Anda di halaman 1dari 18

Demokrasi Parlementer

(1950-1959)
Disusun oleh kelompok 3:
1. Imron (15)
2. Isa Malik Ibrahim (21)
3. Andini Resty (3)
4. Supah Armini (32)
5. Rafi Ahmad Reihan (27)
6. Cinta Bella (9)
A. Proses kembali ke negara kesatuan RI (NKRI)

17 Agustus 1950 Indonesia resmi kembali ke bentuk negara


kesatuan, sehingga Indonesia menganut sistem pemerintahan
parlementer. Masa Demokrasi Parlementer adalah masa ketika
pemerintah Indonesia menggunakan UUDS 1950 (Undang-
Undang Dasar Sementara) sebagai undang-undang negara.
Masa Demokrasi Parlementer disebut pula masa Demokrasi
Liberal karena sistem politik dan ekonomi yang berlaku
menggunakan prinsip-prinsip liberal.

Masa ini berlangsung mulai 17 Agustus1950 sampai 6 Juli 1959


B. PERKEMBANGAN POLITIK

Sistem pemerintahan negara menurut UUD Sementar 1950


adalah sistem parlementer. Artinya Kabinet disusun menurut
perimbangan kekuatan kepartaian dalam parlemen.
Berikut Kabinet pada masa Demokrasi Parlementer
Sistem Kepartaian

Sistem kepartaian yang 4


dianut pada masa ini
adalah sistem multi
partai.

Bagaimana dampak dari sistem multi partai ini..!!!


Pemilu 1955

Pada tahun 1955 diselenggarakan pemilihan umum (Pemilu)


pertama di Indonesia. Pemilu I ini direncanakan pada masa kabinet
Ali I dan berhasil dilaksanakan pada masa kabinet Burhanuddin
Harahap. Pemilu diadakan 2 tahap yaitu:

Tahap 1 Tahap 2
29 september - 1955 15 Desember -1955
Memilih anggota DPR Memilih dewan konstituante

Gangguan Keamanan

1. Pemberontakan Angkatan Ratu Adil (APRA)


Pemimpin : Kapten Westerling
Terjadi di Bandung, 23 Januari
1950

Tujuan gerakan: untuk


mempertahankan bentuk
negara federal di Indonesia
dan memiliki tentara tersendiri
pada negara RIS (APRIS)

Penumpasan :
operasi militer yang dilakukan
pasukan Siliwangi
Gangguan Keamanaan
2. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemimpin : Mr. Dr. Christian Robert
Steven Soumokil
Terjadi di Maluku, 25 April 1950

Tujuan gerakan: melepaskan


wilayah Maluku dari NKRI

Penumpasan :
ekspedisi militer yang dipimpin
oleh Kol. A.E Kawilarang
Gangguan Keamanaan
3. Pemberontakan Andi Azis

Pemimpin : Kap. Andi Azis


Terjadi di Makassar,
5 April 1950

Tuntutannya agar Kapten Andi


Azis dan pasukannya dijadikan
sebagai pasukan keamanan
untuk mengamankan situasi di
Makassar

Penumpasan :

Penangkapan terhadap Andi Azis

dan pengiriman pasukan militer

dibawah pimpinan A. E
Gangguan Keamanaan
4. Pemberontakan PRRI dan Permesta

Pemimpin : Letkol Ahmad Husein


Terjadi di Sumatera dan Sulawesi,
Puncak

Peristiwa : penyebab pemberontakan ini


adalah karena hubungan yang tidak
harmonis antara pusat dan daerah atas
masalah keuangan, sehingga
dibentuknya gerakan dewan
diberbagai daerah

Penumpasan : 9
Penangkapan dengan menjalankan
operasi militer sehingga 29 Mei 1961
Ahmad Husein dan tokoh PRRI lainnya
berhasil di tangkap
Pemberontakan PRRI/Permesta

Dibentuknya dewan-dewan di daerah seperti :

1. Dewan Banteng di Sumatera Barat (Ahmad Husein)


2. Dewan Gajah di Sumatera Utara ( Kol Simbolon)
3. Dewan Garuda di Sumatera Selatan (Letkol Barlian)
4. Dewan Manguni di Sulawesi Utara (Vetje Sumual)
Keberhasilan pada masa demokrasi parlementer

1. Terselenggaranya Konferensi Asia Afrika

Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan pada tanggal 18–24 April


1955 di Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara. Sidang berlangsung

selama satu minggu dan menghasilkan sepuluh prinsip yang dikenal


dengan Dasasila Bandung.
Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika
(KAA) membawa keuntungan bagi
Indonesia, pamor Indonesia sebagai
negara yang baru merdeka naik karena
kemampuannya menyelenggarakan

Ujian
konferensi tingkat internasional.
Keuntungan lainnya adalah dukungan
bagi pembebasan Irian Barat yang saat itu
Silahkan isi text ini dengan penjelasan
masih diduduki Belanda. Konferensi
mengenai Asia
topik yang ingin kamu
bahas.
Afrika (KAA) juga berpengaruh terhadap
dunia internasional. Setelah berakhirnya
KAA, beberapa negara di Asia dan Afrika
mulai memperjuangkan nasibnya untuk
mencapai kemerdekaan dankedudukan
sebagai negara berdaulat penuh
2. Perkembangan Ekonomi

Permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia pada


demokrasi parlementer mencakup :
❑ Permasalahan jangka pendek : tingginya jumlah mata
uang yang beredar dan meningkatnya biaya hidup.
❑Permasalahan jangka panjang : pertambahan jumlah
penduduk dan tingkat kesejahteraan yang rendah.
2. Perkembangan Ekonomi
Untuk memperbaiki kondisi ekonomi, pemerintah melakukan
berbagai upaya, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Gunting Syafruddin
Menteri Keuangan, Syafrudin Prawiranegara, mengambil kebijakan
memotong semua uang yang bernilai Rp2,50 ke atas hingga nilainya
tinggal setengahnya. Melalui kebijakan ini, jumlah uang yang beredar
dapat dikurangi

2. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng


Sistem Ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah untuk
mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional.

3. Nasionalisasi Perusahaan Asing


Nasionalisasi perusahaan asing dilakukan dengan pencabutan hak
milik Belanda atau asing yang kemudian diambil alih atau ditetapkan
statusnya sebagai milik pemerintah Republik Indonesia
4. Finansial Ekonomi (Finek)

Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap, Indonesia mengirim delegasi


ke Belanda untuk merundingkan masalah Finansial Ekonomi (Finek).
Perundingan ini dilakukan pada tangal 7 Januari 1956. Rancangan
persetujuan Finek yang diajukan Indonesia terhadap pemerintah
Belanda adalah sebagai berikut:

1) Pembatalan Persetujuan Finek hasil KMB


2) Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral
3) Hubungan finek didasarkan atas undang-undang Nasional, tidak boleh
diikat oleh perjanjian lain

5. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)


Pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintah menyusun Rencana
Pembangunan Lima Tahun yang rencananya akan dilaksanakan antara
tahun 1996-1961
Keberhasilan pada masa demokrasi parlementer

2. Deklarasi Djuanda

Sebelum Deklarasi Djuanda, wilayah negara RI mengacu pada Ordonansi


Hinda Belanda 1939 yang menyatakan laut teritorial Indonesia lebarnya
tiga mil dari garis pantai, akibatnya kapal asing bebas mengarungi lautan
Indonesia yang berjarak lebih dari tiga mil dari garis pantai.
Kondisi ini mendorong pemerintah kabinet Djuanda mendeklarasi
Djuanda, Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan.
Menurut sistem ini, lautan di sekitar Indonesia menjadi bagian
wilayah RI dan bukan kawasan bebas.
Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa demokrasi
parlementer

Kehidupan sosial Kehidupan Pendidikan


•Adanya gejolak politik dan permasalahan •Disusun suatu konsepsi pendidikan, setiap
ekonomi. Gejolak politik menyebabkan ada 3 sekolah umum, diadakan 1 sekolah
munculnya gangguan keamanan diberbagai tenikdan didirikannyabeberapa universitas
tempat,dan upacaya perbaikan ekonomi yang baru.
tidak berjalan lancar. Hal ini menibulkan
kemiskinan.

Kehidupan Kesenian
•Muncul berbai organisasi seni lukis, seperti
organisasielukis Indonesia (PI) dan Gabungan
elukis Indonesia (GPI). Selain itu, berdiri pula
Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di
Yogyakarta.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai