Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN KONSTIPASI PADA KEHAMILAN

A. Pengertian
Kehamilan merupakan salah satu faktor penyebab sistemik untuk terjadinya konstipasi
atau susah buang air besar. Konstipasi adalah kondisi mengalami perubahan pola defekasi
normal ditandai menurunnya frekuensi buang air besar atau pengeluaran feses yang keras dan
kering (Green & Judith, 2012). Kehamilan adalah kejadian fisiologis yang dialami semua
wanita hamil. Dalam masa kehamilan, tubuh seorang wanita akan mengalami banyak
perubahan. Baik perubahan fisik, mood, maupun hormonal. Pada kehamilan ini dapat
menimbulkan keluhan dan masalah pada kehamilan trimester ketiga salah satunya adalah
konstipasi.Konstipasi merupakan masalah yang sering banyak dikeluhkan wanita hamil
terutama wanita hamil trimester ketiga yang disebabkan berbagai faktor seperti faktor
hormonal, perubahan pola diet pada saat hamil, berkurangnya aktifitas fisik misalnya jalan
kaki pada pagi hari dan senam hamil dan riwayat posisi jongkok pada saat buang air besar.
Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses (tinja) dalamusus besar pada
waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam pengeluaran. Hal ini terjadi akibat tidak
adanya gerakan peristaltik pada usus besar sehingga memicu tidak teraturnya buang air besar
dan timbul perasaan tidak nyaman pada perut.
Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau berisiko tinggi mengalami
stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang
keluar jadi terlalu kering dan keras.
Konstipasi adalah suatu gejala bukan penyakit. Di masyarakat dikenal dengan istilah
sembelit, merupakan suatu keadaan sukar atau tidak dapat buang air besar, feses (tinja) yang
keras, rasa buang air besar tidak tuntas (ada rasa ingin buang air besar tetapi tidak dapat
mengeluarkannya), atau jarang buang air besar. Seringkali orang berpikir bahwa mereka
mengalami konstipasi apabila mereka tidak buang air besar setiap hari yang disebut normal
dapat bervariasi dari tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu.
B. Etiologi
Konstipasi terjadi akibat peningkatan produksi progesteron yang menyebabkan tonus
otot polos menurun, termasuk pada sistem pencernaan, sehingga sistem pencernaan
menjadi lambat. Motilitas otot yang polos menurun dapat menyebabkan absorpsi air di usus
besar meningkat sehingga feses menjadi keras. Selain itu, konstipasi terjadi akibat aktivitas
ibu yang kurang, asupan cairan dan serat yang rendah juga dapat menjadi faktor terjadinya
konstipasi (Irianti, 2014). Progesteron menyebabkan otot-otot usus menjadi lemas dan
mengering sehingga sisa-sisa makanan menjadi sulit dan sakit untuk dikeluarkan .
Penyebab konstipasi pada ibu hamil :
a. Peningkatan hormone progesterone (mempengaruhi gerakan peristaltik usus) Progesteron
akan menyebabkan otot-otot relaksasi untuk memberi tempat janin berkembang.
Relaksasi otot ini juga mengenai otot usus sehinggaakan menurunkan motilitas usus yang
pada akhirnya menyebabkan konstipasi.
b. Mengkonsumsi zat besi
c. Penekanan uterus yang membesar
Uterus yang semakin membesar seiring dengan perkembangan janin pada wanita hamil
akan memberikan tekanan pada usus besar dengan akibat evakuasi tinja terhambat.
Semakin besar kehamilan maka semakin besar tekanan pada usus besar sehingga
semakin mudah terjadinya konstipasi.
d. Konsumsi asupan kurang serat
e. Aktivitas fisik
f. Wanita hamil cenderung akan mengurangi aktifitasnya untuk menjaga kehamilannya.
Begitu juga semakin besar kehamilan wanita hamil cenderung semakin malas
beraktifitas karena bobot tubuh yang semakin berat.
g. Ketegangan psikis seperti stres dan cemas juga merupakan faktor resiko terjadinya
konstipasi.

C. Patofisiologi Konstipasi
Berdasarkan patofisiologinya konstipasi dapat diklasifikasikan menjadi
konstipasi akibat kelainan struktural dan konstipasi fungsional. Konstipasi akibat
kelainan struktural terjadi melalui proses obstruksi aliran tinja, sedangkan konstipasi
fungsional berhubungan dengan gangguan motilitas kolon atau anorektal. Konstipasi
pada wanita hamil umumnya merupakan konstipasi fungsional. Ada beberapa faktor
mengapa wanita hamil mengalami konstipasi yakni: faktor hormonal, perubahan diet,
pertumbuhan janin dan aktifitas fisik. Riwayat posisi saat defekasi juga menjadi resiko
untuk timbulnya konstipasi. Pada wanita hamil terjadi perubahan hormonal yang drastis
yakni peningkatan progesteron selama kehamilan. Progesteron akan menyebabkan otot-
otot relaksasi untuk memberi tempat janin berkembang. Relaksasi otot ini juga
mengenai otot usus sehingga akan menurunkan motilitas usus yang pada akhirnya
menyebabkan konstipasi (slow- transit constipation). Disamping itu selama kehamilan
tubuh menahan cairan, absorbsi cairan di usus meningkat sehingga isi usus cenderung
kering dan keras yang memudahkan terjadinya konstipasi.

Perubahan diet pada wanita hamil berkontribusi untuk terjadinya konstipasi.


Gejala mual muntah pada trimester pertama disertai asupan makanan khususnya
minuman yang berkurang akan mempengaruhi proses defekasinya. Semakin besar
kehamilan biasanya wanita hamil cenderung mengurangi asupan cairan. Komposisi
makanan yang cenderung berupa susu dan daging / ikan tanpa disertai cukup makanan
yang kaya serat akan memperbesar resiko terjadinya konstipasi. Begitu juga pemberian
suplemen besi dan kalsium selama kehamilan merupakan faktor resiko terjadinya
konstipasi. Uterus yang semakin membesar seiring dengan perkembangan janin pada
wanita hamil akan memberikan tekanan pada usus besar dengan akibat evakuasi tinja
terhambat. Semakin besar kehamilan maka semakin besar tekanan pada usus besar
sehingga semakin mudah terjadinya konstipasi. Aktifitas fisik yang cukup akan
memperbaiki motilitas pencernaan termasuk usus dengan memperpendek waktu
transitnya. Wanita hamil cenderung akan mengurangi aktifitasnya untuk menjaga
kehamilannya. Begitu juga semakin besar kehamilan wanita hamil cenderung semakin
malas beraktifitas karena bobot tubuh yang semakin berat. Ketegangan psikis seperti
stres dan cemas juga merupakan faktor resiko terjadinya konstipasi.

Posisi defekasi juga mempengaruhi untuk terjadinya konstipasi. Pada posisi


jongkok, sudut antara anus dan rektum akan menjadi lurus akibat fleksi maksimal dari
paha. Ini akan memudahkan terjadinya proses defekasi sehingga tidak memerlukan
tenaga mengedan yang kuat. Pada posisi duduk, sudut antara anus dan rektum menjadi
tidak cukup lurus sehingga membutuhkan tenaga mengedan yang lebih kuat. Proses
mengedan kuat yang berkelanjutan akan dapat menimbulkan konstipasi dan hemoroid.
Ibu hamil cenderung lebih nyaman defekasi dengan posisi duduk tetapi dapat berakibat
timbulnya konstipasi.

Pengeluaran feses merupakan akhir proses pencernaan. Sisa-sisa makanan yang


tidak dapat dicerna lagi oleh saluran pencernaan, akan masuk kedalam usus besar
(kolon) sebagai massa yang tidak mampat serta basah. Di sini, kelebihan air dalam sisa-
sisa makanan tersebut diserap oleh tubuh. Kemudian, massa tersebut bergerak ke
rektum ( dubur ), yang dalam keadaan normal mendorong terjadinya gerakan peristaltik
usus besar. Pengeluaran feses secara normal, terjadi sekali atau dua kali setiap 24 jam.
Kotoran yang keras dan sulit dikeluarkan merupakan efek samping yang tidak nyaman
dari kehamilan. Sembelit terjadi karena hormon-hormon kehamilan memperlambat
transit makanan melalui saluran pencenaan dan rahim yang membesar menekan poros
usus ( rektum ). Suplemen zat besi prenatal juga dapat memperburuk sembelit.
Berolahraga secara teratur, menyantap makanan yang kaya serat serta minum banyak air
dapat membantu meredakan masalah tersebut.
D. Pathway

