Anda di halaman 1dari 6

KEJANG DEMAM

440/
No.Dokumen
/412.43/.16/2015
No.Revisi
SOP Tanggal
15 Oktober 2015
PEMERINTAH KABUPATEN
Terbit
BOJONEGORO Halaman 1/4
DINAS KESEHATAN
dr. VERA AGUSTINA
UPTD PUSKESMAS
NIP.1979081720100120
KANOR
KECAMATAN KANOR 03

1. Pengertian Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38 o C) akibat dari suatu proses
ekstra kranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak terbukti
adanya infeksi intrakranial atau penyebab lain.

2. Tujuan Sebagai acuan penanganan pasien kejang demam

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas tentang Layanan Klinis

4. Referensi PMK NO.5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan primer.
5. Prosedur / Keluhan utama adalah kejang. Anamnesis dimulai dari riwayat
Langkah - langkah perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang,kemudian mencari
kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang.
Umumnya kejang demam pada anak dan berlangsung pada
permulaan demam akut, berupa serangan kejang klonik umum
atau tonik klonik, singkat dan tidak ada tanda-tanda neurologi
post iktal.

Penting untuk ditanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis


yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala infeksi, keluhan
neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang.

Faktor risiko

a. Demam

1. Demam yang berperan pada KD, akibat:

• Infeksi saluran pernafasan

• Infeksi saluran pencernaan


• Infeksi saluran air seni

• Roseola infantum

• Paska imunisasi

2. Derajat demam:

• 75% dari anak dengan demam ≥ 390C

• 25% dari anak dengan demam > 400C

b. Usia

1. Umumnya terjadi pada usia 6 bulan – 6 tahun

2. Puncak tertinggi pada usia 17 – 23 bulan

3. Kejang demam sebelum 5 – 6 bulan mungkin disebabkan oleh


infeksi SSP

4. Kejang demam diatas umur 6 tahun, perlu dipertimbangkan febrile


seizure plus (FS+).

c. Gen

1. Risiko meningkat 2 – 3x bila saudara kejang demam

2. Risiko meningkat 5% bila orang tua menderita kejang demam

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang


Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital, mencari tanda-


tanda trauma akut kepala, dan adanya kelainan sistemik,
terpapar zat toksik, infeksi, atau adanya kelainan neurologis
fokal.

Bila terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan lanjutan


untuk mencari faktor penyebab.

Pemeriksaan penunjang

Untuk menentukan faktor penyebab dan komplikasi kejang pada


anak, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain,
yaitu:

a. Laboratorium darah, seperti: kadar gula darah, elektrolit, dan


hitung jenis. Pemeriksaan ini dianjurkan pada pasien dengan
kejang pertama.

b. Pemeriksaan urin direkomendasikan pada pasien yang tidak


memiliki kecurigaan fokus infeksi.

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan


fisik.

Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Kejang demam sederhana

1. Kejang generalisata

2. Durasi: < 15 menit

3. Kejang tidak disebabkan oleh adanya meningitis, encephalitis,


atau penyakit yang berhubungan dengan gangguan di otak

4. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.

b. Kejang demam kompleks

1. Kejang fokal

2. Durasi: > 15 menit

3. Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam.

Diagnosis Banding

a. Meningitis

b. Ensefalitis

c. Epilepsi

d. Gangguan metabolik, seperti: gangguan elektrolit.

Komplikasi
a. Kerusakan sel otak

b. Risiko kejang atipikal apabila kejang demam sering berulang

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

a. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai


kejang demam dan prognosisnya.

b. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah


dengan:

1. Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau lorazepam (0,1 mg/kg) harus


segera diberikan jika akses intravena tidak dapat dibangun
dengan mudah.

2. Buccal midazolam (0,5 mg/kg, dosis maksimal = 10 mg) lebih


efektif daripada diazepam per rektal untuk anak.

3. Lorazepam intravena, setara efektivitasnya dengan diazepam


intravena dengan efek samping yang lebih minimal (termasuk
depresi pernapasan) dalam pengobatan kejang tonik klonik akut.
Bila akses intravena tidak tersedia, midazolam adalah
pengobatan pilihan.

Tabel 27. Buccal Intra Vena Per rectal


Farmakotera (IV)
pi untuk
mengatasi
kejang Obat

Midazolam 0,5 mg/kg maks 10 mg

Diazepam 0,3 mg/kg dengan 0,5 mg/kg (maks


rata-rata 2 20 mg per
mg/mnt (maks dosis). Dapat
5 mg per dosis diberikan tanpa
untuk <5 thn; dilarutkan.
10 mg untuk ≥5
tahun)
Lorazepam 0,05 – 0,1 mg/kg 0,1 mg/kg (maks 4
dalam 1- 2 mnt mg per dosis),
(maks 4 mg dilarutkan
per dosis) dengan air 1:1
sebelum
digunakan.


6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu -


diperhatikan

8. Unit Terkait a. UGD

9. Rekaman Historis

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai