Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM MENGIDENTIFIKASI BUNGA JANTAN

DAN BETINA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

LAPORAN

Disusun Oleh :

ZAINI : A32202566 / GOLONGAN B

DOSEN PENGAMPU :

Ir. CHERRY TRIWIDIARTO, M.Si

Ir. SUGIYARTO, M.P

TEKNISI: SYAHRUL

MUNIR, S. ST

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman yang


termasuk dalam famili Palmae. Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil dan
bersifat monocious, yaitu bunga jantan dan betina terdapat pada satu pohon. Waktu
antesis kedua jenis bunga tersebut jarang bersamaan dalam satu pohon, sehingga dalam
penyerbukan memerlukan serbuk sari (polen) dari tanaman lainnya. Proses penyerbukan
pada kelapa sawit dapat terjadi apabila ada perantara yang mampu memindahkan serbuk
sari dari bunga jantan ke bunga betina yang sedang reseptif. Proses penyerbukan pada
kelapa sawit sebagian besar berlangsung dengan bantuan serangga dan sebagian kecil
oleh angin. Kehadiran serangga pada tanaman kelapa sawit dapat membantu proses
penyerbukan silang yang dapat meningkatkan hasil buah dan biji.

Kelapa sawit termasuk kelompok pohon berumah satu, artinya dalam satu pohon
terdapat tandan bunga jantan dan tandan bunga betina. Pada umumnya, dalam satu
pohon tidak ditemukan tandan bunga jantan yang mekar bersamaan tandan bunga
betina. Tetapi primordial bunga terdiri dari organ bunga jantan dan betina. Tanaman
kelapa sawit dilapangan mulai berbunga pada umur 12-14 bulan, tetapi baru ekonomis
untuk dipanen pada umur 2.5 tahun. Dari setiap ketiak pelepah daun akan keluar satu
tandan bunga jantan atau betina. Sebagian dari tandan bunga ini akan gugur (aborsi)
sebelum anthesis atau sesudah anthesis. Pada tanaman muda sering dijumpai bunga
abnormal seperti bunga banci (hermaprodit) yaitu tandan yang memiliki dua jenis
kelamin, bunga andromorphic (androgynous) yaitu secara morpologi adalah bunga
jantan tetapi pada sebagian spikeletnya dijumpai pula bunga betina yang dapat
membentuk buah sawit kecil. Juga akan sering dijumpai partenokarpi yaitu kepala putik
(stigma) yang tidak sempurna penyerbukannya sehingga buah yang terbentuk layu dan
gugur.

1.2 Tujuan
a. Mengetahui perbedaan bunga betina dan bunga jantan.
b. Mengidentifikasi bunga betina dan bunga jantan.
BAB 2. TINJAUAN TEORI

Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman yang berumah satu, artinya pada suatu
tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pada umumnya, bunga jantan dan
bunga betina terdapat dalam dua tandan yang terpisah. Akan tetapi ada juga bunga
jantan dan bunga betina dalam satu tandan. Tiap primordia bunga terdiri dari bunga
jantan dan betina. Terkadang keduanya dapat berkembaang dan membentuk bunga
banci. Tiap tandan bunga mempunyai tangkai sepanjang 30-45 cm, yang mendukung
spikelet yang tersusun spiral. Tandan bunga sawit awalnya tertutup oleh dua lapis
seludang bagian luar akan pecah dan 2 atau 3 minggu kemudian seludang bagian dalam
ikut pecah dan tandan bunga akan membuka. Jumlah spikelet bunga kelapa sawit
meningkat dari 60 pada umur 3 tahun menjadi 150 pada umur 10 tahun.

Tandan bunga betina berukuran panjang 24-45 cm, dan juga mengandung ribuan
bunga yang terletak pada pembungaan betina. Jumlah bunga betina pada setiap tandan
bunga bervariasi tergantung pada lokasi dan umur tanaman. Jumlah bunga betina di
Sumatera adalah 6000 bunga betina/tandan bunga. Pada waktu bunga-bunga mekar,
suhu di dalam pembungaan meningkat 5-100C dan bunga mengeluarkan bau seperti
adas (Foeniculum vulgare) yang kuat. Biasanya sekitar 15% jumlah bunga pada tandan
bunga betina mekar pada hari pertama, 60% mekar pada hari kedua, dan sisanya 15%
lagi mekar pada hari ketiga. Waktu yang diperlukan agar semua bunga betina mekar
pada setiap tandan bunga betina adalah 3-5 hari. Pada waktu mekar, warna bunga putih
kekuningan kemudian berubah menjadi kemerahan dan akhirnya menghitam, sedang
kepala putik mengeluarkan cairan. Ujung putik reseptif bunga betina memiliki 3 cuping
berambut berbentuk sabit. Bunga pertama yang membuka adalah yang terletak di dasar
spikelet. Setelah bunga mekar cupingnya akan berubah menjadi keunguan karena
adanya pigmen (anthosianin) dan tepung sari tidak dapat berkecambah pada putik ini
Bunga betina awalnya tertutup oleh seludang yang akan pecah pada 15-30 hari sebelum
bunga mekar. Satu tandan bunga dapat memiliki sekitar 100-200 spikelet dan tiap
spikelet memiliki 15-20 bunga betina, umumnya dalam satu tandan terdapat sekitar
3000 bunga betina. Masa mekar bunga betina ini tidak serentak dalam satu tandan,
biasanya berselang 3-5 hari.
Tandan bunga jantan (infloressensia) juga dibungkus oleh seludang bunga yang
pecah jika akan mekar seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki 100-250
spikelet yang panjangnya 10-20 cm dan diameter 1-1,5 n. Tiap spikelet berisi 500-1.500
bunga kecil yang akan menghasilkan tepung sari jutaan banyaknya. Tandan bunga yang
sedang mekar ini berbau amis (khas). Tiap tandan bunga jantan akan dapat
menghasilkan tepung sari sebanyak 40-60 gram (Lubis, 2008). Pelepasan serbuk sari
berlangsung selama 2-3 hari. Serbuk sari pada bunga jantan mengeluarkan bau seperti
adas yang sangat kuat, dan jauh lebih kuat dari bau bunga betina (Pahan, 2006). Bunga
kelapa sawit yang sedang mekar, baik itu bunga jantan maupun bunga betina sama-sama
mengeluarkan bau yang menyengat. Bunga jantan yang sedang mekar memiliki bau
yang lebih kuat dibandingkan dengan bunga betina. Ini di sebabkan oleh senyawa
volatil yang dikeluarkan oleh bunga jantan lebih banyak. Senyawa volatil yang
dihasilkan oleh kelapa sawit pada umumnya diketahui sebagai kairomon.
BAB 3. METEDOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Pratikum dilaksanakan di kebun koleksi kelapa sawit Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah ATK, pisau, lup,BKPM, dan kebun
koleksi Politeknik Negeri Jember.

3.3 Cara Kerja

a. Bacalah BKPM terlebih dahulu sebagai pedoman.


b. Siapkan alat dan bahan.
c. Potonglah bungan jantan dan betina dari kelapa sawit dengan
menggunakan pisau.
d. Lalu amati dengan seksama dan pakai lup.
e. Lalu analisis dan sajikan dalam bentuk laporan.
BAB 4. PEMBAHASAN

Kelapa sawit termasuk kedalam golongan tanaman monoecius, yakni bunga jantan
dan bunga betina terpisah, tetapi masih terdapat dalam satu pohon. Tanaman kelapa
sawit dilapangan mulai berbunga pada umur 12 – 14 bulan (dihitung dari sejak ditanam
dilahan). Dari setiap ketiak pelepah daun, akan keluar satu tandan bunga , jantan atau
betina. Sebahagian tandan bunga ini akan gugur (aborsi), baik sebelum maupun sesudah
anthesis/receptive. Jenis kelamin bunga dapat dikenali setelah bunga menonjol diantara
ketiak pelepah daun, sebelum seludang bunga terbuka. Ciri-ciri bunga jantan adalah
berbentuk ramping (loncong) memanjang, ujung kelopak bunga agak meruncing dan
diameter bunga lebih kecil dari bunga betina. Sedangkan bunga betina berbentuk agak
bundar (oval), ujung kelopak bunga agak rata dan diameter bunga lebih besar.
Perbedaan bentuk ini sangat penting diketahui dalam melakukan penyerbukan buatan.
Pada tanaman muda, sering dijumpai berbagai macam abnormalitas, seperti :

a. Bunga banci atau hermaprodit, yaitu tandan bunga memiliki 2 jenis kelamin.
b. Bunga andromorphic (andogynous) yaitu secara morphologi adalah bunga
jantan, tetapi pada bagian spikeletnya dijumpai bunga betina yang dapat
membentuk buah sawit kecil.
c. Buah parthenocarpi yaitu kepala putik (stigma) yang tidak sempurna
dibuahinya, sehingga terbentuk buah yang kecil dan tidak berbiji (tidak ada
kernel dan embryo). Buah parthenocarpi ini kadang-kadang sudah layu dan
gugur sebelum masak.
d. Primordial bunga atau floral initiation, yaitu berobahnya cel vegetatif menjadi
cel generatif terjadi pada 33 bulan sebelum bunga matang (siap
membuahi/dibuahi).
e. Sex determination yaitu perkembangan cel generatif menjadi bunga jantan atau
betina, terjadi pada 24 bulan sebelum bunga matang (anthesis). Satu sampai dua
bulan sebelum anthesis, seludang bunga muncul dari ketiak pelepah (sxil). Lima
sampai enam bulan sebelum bunga betina masak (receptive), buah menjadi
matang panen.

