Majas atau gaya bahasa merupakan bahasa kiasan yang digunakan untuk menampilkan efek tertentu
bagi pembaca.
Citraan/Gambaran
Altenbernd, 1970: 12 menyatakan bahwa citraan adalah gambar-gambar yang muncul dalam pikiran
dan bahasa yang menggambarkannya.
Gambaran dalam pikiran inilah memunculkan efek angan seorang pembaca karya sastra dapat
menangkap menggunakan lima indra yang kita miliki.
1. Penglihatan (visual imagery) : memberikan rangsangan kepada indera penglihatan, sehingga hal yang
tak terlihat seolah-olah terlihat.
Kulihat kupu-kupu itu terbang dan hinggap di sepucuk bunga matahari.
Lampu motornya sungguh menyilaukan hingga aku harus menutup kedua mataku
2. Pendengaran (auditory imagery): adanya kata-kata atau kalimat yang menguraikan bunyi suara.
Burung-burung gereja seolah-olah bernyanyi menyambut kedatanganku.
Suara jangkring malam ini membuatku tidak bisa tidur nyeyak.
3. Pencium : aroma/bau
Bau formalin itu menghilangkan selera makanku
Mayat yang baru temukan itu mulai beraroma tidak sedap.
4. Peraba : memberikan ransangan seolah-olah disentuh.
Kugenggam tangan kasar ayahku untuk menenangkan diriku yang sangat ketakutan ini
5. Pengecap: ransangan berupa rasa-rasa yang diproses atau diolah oleh mulut.
Minuman berkafein itu mulaiku teguk dan rasanya sangat pahit sekali.
HASIL ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI