Anda di halaman 1dari 4

Nama: Jasmin Anizah Latief

NIM: 15420077
Kelas: 01

Pencemaran Udara Akibat Peningkatan


Jumlah Kendaraan di Perkotaan

Sumber: CNN Indonesia

Udara merupakan faktor penunjang kehidupan yang penting. Akan tetapi,


pada era modern ini sejalan dengan perkembangan kota dan pusat industri, juga
perkembangan transportasi, kualitas udara mengalami perubahan yang disebabkan
oleh pencemaran udara. Dari beberapa penyebab pencemaran udara, emisi
transportasi merupakan penyumbang pencemaran udara tertinggi. Hal tersebut
sangat jelas mengingat sebagian besar kendaraan bermotor di Indonesia
menyebabkan emisi gas buang yang buruk; akibat perawatan yang kurang memadai
atau penggunaan bahan bakar dengan kualitas yang kurang baik.
Di Indonesia, jumlah kendaraan bermotor selalu mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Pada tahun 2005, perbandingan antara jumlah sepeda motor dan
penduduk di Indonesia diperkirakan mencapai 1:8. Kemudian dalam kurun waktu 10
tahun terakhir, pertambahan sepeda motor mencapai 30% yang kurang lebih
70%nya terdistribusi di daerah perkotaan. Hal ini dipengaruhi dengan pertumbuhan
ekonomi di perkotaan yang mendorong perubahan gaya hidup sebagai akibat dari
meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat.
Pembangunan transportasi yang mengikuti permintaan pasar mendorong
terjadinya bencana pembangunan. Para pemangku kebijakan transportasi dan
kebijakan industri seharusnya melihat permasalahan ini karena akan bermuara pada
permasalahan di berbagai aspek lainnya seperti ekologis. Udara sebagai open
access menjadi berbahaya bagi kesehatan manusia dan alam sekitarnya.
Transportasi yang seharusnya menjadi teknologi yang memudahkan manusia, malah
menjadi pemicu dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan
lingkungannya. Udara yang tercemar dapat menyebabkan gangguan kesehatan
dengan tingkatan yang berbeda tergantung macam, ukuran, dan komposisi
kimiawinya. Pencemaran udara dapat membuat iritasi pada mata dan kulit, pada
tingkatan berikutnya, gangguan tersebut dapat terjadi pada fungsi pernafasan kronis
seperti bronchitis kronis, asma bronchial, bahkan hingga kanker paru-paru. Selain
itu, dampak sosial transportasi dengan lingkungan telah menimbulkan depresi
terhadap masyarakat. Udara yang tercemar akibat transportasi menimbulkan tingkat
stress pada manusia yang mengalaminya, sehingga tingkat stress dan depresi
penduduk di perkotaan tergolong tinggi.
Beberapa faktor penting penyebab pencemaran perkotaan di Indonesia
diantaranya perkembangan jumlah kendaraan yang cepat, tidak seimbangnya
prasarana dan infrastruktur yang tersedia dengan volume kendaraan, pola lalu lintas
perkotaan yang berorientasi memusat, kebijakan pengembangan kota, kesamaan
waktu aliran lalu lintas, karakteristik kendaraan, dan perawatan kendaraan. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat emisi kendaraan bermotor dapat
dimulai dengan dengan mengurangi jumlah mobil lalu lalang, perawatan mobil
secara berkala, meminimalisir penggunaan AC, dan memilih bensin yang bebas
timbal. Secara makro, dapat dilakukan dengan pembatasan izin, pembangunan
infrastruktur kendaraan angkutan massal, kontrol terhadap jumlah kendaraan
pribadi, dan penanaman daerah hijau di perkotaan.

DPSIR Model
DPSIR (Driving Force-Pressure-State-Impact-Response) adalah sebuah model yang
digunakan dalam sebuah penugasan untuk menentukan berbagai macam indikator
yang akan dipilih untuk mendapatkan hasil akhir dari penugasan (Kristensen, 2004).

Driving Force
Merupakan faktor pemicu yang memberikan tekanan tidak langsung terhadap
kondisi lingkungan. Driving force yang paling utama ialah pertumbuhan ekonomi
yang menyebabkan perubahan gaya hidup/status sosial sehingga mempengaruhi
volume kendaraan. Kemudian, urbanisasi akibat dari kegiatan yang terpusat di
tengah kota (pertumbuhan kota), pertumbuhan penduduk yang tidak diseimbangi
dengan pembangunan jaringan jalan dan sarana transportasi. Selain itu juga
perkembangan pembangunan fisik kota dan industri yang berlebihan akibat dari
kelalaian pemerintah yang tidak sesuai peraturan yang telah ditetapkan.
Perencanaan kota yang menyebabkan mobilisasi meningkat seperti permukiman di
kota-kota satelit juga menjadi pemicu. Selain itu, transportasi sendiri sebagai alat
penunjang dan penggerak dinamika pembangunan (katalisator dalam pertumbuhan
ekonomi dan wilayah) ditambah kurangnya ketegasan aparat menjadi faktor lainnya.

Pressure
Merupakan gambaran tekanan dari kegiatan yang dilakukan manusia terhadap
lingkungan dan sumber daya alam, yaitu polusi udara, polusi suara, dan emisi gas
buang. Penggunaan kendaraan juga meningkatkan kegiatan industri minyak dan gas
(bahan bakar minyak) yang menyebabkan limbah air, limbah padat, dan aerosol
yang dihasilkan selama pengeboran, produksi, hingga pemurnian. Dampak
lingkungan lainnya termasuk intensifikasi efek rumah kaca, hujan asam,
pencemaran air tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati serta kerusakan
ekosistem.

State
Kondisi lingkungan akibat dari tekanan yang sebelumnya disebutkan ialah tingkat
stress dan depresi di kota meningkat, gangguan kesehatan, kerugian ekonomi
(bensin, waktu, tenaga), kualitas udara, kualitas tanah, dan keanekaragaman hayati.

Impact
Dampak dari pencemaran udara ialah menurunnya tingkat kesehatan masyarakat
baik secara fisik maupun mental, menurunnya kualitas hidup masyarakat,
menurunnya efektivitas dan produktivitas, biodiversity loss (ekosistem), efek rumah
kaca, global warming, dan hujan asam.

Response
Respon dan tanggapan untuk mengurangi dampak dan memperbaiki lingkungan
dapat dilakukan dengan penetapan pajak kendaraan, kontrol jumlah kendaraan
pribadi, pembatasan usia kendaraan, kebijakan ganjil genap, uji emisi, peningkatan
jumlah mass transport (pembangunan MRT dan electronic road pricing), tindakan
tegas terhadap pelanggaran dan pengaturan lalu lintas, pemberian izin angkotan
umum kecil dibatasi, dan pembangunan taman hijau atau daerah hijau di kota.

Anda mungkin juga menyukai