SITOHISTOTEKNOLOGI
X. Cara Kerja
a. Persiapan Sampel
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pipet sampel cairan pleura dan Alkohol 70% kedalam tabung
sedimentasi, dengan perbandingan 1:1
3. Kemudian, homogenkan lalu sentrifuge selama 15 menit pada
kecepatan 3000 rpm
4. Setelah disentrifuge, supernatant yang ada pada tabung dibuang
hingga menyisakan sedimen pada tabung.
5. Sedimen dipipet sekitar 1 tetes di atas kaca objek, lalu disebarkan
pada permukaan kaca objek.
6. Keringkan preparat, kemudiian lakukan pewarnaan.
b. Cara Kerja Pewarnaan Papaniculou
1. Preparate yang sudah kering, difiksasi dengan alkohl 95% selama
15 menit.
2. Dicelup sebanyak 10 kali pada larutan alkohol 80%.
3. Dicelup sebanyak 10 kali pada larutan alkohol 70%.
4. Dicelup sebanyak 10 kali pada alkohol 50%.
5. Kemudian dicelup 10 kali pada Aquades.
6. Lalu direndam pada larutan Harris Haemotoxylin selama 3-5
menit.
7. Kemudian dibilas menggunakan aquades
8. Dicelup 3-4 kali pada larutan HCl 0,25%
9. Bilas lagi menggunakan aquades
10. Dicelup pada larutan Lithium 0,5% sebanyak 10 kali.
11. Cuci dengan aquades
12. Celup pada alkohol 50% sebanyak 10 kali.
13. Celup pada alkohol 70% sebanyak 10 kali.
14. Celup pada alkohol 80% sebanyak 10 kali.
15. Celup pada alkohol 95% sebanyak 10 kali.
16. Rendam pada larutan Orange G selama 3-5 menit.
17. Celup pada alkohol 95% sebanyak 10 kali.
Celup pada alkohol 95% sebanyak 10 kali.
Celup pada alkohol 95% sebanyak 10 kali.
18. Rendam pada larutan Eosin Alkohol selama 3 menit.
19. Celup pada alkohol 95% sebanyak 10 kali.
Celup pada alkohol 95% sebanyak 10 kali.
Celup pada alkohol 95% sebanyak 10 kali.
Keringkan preparat.
20. Kemudian direndam pada larutan Xylol selama 3 menit
21. Setelah itu, keringkan preparat.
XI. Hasil Pengamatan
XII. Pembahasan
Pewarnaan papanicolaou merupakan metode pengecatan polikromatis
yang merupakan kombinasi pengecatan hematoxilin untuk mewarnai inti
sel dan sitoplasma pada bagian pewarna lainnnya. Praktikum kali ini yaitu
proses pewarnaan papaniculou. Pada pewarnaan ini digunakan beberapa
larutan untuk memberikan warna pada sediaan apus yang telah dibuat dari
sampel cairan pleura.
Sediaan apus difiksasi menggunakan alkohol 95%, yang berfungsi
untuk mencegah pengeringan dan perubahan bentuk sel akibat faktor luar.
Kemudian dicelup kedalam larutan Alkohol 80%, 70%, dan 50%, proses
ini dikatakan rehidrasi menggunakan larutan alcohol bertingkat dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Lalu dicelup kedalam aquades
sebagai pencuci. Sediaan direndam ke larutan Harris Hematoxylin selama
3-5 menit guna untuk mewarnai inti sel yang nantinya akan berwarna
hitam atau biru tua . Lalu dibilas kembali kedalam aquades. Dicelup
kembali kedalam larutan HCl 0,25% sekitar 3-4 kali yang berfungsi untuk
deferensiasi yang artinya pengurangan warna pada inti dan penghilangan
pada sitoplasma, lalu dibilas kambali menggunakan aquades. Dicelup
kembali kedalam larutan lithium 0,5% sebanyak 10 kali yang berfungsi
untuk menguatan warna biru pada inti sel, lalu dibilas dengan aquades.
Lalu dicelup kedalam alcohol bertingkat yaitu dari alcohol 50%, 70%,
80%, dan 95%, masing-masing 10 kali, proses ini namakan dehidrasi
dengan alcohol bertingkat dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
Kemudian direndam kembali kedalam larutan Orange G selama 3-5
menit yang berfungsi untuk membantu protein sitoplasma mengikat larutan
yang bersifat asam. Kemudian dicelup kedalam alcohol 95% sebanyak 3
botol, masing-masing 10 kali celup. Dan direndam ke larutan eosin alcohol
selama 3 menit untuk mewarnai sitoplasma pada sel. Dilakukan ulang
pencelupan kedalam 3 botol alcohol 95% yang masing-masing 10 kali
celup. Lalu sediaan dikeringka, kemudian direndam selama 3 menit
kedalam larutan xylol untuk membantu sel terlihat jernih dan transparan
pada saat diamati.
XIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum diatas, dapat disimpulkan bahwa pewarnaan
papaniculou menggunakan beberapa larutan seperti harri hematoxylin, HCl
0,25%, Lithium 0,5%, OG, EA, Xylol, dan Alkohol 95%, 80%, 70%, dan
50% untuk memberikan warna baik pada inti sel maupun siitoplasma, serta
membuat sediaan terlihat jernih dan transparan pada saat diamati
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x oleh dokter Spesialis
Patologi Anatomi.