LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Narulita NP
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Narulita NP
Masalah
No yang telah Analisis eksplorasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah
. diidentifikas penyebab masalah
i
1 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan
minat literasi analisis terhadap kajian
matematika 1. Fuadi, H., Robbia, A. Z., Jamaluddin, J., & Jufri, A. W. (2020). Analisis literatur dan wawancara,
peserta didik Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik. dapat disimpulkan
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(2), 108–116. penyebab rendahnya
https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.122 minat literasi matematika
peserta didik antara lain :
Menurut Hayat & Yusuf (2006) lingkungan dan iklim belajar disekolah
1. Faktor lingkungan dan
mempengaruhi variasi skor literasi siswa. Demikian juga iklim belajar.
keadaan infrastruktur sekolah, sumber daya manusia sekolah dan 2. Peserta didik hanya
tipe organisasi serta manajemen sekolah, sangat signifikan mengingat konsep
pengaruhnya terhadap prestasi literasi siswa. bukan memahami
2. Juseva, Mia(2021). Hubungan Literasi Lingkungan Dan Literasi konsep.
Matematis Terhadap Kemampuan Computer Self Efficacy Peserta 3. Faktor personal dan
instruksional.
Didik. Skripsi
4. Masih terpengaruh
DOI : http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/15488 pandemi yang
Salah satu faktor rendahnya literasi matematika adalah banyaknya konsep menyebabkan minat
yang harus diingat dalam pembelajaran. Hanya saja konsep yang disajikan literasi menurun.
masih abstrak sehingga sulit untuk memahami konsep tersebut. 5. Peserta didik kurang
3. Surat, I Made(2018). Peranan Model Pembelajaran Berbasis menyukai pelajaran
matematika.
Etnomatematika sebagai Inovasi Pembelajaran dalam Meningkatkan
6. Peserta didik tidak
Literasi Matematika. Volume vii No.2 September 2018 terlibat aktif dalam
DOI : https://doi.org/10.5281/zenodo.2548083 pembelajaran.
Beberapa faktor yang mempengaruhi capaian literasi matematika di
20
Indonesia di antaranya adalah faktor personal, faktor instruksional dan
faktor lingkungan (Mahdiansyah & Rahmawati, 2014).
Hasil Wawancara
21
tertentu. atau dorongan untuk
e. Faktor jasmaniah, seperti cacat tubuh. belajar.
f. Faktor bawaan (heriditas) seperti buta warna, kidal, cacat tubuh, dan 3. Mempunyai daya ingat
yang lemah.
sebagainya (Surya, 1985 : 87-88) -termasuk intelegensi.
4. Kelainan (pranatal)
Sedangkan faktor ektern berupa lingkungan. pada waktu anak lahir,
2. Roflah, Nurul Hidayati(2017). Penerapan Metode Pembelajaran Peserta neonatal, dan setelah
Didik Slow Learner(Studi Kasus Di Sekolah Dasar Inklusi Wirosaban kelahiran atau
Yogyakarta). prosnatal.
DOI : https://doi.org/10.35568/naturalistic.v2i1.108 5. Peserta didik terbiasa
Masalah-masalah yang mungkin bisa jadi penyebab anak lambat dibantu bahkan
dituliskan oleh orang
belajar antara lain karena masalah konsentrasi, daya ingat yang
tuanya.
lemah, kognisi, serta masalah sosial dan emosional di sekolah peserta 6. Kurangnya
didik diharuskan menyelesaikan tugas-tugas, belajar dengan sungguh- pemahaman
sungguh dalam menerima pelajaran, dan mencapai hasil nilai yang tinggi, pembelajaran di awal
namun pada kenyataannya pada saat sekarang ini banyak peserta (prasyarat).
didik yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
dikarenakan lambat belajar (slow learner) sehingga mengakibatkan
timbulnya perasaan rendah diri atau inferioritas (Mulyadi, 2010:
123).
3. Mansyur, Abd. Rahim(2022). Telaah Problematika Anak Slow Learner
dalam Pembelajaran. E-ISSN 2720-9156 Educatione and Learning
Journal Vol.3, No. 1, Januari 2022, pp. 28-35.
DOI : http://dx.doi.org/10.33096/eljour.v3i1.137
Sebab anak lambat belajar karena berbagai hal yang perlu didiagnosa
secara menyeluruh. Aini (1997) mengemukakan beberapa sebab tersebut
meliputi kelainan (pranatal) pada waktu anak lahir, neonatal, dan setelah
kelahiran atau prosnatal.
22
Hasil Wawancara
23
Anak Usia Dini. Jurnal Antara Kebidanan bahkan bersikap
DOI : https://doi.org/10.37063/ak.v4i1.583 santai dengan kegiatan
Faktor dari pelibatan orangtua yang belum optimal diantaranya anak di sekolah.
penggunaan buku penghubung, pesan guru yang tidak tersampikan ke
orangtua seperti guru sudah menuliskan pesan namun orang tua tidak
membacanya, ataupun guru yang tidak menuliskan atau lupa
menitipkan pesan ke anak untuk disampaikan ke orangua, undangan
dari pihak sekolah untuk pertemuan antar orang tua namun orangtua
tidak dapat menghadiri sehingga hanya diwakilkan oleh saudara atau
kerabat saja dan yang terakhir belum adanya inisiatif atau keperdulian
orang tua terhadap perkembangan anaknya di sekolah. Pihak sekolah juga
enggan untuk mengadakan kegiatan karena akan membebani orang
tua.
3. Airlanda, Gamaliel Septian(2016). Analisis Kualitas Pendidikan
Ditinjau Dari Penerapan Kebijakan Sekolah Gratis Di SMA Negeri 1
Weru Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Pendidikan Sains Universitas
Muhammadiyah Semarang Volume 04 Nomor 01 Maret 2016
DOI : https://doi.org/10.26714/jps.4.1.2016.43-50
Pandangan orang tua yang terbantu dengan adanya sekolah gratis ternyata
tidak diikuti dengan partisipasi terhadap program sekolah. Terbukti
dengan intensitas kehadiran pada saat rapat sekolah dan orang tua sangat
rendah. Keadaan ini dikarenakan latar belakang orang tua siswa dari
kelompok ekonomi bawah yang tidak terlalu peduli dengan program,
mereka hanya peduli dengan label gratis yang disandang oleh SMA Negeri
1 Weru.
Hasil Wawancara
24
2. Rahmadi, S.Pd, M.Pd (Guru Senior)
Penyebab partisipasi orang tua dalam kegiatan sekolah rendah karena
kehidupan di jakarta yang komplek menyebabkan orang tua wajib bekerja
sehingga kurang memerhatikan perkembangan anak.
3. Dr. Joko Soebagyo, M.Pd (Dosen Matematika Universtitas Terbuka)
Penyebab Rendahnya partisipasi orang tua dalam kegiatan sekolah, antara
lain :
1) Sibuk bekerja
2) Tidak aware terhadap kondisi anaknya
3) Merasa malu(minder)
4) Tidak memahami kegiatan sekolah
25
kurikulum.
3. Hasibuan, Nailul Himmi(2016). Pemanfaatan Autograph Sebagai Media 4. Kurangnya pelatihan
Pembelajaran Matematika Dengan Menerapkan Model Pembelajaran terhadap guru.
Berbasis Masalah (PBM) Autograph Use As A Learning Media With Math
Applying The Model Of Learning Based Problem (LBP). Cahaya
Pendidikan, 2(1) : 34-46
DOI : https://doi.org/10.33373/chypend.v2i1.604
Majerek (2014) mengatakan kendala dalam mengajarkan matematika
antara lain memahamkan konsep tanpa adanya ilustrasi yang cukup,
menggambar matematika dengan cara sederhana yaitu dengan
menggambarkannya dikertas, objek matematika yang ada tidak dapat
menyeluruh dari keseluruhan konsep matematika.
Hasil Wawancara
26
3. Sari Nur Nilawati, S.Pd (Teman Sejawat)
Penyebab belum maksimalnya pemanfaatan model pembelajaran inovatif
berdasarkan karakteristik dan materi yang mendorong peserta didik untuk
menjadi lebih aktif karena kurangnya pelatihan terhadap guru di sekolah
mengenai model pembelajaran inovatif.
27
Kajian penelitian oleh Schulz & FitzPatrick (2016) menemukan para menggunakan rumus
guru menunjukkan ketidakpastian tentang konsep HOTS dan mereka formal.
tidak siap untuk mengajar atau menilai HOTS. 4. Ketidakpastian
tentang konsep HOTS
3. Nuaraini, Tri (2022). Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Sekolah
dan guru tidak siap
Dasar Kelas Iv Dalam Menyelesaikan Soal Hots (High Order Thinking untuk mengajar atau
Skills) Pada Mata Pelajaran IPA. JPGSD. Volume 10 Nomor 1 Tahun menilai HOTS.
2022, 60-74 5. Kurangnya pelatihan
Peserta didik mengerjakan soal dengan terburu-buru, peserta didik tidak guru terkait soal-soal
mengetahui bagaimana cara menyelesaikan soal dikarenakan peserta didik HOTS.
cenderung mengalami kesulitan saat memahami soal, peserta didik tidak
terbiasa dalam menyelesaikan latihan soal, rendahnya tingkat konsentrasi
peserta didik dalam proses pembelajaran, rendahnya minat dan
pengetahuan peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis HOTs.
Hasil Wawancara
28
4) Kurangnya kajian tentang soal-soal
29
Hasil Wawancara
30
Dokumentasi Wawancara
31
3. Wawancara dengan Teman Sejawat
32