4.1 Bunga betina dan tandan bunga betina.


Tandan bunga betina terbungkus oleh seludang bunga, yang akan pecah pada 15 – 30
hari sebelum receptive. Satu tandan bunga betina memiliki 100 – 200 spikelet dan
setiap spikeletnya memiliki 15 – 20 kuntum bunga betina. Bunga betina yang kecil
inilah yang nantinya akan diserbuki tepung sari dari bunga jantan. Receptive bunga
ditandai dengan adanya bunga yang mekar pada spikelet. Kepala putik berwarna krem,
sesudah merekah memiliki cairan putih kekuningan, sedikit berbau wangi adas. Dalam
kondisi seperti inilah, bunga betina siap menerima kedatangan tepung sari untuk proses
pembuahan. Kenyataannya tidak semua bunga betina mengalami pembuahan yang
sempurna, terutama bunga-bunga yang letaknya pada pangkal spikelet bagian dalam.
Pada tandan tanaman dewasa, dapat diperoleh 600 – 2000 butir buah, tergantung
besarnya tandan. Setiap pokok tanaman muda dapat menghasilkan 15 – 25 tandan
pertahun, sedangkan pada tanaman dewasa sampai tua sekitar 12 tandan pertahun.
Bunga betina ini tidak serentak receptivenya, satu tandan memerlukan waktu 3 – 5 hari
bahkan lebih. Sementara bunga jantan terdapat pada tandan yang terpisah dan tentu saja
tidak bersamaan anthesisnya, maka sebagian terbesar tanaman akan diserbuki secara
silang (antar pohon). Secara alami penyerbukan dilakukan oleh angin dan serangga.
Seludang bunga betina bentuknya relatif bundar dibandingkan bunga jantan yang
lonjong. Panjang tandan bunga betina bisa mencapai 30 cm, bahkan lebih panjang
dengan spikelet yang bervariasi.

4.2 Tandan bunga jantan dan bunga jantan.

Tandan bunga jantan mempunyai tangkai yang lebih panjang dibandingkan


tandan bunga betina, bentuknya lonjong memanjang. Tandan bunga juga terbungkus
dalam seludang yang akan pecah menjelang anthesis, seperti halnya bunga betina. Tiap
tandan bunga mempunyai 100 – 250 spikelet dengan panjang spikelet antara 10 – 20 cm
dan berdiameter antara 1 – 1,5 cm. Tiap spikelet berisi 500 – 1500 kuntum bunga kecil
yang akan menghasilkan tepung sari sampai jutaan jumlahnya, dengan berat antara 40 –
60 gram. Bunga jantan yang sedang anthesis berbau adas sangat semerbak. Satu tandan
bunga jantan, akan mekar dalam waktu 2 – 4 hari. Sementara tepung sari akan mati
dalam waktu 2 – 3 hari setelah anthesis. Bunga-bunga mekar mulai dari bagian bawah
spikelet. Pada tanaman muda jumlah bunga jantan perpokok, lebih sedikit dibandingkan
dengan bunga betinanya. Perbandingan ini akan berobah sesuai dengan bertambahnya
umur tanaman. Perbandingan antara jumlah tandan bunga betina dengan jumlah bunga
( betina, jantan + hermaprodit) dikenal sebagai sex ratio dan dinyatakan dalam %.
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak


bulat. Pada pohon kelapa sawit dari setiap pelepah akan keluar tandan bunga
jantan atau betina. Pada tanaman yang baru ditanam sering dijumpai bunga banci atau
hermaprodit yang munculnya bunga jantan dan bunga betina.
DAFTAR PUSTAKA

KHAIRIL, G. (2010). ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI


PENINGKATANPRODUKSI DALAM PENGELOLAAN PERKEBUNAN
SAWITPADA PT ASTRA AGRO LESTARI KARYA TANAH SUBUR( KTS )DI
KECAMATAN KAWAY XVIKABUPATEN ACEH BARAT. Meulaboh:
Universitas Teuku Umar.

Medan, P. (2019). PETUNJUK PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN KELAPA


SAWIT. Medan: Polbangtan Medan.

Pertiwi, D. R. (2020). Kultur Jaringan Kelapa Sawit : Tantangan dan Peluangnya. Warta
PPKS, 10.

Silvia Nora, S. (2018). BUDIDAYATANAMAN KELAPA SAWIT. Jakarta: Kepala Pusat


Pendidikan Pertanian.

TIM Pengampu PTP.2022. PEMELIHARAAN TANAMAN KELAPA SAWIT.


Jember. Politeknik Negeri Jember.

TIM Pengampu PTP.2022. PASCAPANEN TANAMAN KELAPA SAWIT. Jember.


Politeknik Negeri Jember.

Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu
Hingga Hilir. Jakarta, Indonesia.

Lubis, A.U. 2008. Kelapa Sawit di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Medan.

Anda mungkin juga menyukai