Nafsu makan menurun Penekanan kandung


Penekanan anus
kemih

Nyeri akut Anoreksia Sering BAK

Ketidakseimbangan Resiko kekurangan


nutrisi kurang dari volume Cairan
kebutuhan tubuh

E. Tanda dan Gejala Konstipasi


Ada beberapa tanda dan gejala yang umum ditemukan pada sebagian besar
atau terkadang beberapa penderita konstipasi pada ibu hamil yaitu :
a. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga malas mengerjakan
sesuatu bahkan terkadang sering mengantuk;
b. Sering berdebar-debar sehingga memicu untuk cepat emosi, mengakibatkan stress,
rentan sakit kepala bahkan demam;
c. Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku
d. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah
e. Mengejan saat defekasi
f. Konsistensi fases keras
g. Menurunnya frekuensi buang air besar
h. Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri, tidak
bersemangat, tubuh terasa terbebani, memicu penurunan kualitas, dan
produktivitas kerja
i. Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, dan lebih sedikit daripada biasanya
j. Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika air besar, pada saat bersamaan tubuh
berkeringat dingin, dan terkadang harus mengejan atupun menekan-nekan perut
terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan dan membuang feses ( bahkan
sampai mengalami ambeien/wasir )
k. Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan bagai terganjal sesuatu
disertai rasa sakit akibat bergesekan dengan feses yang kering dan keras atau
karena mengalami wasir sehingga pada saat duduk tersa tidak nyaman
l. Lebih sering bung angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya;
m. Usus kurang elastis ( biasanya karena mengalami kehamilan atau usia lanjut),
ada bunyi saat air diserap usus, terasa seperti ada yang mengganjal, dan
gerakannya lebih lambat daripada biasanya
n. Terjadi penurunan frekuensi buang air besar
o. Adapun untuk sembelit kronis ( obstipasi ), gejalanya tidak terlalu berbeda hanya
sedikit lebih parah, diantaranya
p. Perut terlihat seperti sedang hamil dan terasa sangat mulas
q. Feses sangat keras dan berbentuk bulat-bulat kecil
r. Frekuensi buang air besar dapat mencapai berminggu-minggu
s. Tubuh sering terasa panas, lemas, dan berat

F. Sering Penatalaksanaan
a. Diet tinggi serat dan asupan cairan.
b. Aktivitas fisik, Aktifitas fisik rutin dipercaya merangsang peristaltik usus untuk bekerja
normal sehingga memperpendek waktu transit di saluran pencernaan dan membantu
pengeluaran tinja.
c. Obat-obatan pencahar Kriteria obat pencahar yang boleh diberikan kepada ibu hamil:
Efektif, Tidak diserap oleh saluran cerna, Tidak teratogenik (tidak menyebabkan
cacat pada janin).

G. Komplikasi
a. Mual, muntah
b. Penurunan nafsu makan
c. Hemoroid
d. Inkontinensia alvi
e. Perdarahan per rektum
f. Fecal impacted
g. Prolapsus uteri.
h. kurang percaya diri dan terkadang ingin menyendiri

H. Pengobatan Konstipasi

Menurut Herawati (2012), pengobatan konstipasi pada ibu hamil dapat dibagi menjadi
dua cara, yaitu terapi non obat dan terapi obat.
a. Terapi non obat
Pada umumnya, konstipasi pada masa kehamilan dapat diatasi dengan melakukan
penyesuaian pola makan dan perubahan gaya hidup. Makanan kaya serat (30-35%),
misalnya gandum, buah-buahanan dan sayuran dapat meringankan konstipasi.
Namun, mengkomsumsi makanan kaya serat dalam jumlah besar secara tiba-tiba
dapat menyebabkan perut terasa tidak enak dan kembung. Ibu hamil sebaiknya
mengkonsumsi makanan secara teratur dan minum air dalam jumlah cukup (6-8
gelas/hari). Perubahan gaya hidup, misalnya: olahraga teratur dapat memperbaiki
saluran cerna.
b. Terapi obat
Obat pencahar digunakan apabila konstipasi tidak dapat diatasi dengan
penyesuaian jenis makanan dan perubahan gaya hidup saja. Kriteria obat pencahar
yang boleh diberikan kepada ibu hamil adalah:
a. Efektif,
b. Tidak diserap oleh saluran cerna,
c. Tidak teratogenik ( tidak menyebabkan cacat pada janin ), dan
d. Dapat ditoleransi dengan baik ( tidak menimbulkan efek samping pada ibu dan
janin )
e. Terdapat beberapa golongan obat pencahar, antara lain: obat pencahar
osmotik, pembentuk massa, dan stimulan. Obat pencahar pilihan untuk ibu
hamil adalah hanya digunakan secara terbatas hanya jika konstipasi tidak
dapat diatasi dengan obat pencahar osmotik.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari, tanggal, jam. Data yang diperoleh dari klien,
keluarga klien dan buku Kesehatan Ibu dan Anak serta petugas kesehatan, melalui observasi
dan wawancara. Data hasil pengkajian sebagai berikut: Nama klien, umur, pekerjaan. Nama
suami, umur, pekerjaan. Hari Pertama Haid Terakhir, Hari Perkiraan Lahir, usia kehamilan,
Status obstetri. Pada trimester ketiga pada saat ini klien mengatakan susah buang air besar,
biasanya buang air besar berapa kali, dengan konsistensi feses keras, terasa ingin buang air
besar tapi tidak bisa keluar, perut terasa penuh dan kembung.
Pemeriksaan fisik diperoleh data, keadaan umum klien, kesadaran composmentis,
Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, berat badan sebelum hamil, berat
badan selama hamil serta tinggi badan, lingkar lengan atas. Pada pemeriksaan abdomen saat
dilakukan inspeksi terdapat linea nigra, hasil auskultasi denyut jantung janin, tinggi fundus
uteri 32 cm, hasil pemeriksaan leopold I – IV. Kemudian kaji asupan sutrisi klien untuk intake
dan outputnya.

2. Data fokus
Dalam menganalisis data sebelumnya lakukan analisis data fokus terkait data
subjektif dan objektif klien. Data tersebut berasal dari data wawancara, pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang klien.

3. Analisa data
Berdasarkan data fokus yang diperoleh maka dapat disimpulkan masalah
keperawatan adalah konstipasi penyebab atau etiologi yaitu peningkatan produksi hormon
progesteron, kurangnya asupan serat, cairan, dan olahraga.

4. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data hasil pengkajian maka penulis merumuskan masalah
keperawatan yaitu konstipasi berhubungan dengan peningkatan produksi hormon
progesteron, kurangnya asupan serat, cairan, dan olahraga.

5. Intervensi
Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari kunjungan rumah
diharapkan klien dapat buang air besar 1 kali sehari, dengan kriteria hasil klien dapat
buang air besar 1 kali sehari, dengan konsistensi feses lunak, eliminasi feses tanpa perlu
mengejan berlebihan, mampu memilih makanan untuk mencegah konstipasi.

Rencana keperawatan meliputi : 1) kaji pola eliminasi alvi yang normal atau biasa
pada klien. Rasional : pola defekasi setiap individu beragam dari defekasi satu kali setiap
hari hingga setiap 2 atau 3 hari. Pola defekasi normal pada klien ditentukan untuk
merencanakan intervensi korektif (Green & Judith, 2012). 2) Ajarkan tentang asupan
serat dalam diet. Rasional : dalam mengkonsumsi asupan serat dalam diet menyebabkan
kurangnya ampas yang tersedia untuk membentuk feses.

Berdasarkan penelitian Jewell, dengan memperbanyak mengkonsumsi makanan


mengandung serat sebanyak 20-35 gr/hari dapat mengurangi konstipasi sebanyak 30%
atau 0,18 kali dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi serat (Irianti, 2014). 3)
Ajarkan tentang asupan cairan. Rasional: Bila asupan cairan tidak adekuat, feses akan
kekurangan kandungan cairan yang cukup untuk memudahkan pengeluaran saluran usus
bawah (Green & Judith, 2012). Dengan minum paling sedikit 8-10 gelas air dalam sehari
serta menghindari minuman yang dapat memperberat kerja sistem pencernaan seperti teh
atau kopi (Irianti, 2014). 4) Ajarkan tentang pola aktivitas. Rasional : jika dalam latihan
fisik tidak cukup, gerakan peristaltik normal dapat berkurang dan otot saluran cerna dapat
kehilangan tonusnya sehingga menyebabkan konstipasi atau impaksi feses (Green &
Judith, 2012). 5).Anjurkan ibu untuk olahraga ringan secara rutin dengan mengikuti
kegiatan senam hamil atau sekedar berjalan ringan disetiap hari (Trottier,
2012).6).Ajarkan tentang penggunaan obat resep, obat bebas, dan obat herbal . Rasional :
Jika ibu mengalami konstipasi, tunda pemberian Fe untuk beberapa hari, karena
berdasarkan review (Chocrane, 2009) pemberian Fe lebih dari 10 gr/hari dapat
meningkatkan konstipasi (Bradley, 2007). 7).

 Intervensi keperawatan yang dilakukan

a. Hari pertama :

1) Menjelaskan kepada klien perlunya meningkatkan asupan makanan berserat


dalam diet. Rasional :Berdasarkan penelitian yang dilakukan Jewell tahun
2001, dengan memperbanyak mengkonsumsi makanan mengandung serat
sebanyak 20-35 gr/hari bisa mengurangi konstipasi sebanyak 30% atau 0,18
kali dibandingkan dengan tidak mengkonsumsi serat (Irianti, 2014).

2) Menganjurkan klien meningkatkan asupan cairan hingga 8–10 gelas sehari.

Rasional : Bila asupan cairan tidak adekuat feses akan kekurangan


kandungan cairan yang cukup untuk memudahkan pengeluaran melalui
saluran usus bawah (Green & Judith, 2012).

b. Hari kedua :
1. Menganjurkan klien melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki dan senam hamil.
Rasional : jika dalam latihan fisik tidak cukup, gerakan peristaltik normal dapat
berkurang dan otot saluran cerna dapat kehilangan tonusnya sehingga
menyebabkan konstipasi atau impaksi feses (Green & Judith, 2012).

c. Hari ketiga yaitu :


1. Observasi pola eliminasi alvi yang normal atau biasa pada klien.
Rasional : pola defekasi setiap individu beragam dari defekasi satu kali setiap
hari hingga setiap 2 atau 3 hari. Pola defekasi normal pada klien ditentukan untuk
merencanakan intervensi korektif.
DAFTAR
PUSTAKA

Herawati, F . 2012. Panduan Terapi Aman Selama Kehamilan. Surabaya: PT. ISFI
Herdman, 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi
2018-
2020. Jakarta : EGC
Ojieh AE. 2012. Constipation in pregnancy and the effect of vegetable
consumption in different socio-economic class in Warri, Delta state. Journal
of Medical and Applied Biosciences.
Syam AF. 2008. Konstipasi pada kehamilan. Dalam: Laksmi PW, Alwi I, Setiati S,
Purwaningsih W. &fatmawati S.(2010).Asuhan Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Nuhamedika
Muflihah S., Kamariyah N., &Anggasari Y. (2014).Buku Ajar Kehamilan.
Jakarta: SalembaMedika
Irianti, B., Halida, E.M., Huhita, F.,Prabandari, F., Yulita, N., Yulianti, N.,
Hartiningtiyaswati, S.,Anggraini, Y. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasis
bukti. Jakarta: Sagungceto
Indiarti.(2015). Kehamilan, Persalinan, dan Perawatan. Yogyakarta: indoliterasi
Goetzl L. & Harford R. (2013).Kehamilan diatas 35 tahun .jakarta: Dian
rakyat
Harsono T. (2013). Permasalahan kehamilan yang sering terjadi.Jakarta:
Platinum
Hutahaean, S. (2013).Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika Indiarti.
(2015). Kehamilan, Persalinan, dan Perawatan. Yogyakarta: indoliterasi
Irianti, B., Halida, E.M., Huhita, F.,Prabandari, F., Yulita, N., Yulianti, N.,
Hartiningtiyaswati, S.,Anggraini, Y. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasis
bukti. Jakarta: Sagungceto

Muflihah S., Kamariyah N., &Anggasari Y. (2014).Buku Ajar Kehamilan.


Jakarta: SalembaMedika
Purwaningsih W. &fatmawati S.(2010).Asuhan Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Nuhamedika
Rungsiprakarn P.,Laopboon, M.,Sangkomkamhang, U.S.,Lumbiganon, P.,Pratt,
(2014).Interventions for traeting constipation in pregnancy. Intervention
protocol.Vol 10. NoCD011448.12 2014:1-11
Shi,wenjun.,Xu, Xiaohang.,Zhang, Yi.,Guo, Sa.,Wang, Jing.,Wang, Jianjun,.
(2015). Epidemiology and Risk factors of functional Constipation in
Pregnant Women.Research article.vol.No 10.1371.24juli 2015:1-10
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS (OBSTETRI)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKes BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO

PENGKAJIAN
Tanggal MRS : ........................................................
Ruang : ........................................................
No. Register : ........................................................
Diagnosa Medis : ........................................................
Tanggal Pengkajian : ................................................................

A. IDENTITAS PASIEN:
- Nama...............................................:
- Umur ...............................................:
- Suku/Bangsa: ..................................
- Bahasa .............................................:
- Pekerjaan.........................................:
- Status...............................................:
- Alamat.............................................:
- Nama Suami:...................................
- Pekerjaan.........................................:

B. STATUS KESEHATAN
1. KELUHAN UTAMA
……………………………………………………………………………………….

2. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….

5. Riwayat Obstetri
Riwayat Kehamilan Sekarang : G.................P................A...............
HPHT : ............................................................................

Gerakan janin : ............................................................................

Keluhan tiap trimester :..........................................................................

... ......................................................................

...........................................................................

Riwayat nifas : ............................................................................

............................................................................

Imunisasi TT : ............................................................................

Obat yang dikonsumsi : Obat (...............................................................)

Jamu (...............................................................)

6. Riwayat Haid
Menarche : …………………………………………

Siklus : …………………………………………

Lamanya : …………………………………………

Banyaknya : …………………………………………

Desmenorhoe : …………………………………………
7. Riwayat Kehamilan, nifas dan persalinan yang lalu

Hamil Ke Tgl Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Nifas


Kehamilan kehamilan &
Partus partus JK BB PB ASI Penyulit
Persalianan

8. Riwayat Ginekologi
Infertilitas : ....................................................................................................

Masa : ....................................................................................................

Penyakit : ....................................................................................................

Operasi : ....................................................................................................

9. Riwayat KB
Kontrasepsi yang dipakai : ............................................................................

Keluhan : ……………………………………………........

Kontrasepsi yang lalu : …………………………………………............

Lamanya pemakaian : ……………………………………………........

Alasan berhenti : ............................................................................

10. Pola Gordon ( 11 atau sesuai dengan kondisi klien )


PEMERIKSAAN FISIK

1. Kesadaran
( ) Komposmentis

( ) Somnolent

( ) Sopor

( ) Sopor komatus

( ) Komatus

2. Tanda-tanda Vital
Nadi..............X/mnt

Suhu............. X/mnt

Tensi.............mmHg

Respirasi..........X/mnt

3. Kepala
Rambut: …………………………………………………………………

Mata : Konjungtiva : …………………………………………………

Sclera : …………………………………………………

Pengelihatan : …………………………………………………

Telinga : …………………………………………………………………

Hidung : …………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Mulut : …………………………………………………………………

Leher : …………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………
4. Thorax
Dada : Bentuk simetri : Ya ( ) Tidak ( )

Mamae : Bentuk simetris : Ya ( ) Tidak ( )

Puting Susu : ………………………………………....

Benjolan : …………………………………………

Ekskresi : …………………………………………

Paru-paru : …………………………………………………………………

Jantung : …………………………………………………………………

5. Abdomen
Inspeksi: Bentuk : …………………………………………………

Striae : ……………………………………....................

Bekas luka Operasi : ………………………………..................

Palpasi : Tinggi Fundus Uteri.................Cm

Lingkar Perut.........................Cm

Posisi Janin : Leopold I : ……………………………………...

Leopold II : ……………………………………..

Leopold III :…………………………………….

Leopold IV : ……………………………………

Kontraksi Uterus : frekuensi :……………………………….

Interval : ……………………………...

Intensitas : ……………………………

Auskultasi DJJ : .............................................................................................

6. Genetalia Luar
Bentuk : …………………………………………………………………

Varices : …………………………………………………………………

Oedema : …………………………………………………………………

Massa / Kista : ....................................................................................................

Pengeluaran pervigam : .......................................................................................


7. Ekstremitas (tangan & kaki)
Bentuk : Kaki : ................................. Tangan : .......................................

Kuku : Kaki : ................................ Tangan : .......................................

Refleks Patela : ................................

Oedema : ................................

8. Kulit
Warna : ....................................

Turgor : ....................................

DATA PENUNJANG (LABORATORIUM)


a. Pemeriksaan urine
Protein : .........................................

Reduksi : .........................................

b. Pemeriksaan darah
Hb : .............................

Golongan darah : .............................

c. Pemeriksaan lain-lain bila diperlukan


.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

TERAPI
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
ANALISA DATA

Nama Pasien: No. Reg:


NO
DATA ETIOLOGI MASALAH TTD
Dx

3
DAFTAR DIAGNOSIS

Nama Pasien: No. Reg:


NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN TTD

3
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien: No. Reg:


NO TUJUAN &
INTERVENSI RASIONAL
Dx KRITERIA HASIL
EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien: No. Reg:


NO EVALUASI TTD
Dx S-O-A-P
1

Anda mungkin juga menyukai