”LENSA”
Oleh Kelompok 04 :
Dosen Pengampu :
Atika Ulya Akmal, S.Pd,
Tiok Wijanarko, M.Pd.
2
KATA PENGANTAR
Kelompok 04
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... 1
PETA KONSEP .......................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ................................................................................. 3
DAFTAR ISI ............................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 5
A. Latar Belakang ......................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 7
A. Lensa ....................................................................................................... 7
5. Pembiasan Cahaya............................................................................. 12
6. Contoh Soal....................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 19
A. Kesimpulan .............................................................................................. 19
B. Saran ........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 20
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lensa atau sering disebut kanta adalah sebuah alat untuk mengumpulkan
atau menyebarkan cahaya, biasanya dibentuk dari sepotong gelas yang dibentuk.
Alat sejenis digunakan dengan jenis lain dari radiasi elektromagnetik juga disebut
lensa, misalnya, sebuah lensa gelombang mikro dapat dibuat dari "paraffin wax".
Lensa paling awal tercatat di Yunani Kuno, dengan
sandiwara Aristophanes The Clouds (424 SM) menyebutkan sebuah gelas-
pembakar(sebuah lensa cembung digunakan untuk memfokuskan cahaya matahari
untuk menciptakan api).
Tulisan Pliny the Elder (23-79) juga menunjukan bahwa gelas-pembakar
juga dikenal Kekaisaran Roma, dan disebut juga apa yang kemungkinan adalah
sebuah penggunaan pertama dari lensa pembetul: Nero juga diketahui
menonton gladiator melalui sebuah emerald berbentuk cekung (kemungkinan
untuk memperbaiki myopia).
Seneca the Younger (3 SM - 65) menjelaskan efek pembesaran dari sebuah
gelas bulat yang diisi oleh air. Matematikawan muslim
berkebangsaan Arab Alhazen (Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham), (965-1038)
menulis teori optikal pertama dan utama yang menjelaskan
bahwalensa di mata manusia membentuk sebuah gambar di retina. Penyebaran
penggunaan lensa tidak terjadi sampai penemuan kaca mata, mungkin
di Italia pada 1280-an.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan larat belakangan yang telah disampaikan sebelumnya, maka
dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
5
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang disampaikan diatas, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah:
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lensa
1. Pengertian Lensa
2. Jenis-Jenis Lensa
7
2) Lensa Cekung (Negatif)
8
Keterangan:
M1 dan
= Titik pusat bidang lengkung lensa
M2
M1M2 = Sumbu utama lensa
R1 dan R2 = Jari-jari kelengkungan permukaan lensa
O = Pusat optik lensa
F1 dan F2 = Titik api (titik fokus) pertama dan kedua lensa
9
3. Rumus Lensa
Keterangan:
So = jarak benda (m)
Si = jarak bayangan (m)
f = jarak fokus (m)
M = Perbesaran linier bayangan
P = Kuat lensa (dioptri)
2) Untuk benda dan juga bayangan nyata, nilai So, Si, ho dan hi bernilai
positif.
3) Untuk benda dan juga bayangan maya, nilai So, Si, ho dan hi bernilai
negatif.
10
4) Perbesaran bayangan maya dan tegak, nilai M positif
11
Sinar akan datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan
seakan-akan berasal dari titik fokus aktif F1.
Sinar akan datang seakan-akan menuju titik fokus pasif F2
dibiaskan sejajar sumbu utama.
Sinar akan datang melalui titik pusat optik O diteruskan
tanpa pembiasan.
5. Pembiasan Cahaya
Definisi Pembiasan merupakan sebuah peristiwa pembelokan arah
rambat cahaya yang terjadi ketika cahaya melewati bidang batas antara dua
medium yang berbeda. Pembiasan ini terjadi ketika sinar datang membentuk
sudut tertentu cahaya datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas (sudut
datang lebih kecil dari 90O) terhadap bidang batas.
Arti Cahaya merupakan sebuah gelombang elektromagnetik yang
mampu merambat lurus ke segala arah dengan kecepatan 3 x 108 m/s dan
mempunyai panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika,
foton merupakan paket cahaya partikel .
Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya
melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias
mutlak suatu bahan ialah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan
kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan
indeks bias dua medium berbeda.
12
6. Contoh Soal
1) Sebuah benda dengan tinggi 3 cm berada pada jarak 10 cm dari lensa
cembung yang mempunyai jarak fokus 6 cm.
b. Sifat bayangan
Berdasarkan gambar pembentukan bayangan di atas, maka sifat
13
bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, dan diperbesar.
c. Tinggi bayangan (h’)
Untuk menentukan tinggi bayangan, kita terlebih dahulu mencari
jarak bayangan (s’) dengan menggunakan rumus berikut.
1/f = 1/s + 1/s’
1/6 = 1/10 + 1/s’
1/s’ = 1/6 – 1/10
1/s’ = 5/30 – 3/30
1/s’ = 2/30
s' = 30/2
s’ = 15 cm
Kemudian, dengan menggunakan rumus perbesaran bayangan,
maka tinggi bayangan adalah sebagai berikut.
h'/h = s’/s
h’ = (s’/s) × h
h’ = (15/10) × 3
h’ = 45/10
h’ = 4,5 cm
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 4,5 cm.
2) Sebuah benda setinggi 1 cm berada di depan lensa cekung dengan
fokus 2 cm. Jika jarak benda 6 cm maka tentukanlah:
a. Jarak bayangan
b. Perbesaran bayangan
c. Tinggi bayangan
d. Sifat bayangan
Penyelesaian:
Diketahui:
s = 6 cm
h = 1 cm
f = −2 cm
Ditanyakan: s’, M, h’ dan sifat bayangan.
Jawab:
a. Jarak bayangan
Jarak bayangan (s’) ditentukan dengan menggunakan rumus
14
berikut.
1/f = 1/s + 1/s’
1/−2 = 1/4 + 1/s’
1/s’ = (1/−2) − 1/6
1/s’ = (−3/6) − 1/6
1/s’ = −4/6
s' = 6/−4
s’ = −1,5 cm
Jadi, jarak bayangannya adalah 1,5 cm di depan lensa.
b. Perbesaran bayangan
M = |s’/s|
M = |−1,5 /4|
M = 1 /2,67
M = 1/3 (pembulatan ke atas)
Jadi, bayangan mengalami perbesaran 1/3 kali ukuran benda
(dipekecil).
c. Tinggi bayangan
M = |h’/h|
1/3 = h’/1
h' = 1/3 cm = 0,3 cm.
Jadi, tinggi bayangannya adalah 0,3 cm.
d. Sifat bayangan
□ Karena s’ bernilai negatif (−) maka bayangan bersifat maya dan
tegak.
□ Karena M = 1/3 (lebih kecil dari 1) maka bayangan lebih kecil.
Dengan demikian sifat bayangan yang terbentuk adalah maya,
tegak, dandiperkecil.
3) Sebuah benda setinggi 1 cm diletakkan di depan lensa cembung
padajarak 3 cm. Jika fokus lensa adalah 2 cm, tentukanlah sifat
bayangan yan terbentuk.
Peyelesaian:
Diketahui:
h = 1 cm
f = 2 cm
15
s = 3 cm
Ditanyakan: sifat bayangan
Jawab:
Cara Pertama: Metode Menghapal
Dari data di soal, benda berada 3 cm di depan lensa. Sementara itu,
jarak fokus lensa (f) adalah 2 cm sehingga jari-jari kelengkungan
lensa adalah:
R = 2f
R = 2 × 2 cm = 4 cm
Karena jarak benda lebih kecil daripada jari-jari kelengkungan
lensa dan lebih besar daripada jarak fokus lensa atau secara
matematis dituliskan sebagai berikut.
R>s>f
Maka benda berada di antara titik fokus dan jari-jari lensa atau di
ruang II. Dengan melihat tabel sifat bayangan, maka kita peroleh
sifat bayangan benda adalah nyata, terbalik dan diperbesar.
16
Dengan demikian, sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata,
terbalik dan diperbesar.
4) Sebuah benda setinggi 1 cm berada di depan lensa cekung dengan
fokus 2 cm. Jika jarak benda 4 cm maka tentukanlah jarak
bayangan, perbesaran bayangan, tinggi bayangan dan sifat
bayangan.
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 1 cm
s = 4 cm
f = −2 cm
Ditanyakan: s’, M, h’, dan sifat bayangan.
Jawab:
■ Jarak bayangan dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
1
/f = 1/s + 1/s’
1
/−2 = 1/4 + 1/s’
1
/s’ = 1/−2 − 1/4
1
/s’ = −2/4 − 1/4
1
/s’ = −3/4
s' = 4/−3
s' = −1,3 cm
Jadi, jarak bayangan adalah 1,3 cm di depan lensa.
■ Perbesaran bayangan dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus berikut:
M = |s’/s|
M = |−1,3/4|
M = 0,3 = 1/3
Jadi, bayangan benda mengalami perbesaran 1/3x (bayangan benda
lebih kecil).
■ Tinggi bayangan dapat dicari dengan menggunakan rumus
perbesaran bayangan, yaitu sebagai berikut.
M = h’/h
1
/3 = h’/1
h' = 1/3 × 1
h' = 0,3 cm
17
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 0,3 cm.
■ Dari hasil perhitungan s’ dan M maka sifat bayangan ditentukan
dengan cara berikut:
1. Karena s’ bernilai negatif (−) maka bayangan bersifat maya dan
tegak
2. Karena M = 1/3 < 1, maka bayangan diperkecil.
Jadi, sifat bayangan yang terbentuk oleh lensa cekung adalah maya
tegak dan diperkecil. Sebenarnya, sifat bayangan yang dibentuk
oleh lensa cekung selalu sama jadi kita tidak perlu menggunakan
perhitungan ataupun melukis pembentukan bayangan dalam
menentukan sifat bayangan pada lensa cekung.
5) Sebuah benda terletak 10 cm di depan lensa cembung. Bila fokus
lensa 15 cm, berapa jarak bayangan ke lensa?
Penyelesaian:
Diketahui:
s = 10 cm
f = 15 cm
Ditanyakan: s’
Jawab:
1/f = 1/s + 1/s’
1/s’ = 1/f – 1/s
1/s’ = 1/15 – 1/10
1/s’ = 2/30 – 3/30
1/s’ = –1/30
s’ = 30/–1
s’ = –30
Jadi, jarak bayangan ke lensa adalah 30 cm. Tanda negatif (–)
menunjukkan bayangan maya.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lensa adalah salah satu system optic berupa medium yang dibatasi oleh dua
atau lebih permukaan bias yang memiliki sumbu utama bersama
Sifat dari lensa juga banyak dimanfaatkan sebagai alat optik. Ada dua jenis
alat optik, yang dipakai berhubungan langsung dengan mata atau memerlukan
medium untuk dapat dilihat mata. Akan tetapi semuanya memiliki fungsi yang sama
yaitu membantu manusia untuk melihat segala sesuatu lebih jelas. Untuk yang
berhubungan lengsung dengan mata harus menghasilkan bayangan maya,
B. Saran
Melalui penulisan makalah ini penulis berharap bahwa setelah pembaca
membaca makalah ini, maka diharapkan teman-teman pembaca bisa memahami
tentang lensa serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, serta
mengaplikasikan pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis sadar bahwa penulisan ini masih memiliki banyak kekurangan
dikarenakan keterbatasan dari penulis sendiri. Maka saran serta kritik yang
membangun sangat penulis nantikan agar makalah ini bisa menjadi semakin baik
nantinya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick J.1989.Fisika edisi VIII.Jakarta:Erlangga.
Soedojo, Peter. 1999. Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi.
Soeharto.1992.Fisika Dasar II.Jakarta:Gramedia.
Thressia, M. (2019). OPTIKA (Merry Thressia) T. Sipil Unes Padang.
Tipler, Paul A.2001.Fisika.Jakarta:Erlangga.
Zemansky,dkk.2007.Fisika Universitas Edisi ke-10 jilid 2.Jakarta:Erlangga.
20