Anda di halaman 1dari 13

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Narulita Nalia Putri
Nomer UKG : 201503418537

Masalah
No yang telah Analisis eksplorasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah
. diidentifikas penyebab masalah
i
1 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan
minat literasi analisis terhadap kajian
matematika 1. Fuadi, H., Robbia, A. Z., Jamaluddin, J., & Jufri, A. W. (2020). Analisis literatur dan wawancara,
peserta didik Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik. dapat disimpulkan
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(2), 108–116. penyebab rendahnya
https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.122 minat literasi matematika
peserta didik antara lain :
Menurut Hayat & Yusuf (2006) lingkungan dan iklim belajar disekolah
1. Faktor lingkungan dan
mempengaruhi variasi skor literasi siswa. Demikian juga iklim belajar.
keadaan infrastruktur sekolah, sumber daya manusia sekolah dan 2. Peserta didik hanya
tipe organisasi serta manajemen sekolah, sangat signifikan mengingat konsep
pengaruhnya terhadap prestasi literasi siswa. bukan memahami
2. Juseva, Mia(2021). Hubungan Literasi Lingkungan Dan Literasi konsep.
Matematis Terhadap Kemampuan Computer Self Efficacy Peserta 3. Faktor personal dan
instruksional.
Didik. Skripsi
4. Masih terpengaruh
DOI : http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/15488 pandemi yang
Salah satu faktor rendahnya literasi matematika adalah banyaknya konsep menyebabkan minat
yang harus diingat dalam pembelajaran. Hanya saja konsep yang disajikan literasi menurun.
masih abstrak sehingga sulit untuk memahami konsep tersebut. 5. Peserta didik kurang
3. Surat, I Made(2018). Peranan Model Pembelajaran Berbasis menyukai pelajaran
matematika.
Etnomatematika sebagai Inovasi Pembelajaran dalam Meningkatkan
6. Peserta didik tidak
Literasi Matematika. Volume vii No.2 September 2018 terlibat aktif dalam
DOI : https://doi.org/10.5281/zenodo.2548083 pembelajaran.
Beberapa faktor yang mempengaruhi capaian literasi matematika di

20
Indonesia di antaranya adalah faktor personal, faktor instruksional dan
faktor lingkungan (Mahdiansyah & Rahmawati, 2014).

Hasil Wawancara

1. Siti Mastiah, S.Pd (Kepala Sekolah)


Penyebab rendahnya minat literasi matematika peserta didik adalah
kurangnya minat pembelajaran matematika karena terpengaruh oleh
pandemi dua tahun lalu.
2. Dr. Joko Soebagyo, M.Pd (Dosen Matematika Universtitas Terbuka)
Penyebab rendahnya minat literasi matematika peserta didik antara lain:
1) Belajar matematika tanpa memiliki kontek
2) Belajar matematika hafalan saja
3) Peserta didik tidak terlibat aktif dalam pembelajaran matematika
4) Guru tidak melakukan analisis dan evaluasi proses pembelajaran
3. Sari Nur Nilawati, S.Pd (Teman Sejawat)
Karena peserta didik kurang menyukai pembelajaran matematika.

2 Masih Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


rendahnya analisis terhadap kajian
kemampuan 1. Suryana, N. (2018). Problematika Slow Learner. Madrosatuna : Jurnal literatur dan wawancara,
peserta didik Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 1(1), 12-25. dapat disimpulkan
slow learner https://doi.org/10.47971/mjpgmi.v1i1.15 penyebab masih
dalam Penyebab slow learner terdiri dari dua yaitu faktor dalam diri anak (intern) rendahnya kemampuan
operasi peserta didik slow learner
dan luar diri anak (ekstern). Yang termasuk faktor intern adalah:
hitung dalam operasi hitung
a. Kemampuan dasar (intelegensi/kecerdasan, Khadijad, 2016 : 89; antara lain :
Sarlito, 2013. 153) yang dimiliki oleh peserta didik. 1. Kurangnya
b. Kurangnya bakat khusus untuk situasi belajar tertentu. kemampuan dasar
c. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar. intelegensi/kecerdasan
d. Situasi pribadi terutama emosional yang dihadapi peserta didik .
2. Kurangnya motivasi

21
tertentu. atau dorongan untuk
e. Faktor jasmaniah, seperti cacat tubuh. belajar.
f. Faktor bawaan (heriditas) seperti buta warna, kidal, cacat tubuh, dan 3. Mempunyai daya ingat
yang lemah.
sebagainya (Surya, 1985 : 87-88) -termasuk intelegensi.
4. Kelainan (pranatal)
Sedangkan faktor ektern berupa lingkungan. pada waktu anak lahir,
2. Roflah, Nurul Hidayati(2017). Penerapan Metode Pembelajaran Peserta neonatal, dan setelah
Didik Slow Learner(Studi Kasus Di Sekolah Dasar Inklusi Wirosaban kelahiran atau
Yogyakarta). prosnatal.
DOI : https://doi.org/10.35568/naturalistic.v2i1.108 5. Peserta didik terbiasa
Masalah-masalah yang mungkin bisa jadi penyebab anak lambat dibantu bahkan
dituliskan oleh orang
belajar antara lain karena masalah konsentrasi, daya ingat yang
tuanya.
lemah, kognisi, serta masalah sosial dan emosional di sekolah peserta 6. Kurangnya
didik diharuskan menyelesaikan tugas-tugas, belajar dengan sungguh- pemahaman
sungguh dalam menerima pelajaran, dan mencapai hasil nilai yang tinggi, pembelajaran di awal
namun pada kenyataannya pada saat sekarang ini banyak peserta (prasyarat).
didik yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
dikarenakan lambat belajar (slow learner) sehingga mengakibatkan
timbulnya perasaan rendah diri atau inferioritas (Mulyadi, 2010:
123).
3. Mansyur, Abd. Rahim(2022). Telaah Problematika Anak Slow Learner
dalam Pembelajaran. E-ISSN 2720-9156 Educatione and Learning
Journal Vol.3, No. 1, Januari 2022, pp. 28-35.
DOI : http://dx.doi.org/10.33096/eljour.v3i1.137
Sebab anak lambat belajar karena berbagai hal yang perlu didiagnosa
secara menyeluruh. Aini (1997) mengemukakan beberapa sebab tersebut
meliputi kelainan (pranatal) pada waktu anak lahir, neonatal, dan setelah
kelahiran atau prosnatal.

22
Hasil Wawancara

1. Siti Mastiah, S.Pd (Kepala Sekolah)


Penyebab masih rendahnya kemampuan peserta didik slow learner dalam
operasi hitung dikarenakan pada masa pandemi, peserta didik terbiasa
dibantu bahkan dituliskan oleh orang tuanya.
2. Dr. Joko Soebagyo, M.Pd (Dosen Matematika Universtitas Terbuka)
Penyebab masih rendahnya kemampuan peserta didik slow learner dalam
operasi hitung, antara lain :
Kurangnya cinta matematika di dalam diri siswa.
1) Operasi hitung dilakukan tanpa kontek
2) Operasi hitung tidak dimaknai
3) Operasi hitung tidak diberikan secara konseptual
4) Peserta didik slow learner perlu waktu lebih banyak untuk memahami
operasi hitung
3. Sari Nur Nilawati, S.Pd (Teman Sejawat)
Penyebab masih rendahnya kemampuan peserta didik slow learner dalam
operasi hitung dikarenakan kurangnya motivasi belajar dan kurangnya
pemahaman pembelajaran di awal (prasyarat).

3 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


partisipasi analisis terhadap kajian
orang tua 1. Putri, Dina Kartika (2020). Pengaruh Media Pembelajaran dan Motivasi literatur dan wawancara,
dalam Diri terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan Anak. Jurnal dapat disimpulkan
kegiatan Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini penyebab rendahnya
sekolah DOI: https://10.31004/obsesi.v4i2.418 partisipasi orang tua
Faktor utama yang menyebabkan rendahnya keterlibatan orang tua di dalam kegiatan sekolah,
sekolah adalah tingkat ekonomi orang tua yang rata-rata menengah ke antara lain :
bawah. Mereka disibukkan dengan rutinitas mencari nafkah untuk 1. Orang tua sibuk
kebutuhan hidup sehingga terpaksa mengesampingkan kewajiban untuk bekerja.
mendampingi anak dalam pendidikannya di sekolah. 2. Orang tua merasa
2. Mariyani, dkk(2021). Keterlibatan Orangtua Terhadap Pendidikan cuek, kurang peduli

23
Anak Usia Dini. Jurnal Antara Kebidanan bahkan bersikap
DOI : https://doi.org/10.37063/ak.v4i1.583 santai dengan kegiatan
Faktor dari pelibatan orangtua yang belum optimal diantaranya anak di sekolah.
penggunaan buku penghubung, pesan guru yang tidak tersampikan ke
orangtua seperti guru sudah menuliskan pesan namun orang tua tidak
membacanya, ataupun guru yang tidak menuliskan atau lupa
menitipkan pesan ke anak untuk disampaikan ke orangua, undangan
dari pihak sekolah untuk pertemuan antar orang tua namun orangtua
tidak dapat menghadiri sehingga hanya diwakilkan oleh saudara atau
kerabat saja dan yang terakhir belum adanya inisiatif atau keperdulian
orang tua terhadap perkembangan anaknya di sekolah. Pihak sekolah juga
enggan untuk mengadakan kegiatan karena akan membebani orang
tua.
3. Airlanda, Gamaliel Septian(2016). Analisis Kualitas Pendidikan
Ditinjau Dari Penerapan Kebijakan Sekolah Gratis Di SMA Negeri 1
Weru Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Pendidikan Sains Universitas
Muhammadiyah Semarang Volume 04 Nomor 01 Maret 2016
DOI : https://doi.org/10.26714/jps.4.1.2016.43-50
Pandangan orang tua yang terbantu dengan adanya sekolah gratis ternyata
tidak diikuti dengan partisipasi terhadap program sekolah. Terbukti
dengan intensitas kehadiran pada saat rapat sekolah dan orang tua sangat
rendah. Keadaan ini dikarenakan latar belakang orang tua siswa dari
kelompok ekonomi bawah yang tidak terlalu peduli dengan program,
mereka hanya peduli dengan label gratis yang disandang oleh SMA Negeri
1 Weru.

Hasil Wawancara

1. Siti Mastiah, S.Pd (Kepala Sekolah)


Penyebab partisipasi orang tua dalam kegiatan sekolah rendah karena
orang tua terlalu santai, sehingga kurang merespon kegiatan anak di
sekolah.

24
2. Rahmadi, S.Pd, M.Pd (Guru Senior)
Penyebab partisipasi orang tua dalam kegiatan sekolah rendah karena
kehidupan di jakarta yang komplek menyebabkan orang tua wajib bekerja
sehingga kurang memerhatikan perkembangan anak.
3. Dr. Joko Soebagyo, M.Pd (Dosen Matematika Universtitas Terbuka)
Penyebab Rendahnya partisipasi orang tua dalam kegiatan sekolah, antara
lain :
1) Sibuk bekerja
2) Tidak aware terhadap kondisi anaknya
3) Merasa malu(minder)
4) Tidak memahami kegiatan sekolah

4 Belum Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


maksimalnya analisis terhadap kajian
pemanfaatan 1. Syamsuardi(2018). Penggunaan Model Pembelajaran pada Taman literatur dan wawancara,
model Kanak-Kanak Kota Makassar. Jurnal CARE 5(2) 2018 dapat disimpulkan
pembelajaran http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPAUD penyebab belum
inovatif Faktor yang mempengaruhi efektifitas penggunaan model pembelajaran maksimalnya
berdasarkan pemanfaatan model
adalah ketersediaan sarana dan prasarana proses pembelajaran menjadi
karakteristik pembelajaran inovatif
dan materi pendukung utama sekaligus sebagai faktor penghambat. berdasarkan karakteristik
yang 2. Utami, Prihma Sinta(2015). Pengaruh Metode Pembelajaan dan Gaya dan materi yang
mendorong Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar IPS di SMP Negeri di Kota mendorong peserta didik
peserta didik Yogyakarta. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 1, untuk menjadi lebih aktif,
untuk Maret 2015 (97-103) antara lain :
menjadi lebih URI : http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi 1. Ketersedian sarana
aktif dan prasaran sekolah.
Permasalahan yang dihadapi oleh guru yaitu metode pembelajaran tersebut
2. Karakteristik siswa
belum dapat diterapkan di semua kelas dikarenakan setiap kelas yang berbeda-beda.
mempunyai karakteristik siswa yang berbeda-beda. 3. Pembelajaran masih
mengerjar target

25
kurikulum.
3. Hasibuan, Nailul Himmi(2016). Pemanfaatan Autograph Sebagai Media 4. Kurangnya pelatihan
Pembelajaran Matematika Dengan Menerapkan Model Pembelajaran terhadap guru.
Berbasis Masalah (PBM) Autograph Use As A Learning Media With Math
Applying The Model Of Learning Based Problem (LBP). Cahaya
Pendidikan, 2(1) : 34-46
DOI : https://doi.org/10.33373/chypend.v2i1.604
Majerek (2014) mengatakan kendala dalam mengajarkan matematika
antara lain memahamkan konsep tanpa adanya ilustrasi yang cukup,
menggambar matematika dengan cara sederhana yaitu dengan
menggambarkannya dikertas, objek matematika yang ada tidak dapat
menyeluruh dari keseluruhan konsep matematika.

Hasil Wawancara

1. Dr. Joko Soebagyo, M.Pd (Dosen Matematika Universtitas Terbuka)


Penyebab belum maksimalnya pemanfaatan model pembelajaran inovatif
berdasarkan karakteristik dan materi yang mendorong peserta didik untuk
menjadi lebih aktif, antara lain :
1) Kurangnya atmosfir yang mendukung
2) Guru belum memahami secara komprehensif
3) Pembelajaran masih mengejar target kurikulum
4) Guru tidak sabar
2. Rahmadi, S.Pd, M.Pd (Guru Senior)
Penyebab belum maksimalnya pemanfaatan model pembelajaran inovatif
berdasarkan karakteristik dan materi yang mendorong peserta didik untuk
menjadi lebih aktif karena guru kurang inovatif terhadap diri sendiri
sehingga menyebabkan kurangnya memotivasi siswa.

26
3. Sari Nur Nilawati, S.Pd (Teman Sejawat)
Penyebab belum maksimalnya pemanfaatan model pembelajaran inovatif
berdasarkan karakteristik dan materi yang mendorong peserta didik untuk
menjadi lebih aktif karena kurangnya pelatihan terhadap guru di sekolah
mengenai model pembelajaran inovatif.

5 Masih Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


rendahnya analisis terhadap kajian
pemberian 1. Suryaprani, Made Widya, dkk (2016). Hubungan Jenis Kelamin, Literasi literatur dan wawancara,
soal – soal Matematika, Dan Disposisi Matematika Terhadap Prestasi Belajar dapat disimpulkan
numerasi Matematika Peserta Didik SMA Negeri Di Denpasar. Prosiding Seminar penyebab masih
HOTS pada Nasional MIPA 2016 rendahnya pemberian
peserta didik soal – soal numerasi
DOI :
HOTS pada peserta didik,
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/ antara lain :
10180 1. Rendahnya
Adapun penyebab dari rendahnya prestasi peserta didik dalam PISA kemampuan
diantaranya : 1) rendahnya kemampuan pemecahan masalah non rutin pemecahan masalah
yang berkaitan dengan soal konteksual dari peserta didik, karena peserta non rutin yang
didik saat ini hanya diberikan soal-soal rutin dalam pembelajaran di kelas, berkaitan dengan soal
konteksual dari
2) peserta didik terbiasa dengan rumus formal yang diberikan oleh guru
peserta didik.
dalam pembelajaran matematika, sehingga peserta didik kurang paham 2. Peserta didik terbiasa
penggunaan rumus tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari, dan 3) dengan rumus formal
sistem evaluasi di Indonesia yang masih menggunakan soal level rendah yang diberikan oleh
dan cenderung hanya menggunakan rumus formal, sehingga peserta didik guru dalam
tidak mampu menjangkau soal-soal kontekstual dengan level yang lebih pembelajaran
matematika.
tinggi
3. Sistem evaluasi di
2. Saraswati, P. M. S., & Agustika, G. N. S. (2020). Kemampuan Berpikir Indonesia yang masih
Tingkat Tinggi dalam Menyelesaikan Soal HOTS Mata Pelajaran menggunakan soal
Matematika. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 4(2), 257–269. level rendah dan
https://doi.org/10.23887/jisd.v4i2.25336 cenderung hanya

27
Kajian penelitian oleh Schulz & FitzPatrick (2016) menemukan para menggunakan rumus
guru menunjukkan ketidakpastian tentang konsep HOTS dan mereka formal.
tidak siap untuk mengajar atau menilai HOTS. 4. Ketidakpastian
tentang konsep HOTS
3. Nuaraini, Tri (2022). Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Sekolah
dan guru tidak siap
Dasar Kelas Iv Dalam Menyelesaikan Soal Hots (High Order Thinking untuk mengajar atau
Skills) Pada Mata Pelajaran IPA. JPGSD. Volume 10 Nomor 1 Tahun menilai HOTS.
2022, 60-74 5. Kurangnya pelatihan
Peserta didik mengerjakan soal dengan terburu-buru, peserta didik tidak guru terkait soal-soal
mengetahui bagaimana cara menyelesaikan soal dikarenakan peserta didik HOTS.
cenderung mengalami kesulitan saat memahami soal, peserta didik tidak
terbiasa dalam menyelesaikan latihan soal, rendahnya tingkat konsentrasi
peserta didik dalam proses pembelajaran, rendahnya minat dan
pengetahuan peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis HOTs.

Hasil Wawancara

1. Siti Mastiah, S.Pd (Kepala Sekolah)


Penyebab masih rendahnya pemberian soal – soal numerasi HOTS pada
peserta didik karena kurangnya pelatihan kepada guru dan sangat minim
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal prasyarat.
2. Rahmadi, S.Pd, M.Pd (Guru Senior)
Penyebab masih rendahnya pemberian soal – soal numerasi HOTS pada
peserta didik karena karena kurang matangnya konsep HOTS dimata guru
dan siswa.
3. Dr. Joko Soebagyo, M.Pd (Dosen Matematika Universtitas Terbuka)
Penyebab masih rendahnya pemberian soal – soal numerasi HOTS pada
peserta didik, antara lain :
1) Guru belum memiliki pengetahuan tentang HOTS
2) Kurangnya pelatihan guru terkait soal-soal HOTS
3) Peserta didik malas berfikir

28
4) Kurangnya kajian tentang soal-soal

6 Guru masih Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


banyak analisis terhadap kajian
menggunaka 1. Dewantara, I Putu Mas(2012). Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan literatur dan wawancara,
n metode Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIIE SMPN 5 Negara dan dapat disimpulkan
ceramah Strategi Guru untuk Mengatasinya. Jurnal Pendidikan dan penyebab guru masih
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 1, No 2 (2012) banyak menggunakan
pembelajaran metode ceramah dalam
DOI :
pembelajaran, antara lain
https://ejournal-pasca.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_bahasa/article/ :
view/355 1. Suana kelas yang
Diakui guru bahwa metode ceramahlah paling banyak digunakan. Alasan pasif.
guru memilih metode tersebut adalah karena suasana kelas yang pasif. 2. Kurangnya
Tidak ada siswa yang berani bertanya ataupun menjawab pertanyaan penguasaan teknologi
guru. Alasan lain yang dilontarkan guru adalah karena keterbatasan dalam mengoperasikan
aplikasi pendukung
pengetahuan mengenai metode-metode inovatif
pembelajaran.
2. Kencanawaty, Gita, dkk(2020). Tantangan dan Strategi Pembelajaran 3. Guru malas move on
Matematika di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dampak dari dengan metode
Covid-19. Prosiding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan pembelajaran baru.
Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta 4. Guru merasa bahwa
Tantangan yang dihadapi oleh guru yaitu kurangnya penguasaan teknologi metode ceramah
adalah metode yang
dalam mengoperasikan aplikasi pendukung pembelajaran.
mudah dan efisien
3. Retnaningsih, Duwi(2019) Tantangan Dan Strategi Guru Di Era sedangkan
Revolusi Industri 4.0 Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan. ISBN: mengakibatkan guru
9788-602-53231-4-0 kurang inovatif.
Guru yang merasa belum siap sebenarnya hanya belum mau berubah 5. Guru tidak mau
meski sebenarnya memiliki kemampuan. Artinya, guru pun perlu dorongan mencoba dengan
dan dukungan/motivasi untuk terus bergerak maju tanpa memandang metode pembelajaran
terbaru.
usia dan masa kerja.

29
Hasil Wawancara

1. Dr. Joko Soebagyo, M.Pd (Dosen Matematika Universtitas Terbuka)


Penyebab Guru masih banyak menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran, antara lain :
1) Guru malas move on dengan metode pembelajaran baru.
2) Guru kurang peduli dengan peserta didik.
3) Guru tidak mau belajar.
4) Guru tidak mau mencoba dengan metode pembelajaran terbaru.
2. Rahmadi, S.Pd, M.Pd (Guru Senior)
Penyebab Guru masih banyak menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran karena metode ceramah adalah metode yang paling mudah
dilakukan guru, padahal ada banyak kekurangannya. Dimana salah
satunya adalah pembelajaran berpusat kepada guru.
3. Sari Nur Nilawati, S.Pd (Teman Sejawat)
Penyebab Guru masih banyak menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran karena guru merasa metode ceramah lebih efisien sedangkan
metode ceramah menjadikan guru kurang inovatif.

30
Dokumentasi Wawancara

1. Wawancara dengan Kepala Sekolah

2. Wawancara dengan Guru Senior

31
3. Wawancara dengan Teman Sejawat

4. Wawancara dengan Dosen Matematika via Whatsapp

32

Anda mungkin juga menyukai