Anda di halaman 1dari 15

Tanggal praktikum : 16 Juni 2022 Asisten 1 : Prima Salim Widi O

Tanggal penyerahan : 29 Juni 2022 Asisten 2 : Siti Hikmah Fauziah

Percobaan 4

PENENTUAN KADAR VITAMIN C


Disusun oleh :
Kelas 1A
Kelompok 3:
Annisa 21542005
Wilda Fitrianida 21543001
Esti Rahmawati A.P 21546002
Munjim 21546022
Nopi Dayanti 21546023

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT 2021
A. Tujuan Percobaan

Mengetahui cara penentuan kadar vitamin C dalam sampel tablet vitacimin


rasa jeruk

B. Dasar Teori
Vitamin C atau asam askorbat memiliki peranan dalam tubuh sebagai
peningkatan aktivitas beberapa enzim lain secara in vitro, dan asam ini memiliki
beberapa efek nonenzim akibat aktivitasnya sebagai agen pereduksi dan pemadam
radikai oksigen. Pada asupan di atas sekitar lOOmg/hari, kapasitas tubuh untuk
memetabolisme vitamin C mengalami kejcnu an, dan asupan yang lebih tinggi akan
diekskresi dalam urine. Walapun demikian, tambahan aturan lain menyat an bahwa
vitamin C meningkatkan absorpsi besi, dan yang ini bergantung pada adanya vitamin
dalam tisus. Oleh karena itu, peningkatan asupan vitamin C mungkin memberikan
manfaat.

Vitamin C atau asam askorbat mempunyai massa molekul 176 gram/mol


dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190-
192oC. Bersifat larut dalam air, sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang
mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam kloroform, eter dan
benzena. Dengan logam membentuk garam. Sifat asam ditentukan oleh ionisasi gugus
enol pada atom C nomor 3.

Vitamin C lebih stabil pada pH rendah daripada pH tinggi. Vitamin C mudah


teroksidasi, terutama apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat oksidase,
sinar, dan temperatur tinggi. Larutan encer Vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih
stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi Vitamin C menghasilkan
asam dehidroaskorbat. Vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C
nomor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap hilang.
C. Alat dan Bahan

Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini.

No Gambar Nama Fungsi

1 x

Untuk tempat
mereaksikan dua
Tabung Reaksi
larutan/bahan kimia
atau lebih.

Untuk tempat
mereaksikan dua
Gelas Kimia
larutan/bahan kimia
atau lebih.

3 Sebagai saluran tunggal


yang biasa digunakan
di laboratorium biologi
dan kimia untuk
memindahkan cairan
dengan volume kecil,
Pipet Tetes
dan merupakan alat
ukur untuk
memindahkan cairan
dari wadah aslinya ke
wadah lain dalam jarak
tertentu.
4

Untuk mengukur
Gelas Ukur volume larutan atau zat
cair dengan tepat.

Untuk menghancurkan
Cawan Dan
vitamin c agar mudah
Mortar
terlarut dalam air

6
Untuk mempermudah
Gelas corong memasukan larutan ke
dalam alat titrasi.

Digunakan untuk uji


Erlenmeyer reaksi pada cara kerja
pertama

Iodin Iodin digunakan untuk


menguji kadar
(0,01N) kandungan vit c


9
Digunakan untuk
menentukan suatu
Amilum 1%
bentuk kompleks pada
uji vitamin c

10

Digunakan untuk
Aquades
melarutkan vitamin c

11
Natrium Tiosulfat
Na2S2O3 digunakan untuk
mengganti larutan KL

12

Digunakan untuk
Kertas Saring menyaring larutan
vitamin c

13

Digunakan pada
Vitamin c percobaan uji kadar
vitamin c


D. Cara Kerja

1. Pembakuan Larutan I2 terhadap Larutan Baku Na-tiosulfat



a. Pipet 25 mL larutan I2 ke dalam gelas erlenmeyer 250 mL, dan encerkan dengan akuades sampai volume ± 100

mL

beberapa tetes asam sulfat pekat, amati apakah terbentuk cincin violet.


Diambil 2 mL larutan putih telur, tambahkan 2 mL asam asetat glasial dan
b. Dilakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 dan hentikan bila larutan berwarna kuning-pucat

beberapa tetes asam sulfat pekat, amati apakah terbentuk cincin violet.


c. Ditambahkan 2 mL indikator amilum, lakukan penggojokan agar homogen

kuning-pucat


d. Dilakukan titrasi hingga warna biru larutan tepat hilang.
timbul gas atau tidak.

`

Diambil 2 mL larutan putih telur, tambahkan 2 mL NaOH pekat, amati apakah




2. Penentuan Kadar Vitamin C
timbul gas atau tidak.

pemanasan. Amati perubahan


yang terjadi.
a. Ditimbang sebanyak 0,2 gram bahan yang mengandung vitamin C.


Dihancurkan dengan mortar. Penghancuran dilanjutkan dengan magnetic stirer.


dengan mortar. Penghancuran dilanjutkan dengan magnetic stire


dengan mortar. Penghancuran dilanjutkan dengan magnetic stirer.

b. Ditambahkan 250 mL akuades


c. Disaring dengan kertas saring, ambil filtratnya.




d. Diambil 5 mL filtrat dengan pipet, masukkan dalam erlenmeyer,
tersebut terbentuk endapan, ambil sedikit dan periksa

tambahkan larutan amilum 1 %, kalau perlu tambahkan 20 mL akuades.
kelarutannya dalam air.


e. Dititrasi dengan larutan standar 0,01 N I2


f. Dilakukan dalam tiga kali pengulangan.


E. Data Pengamatan
F. Pembahasan
Kesimpulan

Pada percobaan ini, disimpulkan bahwa pembakuan larutan I2 terhadap


larutan baku NaOH sulfat menggunakan 25 ml sampel iodin dan 50 ml natrium akan
berwarna jingga, ditambah natrium kemudian dititrasi menjadi kuning pucat, dititrasi
dengan tambahan 2 ml amilum menjadi kuning keruh, dititrasi dengan tambahan 44.5
natrium warnanya tetap keruh. Dan warna serta baunya akan hilang karena
dinetralkan oleh reaksi vitamin C dan ion iodin.

Sedangkan pada Penentuan Kadar Vitamin C dilakukan dua percobaan. Yang


pertama, 0.2 g tumbukan sampel vitamin C ditambahkan 250 ml aquades dan
difiltrasi menghasilkan warna kuning pucat, berwarna putih saat ditambahkan 5 ml
amilum, menjadi bening setelah ditambahkan 20 ml aquades, menjadi biru tua setelah
dititrasi dengan tambahan 8 ml iodin. Dan di percobaan keduanya, 0,2 g tumbukan
sampel vitamin C ditambahkan 250 ml aquades dan difiltrasi menghasilkan warna
kuning pucat, berwarna putih saat ditambahkan 5 ml amilum, menjadi bening setelah
tambahan 20 ml aquades, menjadi biru tua setelah dititrasi dengan tambahan 7 ml
iodin. Warna biru menunjukkan selesainya titrasi karena seluruh vitamin C diadisi
iodin sehingga volume iodin yang diperlukan titrasi setara dengan jumlah vitamin C.
Kadar vitamin C yang didapat sebesar 1.98135%.
DAFTAR PUSTAKA

Murray, dkk. (2009). “Biokimia Harper”. Edisi 27. Jakarta, EGC.

Imroni W, 2018. “Analisis Vitamin C” (online)


https://www.academia.edu/38453200/ (diakses pada tangal 27 Juni 2022 pukul 21.00
WIB)
LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2

Data Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai