Anda di halaman 1dari 302

KIMIA ANORGANIK I :

UNSUR DAN IKATAN


PENDAHULUAN
Kimia Anorganik I : Unsur dan Ikatan (KIM251:3-0)
Mayor Kimia
Ganjil 2021/2022

Koordinator: Dr. Charlena, M.Si


Dosen Pengampu:
Dr. Charlena, M.Si
Sri Sugiarti, Ph.D
Dr. Tetty Kemala, M.Si
Noviyan Darmawan, Ph.D
KONTRAK PERKULIAHAN
KONTRAK PERKULIAHAN
Kesepakatan Antara Dosen dan Mahasiswa
Dalam Proses Pembelajaran

Mata Kuliah : Kimia Anorganik: Unsur dan Ikatan


Kode Mata Kuliah : KIM221
SKS : 3 (3-0)
Semester : Ganjil
Tahun Ajaran : 2020/2021

 Pada hari ini Selasa dan Rabu tanggal 24 dan 18 Agustus Tahun 2021 telah disepakati
hal-hal yang berkenaan dengan penyelenggaraan dan proses pembelajaran (Kuliah
Daring) sebagai berikut:

A.1. Waktu dan Tempat Kuliah:


Kuliah
Waktu : Hari Selasa Jam 13.00-15.30 online (Paralel 1)
Hari Rabu Jam 13.00-15.30 online (Paralel 2)
LANJUTAN: KONTRAK

2. Dosen Pengajar:
 1. Dr. Charlena, M.Si *
 2. Sri Sugiarti, Ph.D
 3. Dr. Tetty Kemala, M.Si
 4. Noviyan Darmawan, Ph.D

3. Toleransi Keterlambatan:
a. Dosen : 10 menit ( kecuali dengan konfirmasi)
b. Mahasiswa : 10 menit

Konsekuensi bila terlambat lebih dari waktu tsb:


Dosen : -
Mahasiswa : -
B.1. Satuan Acara Perkuliahan/Garis-garis Besar
Program Pengajar (dilampirkan)

2. Tugas:
Tugas presentasi video materi terkait Unsur Golongan Utama (Buku Miessler)
Aturan Tugas;
1. Setiap kelompok akan membuat video yang terdiri atas 2-3 bagian video, yang akan
diupload sehari sebelum video ditayangkan, maksimum dalam pembuatan video terdiri
dari 2 mhs.
2. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang,
3. Durasi maks seluruh video yang dibuat perkelompok maks 15 menit. (jika membuat 3 buah video,
masing-masing maks 5 menit)
4. Diskusi tugas video akan dilakukan pada minggu pertama selama +50 menit.
5. Penayangan video per minggu dua kelompok, dimulai minggu ke 3.

3. Tatacara penilaian yang akan digunakan:


Bobot penilaian :
1. Ujian UTS : 25%
2. Tugas Video+Diskusi : 25%
3. Ujian PRA UAS : 25%
4. Ujian UAS : 25%
Pembagian Kelompok Rabu (Paralel 2
C.1. Tata Tertib:
a. Menyiapkan perangkat keras dan lunak yang diperlukan dengan baik:
setting computer atau mobile phone dengan media yang digunakan (zoom)
sebelum waktu kuliah dimulai
b. Menggunakan nama akun dengan nama asli agar dikenali dengan baik
(bukan nama samaran atau singkatan)
c. Menggunakan setelan profil picture dengan portrait diri sendiri (tidak
menggunakan gambar pemandangan, foto animasi atau kosong)
d. Memakai busana yang sopan, terutama pakaian atas seperti penutup kepala,
bagi yang berhijab gunakan serapi mungkin, baju atas baik mahasiswa/i
menggunakan baju yang sopan sesuai aturan kampus
e. Posisi mengikuti kuliah yang paling baik adalah di depan layar computer
atau mobile phone adalah posisi duduk menghadap frontal ke layar/kamera
f. Untuk menghindari masuknya suara bising ke dalam forum, maka di saat
tidak bertanya disarankan untuk menggunakan mute mode
g. Kehadiran : minimal 80% (kuliah)
h. Kehadiran Ujian 1 s.d 4 atau Ujian Susulan sesuai dengan jadwal yang
sudah ditetapkan oleh Program Studi.
i. Ujian Susulan diberikan jika ada surat keterangan yang dapat diterima oleh
Program Studi.
j. Mahasiswa yang tidak mengabarkan ke dosen yang bersangkutan penyebab
ketidakhadiran dalam ujian, “TIDAK DIPERKENANKAN MENGIKUTI UJIAN
SUSULAN”
k. Ujian Perbaikan diperkenankan bagi mahasiswa yang mendapatkan nilai E, hasil dari
ujian perbaikan maks mendapatkan nilai C.
Demikian kontrak perkuliahan ini disepakati, dan akan dilaksanakan
sebaik-baiknya.

Wakil mahasiswa Mengetahui Dosen


Ketua Departemen Koordinator

( ) ( ) (Dr. Charlena, MSi)

Perwakilan kelas:
Paralel 1 (Selasa), Nama: Yudi Tegar Yulianto HP: 088292129368
Paralel 2 (Rabu), Nama : Dubesly Hutagalung HP: 082276136807
MATERI KULIAH
PERIODE UTS
 Pendahuluan (1x)
 Struktur Atom (1x)
 Unsur Golongan Utama
- Borana, Karborana dan Aluminium (2x)
- Nitrogen, Oksisgen dan Sulfur (1x)
 Unsur Transisi (1.5x)
 Lantanida dan Aktinida (0.5x)

PERIODE UAS
 Teori Ikatan Sederhana (1x)
 Simetri dan Teori Group (3x)
 Orbital Molekul (3x)
REFERENSI

 Gary L. Miessler, Donald A. Tarr. 2004.


Inorganic Chemistry. 3rd Ed. Prentice-Hall, Inc.
Upper Saddle River. NJ 07458.
 Shriver DF, Atkins PW. 1999. Inorganic
Chemistry. 3rd Ed. W.H. Freeman and company.
41 Madison Avenue, NY 10010.
 Bowser JR, 1993. Inorganic Chemistry.
Brooks/Cole Publishing Company. Pacific Grove,
CA 93950.
Jika Kimia Organik didefenisikan
sebagai kimia untuk senyawa
hidrokarbon dan turunannya,
maka Kimia Anorganik
merupakan kimia untuk senyawa
lainnya termasuk karbon.

Kimia Anorganik membahas


topik yang sangat luas bahkan
ada sub-bidang yang
menjembatani kimia anorganik
dan kimia organik, seperti kimia
organologam dan bioanorganik.
Perbandingan antara Kimia Organik
dengan Kimia Anorganik
1. PADA KEDUA BIDANG, SENYAWAAN DAPAT
MEMBENTUK IKATAN TUNGGAL, GANDA DUA ATAU
GANDA TIGA
LANJUTAN: 1. IKATAN GANDA

Untuk senyawa anorganik, dapat membentuk ikatan langsung antar


logam, atau antara logam dengan karbon.

Untuk karbon, maksimum ikatan


adalah empat. Namun pada
senyawa anorganik terutama
logam transisi dapat membentuk
ikatan lebih dari empat. Senyawa
disamping memiliki satu ikatan
sigma (), dua ikatan pi (), dan
CONTOH INTERAKSI IKATAN

 Logam transisi dapat membentuk ikatan delta karena


memiliki orbital d
2. Untuk senyawa organik, hidrogen selalu terikat
pada satu karbon. Untuk senyawa anorganik,
hidrogen sering ditemukan sebagai atom
jembatan (bridging atom) terutama dengan unsur-
unsur golongan 13.

Atom jembatan hidrogen juga dapat ditemukan pada senyawa


kluster (gerombol). Selain itu, gugus alkil juga dapat membentuk
jembatan.
3. Yang paling berbeda antara kimia karbon
dengan unsur lainnya adalah pada jumlah
bilangan koordinasi, dan geometri senyawaannya.

Geometri
paling umum
adalah
oktahedral.
Bil Koord 4
dapat
membentuk
tetrahedral
atau
segiempat
datar
4. Cincin aromatik sangat umum pada senyawa
organik, dan gugus aril dapat membentuk ikatan
sigma dengan logam. Namun, cincin aromatik
dapat terikat pada logam dengan cara yang
dramatis melalui penggunaan orbital pi-nya.
 Karbonmemegang peran yang tidak biasa pada
senyawaan logam gerombol. Karbon seringkali
menjadi pusat senyawa gerombol dengan jumlah
bilangan koordinasi melebihi empat.
 Padadekade terakhir, perkembangan senyawa
karbon gerombol, fulerin, cukup pesat. Fulerin
yang paling terkenal adalah C60.
ALOTROP: ATOM-
ATOM TERIKAT
SATU DENGAN
LAINNYA DENGAN
CARA YANG
BERBEDA-BEDA
KELAHIRAN UNSUR-UNSUR
 Teori “Big Bang”: dunia dimulai 1.37 x 1010
tahun lalu dari energi yang sangat
terkonsentrasi pada ruang yang sangat kecil
 Neutron terbentuk pertamakali dan dengan
cepat meluruh (waktu paruh 11.3 menit)
n  p + e- + ṽe ( ṽe = antineutrino, tanpa
muatan dengan massa
sangat kecil)
 atau

1 1 0
0 n  1H + -1e + ṽe
VIDEO TEORI BIGBANG
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS Al-Anbiya' : 30)
 Istilah yang dipakai:
TERBENTUK UNSUR DENGAN TEORI
BIGBANG
Pada 1010 K dalam satu detik, dunia terdiri dari
plasma proton, neutron, elektron, neutrino, dan foton,
namun temperatur masih terlalu tinggi untuk
pembentukan atom.
Saat temperatur turun menjadi sekitar 109 K, reaksi
berikut terjadi dalam hitungan menit: (atom mulai
terbentuk)
Reaksi
pembatas

Pada bintang
yang baru
terbentuk,
rasio
He/H=1/10.
PADA BINTANG BARU DENGAN T = 5 X 108 K,
DIKENAL JUGA SEBAGAI “HYDROGEN BURNING”
PADA BINTANG BARU DENGAN T = 107 KE 108 K,
DIKENAL SEBAGAI “HELIUM BURNING”
PADA BINTANG YANG LEBIH BESAR DENGAN
T = 6 X 108K,
SIKLUS KARBON-NITROGEN DAPAT TERBENTUK

Hasil bersih
siklus
tersebut
adalah
reaksi
pembentuka
n helium
dari
hidrogen
LANJUTAN: MULAI TERBENTUK UNSUR YANG
LEBIH BESAR
LANJUTAN: BAHKAN UNSUR YANG LEBIH BESAR JUGA
MULAI TERBENTUK

Inti yang stabil tercapai pada 5626Fe (alasan


mengapa besi banyak terdapat di alam)

Namun, unsur besar dan berat tetap terbentuk pada


temperatur yang lebih rendah melalui penambahan
neutron ke inti diikuti oleh peluruhan elektron.
Kelimpahan unsur
REAKSI INTI DAN RADIOAKTIVITAS
 Beberapa inti yang terbentuk bersifat stabil, tidak
mengalami reaksi lanjutan
 Beberapa inti lainnya memiliki waktu paruh
antara 1016 tahun sampai dengan 10-16 detik.
 Peluruhan mengikuti reaksi orde satu, sehingga
tidak tergantung pada jumlah awal unsur
tersebut
 Beberapa unsur hanya memiliki satu isotop stabil,
contoh: 19F
 Unsur lain dapat memiliki dua atau lebih isotop
stabil, contoh: 35Cl (75,77%), 37Cl (24,23%)
 Unsur baru dibentuk melalui penembakan proton
pada inti tertentu, contoh; neptunium dan
plutonium dibentuk melalui penambahan neutron
pada uranium diikuti oleh peluruhan elektron
SEBARAN UNSUR-UNSUR DI BUMI

