Anda di halaman 1dari 5

PRAKTEK BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL

(MEMBUAT TEMPE)

DISUSUN OLEH :
1. ADINDA BEKTI U (02)
2. ERIKA PUTRI D (10)
3. HANIFAH NUR R (11)
4. M FIRMAN ABDI P (14)
5. NINA ANDRIYANTI (15)

KELAS XII IPA 1

MAN 3 KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
I. Judul: Praktek Bioteknologi Konvensional (Membuat Tempe)
II. Tujuan: Untuk mengetahui cara membuat tempe
III. Waktu: 27-29 Januari 2023
IV. Alat :
1. Tempah atau nampan besar
2. Baskom
3. Panci
4. Daun pisang
5. Tali rafia
6. Kertas koran
7. Sendok
Bahan:
1. Kedelai 1 kg
2. Ragi tempe
3. Air

V. Langkah langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rendam kedelai di dalam wadah berisi air semalaman dengan volume kedelai
dan air 1:3. Buang kedelai yang tidak layak ditandai dengan kondisi kedelai
yang mengapung sesudah proses perendaman.
3. Bilas kedelai selama 2-3 kali atau hingga bersih. Rebus dengan perbandingan
kedelai dan air 1:3 di atas api sedang selama sekitar 1 jam. Angkat.
4. Bilas kedelai dengan air mengalir sambil pisahkan kacang kedelai dari kulit
arinya. Lakukan proses membilas ini sambil meremas kacang kedelai supaya
kulit arinya terlepas. Rendam kacang kedelai kembali selama 2×24 jam.
5. Bilas kedelai yang sudah direndam dengan air mengalir. Kukus dalam
dandang panas hingga matang selama sekitar 40 menit. Angkat, lalu tiriskan
kedelai kukus di atas tampah sambil dikipas untuk mempercepat penguapan.
Diamkan hingga kedelai kering.
6. Taburi ragi tempe, aduk rata.
7. Sendokkan tempe ke atas daun pisang. Ukuran tempe bisa disesuaikan dengan
selera kamu. Bungkus sambil dipadatkan, lalu sematkan dengan tusuk gigi.
8. Simpan tempe dalam suhu ruang selama sekitar 36 jam. Tempe siap diolah.

VI. Landasan teori


Tempe merupakan salah satu makanan tradisional yang ada di Indonesia
yang tergolong ke dalam produk bioteknologi konvensional. Proses pembuatan
tempe tidak lepas dari bantuan mikroorganisme Rhizopus sp. atau biasa dikenal
dengan ragi tempe. Ragi tempe (Rhizopus sp.) disebut juga sebagai “starter tempe
atau inokulum tempe”.
Ragi tempe merupakan kumpulan spora kapang dan jamur
yang digunakan sebagai bahan untuk pembibitan pada pembuatan tempe. Ragi tempe
ini biasanya menggunakan beberapa campuran jenis jamur seperti Rhizopus
oryzae, Rhizopus oligosporus, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus arrhizus,
sehingga dapat membentuk padatan kompak berwarna putih pada tempe. Jamur yang
sering digunakan untuk pembuatan tempe, biasanya menggunakan jamur Rhizopus
oligosporus dan Rhizopus oryzae.
Jamur tempe (Rhizopus sp.) merupakan spesies yang tergolong ke dalam jenis
Zygomycota. Fungi jenis ini memiliki ciri hifa yang membentuk rhizoid pada
substratnya. Koloni Rhizopus sp. juga memiliki ciri warna putih dan akan berwarna
abu-abu kecokelatan seiring bertambahnya usia biakan dengan ketinggian hifa
mencapai ± 10 mm.
Spesies Rhizopus sp. tergolong ke dalam Kingdom Fungi, Subkingdom Eomycota,
Divisi Zygomycota, Subdivisi Mucoromycotina, Ordo Mucorales, dengan Famili
Mucoraceae, dan masuk ke dalam Genus Rhizopus.

VII. Data hasil percobaan


No Tanggal Hasil
1. 27 Januari 2023 Kedelai masih dalam keadaan lembek, belum keras.
2. 28 Januari 2023 Kedelai sudah hampir setengah jadi, mulai
membusuk
3. 29 Januari 2023 Kedelai sudah menjadi tempe, sudah keras.

VIII. Pembahasan
PembahasanPraktikum kali ini mengenai pembuatan tempe dengan cara fermentasi
kedelai. Proses pembuatan tempe dapat terbilang membutuhkan waktu yang cukup
lama. Hingga diperoleh hasil jadi tempe, waktu yang dibutuhkan yaitu minimal 24
jam dan maksimal 72 jam. Lamanya proses pembuatan tempe karena proses
fermentasi. Fermentasi akan berlangsung baik dan cepat bila dibantu dengan kondisi
suhu yang optimal, jumlah ragi yang tepat dan pH yang asam (±4-5). Percobaan
pembuatan tempe kali ini dilakukan selama 2 hari berturut-turut atau ± 48 jam.Pada
pengamatan hari pertama, kedelai yang sedang difermentasi dalam keadaan panas dan
mengembun yang terlihat dengan terdapatnya uap pada plastik pembungkus kedelai.
Terlihat pula mulai tumbuh sedikit jamur, yang belum merata pada sekitar kedelai.
Pada pengamatan hari kedua, terlihat jamur yang sudah merata dan menutupi kedelai,
dan tercium bau khas tempe

IX. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa tempe sangat tergantung dari hasil
fermentasi jenis bahan utama/substratnya yaitu kedelai, macam mikroba yang aktif
dan kondisi di sekelilingnya yang mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme
mikroba tersebut, dan hal ini dapat dikatakan bahwa pengolahan kedelai hingga
menjadi tempe sesuai dengan hasil akhir yang dikehendaki.
X. Lampiran gambar

1. Bahan pokok yang dibutuhkan

2. Proses pencucian untuk menghilangkan kulit ari kedelai

3. Proses pengeringan dan penirisan

4. Pemberian ragi tempe dan pembungkusan


5. 52 bungkus tempe dengan kedelai sekitar 1 kg
Dan pembelian tempe sebanyak 15 tempe dengan harga Rp 12.000 oleh bu sulis,
6 tempe dengan harga Rp 5.000 oleh bu sri wahyuni dan 12 tempe dengan harga
Rp 10.000 oleh pak ajid

Anda mungkin juga menyukai