Anda di halaman 1dari 14

KONFLIK HIZBULLAH DENGAN ISRAEL BERDASARKAN HUKUM

HUMANITER INTERNASIONAL
Sinta
Prodi Hubungan Internasional, Universitas Darul ‘Ulum Jombang
Email: shintamjk0@gmail.com

ABSTRAK

Konflik antara Hizbullah dan Israel muncul karena masalah keamanan antara
Lebanon dan Israel yang sudah ada atau memiliki sejarah panjang. Lebanon dan
Israel menjadi semakin kritis sejak Juli-Agustus 2006, yang menyebabkan konflik
antara Lebanon dan kelompok Hizbullah Israel. Perang antara Israel dan
Lebanon Selatan dimulai ketika pasukan Hizbullah melakukan serangan udara
(Operation True Promise) di wilayah kota Shlomi di perbatasan dengan Israel
utara dan menembakkan roket ke Israel Defense Forces IDF ( Israel Angkatan
Pertahanan). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif seperti metode penelitian yang menghasilkan
informasi deskriptif berupa kata-kata tertulis. Metode pengumpulan data
menggunakan teknik kepustakaan (Library Research). Buku, buku teks, majalah,
majalah, artikel internet dan sumber tertulis lainnya digunakan sebagai bahan.
Tindakan Israel dan Hizbullah adalah serangan yang ditargetkan pada penduduk
sipil melanggar prinsip. Perbedaan dalam hukum humaniter internasional. konflik
antara Israel dan Hizbullah merenggut banyak nyawa hampir secara eksklusif
warga sipil dan juga diciptakan kerusakan serius terhadap objek sipil seperti
jalan, rumah,Sekolah, pembangkit listrik, dan pemasok air yang penting untuk
kelangsungan hidup warga sipil.Prinsip dasar hukum humaniter internasional
adalah prinsip Prinsip proporsionalitas, hukum humaniter internasional ketentuan
bersamaan dari Pasal 3 Konvensi Jenewa 1949. Ketentuan yang berlaku untuk
konflik bersenjata non-internasional belum sepenuhnya dilaksanakan.Pihak-pihak
yang bertikai selama konflik tahun 2006.

Kata Kunci: Hukum Humaniter, Konflik, Pertahanan Diri

ABSTRACT

The conflict between Hezbollah and Israel arose because of pre-existing or


historical security issues between Lebanon and Israel. Lebanon and Israel have
become increasingly critical since July-August 2006, leading to conflict between
Lebanon and the Israeli Hezbollah group. The war between Israel and South
Lebanon began when Hezbollah forces carried out an airstrike (Operation True
Promise) in the area of the town of Shlomi on the border with northern Israel and
fired rockets at the Israel Defense Forces IDF (Israel Defense Forces). The
research method used in this study is a qualitative research method such as a
research method that produces descriptive information in the form of written
words. Methods of data collection using library techniques (Library Research).
Books, textbooks, periodicals, periodicals, internet articles and other written
sources are used as materials. The actions of Israel and Hezbollah are targeted
attacks on the civilian population in violation of principle. Differences in
international humanitarian law. the conflict between Israel and Hezbollah claimed
many lives almost exclusively of civilians and also created serious damage to
civilian objects such as roads, houses, schools, power plants, and water supplies
which are essential for the survival of civilians. The basic principles of
international humanitarian law are the principles proportionality, international
humanitarian law concurrent provisions of Article 3 of the 1949 Geneva
Convention. The provisions applicable to non-international armed conflicts have
not been fully implemented. Parties to the conflict during the 2006 conflict.

Keywords: Humanitarian Law, Conflict, self-defense

PENDAHULUAN

Konflik antara Hizbullah dan Israel muncul karena masalah keamanan


antara Lebanon dan Israel yang sudah ada atau memiliki sejarah panjang.
Lebanon dan Israel menjadi semakin kritis sejak Juli-Agustus 2006, yang
menyebabkan konflik antara Lebanon dan kelompok Hizbullah Israel.
Konflik antara gerilyawan Israel dan Hizbullah dimulai dengan
penangkapan dua tentara Israel, Ehud Goldwasser dan Eldad Regev, oleh
milisi Hizbullah. Israel, mencoba membebaskan dua tentaranya,
melakukan serangan, menyerang Lebanon, menghancurkan infrastruktur
dan fasilitas publik dan membunuh warga sipil. Pada saat yang sama,
Hizbullah juga berperang melawan yang membombardir wilayah utara
Israel dengan roket. 1

Konflik Lebanon adalah hasil dari perang saudara. PLO Palestina dengan
partai komunis dan sosialis Lebanon. Pada bulan Juni 1976, Suriah
mengirim 40.000 tentara ke Lebanon untuk mencegah pasukan Maronites
menghancurkan pasukan Ezzat Palestina. Suriah dan kaum Maronites
mendorong Palestina dari Beirut ke Lebanon selatan. Suriah Tetap di
Lebanon. Beberapa serangan lintas batas oleh kelompok Palestina di
Lebanon selatan terhadap warga sipil di wilayah Israel menyebabkan
invasi IDF ke Lebanon pada 1 Maret 1978 dengan nama operasi Litani
River. 2

Pada April 1981, Israel menembak jatuh dua helikopter Suriah yang
terbang di atas Lebanon di Lembah Bakaa di Lebanon selatan. Israel
menganggap tentara Suriah . untuk memperkuat kelompok bersenjata di
Lebanon. Sekitar tahun , di Lebanon selatan, di perbatasan Israel-
Lebanon, Israel terus menolak dan menarik pasukannya. Israel bahkan
meningkatkan . serangan bomnya terhadap daerah pedesaan di
sepanjang pantai Lebanon. Pada tanggal 6 Juni 1982, Israel kembali
menyerang Lebanon dalam salah satu operasinya, Operasi Perdamaian
untuk Galilea. Israel melakukan operasi ini dengan tujuan menghancurkan
pasukan PLO sambil mempertahankan Draf Galilea tahun 1963 untuk
memperluas wilayahnya 0 kilometer di utara perbatasan menuju Lebanon.
3

1 Perang Hizbullah-Israel, Edisi Koleksi Angkasa XXXVI, hlm 7 .


2
Nashih Nashrullah,2020,“Sekilas Gambaran Tentang Perang Saudara Lebanon”
https://www.republika.co.id/berita/qenh8a320/sekilas-gambaran-tentang-perang-
saudara-lebanon ,diakses 30 Desember 2022
3
Mayor ali yulianto. LEBANON – PRA DAN PASCA PERANG 34 HARI ISRAEL VS
HIZBULLAH,
https://books.google.co.id/books?id=q5NnDwAAQBAJ&pg=PA62&lpg=PA62&dq ,hlm 64
Pada Januari-Februari 1994, Israel kembali melancarkan serangan udara
terhadap pangkalan PFLP di selatan Beirut. Serangan itu tidak hanya
menyebabkan . korban jiwa bagi gerakan Palestina, tetapi beberapa
bangunan tempat tinggal dengan . warga sipil juga menjadi korban.
Faktanya, empat tentara Israel tewas dalam serangan Hizbullah di
Lebanon selatan pada bulan Februari. Dalam setiap perang, Israel selalu
menghitung kerugian tentaranya. Israel menanggapi serangan Hizbullah
dengan serangan udara Israel terhadap beberapa sasaran Hizbullah di
Lebanon selatan. Pesawat Israel melakukan patroli udara di belakang
gerilyawan Hizbullah di beberapa desa dan pegunungan Lebanon selatan
.4

Pada Maret 1994, tujuh anggota Tentara Lebanon Selatan (SLA) tewas
sebagai pembalasan Israel atas korban beberapa tentara Israel. SLA,
salah satu pasukan militer di Lebanon selatan, mungkin bekerja sama
dengan Hizbullah untuk melakukan berbagai serangan terhadap tentara
Israel. Selain itu, pasukan Israel membunuh dua warga sipil Lebanon saat
sedang membangun menara air di Yater. Pada April 1996, Israel
melancarkan Operasi Anggur di Lebanon.Operasi ini dimulai dengan
serangkaian bom yang jatuh di selatan Bairut , Bekaa, dan Nabatiyeh.Bom
udara Israel menghantam 17 desa dan kota. Israel juga memblokade
perairan teritorial Lebanon dengan angkatan lautnya. Serangan Israel juga
menghantam sebuah ambulans yang membawa anak dan dua wanita
Lebanon. Serangan Israel juga mengancam keberadaan . pasukan PBB.
Dua peluru artileri menghantam posisi pasukan PBB di Qana, Lebanon
selatan. Pengeboman udara Israel di Qana membunuh 105 orang,
termasuk wanita dan anak-anak. Pengeboman dilakukan saat warga
Lebanon berada di rumah mereka. Serangan itu menimbulkan reaksi dan
kecaman di dunia internasional dan komunitas internasional. Di Lebanon,

4
BBCnewsindonesia,18 mei 2020,Palestina-Israel: Ketakutan dan perkabungan akibat kecamuk
pertikaian deretan foto. https://www-bbc-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.bbc.com/indonesia/dunia-57160151 ,diases 30 Desember 2022
total 200 warga sipil Lebanon dan 15 . pejuang Hizbullah tewas selama
5
periode ini. Mereka sebagian besar adalah korban pemboman udara.

Pada tanggal 24 Mei 1999, Israel melancarkan serangan lain terhadap


infrastruktur sipil Lebanon di dekat Tripoli. Serangan Israel dimaksudkan
untuk menekan pemerintah Lebanon untuk mengontrol kehadiran
Hizbullah. Keberadaan Hizbullah mengancam keberadaan Israel di
wilayah. Serangan mendadak itu tidak mengubah sikap pemerintah
Lebanon terhadap keberadaan Hizbullah. Pemerintah Lebanon percaya
bahwa mengakhiri keberadaan Hizbullah hanya akan menimbulkan konflik
antar kelompok di Lebanon. Hingga tahun 2006, Israel kembali berkonflik
dengan Lebanon. Konflik yang dimulai dengan operasi militer dan
bentrokan berkelanjutan di Israel utara dan Lebanon. 6

Tindakan ini melanggar HAM dan mengabaikan Hukum Humaniter seperti


terdapat dalam pasal 3 ayat 1 Konvensi Jenewa Tahun 1949. Ayat
tersebut berbunyi “Orang-orang yang tidak turut aktif dalam sengketa
termasuk anggota angkatan perang yang telah meletakkan senjata-
senjata mereka serta mereka yang tidak lagi turut serta (hors de combat)
karena sakit, luka-luka, penahanan, atau sebab lain apapun , dalam
keadaan bagimanapun harus diperlakukan dengan kemanusiaan, tanpa
perbedaan merugikan apapun juga yang didasarkan atas suku, warna
kulit, agama atau kepercayaan, kelamin, keturunan atau kekayaan, atau
setiap kriteria lainnya serupa itu“.Tindakan Israel juga tidak sesuai dengan
doktrin Just War yang bermakna bahwa ada justifikasi atau alasan
pembenaran untuk melakukan serangan, bahwa perang dilakukan
berdasarkan alasan logis dan dapat dibenarkan, bahwa perang
berlangsung secara adil dan seimbang, bahwa perang dilakukan terbatas

5
Nashih Nashrullah,2020,Operasi-Operasi Kotor Mossad Israel Bunuh Tokoh-Tokoh
Islam,https://m-republika-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/m.republika.co.id/amp/ ,diakses 30
Desember 2022

6
Nashih Nashrullah,2020,“Alasan Mengapa Israel Beringas Terhadap Hizbullah
di Lebanon” https://www.republika.co.id/berita/qd5a36320/alasan-mengapa-
israel-beringas-terhadap-hizbullah-di-lebanon ,diakses 30 Desember 2022
untuk mencapai tujuan tertantu dan bukan untuk menghancurkan atau
memusnahkan pihak lawan (suatu negara, suatu bangsa, etnis dan suku
bangsa, kelompok/oposisi, dll ). 7

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


penelitian kualitatif seperti metode penelitian yang menghasilkan informasi
deskriptif berupa kata-kata tertulis. Metode pengumpulan data
menggunakan teknik kepustakaan (Library Research). Buku, buku teks,
majalah, majalah, artikel internet dan sumber tertulis lainnya digunakan
sebagai bahan. Penelitian ini disajikan dengan teknik analisis deskriptif
kualitatif, menggunakan analisis data induktif. Analisis induktif digunakan
karena beberapa alasan yaitu, proses induktif menemukan lebih banyak
fakta dalam data, analisis induktif dapat menemukan interaksi yang
mempertajam hubungan antara variable dan analisis semacam itu dapat
memperlakukan nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitis. 8
Dengan cara ini, hubungan antara data dan variabel yang ada dapat
ditarik, ditafsirkan, dan disimpulkan.

PEMBAHASAN

Perang antara Israel dan Lebanon Selatan dimulai ketika pasukan


Hizbullah melakukan serangan udara (Operation True Promise) di wilayah
kota Shlomi di perbatasan dengan Israel utara dan menembakkan roket
ke Israel Defense Forces IDF ( Israel Angkatan Pertahanan). IDF yang
berpatroli di perbatasan menjadi korban, mengakibatkan kematian
delapan tentara IDF dan penangkapan dua tentara lainnya (Ehud
Goldwasser dan Elgad Regev). Tentara Hizbullah juga berturut-turut
menembakkan roket dan mortir ke wilayah lain di Israel utara pada saat
yang sama. Israel menyerah ke Libanon dengan dalih bahwa Hizbullah

7
“Serangan Israel ke Lebanon: Pelanggaran Hukum Humaniter Dan Hak Asasi
Manusia”
http://conformeast.multiply.com/journal (pelanggaran hukum humaniter) diakses
30 Desember 2022
8
0 Lexy J.Moleong , Metodologi Penelitian Kualitatif , Remaja Rosdakarya Bandung 1995, hal.3
menangkap dua tentara Israel dalam serangan lintas perbatasan. Menurut
otoritas Israel, dua tentara diduga dibawa ke Iran. Hizbullah berencana
untuk mengatur . pertukaran tahanan untuk membebaskan warga
Lebanon dan Palestina yang ditangkap oleh Israel. Serangan besar Israel
ini melebihi ekspektasi Hizbullah karena sebelumnya telah memperkirakan
bahwa Israel hanya akan merespon dengan memerintahkan Operasi
sebagai pembalasan atas penculikan anggota Hizbullah, seperti yang
dilakukan sebelumnya. Tampaknya Israel telah lama mempersiapkan
dukungan ini untuk serangan Amerika untuk mengantisipasi serangan
berikutnya.

A. Kedudukan Hizbullah dan Israel dlam Hukum Internasional

Hizbullah didirikan pada 16 Februari 1982 sebagai organisasi perlawanan


dengan anggota melawan pendudukan Israel di Lebanon selatan. 62
Setelah berakhirnya perang saudara Lebanon , Hizbullah menjadi partai
politik dengan kursi di parlemen Lebanon , tetapi Hizbullah tetap menjadi
organisasi perlawanan melawan pendudukan Israel di Lebanon selatan
karena pegunungan Golan dan peternakan masih Sheebas . di bawah
kendali Israel. 9

Pasal 13 Konvensi Jenewa 1949 dinyatakan organisasi perlawanan atau


organized resistance movements harus memenuhi syarat-syarat yaitu : 1)
dipimpin oleh orang yang bertanggung jawab atas bawahannya, 2)
memakai tanda pembeda yang dapat dilihat dari jauh, 3) membawa
senjata secara terang-terangan, 4) beroperasi sesuai dengan hukum dan
kebiasaan perang. Hizbullah sudah memiliki beberapa syarat tersebut,
yaitu: Hizbullah dipimpin oleh Hassan Nasrallah sebagai penanggung
jawab operasi militer. Milisi Hizbullah membawa . senjata berupa roket,
senapan, RPG, dan serangan terbuka. Hizbullah tidak memenuhi
persyaratan lain, seperti memakai lambang yang terlihat dan beroperasi
sesuai dengan hukum dan kebiasaan perang, karena sebagian besar

9
“Perang Lebanon 2006”, dalam http://wapedia.mobi/id/Perang Lebanon 2006?t=2, diakses
tanggal 09 Agustus 2012.
milisi Hizbullah tidak mengenakan seragam yang dapat dibedakan dari
jarak jauh, sehingga sebagian besar pasukan Hizbullah berbaur dengan
warga sipil dan menyerang struktur Israel dan warga sipil yang melanggar
hukum perang. Di antara syarat-syarat tersebut, Hizbullah dapat
digolongkan sebagai organisasi yang berperang melawan pemerintah
yang sah (Israel) atau perang , meskipun masih ada syarat yang tidak
terpenuhi, namun beberapa negara sering menggunakan syarat yang
tidak terpenuhi tersebut sebagai alasan politik untuk tidak melakukan .
untuk mengakui organisasi tersebut sebagai subjek hukum internasional.
Amerika Serikat dan Israel menyebut Hizbullah sebagai kelompok teroris,
tetapi negara Arab melegitimasi Hizbullah sebagai gerakan perlawanan
resmi ( gerakan yang sah). 10

B. Pandangan hukum humaniter internasional terhadap konflik


hizbullah dan Israel

Istilah Hukum Humaniter atau lengkapnya disebut international


humanitarian law applicable in armed conflict berawal dari istilah hukum
perang (laws of war), yang kemudian berkembang menjadi hukum
sengketa bersenjata (laws of armed conflict), yang akhirnya pada saat ini
dikenal dengan istilah hukum humaniter. 11 Dalam hal ini, hukum humaniter
internasional merupakan instrumen politik sekaligus pedoman teknis yang
dapat digunakan oleh semua aktor internasional untuk menyelesaikan
masalah internasional yang berkaitan dengan korban dan korban perang.
Untuk mengurangi penderitaan para korban perang, tidak cukup dengan
mendistribusikan makanan dan obat-obatan, tetapi harus disertai dengan
upaya mengingatkan para pejuang bahwa operasi tempur mereka
dilakukan dalam batas-batas kemanusiaan. Hal ini dapat dicapai jika para
pihak menghormati dan mentaati hukum humaniter internasional, karena

10
“Perang Lebanon 2006”, dalam http://wapedia.mobi/id/Perang Lebanon 2006?t=2, diakses
tanggal 09 Agustus 2012.
11
Permanasari, Arlina dkk, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta, 1999.
hukum humaniter internasional memuat aturan tentang perlindungan
korban konflik dan pembatasan alat dan cara berperang.

Protokol Tambahan tahun 1977 menetapkan dan memperkuat prinsip-


prinsip ini dan khususnya mengakui prinsip pemisahan, yang menurutnya
pihak-pihak yang berkonflik harus selalu dapat membedakan penduduk
sipil dari kombatan dan dari objek sipil dan militer. dan oleh karena itu
pihak yang berkonflik juga harus memusatkan kegiatan mereka secara
eksklusif pada serangan terhadap objek-objek militer. 12

Haryomataram membagi hukum humaniter menjadi dua aturan-aturan


pokok, yaitu : 13

1. Hukum yang mengatur mengenai cara dan alat yang boleh dipakai
untuk berperang (Hukum Den Haag/The Hague Laws), cara
berperang yang tercantum dalam pasal 23 (b) Hague Regulations
1899 (HR) yang melarang membunuh atau melukai orang dari
pihak musuh secara curang atau berkhianat (treacherously) .
Larangan membunuh atau melukai musuh yang telah berstatus
hors de combat atau yang telah menyerah,sebagaimana yang
tercantum dalam pasal 23 (c) serta ketentuan dalam pasal 25 HR
mengenai larangan pemboman terhadap kota, pedesaan, daerah-
daerah atau daerah yang tidak dipertahankan. 14
2. Hukum yang mengatur mengenai perlindungan terhadap kombatan
dan penduduk sipil dari akibat perang (Hukum Jenewa/The Geneva
Laws).

Selain itu, Pasal 27-3 Konvensi Jenewa menyatakan bahwa kegiatan


dilarang: 15

a. Memaksa baik jasmani maupun rohani, untuk memperoleh keterangan,

12
Ambawati,dkk “Hukum Humaniter Internasional dalam Studi Hubugan Internasional”,
RajaGrafindo Persada, Jakarta 2009, hal. 40
13
Haryomataram. Sekelumit Tentang Hukum Humaniter , Sebelas Maret University Press,
Surakarta 1994, hal.1
14
Permanasari, Arlina dkk, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta, 1999.
15
Departemen Hukum dan HAM “Terjemahan Konvensi Jenewa 1949”, Jakarta 2009, hal 15
b. Menimbulkan penderitaan jasmani,

c. Menjatuhkan hukuman kolektif,

d. Mengadakan intimidasi, terorisme, perampokan,

e. Tindakan pembalasan terhadap penduduk sipil,

f. Menangkap penduduk sipil untuk ditahan sebagai sandera.

Pasal 3 Konvensi Jenewa 1949, yang disebut Konvensi Mini, paragraf 1,


menyerukan pihak-pihak yang berkonflik untuk memperlakukan semua
orang yang tidak aktif atau tidak lagi berpartisipasi dalam permusuhan,
secara manusiawi, tanpa diskriminasi negatif, dalam segala keadaan. 19
Pasal 3 melarang:

1. Kekerasan terhadap jiwa orang, terutama pembunuhan dalam semua


jenisnya,

2. Penyanderaan,

3. Merendahkan martabat pribadi, khususnya perlakuan yang bersifat


menghina dan merendahkan martabat,

4. Penghukuman dan pelaksanaan putusan tanpa putusan yang


diumumkan terlebih dahulu oleh pengadilan yang dilakukan secara lazim
yang memberikan jaminan hukum yang diakui karena sangat dibutuhkan
oleh semua bangsa yang beradab.

Pasal ini juga mewajibkan pihak-pihak yang bertikai untuk memperlakukan


korban konflik bersenjata internal sesuai dengan prinsip-prinsip yang
tercantum dalam ayat 1, dan bahwa Pasal 3 Mahkamah Internasional
adalah asas umum hukum internasional. Pasal ini melarang pemaksaan
dan pelaksanaan hukuman tanpa proses hukum ) dan . warga sipil (sipil).
Kombatan adalah sekelompok penduduk yang ikut serta aktif dalam
permusuhan, sedangkan penduduk sipil adalah sekelompok penduduk
yang tidak ikut serta dalam permusuhan. 16 Sementara itu, menurut Istanto
F. Sugeng, penduduk sipil adalah mereka yang tidak digolongkan sebagai
kombatan.Warga sipil tidak memiliki hak untuk berpartisipasi dalam
permusuhan. Warga sipil juga tidak boleh menjadi sasaran langsung
permusuhan. 17

Karena pada dasarnya hukum humaniter bertujuan melindungi


masyarakat dan membatasi akibat yang tidak perlu atau berlebihan, yang
ditimbulkan oleh peristiwa- peristiwa konflik dan perang seperti
pembatasan penggunaan senjata dalam perang dan adanya perlindungan
terhadap orang yang terlibat maupun tidak terlibat dalam peperangan
seperti penduduk sipil, kombatan, wanita dan anak-anak. Pada dasarnya
hukum humaniter merupakan sejumlah prinsip dasar dan aturan mengenai
pembatasan penggunaan kekerasan dalam situasi konflik bersenjata. 18
Dengan demikian dari sudut pandang ini, bahwa Israel telah melakukan
bentuk-bentuk pelanggaran yang terdapat di dalam hukum humaniter
sehingga mengakibatkan kehancuran terhadap wilayah dan kesengsaraan
terhadap warga sipil.

KESIMPULAN

Tujuan utama Konvensi Jenewa 1949 adalah untuk melindungi korban


perang, terutama warga sipil. Perlindungan ini berlaku untuk setiap konflik
bersenjata, baik itu konflik angkatan bersenjata internasional dan non-
internasional. Hukum humaniter internasional mengakui prinsip dasar
tersebut disebut prinsip perbedaan. Prinsip ini membuat perbedaan antara
warga sipil dan kombatan dan objek sipil dan militer yang terpisah. objek
sipil dan penduduk sipil adalah objek yang karenanya dilindungi oleh
semua Serangan terhadap mereka dilarang. Dalam konflik bersenjata non-
internasional antara Israel dan Hizbullah Banyak pelanggaran hukum

16
Haryomataram “Hukum Humaniter” dalam Arlina Permanasari dkk, “Pengantar Hukum
Humaniter”, Rajawali Press, Jakarta 1999, hal. 73
17
F. Sugeng Istanto, “Hukum Internasional”, Penerbitan Universitas Atma Jaya, Yogyakarta,
1994, hal.110
“Pokok-Pokok_HAM-Intl”, http://www.elsam.or.id/pdf/kursusham/Pokok-
18

Pokok HAM Intl,diakses 30 Desember 2022


humaniter internasional diamati selama peristiwa tahun 2006 internasional
Warga sipil dan objek sipil tidak terlibat dalam konflik ini dilindungi dan
bahkan digunakan sebagai target serangan membutakan baik Israel
maupun Hizbullah. Israel menargetkan penduduk. Warga sipil karena
mereka berasumsi bahwa setelah itu semua warga sipil melarikan diri, dan
mendapat peringatan dari Israel dan masih tinggal di daerah tersebut.
Israel telah memperingatkan agar tidak mendukung Hizbullah. Hizbullah,
di sisi lain, juga sengaja menyerang penduduk sipil di wilayah utara Israel
dengan maksud balas dendam. Tindakan Israel dan Hizbullah adalah
serangan yang ditargetkan pada penduduk sipil melanggar prinsip.
Perbedaan dalam hukum humaniter internasional. konflik antara Israel dan
Hizbullah merenggut banyak nyawa hampir secara eksklusif warga sipil
dan juga diciptakan kerusakan serius terhadap objek sipil seperti jalan,
rumah,Sekolah, pembangkit listrik, dan pemasok air yang penting untuk
kelangsungan hidup warga sipil.Prinsip dasar hukum humaniter
internasional adalah prinsip Prinsip proporsionalitas, hukum humaniter
internasional ketentuan bersamaan dari Pasal 3 Konvensi Jenewa 1949.
Ketentuan yang berlaku untuk konflik bersenjata non-internasional belum
sepenuhnya dilaksanakan.Pihak-pihak yang bertikai selama konflik tahun
2006.

SARAN

1. Penting untuk mengatur penyelidikan dan pengadilan internasional atas


dugaan pelanggaran peraturan terhadap Israel dan Hizbullah ketentuan
hukum humaniter internasional, yang dipatuhi semua orang setiap pesta

2. Sosialisasi hukum humaniter internasional khususnya kelompok


bersenjata bukanlah angkatan bersenjata resmi di negara-negara seperti
Hizbullah.

3. Ketentuan hukum humaniter internasional harus ditekankan dan


terutama memperkuat mereka yang mengelola konflik tak bersenjata
internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Perang Hizbullah-Israel, Edisi Koleksi Angkasa XXXVI, hlm 7.
Lexy J.Moleong , Metodologi Penelitian Kualitatif , Remaja Rosdakarya Bandung
1995, hal.3
“Perang Lebanon 2006”, dalam http://wapedia.mobi/id/Perang Lebanon 2006?t=2,
diakses tanggal 09 Agustus 2012.
Permanasari, Arlina dkk, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta, 1999.
Ambawati,dkk “Hukum Humaniter Internasional dalam Studi Hubugan
Internasional”, RajaGrafindo Persada, Jakarta 2009, hal. 40
Haryomataram. Sekelumit Tentang Hukum Humaniter , Sebelas Maret University
Press, Surakarta 1994, hal.1
Permanasari, Arlina dkk, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta, 1999.
Departemen Hukum dan HAM “Terjemahan Konvensi Jenewa 1949”, Jakarta
2009, hal 15
Haryomataram “Hukum Humaniter” dalam Arlina Permanasari dkk, “Pengantar
Hukum Humaniter”, Rajawali Press, Jakarta 1999, hal. 73
F. Sugeng Istanto, “Hukum Internasional”, Penerbitan Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta, 1994, hal.110
“Pokok-Pokok_HAM-Intl”, http://www.elsam.or.id/pdf/kursusham/Pokok-Pokok
HAM Intl,diakses 30 Desember 2022
Nashih Nashrullah,2020,“Sekilas Gambaran Tentang Perang Saudara Lebanon”
https://www.republika.co.id/berita/qenh8a320/sekilas-gambaran-
tentang-perang-saudara-lebanon ,diakses 30 Desember 2022
Mayor ali yulianto. LEBANON – PRA DAN PASCA PERANG 34 HARI
ISRAEL VS HIZBULLAH,
https://books.google.co.id/books?id=q5NnDwAAQBAJ&pg=PA62
&lpg=PA62&dq ,hlm 64
BBCnewsindonesia,18 mei 2020,Palestina-Israel: Ketakutan dan perkabungan
akibat kecamuk pertikaian deretan foto. https://www-bbc-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.bbc.com/indonesia/dunia-
57160151 ,diases 30 Desember 2022
Nashih Nashrullah,2020,Operasi-Operasi Kotor Mossad Israel Bunuh Tokoh-
Tokoh Islam,https://m-republika-co-
id.cdn.ampproject.org/v/s/m.republika.co.id/amp/ ,diakses 30
Desember 2022

Nashih Nashrullah,2020,“Alasan Mengapa Israel Beringas Terhadap Hizbullah di


Lebanon” https://www.republika.co.id/berita/qd5a36320/alasan-
mengapa-israel-beringas-terhadap-hizbullah-di-lebanon ,diakses 30
Desember 2022

“Serangan Israel ke Lebanon: Pelanggaran Hukum Humaniter Dan Hak Asasi


Manusia”
http://conformeast.multiply.com/journal (pelanggaran hukum
humaniter) diakses 30 Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai