Anda di halaman 1dari 11

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Online - Universitas Islam Kalimantan

Al ‘Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 40-50 40

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP BUMN YANG BERBENTUK


PERSEROAN TERBATAS (PT) DALAM PERKARA KEPAILITAN DIHUBUNGKAN
DENGAN ASAS KEPASTIAN HUKUM

Yati Nurhayati*

ABSTRAK oleh Negara, ayat (3) menyebutkan; Bumi, air dan


kekayaan alam yang terkandung didalamnya di-
BUMN memiliki peranan yang sangat besar
kuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia,
bukan hanya sebatas dalam bidang pengelolaan besarnya kemakmuran rakyat, ayat (4) Perekonomian
sumber daya dan produksi barang atau jasa yang nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
mencakup hajat hidup orang banyak tetapi juga ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
sebagai kegiatan produksi dan pelayanan umum.
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
Banyak BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas,
hal ini menimbulkan ketidakharmonisan hukum kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
dalam hal terjadi kepailitan. Disatu sisi BUMN yang kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional dan ayat
berbentuk Perseroan Terbatas tunduk pada UU (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
kepailitan tapi disisi lain juga harus tunduk pada
pasal ini diatur dalam UU”.
UU Perseroan Terbatas. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian hukum normatif. Tipe penelitian Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 tersebut maka
ini akan lebih mengacu kepada norma-norma hukum Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan
yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, salah satu penggerak utama perekonomian nasional
putusan pengadilan, serta kebiasaan umum yang ber-
disamping Koperasi dan Swasta, karena BUMN
kaitan dengan kepailitan BUMN yang berbentuk
persero namun tidak mengabaikan juga persoalan pada dasarnya memiliki potensi yang sangat besar
hukum secara lebih bermakna dengan melakukan namun belum termanfaatkan secara optimal.
perbandingan antara law in book dengan law in action. Dikatakan berpotensi besar karena antara lain :
(a) keberadaan BUMN di hampir semua sektor
Kata Kunci : Perseroan Terbatas, BUMN, Hukum
Kepailitan. usaha, (b) BUMN memiliki aset yang besar, (c)
brand image BUMN, (d) pengalaman usaha BUMN,
PENDAHULUAN (e) profesionalisme SDM, dan (f) penguasaan
data, informasi dan teknologi informasi.
Pasal 33 UU Dasar Republik Indonesia Tahun
BUMN memiliki peranan yang sangat besar
1945 menyebutkan bahwa; “Ayat (1) berbunyi;
dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia,
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama ber-
bukan hanya sebatas dalam bidang pengelolaan
dasar atas azas kekeluargaan, ayat (2) Cabang-cabang
sumber daya dan produksi barang atau jasa yang
produksi yang penting bagi Negara dan yang
mencakup hajat hidup orang banyak tetapi juga
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
sebagai kegiatan produksi dan pelayanan umum.

______________________________
* Tenaga Pengajar Fakultas Hukum Universitas Islam Kalimantan

Tinjauan Yuridis Terhadap BUMN yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Dalam Perkara Kepailitan Dihubungkan Dengan Asas
Kepastian Hukum (Yati Nurhayati)
Al ‘Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 40-50 41

Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 menyebut- Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN
kan bahwa BUMN adalah badan usaha yang seluruh dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara tentang Perseroan Terbatas (UUPT), begitu juga
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
dari kekayaan negara yang dipisahkan. Kekayaan tentang Keuangan Negara (UUKN), dan UU Nomor 1
yang dipisahkan adalah pemisahan kekayaan negara Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (UUPN).
dari APBN untuk dijadikan modal BUMN. Hal ini mengakibatkan terjadinya ketidakpastian
Pembinaan dan pengelolaaannya tidak lagi di- hukum terutama di bidang kepailitan.
dasarkan pada sistem APBN, namun didasarkan
pada prinsip-prinsip perusahaan yang sehat. METODE PENELITIAN
Peranan pemerintah melalui BUMN dalam
Metodologi mempunyai peran yang sangat
perekonomian negara bahwa pemerintah tidaklah
penting dalam penelitian dan pengembangan
bertindak sebagai pemilik (eigenaar) akan tetapi
pengetahuan karena mempunyai beberapa fungsi
sebagai pemegang kuasa (bezitter) untuk atas nama
antara lain adalah untuk menambah kemampuan para
rakyat. Karena BUMN hanya merupakan pelaksana
ilmuwan untuk mengadakan atau melaksanakan
dari hak negara untuk menguasai, bukan untuk
penelitian secara lebih baik, atau lebih lengkap
memiliki sumber ekonomi yang penting dan
dan memberikan kemungkinan yang lebih besar,
menguasai hajat hidup orang banyak, sedangkan
untuk meneliti hal-hal yang belum diketahui.
pemilik atau eigenaar adalah rakyat karena
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kedaulatan ada di tangan rakyat.
hukum normatif. Tipe penelitian ini akan lebih
Terdapat 2 macam bentuk BUMN yaitu Perum
mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat
dan Persero. Pembentukan Persero khususnya,
dalam peraturan perundang-undangan, putusan
sebenarnya merupakan wujud keinginan negara
pengadilan, serta kebiasaan umum yang berkaitan
untuk ikut campur dalam mengendalikan per-
dengan kepailitan BUMN yang berbentuk persero
ekonomian nasional. Ini terbukti dari regulasi yang
namun tidak mengabaikan juga persoalan hukum
dibuat pemerintah untuk mengatur Persero, yakni
secara lebih bermakna dengan melakukan per-
UU BUMN serta peraturan pelaksanaannya.
bandingan antara law in book dengan law in action.
Sehubungan dengan ini Persero lebih merupakan
Analisis data pada penelitian hukum normatif
instrumen pengendali perekonomian.
ini dilakukan secara diskriptif kualitatif, yaitu materi
Namun dalam praktiknya BUMN yang ber-
atau bahan-bahan hukum tersebut dikumpulkan,
bentuk Persero menimbulkan banyak permasalahan,
dipilah-pilah untuk selanjutnya dipelajari dan
misalnya dalam perkara kepailitan BUMN yang
dianalisis muatannya, sehingga dapat diketahui
berbentuk Persero demi hukum seluruh asset akan
taraf sinkronisasinya, kelayakan norma, dan
berada dalam sita umum, lalu bagaimana dengan
pengajuan gagasan-gagasan normatif baru.
status hukum aset BUMN yeng berbentuk Persero
Penelitian ini, terlebih dulu akan menganalisis
terhadap asset negara yang ternyata terjadi
beberapa permasalahan yang terkait dengan judul
ketidaksesuaian/ketidakharmonisan antara Undang-

Tinjauan Yuridis Terhadap BUMN yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Dalam Perkara Kepailitan Dihubungkan Dengan Asas
Kepastian Hukum (Yati Nurhayati)
Al ‘Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 40-50 42

penelitian dengan peraturan nasional/daerah maupun oleh J. Satrio, mereka ia memiliki hak/dan atau
keputusan instansi terkait atau kepala daerah kewajiban yang diakui hukum.
(documentation studies). Diawali dengan melakukan Oleh karena badan hukum adalah subjek,
inventarisasi terhadap bahan hukum primer yang maka ia merupakan badan yang independen atau
berupa peraturan perundang-undangan yang mengatur mandiri dari pendiri, anggota, atau penanam modal
mengenai konsep kekayaan negara dan kepastian badan tersebut. Badan ini dapat melakukan kegiatan
hukum BUMN yang berbentuk persero dalam bisnis atas nama dirinya sendirinya seperti manusia.
kaitannya dengan perkara kepailitan. Bahan hukum Bisnis yang dijalankan, kekayaan yang dikuasai,
primer pertama adalah Konstitusi Indonesia yakni kontrak yang dibuat semua atas nama itu sendiri.
Undang-Undang Dasar RI terutama pasal-pasal yang Badan ini seperti halnya manusia memiliki
mengatur secara normatif tentang kekayaan negara, kewajiban-kewajiban hukum, seperti membayar
dan diteruskan dengan beberapa undang-undang pajak dan mengajukan izin kegiatan bisnis atas
lain yang terkait seperti Undang-Undang Nomor nama dirinya sendiri.
19 tahun 2003 tentang BUMN dengan Undang- Nindyo Pramono menyatakan bahwa filosofi
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan pendirian badan hukum adalah bahwa dengan
Terbatas (UUPT), begitu juga dengan Undang-Undang kematian pendirinya, harta kekayaan badan hukum
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara tersebut diharapkan masih dapat bermanfaat oleh
(UUKN), dan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang orang lain. Oleh karena itu, hukum menciptakan
Perbendaharaan Negara (UUPN). Undang-Undang suatu kreasi “sesuatu” yang oleh hukum kemudian
Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan dianggap atau diakui sebagai subjek mandiri seperti
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, dll. halnya orang (natuurlijk persoon atau natural person).
Kemudian “sesuatu” itu oleh ilmu hukum disebut
TINJAUAN PUSTAKA sebagai badan hukum (rechtspersoon atau legal
person). Agar badan hukum itu dapat bertindak
Badan Hukum Dalam Hukum Positif di Indonesia
seperti halnya orang alamiah, maka diperlukan
Badan hukum ini adalah rekayasa manusia
organ sebagai alat bagi badan hukum itu untuk
untuk membentuk suatu badan yang memiliki status,
menjalin hubungan hukum dengan pihak ketiga.
kedudukan, kewenangan yang sama seperti manusia.
Konsep perusahaan sebagai badan yang hukum
Oleh karena badan ini adalah hasil rekayasa manusia,
yang kekayaannya terpisah dari para pemegang
maka badan ini disebut sebagai artificial person.
sahamnya merupakan sifat yang dianggap penting
Di dalam hukum, istilah person (orang)
bagi status korporasi sebagai suatu badan hukum
mencakup makhluk pribadi, yakni manusia
yang membedakan dengan bentuk-bentuk perusahaan
(natuurlijk persoon) dan badan hukum (personal
yang lain. Sifat terbatasnya tanggung jawab secara
moralis, legal person, legal entity, rechts persoon).
singkat merupakan pernyataan dari prinsip bahwa
Keduanya adalah subjek hukum, sehingga keduanya
pemegang saham tidak bertanggungjawab secara
adalah penyandang hak dan kewajiban hukum.
pribadi atas kewajiban perusahaan sebagai badan
Dengan perkataan lain, sebagaimana yang dikatakan
hukum yang kekayaannya terpisah dari pemegang

Tinjauan Yuridis Terhadap BUMN yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Dalam Perkara Kepailitan Dihubungkan Dengan Asas
Kepastian Hukum (Yati Nurhayati)
Al ‘Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 40-50 43

sahamnya. Prinsip “continuity of existence” persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang


menegaskan tentang pemisahan kekayaan korporasi ini serta peraturan pelaksanaannya”.
dengan pemiliknya. Badan hukum itu sendiri tidak Dari definisi itu dapat ditarik unsur-unsur
dipengaruhi oleh kematian ataupun pailitnya yang melekat pada Perseroan Terbatas, yakni:
pemegang saham. Badan hukum juga tidak di- a. adalah badan hukum;
pengaruhi oleh perubahan struktur kepemilikan b. Perseroan Terbatas adalah persekutuan modal;
perusahaan. Sebagai akibatnya, saham-saham c. Didirikan berdasarkan perjanjian;
perusahaan diperdagangkan secara bebas. d. Melakukan kegiatan usaha;
H.M.N. Purwosutjipto mengemukakan be- e. Modalnya terdiri dari saham-saham.
berapa syarat agar suatu badan dapat dikategorikan Perseroan terbatas sebagai korporasi
sebagai badan hukum. Persyaratan agar suatu badan (corporation), yakni perkumpulan yang ber-
dapat dikatakan berstatus badan hukum meliputi badan hukum memiliki beberapa ciri substantif
keharusan: yang melekat pada dirinya, yakni:
a. Adanya harta kekayaan (hak-hak) dengan tujuan a. Terbatasnya Tanggung Jawab
tertentu yang terpisah dengan kekayaan pribadi Pada dasarnya, para pendiri atau pemegang
para sekutu atau pendiri badan itu. Tegasnya saham atau anggota suatu korporasi tidak ber-
ada pemisahan kekayaan perusahaan dengan tanggungjawab secara pribadi terhadap kerugian
kekayaan pribadi para sekutu; atau utang korporasi. Tanggung jawab pemegang
b. Kepentingan yang menjadi tujuan adalah saham hanya sebatas jumlah maksimum nominal
kepentingan bersama; saham yang dikuasai, sedangkan selebihnya para
c. Adanya beberapa orang sebagai pengurus pemegang saham tidak bertanggungjawab.
badan tersebut. b. Perpetual Succession
Ketiga unsur di atas merupakan unsur material Sebagai sebuah korporasi yang eksis atas
(substantif) bagi suatu badan hukum. Kemudian haknya sendiri, perubahan keanggotaan tidak
persyaratan lainnya adalah persyaratan yang bersifat memiliki akibat atas status atau eksistensinya.
formal, yakni adanya pengakuan dari negara yang Bahkan, dalam konteks Perseroan Terbatas,
mengakui suatu badan adalah badan hukum. pemegang saham dapat mengalihkan saham yang
ia miliki kepada pihak ketiga. Pengalihan tidak
Bentuk Badan Hukum Perseroan Terbatas menimbulkan masalah kelangsungan perseroan
Pengertian Perseroan Terbatas (PT) diatur yang bersangkutan. Bahkan, bagi Perseroan
dalam Pasal 1 butir (1) Undang-undang Nomor 40 Terbatas yang masuk dalam kategori Perseroan
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu: Terbatas Terbuka dan sahamnya terdaftar di
“Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut suatu bursa efek (listed), terdapat kebebasan
perseroan adalah badan hukum yang merupakan untuk mengalihkan saham tersebut.
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, c. Memiliki Kekayaan Sendiri
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang Semua kekayaan yang ada dimiliki oleh
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi badan itu sendiri. Kekayaan tidak dimiliki oleh

Tinjauan Yuridis Terhadap BUMN yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Dalam Perkara Kepailitan Dihubungkan Dengan Asas
Kepastian Hukum (Yati Nurhayati)
Al ‘Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 40-50 44

pemilik oleh anggota atau pemegang saham. a. Rapat Umum Pemegang Saham
Ini adalah suatu kelebihan utama badan hukum. Adalah organ perseroan yang memegang
Dengan demikian, kepemilikan kekayaan tidak kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan pemegang
didasarkan pada anggota atau pemegang saham. segala wewenang yang tidak diserahkan kepada
Menjalankan bisnis dengan wadah korporasi Direksi atau Komisaris. RUPS diatur dalam
khususnya Perseroan Terbatas memiliki beberapa Bab VI khusus mengenai RUPS Pasal 75 sampai
keuntungan yang jelas kelihatan, yakni adanya dengan Pasal 91 UUPT. RUPS sebagai pemegang
tanggung jawab tidak terbatas bagi perseroan, kekuasaan yang tertinggi, dan diselenggarakan
tetapi tidak bagi pemegang saham. Pemegang baik secara tahunan atau sewaktu-waktu (luar
saham hanya bertanggung jawab sejumlah nominal biasa) sesuai dengan kebutuhan.
saham yang ia miliki. Pemilik saham menikmati b. Direksi
terbatasnya tanggung jawab tersebut. Adalah organ perseroan yang bertanggung
d. Memiliki Kewenangan Kontraktual serta Dapat jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
Menuntut dan Dapat Dituntut atas Nama kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili
Dirinya Sendiri perseroan baik di dalam maupun di luar
Badan hukum sebagai subjek hukum pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran
diperlakukan seperti manusia yang memiliki Dasar. Direksi PT diatur dalam Bab VII Pasal
kewenangan kontraktual. Badan itu dapat 92 sampai dengan Pasal 107 UUPT.
mengadakan hubungan kontraktual atas nama c. Dewan Komisaris atau Pengawas
dirinya sendiri. Sebagai subjek hukum, badan Adalah organ perseroan yang bertugas
hukum dapat dituntut dan menuntut di melakukan pengawasan secara umum dan
hadapan pengadilan. atau khusus serta memberikan nasihat kepada
Direksi dalam menjalankan perusahaan.
Modal Dasar Perseroan Komisaris diatur dalam Bab VII pasal 108
Dalam Pasal 32 UUPT ditentukan bahwa sampai dengan Pasal 121 UUPT.
modal dasar perseroan paling sedikit Rp 50 juta
(lima puluh juta rupiah). Tetapi UU atau HASIL PENELITIAN
peraturan pelaksanaan yang mengatur bidang
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
usaha tertentu dapat menentukan jumlah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
minimum modal dasar perseroan melebihi lima
merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem
puluh juta rupiah. Bidang usaha tertentu itu
perekonomian nasional. Dalam menjalankan
misalnya perbankan, perasuransian.
kegiatan usahanya senantiasa berdasarkan demokrasi
Organ Perseroan Terbatas ekonomi, sehingga akan memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Menurut ketentuan Pasal 1 butir (2) UUPT
Mengingat peran Badan Usaha Milik Negara
menyatakan organ perseroan adalah Rapat Umum
(BUMN) dalam perekonomian nasional sangat
Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris.

Tinjauan Yuridis Terhadap BUMN yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Dalam Perkara Kepailitan Dihubungkan Dengan Asas
Kepastian Hukum (Yati Nurhayati)
Al ‘Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 40-50 45

penting, maka untuk mengoptimalkan peran dua bentuk yaitu Perusahaan Perseroan (Persero)
BUMN tersebut dibutuhkan suatu pengurusan dan Perusahaan Umum (Perum).
dan pengawasan secara profesional. Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 19
Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara,
maka pemerintah melakukan penataan kembali menyatakan bahwa: “Perusahaan Perseroan yang
terhadap perangkat peraturan perundangan yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang
mengatur BUMN yang sudah tidak sesuai lagi berbentuk perseroan terbatas yang modalnya
dengan perkembangan perekonomian dan dunia terbagi dalam saham yang seluruh atau paling
usaha yang semakin pesat, baik secara nasional sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya
maupun internasional. Oleh karena itu pemerintah dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang
mengeluarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun tujuan utamanya mengejar keuntungan.”
2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara yang Dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
diharapkan dapat menjadi solusi untuk Tentang Badan Usaha Milik Negara juga mengatur
memajukan kesejahteraan rakyat. mengenai Perusahaan Perseroan Terbuka, atau yang
Pengertian Badan Usaha Milik Negara sering disebut Persero Terbuka, adalah Persero yang
(BUMN) dirumuskan dalam Pasal 1 angka 1 Undang- modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi
Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan kriteria tertentu atau Persero yang melakukan
Usaha Milik Negara, berdasarkan ketentuan ini, penawaran umum sesuai dengan peraturan
Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut perundang-undangan di bidang pasar modal.
(BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau Terhadap Persero berlaku segala ketentuan
sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara dan prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan
melalui penyertaan modal secara langsung yang terbatas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. Perseroan Terbatas. Adapun maksud dan tujauan
Kegiatan BUMN harus sesuai dengan maksud dari pendirian Persero adalah untuk menyediakan
dan tujuannya serta tidak bertentangan dengan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, berdaya saing kuat, serta untuk mengejar ke-
dan/atau kesusilaan. Yang lebih untuk dari suatu untungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
BUMN adalah adanya penugasan khusus dari
pemerintah untuk menyelenggarakan fungsi ke- Konsep Kepailitan di Indonesia
manfaatan umum dengan tetap memperhatikan a. Pengertian Kepailitan
maksud dan tujuan kegiatan BUMN. Adalah suatu kenyataan bahwa kegiatan
Memperhatikan sifat usaha BUMN, yaitu usaha global seperti sekaran ini tidak mungkin
untuk memupuk keuntungan dan melaksanakan terisolir dari masalah-masalah lain. Suatu perusahaan
kemanfaatanm umum, dalam Undang-Undang yang dinyatakan pailit pada saat ini akan mem-
Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha punyai imbas dan pengaruh buruk bukan hanya
Milik Negara, BUMN disederhanakan menjadi perusahaan itu saja melainkan berakibat global.
Sebagai contoh, ketika Dirut Yamaichi Securities

Tinjauan Yuridis Terhadap BUMN yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Dalam Perkara Kepailitan Dihubungkan Dengan Asas
Kepastian Hukum (Yati Nurhayati)
Al ‘Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 40-50 46

pada tanggal 1 Desember 1995 mengumumkan debitor yang sudah dinyatakan pailit dengan
kebangkrutan perusahaannya pada suatu konferensi putusan Pengadilan, dalam hal ini yang berwenang
pers di Tokyo, Jepang laksana diguncang bom adalah Pengadilan Niaga dalam lingkungan
atom lagi. bahkan dampaknya bersifat mengglobal. peradilan umum.
Dari kasus ini dapat dilihat banyak yang akan jadi Menurut J. Djohansjah, S.H., dalam
korban bila perusahaan itu dinyatakan pailit. tulisannya yang berjudul “Pengadilan Niaga”,
Kata pailit berasal dari bahasa Perancis 8 pengertian Kepailitan merupakan suatu
“failite” berarti kemacetan pembayaran. Dalam proses dimana :
bahasa Belanda digunakan istilah “failite”, 1. Seorang Debitor yang mempunyai kesulitan
Sedangkan dalam hukum Anglo America, undang- keuangan untuk membayar utangnya dinyata-
undangnya dikenal dengan Bankcrupty Act. kan pailit oleh Pengadilan, dalam hal ini
Dalam aturan lama yaitu Pasal 1 angka 1 Pengadilan Niaga, dikarenakan Debitur
Peraturan Kepailitan Faillisement Verordening tersebut tidak dapat membayar utangnya.
S. 1990. 217 jo 1905. 348 menyatakan “Setiap 2. Harta Debitur dapat dibagikan kepada para
berutang (debitur) yang ada dalam keadaan Kreditor sesuai dengan peraturan Kepailitan.
berhenti membayar, baik atas laporan sendiri Kreditor adalah orang yang mempunyai
maupun atas permohonan seseorang atau piutang karena perjanjian atau Undang-Undang
lebih berpiutang (kreditur), dengan putusan yang dapat ditagih di muka pengadilan, baik
hakim dinyatakan dalam keadaan pailit. kreditor konkuren, kreditor separatis (pemegang
Menurut Retonowulan Sutianto kepailitan hak jaminan), maupun kreditor preferen. Debitor
adalah eksekusi massal yang ditetapkan dengan adalah orang yang mempunyai utang karena
putusan hakim yang berlaku serta dengan perjanjian atau Undang-Undang yang pelunasannya
melakukan penyitaan umum atas semua harta orang dapat ditagih dimuka pengadilan. Utang adalah
yang kepentingan semua kreditor yang dilakukan kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan
dengan pihak yang berwajib. Ketidakmampuan dalam jumlah uang baik dalam mata uang
tersebut harus disertai dengan suatu tindakan Indonesia maupun mata uang asing, baik secara
nyata untuk mengajukan maupun atas permintaan langsung maupun yang akan timbul di kemudian
pihak ketiga diluar debitor, suatu permohonan hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian
pernyataan pailit ke pengadilan. Maksud dari atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi
pengajuan pecrmohonan ke pengadilan, maka oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak
pihak ketiga yang berkepentingan tidak pernah kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya
tahu keadaan tidak mampu membayar dari debitor. dari harta kekayaan Debitor.
Kepailitan adalah sita umum atas semua b. Syarat Permohonan Pailit
kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan Syarat-syarat untuk mengajukan pailit
pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah terhadap suatu perusahaan telah diatur dalam
pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 37 Tahun 2004
dalam Undang-Undang ini. Debitor Pailit adalah Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Tinjauan Yuridis Terhadap BUMN yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Dalam Perkara Kepailitan Dihubungkan Dengan Asas
Kepastian Hukum (Yati Nurhayati)
Al ‘Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 40-50 47

Pembayaran Utang, dari syarat pailit yang sejumlah uang kepada kreditor baik kewajiban
diatur dalam pasal tersebut dapat ditarik yang timbul karena perjanjian apapun juga
kesimpulan bahwa syarat yuridis agar dapat maupun timbul karena ketentuan Undang-
dinyatakan pailit adalah : undang dan timbul karena putusan hakim
1. Adanya Utang yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.
Pengertian Utang menurut Pasal 1 angka Dilihat dari perspektif Kreditor, kewajiban
6 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 membayar debitor tersebut merupakan “hak
adalah: “Kewajiban yang dinyatakan atau untuk memperoleh pembayaran sejumlah
dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam uang” atau right to payment.
mata uang Indonesia maupun mata uang asing, 2. Minimal satu utang sudah jatuh tempo dan
baik secara langsung maupun yang akan dapat ditagih.
timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang Yang dimaksud “utang yang telah jatuh
timbul karena perjanjian atau Undang-undang tempo/waktu dan dapat ditagih” menurut
dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan penjelasan UU No. 37 Tahun 2004 adalah
bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kewajiban untuk untuk membayar utang yang
Kreditor untuk mendapat pemenuhannya telah jatuh waktu, baik karena telah diper-
dari harta kekayaan debitor” janjikan, karena percepatan waktu penagihan-
Menurut Jerry Hoff, utang seyogyanya nya sebagaimana diperjanjikan, karena
diberi arti luas baik dalam arti kewajiban pengenaan sanksi atau denda oleh instansi
membayar sejumlah uang tertentu yang timbul yang berwenang, maupun karena putusan
karena adanya perjanjian utang-piutang, maupun pengadilan, arbiter, ataupun majelis arbitrase.
kewajiban pembayaran sejumlah uang tertentu 3. Adanya kreditor dan Debitor
yang timbul dari perjanjian atau kontrak lain Pengertian Debitor menurut Pasal 1
yang menyebabkan debitur harus membayar Angka 3 UU No. 37 Tahun 2004 adalah orang
sejumlah uang tertentu. Dengan membayar yang mempunyai utang karena perjanjian atau
sejumlah uang tertentu yang disebabkan Undang-undang yang pelunasannya dapat
karena Debitor telah menerima sejumlah ditagih di muka pengadilan. Pengertian Kreditor
uang tertentu karena perjanjian kredit, menurut Pasal 1 angka 2 UU No. 37 tahun 2004
tetapi juga kewajiban membayar debitor adalah orang yang mempunyai piutang karena
yang timbul dari perjanjian-perjanjian lain. perjanjian atau Undang-undang yang pe-
Sedangkan menurut Sutan Remy lunasannya dapat ditagih dimuka pengadilan.
Syahdeni, pengertian utang tidak hanya Dalam KUH Perdata tidak dipakai
dalam arti sempit, yaitu tidak seharusnya istilah “Debitor” dan “Kreditor”, tetapi dipakai
hanya diberi arti berupa kewajiban membayar istilah si berutang (schuldenaar)/Debitor dan si
utang yang timbul karena perjanjian utang berpiutang (schuldeischer)/Kreditor. Menurut
piutang saja, tetapi merupakan setiap kewajiban Pasal 1235 KHU-Perdata di hubungkan
debitor yang berupa kewajiban membayar dengan Pasal 1234 KUH Perdata dan Pasal

Tinjauan Yuridis Terhadap BUMN yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Dalam Perkara Kepailitan Dihubungkan Dengan Asas
Kepastian Hukum (Yati Nurhayati)
Al ‘Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 40-50 48

