LAPORAN
Disusun Oleh :
DOSEN PENGAMPU :
TEKNISI: SYAHRUL
MUNIR, S. ST
Kelapa sawit termasuk kelompok pohon berumah satu, artinya dalam satu pohon
terdapat tandan bunga jantan dan tandan bunga betina. Pada umumnya, dalam satu
pohon tidak ditemukan tandan bunga jantan yang mekar bersamaan tandan bunga
betina. Tetapi primordial bunga terdiri dari organ bunga jantan dan betina. Tanaman
kelapa sawit dilapangan mulai berbunga pada umur 12-14 bulan, tetapi baru ekonomis
untuk dipanen pada umur 2.5 tahun. Dari setiap ketiak pelepah daun akan keluar satu
tandan bunga jantan atau betina. Sebagian dari tandan bunga ini akan gugur (aborsi)
sebelum anthesis atau sesudah anthesis. Pada tanaman muda sering dijumpai bunga
abnormal seperti bunga banci (hermaprodit) yaitu tandan yang memiliki dua jenis
kelamin, bunga andromorphic (androgynous) yaitu secara morpologi adalah bunga
jantan tetapi pada sebagian spikeletnya dijumpai pula bunga betina yang dapat
membentuk buah sawit kecil. Juga akan sering dijumpai partenokarpi yaitu kepala putik
(stigma) yang tidak sempurna penyerbukannya sehingga buah yang terbentuk layu dan
gugur.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui perbedaan bunga betina dan bunga jantan.
b. Mengidentifikasi bunga betina dan bunga jantan.
BAB 2. TINJAUAN TEORI
Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman yang berumah satu, artinya pada suatu
tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pada umumnya, bunga jantan dan
bunga betina terdapat dalam dua tandan yang terpisah. Akan tetapi ada juga bunga
jantan dan bunga betina dalam satu tandan. Tiap primordia bunga terdiri dari bunga
jantan dan betina. Terkadang keduanya dapat berkembaang dan membentuk bunga
banci. Tiap tandan bunga mempunyai tangkai sepanjang 30-45 cm, yang mendukung
spikelet yang tersusun spiral. Tandan bunga sawit awalnya tertutup oleh dua lapis
seludang bagian luar akan pecah dan 2 atau 3 minggu kemudian seludang bagian dalam
ikut pecah dan tandan bunga akan membuka. Jumlah spikelet bunga kelapa sawit
meningkat dari 60 pada umur 3 tahun menjadi 150 pada umur 10 tahun.
Tandan bunga betina berukuran panjang 24-45 cm, dan juga mengandung ribuan
bunga yang terletak pada pembungaan betina. Jumlah bunga betina pada setiap tandan
bunga bervariasi tergantung pada lokasi dan umur tanaman. Jumlah bunga betina di
Sumatera adalah 6000 bunga betina/tandan bunga. Pada waktu bunga-bunga mekar,
suhu di dalam pembungaan meningkat 5-100C dan bunga mengeluarkan bau seperti
adas (Foeniculum vulgare) yang kuat. Biasanya sekitar 15% jumlah bunga pada tandan
bunga betina mekar pada hari pertama, 60% mekar pada hari kedua, dan sisanya 15%
lagi mekar pada hari ketiga. Waktu yang diperlukan agar semua bunga betina mekar
pada setiap tandan bunga betina adalah 3-5 hari. Pada waktu mekar, warna bunga putih
kekuningan kemudian berubah menjadi kemerahan dan akhirnya menghitam, sedang
kepala putik mengeluarkan cairan. Ujung putik reseptif bunga betina memiliki 3 cuping
berambut berbentuk sabit. Bunga pertama yang membuka adalah yang terletak di dasar
spikelet. Setelah bunga mekar cupingnya akan berubah menjadi keunguan karena
adanya pigmen (anthosianin) dan tepung sari tidak dapat berkecambah pada putik ini
Bunga betina awalnya tertutup oleh seludang yang akan pecah pada 15-30 hari sebelum
bunga mekar. Satu tandan bunga dapat memiliki sekitar 100-200 spikelet dan tiap
spikelet memiliki 15-20 bunga betina, umumnya dalam satu tandan terdapat sekitar
3000 bunga betina. Masa mekar bunga betina ini tidak serentak dalam satu tandan,
biasanya berselang 3-5 hari.
Tandan bunga jantan (infloressensia) juga dibungkus oleh seludang bunga yang
pecah jika akan mekar seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki 100-250
spikelet yang panjangnya 10-20 cm dan diameter 1-1,5 n. Tiap spikelet berisi 500-1.500
bunga kecil yang akan menghasilkan tepung sari jutaan banyaknya. Tandan bunga yang
sedang mekar ini berbau amis (khas). Tiap tandan bunga jantan akan dapat
menghasilkan tepung sari sebanyak 40-60 gram (Lubis, 2008). Pelepasan serbuk sari
berlangsung selama 2-3 hari. Serbuk sari pada bunga jantan mengeluarkan bau seperti
adas yang sangat kuat, dan jauh lebih kuat dari bau bunga betina (Pahan, 2006). Bunga
kelapa sawit yang sedang mekar, baik itu bunga jantan maupun bunga betina sama-sama
mengeluarkan bau yang menyengat. Bunga jantan yang sedang mekar memiliki bau
yang lebih kuat dibandingkan dengan bunga betina. Ini di sebabkan oleh senyawa
volatil yang dikeluarkan oleh bunga jantan lebih banyak. Senyawa volatil yang
dihasilkan oleh kelapa sawit pada umumnya diketahui sebagai kairomon.
BAB 3. METEDOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan adalah ATK, pisau, lup,BKPM, dan kebun
koleksi Politeknik Negeri Jember.
Kelapa sawit termasuk kedalam golongan tanaman monoecius, yakni bunga jantan
dan bunga betina terpisah, tetapi masih terdapat dalam satu pohon. Tanaman kelapa
sawit dilapangan mulai berbunga pada umur 12 – 14 bulan (dihitung dari sejak ditanam
dilahan). Dari setiap ketiak pelepah daun, akan keluar satu tandan bunga , jantan atau
betina. Sebahagian tandan bunga ini akan gugur (aborsi), baik sebelum maupun sesudah
anthesis/receptive. Jenis kelamin bunga dapat dikenali setelah bunga menonjol diantara
ketiak pelepah daun, sebelum seludang bunga terbuka. Ciri-ciri bunga jantan adalah
berbentuk ramping (loncong) memanjang, ujung kelopak bunga agak meruncing dan
diameter bunga lebih kecil dari bunga betina. Sedangkan bunga betina berbentuk agak
bundar (oval), ujung kelopak bunga agak rata dan diameter bunga lebih besar.
Perbedaan bentuk ini sangat penting diketahui dalam melakukan penyerbukan buatan.
Pada tanaman muda, sering dijumpai berbagai macam abnormalitas, seperti :
a. Bunga banci atau hermaprodit, yaitu tandan bunga memiliki 2 jenis kelamin.
b. Bunga andromorphic (andogynous) yaitu secara morphologi adalah bunga
jantan, tetapi pada bagian spikeletnya dijumpai bunga betina yang dapat
membentuk buah sawit kecil.
c. Buah parthenocarpi yaitu kepala putik (stigma) yang tidak sempurna
dibuahinya, sehingga terbentuk buah yang kecil dan tidak berbiji (tidak ada
kernel dan embryo). Buah parthenocarpi ini kadang-kadang sudah layu dan
gugur sebelum masak.
d. Primordial bunga atau floral initiation, yaitu berobahnya cel vegetatif menjadi
cel generatif terjadi pada 33 bulan sebelum bunga matang (siap
membuahi/dibuahi).
e. Sex determination yaitu perkembangan cel generatif menjadi bunga jantan atau
betina, terjadi pada 24 bulan sebelum bunga matang (anthesis). Satu sampai dua
bulan sebelum anthesis, seludang bunga muncul dari ketiak pelepah (sxil). Lima
sampai enam bulan sebelum bunga betina masak (receptive), buah menjadi
matang panen.
5.1 Kesimpulan
Pertiwi, D. R. (2020). Kultur Jaringan Kelapa Sawit : Tantangan dan Peluangnya. Warta
PPKS, 10.
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu
Hingga Hilir. Jakarta, Indonesia.
Lubis, A.U. 2008. Kelapa Sawit di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan.