Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Mengunakan Pendekatan Contextual


Teaching and Learning (CTL) Di Kelas V A SDN 33 Kalumbuk Padang

Kegiatan penelitian ini dimulai pada tanggal 25-28 April 2018,

dengan subjek penelitian siswa kelas V SDN 33 Kalumbuk Padang. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas VA sebagai kelas eksperimen. Pembelajaran

yang diterapkan pada kelas eksperimen mengunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL). Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan

terlebih dahulu ditentukan bahan ajar yang akan diajarkan dan menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan diterapkan pada kedua kelas

sampel. Bahan ajar yang dipilih pada pembelajaran IPA yaitu tentang jenis-

jenis tanah.

Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL

dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yaitu:

1. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama peneliti melakukan penelitian pada hari

Rabu tanggal 25 April 2018, jam 08.00-09.10, tahapan-tahapan yang

peneliti lakukan sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas VA menggunakan

pendekatan CTL. Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu

menyiapkan materi yang akan dipelajari serta media pembelajaran yang

akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran berlangsung.


50
51

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah guru menyiapan materi yang akan dipelajari guru

memulai pembelajaran dengan kegiatan awal yang dilakukan guru

dalam proses pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam,

mengkondisikan kelas, pembacaan doa, mengecek kehadiran siswa, dan

mempersiapkan materi ajar serta alat peraga. Sebelum proses

pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai siswa dan memotivasi siswa dalam

proses belajar.

Kegiatan inti yang terdiri atas tahap eksplorasi yaitu guru

membagi siswa 3 kelompok ada kelompo A, B, dan C, jadi setiap

kelompok diberikan guru 4 jenis tanah ada tanah liat, tanah pasir, tanah

humus, dan tanah kapur. Guru menyuruh siswa untuk mengamati ciri-

ciri tanah yang ada pada meja masing-masing kelompok.

Gambar 1. Kegiatan siswa mengamati tanah

Tahap elaborasi, masing-masing kelompok disuruh guru untuk

menyebutkan ciri-ciri tanah yang ada di atas meja mereka. Siswa


52

diminta melakukan percobaan untuk membuktikan jenis tanah yang

mudah menyerap air dan sulit menyerap air. Setelah dilakukan

percobaan siswa akan dapat menjelaskan mengapa tanah tersebut

mudah diserap air dan sulit diserap air.

Gamba 2. Siswa menyebutkan ciri-ciri tanah

Gambar 3. Siswa bersama guru melakukan percobaan tanah


yang mudah menyerap air dan tanah yang sulit menyerap air

Pada tahap konfirmasi, setelah kegiatan eksplorasi dan

elaborasi selanjutnya konfirmasi yaitu untuk menngetahui sejauh mana

siswa dapat menerima materi yang telah diampaikan guru. Untuk


53

mengetahui hal tersebut guru memberikan LKS kepada masing-masing

siswa sesuai dengan yang telah dipelajari. Setelah LKS selesai

dikerjakan barulah guru menyuruh siswa untuk menunjuk tangan bagi

yang bisa menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan tersebut, dan

kembali guru memberikan penguatan tentang pelajaran yang telah di

pelajari.

Gambar 4. Siswa sedang mengerjakan LKS

Kegiatan akhir pada pembelajaran yaitu guru memberikan

motivasi kepada siswa untuk selalu ranjin belajar dan bersiap-siap

untuk pulang, sebelum pulang guru menyuruh siswa untuk membaca

do’a dan salam.

2. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua peneliti melakukan penelitian pada hari

Kamis tanggal 26 April 2018, jam 08.00-09.10. Tahapan-tahapan yang

peneliti lakukan sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas VA menggunakan

pendekatan CTL. Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu


54

menyiapkan materi yang akan dipelajari serta media pembelajaran yang

akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah guru menyiapan materi yang akan dipelajari guru

memulai pembelajaran dengan kegiatan awal yang dilakukan guru

dalam proses pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam,

mengkondisikan kelas, pembacaan doa, mengecek kehadiran siswa, dan

mempersiapkan materi ajar serta alat peraga. Sebelum proses

pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai siswa dan memotivasi siswa dalam

proses belajar.

Kegiatan inti yang terdiri atas tahap eksplorasi yaitu guru

melakukan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang

tanah humus dan tanah kompos. Guru langsung menyuruh siswa keluar

kelas untuk mengetahui perbedaan antara tanah humus dengan tanah

kompos. Siswa menyiapkan banhan-bahan yang digunakan untuk

membuat tanah kompos seperti daun-daun kering, tanah biasa, kantong

plastik dan air. Siswa langsung melakukan pembuatan tanah kompos

sesuai dengan intruksi dari guru.


55

Gambar 5. Siswa sedang mempersiapkan bahan untuk


membuat tanah kompos, seperti daun dan ranting

Gambar 6. Siswa sedang melakukan pembuatan tanah kompos

Pada kegiatan elaborasi guru bersama siswa melakukan tanya

jawab tentang perbedaan tanah humus dengan tanah kompos sesuai

dengan yang telah dicobakan tadi. Guru menyuruh siswa untuk

berdiskusi dengan teman sebangkunya tentang ciri-ciri tanah humus dan

tanah kompos, serta langkah dalam membuat tanah kompos. Siswa

menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, siswa lain memberikan

tanggapan.
56

Pada tahap konfirmasi, setelah kegiatan eksplorasi dan

elaborasi selanjutnya konfirmasi yaitu untuk mengetahui sejauh mana

siswa dapat menerima materi yang telah disampaikan guru. Untuk

mengetahui hal tersebut guru memberikan LKS kepada masing-masing

siswa sesuai dengan yang telah di pelajari.

Gambar 7. Siswa sedang mengerjakan LKS

Setelah LKS selesai dikerjakan barulah guru menyuruh siswa

untuk menunjuk tangan bagi yang bisa menyimpulkan pembelajaran

pada pertemuan tersebut, dan kembali guru memberikan penguatan

tentang pelajaran yang telah dipelajari. Kegiatan akhir pada

pembelajaran yaitu guru memberikan motivasi kepada siswa untuk

selalu ranjin belajar dan bersiap-siap untuk pulang, sebelum pulang

guru menyuruh siswa untuk membaca do’a dan salam.

3. Pertemuan Ketiga (Tahap Penyelesaian)

Pada pertemuan ketiga yaitu pertemuan penyelesaian yang

dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 April 2018. Pada pertemuan

ini pelaksanaanya guru memberikan soal tes akhir kepada siswa kelas
57

VA. Soal yang diberikan berupa soal objektif yang terdiri dari 15 butir

soal, tahapan yang peneliti lakukan sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang peneliti lakukan yaitu peneliti

menyiapkan soal-soal yang akan peneliti berikan kepada kelas VA

dan VB.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Sebelum soal diberikan guru membuka pembelajaran

dengan salam, mengkondisikan kelas, pembacaan do’a, mengecek

kehadiran siswa, selanjutnya guru mengingatkan kembali

pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya, guna untuk

menggali pengetahuan siswa tentang jenis-jenis tanah. Setelah guru

melakukan tanya jawab dengan siswa, selanjutnya guru membagikan

soal kepada masing-masing siswa baik kelas VA maupun kelas VB.

Gambar 8. Siswa kelas VA sedang mengerjakan soal tes akhir


58

Setelah siswa siap mengerjakan soal tes akhir, lalu seluruh

lembaran soal yang sudah diisi dikumpulkan di depan kelas. Guru

kembali mengingtkan kepada siswa untuk rajin belajar karena sebentar

lagi mau ujian naik kelas, dan peneliti mengucapkan terimaksih kepada

siswa karena telah mau belajar dengan peneliti.

B. Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V B SDN 33 Kalumbuk Padang


Menggunakan Pembelajaran Konvensional

Kegiatan penelitian ini dimulai pada tanggal 25-28 April 2018,

penelitian ini dilaksanakan pada kelas V B sebagai kelas kontrol. Pelaksanaan

pembelajaran mengunakan pembelajaran konvensionl. Sebelum kegiatan

penelitian dilaksanakan terlebih dahulu ditentukan bahan ajar yang akan

diajarkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan

diterapkan pada kelas V B. Bahan ajar yang dipilih pada pembelajaran IPA

yaitu tentang jenis-jenis tanah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di

kelas V B sebanyak dua kali pertemuan yaitu:

1. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama peneliti melakukan penelitian pada hari

Rabu tanggal 25 April 2018, jam 10.30-11.40, tahapan-tahapan yang

peneliti lakukan sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas VB menggunakan

pembelajaran yang biasa digunakan guru kelas dalam mengajar

(Konvensioanal). Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih


59

dahulu menyiapkan materi yang akan dipelajari serta media

pembelajaran yang akan digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah guru menyiapan materi yang akan dipelajari guru

memulai pembelajaran dengan kegiatan awal yang dilakukan guru

dalam proses pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam,

mengkondisikan kelas, pembacaan doa, mengecek kehadiran siswa, dan

mempersiapkan materi ajar serta alat peraga. Sebelum proses

pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai siswa dan memotivasi siswa dalam

proses belajar.

Kegiatan inti yang terdiri atas tahap eksplorasi yaitu guru

melakukan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang

jenis-jenis tanah. Guru menyuruh siswa untuk mengeluarkan tanah yang

dibawanya, hanya ada beberapa siswa yang membawa tanah seperti

tanah humus. Sebelum guru menyuruh siswa untuk mengamati tanah

yang dibawanya, guru menjelaskan lebih dahulu 4 jenis tanah serta ciri-

ciri tanah tersebut, lalu siswa disuruh untuk mengamati gambar jenis-

jenis tanah yang ada dipapan tulis.


60

Gambar 9. Siswa mendengarkan penjelasan


dari guru

Gambar 10. Guru menyuruh siswa untuk mengamati gambar di


papan tulis

Pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa 3 kelompok, jadi

satu persatu kelompok disuruh guru untuk mengamati tanah yang ada di
61

depan kelas. Setelah siswa mengamati tanah guru melakukan tanya

jawab tentang tanah yang telah diamati mereka.

Gambar 11. Kelompok A mengamati tanah dan menyebutan ciri-


ciri dari maisng-maisng tanah

Pada tahap konfirmasi, setelah kegiatan eksplorasi dan

elaborasi selanjutnya konfirmasi yaitu untuk menngetahui sejauh mana

siswa dapat menerima materi yang telah disampaikan guru. Untuk

mengetahui hal tersebut guru memberikan LKS kepada masing-masing

siswa sesuai dengan yang telah dipelajari.

Gambar 12. Siswa mengerjakan LKS


62

Setelah LKS selesai dikerjakan barulah guru menyuruh siswa

untuk menunjuk tangan bagi yang bisa menyimpulkan pembelajaran

pada pertemuan tersebut, dan kembali guru memberikan penguatan

tentang pelajaran yang telah dipelajari. Kegiatan akhir pada

pembelajaran yaitu guru memberikan motivasi kepada siswa untuk

selalu ranjin belajar dan bersiap-siap untuk pulang, sebelum pulang

guru menyuruh siswa untuk membaca do’a dan salam.

2. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan pertama peneliti melakukan penelitian pada hari

Kamis tanggal 25 April 2018, jam 10.30-11.40, tahapan-tahapan yang

peneliti lakukan sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas VB menggunakan

pembelajaran yang biasa digunakan guru kelas dalam mengajar

(Konvensioanal). Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu

menyiapkan materi yang akan dipelajari serta media pembelajaran yang

akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah guru menyiapan materi yang akan dipelajari guru

memulai pembelajaran dengan kegiatan awal yang dilakukan guru

dalam proses pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam,

mengkondisikan kelas, pembacaan doa, mengecek kehadiran siswa, dan

mempersiapkan materi ajar serta alat peraga. Sebelum proses


63

pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai siswa dan memotivasi siswa dalam

proses belajar.

Kegiatan inti yang terdiri atas tahap eksplorasi yaitu guru

melakukan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang

tanah humus dan tanah kompos serta tanah yang baik untuk pertanian.

Setelah melakukan tanya jawab guru menjelaskan perbedaan antara

tanah humus dengan tanah kompos serta tanah yang baik untuk

pertanian.

Gambar 13. Guru sedang menjelaskan perbedaan antara


tanah humus dengan tanah kompos

Pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa 3 kelompok

masing-masing kelompok disuruh guru untuk mendiskusikan perbedaan

antara tanah humus dan tanah kompos serta memberikan alasan kenapa

tanah kompos dan tanah humus termasuk tanah yang subur. Guru

menyuruh kelompok yang bisa menjelaskan kedepan dan kelompok lain

memberikan tanggapan.
64

Gambar 14. Siswa sedang mendiskusikan perbedaan tanah


humus dan tanah kompos

Pada tahap konfirmasi guru memberikan LKS kepada masing-

masing siswa, siswa mengerjakan LKS dengan sendiri-sendiri. LKS

yang sudah siap dikerjakan lalu dikumpulkan di depan kelas.

Gambar 15. Siswa sedang mengerjakan LKS

Setelah LKS selesai dikerjakan barulah guru menyuruh siswa

untuk menunjuk tangan bagi yang bisa menyimpulkan pembelajaran

pada pertemuan tersebut, dan kembali guru memberikan penguatan

tentang pelajaran yang telah dipelajari. Kegiatan akhir pada


65

pembelajaran yaitu guru memberikan motivasi kepada siswa untuk

selalu rajin belajar dan bersiap-siap untuk pulang, sebelum pulang guru

menyuruh siswa untuk membaca do’a dan salam.

3. Pertemuan Ketiga (tahap penyelesaian)

Pada pertemuan ketiga yaitu pertemuan penyelesaian yang

dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 April 2018. Pada pertemuan ini

pelaksanaanya guru memberikan soal tes akhir kepada kelas VB. Soal

yang diberikan berupa soal objektif yang terdiri dari 15 butir soal, tahapan

yang peneliti lakukan sebagai berikut:

c. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang peneliti lakukan yaitu peneliti

menyiapkan soal-soal yang akan peneliti berikan kepada kelas VB.

d. Pelaksanaan Pembelajaran

Sebelum soal diberikan guru membuka pembelajaran

dengan salam, mengkondisikan kelas, pembacaan do’a, mengecek

kehadiran siswa, selanjutnya guru mengingatkan kembali pembelajaran

yang telah dipelajari sebelumnya, guna untuk menggali pengetahuan

siswa tentang jenis-jenis tanah. Setelah guru melakukan tanya jawab

dengan siswa, selanjutnya guru membagikan soal kepada masing-

masing siswa kelas VB.


66

Gambar 16. Siswa kelas VB sedang mengerjakan soal tes akhir

Setelah siswa siap mengerjakan soal tes akhir, lalu seluruh

lembaran soal yang sudah diisi dikumpulkan di depan kelas. Guru

kembali mengingtkan kepada siswa untuk rajin belajar karena sebentar

lagi mau ujian naik kelas, dan peneliti mengucapkan terimaksih kepada

siswa karena telah mau belajar dengan peneliti.

C. Pengaruh Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 33 Kalumbuk Padang


Menggunakan Pendekatan CTL Dan Pembelajaran Konvensional

Data perolehan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dapat

dilihat dari hasil tes akhir setelah diberikan perlakuan pendekatan CTL di kelas

eksperimen dan pembelajaran Konvensional pada kelas kontrol. Hal ini dapat

dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas eksperimen 90,0 dan kelas kontrol 71,9.

Pendekatan CTL adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji

hipotesis dengan menggunakan uji-t. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa

tolak H0 karena diperoleh thitung = 5,967 lebih besar dari tTabel = 1,692. Sehingga

dapat disimpulkan tolak H0 dan terima H1, dengan kata lain “terdapat pengaruh
67

pendekatan CTL terhadap hasil belajar IPA di kelas V SDN 33 Kalumbuk

Padang Tahun Ajaran 2017/2018”.

D. Pengujian Persyaratan Analisis

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas

sampel, maka diperoleh data mengenai hasil belajar siswa pada pembelajaran

IPA materi jenis-jenis tanah. Data diperoleh melalui tes akhir yang dilakukan

pada akhir penelitian, soal tes akhir berupa soal pilihan ganda sebanyak 15

butir soal. Soal tes akhir sebanyak 15 butir soal tersebut diperoleh dari soal 30

butir soal yang telah diuji cobakan pada SDN 05 Kalumbuk Padang

(lampiran 19, halaman 159). Setelah diuji cobakan pada SDN 05 Kalumbuk

Padang, dicari indeks kesukaran dan daya beda dengan menggunakan aplikasi

Microsoff Excel. Setelah diketahui hasil dari indeks kesukaran dan daya beda

yang diolah dengan aplikasi Microsoff Excell, maka diperoleh 15 butir soal

yang akan dijadikan soal tes akhir di SDN 33 Kalumbuk Padang. Jumlah

siswa pada kelas eksperimen sebanyak 16 orang, yang mengikuti tes akhir

sebanyak 16 orang dan pada kelas kontrol 20 orang, yang mengikuti tes akhir

sebanyak 19 orang.

Data perolehan hasil belajar siswa pada materi jenis-jenis tanah

dapat dilihat dari hasil tes akhir setelah diberikan perlakuan dengan

menggunakan pendekatan CTL pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol

menggunakan pembelajaran konvensional. Berdasarkan tes akhir diperoleh

nilai rata-rata (x ), simpangan baku (S), nilai tertinggi (x maks ) nilai terendah

(x min ) terlihat pada Tabel 10 berikut:


68

Tabel 10. Perhitungan Data Hasil Belajar Materi Jenis-jenis Tanah


Kelas Sampel

Kelas Sampel N X S X max X min


Eksperimen 16 90,0 8,1 100,0 73,3
Kontrol 19 71,9 10,1 86,7 53,3

Pada Tabel 10 terlihat bahwa rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas

eksperimen ( X = 90,0) lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas

kontrol ( X =¿71,9). Simpangan baku kelas eksperimen (S = 8,1) lebih kecil

dari simpangan baku kelas kontrol (S = 10,1), hal ini menunjukkan bahwa

pada kelas eksperimen memiliki keragaman yang kecil, sehingga

menyebabkan nilai siswa tersebar tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata kelas.

120
100
80
60 nilai terendah
40 nilai rata-rata
nilai tertinggi
20
0
Kelas Eksper- Kelas Kontrol
imen

Diagram 1. Nilai rata-rata kelas Eksperimen dan kelas Kontrol

Berdasarkan diagram 1 di atas perolehan nilai tertinggi dan terendah

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai yang berbeda, nilai

tertinggi siswa pada kelas eksperimen¿ ¿= 100) lebih tinggi dari pada kelas

kontrol¿ = 86,7) demikian pula jika dilihat dari nilai terendah yang diperoleh

siswa pada kelas eksperimen ( x min = 73,3) lebih tinggi dibandingkan nilai
69

pada kelas control ( x min = 53,3) lebih jelasnya dapat dilihat pada (lampiran

23, halaman 172).

Tujuan analisis data pada penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah hasil belajar siswa pada materi jenis-jenis tanah dengan menggunakan

pendekatan CTL lebih baik dari pada hasil belajar siswa pada materi jenis-

jenis tanah dengan pembelajaran konvensional pada kelas V SDN 33

Kalumbuk Padang. Untuk menguji hipotesis sebelum menarik kesimpulan,

terlebih dahulu data yang dikumpulkan dianalisis. Uji hipotesis yang

digunakan adalah uji-t syarat penggunaan uji-t bahwa data harus berasal dari

populasi yang berdistribusi normal dan homogen dengan mengunakan

aplikasi SPSS 21 sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Tes Akhir

Pada penelitian ini, uji normalitas bertujuan untuk mengetahui

apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

dilakukan peneliti dibantu dengan menggunakan Software SPSS 21.

Hasil uji normalitas yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah

ini:

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Tes Hasil Belajar Materi Jenis-Jenis
Tanah Kelas Sampel
Tests of Normality
KELA Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
S Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
1,00 ,159 16 ,200 *
,911 16 ,122
NILAI
2,00 ,209 19 ,028 ,916 19 ,096
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
70

Berdasarkan Tabel 11 nilai signifikan yang diperoleh pada

keterangan kolom Shapiro-Wilk > 0,05, dengan perolehan nilai signifikan

pada kelas 1,00 (Eksperimen) 0,122 > 0,05 dan kelas 2,00 (Kontrol)

0,096 > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data hasil belajar materi jenis-

jenis tanah berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Hasil perhitungan uji homogenitas variansi kedua kelas sampel

dengan menggunakan uji Lavene. Hasil uji homogenitas dapat dilihat

pada Tabel 12 dibawah ini:

Tabel 12. Hasil Uji Homogenitas Kelas Sampel


Test of Homogeneity of Variances
NILAI
Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,657 1 33 ,207

Berdasarkan Tabel 12 di atas nilai signifikan yang diperoleh

yaitu 0,207 > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data hasil belajar materi

jenis-jenis tanah berdistribusi homogen.

E. Pengujian Hipotesis

Setelah diketahui bahwa kelas sampel berdistribusi normal dan

homogen, maka tahap selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan uji-t. Hasil

uji-t pada kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 13 dibawah ini:
71

Tabel 13. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Materi Jenis-jenis Tanah
Sampel
X S α
Kelas Sampel N thitung tTabel

Eksperimen 16 90,0 8,1


5,967 1.692 0,05
Kontrol 19 71,9 10,1

Berdasarkan Tabel 13 hasil uji hipotesis dengan metode uji-t secara

manual maka diperolehlah data nilai thitung= 5,967 dan t tabel = 1,692, dimana

t hitung lebih besar dari pada t tabel. (lampiran 24 dan 25, halaman 173 dan 175

). Maka dapat diartikan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima yang berbunyi

“terdapat pengaruh penggunaan pendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPA siswa kelas V SDN 33 Kalumbuk Kota Padang”.

F. Pembahasan

Berdasarkan pada analisis data yang telah didapatkan, maka terlihat

bahwa ada pengaruh hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang belajar

dengan menggunakan pendekatan CTL dengan siswa kelas kontrol yang

menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-

rata siswa kelas eksperimen 90,0 dan kelas kontrol 71,9. Pendekatan CTL

adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis dengan

menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa tolak H 0

karena diperoleh thitung = 5,967 lebih besar dari tTabel = 1,692. Sehingga dapat

disimpulkan tolak H0 dan terima H1, dengan kata lain “terdapat pengaruh
72

pendekatan CTL terhadap hasil belajar IPA di kelas V SDN 33 Kalumbuk

Padang Tahun Ajaran 2017/2018”.

Berdasarkan hasil post-test, penggunaan pendekatan CTL cocok

diterapkan untuk mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sesuai yang

dikemukakan oleh Sanjaya (2005:109) menjelaskan bahwa pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah “suatu pendekatan

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara

penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan dihubungkan

dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat

menerapkannya dalam kehidupan mereka”. Selanjutnya Hanafia dan Suhana

(2012:67) mengatakan CTL merupakan suatu proses pembelajaran holistik

(saling berkaitan) yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam

memahami bahan ajar secara bermakna yang dikaitkan dengan konteks

kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial,

ekonomi, maupun kultural.

Pembelajaran dengan pendekatan CTL memiliki daya tarik tersendiri

dan dapat menjadi pemicu atau memotivasi siswa untuk belajar IPA. Siswa

lebih terfokus dalam mengikuti pelajaran karena mengamati langsung tentang

proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari sehingga

pembelajaran yang dialami siswa lebih bermakna, serta kesalahan-kesalahan

yang terjadi dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh konkrit.

Proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan CTL

kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol, dapat


73

dipahami bahwa kedua metode tersebut memiliki pengaruh yang berbeda

dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan hasil belajar siswa. Pengaruh

yang ditimbulkan dari pendekatan CTL lebih baik dibandingkan ceramah dan

tanya jawab. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Istarani dan Ridwan

(2014:48) bahwa pembelajaran system ini memiliki keunggulan, lebih-lebih

di era moderen sekarang ini yaitu:

(1) dapat mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan


kegiatan belajar lebih bermakna, (2) siswa dapat belajar sendiri,
menemukan sendiri dan mengontruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan baru yang dimilikinya, (3) dapat melaksanakan sejauh
mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan, (4)
dapat mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan
pertanyaan-pertanyaan, (5) menciptakan masyarakat belajar seperti
melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab dan lain
sebagainya, (6) menghadiri model sebagai contoh pembelajaran, bisa
melalui ilustrasi, model bahkan media sebenarnya, (7) membiasakan
anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan, (8) melakukan penilaian secara objektif, yaitu
menilai kemampuan yang sebenarnya pada siswa.

Berdasarkan kelebihan CTL tersebut telah jelas bahwa pendekatan

CTL ini dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa,

pembelajaran yang menyenangkan dan siswa bisa langsung menerapkan

sendiri pembelajaran yang telah dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai