Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KONSEP DASAR FISIKA SD

”LENSA”

Oleh Kelompok 04 :

1. Chandatya Azzahra (22129253)

2. Dhea Nathania Zarra (22129133)

3. Nur Fadira Natasya (22129193)

Dosen Pengampu :
Atika Ulya Akmal, S.Pd,
Tiok Wijanarko, M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
PETA KONSEP

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah


melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. Yang telah membawa risalah islam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keIslaman, sehingga
dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak. Makalah
ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Fisika SD dengan
judul makalah ”Lensa”.
Dalam penulisan makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan baik isi maupun teknik penulisan yang disebabkan oleh
keterbatasan penulis sendiri. Kami ingin menyampaikan banyak terimakasih
semuapihak yang telah memberikan bantuannya kepada terutama yang terhormat
Ibu Atika Ulya Akmal, S.Pd, M.Pd dan Bapak Tiok Wijanarko, M.Pd selaku
Dosen Pengampu Konsep Dasar Fisika SD. Tidak ada yang dapat diberikan kepada
mereka selain iringan do'a yang tulus dan ikhlas semoga amal baik mereka
diterima dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Tidak lupa kritik
dan saran yang konstruktif sangat diharapkan dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Padang, 22 November 2022

Kelompok 04

3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... 1
PETA KONSEP .......................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ................................................................................. 3
DAFTAR ISI ............................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 5
A. Latar Belakang ......................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 7
A. Lensa ....................................................................................................... 7

1. Pengertian Lensa ............................................................................... 7

2. Jenis-Jenis Lensa ............................................................................... 7

3. Menerapkan Sinar-Sinar Istimewa Lensa ........................................... 10

4. Rumus Lensa ..................................................................................... 11

5. Pembiasan Cahaya............................................................................. 12

6. Contoh Soal....................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 19
A. Kesimpulan .............................................................................................. 19
B. Saran ........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 20

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lensa atau sering disebut kanta adalah sebuah alat untuk mengumpulkan
atau menyebarkan cahaya, biasanya dibentuk dari sepotong gelas yang dibentuk.
Alat sejenis digunakan dengan jenis lain dari radiasi elektromagnetik juga disebut
lensa, misalnya, sebuah lensa gelombang mikro dapat dibuat dari "paraffin wax".
Lensa paling awal tercatat di Yunani Kuno, dengan
sandiwara Aristophanes The Clouds (424 SM) menyebutkan sebuah gelas-
pembakar(sebuah lensa cembung digunakan untuk memfokuskan cahaya matahari
untuk menciptakan api).
Tulisan Pliny the Elder (23-79) juga menunjukan bahwa gelas-pembakar
juga dikenal Kekaisaran Roma, dan disebut juga apa yang kemungkinan adalah
sebuah penggunaan pertama dari lensa pembetul: Nero juga diketahui
menonton gladiator melalui sebuah emerald berbentuk cekung (kemungkinan
untuk memperbaiki myopia).
Seneca the Younger (3 SM - 65) menjelaskan efek pembesaran dari sebuah
gelas bulat yang diisi oleh air. Matematikawan muslim
berkebangsaan Arab Alhazen (Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham), (965-1038)
menulis teori optikal pertama dan utama yang menjelaskan
bahwalensa di mata manusia membentuk sebuah gambar di retina. Penyebaran
penggunaan lensa tidak terjadi sampai penemuan kaca mata, mungkin
di Italia pada 1280-an.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan larat belakangan yang telah disampaikan sebelumnya, maka
dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian lensa?

2. Apa saja jenis-jenis lensa?

3. Bagaimana penerapan sinar-sinar istimewa pada lensa dalam kehidupan


sehari-hari?

5
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang disampaikan diatas, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah:

1. Memahami pengertian lensa.

2. Mengetahui apa saja jenis-jenis lensa.

3. Mengetahui serta memahami penerapan sinar-sinar istimewa pada lensa


dalam kehidupan sehari-hari.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lensa

1. Pengertian Lensa

Lensa adalah benda transparan yang mampu membelokkan atau


membiaskan berkas-berkas cahaya yang melewatinya, sehingga jika suatu benda
berada di depan lensa, maka bayangan dari benda tersebut akan terbentuk. Lensa
umumnya tersebut dari kaca atau plastik.

Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh 2 buah bidang


lengkung. Dan dua bidang lengkung ini yang membatasi lensa berbentuk
silindris maupun bola. Adapun lensa silindris bersifat memusatkan cahaya
dari sumber titik yang jauh pada suatu garis, sedangkan lensa yang
berbentuk bola yang melengkung ke segala arah memusatkan cahaya dari
sumber yang jauh pada suatu titik.

2. Jenis-Jenis Lensa

1) Lensa Cembung (Positif)

Lensa cembung merupakan lensa yang bentuk bagian tengahnya


lebih tebal daripada bagian tepinya. Lensa cembung bersifat
mengumpulkan cahaya (konvergen). Ada 3 jenis lensa cembung,
yaitu:

 Lensa cembung ganda (bikonveks), yaitu lensa degan kedua


permukaannya berbetuk cembung.

 Lensa cembung datar atau (plankonveks), yakni lensa degan


permukaannya satu berbentuk cembung dan yang satunya
berbentuk datar.

 Lensa cembung cekung (konkaf konveks), yaitu lensa


dengan bentuk permukaan satu cembung dan yang satunya
berbentuk cekung.

7
2) Lensa Cekung (Negatif)

Lensa cekung adalah lensa yang berbentuk tipis pada bagian


tengahnya dan pada bagian tepi lensa. Lensa cekung bersifat
menyebarkan cahaya (divergen). Ada 3 jenis lensa cekung, yaitu:

 Lensa cekung ganda (bikonkaf), yaitu lensa degan kedua


permukaannya berbetuk cekung.

 Lensa cekung datar (plankonkaf), yaitu lensa dengan betuk


permukaan yang satu cekung dan yang satunya datar.

 Lensa cekung cembung (konveks konkaf), yaitu lensa dengan


bentuk permukaan yang satu cekung yang satunya cembung.

Bagian-bagian Penting pada Lensa


Untuk memahami bagian-bagian utama pada lensa, baik lensa cembung
maupun lensa cekung, perhatikan skema dan keterangan seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut ini.

8
Keterangan:
M1 dan
= Titik pusat bidang lengkung lensa
M2
M1M2 = Sumbu utama lensa
R1 dan R2 = Jari-jari kelengkungan permukaan lensa
O = Pusat optik lensa
F1 dan F2 = Titik api (titik fokus) pertama dan kedua lensa

Titik fokus pertama (F1) lensa adalah:


Suatu titik pada sumbu utama di mana setiap sinar yang datang dari titik
tersebut atau seolah-olah menuju ke titik itu setelah dibiaskan akan sejajar
sumbu utama. Lebih singkatnya, titik fokus pertama F1 suatu lensa adalah
titik tempat bertemunya sinar-sinar datang. Agar lebih jelasnya perhatikan
gambar di berikut.

Titik fokus kedua (F2) lensa adalah:


Suatu titik pada sumbu utama di mana setiap sinar yang datangnya sejajar
sumbu utama setelah dibiaskan akan menuju ke titik tersebut atau seolah
datang dari titik itu. Jadi secara sederhana yang dimaksud dengan titik fokus
kedua F2 sebuah lensa adalah titik tempat bertemunya sinar-sinar bias.
Supaya lebih paham, perhatikan gambar di bawah ini.

9
3. Rumus Lensa

Berikut ini adalah rumus lensa:


1/f = 1/So + 1/Si
M = Si / So
P=1/f

Keterangan:
So = jarak benda (m)
Si = jarak bayangan (m)
f = jarak fokus (m)
M = Perbesaran linier bayangan
P = Kuat lensa (dioptri)

Rumus-rumus di atas dipergunakan dengan perjanjian sebagai berikut:

1) Jarak fokus lensa bernilai diantaranya.

a. Nilai positif untuk lensa cembung, karena lensa cembung


bersifat mengumpulkan cahaya.

b. Negatif untuk lensa cekung. karena lensa cekung bersifat


menyebarkan cahaya.

2) Untuk benda dan juga bayangan nyata, nilai So, Si, ho dan hi bernilai
positif.

3) Untuk benda dan juga bayangan maya, nilai So, Si, ho dan hi bernilai
negatif.

10
4) Perbesaran bayangan maya dan tegak, nilai M positif

5) Perbesaran bayangan nyata dan terbalik, nilai M negatif.

4. Penerapan Sinar-Sinar Istimewa Pada Lensa Dalam Kehidupan


Sehari-Hari

a. Sinar Istimewa Pada Lensa Cembung

Proses dalam pembentukan cahaya pada lensa cekung dapat


terjadi karena pada setiap lensa cembung terdapat 2 titik fokus,
yaitu di sebelah kiri serta kanan lensa, namun jarak kedua titik fokus
lensa sama. Adapun 3 sinar istimewa pada lensa cembung, yaitu:

 Sinar akan datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan


melalui titik fokus aktif F1.

 Sinar akan datang melalui titik fokus pasif F2 dibiaskan


sejajar sumbu utama.

 Sinar akan datang melalui titik pusat optik O diteruskan


tanpa pembiasan.

b. Sinar Istimewa Pada Lensa Cekung

11
 Sinar akan datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan
seakan-akan berasal dari titik fokus aktif F1.
 Sinar akan datang seakan-akan menuju titik fokus pasif F2
dibiaskan sejajar sumbu utama.
 Sinar akan datang melalui titik pusat optik O diteruskan
tanpa pembiasan.

Adapun bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung hanya satu


macam, yaitu maya benda dimana letak benda sembarang
dimanapun tempatnya.

5. Pembiasan Cahaya
Definisi Pembiasan merupakan sebuah peristiwa pembelokan arah
rambat cahaya yang terjadi ketika cahaya melewati bidang batas antara dua
medium yang berbeda. Pembiasan ini terjadi ketika sinar datang membentuk
sudut tertentu cahaya datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas (sudut
datang lebih kecil dari 90O) terhadap bidang batas.
Arti Cahaya merupakan sebuah gelombang elektromagnetik yang
mampu merambat lurus ke segala arah dengan kecepatan 3 x 108 m/s dan
mempunyai panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika,
foton merupakan paket cahaya partikel .
Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya
melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias
mutlak suatu bahan ialah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan
kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan
indeks bias dua medium berbeda.

12
6. Contoh Soal
1) Sebuah benda dengan tinggi 3 cm berada pada jarak 10 cm dari lensa
cembung yang mempunyai jarak fokus 6 cm.

a. Gambarkan pembentukan bayangan yang terjadi.


b. Bagaimanakah sifat bayangannya?
c. Tentukan tinggi benda.
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 3 cm
s = 10 cm
f = 6 cm
Ditanyakan:
a. Lukisan bayangan
b. Sifat bayangan
c. h’
Jawab:
a. Lukisan pembentukan bayangan
Jarak fokus lensa adalah 6 cm sehingga jari-jari kelengkungan
lensa adalah 2 kali jarak fokus, yaitu:
R = 2 × f = 2 × 6 = 12 cm
Dengan demikian, jarak benda lebih besar dari jarak fokus dan
lebih kecil dari jari-jari lensa, dapat kita tuliskan sebagai berikut.
R>s>f
Jadi, benda terletak di ruang II (di antara F2 dan P2). Lukisan
pembentukan bayangan dari benda tersebut ditunjukkan pada
gambar berikut ini.

b. Sifat bayangan
Berdasarkan gambar pembentukan bayangan di atas, maka sifat

13
bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, dan diperbesar.
c. Tinggi bayangan (h’)
Untuk menentukan tinggi bayangan, kita terlebih dahulu mencari
jarak bayangan (s’) dengan menggunakan rumus berikut.
1/f = 1/s + 1/s’
1/6 = 1/10 + 1/s’
1/s’ = 1/6 – 1/10
1/s’ = 5/30 – 3/30
1/s’ = 2/30
s' = 30/2
s’ = 15 cm
Kemudian, dengan menggunakan rumus perbesaran bayangan,
maka tinggi bayangan adalah sebagai berikut.
h'/h = s’/s
h’ = (s’/s) × h
h’ = (15/10) × 3
h’ = 45/10
h’ = 4,5 cm
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 4,5 cm.
2) Sebuah benda setinggi 1 cm berada di depan lensa cekung dengan
fokus 2 cm. Jika jarak benda 6 cm maka tentukanlah:
a. Jarak bayangan
b. Perbesaran bayangan
c. Tinggi bayangan
d. Sifat bayangan
Penyelesaian:
Diketahui:
s = 6 cm
h = 1 cm
f = −2 cm
Ditanyakan: s’, M, h’ dan sifat bayangan.
Jawab:
a. Jarak bayangan
Jarak bayangan (s’) ditentukan dengan menggunakan rumus

14
berikut.
1/f = 1/s + 1/s’
1/−2 = 1/4 + 1/s’
1/s’ = (1/−2) − 1/6
1/s’ = (−3/6) − 1/6
1/s’ = −4/6
s' = 6/−4
s’ = −1,5 cm
Jadi, jarak bayangannya adalah 1,5 cm di depan lensa.
b. Perbesaran bayangan
M = |s’/s|
M = |−1,5 /4|
M = 1 /2,67
M = 1/3 (pembulatan ke atas)
Jadi, bayangan mengalami perbesaran 1/3 kali ukuran benda
(dipekecil).
c. Tinggi bayangan
M = |h’/h|
1/3 = h’/1
h' = 1/3 cm = 0,3 cm.
Jadi, tinggi bayangannya adalah 0,3 cm.
d. Sifat bayangan
□ Karena s’ bernilai negatif (−) maka bayangan bersifat maya dan
tegak.
□ Karena M = 1/3 (lebih kecil dari 1) maka bayangan lebih kecil.
Dengan demikian sifat bayangan yang terbentuk adalah maya,
tegak, dandiperkecil.
3) Sebuah benda setinggi 1 cm diletakkan di depan lensa cembung
padajarak 3 cm. Jika fokus lensa adalah 2 cm, tentukanlah sifat
bayangan yan terbentuk.
Peyelesaian:
Diketahui:
h = 1 cm
f = 2 cm

15
s = 3 cm
Ditanyakan: sifat bayangan
Jawab:
Cara Pertama: Metode Menghapal
Dari data di soal, benda berada 3 cm di depan lensa. Sementara itu,
jarak fokus lensa (f) adalah 2 cm sehingga jari-jari kelengkungan
lensa adalah:
R = 2f
R = 2 × 2 cm = 4 cm
Karena jarak benda lebih kecil daripada jari-jari kelengkungan
lensa dan lebih besar daripada jarak fokus lensa atau secara
matematis dituliskan sebagai berikut.
R>s>f
Maka benda berada di antara titik fokus dan jari-jari lensa atau di
ruang II. Dengan melihat tabel sifat bayangan, maka kita peroleh
sifat bayangan benda adalah nyata, terbalik dan diperbesar.

Cara Kedua: Metode Perhitungan (Rumus)


Untuk mengetahui sifat bayangan yang dihasilkan dengan
menggunakan metode perhitungan, maka kita tentukan dahulu
jarak bayangan (s’) dan perbesaran bayangan (M).
■ Jarak bayangan
1/f = 1/s + 1/s’
1/2 = 1/3 + 1/s’
1/2 – 1/3 = 1/s’
3/6 – 2/6 = 1/s’
1/6 = 1/s’
s' = 6 cm
■ Perbesaran Bayangan
M = |s’/s|
M = |6/3|
M=2
■ Sifat bayangan
1) karena s' bernilai positif (+) maka bayangan bersifat nyata dan
terbalik.
2) karena M > 1 maka bayangan diperbesar.

16
Dengan demikian, sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata,
terbalik dan diperbesar.
4) Sebuah benda setinggi 1 cm berada di depan lensa cekung dengan
fokus 2 cm. Jika jarak benda 4 cm maka tentukanlah jarak
bayangan, perbesaran bayangan, tinggi bayangan dan sifat
bayangan.
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 1 cm
s = 4 cm
f = −2 cm
Ditanyakan: s’, M, h’, dan sifat bayangan.
Jawab:
■ Jarak bayangan dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
1
/f = 1/s + 1/s’
1
/−2 = 1/4 + 1/s’
1
/s’ = 1/−2 − 1/4
1
/s’ = −2/4 − 1/4
1
/s’ = −3/4
s' = 4/−3
s' = −1,3 cm
Jadi, jarak bayangan adalah 1,3 cm di depan lensa.
■ Perbesaran bayangan dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus berikut:
M = |s’/s|
M = |−1,3/4|
M = 0,3 = 1/3
Jadi, bayangan benda mengalami perbesaran 1/3x (bayangan benda
lebih kecil).
■ Tinggi bayangan dapat dicari dengan menggunakan rumus
perbesaran bayangan, yaitu sebagai berikut.
M = h’/h
1
/3 = h’/1
h' = 1/3 × 1
h' = 0,3 cm

17
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 0,3 cm.
■ Dari hasil perhitungan s’ dan M maka sifat bayangan ditentukan
dengan cara berikut:
1. Karena s’ bernilai negatif (−) maka bayangan bersifat maya dan
tegak
2. Karena M = 1/3 < 1, maka bayangan diperkecil.
Jadi, sifat bayangan yang terbentuk oleh lensa cekung adalah maya
tegak dan diperkecil. Sebenarnya, sifat bayangan yang dibentuk
oleh lensa cekung selalu sama jadi kita tidak perlu menggunakan
perhitungan ataupun melukis pembentukan bayangan dalam
menentukan sifat bayangan pada lensa cekung.
5) Sebuah benda terletak 10 cm di depan lensa cembung. Bila fokus
lensa 15 cm, berapa jarak bayangan ke lensa?
Penyelesaian:
Diketahui:
s = 10 cm
f = 15 cm
Ditanyakan: s’
Jawab:
1/f = 1/s + 1/s’
1/s’ = 1/f – 1/s
1/s’ = 1/15 – 1/10
1/s’ = 2/30 – 3/30
1/s’ = –1/30
s’ = 30/–1
s’ = –30
Jadi, jarak bayangan ke lensa adalah 30 cm. Tanda negatif (–)
menunjukkan bayangan maya.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lensa adalah salah satu system optic berupa medium yang dibatasi oleh dua
atau lebih permukaan bias yang memiliki sumbu utama bersama
Sifat dari lensa juga banyak dimanfaatkan sebagai alat optik. Ada dua jenis
alat optik, yang dipakai berhubungan langsung dengan mata atau memerlukan
medium untuk dapat dilihat mata. Akan tetapi semuanya memiliki fungsi yang sama
yaitu membantu manusia untuk melihat segala sesuatu lebih jelas. Untuk yang
berhubungan lengsung dengan mata harus menghasilkan bayangan maya,

B. Saran
Melalui penulisan makalah ini penulis berharap bahwa setelah pembaca
membaca makalah ini, maka diharapkan teman-teman pembaca bisa memahami
tentang lensa serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, serta
mengaplikasikan pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis sadar bahwa penulisan ini masih memiliki banyak kekurangan
dikarenakan keterbatasan dari penulis sendiri. Maka saran serta kritik yang
membangun sangat penulis nantikan agar makalah ini bisa menjadi semakin baik
nantinya.

19
DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick J.1989.Fisika edisi VIII.Jakarta:Erlangga.
Soedojo, Peter. 1999. Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi.
Soeharto.1992.Fisika Dasar II.Jakarta:Gramedia.
Thressia, M. (2019). OPTIKA (Merry Thressia) T. Sipil Unes Padang.
Tipler, Paul A.2001.Fisika.Jakarta:Erlangga.
Zemansky,dkk.2007.Fisika Universitas Edisi ke-10 jilid 2.Jakarta:Erlangga.

20

Anda mungkin juga menyukai