 Intibumi terdiri dari lelehan besi dan nikel,


dan di atas inti berupa padatan.
 Setengah dari radius terluar bumi tersusun
oleh mineral silikat pada kulit, sementara
pada kerak bumi terdapat mineral silikat,
oksida, dan sulfida (bahan tambang sering
dalam bentuk mineral ini)
 Di permukaan terdapat berbagai material
termasuk air dan gas di atmosfir.
KLASIFIKASI UNSUR

Siderofil (unsur penyuka besi): terpusat di inti bumi; litofil


(unsur penyuka batuan): umumnya bergabung dengan oksigen
dan halida, terdapat di kerak bumi; calkofil (dari kata
khalkos:tembaga) mudah bercampur dengan sulfur, selenium,
dan arsen, juga ditemukan di kerak bumi; atmofil berada dalam
bentuk gas.
SEJARAH KIMIA ANORGANIK
 Sebelum 3000 SM pemakaian logam pertama
(emas atau tembaga)
 3000 – 1500 SM: timah, perak, antimoni, dan
timbal
 1 M: kimiawan pertama muncul di Cina dan
Mesir (umumnya berupaya mengubah logam
lain menjadi emas). Penggunaan distilasi,
sublimasi, kristalisasi dan teknik lain.
 600 – 1000 M kimia berkembang di dunia
Arab, dan setelahnya muncul di Eropa
 Bubuk mesiu digunakan pada kembang api
oleh bangsa Cina pada 1150 M
 Roger Bacon dikenal sebagai kimiawan
eksperimental yang pertama (1214-1294)
 Abad 17: asam kuat diperkenalkan; asam
nitrat, sulfat, dan hidroklor. Reaksi
pembentukan garam dipelajari
 1869: konsep atom dan molekul dikenal luas.
Mendeleev dan Meyer dapat menjelaskan
perbedaan daftar periodik. Kemudian,
industri kimia bermunculan.
 1896: Becquerel menemukan senyawa
radioaktif yang membuka cakrawala baru
 1913: Bohr mempelajari partikel sub-atom,
spektrum, dan sifat listrik yang menghasilkan
teori atom, yang selanjutnya dimodifikasi oleh
Schrodinger dan Heisenberg (1926 dan 1927)
menjadi mekanika kuantum
 Awal abad 20 produksi skala besar untuk amonia,
asam nitrat, natrium hidroksida dsb
 1950: pengembangan metode untuk menjelaskan
spektrum ion logam yang dikelilingi oleh ion
bermuatan negatif dalam struktur kristal (teori
medan kristal), penjelasan mengenai teori orbital
molekul memunculkan teori medan ligan
 1955: Ziegler dan Natta menemukan senyawa
organologam sebagai katalis reaksi polimerisasi
etilena pada suhu dan tekanan rendah
 Perkembangan kimia organologam
melahirkan bidang lain yakni bioanorganik.
Satu masalah yang menjembatani kimia
organologam dan bioanorganik adalah
pembuatan amonia dari nitrogen
 1990: 120 juta ton amonia dihasilkan
menurut reaksi Haber-Bosch (400 oC, 200 atm,
15 % yield). Bakteri fiksasi nitrogen: 0.8 atm,
suhu kamar (enzim nitrogenase merupakan
kompleks besi-molibdenum-sulfur dari
protein). Struktur nitrogenase: Science 1993,
260, 792
MOLEKUL BIOLOGI YANG MENGANDUNG ION LOGAM

Klorofil a

Senyawa organologam alami: koenzim


vitamin B12
STRUKTUR ATOM
Sejarah Perkembangan Teori Atom

• Democritus (460-370 SM) dan


Epicurus (341-270 SM) sudah
memperkenalkan konsep
keberadaan atom

• Percaya bahwa semua zat


terbuat dari unsur yang tak
dapat dimusnahkan dan tak
dapat dibagi yang disebut
atoma atau atom.
Pengertian Atom

Atom didefinisikan sebagai partikel terkecil dari suatu materi yang


tidak dapat dibagi-bagi lagi, akan tetapi dari hasil penemuan
selanjutnya ternyata atom masih terdiri atas partikel-partikel yang
lebih kecil lagi yang disebut partikel sub atom. Partikel sub atom
tersebut adalah;

No. Partikel Lambang Penemu / Th Massa Massa (Kg) Muatan


Sub atom (sma)
1. Proton p Goldstein, 1,00728 1,6726 X 10-27 +1
1886
2. Neutron n J. Chadwick, 1,00866 1,6749 X 10-27 0
1932
3. Elektron e J. Thomson, 0,00055 9,1095 X 10-31 -1
1897

End
Model-Model Atom

Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom menghasilkan


gambaran mengenai susunan partikel-partikel di dalam atom. Gambaran
ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu
atom.
Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom disebut model
atom.
Marilah kita pelajari satu persatu masing-masing konsep/model atom
tersebut.

1. Model Atom Dalton (1805)

2. Model Atom Thomson (1897)

3. Model Atom Rutherford (1911)

4. Model Atom Niels Bohr (1914)

5. Model Atom Modern

6. Kelebihan dan Kelemahan dari Setiap Model Atom


• John Dalton (1808) semua partikel
yang sama (homogen) memiliki
bobot dan sifat yang sama,
misalnya partikel air, akan sama
seperti partikel air lainnya
• Dalton juga menggagaskan bahwa
atom-atom membentuk suatu
senyawa dengan rasio bilangan
sederhana. Namun Dalton tidak
berhasil menemukan formula air,
H2O
John Dalton
Model Atom Dalton

Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan


pendapatnya tentang atom.
Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum
yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan
hukum susunan tetap (hukum proust).
Lavoiser
John Dalton menyatakan bahwa "Massa total zat-zat sebelum
reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil
reaksi".
Sedangkan Proust menyatakan bahwa "Perbandingan
massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap".
Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan teori
tentang atom sebagai berikut:
1.Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak
dapat dibagi lagi.
2.Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil,
suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda
untuk unsur yang berbeda.
3.Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan
perbandingan bilangan bulat dan sederhana.
Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom
oksigen.
4.Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan
atau penyusunan kembali dari
atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
• Avogadro mengusulkan bahwa pada volume gas yang
sama pada tekanan dan suhu yang sama terdapat
sejumlah molekul yang sama
• Mendeleev dan Meyer mengusulkan daftar periodik
modern
Penemuan Partikel Sub atom dan Atom Bohr

1896 penemuan radioaktif uranium oleh


A.H. Becquerel dengan cara
membungkus material berfluoresen
dengan plat fotografi, dan menemukan
bahwa material tersebut terbuka
(lepas dari pembungkusnya)
meskipun disimpan dalam lemari
tertutup selama beberapa hari

1897 J.J. Thompson menunjukkan


bahwa elektron bermuatan negatif
dengan muatan/massa = 1,76 x 10-11
C/kg
Penemuan Partikel Sub atom dan Atom Bohr

• 1909 R. A. Millikan mengukur


muatan elekton (1.60 x 10-19 C),
maka massa elektron adalah
9.11 x 10-31 kg, 1/1836 massa
atom H
• E. Rutherford mengemukakan
model inti atom (sangat kecil, inti
padat yang dikelilingi oleh
umumnya ruang kosong)
R. A. Millikan
• Tiap unsur memancarkan cahaya dengan energi tertentu
(spesifik) ketika tereksitasi oleh muatan listrik atau panas.
• Balmer menemukan bahwa energi cahaya tampak untuk
hidrogen mengikuti persamaan:

R = tetapan Rydberg
= 1,097 x 10-2 nm-1
Penemuan partikel sub atom dan atom Bohr

• Menurut model Bohr untuk atom


hidrogen, energi cahaya yang
dilepaskan atau diserap
mengikuti persamaan:

me = massa elektron
mnucleus= massa inti
Z = muatan inti
e = muatan elektron
h = konstanta Planck
 = reduced massa untuk kombinasi elektron-inti,
nh = bilangan kuantum untuk energi tinggi
nl = bilangan kuantum untuk energi rendah
40 = permitivitas vakum
Penemuan Partikel Sub atom
dan Atom Bohr

• Hitunglah energi transisi dari nh =


3 ke nl = 2 untuk atom hidrogen
dalam joule dan
cm-1.

• 3.026 x 10-19 J atau 1.524 x 10-3


nm-1

Transisi ini akan menghasilkan garis


merah pada spektrum emisi cahaya
tampak hidrogen
Tingkat Energi Atom Hidrogen

Lyman series
Penemuan Partikel Sub atom dan Atom Bohr

• DeBroglie menjelaskan
bahwa semua partikel
memiliki sifat gelombang

 = panjang gelombang partikel


h = konstanta Planck = 6.6x10-34 kgm2/s
m = massa partikel
 = kecepatan partikel
Penemuan Partikel Sub atom dan Atom Bohr
• Meskipun kita bisa menganggap bahwa elektron bergerak
mengelilingi inti dengan membentuk gelombang, namun kita
tidak mungkin menentukan gerakan elektron secara tepat
dalam satu atom
• Konsekuensinya muncul prinsip dasar lain yang dikenal
sebagai prinsip ketidaktentuan Heisenberg (Heisenberg’s
uncertainty principle)
• Prinsip ini menjelaskan bahwa ada hubungan antara
ketidaktentuan lokasi dan momentum untuk elektron yang
bergerak sepanjang arah x

x = ketaktentuan posisi elektron;


px = ketaktentuan momentum elektron
Ketidakpastian Heisenberg

• Menurut Heisenberg:
• elektron yang bergerak menimbulkan perubahan
dalam posisi dan momentum setiap saat
sehingga posisi dan kecepatan elektron yang
bergerak secara bersama-sama tidak dapat
dilakukan secara tepat.
• Prinsip ketidakpastian Heisenberg:
• keberadaan elektron dalam lintasan tidak dapat
ditentukan dengan pasti, yang dapat ditemui
hanyalah kebolehjadian ditemukannya elektron.
Persamaan Schrodinger
• Sifat gelombang elektron dijelaskan melalui posisi,
massa, energi total, dan energi potensialnya
• Persamaan Schodinger adalah persamaan
gelombang sebagai representasi elektron atau
partikel
• Persamaan Schodinger merupakan fungsi
gelombang yang digunakan untuk melihat perilaku
atau keadaan elektron
• Berdasarkan fungsi gelombang yang
menggambarkan gelombang elektron dalam satu
ruang, dengan kata lain
menjelaskan orbital atom
• H = E H = operator Hamiltonian
E = energi elektron
 = fungsi gelombang
Persamaan Schrodinger
• Operator Hamiltonian mengikutsertakan turunan
yang beroperasi terhadap fungsi gelombang
• Satu orbital memiliki  tertentu dengan nilai E
tertentu

Menjelaskan energi kinetik elektron Menjelaskan energi potensial


elektron, sebagai hasil atraksi
elektron dengan inti. Sering
disingkat V
Persamaan Schrodinger
• Ketika operator Hamiltonian diaplikasikan
pada fungsi gelombang, diperoleh:

2 menunjukkan probabilitas
menemukan elektron pada
satu titik dalam ruang
Partikel Dalam Kotak
• Energi potensial dalam kotak, antara x=0 dan x=a, adalah nol.
• Di luar kotak, energi potensial adalah tak hingga
• Artinya: partikel terperangkap di dalam kotak dan diperlukan energi
yang tak terhingga untuk keluar dari kotak
• namun, tidak ada gaya yang mempengaruhi di dalam kotak
Partikel dalam kotak
• Persamaan untuk menentukan lokasi di dalam kotak
adalah:

• Karena sin dan cos dapat dihubungkan dengan


gelombang, maka persamaan untuk menjelaskan
gelombang di dalam kotak adalah:
 = A sin rx + B cos sx
A, B, r, dan s adalah konstanta
• Hasil penurunan kedua rumus memberikan:
Partikel dalam kotak

• Plot terhadap menghasilkan


Partikel dalam kotak
Probabilitas Keadaan Elektron

n= 1, tingkat energi 1, n=2, tingkat energi ke 2, dst


Sesuai dengan titik simpul gelombang
Semakin lebar kotak, semakin kecil selisih energi,
artinya tingkat-tingkat energi semakin rapat
Kesimpulan partikel dalam kotak 1 dimensi

• Energi partikel tidak berubah secara kontinyu, partikel


dalam kotak hanya memiliki enerdi tertentu
• Kebolehjadian menemukan partikel dalam kotak
merupakan fungsi dari jarak x
• Kebolehjadian menemukan partikel dalam kotak
adalah tidak sama untuk setiap bagian dari kotak
• Bagian kotak dengan Ψ = 0 dan Ψ2 = 0 disebut simpul
(node)
• Partikel dalam kotak memiliki energi titik nol yang
merupakan energi terendah yang harganya tidk sama
dengan nol tapi h2/8mL2
• Tingkat energi akan bertambah besar dengan
berkurangnya masa partikel dan berkurangnya ukuran
tempat dimana partikel itu berada
Fungsi Angular, Radial, dan Permukaan Nodal

•  Dapat difaktorkan menjadi komponen radial


(R) dan dua komponen angular ( dan ).
(r, , ) = R(r) ( ) ( ) = R(r)Y( , )
• Fungsi angular memberikan bentuk dan orientasi
ruang orbital. Fungsi angular ditentukan oleh
bilangan kuantum l dan ml.
Fungsi angular, radial, dan permukaan nodal

• Plot fungsi radial menunjukkan probabilitas


menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti
• Plot probabilitas fungsi radial menunjukkan bahwa
densitas elektron (atau probabilitas menemukan
elektron) menurun drastis saat jarak dari inti
semakin jauh.
Fungsi angular, radial, dan permukaan nodal
Fungsi angular, radial, dan permukaan nodal

• Permukaan nodal memiliki densitas elektron nol


• Radial nodal dihasilkan ketika R=0, menghasilkan
tampilan berlapis pada atom. Radial nodal meningkat
dengan naiknya nilai n (bilangan kuantum utama),
dengan rumus n-l-1.

Cl: 3s
C: 2p Cl: 3pz
Prinsip Aufbau
• Keterbatasan pada nilai bilangan kuantum
memunculkan prinsip Aufbau, dimana penambahan
elektron pada atom meningkatkan bilangan kuantum
• Elektron diletakkan dalam orbital untuk menghasilkan
energi terendah, artinya orbital dengan bilangan
kuantum terendah diisi terlebih dahulu
• Prinsip eksklusi Pauli menyatakan bahwa tiap elektron
pada atom memiliki bilangan kuantum yang unik
• Aturan Hund menyatakan bahwa elektron diletakkan
dalam orbital untuk menghasilkan total maksimum
spin yang mungkin. Dua elektron dalam orbital yang
sama memiliki energi lebih tinggi dibandingkan
dengan dua elektron pada dua orbital berbeda,
disebabkan oleh tolakan elektrostatik.
Shielding
Untuk atom dengan lebih dari satu elektron, energi untuk
level tertentu sulit ditentukan secara kualitatif, untuk itu
digunakan pendekatan shielding.
Tiap elektron bertindak sebagai tameng untuk
elektron yang terletak lebih jauh dari inti,
menurunkan gaya tarik antara inti dengan
elektron yang jauh (terluar)

Dengan naiknya nomor atom, elektron lebih tertarik ke


arah inti dan energi orbital menjadi lebih negatif

Akibatnya urutan orbital yang teratur hanya terjadi pada


atom dengan Z rendah, sementara untuk nomor atom
tinggi orbital terluarnya mengalami tumpang tindih karena
perbedaan antar tingkat anergi semakin besar.
Shielding
Slater membuat aturan untuk mengatur akibat dari
shielding tersebut, yakni: muatan inti efektif Z*
merupakan ukuran tarikan inti terhadap elektron

Z* dapat dihitung dari Z* = Z – S, dengan Z adalah


muatan inti dan S adalah konstanta shielding
Aturan Shielding untuk menentukan S
• Struktur atom ditulis berkelompok, misalnya (1s), (2s, 2p),
(3s, 3p,) ,(3d), (4s, 4p), (4d), (4f) (5s, 5p), dst
• Elektron di kelompok terluar tidak melindungi elektron di
kelompok terdalam, misal 3d tidak melindungi 3s dan 3p
• Untuk elektron valensi ns atau np:
– Elektron dalam kelompok ns,np menyumbang nilai 0,35
– Elektron pada n-1 bernilai 0,85
– Elektron pada n-2 atau lebih rendah bernilai 1.00
• Untuk elektron nd dan nf:
– Elektron di kelompok nd atau nf menyumbang 0.35
– Elektron lebih rendah dari nd atau nf bernilai 1.00
Contoh shielding
• Oksigen dengan konfigurasi elektron (1s2) (2s2, 2p4),
untuk elektron terluar
Z* = Z – S
= 8 – [2 x (0,85)] – [5 x (0.35)] = 4.55
1s 2s, sp
Maka elektron terluar ditarik sebesar 57%
• Nikel memiliki konfigurasi elektron (1s2) (2s2, 2p6)
(3S2, 3p6) (3d8) (4s2)
untuk 1 elektron 3d
Z* = Z – S
= 28 – [18 x (1.00)] – [7 x (0.35)] = 7.55
1s, 2s, 2p, 3s, 3p 3d
untuk 7 elektron lain di orbital 3d menyumbang
masing-masing 0,35.
Contoh shielding
• Untuk elektron 4s dari nikel (ikut aturan untuk ns dan np)
Z* = Z – S
= 28 – [10 x (1.00)] – [16 x (0,85)] – [1 x (0.35)] = 4.05
1s, 2s, 2p 3s, 3p, 3d 4s

• Z* = 4.05 lebih kecil dari Z* untuk elektron 3d, maka


elektron 4s ditarik lebih lemah dibandingkan 3d, dan
seharusnya dibuang pertamakali saat terjadi ionisasi.
Itu sebabnya konfigurasi elektron Ni2+ ditulis [Ar]3d8
bukan [Ar]3d6 4s2
Akibat Shielding
Sifat periodik atom
a. Energi ionisasi

• Dikenal juga sebagai potensial ionisasi, U, adalah


energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari
atom fase gas atau ion
An+(g)  A(n+1)+(g) + e-
Afinitas elektron

• Energi yang dibutuhkan untuk


menghilangkan elektron dari ion negatif,
atau ketika atom fase gas mendapatkan
elektron. Reaksi endotermik.
• A-(g)  A(g) + e- U(atau EA)
Jari-jari kovalen dan ionik

• Terkait erat dengan energi ionisasi dan


afinitas elektron.
Jari-jari kovalen dan ionik
Teori ikatan: VSEPR
= (jumlah pasangan elektron bebas pada atom pusat) +
(jumlah atom terikat pada atom pusat)
BORANA, KARBORANA DAN
ALUMINIUM
BORANA
• Merupakan senyawa biner dari boron
dan hydrogen
• Ditemukan oleh Alfredstock th 1912-
1936
• Umumnya disintesis dari B2H6
• Bersifat diamagnetik merupakan gas
yang tidak berwarna, beracun, Alfredstock
menyala spontan diudara
menghasilkan warna biru
Boran   Melting Point    Boiling Point 
  Stability in Air  
e   (°C)   (°C)  
B2H6 -164.85 -92.59 Explosive
B4H10 -120 18 Reacts slowly
B5H9 -46.8 60 Spontaneously flammable
B5H11 -122 65 Spontaneously flammable
B6H10 -62.3 108 Reacts slowly
B6H12 -82.3 80-90 Reacts rapidly
B10H14 99.5 213 Stable
STRUKTUR BORANA
CIRI SENYAWA KLASTER
• DELTAHEDRON
(Bukan Deltahedron
seperti = kubus, prisma
segitiga)
• Jika banyaknya atom sudut = n
Maka banyaknya sisi = 3n - 6
n Σ sisi Struktur
4 6 Tetrahedron
5 9 Bipiramida segitiga
6 12 Oktahedron
7 15 Bipiramida segilima
8 18 Dodekahedron
9 21 Prisma segitiga bertudung 
tiga
10 24 Antiprisma segiempat 
bertudung dua
11 27 Heksadekahedron
12 30 Ikosahedran
PENENTUAN STRUKTUR KLASTER
1. ATURAN WADE
Σ pasangan e- untuk ikatan klaster :
Σ e- valensi - Σ e- ikatan

2
n +1: closo
n +2: nido
n +3: arachno

Deltahedron bertudung : n +0
n-1
n-2
n-3
ATURAN WADE
a. HITUNG JUMLAH ELEKTRON
VALENSI DARI SETIAP ATOM

b. HITUNG JUMLAH ELEKTRON YANG


DIGUNAKAN UNTUK IKATAN

c. JUMLAH PASANGAN ELEKTRON


UNTUK IKATAN KLASTER ADALAH
SETENGAH DARI SELISIH JUMLAH
ELEKTRON VALENSI DENGAN
JUMLAH ELEKTRON IKATAN
ATURAN WADE
Contoh:
1. B5H9 (n = 5)
Σ pasangan e- ikatan klaster : (5x3+9x1)-10 = 7
2
7=n+2 nido-oktahedron
KLASIFIKASI BORANA
Type Formula Skeletal electron Examples

Closo [BnHn]2- n+1 [B5H5]2- sampai


[B12H12]2-

Nido BnHn+4 n+2 B2H6, B5H9, B6H10

Arachno BnHn+6 n+3 B4H10


ANION-ANION BORAN POLIHEDRAL

RUMUS: BnHn-2
YANG PALING STABIL: B10H102- (LEBIH MUDAH
B12H122- DISUBSTITUSI)

SINTESIS:
1500
B10H14 + 2R3N 2 (R3NH) + B10H10-2 + H2
1500
6B2H6 + 2R3N 2 (R3NH)+ + B12H12-2 + H2
ANION-ANION BORAN POLIHEDRAL DAN KARBORAN

SENYAWA GEOMETRI TERDAPAT 2 SENYAWAAN

1. SENYAWAAN CLOSO (BENTUK SANGKAR):


POLIHEDRAL YANG LENGKAP (TERTUTUP)
2. SENYAWAAN NIDO (bentuk sarang):
POLIHEDRAL TAK LENGKAP (kehilangan 1 atom
B) (TERBUKA)
ARACHNO: KEHILANGAN 2 ATOM B
DIBORONA (B2H6)

PEMBUATAN
1. Reaksi Litium tetrahidrida aluminat (LiAlH4)
3LiAlH4 + 4BF3O(C2H5)2 2B2H6
Hasil samping: 3LiF + 3AlF3 + C2H5-O-C2H5
2. Reaksi Natrium borohidrida (NaBH4)
a. 3NaBH4 + 4BF4 3NaBF4 + 2B2H6
dlm (M2CH2CH2)O
b. NaBH4 + HPO3-2 B2H6 + NaPO3
c. NaBH4 + Hg2Cl2 B2H6 + NaCl + Hg
REAKSI-REAKSI

1. Reaksi dengan air membentuk asam borat


B2H6 + 5 H2O→ 2B(OH)3 + 6H2
2. Reaksi dengan klor (pada T rendah) maka
terjadi pergantian
B2H6 + 6 Cl2 2BCl3+ 6HCl
3. Reaksi Adisi
B2H6 + 2(CH2)2O →2BH3O(CH3)2
B2H6 + 2CO → 2BHCO
B2H6 + 2NaH →2NaBH4
B2H6 + MgH2 →Mg(BH4)2

dlm tetrahidrofuran
4. Reaksi dengan Trimetil Amin (CH3)3N
B2H6 + (CH3)3N B2H6N(CH3)3

As.lewis basa lewis ikatan hidrogen (H-H)

B2H6N(CH3)3 + N(CH3)3 2BH3N(CH3)3


Ikatan N-H
5. Reaksi dengan Trimetil Boron, ada metil
pendorong ê
5 B2H6 + 2B(CH3)3 6 B2H3CH3
6. Reaksi dengan amoniak, melalui tahap-tahap
reaksi
3B2H6 + 6 NH3 → 2 B3N3H6 + 12H2
7. Reaksi Diborana dengan hidrokarbon tak jenuh,
disebut hidroborasi, yaitu cis (Anti Markownikoff)
RANGKUMAN
REAKSI
DIBORANA
• Mekanisme pembentukan tetraborana dari
pirolisis diborana

• B2H6 BH3 + BH3

• B2H6 + BH3 B3H7 + H2

• B3H7 + BH3 B4H10


KARBORANA
Karborana: senyawa yang memiliki sebagai
unit
struktur dasar atom C, B
dan H
KARBORANA
PENGGANTIAN BH- OLEH CH (ISOELEKTRON –
ISOSTRUKTUR) DARI BnHn2-
Misalnya: 2 penggantian menjadi Bn-2C2Hn

KARBORAN Bn-2C2Hn
B10C2H12 dan derivatnya yang tersubstitusi C dapat
diperoleh dengan reaksi
B10H14 + 2R2S B10H12(R2S)2 + H2
B10H12(R2S)2 + RC = CR` 1,2-B10H10C2RR`
+ 2R2S + H2
• ATURAN WADE-MINGOS

Closo : n > 4
T = 2n + 2

• ATURAN EAN

n<6
m =
18 x n - c
2
ATURAN WADE-MINGOS

Contoh :
1. C2B3H5
CH donor 3e-
BH donor 2e-
T = 2n + 2
T = Σ e- terdelokalisasi
T = 2x3 (CH)+ 3x2 (BH) = 12 e-
12 = 2n+2 n= 5
Bipiramida
segitiga
2. C2B4H6 (n = 6)

Σ e- valensi = 2x4 + 4x3 + 6x1 = 26 e-


Σ e- ikatan = 6x2 = 12 e-
14 e-

Σ pasangan e- ikatan klaster = 7

7 = n+1 closo-oktahedron
ISOMER B10C2H12

1,2 B10C2H12 1,7 B10C2H12


(C pada 1,2) (C pada 1,7)
Atom B miskin e : 3, 6 Atom B miskin e: 2, 3
ISOMER SENYAWA KLASTER
Senyawa Karboran: C2BnHn+2
( n = 3-10)
• C 2 B3 H 5 : 1,2 – orto
1,5 – para
• C 2 B4 H 6 : 1,2 – orto
1,6 – para
• C2B10H12 : 1,2 – orto
1,7 – meta
1,12 – para
C2B3H5

= CH
= BH 1,2 orto 1,5 para 1,6 para

C2B10H12
ISOLOBAL
(Jumlah e- yang didonorkan sama)
CH donor 3e-
BH donor 2e-
BH isolobal CH+
CH isolobal BH-

C2B3H4 = [B5H5]2-
BH isolobal M(CO)3 (M= Fe, Ru, Os)
BH isolobal Fe(CO)3
donor 2 e-
REAKSI SENYAWA KARBORANA
ANION-ANION KARBORAN B9C2H13-n

B10C2H12 + Eto- + 2EtOH → B9C2H12- + B(OEt)2 + H2


B9C2H12 - → kehilangan 1 atom B
(Atom B miskin ẻ → diserang Ňu)
B9C2H12- + NaH → B9C2H11- + Na+ + H2

ISOMER B9C2H12- merupakan basa kuat

B9C2H12+ H
Terprotonasi
B9C2H13 (nido) → asam kuat
Dipanaskan (H+ lepas)
B9C2H11 (Closo)
SENYAWA KOMPLEK KARBORAN

Na2B9C2H11 + Fe2+ isoelektron (C5H5)12Fe


Co2+ → (C5H5)CO+ (ferrocena)

(B9C2H11)2)Fe- + e (o) (B9C2H11)Fe2-


(B9C2H11)2CO- bis (dicarbollide)
Mono (dicarbollide)
SENYAWA BOR DENGAN UNSUR LAIN

• BORAZINE (B3N3H6)
BEDA BORAZINE DENGAN BENZENA
• JARAK IKATAN C-C = 1,5; B-N = 1,15
• IKATAN C-C : TUNGGAL (IKATAN
KOVALEN); B-N: IKATAN VAN DERWAL
• BENZENA: PUNYA CINCIN (KEKULE)
BORAZINA: TAK PUNYA CINCIN (SIKLO)
4. BORAZINE LEBIH REAKTIF DARI BENZENA,
SEHINGGA MUDAH MELAKUKAN REAKSI
ADISI
B3N3H6 + 3 Hx → (H2N-BHx)
(x = Cl, OH, OR)
• PEMBUATAN BORAZINE
• BCl3 + NH4Cl → Cl3N3B3H3 → LiBH4
menjadi N3B3H6
TETRAHIDROBORAT (BH4)-

PEMBUATAN
2LiH + B2H6 2LiBH4
4 NaOH + B(OMe)3 NaBH4 + 3 NaOCH3
NaBH4 : - Padatan kristal putih
- stabil dalam udara kering
- Tidak mudah menguap
- Tidak larut dalam dietil eter
- Larut dalam air
LiBH4 :
- Bahan pereduksi dalam industri mudah menguap
Fe+3 Fe+2
Va+5 Va+4
– Dapat mensintesa halida
LiBH4 + 4I2/etanol BI3 + 4HI + LiI
– Merubah SiCl4 Silana
SiCl4 + 4LiBH4 SiH4 + 2B2H6 + 4 LiCl
Boron Halida
• BX3 dapat menerima pasangan elektron dari
halida lain membentuk BX4-
• Boron halida juga dapat bertindak sebagai
akseptor ion halida ketika mereka
berfungsi sebagai katalis misalnya, dalam
alkilasi Friedel-Crafts dari hidrokarbon
aromatik:
• Reaksi:
BF3 + RX R+ + BF3X-
R+ + PhH H+ + RPh
H+ + BF3X- HX + BF3
Reaksi bersih: RX + PhH RPh + HX
Aluminium
ALUMINIUM (Al)
KELIMPAHAN DI ALAM
• FELSPAR DAN MIKA
• BAUKSIT (Al2O3.nH2O)
• KRYOLIT (Na3AlF3)
PEMBUATAN
• Bahan dasarnya bauksit
• Dilarutkan dengan NaOH menjadi Na-Aluminium
• Diendapkan sebagai Al(OH)3 dengan CO2
menjadi Al2O3
• Hasil dehidrasi dilarutkan dalam lelehan kryolit
• Lelehan pada 8000-1000 dielektrolisis menjadi
Al
Penambangan Bauksit
di Pulau Bintan
SIFAT-SIFAT
• Logam keras, kuat, berwarna putih
• Sangat elektropositif
• Tahan terhadap korosif menjadi lapisan oksida
(anodinasi)
• Larut dalam asam mineral encer
• Mudah bereaksi dengan NaOH panas, Halogen,
non logam
• Bersifat Amfoter menjadi bersifat basa
• Sebagai kalisator dalam reaksi Fiedel Graft
CH3COCl + C6H6 AlCl3 C6H5CH3CO
AlCl3
TETRA HIDROALUMINAT (AlH4)
• Pereduksi
• Bereaksi dengan pelarut berproton
Metanol
Air + LiAlH4 → LiAlH
Amoniak
• Mensintesa senyawa lain menjadi
phosphin (P3)
• Dalam alkohol/RCOOH terjadi
penggantian H
LiAlH4 + RCOOH → (RCOO)LiAl
• Reaksi dengan organologan menjadi C3CNCH3
• Reaksi dengan sianida menjadi garam alkil
• Dapat diperoleh dengan reaksi langsung
Na + Al + 3 H2 THF NaAlH4
NaAlH4 + LiCl ET2 NaCl(s) + LiAlH4
• Tidak mudah menguap
• Kristal putih/abu-abu
• Stabil < 120C
• Larut dalam dietil eter, tetrahidrofuron, glyme
ALUMINIUM KARBIDA
Transparan, warna kuning pucat
Dibuat dengan pemanasan dengan karbon
Reaksi: + H2O → Al(OH)3 + HC=CH
+ HCl → (CH3AlCl3)2 + AlCl3
+ D2O → Al(OH)3 + CD4
ALUMINIUM ALKOKSIDA (RO)3Al
PEMBUATAN:
* Al + 3ROH HgCl2 (RO)3Al + 3/2 H2
Alkoksida
Na + ROH → RONa + H2
(90 %) Alkaholat
* AlCl3 + 3RONa ROH (RO)Al + NaCl
Dimer (RO)3Al → Senyawa Kompleks → Polimer
ALUMINIUM ISOPROPOKSIDA [Al(OR)3]3 TRIMER
• Berbentuk cincin datar tak sebidang
• Mudah terhidrolisis dalam air dan kembali ke asal
• Digunakan sebagai dasar untuk mensintesa senyawa
lain
• Mampu mengkatalisis aldehid atau keton menjadi
alkohol
O
R-C + (Al(OR)3)3 + (CH3)2CHOH → RCH2OH +
H
(CH3)3CO + Al(OH)3 + ROH

Mengkatalis reduksi alkohol menjadi keton


(CH3)2CHOH H2 (CH3)3CO
ALUMINIUM HALIDA (AlCl3 atau AlBr3)
DIMER
Br Br Br
Al Al
Br Br Br
KATALIS (jenis Fiedel Craft)
RCOCl + AlCl3 RCO+ + AlCl4-
(pas ion)
RCO+ + C6H6 → [RCOC6H6]
RCOC6H6 + H+
Terbentuk senyawa dengan valensi lebih rendah
Konfigurasi êv Al: ns2np1
ns1np2 1 11

Pada suhu tinggi: S: antibonding


P: bonding
Al tingkat oksidasi lebih rendah (+1) SP
AlCl3(s) + 3Al(s) → 3AlCl(g)
Didinginkan → AlCl3(s)
Maka SP2 → SP (T dan P tinggi)
Dinginkan
SP2
SENYAWA ORGANOLOGAM ALUMINIUM
TRIMETIL ALUMINIUM (CH3)3Al
Dapat membentuk polimer (Al reaktif)
CH3 CH3 CH3
Al Al
CH3 CH3 CH3
Penggantian berlangsung cepat pada
suhu tertentu
Bahan dasar untuk alkohol berantai panjang,
yaitu deterjen
Al (CH3)3 + C2H5 → >Al-CH2-CH3
>Al-C2H5 + CH2-CH2 > → Al-C3H7
Kalisator Siegler-Natta → pembuatan
polipropilena
Bereaksi dengan TeCl4 → Alkilkloro
Dilarutkan dalam HK
Berkondensasi dengan
etena + propilena
TRIETIL ALUMINIUM ((C2H5)Al)3
Sifat:
- reaktif
– cair
– Spontan terbakar di udara
– Asam lewis → menerima pas ê
((C6H5)3Al)3 + NH3

Punya 1 orbital kosong yang ditempati


PEMBUATAN
Reaksi Al dengan etilen pada tekanan tinggi
Al + Etilen + H2 (C2H5)3Al
(C2H4) P>
SENYAWA BIFENIL ALUMINIUM
Pembuatan: Reaksi Benzena dengan Al
O O O
Al Al
O O O

Sifat: * Pereduksi kuat


Dapat mereduksi senyawa raksa
(CH3)3Hg + Al → CH3Hg
TERIMAKASIH
NITROGEN, OKSIGEN
DAN SULFUR
Kegunaan di laboratorium:
sebagai pendingin (bentuk
cair)
Sifat:
KESETIMBANGAN NO2
 Pengoksidasi yang cukup kuat
DAN N2O4
N2O4(g) + 2H+(aq) + 2e → 2HNO2
 Terdisosiasi secara ionik dalam HNO3
2NO2 ↔ N2O4
N2O4 → NO+ + NO3-
Coklat Tanpa warna
 Melarutkan logam Cu →
Cair Padat
Cu(NO3)2 . N2O4 → Cu(NO3)2
Menyerang logam: Sn, As,
dan logam blok d akan diubah
menjadi oksidanya, namun
logam lain akan membentuk
nitrat
Hanya Mg, Mn, dan Zn yang
melepas gas H2 saat bereaksi
dengan HNO3 encer
Rangkuman reaksi
yang melibatkan
Nitrogen
OKSIGEN

BERADA PADA GOL 16 PERIODA 2 KONFIGURASI : 1322322P4


O2 BEREAKSI DENGAN : SEMUA UNSUR KECUALI HALOGEN,
BEBERAPA LOGAM MULIA DAN GAS MULIA

OKSIGEN MEMBENTUK OKTET SECARA :


Ø IKATAN IONIK DALAM BENTUK O2-
Ø IKATAN KOVALEN TUNGGAL : -O-
RANGKAP DUA : O =
1. SATU IKATAN TUNGGAL : O-H-, O-Et-
TIGA IKATAN TUNGGAL : H3O+, R3O+
(JARANG) ION OKSONIUM

OKSIGEN JARANG MENGIKAT LEBIH DARI DUA ATOM (DIVALEN)


SEBAB : OKSIGEN MEMILIKI ELEKTRON YANG TIDAK BERPASANGAN 2 ,
SUPAYA LEBIH DARI DUA ELEKTRON TIDAK BERPASANGAN MAKA
HARUS TERJADI EKSITASI ELEKTRON KE KULIT YANG LEBIH TINGGI
SEHINGGA BUTUH ENERGI YG BESAR.
q OKSIGEN MEMILIKI ELEKTRONEGATIFITAS
BESAR IKATAN HIDROGEN
SENYAWA BERIKATAN IONIK

q OKSIGEN DI - ATMOSFIR : 20,9%


- BIJIH / BATUAN : 46,6%
- HIDROSFIR : 89%

PEMBUATAN OKSIGEN
SKALA BESAR
1. ELEKTROLISA AIR YG TELAH DIASAMKAN DG H2SO4
H2O H2 + O 2
2. DISTILASI BERTINGKAT UDARA CAIR

SKALA LABORATORIUM
1. DEKOMPOSISI TERMAL OKSIDATOR
(KCl04, KMnO4, PbO2, HgO)
2. DEKOMPOSISI TERMAL GARAM NITRAT
SULFUR

KONFIGURASI : (Ne) 3S2 3P4 S


SIFAT :
1. ELEKTRONEGATIFITAS RENDAH DARI OKSIGEN,
SEHINGGA MEMILIKI SIFAT KURANG IONIK, DAN TIDAK MEMILIKI
IKATAN HIDROGEN. TITIK DIDIH MENINGKAT SECARA TERATUR
SESUAI DENGAN KENAIKAN BM
H2S < H2Se < H2Te < H2Po
TITIK DIDIHNYA JAUH LEBIH RENDAH DARI H2O
2. MEMILIKI IKATAN RANGKAP
dπ -pπ BUKAN pπ – pπ
CONTOH : S04 =
TERJADI ALIRAN ELEKTRON
ORBITAL pπ OKSIGEN KE ORBITAL dπ YANG KOSONG PADA
SULFUR
3. MEMILIKI VALENSI BUKAN HANYA DUA
SF6 DAN Te (OH)6
ORBITAL d DAPAT MEMBENTUK LEBIH DARI EMPAT IKATAN
4. KATENANSI S SANGAT TINGGI DIBANDING O, Se Te DAN Po
Sn-2 POLISULFIDA
O3SSn SO3-2 POLITHIONAT
5. SIFAT SENYAWA BERUBAH SEIRING DG KENAIKAN UKURAN ATOM,
DAN PENURUNAN ELEKTRONEGATIFITAS
6. PADA SUHU KAMAR, BERUPA PADATAN DENGAN STRUKTUR YANG
RUMIT.

7. BENTUK ALOTROPI
S: DUA MACAM KRISTAL

- BENTUK ROMBIS STABIL


SUHU KAMAR
- BENTUK MONOKLIN STABIL
95,5 OC
8. PEMBUATAN
SULFUR DIPEROLEH DALAM SKALA BESAR DARI GAS
HIDROKARBON ALAMIAH DI ALBERTA, KANADA YG MENGANDUNG
30 % H2S. DIHILANGKAN DENGAN SO2
S + O2 SO2
2H2S + SO2 3S + 2H2O

BELERANG JUGA DITEMUI DI SISILIA DAN LAUSIANA, US


BELERANG DIPEROLEH SEBAGAI HASIL SAMPING PRODUKSI GAS
BATU BARA
SO2 HASIL SAMPING EKSTRAKSI LOGAM DARI BIJI SULFIDA
S →STABIL DALAM BENTUK S8
- CAIRAN BERWARNA KUNING
- TEMBUS PANDANG
- MUDAH MENGALIR
- LEBIH TUA WARNA DAN BERTAMBAH KEKENTALAN PADA SUHU 160
OC KEKENTALAN MAKS PADA SUHU 200OC

- S8 TIDAK MENGALAMI DEKOMPOSISI.


SUHU MAKIN DINAIKAN AKAN DI DAPAT MAKRO MOLEKUL
- UAP SULFUR MENGANDUNG S8
- SIKLOSULFUR Sn (n = 6-12) LARUT DALAM CS2, BENZENA DAN
SIKLOHEKSANA, PEKA DAN TIDAK STABIL SECARA TERMAL SUHU
23OC
BELERANG DENGAN KARET ALAM MENGALAMI PROSES
VULKANISASI : PEMBENTUKAN JEMBATAN S ANTARA RANTAI 3
KARBON KARET ALAM.
SEMUA REAKSI S8 DIAWALI DG PEMBUKAAN CINCIN YG
BERLANGSUNG SECARA BERTAHAP :
S8 + CN- SSSSSSSSCM-
S6 S-SCN + CN- S6SCN- + SCN-
DAN SETERUSNYA
DENGAN REAKSI TOTAL :
S8 + 8 CN- 8 SCN-

BELERANG SANGAT PENTING SEBAGAI KOMPONEN ENZIM DAN


PROTEIN
SENYAWAAN S

1. HIDRIDA INTERAKSI DENGAN HIDROGEN HIBRIDA BINER


VOLATIL
H2S, H2Se, H2Te, DAN H2Po
DIPEROLEH DARI REAKSI ASAM DENGAN GARAM SULFIDA
FeS + H2SO4 – H2S + FeSO4
HIBRIDA : BERACUN
BAU TIDAK ENAK
ASAM SANGAT LEMAH : KEASAMAN BERTAMBAH
DARI H2S s.d H2Te
HIDROGEN SULFIDA
H2S + H2O H3O+ + HS- Ka = 10-7
HS- + H2O H3O+ + S- 2 Ka = 10-14

TETAPAN DISOSIASI KEDUA SANGAT KECIL HINGGA YANG ADA


DALAM LARUTAN HANYA ION HS-
S-2 DITEMUI DALAM LARUTAN YANG SANGAT BASA (> 8M NaOH)
2. HALIDA DAN OKSOHALIDA DARI SULFUR
SF4, SF6 DAN S2F10 DIHASILKAN DARI FLUORINASI LANGSUNG S8

SF4 : - TITIK DIDIH -30O


- REAKTIF
- TERHIDROLISIS SEMPURNA DENGAN AIR MENJADI SO2 DAN HF
SF4 + 2H2O SO2 + 4HF
- SELEKTIF MENGUBAH >C=O DAN –P=O MENJADI CF2 DAN PF2
DAN GUGUS COOH DAN POOH MENJADI CF3 DAN PF3
SF6 : - TAHAN TERHADAP BAHAN KIMIA
- INERT
- KEKUATAN DIELETRIK TINGGI
- BERGUNA UNTUK MENGISOLASI GAS DALAM GENERATOR
BERTEGANGAN TINGGI DAN PERALATAN LISTRIK
- REAKSI DG AIR :
SF6 + 3H2O SO3 + 6HF
IKATAN S-F KUAT, DIJENUHKAN SECARA KOORDINASI
SULFUR KLORIDA S2CI2
- KLORINASI LELEHAN SULFUR
- CAIRAN JINGGA, BAU MENYENGAT
- DG CI2 BERLEBIH, FeCI3 DAN I2 SBG KATALIS S2CI2 SCI2
TERDISOSIASI MENJADI :
SCI2 S2CI2 + CI2
SCI2 MURNI DIPEROLEH SECARA DESTILASI BERTINGKAT
DG ADANYA PCI5, DIDAPAT SBG CAIRAN MERAH TUA
THIONIL KLORIDA SOCI2
- DIPEROLEH DARI :
SO2 +PCI5 SOCI2 + POCI3
- CAIRAN BERASAP TIDAK BERWARNA
- TITIK DIDIH 80 oC
- MUDAH TERHIDROLISIS
SOCI2 + H2O SO2 + 2HCI
- DIGUNAKAN UNTUK MEMBUAT KLORIDA ANHIDRAT
Fe (OH)3 + 330CI2 3502 + 3HCI + FeCI3
FeCI2.6H2O + 6SOCI2 6502 + 12 HCI + FeCI3

- STRUKTUR PIRAMIDA

-DAPAT BERTINDAK SEBAGAI BASA LEWIS

SULFURIL KLORIDA SO2CI2


- DIPEROLEH DARI :
SO2 + CI2 FeCI
2 SO2 CI2
- CAIRAN BERASAP
- TIDAK BERWARNA DALAM UDARA LEMBAB
- GUNA : KLORINASI SENYAWA ORGANIK
- MUDAH TERHIDROLISIS
4. OKSIDA
SULFUR DIOKSIDA SO2
- GAS, DENGAN BAU TAJAM
- BERBENTUK V ( BENGKOK )
- MELARUTKAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK
- PELARUT UNTUK STUDI NMR
- DAPAT BERTINDAK SEBAGAI BASA LEWIS
- LARUT DALAM AIR
SO2 + H2O H2SO3
- SEBAGAI ZAT PEREDUKSI

SULFUR TRIOKSIDA SO3


- REAKSI LAMBAT TANPA KATALIS (V2O5 ATAU NO)
- BERAKSI KUAT DENGAN AIR MENGHASILKAN ASAM SULFAT
- GUNA : MEMBUAT MINYAK TERSULFONASI
- ZAT PENGOKSIDASI KUAT
- DALAM FASE GAS BERBENTUK SEGITIGA PLANAR
- BERBENTUK POLIMER DALAM KEADAAN PADAT

5. ASAM OKSI
S DAPAT MEMBENTUK ASAM OKSI

ASAM OKSI YANG ATOM PUSAT S


DIBEDAKAN :
a. TERDIRI DARI 1 ATOM S
1. ASAM SULFIT H2SO3
2. ASAM SULFAT H2SO4

b. TERDIRI DARI 2 ATOM S


1. ASAM TIOSULFAT H2S2O3
2. ASAM DITIONIT H2S2O4
3. ASAM DISULFAT H2S2O5
4. ASAM DITIONAT H2S2O6
5. ASAM DITIOSULFAT H2S2O7
c. TERDIRI 3 ATAU LEBIH ATOM S
1. ASAM POLITIONAT H2Sn + 2O6

d. ASAM PEROKSO
1. ASAM PEROKSOSULFAT H2SO5
2. ASAM PEROKSODISULFAT H2S2O8

ASAM SULFAT

PEMBUATAN :
S + O2 SO2 …….I
SO2 + O2 SO3 …….II

REASI TAHAP KE II DAPAT BERLANGSUNG SECARA HOMOGEN DAN


HETERROGEN
HOMOGEN : OKSIDA NITROGEN ( PROSES KAMAR TIMBAL )
HETEROGEN : PLATINA ( PROSES KONTAK )

SO3 + H2O H2SO4 ………..III

* H2SO4 DIPASARAN CAMPURAN DENGAN AIR 98% ( 18 M )


• ZAT MURNI : ZAT CAIR YANG TIDAK BERWARNA DG MENAM-
BAHKAN SO3 DG SEDIKIT AIR

• PENAMBAHAN SO3 PADA H2SO4 100% MENGHASILKAN ASAM


SULFAT BERASAP ( OLEUM ) YANG MENGANDUNG ASAM POLI SULFAT,
ASAM PIROSULFAT (ASAM DISULFAT )

• DEHIDROTOR KUAT KARBOHIDRAT DAN ZAT ORGANIK LAIN ME-


MECAHKAN KARBOHIDRAT MENJADI UNSUR KARBON
Cn H2nOn + H2SO4 nC + H2SO4 nH2O

ASAM TIOSULFAT

PEMBUATAN :
MENDIDIHKAN LARUTAN SULFIT DG S
H2SO3 + S H2S2O3

NaS2O3 ANALISIS VOLUMETRI PENTING DALAM FOTOGRAFI


KARENA : SENYAWA INI DAPAT MEMBENTUK GARAM KOMPLEK
DG GARAM PERAK.
Na2S2O3-2 + I2 S4O62- + 2I-
Na2 S2O3 + AgNO3 Ag2 S2O3
Na3 Ag ( S2O3 )2

ASAM DITIONAT

• DIBUAT DARI ASAM SULFAT DENGAN MnO2


MnO2 + 2 SO3-2 + 4 H+
Mn2+ + S2O62- + 2H2O

PEMANASAN DALAM LARUTAN ASAM AKAN TERDEKOMPOSISI


MENGHASILKAN ASAM SULFAT DAN ASAM SULFIT
H2S2O6 + H2O H2SO4 + H2SO3
TERIMAKASIH
1
Unsur-unsur Blok d
period 4

period 5

period 6

period 7

 berada antara blok


s dengan blok p
 dikenal sebagai
unsur transisi

2
 Periode 4, 5, 6,
dan 7 sistem periodek
Unsur Transisi deret pertama

3
Sifat-sifat unsur transisi
(unsur blok d vs blok s)

1. Memiliki sifat fisik sedikit berbeda dibandingkan dengan unsur yang


berada pada blok s dan blok p
2. Memiliki titik leleh, titik didih, densitas, kekerasan lebih tinggi.
3. Memiliki bilangan oksidasi yang bervariasi
4. Menghasilkan ion atau senyawa yang bewarna
5. Pembentuk senyawa kompleks
6. Memiliki sifat sebagai katalis

4
Konfigurasi elektron dari unsur-unsur blok d

Unsur Nomor Atom Konfigurasi elektron


Scandium 21 [Ar] 3d 14s2
Titanium 22 [Ar] 3d 24s2
Vanadium 23 [Ar] 3d 34s2
Chromium 24 [Ar] 3d 54s1
Manganese 25 [Ar] 3d 54s2
Iron 26 [Ar] 3d 64s2
Cobalt 27 [Ar] 3d 74s2
Nickel 28 [Ar] 3d 84s2
Copper 29 [Ar] 3d 104s1
Zinc 30 [Ar] 3d 104s2
5
Orbital yang terisi setengah penuh atau penuh akan berada
pada keadaan paling stabil

6
Sifat-sifat fisika :
 memiliki daya hantar panas dan listrik
yang baik
 keras dan kuat
 lunak dan elastis

 berkilau
 titik leleh dan titik didih yang tinggi
7
• Pengecualian : Merkuri
 titik leleh rendah
 pada tekanan dan temperatur ruang
berbentuk cair
Unsur-unsur blok d
 sangat bermanfaat untuk konstruksi
bangunan
 kuat dan tidak reaktif
8
9
Sifat dan Aplikasi
• Sc--- tahan panas, sebagai lampu intensitas tinggi
• Ti--- tahan korosi, mengkilat, kuat, tahan terhadap
perubahan suhu. Manfaat: untuk industri pesawat
terbang, ulang alik,industri kimia.
• TiO2--- katalis pada industri plastik dan polimer, sifatnya
inner, tidak tembus cahaya,putih cerah, tidak berbau
dan tidak toksik.
Dengan jari-jari atom yang hampir sama, Ti mudah untuk
membentuk alloys dengan unsur transisi lain.
 atom-atom unsur yang satu akan bertukar tempat
dengan atom-atom unsur yang lain.

10  menghasilkan struktur padatan dan sifat yang


berbeda
Sifat dan Aplikasi
• V--- Alloy, campuran logam, besi vanadium (ferodium),keras,
kuat dan tahan karat. katalis pada proses kontak (pembuatan
asam sulfat, Baja vanadium digunakan untuk membuat per
mobil, kereta api, pesawat terbang.

• Cr--- Alloy, industri logam. Alloy Fe dan Cr dikenal dengan


Ferokrom. Alloy Fe, Ni, dan Cr dikenal dengan nama stainless
steel (Fe 64%, Ni 8%, Cr 18%), Nikrom (Fe 25%, Ni 60%, Cr
15%).

• Mn --- Berfungsi elektrolit dalam batu baterai (MnO2),


meningkatkan kekerasan dan sifat resisten untuk alloy,
contoh: duralumin: alloy antara Al dengan Mn/Mg/Cu, dan
digunakan untuk paduan baja.
• Co--- aliansi/paduan/alloy dengan besi
• Ni --- logam putih, pengantar panas dan listrik.
11
• Cu --- logam pengantar panas dan listrik yang sangat baik.
v Besi (Fe)
 berguna untuk konstruksi bagunan dan
untuk pembuatan mesin-mesin modern
 berlimpah
murah
 mudah diekstrak
 lebih mudah terkorosi
 sering dikombinasi dengan unsur
lain untuk menghasilkan baja
 lebih keras dan lebih tahan terhadap korosi
12
Jari-jari atom 36 unsur
pertama

13
14
15
(i) Muatan inti 
(ii) Tolakan antar elektron meningkat 

(i)  (ii)

(i) > (ii) (ii) > (i)

16
Beberapa perbedaan sifat fisika dan kimia
unsur blok d dan blok s.

Densitas (g cm–3) pada 20C


17
 Atom pada unsur blok d
1. secara umum ukuran atom lebih kecil
2. lebih mampat
(fcc/hcp vs bcc in group 1)
3. mempunyai massa atom relatif lebih
tinggi

 secara umum densitas meningkat dari


kiri ke kanan karena jari-jari turun dan
18
massa atom meningkat
K  Ca (tajam ) ; Ca  Sc (sedikit )

Entalpi Ionisasi (kJ mol–1)


Unsur
1st 2nd 3rd 4th
K 418 3 070 4 600 5 860
Ca 590 1 150 4 940 6 480
Sc 632 1 240 2 390 7 110
Ti 661 1 310 2 720 4 170
V 648 1 370 2 870 4 600
Cr 653 1 590 2 990 4 770

19
Sc  Cu (sedikit Cu  Zn (tajam )
) ; Entalpi Ionisasi (kJ mol–1)
Unsur
1st 2nd 3rd 4th
Cr 653 1 590 2 990 4 770
Mn 716 1 510 3 250 5 190
Fe 762 1 560 2 960 5 400
Co 757 1 640 3 230 5 100
Ni 736 1 750 3 390 5 400
Cu 745 1 960 3 550 5 690
Zn 908 1 730 3 828 5 980

20
 lebih besar dari unsur blok s pada perode
yang sama dalam sistem perodik

 1. Atom-atom pada unsur blok d


memiliki ukuran atom lebih kecil
2. muatan inti efektif lebih besar

21
Tajam  pada perioda 1, 2 dan 3
Sedikit  pada unsur transisi

22
3d5 Fe3+

3d5 Mn2+
3d10
3d5 Cr+
d10/s2

23
Blok d jauh lebih besar daripada blok s
 1. elektron pada orbital 4s and 3d terlibat
dalam pembentukan ikatan logam
2. atom blok d lebih kecil

1541 1668 1910 1907 1246 1538 1495 1455 1084 419

24
K mempunyai titik leleh sangat kecil karena
mempunyai struktur bcc yang lebih terbuka

1541 1668 1910 1907 1246 1538 1495 1455 1084 419

25
Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
1541 1668 1910 1907 1246 1538 1495 1455 1084 419
3d 4s
Sc  

Ti   

V    

1. m.p.  dari Sc ke V akibat  elektron


yang tidak berpasangan pada orbital
d (from d1 ke d3)
26
Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
1541 1668 1910 1907 1246 1538 1495 1455 1084 419
3d 4s
Fe      

Co      

Ni      

2. m.p.  dari Fe ke Zn akibat 


eletron yang tdk berpasangan pada
27 orbital d (from 4 to 0)
Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
1541 1668 1910 1907 1246 1538 1495 1455 1084 419

3. Cr mempunyai m.p tinggi karena


semua elektron pada orbital d tidak
berpasangan tapi lebih rendah dari V
3d 4s
Cr      

Elektron setengah penuh kurang


berperan (stabil)
28
Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
1541 1668 1910 1907 1246 1538 1495 1455 1084 419

4. Mn mempunyai m.p. rendah karena


mempunyai struktur kubus sangat
terbuka.
Kenapa Hg cair pada suhu ruang ?
Seluruh elektron 5d and 6s
berpasangan dan ukuran atom lebih
29
besar dari Zn.
• Kekerasan logam tergantung pada kekuatan ikatan logam.

• Ikatan logam unsur-unsur blok d lebih kuat daripada unsur-


unsur blok s.
 unsur-unsur blok d lebih keras daripada blok s

Mohs scale : - alat pengukur kekerasan

Talc Diamond
0 10
K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
0.5 1.5 3.0 4.5 6.1 9.0 5.0 4.5 -- -- 2.8 2.5
30
• Secara umum, unsur-unsur blok s
bereaksi baik dengan air membentuk
logam hidroksida dan hidrogen

• Unsur-unsur blok d
 bereaksi sangat lambat dengan air dingin
 bereaksi dengan uap air panas
menghasilkan logam oksida dan hidrogen

31
2K(s) + 2H2O(l)  2KOH(aq) + H2(g)

2Na(s) + 2H2O(l)  2NaOH(aq) + H2(g)


Ca(s) + 2H2O(l)  Ca(OH)2(aq) +
H2(g)
Zn(s) + H2O(g)  ZnO(s) + H2(g)

3Fe(s) + 4H2O(g)  Fe3O4(s) + 4H2(g)

32
Simpulan
Ion dari logam blok d memiliki kerapatan muatan
yang lebih tinggi.
 lebih terpolarisasi
 1. lebih kovalen di alam
2. sedikit larut di air
3. sedikit basa (lebih asam)
Sifat Basa : Fe(OH)3 < Fe(OH)2 << NaOH
Kerapatan muatan : Fe3+ > Fe2+ > Na+
33
4. kurang stabil terhadap termal, contoh
CuCO3 << Na2CO3
5. cendrung dalam bentuk garam hidrat, contoh
CuSO4.5H2O, CoCl2.2H2O
6. ion yang terhidrasi akan mengalami hidrolisis
lebih mudah
[Fe(H2O)6]3+(aq) + H2O  [Fe(OH)(H2O)5]2+(aq) + H3O+

asam
34
Bilangan oksidasi unsur-unsur blok d dalam senyawaan
oksida dan klorida
Bil.
Oksida/Klorida
oksidasi
Cu2O
+1
Cu2Cl2
TiO VO CrO MnO FeO CoO NiO CuO ZnO
+2
TiCl2 VCl2 CrCl2 MnCl2 FeCl2 CoCl2 NiCl2 CuCl2 ZnCl2

Sc2O3 Ti2O3 V2O3 Cr2O3 Mn2O3 Fe2O3 Ni2O3 • xH2O


+3
ScCl3 TiCl3 VCl3 CrCl3 MnCl3 FeCl3
TiO2 VO2 MnO2
+4
TiCl4 VCl4 CrCl4
+5 V2O5
+6 CrO3
+7 Mn2O7
35
Bilangan oksidasi unsur-unsur blok d dalam senyawaannya

Element
Unsur Bilangan
Possible
Oksidasi
oxidation
yangstate
mungkin
Sc +3
Ti +1 +2 +3 +4
V +1 +2 +3 +4 +5
Cr +1 +2 +3 +4 +5 +6
Mn +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Fe +1 +2 +3 +4 +5 +6
Co +1 +2 +3 +4 +5
Ni +1 +2 +3 +4 +5
Cu +1 +2 +3
Zn +2
36
1. Sc dan Zn hanya mempunyai 1 bil.
Oksidasi dalam senyawa
• Scandium (Sc) +3

Stabil seperti Ar (1s22s22p63s23p6)

• Seng (Zn) +2

 Stabil [Ar] 3d10


2. Seluruh unsur transisi deret pertama
memiliki bilangan oksidasi +2 (kecuali
Sc) dan +3 (kecuali Zn)
37
3. Mangan (Mn) memiliki bilangan oksidasi
paling tinggi +7
Contoh: MnO4-, Mn2O7

bukan dalam bentuk Mn7+ , Mn


berikatan kovalen dengan oksigen
dengan memanfaatkan elektron pada
orbital d yang terisi setengah penuh.
O

Mn -
O
38 O
O
Struktur dari Mn2O7

O O

Mn Mn
O
O O
O O

39
4. Jumlah biloks unsur dalam senyawa
setelah Mn, berkurang
 jumlah e yang tdk berpasangan
berkurang
 muatan inti meningkat

40
5. Kestabilan relatif dari biloks bervariasi
dikaitkan dengan konfigurasi elektron
Kestabilan : - Mn2+(aq) > Mn3+(aq)
Faktor utama [Ar] 3d5 [Ar] 3d4

Fe3+(aq) > Fe2+(aq)

[Ar] 3d5 [Ar] 3d6


o
Faktor utama  H hydration: Fe3+ > Fe2+
Zn2+(aq) > Zn+(aq)

[Ar] 3d10 [Ar] 3d104s1


o
 H
41
Faktor utama hydration: Zn2+ > Zn+
Vanadium
Warna ion vanadium dalam air pada biloks
yang berbeda

Ion Biloks Warna


V2+(aq) +2 violet
V3+(aq) +3 hijau
VO2+(aq) +4 biru
VO2+(aq) +5 kuning

42
• Dalam medium asam
 vanadium(V) dalam bentuk VO2+(aq)
ion dioxovanadium(V)
 vanadium(IV) dalam bentuk VO2+(aq)
ion oxovanadium(IV) ion
• Dalam medium basa
 vanadium(V) stabil dalam bentuk:
VO3–(aq), metavanadate(V) atau
VO43–(aq), orthovanadate(V),
dalam medium alkali yang sangat kuat
43
• Vanadium +5 sebagai oksidator kuat
• Biloks vanadium paling rendah +2
dalam bentuk V2+(ag), reduktor kuat,
mudah teroksidasi jika kontak dengan
udara
• Vanadium banyak ditemukan dalam bentuk
 ammonium metavanadat(V) (NH4VO3)
 padatan putih
 biloks +5

44
1. Interkonvesi Vanadium(V)
OH OH OH
VO2+(aq) V2O5(s) VO3(aq) VO43(aq)
H+ H+ H+
kuning orange kuning tidak bewarna
ortovanadat
(V)Vanadium(V) lebih banyak ditemukan dalam
bentuk kation dibandingkan anionnya.

OH OH OH


VO2+(aq) V2O5(s) VO3(aq) VO43(aq)
H+ H+ H+

Medium asam Medium basa


Amfoter
Reaksi V2O5  VO2+
45
V2O5(s) + 2H+(aq)  2VO2+(aq) + H2O(l)
Reaksi : V2O5  VO3
V2O5(s) + 2OH(aq)  2VO3(aq) + H2O(l)

Reaksi : VO3  VO2+


VO3(aq) + 2H+(aq)  VO2+(aq) + H2O(l)

Struktur dari VO43(ion ortovanadat(V)), CrO42(ion


kromat(Vi)) and MnO4(ion manganat(VII))

O O

Cr -
Mn
O O-
O O
O- O

46
Ion metavanadat (VO3) merupakan polimer anionik
seperti SiO32

Ion metavanadat(V), (VO3)nn

47
2. Dalam serbuk Zn dan HCl pekat, ion
vanadium (V) direduksi menjadi ion
vanadium (II)
Zn Zn
VO2+(aq)  VO2+(aq) 
conc. HCl conc. HCl
yellow blue
Zn
V3+(aq)  V2+(aq)
conc. HCl
green violet

48
Potensial reduksi elektroda standar ion-ion
vanadium
Half reaction (V)
Zn2+(aq) + 2e– Zn(s) –0.76
VO2+(aq) + 2H+(aq) + e– VO2+(aq) + H2O(l) +1.00
VO2+(aq) + 2H+(aq) + e– V3+(aq) + H2O(l) +0.34
V3+(aq) + e– V2+(aq) –0.26

49
Mangan
Warna ion mangan dalam air pada biloks yang
berbeda
Ion Biloks Warna
Mn2+ +2 Merah muda
Mn(OH)3 +3 Coklat gelap
Mn3+ +3 merah
MnO2 +4 hitam
MnO43 +5 Biru terang
MnO42– +6 hijau
MnO4– +7 ungu
50
(a) (b) (c)

Mn2+(aq) Mn(OH)3(aq) MnO2(s)

(d) (e)

51
MnO42–(aq) MnO4–(aq)
• Biloks Mn +2 sangat stabil pada pH
+1.50V 1.18V
Mn3+ Mn2+ Mn
+1.51V +1.23V

MnO4 MnO2

Mn(VII)
+7 2 +6 +4 0
heat
2KMnO4 K2MnO4 + MnO2 + O2

52
Mn(VII)
light
4MnO4 + 4H+ 4MnO2 + 2H2O + 3O2
+7 2 +4 0
Kemampuan oksidator Mn (VII) tergantung
pada pH larutan
Medium asam (pH 0)
MnO4–(aq) + 8H+(aq) + 5e– Mn2+(aq) + 4H2O(l)
= +1.51 V
Medium netral s.d basa (s.d pH 14)
MnO4–(aq) + 2H2O(l) + 3e– MnO2(s) + 4OH
(aq) = +0.59 V
Kenapa MnO4 MnO42 Eo = +0.56V
53
Tidak dipengaruhi pH ?
Mn(IV) medium pengoksidasi asam

MnO2(s) + 4H+(aq) + 2e– Mn2+(aq) + 2H2O(l)


= 1.23 V
MnO2(s) + 4HCl(aq)  MnCl2(aq) + 2H2O(l) + Cl2(g)

Mn(IV) medium pereduksi basa

• Oksidasi Mn (IV) dalam medium basa


2MnO2 + 4OH + O2  2MnO42 + 2H2O
54
Tembaga

Cu+(aq) + e  Cu(s) Eo = +0.52V


Cu2+(aq) + 2e  Cu(s) Eo = +0.34V

Cu2+(aq) lebih stabil dari Cu+(aq)


hanya senyawa dari Cu (I) stabil dalam air
(i) tidak larut (ex. Cu2O, CuI, CuCl)
(ii) mudah dikomplek dengan ligan selain air
ex. [Cu(NH3)4]+
55
Penentuan ion Cu2+
2Cu2+(aq) + 4I(aq)  2CuI(s) + I2(aq)
unknown excess white fixed

I2(aq) + 2S2O32(aq)  2I(aq) + S4O62(aq)


standard solution

56
Warna ion-ion blok d yang lain dalam air
Jumlah e di orbital d
ion-ion blok d warna
yg tidak berpasangan
Sc3+
Ti4+
0 Tidak bewarna
Zn2+
Cu+
Ti3+ Ungu
1 V4+ Biru
Cu2+ Biru

57
Jumlah e di orbital d
ion-ion blok d warna
yg tidak berpasangan
V3+
2 hijau
Ni2+
V2+ Violet
3 Cr3+ Hijau
Co2+ Pink
Cr2+ Biru
4 Mn3+ Violet
Fe2+ hijau
Mn2+ Pink muda
5
58 Fe3+ kuning
Co2+(aq) Zn2+(aq) Fe3+(aq)

Mn2+(a Fe2+(aq) Cu2+(aq)


59 q)
LANTANIDA DAN AKTINIDA
Unsur-unsur transisi blok f
Di tempatkan terpisah untuk menunjukkan
keperiodikan struktur elektroniknya berbeda
BENTUK ORBITAL F
GOLONGAN LANTANIDA
 Terdiri dari 15 unsur : La (Lantanium) (NA=57) -
Lu (Lutenium) (NA= 71)
 Mengisi orbital 4f kecuali Lutenium

 Konfigurasi elektron valensi = 4f1-14, 5s2, 5p2, 6s2

 Lantanida = “saya bersembunyi’ (yunani) karena : ditemukan


tidak sendiri tetapi melekat/bersembunyi dengan unsur lain
misalnya: Serium (Ce) terdapat dikerak bumi
Neodium (Nd) tdpt pd bongkahan emas
Tulium (Tm) terdapat pada Yodium
 Sering disebut sebagai unsur tanah jarang
 Bersifat elektropositif (logam) terutama membentuk ion trivalen
(M+3)
 Sifatnya mirip satu sama lain dan bercampur bersama dalam
mineral monazit (berwarna coklat kekuningan)
 Merupakan campuran fosfat dari unsur lantanida (La, Ce, Pr,
Nd, Sm)
KONFIGURASI ELEKRONIK
GOLONGAN LANTANIDA
SIFAT KIMIA GOLONGAN LANTANIDA

 Jari- jari atom semakin pendek dengan


bertambahnya nomor atom

 Kontraksi Lantanida menyebabkan:


1. Lantanida terbagi atas:
a. Lantanida ringan
b. Lantanida berat (banyak mineral)

2. Berpengaruh terhadap kekerasan, kerapatan


dan titik lebur
Penurunan jari-jari atom menyebabkan atom
lebih rapat, padat dan titik leburnya tinggi
LANTANIUM
KEGUNAAN
 Sebagai aplikasi lampu karbon dalam industri perfilman dan untuk
lampu studio dan proyeksi
 Digunakan dalam sistem konversi energi, campuran logam lantanium
akan menyerap gas hidrogen dan melepaskan energi panas

SERIUM
KEGUNAAN
v CeO2 digunakan sebagai pemerah perhiasan

v (NH4)Ce(SO4)3 dan (NH4)Ce(NO3)6 sebagai zat oksidasi


dalam titrasi.
v CeCl3 digunakan untuk memudahkan reaksi dalam
carbonyl group.
v CeF3 dan CeCl3 merupakan zat pereduksi yang kuat dan
menyala.
 Ce(IV) digunakan sebagai pereaksi oksidasi, lebih baik
dibandingkan permanganat:
1. Memiliki satu kondisi oksidasi yaitu Ce(III),
berasal dari reduksi Ce(IV)
2. Merupakan agen pengoksidasi yang amat kuat
dan dapat mengubah intensitas daya
 pengoksidasiannya yang beragam dengan
memilih asam yang dipergunakan.
3. Larutan-larutan asam sulfat dari ion Ce(IV)
amat stabil.
4. Dapat mengoksidasi ion klorida
5. Kemudahan dalam pembuatan larutan standar
6. Kemudahan dalam pembacaan buret
 Logam alloy digunakan sebagai pemantik rokok
 Oksida serium merupakan penyusun utama mantel gas
yang menghasilkan cahaya putih

 Senyawa serium digunakan dalam pembuatan kaca


maupun pemoles kaca
 Sebagai katalis dalam proses pemurnian minyak bumi
PRASEODINIUM
Kegunaan:
v Pemantik rokok

v Untuk penerangan studio dan proyeksi industri


pembuatan film
v Pewarna kaca dan enamel, Pewarna kaca didymium
(kuning) untuk melindungi mata tukang las.
 SENYAWA KOMPLEK
- Umumnya senyawa kompleks dari golongan
lantanida dan aktinida memiliki bilangan
koordinasi lebih dari 10
NEODINIUM
 KEGUNAAN:
- Mewarnai kaca pada pelindung mata tukang las.
- Bahan laser untuk menghasilkan sinar yang koheren
- Pewarna enamel

PROMETIUM
KEGUNAAN
v Sumber partikel β untuk alat pengukuran ketebalan

v Diserap oleh fosfor untuk menghasilkan nyala

v Sumber panas untuk tenaga satelit dan benda antariksa


SAMARIUM
KEGUNAAN
v Katalis dalam reaksi organik (reaksi dehidrasi dan
dehidrogenasi etanol)
v Untuk membuat kaca optik dapat menyerap sinar IR

v Pencahayaan busur bunga api karbon dalam industri


pembuatan film
v Bahan magnet permanen (SmCo5)

v Penyerap neutron dalam neutron nuklir

EUROPIUM
KEGUNAAN
v Adsorber neutron pada batang kendali reaktor nuklir

v Europium fosfor digunakan dalam tabung televisi untuk


memberikan warna merah cerah
v Membuat lampu uap merkuri dapat memberikan cahaya alami

v Garam europium digunakan untuk bedak/cat pendar


GADOLINIUM
KEGUNAAN
v Batang kendali dalam reaktor nuklir dan PLTN

v Senyawaan fosfor digunakan pada tabung TV

v Paduan logam digunakan sebagai komponen elektronik dan


sumber magnet
v Bahan pembuat compact disk dan memori komputer

TERBIUM
KEGUNAAN
v Peralatan semikonduktor

v Aktivator fosfor hijau pada tabung TV

v Stabilizer pada sel bahan bakar beroperasi pada suhu


tinggi
DISPROSIUM
KEGUNAAN
v Keramik logam pada reaktor nuklir

v Bahan laser

v Batang kendali reaktor nuklir

v Sumber radiasi IR untuk mempelajari reaksi kimia

v Untuk pemantau paparan radiasi pengion (dosimeter)

HOLMIUM
KEGUNAAN
 Sebagai konsentrator fluks magnetik untuk dapat menghasilkan
medan magnet terkuat.
 Sebagai batang kendali nulkir pada reaktor nuklir

 Holmium oksida digunakan sebagai pewarna gas kuning


ERBIUM

KEGUNAAN
- Memiliki kegunaan metalurgi dan nuklir
- Bila ditambahkan dengan vanadium akan
memperbaiki kemampuan tempa dan tingkat
kekerasannya
- Oksida erbium (merah muda) digunakan sebagai
pewarna pada kaca dan pelapis enamel porselen
TULIUM

KEGUNAAN
 Tm 169 sebagai sumber radiasi sinar X

 Tm 171 digunakan sebagai sumber energi

 Sebagai bahan magnetik keramik (ferit) yang digunakan


pada mikrowave
 Digunakan untuk proses doping fiber laser
ITERBIUM
KEGUNAAN
- Meningkat sifat baja tahan karat yang
digunakan dalam proses penggilingan padi
- Sumber radiasi pengganti untuk mesin sinar X

LUTESIUM
KEGUNAAN
 Nuklida lutesium yang satbil dengan memancarkan radiasi beta
setelah aktivasi neutron termal digunakan sebagai katalis
dalam proses pemecahan hidrogenasi dan polimerisasi
AKTINIDA
 Terdiri atas 15 unsur dari Actiunium (Ac) sampai
Lawrensium (Lu)
 Mengisi sub kulit 5f (NA: 89-103)

 Th, Protactium dan U yang ditemukan alami di


kulit bumi

SIFAT-SIFAT AKTINIDA
 Bersifat radioaktif dan beracun

 Mempunyai keadaan oksidasi +3

 Mengalami kontraksi aktinida


JARI-JARI UNSUR AKTINIDA
Jari-jari (A°)
Densitas
Unsur Tl (°C) Td (°C)
(g/cm3)
M3+ M4+

Ac 817 2470 - 1,12 -

Th 1750 4850 11,8 1,08 0,94

Pa 1552 4227 15,4 1,04 0,90

U 1130 3930 19,1 1,025 0,89

Np 640 5235 20,5 1,01 0,87

Pu 640 3230 19,9 1,00 0,86

Am 1170 2600 13,7 0,975 0,85

Cm 1340 - 13,5 0,97 0,85

Cf 900 - - 0,95 0,82

Es 860 - - - -
KEADAAN OKSIDASI UNSUR AKTINIDA

No. Atom Unsur Keadaan Oksidasi

89 Aktinium (Ac)      III

90 Thorium (Th)      III  IV

91 Protaktinium (Pa)      III  IV  V

92 Uranium (U)      III  IV  V  VI

93 Neptunium (Np)      III  IV  V  VI  VII

94 Plutonium (Pu)      III  IV  V  VI  VII

95 Americium (Am) II  III  IV  V  VI

96 Curium (Cm)      III  IV  V  VI

97 Berkelium (Bk) II  III

98 Californium (Cf) II  III

 99 Einstenium (Es) II  III

100 Fermium (Fm) II  III

101 Mendelevium (Md) II  III

102 Nobelium (No) II  III

103 Lawrencium (Lr)      III


TINGKAT OKSIDASI UNSUR AKTINIDA
 Keadaan Oksidasi +3
- Umumnya unsur aktinida memiliki oksidasi +3
- Ion +3 yang paling mudah teroksidasi adalah U+3.
- Untuk memisahkan unsur-unsur ini dari golongannya diperlukan
metode penukar ion.

 Keadaan Oksidasi +4
- Keadaan ini merupakan keadaan utama untuk Th.
- Untuk kation +4 unsur-unsur Pa, U, Np, Pu, dan Bk diketahui
terdapat dalam larutan, tetapi Am dan Cm dalam larutan hanya
terdapat kompleks fluoroanion. Kation +4 dalam larutan asam dapat
diendapkan dengan iodat, oksalat, fosfat, dan fluorida.
- Tetrafluorida MF4 untuk aktinida dan lantanida adalah isostruktur.

 Keadaan Oksidasi +5
- Unsur Pa lebih menyukai keadaan +5 dibanding lainnya, dimana ini mirip
dengan Ta.
- Untuk U sampai Am hanya sedikit senyawaan padat yang telah diketahui.
- Ion diokso MO2+ bagi unsur-unsur ini adalah penting.
 Keadaan Oksidasi +6
- Senyawaan sederhana untuk bilangan oksidasi ini
adalah heksafluorida MF6.
Unsur-unsur yang membentuk senyawaan ini
adalah U, Np, dan Pu.
Kimiawi unsur ini adalah ion diokso MO22+.

 Keadaan Oksidasi +2 dan +7


- Keadaan +2 hanya terbatas untuk Am yang analog
dengan Eu 5f dimana ion +2 terdapat dalam kisi CaF2,
sedangkan untuk unsur Cf, Es, Fm, Md, dan No
memiliki ion-ion +2 dalam larutan (mirip Ba2+)
- Ion Md2+ lebih sulit teroksidasi dibanding Eu2+.
- Tingkat oksidasi +7 hanya dikenal dalam anion okso Np
dan Pu saat larutan alkali dioksidasi oleh O3 atau PuO2
dan Li2O dipanaskan dalam oksigen.
Contoh anion okso adalah NpO4(OH)23-.PuO65-
KIMIAWI UMUM AKTINIDA
Yang paling istimewa dari unsur-unsur aktinida adalah semuanya
merupakan logam elektropositif dengan sifat-sifat :
1.    Aktinium hanya mempunyai tingkat oksidasi +3 dan secara
keseluruhan mirip lantanida.
2.    Thorium dan proaktinium mempunyai kemiripan yang terbatas
dengan unsur-unsur lain.
3.    Uranium, neptunium, plutonium, dan americium berbeda dalam
hal kestabilan relatif dari keadaan oksidasi (+3 s/d +6)
4.    Curium mempunyai sifat mirip dengan lantanida dan berkaitan
dengan gadolinium bahwa kulit 5f dari unsur Cm adalah
setengah penuh. Hal ini berbeda dengan Gd yang mempunyai
keadaan oksidasi +4.
5.    Unsur-unsur Cm dan Lr mirip dengan lantanida. Lawrensium
mirip dengan Lu mempunyai kulit f yang terisi. Unsur-unsur dari nomor
atom 104 dan di atasnya harus analog terhadap Hf, Ta, dan W.
Misalnya unsur bernomor atom 112 harus mirip dengan Hg.
6.    Kompleks unsur-unsur aktinida seperti pada lantanida yaitu mempunyai
bilangan koordinasi yang tinggi sampai 12 [Th(NO3)6]2.
7.    Kation-kation U, Np, Pu, dan Am mempunyai kimiawi larutan yang
rumit.
LOGAM LOGAM AKTINIDA
 Berwarna putih keperakan dan reaktif
 Larut dalam asam HNO3 dan HCl
 Di buat dengan mereduksi anhidrat flourida, klorida
dengan Li, Mg dan Ca pada T 1100oC-1400oC
 Logam U terdapat lapisan tipis hitam yang
teroksidasi
 Logam U diperkaya dgn 235U menyebabkan ledakan
nuklir
 Logam Pu, U, Np merupakan logam-logam paling
rapat
 Logam Am, Cm merupakan logam yang lebih ringan
dg titik leleh yang lebih tinggi dari U, Np dan Pu
KEGUNAAN
1. Sebagai bahan bakar inti
2. Uranium nitrat digunakan untuk toner fotografi
3. Uranium sulfat digunakan dalam kimia analisa
4. Dalam dunia kesehatan untuk info diagnostik
anatomi dan fungsi organ
5. Uranil asetat dan uranil fosfat digunakan sebagai
titik di mikroskop transmisi electron untuk
meningkatkan perbedaan dari specimen biologi di
bagian ultra tipis dan negative strain dari virus,
organel sel terisolasi dan makromolekul
6. Pada pemeliharaan makanan untuk menghambat
pertumbuhan akar setelah panen
7. Uranium dapat digunakan untuk mendeteksi
kebocoran pipa
NEPTUNIUM

 Merupakan unsur transuranium buatan yang


pertama dalam seri aktinida
 Di sintesis dengan reaksi tangkapan neutron
pada uranium
 Lebih reaktif dibandingkan plutonium,
amerisium dan kurium.
 Np-237 digunakan sebagai komponen dalam
instrumen pendeteksi neutronn dan pembuatan
plutonium-238 (dengan menangkap neutron)
KEGUNAAN PLUTONIUM
 Bahan peledak
 Penggunaan limbah nuklir yang digunakan
kembali dalam reaktor nulir
 Sumber tenaga dan panas dalam pembangkit
termolistrik radioisotop dan unit pemanas
radioisotop
 Sebagai tenaga pemacu jantung buatan sehingga
dapat mengurangi resiko pembedahan ulang
 Menghasilkan neutron untuk tujuan riset.
AMERISIUM

 Dihasilkan oleh reaksi neutron oleh isotop Pu


dalam reaktor nuklir
 Am-241 digunakan sebagai sumber sinar gamma

CURIUM
 Merupakan unsur transuranium
 Digunakan sebagai sumber partikel alpha untuk
spektrometer x-ray
BERKELIUM
 Merupakan unsur transuranium yang kelima
 Disintesis : menembak Am dengan partikel alpha
 Merupakan sumber neutron yang digunakan untuk
mendeteksi emas dan perak
TRANSURANIUM

 Einsteinium (Es) ----- penembakan neutron pada


Pu-239

 Fermium (Fm) ----- penembakan neutron pada


Pu-239
 Nobelium (No) ----- penembakan kurium oleh

C-13
 Lawrensium (Lr) ----- penembakan ion boron 10

dan 11 pada kalifornium

Anda mungkin juga menyukai