Anda di halaman 1dari 8

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kurikulum merdeka

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Tewang Sangalang Garing

Kelas/Semester : X/II

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pembelajaran : Teks Puisi

Alokasi Waktu : 1X60 Menit

A. Tujuan pembelajaran
1. Memahami diksi dalam teks puisi yang dibaca dengan kritis dan reflektif.
B. Indikator pembelajaran
1. Siswa diharapkan mampu memahami pilihan kata (diksi) dalam teks puisi yang dibaca.
2. Siswa diharapkan mampu menelaah gaya bahasa (majas) yang dibaca dan didengar.
3. Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi citraan dalam puisi yang dibaca.
C. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam 2 menit


pembuka.
Guru menanyakan kabar dan
memeriksa kehadiran siswa.
Guru mengajak siswa untuk
berdoa sesuai dengan
keyakinan dan kepercayaan
masing-masing.
Guru menanyakan kepada
siswa tentang materi yang
dipelajari sebelumnya.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dipelajari.

Kegiatan inti Guru meminta siswa untuk 55 menit


mengidentifikasi dua teks yang
telah disajikan.
Guru bertanya kepada siswa
mengenai unsur-unsur
pembentuk puisi.
Siswa menyampaikan
mengenai unsur-unsur
pembentuk puisi.
Guru memaparkan contoh
jenis-jenis majas dan citraan
Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok.
Siswa berdiskusi menganalisis
majas "Padamu Jua" karya Amir
Hamzah dan citraan teks puisi
dalam format tabel.
Siswa mempresentasikan hasil
diskusinya di kelas.

Penutup Guru menyimpulkan materi 8 menit


yang sudah dipelajari tentang
majas dan citraan dalam teks
puisi.
Guru memberikan tugas
kepada siswa sebagai umpan
balik dari materi yang telah
dipelajari.
Guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan salam
penutup.

D. Penilaian pembelajaran

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap,
tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubrik penilaian.
Rangkuman materi

Puisi merupakan salah satu karya sastra anak, selain prosa dan drama sebagai sebuah karya
sastra, puisi ditulis seseorang untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaannya dalam
bentuk kata-kata yang indah. Kata-kata dalam puisi cenderung bersifat kiasan Dan disampaikan
dengan teknik figuratif. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana-suasana yang mampu
mengunggah imajinasi, perasaan, dan keindahan bagi pembacanya. Dalam puisi, kata-kata dipilih
sedemikian rupa secara selektif agar memunculkan efek tertentu dan menampung makna yang
menggambarkan pikiran, gagasan, dan perasaan penyair. Pemilihan kata-kata atau diskusi yang juga
harus mempertimbangkan Irama, larik, bait, dan tipografi (bentuk)puisi. Oleh karena itu, unsur
bahasa dalam puisi dianggap lebih padat jika dibandingkan dengan karya sastra lainnya. Berikut
penjelasan mengenai gaya bahasa (majas) dan pengimajian/citraan.

1. Majas (gaya bahasa)


Majas atau gaya bahasa merupakan bahasa kiasan yang digunakan untuk menampilkan
efek tertentu bagi pembacanya.
a) Antonomasia
Antonomasia adalah majas yang menyebutkan seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya
yang menonjol.
b) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang menyatakan benda mati maupun benda hidup yang
bukan manusia (hewan/tumbuhan) sebagai sesuatu yang seolah-olah bersifat dan
berlaku layaknya manusia.
c) Simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya secara
eksplisit menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata penghubung atau
kata pembanding yang digunakan antara lain: seperti, sebagai, bak, laksana, dan serupa.
d) Metafora
Metafora adalah majas yang menggunakan kata atau sekelompok kata untuk mewakili
hal lain yang bukan sebenarnya, mulai dari benda fisik, sifat, ide, atau perbuatan lain.
Metafora tidak menggunakan kata penghubung atau kata pembanding seperti simile.
e) Hiperbola
Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan dengan cara melebih-
lebihkan sesuatu dari yang sebenarnya.
2. Pengimajian/citraan
Pengimajian atau citraan merupakan kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan efek
khayalan atau imajinasi pada diri pembacanya.
a) Citraan penglihatan
b) Citraan pendengaran
c) Citraan penciuman
d) Citraan pengecap/rasakan
e) Citraan perabaan
Lembar Kerja Peserta Didik

Tugas Kelompok

Anggota: 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Kerjakan Tugas kelompok dibuku kemendikbud halaman 165-167!

1. Menelaah majas puisi "Padamu Jua" karya Amir Hamzah


Tabel 6.4 Telaah majas dalam puisi Padamu Jua

No Jenis Majas Teks dalam Puisi Alasan

1 Kasihmu sunyi/ menunggu Kiasan yang


seorang diri mempersamakan
sesuatu, dengan
manusia yang dapat
berbuat, melakukan
hal dan sebagainya.

2 Simile Majas perbandingan


atau perumpamaan,
yaitu ungkapan yang
menyamakan suatu hal
dengan hal lain Melalui
penggunaan kata-kata
pembanding: bagai,
bak, seperti, serupa,
seumpama, laksana,
dan lain-lain.

Kaulah kandil gemerlap Kiasan yang bersifat


/Pelita jendela di malam langsung, tetapi tidak
gelap menggunakan kata-
kata pembanding.
4 Rindu rasa/ rindu rupa/
Engkau cemburu/ engkau
ganas

5 Hiperbola Majas yang berusaha


memberikan
penekanan dengan
cara melebih-lebihkan
suatu hal.

2. Mengidentifikasi citraan dalam teks puisi


Tabel 6.5 Isian Jenis Citraan dalam Puisi

No Kutipan Puisi Jenis Citraan

1 Kebun hujan
....
Subuh hari kulihat bunga-
bunga hujan dan daun-daun
hujan /
berguguran di kebun hujan
bertaburan jadi sampah
hujan.
...
(Joko Pinurbo, Antologi
Celana Pacar Kecilku di
Bawah Kibaran Sarung,
2007)

2 Asmarandana
....
Ia dengar kepak sayap
kelelawar dan guyur sisa/
hujan dari daun,/
karena angin pada
kemuning. Ia dengar resah
kuda/
serta langkah
...

(Goenawan Muhammad,
Antologi Asmarandana,
1992)

3 Pemandangan Senjakala
....
Kelelawar kelelawar raksasa
datang dari kelabu tua/
Bau mesiu di udara, bau
mayat. Bau kotoran kuda
....
(WS. Rendra, Antologi Blues
untuk Bonnie, 2008)

4 Di Sisimu
....
Dekaplah aku meski bukan/
untuk yang terakhir kali.
Angin terasa dingin/di batin.
....
(Soni Farid Maulana,
Antologi Angsana, 2007)

5 Diponegoro
....
Sesungguhnya jalan ajal
baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
....
(Chairil Anwar, Antologi Aku
ini Binatang Jalang, 1993)

6 Pembicaraan
....
yang ada hanya sorga.
Neraka adalah rasa pahit di
mulut
waktu bangun pagi
....
(Soebagio Sastrowardojo,
Antologi Daerah Perbatasan,
1982)

7 Kebun Hujan
....
Aku terbangun dari rerimbun
ranjang, menyaksikan
angin/
dan dingin hujan bercinta-
cintaan di bawah rerindang
hujan.
....
(Joko Pinurbo, Antologi
Celana Pacar Kecilku di
Bawah Kibaran Sarung,
2007)

8 Di Tengah Jalan
....
Sayup-sayup terdengar
suara kereta penghabisan/
Gerbong gerbong
dikosongkan tinggal muatan
kematian/
Di tengah jalan terdengar
lolongan bersahutan.
....
(Leon Agusta, Antologi
Gendang Pengembara, 2012)

9 Catatan Kaki Sehabis


Demonstrasi
....
aku melihat diam
tak seorang saja tapi satu
bangsa
kulihat batu padahal
manusia
menunggu waktu
...
(Radhar Panca Dahana,
Antologi Lalu Waktu, 1994)

10 Suara Terompet Akhir


Tahun
....
Ujung malam sedingin
es dalam kulkas;
apa yang kau harap dari
suara
terompet akhir tahun?
....
(Sini Farid Maulana, Antologi
Selepas Kata, 2004)

Anda mungkin juga menyukai