Proposal ini Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan KTI dan Guna
untuk mendapatkan Gelar Amd.farm dalam bidang Farmasi
Disusun Oleh :
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik.
Proposal ini penyusun buat sebagai salah satu persyaratan untuk Karya Tulis
Ilmiah dijurusan farmasi pada Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan , Universitas Sains dan
Teknogi Jayapura. Penyusun sadar tak ada gading yang tak retak maka demikian pula
dengan penyusunan proposal ini, penyusun mengharapkan masukan dan kritikan dari
pembaca sekalian guna peningkatan yang bersifat yang membangun.
Demikianlah kata pengantar ini penyusun buat. Akhir kata penyusun ucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini.
Shalom,Tuhan Yesus memberkati
Jayapura 25,November,2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
1.5 Keaslian Penelitian......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................ 5
2.2 Penggolongan Obat Batuk ............................................................. 9
2.3 Kerasionalan Peresepan ................................................................. 10
2.4 Puskesmas .................................................................................... 11
2.5 Kerangkah Konsep ......................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 15
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian.......................................................... 15
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 15
3.4 Alat dan Bahan ............................................................................... 16
3.5 Pengumpulan Data ......................................................................... 16
3.6 Analisis Data .................................................................................. 17
3.7 Alur Penelitian............................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit yang umum terjadi adalah batuk. Batuk merupakan
salah satu mekanisme pertahanan tubuh dari saluran pernapasan dan menjadi
refleks yang terangsang karena adanya iritasi paru atau saluran pernapasan.
Sebelum memilih obat batuk yang sesuai, ada beberapa penyebab batuk yang
tentunya juga membutuhkan agen terapi yang berbeda. Secara umum, ada dua
jenis batuk, yaitu batuk akut dan batuk kronis. Menurut Estuningtyas, 2008 Jenis
terapi pemberian obat batuk ada tiga, yaitu obat ekspektoran, mukolitik dan
mengubah viskositas sputum melalui aksi kimia langsung pada ikatan komponen
batuknya berdahak atau tidak. Jenis-jenis batuk yang terkait dengan batuk yang
batuk produktif, yang menghasilkan dahak atau lendir (sputum) sehingga lebih
dikenal dengan sebutan batuk berdahak. Batuk produktif memiliki ciri khas yaitu
1
2
dada terasa penuh dan berbunyi. Mereka yang mengalami kesulitan bernapas
(sholekhudin 2014) salah satunya obat mukolitik adalah bromheksin yang sering
dilakukan oleh puskesmas mengacu pada upaya promotif dan preventif dalam
Papua.
3
1.3 Tujuan
maret 2022
1.4 Manfaat
a. Untuk Akademik
b. Untuk Puskesmas
c. Untuk Peneliti
a. Batuk
batuk, saraf aferen, saraf eferen, pusat batuk dan efektor. Refleks batuk
tidak sempurna apabila salah satu tidak terpenuhi. Adanya rangsangan pada
reseptor batuk akan dibawah oleh saraf pusat batuk yaitu medulla untuk
Batuk bukanlah sebuah penyakit melainkan salah satu tanda atau gejala
klinis yang paling sering dijumpai pada penyakit paru dan saluran nafas.
dari lendir atau bahan dan benda asing yang masuk sebagai refleks
juga berfungsi sebagai imun dan perlindungan tubuh terhadap benda asing
namun, dapat juga merupakan gejala dari suatu penyakit. (LM, 2006).
b. Klasifikasi Batuk
1. Batuk akut
Batuk akut adalah fase awal batuk dan mudah untuk disembuhkan
dengan kurun waktu kurang dari tiga minggu. Penyebab utamanya adalah
5
8
infeksi saluran nafas atas, seperti salesma, sinusitis bakteri akut, pertusis,
karena iritan.
2. Batuk sub-akut
Batuk Sub-akut adalah fase peralihan dari akut menjadi kronis yang
terjadi selama 3-8 minggu. Penyebab paling umum adalah batuk paska
3. Batuk kronis
Batuk kronis batuk kronis adalah fase batuk yang sulit untuk
disembuhkan karena terjadi pada kurun waktu yang cukup lama yaitu
lebih dari delapan minggu. Batuk kronis juga bisa ditandakan sebagai
batuk antaranya :
5. Reaksi alergi.
7
c. Gejala Batuk
Batuk - batuk biasanya merupakan gejala ringan dari flu. Umumnya ada
5. Nyeri kepala.
d. Diagnosa Batuk
menunjang seperti tes darah, tes alergi, radiologi sinar x di dada, atau analisis
e. Pengobatan Batuk
HCL).
9
1. Antitusif
derivet senyawa opiod, sehingga juga memiliki efek samping seperti senyawa
sebaiknya tidak digunakan pada batuk berdahak, karena batuk tertahan pada
bronkiektasis (ikawati,2008).
2. Ekspektoran
3. Mukolitik
kondisi dimana dahak cukup kental dan banyak, seperti pada penyakit paru
(ikawati, 2008).
4. Demulsen
tidak kering, serta memperlunak selaput lendir yang teriritasi. Zat-zat yang
sering digunakan adalah sirup (thymi dan althea), zat-zat lendir (infus
carrageen), dan gula-gula, seperti drop (akar manis), permen, pastilles isap,
dan sebagainya.
hinggah tidak dilakukan terapi sama sekali sampai sejauh ini, dari berbagai
pilihan tersebut, terapi obat adalah yang paling sering dipilih pada Sebagian
besar kasus, hal ini memerlukan kriteria penulisan resep (BP0M RI, 2008).
11
a. Tepat diagnosis.
b. Tepat indikasi.
d. Tepat evaluasi.
b. Resep
1. Nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter, dokter gigi atau dokter
hewan.
6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang
2.4 Puskesmas
a. Definisi
menular dan tidak menular serta penyakit karantina dan resiko masalah
International Concern).
13
b. Tujuan
Hetty (2015) menyatakan bahwa tujuan pembangunan kesehatan yang
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal
yaitu:
e. Upaya pengobatan.
diagnosa, tepat indikasi, tepat jenis obat, tepat dosis puskesmas (Pusat
kerasionalan yaitu tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, dan tepat dosis.
a. Waktu Penelitian
b.Lokasi Penelitian
a. Populasi Penelitian
15
16
b. Sampel Penelitian
b. Bahan – bahan yang digunakan : Bahan penelitian ini adalah resep Obat
pengumpulan data dari laporan unit rekam medik untuk pasien dengan
periode 2022. Laporan tersebut berisi daftar nomor rekam medik pasien
17
deskriptif dengan disajikan dalam bentuk tabel, dan dalam bentuk grafik.
Junaidi, Iskandar. (2010). Penyakit Paru dan Saluran Napas. Jakarta: BIP
Gramedia.
Kementerian Kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasiaan di Puskesmas,
Departemen Keshatan RI, Jakarta.
Kementerian Kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan. Nomor 74 tentang
Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Kementerian Kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesshatan Nomor 73 tahun
2016 tentang standar Pelayanan Aldriani Minumun Puskesmas.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
19