Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan penyakit tidak menular saat ini mengalami perubahan

peningkatan di Indonesia yang dapat membahayakan jiwa penderitanya, salah satunya adalah gagal
ginjal. Gagal ginjal (kidney failure) adalah kasus penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara akut
(kambuhan) maupun kronis (menahun) (Syaifuddin, 2012). Penyakit ginjal dijuluki sebagai silent
disease karena sering kali tidak menunjukkan tanda-tanda peringatan, dan jika tidak terdeteksi akan
memperburuk kondisi penderita dari waktu ke waktu (Kementrian kesehatan RI/Kemenkes RI, 2016).

Ginjal merupakan bagian dari organ tubuh yang menjalankan fungsi utama untuk mempertahankan
homeostatik dengan mengatur volume cairan, keseimbangan osmotik, asam basa, eksresi sisa
metabolisme, sistem pengaturan hormonal dan metabolisme (Syaifuddin, 2012). Pada saat terjadi
kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan
elektrolit dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksisk uremik) didalam darah, disanalah
seseorang dikatakan mengalami Choronic Kidney Disease (CKD) (Muttaqin & Sari, 2011).

Penyakit CKD pada awalnya muncul tergantung pada penyakit yang mendasarinya, tapi dalam
perkembangan selanjutnya proses yang terjadi kurang lebih sama. Masriadi (2016) menjelaskan
bahwa ada beberapa penyakit yang memicu timbulnya penyakit CKDdiantaranya diabetes,hipertensi
dan batu ginjal. Diabetes dan hipertensi bertanggung jawab terhadap proporsi End Stage Renal
Disease (ESRD) yang paling besar, terhitung secara berturut – turut sebesar 34% dan 21% dari total
kasus. Diabetes merupakan penyebab tunggal ESRD yang tersering dari semua kasus (Price & Wilson,
2012).

Penyakit CKDmerupakan penyakit yang bersifat irreversible, artinya tidak bisa menjadi normal
kembali.Salah satu yang bisa dilakukan hanyalah mempertahankan fungsi ginjal yang ada, seperti
transplantasi ginjal dan hemodialisa atau cuci darah, yang dapat mencegah kematian tetapi tidak
dapat menyembuhkan atau memulihkan fungsi ginjal secara keseluruhan (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Sudoyo, dkk (2009), pasien CKD yang membutuhkan terapi pengganti ginjal yaitu CKD
tahap akhir atau stadium V dimana GFR kurang dari 15ml/menit.

CKD menjadi masalah besar didunia,CKD merupakan salah satu penyakit yang memiliki prevalensi
cukup tinggi dari tahun ke tahun disemua Negara. Prevalensi CKD di dunia menurut World Health
Organization(WHO) pada tahun 2013 menyatakan pada tahun 2010-2012 mencapai 250.217 jiwa
(Utoyo,Yuwono & Kusumawati, 2016). Menurut International Society ofNephrology (ISN) &
International Federation of Kidney Foundation (IFKF) yaitu lembaga yang mendirikan world kidney
day, jumlah pasien penderita CKD pada tahun 2025 diperkirakan akan terus meningkat di Asia
Tenggara, Mediterania dan Timur Tengah serta Afrika mencapai lebih dari 380 juta orang (Oxtavia,
Jumaini, & Lestari, 2013).

Oleh karena itu agar tidak terjadi dampak yang tidak diinginkan, pasien Dengan kasus ini harus
benar-benarmendapatkan asuhan keperawatan yang Optimal.Perawat sebagai salah satu profesi
tenaga kesehatan berperan serta Dalam melakukan peran perawatan pada pasien dengan CKD.
Salah Satunya yaitu memberikan asuhan keperawatan, yang di berikan secara Langsung kepada
pasien untuk memenuhi kebutuhan pasien baik secara Biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk Melakukan penelitian
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan CKD di Ruangan Penyakit Dalam RSUD
Arifin Ahmad Pekanbaru”

1.2 Manfaat Penelitian


Dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan serta kemampuan penulis
dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien CKD.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien CKD

2. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien dengan CKD

3. Mampu memahami dan mengetahui perjalanan penyakit CKD

Anda mungkin juga menyukai