Laporan Perencanaan Gedung Kantor
Laporan Perencanaan Gedung Kantor
3. Pekerjaan Arsitek
• Penzoningan
• Bangunan
• Utilitas
C. Rencana Kerja dan Syarat (RKS), sebagai pedoman kontraktor dalam pelaksanaan
pembangunan fisik, khususnya masalah mutu bangunan, minimal mencakup :
1. Dokumen lelang
2. Spesifikasi teknis
3. Peraturan-peraturan terkait bangunan gedung dan utilitasnya
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan, fungsi dan sasaran, lingkup kegiatan, output (keluaran) dan
sistematika penyajian pada penyusunan laporan pendahuluan pekerjaan DED Gedung DPRD
Kabupaten Karimun.
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN
Bab ini berisi gambaran umum Kabupaten Karimun dan kondisi eksisiting lokasi pekerjaan DED
Gedung Perpustakaan Kabupaten Karimun.
BAB 3 PENDEKATAN PEKERJAAN DAN METODOLOGI
Bab ini memaparkan metode pendekatan pekerjaan dan Metodologi atau teknis yang dilakukan
dalam penyusunan DED Perpustakaan Kabupaten Karimun yang disesuaikan setelah
dilaksanakan survey lokasi pekerjaan.
BAB 4 KAJIAN KONDISI EKSISTING LOKASI DAN ANALISA RUANG
Bab ini berisi uraian mengenai kajian kondisi eksting berupa analisa tata guna lahan sekitar
lokasi, analisa aksesibilitas, analisa fisik dasar serta analisa kebutuhan ruang gedung
perpustakaan Kabupaten Karimun.
BAB 5 KONSEP PENATAAN LINGKUNGAN DAN RANCANG GEDUNG
Bab ini memaparkan konsep yang akan direncanakan pada lokasi perencanaan berupa konsep
penataan lingkungan, dalam hal ini ruang luar bangunan gedung dan konsep rancang gedung
yaitu ruang dalam bangunan gedung.
BAB 6 RENCANA GEDUNG DAN RUANG TERBUKA PERPUSTAKAAN
Bab ini berisi rencana gedung dan ruang terbuka berupa ukuran, ruang, kapasitas ruang, fungsi
ruang dan penzoningan ruang.
Bab
Pada Bab 2 ini akan diuraikan mengenai gambaran umum Kabupaten Karimun dan Kondisi
Eksisting Lokasi Perencanaan Gedung Perpustakaan Kabupaten Karimun.
Tabel 2.1
Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan
Kabupaten Karimun
1 Moro Moro 1 6 87
2 Durai Durai 0 4 44
3 Kundur Tanjung Batu 3 5 26
4 Karimun Tanjung Balai 4 2 24
5 Kundur Utara Tanjung Berlian 1 7 23
6 Kundur Barat Sawang 1 4 12
7 Buru Buru 2 2 6
8 Meral Meral 4 1 23
9 Tebing Meral 6 1 6
Jumlah 22 32 251
Sumber : RTRW Kabupaten Karimun 2008 -2027
Pada tahun 2004, jumlah murid SD negeri terbanyak terdapat di Kecamatan Kundur sebesar
3.878 siswa (18,2%), sedangkan jumlah murid SD negeri terendah terdapat di Kecamatan Buru
sebesar 1.354 siswa (6,3%). Jumlah murid SD swasta terbanyak terdapat di Kecamatan Karimun
sebesar 2.116 siswa (47%), sedangkan jumlah murid SD swasta terendah terdapat di Kecamatan
Moro sebesar 197 siswa (4%). Jumlah murid SMP negeri terbanyak terdapat di Kecamatan
Karimun sebesar 1.333 siswa (22%), sedangkan jumlah murid SMP negeri terendah terdapat di
Kecamatan Buru sebesar 402 siswa (7%). Jumlah murid SMP swasta terbanyak terdapat di
Kecamatan Karimun sebesar 757 siswa (66%), sedangkan jumlah murid SMP swasta terendah
terdapat di Kecamatan Kundur Barat sebesar 24 siswa (2%). Jumlah murid SMU negeri
terbanyak terdapat di Kecamatan Tebing sebesar 906 siswa (24%), sedangkan jumlah murid
SMU negeri terendah terdapat di Kecamatan Buru sebesar 89 siswa (2%). Jumlah murid SMU
swasta hanya terdapat di Kecamatan Karimun sebesar 330 siswa. Jumlah murid SMK negeri
hanya terdapat di Kecamatan Tebing sebesar 513 siswa. Sedangkan jumlah murid SMK swasta
terbanyak di Kecamatan Karimun sebesar 698 siswa (64%) dan jumlah terendah terdapat di
Kecamatan Kundur sebesar 386 siswa (36%).
Tabel. 2.4
Jumlah Murid dan Status Sekolah di Kabupaten Karimun Tahun 2004
Pada tahun 2005, jumlah murid SD negeri terbanyak terdapat di Kecamatan Kundur sebesar
4.299 siswa (19%), sedangkan jumlah murid SD negeri terendah terdapat di Kecamatan Durai
sebesar 875 siswa (4%). Jumlah murid SD swasta terbanyak terdapat di Kecamatan Karimun
sebesar 2.279 siswa (51,1%), sedangkan jumlah murid SD swasta terendah terdapat di
Kecamatan Tebing sebesar 218 siswa (5%). Jumlah murid SMP negeri terbanyak terdapat di
Kecamatan Karimun sebesar 1.458 siswa (20%), sedangkan jumlah murid SMP Negeri terendah
terdapat di Kecamatan Durai sebesar 234 siswa (3,2%). Jumlah murid SMP swasta terbanyak
terdapat di Kecamatan Karimun sebesar 944 siswa (67,8%), sedangkan jumlah murid SMP
swasta terendah terdapat di Kecamatan Tebing sebesar 67 siswa (4,8%). Jumlah murid SMU
negeri terbanyak terdapat di Kecamatan Tebing sebesar 995 siswa (24,4%), sedangkan jumlah
murid SMU negeri terendah terdapat di Kecamatan Buru sebesar 90 siswa (2,2%). Jumlah murid
SMU swasta hanya terdapat di Kecamatan Karimun sebesar 364 siswa (91%) dan Kecamatan
Kundur Barat sebesar 34 siswa (9%). Jumlah murid SMK negeri hanya terdapat di Kecamatan
Tebing sebesar 577 siswa (94%) dan Kecamatan Moro 39 siswa (6%). Jumlah murid SMK
swasta hanya terdapat di Kecamatan Karimun sebesar 555 siswa (57%) dan Kecamatan Kundur
421 siswa (43%).
Tabel. 2.5
Jumlah Murid dan Status Sekolah di Kabupaten Karimun Tahun 2005
Pada tahun 2006, jumlah murid SD negeri terbanyak terdapat di Kecamatan Kundur sebesar
4.006 siswa (18,6%), sedangkan jumlah murid SD negeri terendah terdapat di Kecamatan Durai
sebesar 749 siswa (3,5%). Jumlah murid SD swasta terbanyak terdapat di Kecamatan Karimun
sebesar 2.196 siswa (49,1%), sedangkan jumlah murid SD swasta
terendah terdapat di Kecamatan Moro sebesar 157 siswa (3,5%). Jumlah murid SMP negeri
terbanyak terdapat di Kecamatan Karimun sebesar 1.451 siswa (20%), sedangkan jumlah murid
SMP negeri terendah terdapat di Kecamatan Moro sebesar 157 siswa (3%).
Jumlah murid SMP swasta terbanyak terdapat di Kecamatan Karimun sebesar 937 siswa (68%),
sedangkan jumlah murid SMP swasta terendah terdapat di Kecamatan Tebing sebesar 67 siswa
(5%). Jumlah murid SMU negeri terbanyak terdapat di Kecamatan Kundur sebesar 927 siswa
(23%), sedangkan jumlah murid SMU negeri terendah terdapat di Kecamatan Durai sebesar 141
siswa (3%). Jumlah murid SMU swasta hanya terdapat di
Kecamatan Karimun sebesar 393 siswa (90%) dan Kecamatan Kundur Barat sebesar 34 siswa
(10%). Jumlah murid SMK negeri hanya terdapat di Kecamatan Tebing sebesar 579 siswa (90%)
dan Kecamatan Moro 42 siswa (10%). Jumlah murid SMK swasta hanya terdapat di Kecamatan
Karimun sebesar 671 siswa (82%) dan Kecamatan Kundur 145 siswa (18%).
Tabel. 2.6
Jumlah Murid dan Status Sekolah di Kabupaten Karimun Tahun 2006
No. Kecamatan 2006
SD MI SMP MTs SMU MA SMK
NSNSNSNSNSNSNS
1 Moro 2,191 157 0 54 767 0 0 114 337 0 0 0 42 0
2 Durai 749 0 0 0 249 0 0 0 141 0 0 0 0 0
3 Kundur 4,006 0 89 576 1,111 0 379 224 927 0 0 67 0 145
4 Karimun 2,854 2,196 0 698 1,451 937 0 312 794 493 0 167 0 671
5 Kundur Utara 2,248 0 0 71 787 0 0 27 312 0 0 0 0 0
6 Kundur Barat 2,448 0 0 94 580 145 0 0 407 34 0 0 0 0
7 Buru 1,273 0 0 0 499 0 0 0 268 0 0 0 0 0
8 Meral 3,151 1,902 0 188 941 231 0 257 370 0 0 66 0 0
9 Tebing 2,595 215 0 0 1,011 67 0 85 507 0 0 0 579 0
Jumlah 21,515 4,470 89 1,681 7,396 1,380 379 1,019 4,063 527 0 300 621 816
Sumber : RTRW Kabupaten Karimun 2008 -2027
2.1.5 Transportasi
A. Jaringan Jalan
Jaringan jalan merupakan serangkaian simpul atau ruang kegiatan yang dihubungkan oleh ruang
lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan system jaringan untuk keperluan penyelenggaraan
lalu lintas dan angkutan jalan.
Pola jaringan jalan utama di Pulau Karimun Besar pada dasarnya adalah berbentuk koridor linier
yang menghubungkan kawasan Utara dan Selatan (Pasir Panjang-Tanjung Balai Karimun).
Namun saat ini telah terjadi cenderung pergeseran pola jalan dari arah yang linier, menjadi
berpola konsentris seiring dengan meningkatnya perkembangan pembangunan di kawasan pesisir
bagian Barat-Timur Pulau Karimun Besar.
Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.375 tahun 2004 secara
umum ruas jaringan jalan di Kabupaten Karimun dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Jalan Kolektor Kelas 2 yang menghubungkan Pasir Panjang dengan Ibu kota Kabupaten yaitu
ruas jalan Tanjung Balai Karimun – Pasir Panjang (26 kilometer).
2. Jalan Kolektor Kelas 3 yang menghubungkan kolektor primer dengan Ibu kota Kabupaten
yang melayani pergerakkan di dalam kota.
Sedangkan berdasarkan Undang-Undang No.38 tahun 2004 tentang Jalan, menurut fungsinya
jalan dikelompokkan ke dalam empat macam yaitu jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan
jalan lingkungan.
1. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya
guna.
2. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau
pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
3. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
Pada saat ini sedang dikembangkan jalan pesisir dari Tanjung Rambut – Tanjung Sebatak sejauh
9,8 kilometer dan tahap selanjutnya dari Tanjung Sebatak – Malarko sebagai prasarana
pendukung industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan di Pulau Kundur.
Persebaran jaringan jalan secara umum di Kabupaten Karimun, mempunyai karakteristik yaitu
merupakan akses permukiman – permukiman menuju pelabuhan atau dermaga, sehubungan
dengan jalur distribusi barang dan perpindahan moda transportasi darat ke laut.
Pada saat ini panjang jalan di Kabupaten Karimun dilihat dari fungsi jalannya adalah sepanjang
809,04 kilometer yang terdiri dari jalan arteri, jalan kolektor dan jalan lokal. Pembangunan jalan
arteri saat ini hanya terdapat di Pulau Karimun (Kecamatan Meral dan Tebing) atau 4% dari
seluruh panjang jalan yang ada. Jalan arteri ini merupakan akses dari pusat kota menuju
Pelabuhan Tanjung Balai Karimun. Sedangkan untuk jalan arteri di Pulau Kundur merupakan
jalur linier yang menghubungkan Pelabuhan Berlian dan Pelabuhan Tanjung Batu.
Pada Kecamatan Moro, Durai dan Buru hanya terdapat jalan lokal yang menghubungkan
permukiman-permukiman penduduk daerah pesisir.
Tabel 2.7
Banyaknya Angkutan Umum Menurut Trayek
Pada umumnya sebaran angkutan umum adalah oplet, taksi, bus, pick-up dan truk hanya
beroperasi dalam Pulau Karimun Besar, untuk akses menuju ke Pulau lain dalam wilayah
kabupaten Karimun hanya dapat ditempuh dengan menggunakan sarana transportasi laut.
2.1.5.2 Sistem Transportasi Laut
Aksesibilitas Kabupaten Karimun baik lingkup internalmaupun eksternal, untuk saat ini hanya
dimungkinkan melalui sistem transportasi laut dengan prasarana trasportasi laut berupa
pelabuhan dan dermaga. Pelabuhan yang dapat berhubungan langsung dengan negara lain
adalah: Pelabuhan Tanjung Balai Karimun (Pulau Karimun Besar) dan Pelabuhan Tanjung Batu
(Kundur), sedangkan pelabuhan lain merupakan pelabuhan pengumpan.
A. Pelabuhan
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No.53 tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhan
Nasional, definisi pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Dalam
perkembangannya Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dan Tanjung Batu (Kundur), yang selain
berfungsi sebagai pelayanan jalur transportasi regional, juga memiliki peranan cukup penting
dalam jalur pelayaran internasional. Hal ini menjadikan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
sebagai tumpuan jalur transportasi dengan dukungan pelabuhan lain sebagai pelabuhan
pengumpan. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun (Pulau Karimun Besar) dan dengan
meningkatnya kegiatan Bongkat Muat barang di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, saat ini
sedang dibangun pelabuhan barang dan pelabuhan Roro untuk penumpang di Desa Parit Rampak
Tanjung Balai Karimun.
Tabel 2.8
Simpul Kegiatan Transportasi Laut Regional
Pada tahun 2001-2002 arus penumpang mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,28 %. Pada
tahun 2002-2003 arus penumpang mengalami penurunan yaitu sebesar 0,32%. Pada tahun 2003-
2004 arus penumpang mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,66%. Pada tahun 2004 – 2005
arus penumpang mengalami penurunan yaitu sebesar 1,11%.
3. Pertanian
Disamping memiliki lahan yang subur, 87% atau seluas 5.469 km2 wilayah Kabupaten Karimun
dikelilingi oleh laut, sehingga sangat potensial untuk pengembangan industri yang berbasis
perikanan. Sebagian hasil laut yang dihasilkan sangat mendukung untuk pengembangan
peternakan guna kelangsungan pakan ternak itik di Kabupaten Karimun.
Kabupaten Karimun terdiri dari beberapa pulau yang diantaranya pulau Kundur. Pulau ini
memiliki lahan yang subur sehingga potensi untuk dikembangkan sebagai daerah perkebunan
dan pertanian seperti:
• Holtikultura dan palawija
• Berbagai jenis peternakan
• Budaya perikanan dan rumput laut
4. Perdagangan
Besarnya jumlah penduduk Karimun dan tingginya kedatangan turis memberikan peluang dalam
transaksi perdagangan. Hal ini juga memberikan peluang untuk dikembangkan pusat – pusat
perbelanjaan dan perdagangan lainnya.
Sebagai daerah yang berada pada jalur internasional, maka pembangunan pusat-pusat belanja
perkotaan central bussines district, real estate, perkantoran, pasar modern, pusat perbelanjaan
merupakan peluang bisnis dimasa depan. Sektor perdagangan dan perekonomian yang potensial
untuk dikembangkan adalah:
• Business Centre
• Dermaga peti kemas Oiling
5. Pertambangan
Potensi pertambangan yang ada di wilayah kabupaten Karimun adalah bahan galian yang
meliputi : granit, pasir, batu pasir weeke, pasir kuarsa, ocker, kaolin, kuarsit dan timah.
Grafik Produksi Timah (ton) per Bulan Grafik Produksi Granit (m3) per Bulan
di Kabupaten Karimun di Kabupaten Karimun
Tambang Granit
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan dan didukung data luas lahan dari Kantor
BPN Kabupaten Karimun diperoleh luas lahan adalah ± 3054.54 m2. Berikut disajikan dalam
Gambar 2.2, Hasil pengukuran luas lahan perencanaan :
2.3.2 Kondisi Fisik Dasar
Lokasi perencanaan secara administrasi berada di Kecamatan Karimun, maka kondisi iklim
sama. Kondisi iklim di Kecamatan Karimun bercorak kepulauan beriklim basah dengan curah
hujan pertahun rata-rata 2.214 milimeter dengan hari hujan sebanyak 110 hari. Curah hujan
berkisar antara 1.500 mm sampai 3.000 mm setiap tahunnya dengan jumlah hari hujan kurang
lebih 110 hari. Suhu rata-rata terendah 30° C dengan suhu tertinggi 32°C dengan kelembaban
udara rata-rata 85%.
Sedangkan kondisi topografi pada lokasi perencanaan adalah datar, dimana Berdasarkan Peta
topografi yang dikeluarkan oleh Bako Surtanal, keadaan topografi Kecamatan Karimun
bervariasi dari 0 meter sampai 478 meter diatas permukaan air laut rata-rata (MSL). Keadaan
topografi pada umumnya rendah dan tidak memiliki gunung saja yang tidak begitu tinggi,
sehingga dapat dimafaatkan menjadi lahan terbangun.
Arah aliran air menuju daerah yang permukaannya lebih rendah yaitu kearah laut, dimana pada
lokasi perencanaan terdapat saluran primer. Sedangkan berdasarkan batuannya, kawasan
perencanaan merupakan bahagian dari Paparan Sunda (Sundaland). Batuan di kawasan
perencanaan berdasarkan proses pembentukannya terbagi menjadi tiga bahagian yaitu batuan
endapan permukaan sedimen/metasedimen, batuan malihan dan batuan terobosan.
Sesuai arahan dalam KAK dan mempertimbangkan standard perencanaan bangunan, maka telah
dilakukan survey terhadap kondisi tanah dan kemampuan tanah dengan 2 cara yaitu soil
investigasi dan teknik sondir.
Karakteristik tanah di lokasi pekerjaan DED Perpustakaan Kabupaten Karimun berdasarkan
survey yang dilakukan melalui soil investigasi sebagai berikut:
1. Dari muka tanah setempat sampai kedalaman -1,95 m adalah tanah lanau, pasir, humus, abu-
abu, coklat, konsistensi lunak dengan nilai SPT/N = 6
2. Dari elevasi 1,95 s/d -3,45 meter terdiri dari lanau, pasir lempungan, abu-abu konsistensi
lunak dengan nilai SPT/N = 20
3. Dari elevasi -3,45 s/d -4,95 meter terdiri dari lanau, pasir lempungan, abu-abu konsistensi
medium dengan nilai STP/N = 29
4. Dari elevasi -4,95 s/d -6,45 meter terdiri dari lanau, pasir lempungan, abu-abu konsistensi
lunak dengan nilai SPT/N = 12
5. Dari elevasi -7,95 s/d -9,45 meter terdiri dari lanau, pasir lempungan, abu-abu konsistensi
padat dengan nilai SPT/N = 60.
6. Dari elevasi -9.45 s/d -10.75 terdiri dari lanau, pasir lempungan, abu-abu konsistensi padat
dengan nilai SPT/N > 60.
7. Dari elevasi -10.75 s/d -12.40 meter terdiri dari lanau, pasir lempungan, abu-abu konsistensi
padat dengan nilai SPT/N > 60.
Kemudian, karakteristik tanah di lokasi pekerjaan DED Perpustakaan Kabupaten Karimun ini
dalam mendukung perhitungan atau rencana bangunan yang akan dibebankan pada tanah di
lokasi pekerjaan dilakukan survey lapangan berupa penyondiran dengan data sebagai berikut:
1. Titik pengamatan 1 diperoleh besarnya PK (perlawanan konus) yaitu 175 kg/cm2 dan JHL
(Jumlah Hambatan Lekat) 1.005,10 kg/cm2 .
2. Titik pengamatan 2 diperoleh besarnya PK (perlawanan konus) yaitu 175 kg/cm2 dan JHL
(Jumlah Hambatan Lekat) 778,92 kg/cm2 .
3. Titik pengamatan 1 diperoleh besarnya PK (perlawanan konus) yaitu 200 kg/cm2 dan JHL
(Jumlah Hambatan Lekat) 564,78 kg/cm2 .
4. Titik pengamatan 1 diperoleh besarnya PK (perlawanan konus) yaitu 200 kg/cm2 dan JHL
(Jumlah Hambatan Lekat) 821,74 kg/cm2 .
Kondisi lingkungan sekitar bangunan masih terdapat ruang terbuka yang saat ini dijadikan
sebagai lapangan olah raga. Vegetasi yang ada seperti tanaman pelindung, tanaman hias dan
tanaman belukar lainnya
Sehubungan dengan lokasi yang berada di Kawasan Kota Lama, maka perlu menyesuaikan
dengan master plan kota lama karimun. Sebagai contoh, adalah rencana Koefisien Lantai
Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Garis Sempadan Bangunan (GSB), Garis
Muka Bangunan (GMB), Ragam serta Langgam Bangunan, dan lain-lain.
Pengujung perpustakaan Kabupaten Karimun ini, dimaksudkan sebagai bahan masukan dalam
menentukan kebutuhan ruang akan ruang baca yang dibutuhkan dalam membangun gedung
perpustakaan Kabupaten Karimun. Penurunan pengunjung perpustakaan di Karimun dari tahun
2003 – 2007 cukup signifikan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.12
Jumlah Pengunjung Perpustakaan Kabupaten Karimun
Tahun 2003 – 2007
Anggota perpustakaan Kabupaten Karimun dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 terjadi
kenaikan secara jumlah dan menurun pada tahun 2007. Secara persentase terjadi penurunan
untuk rata-rata pertahunnya, persentase terbesar untuk jangka waktu antara tahun 2003 – 2004
sebesar 19,13% dan persentase terkecil pada tahun 2006 – 2007 sebesar –0,05%. Untuk lebih
jelas mengenadi anggota perpustakaan Kabupaten Karimun dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.13
Jumlah Anggota Perpustakaan Kabupaten Kariumn
Tahun 2003 – 2007
Penambahan koleksi buku perpustakaan Kabupaten Karimun Dari data tahun 2003 – 2007 rata-
rata kenaikan buku di perpustakaan Kabupaten Karimun sebesar 18,41% dari total jumlah yang
ada dengan penambahan kenaikan tertinggi antara tahun 2006 – 2007 (dapat dilihat pada tabel
berikut).
Tabel 2.14
Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Kabupaten Karimun
Tahun 2003 – 2007
Bab
A. Persyaratan Keselamatan
1. Persyaratan Kemampuan Struktur Bangunan
- Persyaratan kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kukuh dalam mendukung
beban muatan merupakan kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kukuh sampai
dengan kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban
muatan mati, serta
- Untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk mendukung beban muatan yang timbul akibat
perilaku alam.
- Besarnya beban muatan dihitung berdasarkan fungsi bangunan gedung pada kondisi
pembebanan maksimum dan variasi pembebanan agar bila terjadi keruntuhan pengguna
bangunan gedung masih dapat menyelamatkan diri.
- Ketentuan mengenai pembebanan, ketahanan terhadap gempa bumi dan/atau angin diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
2. Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran
- Pengamanan terhadap bahaya kebakaran dilakukan dengan sistem proteksi pasif meliputi
kemampuan stabilitas struktur dan elemennya, konstruksi tahan api, kompartemenisasi dan
pemisahan, serta proteksi pada bukaan yang ada untuk menahan dan membatasi kecepatan
menjalarnya api dan asap kebakaran.
- Pengamanan terhadap bahaya kebakaran dilakukan dengan system proteksi aktif meliputi
kemampuan peralatan dalam mendeteksi dan memadamkan kebakaran, pengendalian asap, dan
sarana penyelamatan kebakaran.
- Bangunan gedung, selain rumah tinggal, harus dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan
aktif.
3. Pengamanan Terhadap Bahaya Petir
- Pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem penangkal petir merupakan kemampuan
bangunan gedung untuk melindungi semua bagian bangunan gedung, termasuk manusia di
dalamnya terhadap bahaya sambaran petir.
- Sistem penangkal petir merupakan instalasi penangkal petir yang harus dipasang pada setiap
bangunan gedung yang karena letak, sifat geografis, bentuk, dan penggunaannya mempunyai
risiko terkena sambaran petir.
B. Persyaratan Kesehatan
1. Sistem Penghawaan
- Sistem penghawaan merupakan kebutuhan sirkulasi dan pertukaran udara yang harus
disediakan pada bangunan gedung melalui bukaan dan/atau ventilasi alami dan/atau ventilasi
buatan.
- Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan
umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk ventilasi alami.
2. Sistem Pencahayaan
- Sistem pencahayaan merupakan kebutuhan pencahayaan yang harus disediakan pada bangunan
gedung melalui pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan, termasuk pencahayaan darurat.
- Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan
umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.
3. Sistem Sanitasi
- Sistem sanitasi merupakan kebutuhan sanitasi yang harus disediakan di dalam dan di luar
bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air
limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.
- Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan lingkungannya harus dipasang sehingga mudah
dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, tidak membahayakan serta tidak mengganggu
lingkungan.
C. Persyaratan Kenyamanan
Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan
antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan,
yaitu:
1. Kenyamanan ruang gerak merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari dimensi ruang
dan tata letak ruang yang memberikan kenyamanan bergerak dalam ruangan.
2. Kenyamanan hubungan antar ruang merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari tata
letak ruang dan sirkulasi antarruang dalam bangunan gedung untuk terselenggaranya fungsi
bangunan gedung.
3. Kenyamanan kondisi udara dalam ruang merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari
temperature dan kelembaban di dalam ruang untuk terselenggaranya fungsi bangunan gedung.
4. Kenyamanan pandangan merupakan kondisi dimana hak pribadi orang dalam
melaksanakankegiatan di dalam bangunan gedungnya tidak terganggu dari bangunan gedung lain
di sekitarnya.
5. Kenyamanan tingkat getaran dan kebisingan merupakan tingkat kenyamanan yang ditentukan
oleh suatu keadaan yang tidak mengakibatkan pengguna dan fungsi bangunan gedung terganggu
oleh getaran dan/atau kebisingan yang timbul baik dari dalam bangunan gedung maupun
lingkungannya.
6. Ketentuan mengenai kenyamanan ruang gerak, tata hubungan antarruang, tingkat kondisi
udara dalam ruangan, pandangan, serta tingkat getaran dan kebisingan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
D. Persyaratan Kemudahan
Persyaratan Kemudahan pada Penyusunan DED Perpustakaan Kabupaten Karimun, meliputi:
- Persyaratan kemudahan meliputi kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan
gedung, serta kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung.
- Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung meliputi tersedianya fasilitas
dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat dan lanjut
usia.
- Kelengkapan prasarana dan sarana pada bangunan gedung untuk kepentingan umum meliputi
penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, toilet, tempat
parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi.
- Ketentuan mengenai kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta
kelengkapan prasarana dan sarana diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Berikut uraian persyaratan kemudahan sebagai landasan dalam penyusunan DED perpustakaan
Kabupaten Karimun :
1. Kemudahan Hubungan Horizontal Antarruang
- Kemudahan hubungan horizontal antarruang dalam bangunan gedung merupakan keharusan
bangunan gedung untuk menyediakan pintu dan/atau koridor antar ruang.
- Penyediaan mengenai jumlah, ukuran dan konstruksi teknis pintu dan koridor disesuaikan
dengan fungsi ruang bangunan gedung.
- Ketentuan mengenai kemudahan hubungan horizontal antarruang dalam bangunan gedung
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
SWOT Internal
Potensi (+) Kendala (-)
Eksternal Peluang (+) (+) (+) (-) (+)
Ancaman (-) (+) (-) (-) (-)
Analisis SWOT
Identifikasi potensi dan kendala dalam analisis kebijakan pengembangan dalam penyusunan
DED Perpustakaan Kabupaten Karimun ini, untuk:
1. Menentukan perencanaan tapak sesuai dengan kegunaan yang digunakan.
2. Penentuan lokasi terbaik untuk lokasi bangunan karena kondisi fisik kawasan (daerah yang
harus dihindari daerah yang memiliki masalah erosi karena pola drainase atau daerah yang harus
dilestarikan sesuai dengan kondisi alamiah dengan penggunaan vegetasi yang sesuai).
dimana :
A = Nilai aksesibiltas
F = Fungsi jalan (Arteri, Kolektor, Lokal)
K = Konstruksi jalan (aspal, perkerasan tanah)
T = Kondisi jalan (baik, sedang, buruk)
d = Jarak nilai–nilai F, K dan T diberi bobot
• Indeks aksesibiltas
Perhitungan parameter b dengan menggunakan grafik regresi linier yang diperoleh berdasarkan
perhitungan :
Dimana :
T = Nilai individu trip
P = Jumlah penduduk seluruh daerah
Tij = Total trip hipotesa
Pij = Jumlah penduduk di seluruh daerah
Bab
Gambar 4.6. Siklus air dan Oksigen yang terjaga apabila rruang terbuka hijau ada Gambar 4.7
Salah satu bentuk ruang luar, tempat terjadinya sosialisasi antar masyarakat
Mengingat fungsi utama bangunan sebagai gedung perpustakaan dan arsip maka kebutuhan
ruang minimal sesuai dengan kriteria diatas. Sedangkan kebutuhan ruang untuk fungsi
pendukung dan penunjang disesuaikan dengan fungsi masing – masing ruang.
Berikut analisa kebutuhan ruang gedung perpustakaan dan arsip Kabupaten karimun :
a. Kegiatan Perpustakaan, meliputi :
1. Ruang koleksi perpustakaan
2. Ruang Baca
3. Ruang jaga perpustakaan
4. Ruang pengolahan data perpustakaan
5. Gudang perpustakaan
6. Ruang kepala perpustakaan
7. Ruang Staf perpustakaan
b. Kegiatan Arsip, meliputi :
1. Ruang koleksi arsip
2. Ruang jaga arisp
3. Ruang pengolahan data arsip
4. Gudang Arsip
5. Ruang kepala arsip
6. Ruang staf arsip
c. Kegiatan Pendukung, meliputi :
1. Teater mini
2. Lapangan olah raga dan tribun
3. Ruang bermain anak
4. Ruang komersial / belanja
5. Restoran
6. Gudang
d. Kegiatan Penunjang, merupakan kegiatan yang menunjang kegiatan perpustakaan, arsip dan
kegiatan pendukung (poin c). Keberadaan kegiatan penunjang sangat diperlukan untuk
kelangsungan kegiatan utama (poin a dan b) dan kegiatan pendukung (poin c). Kegiatan
penunjang pada bangunan ini meliputi :
1. Ruang parkir
2. Ruang Sirkulasi (dalam bangunan dan luar bangunan)
3. Ruang Kontrol
4. Ruang Security
5. Gudang
6. Ruang panel
7. Toilet
8. Ruang informasi
9. Lobby
10. Ruang tunggu
11. Taman
Berdasarkan data dari Kantor BPN Kabupaten Karimun, luas lahan pada lokasi perencanaan
adalah ± 3.054,54 m2 . Dengan berdasar pada analisa kebutuhan ruang maka bangunan
diarahkan tiga lantai dan terdapat basement yang berfungsi sebagai tempat parkir.
Kemudian, untuk mengetahui kapasitas ruang, maka perlu diprediksi jumlah pengunjung dan
anggota perpustakaan serta penambahan koleksi buku. Bangunan ini direncanakan dapat
melayani kegiatan sampai dengan 25 tahun mendatang.
a. Perkiraan Pengunjung dan Anggota Perpustakaan
Analisis perkiraan pengunjung perpustakaan Kabupaten Karimun ini, dimaksudkan sebagai
bahan masukan dalam menentukan kebutuhan ruang akan ruang baca yang dibutuhkan dan daya
tampung dari ruang yang dibutuhkan dalam membangun gedung perpustakaan Kabupaten
Karimun.
Penurunan pengunjung perpustakaan di Karimun dari tahun 2003 – 2007 cukup signifikan, hal
ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Jumlah Pengunjung Perpustakaan Kabupaten Karimun
Tahun 2003 – 2007
No. Jenis Koleksi/Klas Tahun
2003 2004 2005 2006 2007
1 Anak-anak 35 53 65 79 20
2 Pelajar 2,135 400 399 303 459
3 Mahasiswa 30 61 69 26 36
4 Guru 45 27 79 72 7
5 Pegawai 120 65 81 69 45
6 Swasta/umum 515 268 398 334 66
Jumlah 2,880 874 1,091 883 633
Sumber : Perpustakaan Kabupaten Karimun dan Kearsipan, 2008
Tabel 4.2
Jumlah Anggota Perpustakaan Kabupaten Kariumn
Tahun 2003 – 2007
No. Jenis Koleksi/Klas Tahun
2003 2004 2005 2006 2007
1 Anak-anak 55 95 211 430 -
2 Pelajar 469 1,502 1,720 1,733 1,836
3 Mahasiswa 28 61 76 86 100
4 Guru 65 125 159 160 184
5 Pegawai 80 350 384 398 447
6 Swasta/umum 267 675 752 764 814
Jumlah 964 2,808 3,302 3,571 3,381
Sumber : Perpustakaan Kabupaten Karimun dan Kearsipan, 2008
Perpustakaan Daerah Kabupaten Karimun, kenaikkan rata-rata pengunjung dan anggota tahun
2003 – 2007 = 5,29 % per tahun.
Tabel 4.3
Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Kabupaten Karimun
Tahun 2003 – 2007
Analisis perparkiran pada rencana bangunan gedung perpustakaan dan arsip daerah Kabupaten
Karimun meliputi parkir kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua. Berikut analisa
kebutuhan tempat parkir :
Prediksi jumlah mobil = 40 unit, asumsi pengunjung untuk tahun 2032 sebanyak 39 orang
Kebutuhan luas ruang parkir untuk 1 mobil = 2 m x 3,5 m = 7 m2
Luas ruang parkir untuk 40 unit mobil = 280 m2
Prediksi jumlah sepeda motor : 30% dari jumlah mobil = 30 % x 40 = 12 = 12 motor
Kebutuhan luas ruang parkir untuk 1 Motor = 1 m x 2 m = 2 m2
Luas ruang parkir untuk 12 unit motor = 25.2 m2
Arahan tempat parkir adalah basement dan ruang luar bangunan ( depan jalan simpang SMA)
dan samping lapangan basket. Berdasarkan perhitungan di atas, kebutuhan luas parkir dapat
memanfaakan ruang basement sebagai tempat parkir dan ruang luar bangunan.
Bab
Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan DED gedung perpustakaan Kabupaten Karimun
adalah terwujudnya fasilitas berupa gedung perpustakaan beserta fasilitas penunjangnya untuk
dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, tersimpannya arsip – arsip dengan benar, dan memenuhi
kebutuhan masyarakat akan rekreasi yang sehat. Dengan demikian, perlu suatu konsep rancangan
bangunan dan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas publik
berupa perpustakaan dan arsip daerah, sarana olah raga, serta sarana rekreasi yang terjangkau.
Mengacu hal tersebut diatas, maka perumusan konsep rancangan bangunan gedung dan
lingkungan perpustakaan Kabupaten Karimun berdasarkan tiga pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan ekologis (ecological approach);
2) Pendekatan ekonomi dan fungsional (functional/economical approach);
3) Pendekatan sosial-politik (socio-political approach).
Ketiga pendekatan ini harus dilakukan bersama-sama dalam rangka mewujudkan bentuk
rancangan di atas permukaan suatu lahan (tanah), di mana akan membentuk suatu ruang yang
memungkinkan terjadinya interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitarnya
secara seimbang, selaras dan berkelanjutan.
Dengan mempertimbangkan fungsi lokasi sebagai gedung perpustakaan dan arsip daerah,
ditambah dengan fungsi pendukung sebagai tempat olah raga, rekreasi, sarana bermain dan
terdapat fasilitas perdagangan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut selain memerlukan
bangunan gedung juga memanfaatkan ruang terbuka yang ada. Dengan demikian, perumusan
konsep meliputi konsep penataan lingkungan dan konsep rancangan bangunan gedung.
Dalam upaya mencapai keseimbangan, keserasian dan keselarasan antar bangunan gedung dan
ruang luar bangunan maka selain konsep penataan ruang terbuka diatas, perlu penataan ruang
sirkulasi luar bangunan seperti penataan pedestrian, sempadan bangunan, dan ruang – ruang
sirkulasi luar bangunan lainnya. Disamping itu, penataan ruang sirkulasi luar bangunan juga
memberikan kemudahan, kenyamanan dan keamanan bagi pengujung maupun pengguna jalan.
Hal ini juga mempertimbangkan luas lahan yang relatif kecil dibanding dengan kebutuhan ruang
yang direncanakan. Oleh karena itu, ruang luar bangunan tidak diberi pagar pembatas.
Kemudian, ruang sempadan bangunan dimanfaatkan sebagai taman dan ruang sirkulasi,
pedestrian, dan tempat parkir roda dua.
A = Sempadan bangunan menghadap Jalan Teungku Umar, diarahkan untuk taman dan pintu
masuk untuk sirkulasi kendaraan angkutan barang menuju gudang / basement
B = Sempadan bangunan menghadap Jalan Simpang SMA, diarahkan untuk parkir roda dua,
pedestrian, ruang iklan dan ruang sirkulasi kendaraan (tidak parkir) serta pintu masuk untuk
sirkulasi orang dan kendaraan pengunjung menuju main entrance dan basement (parkir roda dua
dan roda empat).
C = Sempadan bangunan menghadap Jalan Trikora, diarahkan untuk pedestrian, taman, ruang
sirkulasi orang, serta pintu keluar orang (dari entrance arsip) dan kendaraan dari basement.
Ruang privat adalah ruang yang digunakan oleh pengelola dan tidak dapat digunakan oleh
pengunjung. Ruang semi publik adalah ruang yang digunakan oleh pengelola dan pengunjung,
dimana penggunaan ruang sesuai dengan fungsi ruang dan dalam pengawasan pengelola.
Sedangkan ruang publik adalah ruang yang dapat digunakan oleh pengelola dan pengunjung baik
secara bersama-sama atau masing- masing.
Berikut akan diuraikan konsep tata ruang perpustakaan dan arsip pada bangunan gedung
perpustakaan Kabupaten Karimun :
A. Lobi
Lemari penitipan barang, papan pengumuman dan pameran, kursi tamu, meja dan kursi petugas.
B. Ruang peminjaman
Meja dan kursi sirkulasi, kereta buku, lemari arsip, laci-laci kartu pengguna, jika sudah otomosi
maka computer , bacode reader dan kursi petugas.
C. Ruang koleksi buku
Rak buku baik dari satu sisi atau dua sisi, kereta buku, tangga beroda.
D. Ruang baca
Meja kursi baca kelompok, perorangan ( studi karel) dan meja kamus.
E. Ruang administrasi
Meja kursi petugas, lemari arsip, mesin ketik, komputer, telpon, kereta buku, lemari buku dan
sebagainya.
A. Penerangan
Penerangan harus diatur sehingga tidak terjadi penurunan gairah membaca atau membuat silau.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghindari sinar matahari langsungserta memilih jenis
yang dapat memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat dengan kebutuhan, yaitu :
1. Lampu pijar : memberikan cahaya setempat
2. Lampu TL/PL/Fluorescent : memberikan cahaya yang merata
3. Lampu sorot ; memberi cahaya yang terfokus pada obyek tertentu
B. Ventilasi
Persyaratan kesehatan bangunan gedung meliputi persyaratan sistem penghawaan,
pencahayaan,sanitasi dan penggunaan bahan bangunan gedung. Sistem penghawaan yang
dimaksud adalah sistem sirkulasi silang (cross ventilation) yang dibutuhkan dalam pergantian
udara alami dalam gedung dimana sirkulasi ini membutuhkan bukaan-bukaan atau ventilasi
alami atau ventilasi buatan . Diharapkan untuk memberikan ventilasi pada ruang-ruang dalam
bangunan, sehingga penghuni merasa nyaman dan sehat. Memiliki bukaan bagi pencahayaan
alami, agar bangunan gedung tersebut tidak harus menggunakan pencahayaan buatan, akibatnya
tidak banyak menggunakan energi listrik. Total luas ventilasi yang dibutuhkan adalah 3% dari
total luas ruang yang ada.
Ventilasi dalam perpustakaan harus diperhatikan selain untuk petugas juga diperlukan untuk
bahan pustaka. Ada 2 macam sistem ventilasi :
- Ventilasi pasif
Ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat lubang angina atau jendela pada sisi dinding
yang berhadapan serta sejajar dengan arah angin lokal. Luas lubang angin atau jendela
diusahakan sebanding persyaratan dan fasilitas ruang (10 % dari luas ruang yang bersangkutan).
Bila menggunkan ventilasi pasif seperti ini sebaiknya rak tidak ditempatkan dekat jendela demi
keamanan koleksi dan terhindar dari sinar matahari langsung.
- Ventilasi aktif
Ventilasi aktif adalah menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu menggunakan AC. Karena
temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan yang kontans maka dapat menjaga keawetan
koleksi dan peralatan tertentu seperti koleksi langka, pandang dengan dan computer.
C. Pengamanan
Untuk menjaga keamanan perpustakaan perlu antisipasi bila terjadi sesuatu seperti kebakaran,
bencana alam, hama dll.
- Kebakaran
Penempatan jalam darurat kearah luar pada tempat-tempat strategis yang mudah dicapai
Pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar Penyediakan alat-alat pemadam
kebakaran Alat pendeteksi kebakaran ( alarm sistem).
- Gempa bumi, angin topan, air hujan, banjir dan petir
Perencanaan ketinggian permukaan lantai dasar lebih tinggi daripada tanah disekitar bangunan
Sistem drainasi pembuangan air hujan jangan menimbulkan genangan pada halaman
perpustakaan Perencanaan bangunan tahan gempa Memasang system penangkal petir terutama
pada bangunan bertingkat.
- Hama
Pemilihan bangunan yang tahan hama Mengurangi celah-celah kecil pada bangunan yang dapat
dijadikan rumah tikus Memberikan suntikan anti rayap disekeliling bangunan.
- Pencurian bahan pustaka
Sistem perencanaan satu pintu keluar masuk Peletakan lubang/jendela untuk ventilasi dilakukan
pada tempat yang sullit dijangkau.
a. Rak buku
b. Rak majalah
c. Rak surat kabar
d. Rak atlas dan kamus
e. Papan peraga/pameran
f. Laci penitipan tas
g. Lemari catalog
h. Lemari multimedia
i. Lemari Arsip
j. Meja dan kursi sirkulasi
k. Meja dan kursi baca
l. Meja dan kursi pegawai
m. Kereta buku, barang
n. Tangga beroda
Sedangkan Peralatan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan secara
langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di perpustakaan. Yang termasuk dalam
perlengkapan perpustakaan antara lain :
a. buku pedoman perpustakaan
b. Buku klasifikasi
c. Kartu catalog
d. Buku Induk
e. Kantong buku
f. Lembar tanggal kembali
g. Label
h. Cap inventaris
i. Cap perpustakaan
j. Bak stempel
k. Kartu pemesanan
l. Mesin ketik/Komputer
m. ATK
n. Selotip
o. Lem dll.
Leave a reply
Name (required)
Mail (will not be published) (required)
Website
Categories
Uncategorized (5)
Archives
May 2009
March 2009
Blogroll
o Adenium, Arabicum, dan bunga lainnya
o Kabupaten Karimun , kepulauan riau
o kampus ugm
o my blog yahoo
o pptik ugm