa merasa lebih
aman dan percaya diri saat berada di
lingkungan sekolah (Krstic, 2015).
Beberapa penelitian korelasi
membuktikan peran relasi guru-siswa
terhadap motivasi, prestasi siswa, dan
hasil sekolah (Davis & Lease, 2007;
Hamre & Pianta, 2001; Sanchez,
Banks, Hinrichs Der, & Kalis, 2008).
Wawancara dengan
Kepsek/Wakasek/sejawat guru :
1. Melakukan pendekatan
personal
2. Menanamkan rasa saling
percaya antara guru dan siswa.
3. Membuat proses pembelajaran
lebih menarik dan bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Komunikasi dan Informatika (2014), Seminar Internasional Penggunaan Media Digital di kalangan anak dan remaja di Indonesia
Slameto (2015 : 180). Analisis Faktor Minimnya Minat Membaca Siswa di Kelas VI SD IT Daarul Istiqlal Kecamatan Patumbak Kabupaten
Deli Serdang.
Balitbang Kemendikbud, 2017 . Literasi dasar sebagai salah satu syarat kecakapan abad XXI
Mulyadi (2010: 6), Kesulitan belajar dalam pembelajaran yang ditandai oleh hambatan hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.
Ahmadi dan Supriyono (2013) ,Kesulitan belajar dan faktor intern dan faktor ekstern. Faktor internal.
Sukri dan Purwanti. (2018). Teori Dasar Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa. Journal OF Pedagogy.
Ismet. (2015:190). Hubungan Minat dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Siswa. Jurnal Pedagogi dan Pengajaran.
Ikawati. (2015). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pembelajaran
Kemendikbud. (2017). Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta:Direktorat Pembinaan SMA Ditjen
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kemendikbud. (2017). Panduan Implementasi Kecakapan Abad 21 Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas. Jakarta:Direktorat
Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.