Anda di halaman 1dari 2

Konsep Bela Negara

Bela negara bukan hanya menjadi kewajiban bagi warga negara, tetapi juga menjadi
hak mereka untuk membela negaranya. Menurut Suwarno Widodo (2011) mengemukakan
pengertian bela negara sebagai berikut, “Bela negara merupakan sikap dan tindakan warga
negara yang dilandasi rasa cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, kerelaan berkorban untuk menghadapi setiap
Ancaman, Tatangan, Hambatan, dan Gangguan (ATGH) baik yang datang dari dalam
maupun dari luar dan membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara, keutuhan
wilayah yuridiksi nasional dan nilai-nilai leluhur Pancasila dan UUD 1945.” Dari pengertian
tersebut memberikan warga negara untuk melakukan kegiatan bela negara tanpa terkecuali.

Ketahanan nasional suatu negara dengan pembelaan negara memiliki hubungan yang
erat. Bela negara semestinya dilakukan oleh setiap warga negara tidak hanya oleh pihak
militer atau militerisme. Berdasarkan Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (1) UUD 1945
mengenai bela negara, dapat kita simpulkan bahwa mempertahankan dan membela negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Hal ini mengakibatkan warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam penetapan kebijakan bela negara
melalui lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Selanjutnya bahwa seluruh warga negara harus ikut serta dalam dalam segala
upaya mempertahankan tanah air sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing.

Ketahanan Nasional adalah sebuah kondisi dinamis bangsa yang mengandung tentang
ketangguhan kemampuan mengembangkan kekuatan Nasional di dalam menghadapi dan
mengatasi segala macam bentuk tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang berasal
dari dalam maupun luar negri yang dapat mengancam integritas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara.

Keikutsertaan warga negara dalam upaya menghadapi ancaman dapat berupa upaya
bela negara secara fisik maupun nonfisik. Bela negara secara fisik ini seperti contohnya
dengan menjadi anggota tentara nasional Indonesia dan juga pelatih dasar kemileteran, hal ini
disampaikan dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2002. Sedangkan bela negara secara
nonfisik adalah dengan cara mempelajari pendidikan kewarganegaraan dan juga dengan
mengabdi secara profesi. Pendidikan kewarganegaraan ini sendiri diberikan dengan maksud
untuk menanamkan rasa cinta terhadap tanah air dan semangat kebangsaan, hal ini juga
disampaikan didalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2002. Kegiatan bela negara secara
nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, dalam bentuk apapun dan dapat dilakukan
kapanpun. Contohnya dengan mengikuti kegiatan sukarela menanggulangi acaman, misalnya
sukarelawan bencana banjir. Contoh lainnya adalah dengan membayar pajak dan retribusi
yang berfungsi untuk membantu pembiayaan negara untuk melaksanakan pembangunan.

Suryatni, L. (2019). Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam Ketahanan Nasional


Berdasarkan UUD NRI 1945. Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara. Vol 10 (1): 51-54.
file:///C:/Users/ahmad/Downloads/403-745-1-SM.pdf

Anda mungkin juga menyukai