1239 KUH Perdata si berutang (schuldenaar) utang karena perjanjian atau Undang-undang yang
adalah pihak yang wajib memberikan sesuatu, pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan.
berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu Kedua, Satu orang Kreditor atau lebih
berkenaan dengan perikatannya, baik perikatan Kreditor tersebut diantaranya adalah Kreditor
itu timbul karena perjanjian maupun karena konkuren, kreditor separatis, maupun kreditor
undang-undang. preferen. Khusus mengenai kreditor sparatis dan
4. Kreditor Lebih dari Satu kreditor preferen, mereka dapat mengajukan
Syarat utama untuk dapat dinyatakan permohonan pernyataan pailit tanpa kehilangan
pailit adalah bahwa seorang Debitor mem- hak agunan atas kebendaan yang yang mereka
punyai paling sedikit 2 (dua) Kreditor dan miliki terhadap debitor dan haknya untuk
tidak membayar lunas salah satu utangnya didahulukan.
yang sudah jatuh waktu. Dalam pengaturan Ketiga, Jaksa untuk kepentingan umum,
pembayaran ini, tersangkut baik kepentingan Jaksa dapat mengajukan permohonan pailit dengan
Debitor sendiri, maupun kepentingan para alasan untuk kepentingan umum, dalam hal
Kreditornya. Dengan adanya putusan pailit persyaratan sebagaimana dalam Pasal 2 (1) telah
tersebut, diharapkan agar harta pailit Debitor dipenuhi dan tidak ada pihak yang mengajukan
dapat digunakan untuk membayar kembali permohonan pailit. Yang dimaksud kepentingan
seluruh utang Debitor secara adil dan merata umum disini adalah kepentingan bangsa dan/
serta berimbang. atau kepentingan masyarakat luas, misalnya :
5. Pernyataan pailit dilakukan oleh pengadilan 1. Debitor melarikan diri.
khusus disebut dengan Pengadilan Niaga 2. Debitor menggelapkan bagian dari harta
Meski tidak secara eksplisit disebutkan, kekayaan.
namun dari rumusan ketentuan Pasal 2 UU 3. Debitor mempunyai utang kepada Badan
Nomor 37 Tahun 2004 dapat diketahui bahwa Usaha Milik Negara atau Badan Usaha lain
setiap permohonan pernyataan pailit harus yang menghimpun dana dari masyarakat.
diajukan ke Pengadilan yang daerah hukumnya 4. Debitor mempunyai utang yang berasal
meliputi daerah tempat kedudukan ke dari penghimpunan dana dari masyarakat.
Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi 5. Debitor tidak beritikad baik atau
daerah tempat kedudukan hukum debitor. kooperatif dalam menyelesaikan masalah
utang piutang yang telah jatuh waktu
c. Pihak yang Dapat Mengajukan Permohonan Pailit 6. Dalam hal lainnya menurut kejaksaan
Sedangkan yang berhak mengajukan per- merupakan kepentingan umum.
mohonan pernyataan pailit Menurut Pasal 2 ayat Keempat, Bank Indonesia apabila Debitor-
(2), (3), (4), dan (5) permohonan pernyataan pailit nya adalah Bank. Pengertian Bank adalah bank
dapat diajukan oleh pertama, Pihak Debitor, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
Debitor menurut Pasal 1 angka 3 UU No. 37 undangan. Pengajuan permohonan pernyataan
Tahun 2004 adalah orang yang mempunyai pailit bagi bank sepenuhnya merupakan

Tinjauan Yuridis Terhadap BUMN yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Dalam Perkara Kepailitan Dihubungkan Dengan Asas
Kepastian Hukum (Yati Nurhayati)
Al ‘Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 40-50 49

kewenangan Bank Indonesia dan semata-mata memiliki kedudukan strategis dalam pembangunan
didasarkan atas penilaian kondisi keuangan dan dan kehidupan perekonomian. Yang dimaksud
kondisi perbankan secara keseluruhan, oleh dengan Dana Pensiun adalah dana Pensiun
karena itu tidak perlu dipertanggung jawabkan. sebagaimana diatur oleh Undang-undang yang
Kewenangan Bank Indonesia untuk mengajukan mengatur dana pensiun.
permohonan kepailitan ini tidak menghapuskan Yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik
kewenangan Bank Indonesia terkait dengan Negara (BUMN) yang bergerak di bidang
ketentuan mengenai pencabutan izin usaha bank, kepentingan publik adalah badan usaha milik
pembubaran badan hukum, dan likuidasi Negara yang seluruh modalnya dimiliki Negara
sesuai peraturan perundang-undangan. dan tidak terbagi atas saham.
Kelima, Badan Pengawas Pasar Modal BUMN dan Perseroan Terbatas sangat
(Bapepam), apabila debitornya perusahaan berbeda, begitu juga dalam proses kepailitan yang
efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan mengakibatkan adanya ketidakharmonisan
Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan peraturan perundang-undangan. Sedangkan di
Penyelesaian. Badan Pengawas Pasar Modal dalam hukum asas kepastian hukum merupakan
mengajukan permohonan pailit, dimana lembaga salah satu asas yang harus terpenuhi dalam sebuah
tersebut melakukan kegiatan yang berhubungan penyusunan peraturan perundang-undangan.
dengan dana masyarakat yang diinvestasikan dalam Apabila undang-undang tidak memberikan
surat berharga berupa efek di bawah pengawasan kepastian hukum dalam proses penegakannya
badan pengawas pasar modal. Yang dimaksud maka undang-undang tersebut dianggap cacat.
efek adalah pihak yang melakukan kegitan sebagai
penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, KESIMPULAN
dan atau manajer investasi, sebagaimana dimaksud
Meskipun di dalam Undang-Undang
dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
Tentang Pasar Modal.
menyebutkan bahwa BUMN hanya boleh
Keenam, Menteri Keuangan dalam hal
dipailitkan oleh Menteri keuangan akan tetapi
debitor adalah Perusahaan Asuransi, Reasuransi,
jika melihat pada bentuk perusahaannya yang
dana Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara
berbentuk perseroan terbatas maka mau tidak
yang bergerak di bidang kepentingan publik.
mau tetap harus tunduk pada Undang-Undang
Kewenangan mengajukan permohonan pernyataan
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
pailit bagi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan
Terbatas, artinya BUMN yang berbentuk
Reasuransi sepenuhnya ada pada Menteri Keuangan.
perseroan terbatas dapat dipailitkan oleh
Ketentuan ini diperlukan untuk membangun
krediturnya dengan syarat terdapat dua atau
tingkat kepercayaan masyarakat terhadap per-
lebih kreditor yang salah satu hutangnya telah
usahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi
jatuh tempo dan dapat ditagih.
sebagai lembaga pengelola resiko dan sekaligus
sebagai lembaga pengelola dan masyarakat yang

Tinjauan Yuridis Terhadap BUMN yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Dalam Perkara Kepailitan Dihubungkan Dengan Asas
Kepastian Hukum (Yati Nurhayati)
Al ‘Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 40-50 50

DAFTAR PUSTAKA Demi Menjamin Kepastian Hukum”, Pidato


Pengukuhan Prof Dr Hj Rahayu Hartini SH
David M. Fetterman, 1998, Ethnography Step by
MSi MHum sebagai Guru Besar Hukum Bisnis
Step, London, Sage Publishing.
pada Fak. Hukum Universitas Muhammadiyah
David Kelly, et.al, 2002, Business Law, Cavendish Malang, Sabtu 17 Desember 2011.
Publishing Limited, London.
Ridwan Khairandy, 2008, Perseroan Terbatas:
Erik P.M. Vermuelen, 2002, The Evolution of Legal Doktrin, Peraturan Perundang-Undangan,
Business Forms in Europe and the United dan Yurisprudensi, Yogyakarta, Total Media.
States: venture Capital, Joint Venture, and
Robert W. Hamilton, 1996, The Law of Corporation,
Partnership Structures, Deventer: Kluwer
Minn: West Publishing Co, St. Paul, Minn.
Law International.
Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian
H.M.N. Purwosutjipto, 1982, Pengantar Pokok
Hukum, Jakarta, Penerbit Universitas
Hukum Dagang Indonesia. Jilid 2, Jakarta:
Indonesia, Cetakan Ketiga.
Djambatan.

Hamilton, Robert W. The Law of Corporation.


Minn: West Publishing Co. St. Paul.

Iswayudi Karim, 2003, Restrukturisasi Piutang,


Jakarta, Diklat Profesi Penunjang Untuk
Konsultan Hukum Pasar Modal.

J. Satrio, 1999, Hukum Pribadi, Bagian I Persoon


Alamiah, Bandung, Citra Aditya Bakti.

Nindyo Pramono, 2006, “Kekayaan Negara Yang


Dipisahkan Menurut UU No. 19 Tahun 2003
tentang BUMN”, dalam Sri Rejeki Hartono,
et.al, ed, Permasalahan Seputar Hukum Bisnis:
Persembahan kepada Sang Maha Guru,
Tanpa Penerbit, Jogjakarta.

Munir Fuady, 1999, Hukum Pailit, Bandung, PT


Citra Aditya Bakti.

Rahayu Hartini, “Harmonisasi Konsep Keuangan


Negara Terhadap Kepailitan BUMN Persero

Tinjauan Yuridis Terhadap BUMN yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Dalam Perkara Kepailitan Dihubungkan Dengan Asas
Kepastian Hukum (Yati Nurhayati)

Anda mungkin juga menyukai