Anda di halaman 1dari 39

MATA KULIAH :

Dosen Pengampu :

Nama Mahasiswa :
Npm :

Materi Kuliah No
1

Konsep Dasar Ekonomi Kesehatan


4

Karakteristik Pelayanan Kesehatan


Daerah
2

Karakteristik Pelayanan Kesehatan


Daerah
3
4

Suply, Demand, Elastisitas, SID, Equity


2

Suply, Demand, Elastisitas, SID, Equity

4
1

Kebijakan Fiskal dan Pembiayaan


Kesehatan
4

Pajak dan Retribusi Daerah


2

Pajak dan Retribusi Daerah

4
1

DBH, DAU dan DAK Bidang Kesehatan

4
1

District health Account


District health Account

Biaya dan Pembayaran Fasilitas


Kesehatan
3

Biaya dan Pembayaran Fasilitas


Kesehatan

1
2

Evaluasi Ekonomi

4
Ekonomi Kesehatan
Rizki Kusuma Hartono, PhD
Halik Sidik, ST, ME
Roni Razali, SKM, ME

Judul Paper/ Jurnal Author

Health, an ageing labour force, and the economy:


Does health moderate the relationship between Jonathan Cylus, Lynn Al
Tayaraa
population age-structure and economic growth

Epidemi obesitas dan dampaknya terhadap status


Masrul
kesehatan masyarakat serta sosial ekonomi bangsa

ESTIMASI DAMPAK EKONOMI DARI PENCEMARAN Djoko Mursinto, Deni


UDARA TERHADAP KESEHATAN DI INDONESIA Kusumawardani
HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, Rr. Dewi Ngaisyah
SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL

Hak Atas Informasi, Edukasi Dan Pelayanan


Arman Anwar, Richard
Kesehatan Terhadap Masyarakat Adat Di Maluku
Marsilio Waas
Selama Pandemi Covid19
Identifikasi Faktor Penghambat Layanan Gresellia Maria Talya
Ngamel, Arwyn Weynan
Kesehatan Maternal Di Puskesmas Ohoijang Nusawakan, Rose Rien
Watdek Kabupaten Maluku Tenggara
Sanusi

Gambaran Kinerja Kader Posyandu Dengan


Kepuasan Ibu Balita Di Posyandu Desa Wakasihu Moh. Dahlan Sely
Kabupaten Maluku Tengah
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pada Peserta Bambang Irawan, Asmaripa
Jaminan Kesehatan Nasional Di Wilayah Kerja Ainy1
Puskesmas Payakabung, Kabupaten Ogan Ilir

Need, Demand dan Supply Pada Kualitas Layanan


Sendhi Tristanti Puspitasari,
Fasilitas Kesehatan Tingkat I Bpjs Kesehatan Era
Dian Mawarni
Pandemi Covid-19 Di Wilayah Malang Raya
Ekuitas Terhadap Akses Pelayanan Kesehatan: Teori
Haerawati Idris
& Aplikasi Dalam Penelitian

Nuzulul Kusuma Putri, Herti


Komparasi Elastisitas Pembiayaan Penanggulangan
Maryani, Thinni Nurul
Penyakit Menular Diregional Jawa, Bali, dan Papua
Rochmah, Ernawaty

Analisis Supply Maksimum Poli Hematologi Rumah


Rizki Rakhma Dewi
Sakit Umum Haji Sukolilo Surabaya
Kebijakan Fiskal: Anggaran Belanja Negara Untuk
Perlindungan Sosial Dalam Penanganan Pandemi Henny Juliani
Covid 19

Strategi Kebijakan Fiskal Pemerintah Indonesia Dina Eva Santi


dalam Menghadapi Dampak Pandemi COVID-19 Silalahi,Rasinta Ria Ginting

Pembiayaan Kesehatan Dan Efektifitas Pelayanan


Krispinus Duma
Kesehatan Ibu Dan Anak Di Kalimantan Timur
Analisis Kebijakan Pembiayaan Kesehatan Di Turniani Laksmiarti, Wahyu
Kabupaten Kepulauan Aru Pudji Nugraheni

Analisis Kontribusi Retribusi Pelayanan Kesehatan


terhadap Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten Jasasila
Batanghari 2017
Upaya intensifikasi dan ekstensfikasi pajak dalam Revy Wilhelmina Silooy,
meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten Jabida Latuamury, Shella
Maluku Tengah Gilby Sapulette

Pengaruh Retribusi Daerah Dan Pajak Daerah


I Putu Agus Sudarmana,
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Dinas Gede Mertha Sudiartha
Pendapatan Daerah

Analisis Pengaruh Retribusi Daerah Terhadap Sutianingsih, Shinta Eka


Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lombok Utara Kartika, Widowati
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Gede Ferdi Williantara, I
Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Dana Bagi Hasil
Gusti Ayu Nyoman Budiasih
Pada Indeks Pembangunan Manusia

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Bagi


Hasil (Dbh), Dana Alokasi Umum (Dau), Dan Dana
Tirza Meireny Patadang, Tri
Alokasi Khusus (Dak) Terhadap Indeks
Oldy Rotinsulu, Ita Pingkan
Pembangunan Manusia (Ipm) Minahasa Tenggara
Fasnie Rorong
Dengan Pengeluaran Di Bidang Kesehatan Sebagai
Variabel Intervening

Pengaruh Sisa Anggaran, Pendapatan Asli Daerah,


Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Modal Bidang Adi Surya, Darwanis, Syukriy
Pendidikan, Kesehatan, Dan Pekerjaan Umum (Studi
Abdullah
Pada Perubahan Anggaran Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota Di Aceh)

Analisis flypaper effect pada dana alokasi


umum,Dana Alokasi khusus,Dana bagi hasil,Dan HarisFadilah,
pendapatan asli Daerah terhadap belanja daerah NayangHelmayunita
provinsi di Indonesia
Mohammadreza Zakeri,
Alireza Olyaeemanesh,
The financing of the health system in
Marziee Zanganeh,
theIslamicRepublic of Iran: A National Health
Mahmoud Kazemian, Arash
Account (NHA)approach
Rashidian, Masoud
Abouhalaj, Shahram Tofighi

Analysis of Public Health Centre Financing using the


Liena Sofiana, Gunadi
District Health Account (DHA) Model in Karangasem
Ardana, Suci Musvita Ayu
District, Bali, Indonesia

Analisis Pembiayaan pada Program Kesehatan Ibu


Geofani Armahedi, Eri
dan Anak Melalui Metode Health Account di
Witcahyo, Sri Utami
Kabupaten Jember
Analisis Pembiayaan Program Kesehatan Ibu Dan Dominirsep Dodo,
Anak Bersumber Pemerintah Dengan Pendekatan LaksonoTrisnantoro, Sigit
Health Account Riyarto

Sandra Aulia, Supriadi, Dewi


Cost Recovery Rate Program Jaminan Kesehatan
Kartika Sari, Arthaingan
Nasional Bpjs Kesehatan
Mutiha

Analisis Upaya Rumah Sakit dalam Menutupi


Kekurangan Biaya Klaim Indonesia Case Base Group
Destanul Aulia, Sri Fajar Ayu,
(INA-CBGs) Yang Dihitung dengan Metode Activities Nur Hidayah Nasution
Base Costing pada Rumah Sakit Swasta Kelas C di
Kota Medan Tahun 2017
Annisa Fitria, Andri Sofa
Penerapan Clinical Pathway S Sebagai Instrumen
Armani, Thinni Nurul
Pengendalian Biaya Pelayanan Di Dr. Soetomo: Studi Rochmah, Bangun Trapsila
Penelitian Tindakan Penderita Bpjs Yang Menjalani
Purwaka, Widodo Jatim
Operasi Caesar Dengan Sistem Pembayaran Ina-Cbg Pudjirahardjo

Analisis Persepsi Dan Faktor Yang Mempengaruhi


Persepsi Terhadap Penerapan Sistem Pembiayaan Atika Dalili Akhmad, Satibi,
Jkn Pada Fasilitas Kesehatan Penunjang Di D. I. Diah Ayu Puspandari2
Yogyakarta.

Maznah Dahlui, Thinni Nurul


Economic Evaluation For Health Advocacy And
Rochmah, Ernawaty, Djazuly
Informed Policy
Chalidyanto
Evaluasi Ekonomi Parsial antara Pemberian Terapi
Rivaroxaban dan Terapi Kombinasi (Unfractionated
Wirda Syari, Mardiati Nadjib,
Heparin + Warfarin) untuk Pengobatan Trombosis
Dody Ranuhardy
Vena Dalam pada Pasien Kanker di Rumah Sakit
Kanker Dharmais

Evaluasi Ekonomi Dengan Metode Travel Cost Pada Rofiiqoh Al-Khoiriah,


Taman Wisata Pulau Pahawang Kabupaten Fembriarti Erry Prasmatiwi,
Pesawaran M Irfan Affandi

Evaluasi Ekonomi Penggunaan Antibiotika Profilaksis


Cefotaxime dan Ceftriaxone pada Pasien Operasi Echa Aisyah, Mardiati Nadjib
Seksio Sesarea di Rumah Sakit X
Tahun Penelitian Asal Negara Hasil Utama
Our findings demonstrate that economic
slowdowns attributable to population ageing
2021 Inggris
are avoidable through policy interventions
supporting healthy and active ageing
Faktor risiko dasar terjadinya obesitas yaitu
faktor peningkatan asupan, faktor metabolik,
penggunaan kalori dan gen. Obesitas terbagi
menjadi dua tipe yaitu obesitas sentral dan
obesitas periferal. Dampak obesitas
terhadap kesehatan masyarakat meliputi
percepatan proses penuaan, gangguan
kecerdasan, resistensi insulin, kanker,
osteoatritis, kolelithiasis, dan kematian pada
usia muda. Selain itu, obesitas juga
berdampak pada sosial ekonomi seperti
menurunnya kualitas kehidupan penderita,
2018 Indonesia menurunnya produktivitas individu dan
negara, tingginya biaya kesehatan negara,
dan tingginya biaya yang dikeluarkan
individu ketika sakit.

Hasil estimasi menunjukkan besarnya biaya


ekonomi yang ditimbulkan oleh konsentrasi
PM10 terhadap kesehatan senilai Rp 373,1
triliun atau setara dengan 5,03% Produk
Domestik Bruto (PDB).Dari biaya tersebut,
60,9% adalah biaya mortalitas berupa
kematian dini dan 39,1% adalah biaya
morbiditas dengan komponen terbesar
(sekitar 50%) berupa perawatan rumah sakit
akibat penyakit pernapasan. Masyarakat
2016 Indonesia harus menanggung biaya pencemaran rata-
rata sekitar Rp 1,53 juta atau 6,7% dari
pendapatan per kapita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian orang tua pada kelompok Balita
Stunting berpendidikan dasar sebanyak 104
responden (92,86 %), sebagian besar
memiliki pekerjaan petani sebanyak 75
responden (66,97 %) serta penghasilan
sebagian besar berpendapatan dibawah
upah minum regional (< UMR) sebanyak 67
responden (59,82%). Hasil Penelitian secara
2015 Indonesia bivariat ditemukan dua variabel (Pendidikan,
dan Pendapatan ) signifikan berhubungan
dengan kejadian Stunting (p-value < 0,05).

Hasil penelitian ini menemukan bahwa


Pemerintah Provinsi Maluku telah
melakukan tanggung jawabnya dalam
pemenuhan hak atas informasi, edukasi dan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
adat, namun relatif masih belum maksimal.
Demikian pula kerangka kerja kebijakan
publik yang lebih berpihak kepada
kepentingan masyarakat adat sebagai
2021 Indonesia (Maluku) bentuk tindakan perlindungan atas
kerentanan masyarakat adat dari bahaya
penyebaran virus covid-19 juga belum
optimal
Hasil penelitian menunjukkan satu tema
yaitu kurangnya bidan yang
berkompeten, kerjasama lintas sektor
yang belum optimal dan kurangnya
jumlah tenaga kesehatan. Kurangnya
kompetensi bidan ini adalah tidak
berinisiatif untuk duluan melakukan
kontak (telepon) pada ibu hamil, bersalin
dan nifas sedangkan kerjasama lintas
sektor belum optimal dikarenakan
kurangnya kerjasama dan kreatifitas
antar kader dalam memanfaatkan
2020 Indonesia (Maluku) tempat pelayanan posyandu dan
kurangnya jumlah tenaga kesehatan ini
tidak sebanding dengan jumlah
penduduk di wilayah puskesmas yang
membuat wilayah yang jauh dari
puskesmas sulit terpantau kesehatannya

Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu


balita yang diteliti yang mengatakan bahwa
kinerja kader baik berjumlah 13 orang
(56.7%), dan kinerja kader tidak baik
berjumlah 17 orang (43.3%). Selanjutnya dari
2021 Indonesia (Maluku) 30 responden ibu balita yang di teliti dapat di
lihat bahwa jumlah responden yang
mengatakan puas dengan kinerja kader
berjumlah 18 orang (60.0%), dan responden
yang mengatakan tidak puas berjumlah 12
orang (40.0%)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya
sebesar 43,8% responden yang
memanfaatkan layanan kesehatan. Paling
banyak responden menunjukkan
karakteristik sebagai berikut: usia≤46 tahun
(60,7%), perempuan (59,8%), pendidikan
rendah (76,8%), bekerja (66,1%), memiliki
persepsi yang baik mengenai sikap petugas
(61,6%), memiliki persepsi yang baik
mengenai JKN (55,4%), jarak antara rumah
dan puskesmas dekat (67,9%) and memiliki
persepsi positif mengenai sakit (58,9%). Ada
hubungan signifikan antara variable usia (p-
Indonesia value < 0,0001), jenis kelamin (p-value =
2018
(Sumatera Selatan) 0,016), persepsi mengenai JKN (p-value =
0,039), aksesibilitas layanan (p-value <
0,0001) dengan pemanfaatan layanan
kesehatan bagi peserta JKN di wilayah kerja
Puskesmas Payakabung

Berdasarkan hasil penelitian need demand


diketahui bahwa pemanfaatan teknologi
pada FKTP sebagaimana yang dibutuhkan
masyarakat belum terlaksana secara
maksimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan
nilai persentasi 89,6% responden lebih
memilih antrian offline dan sebesar 76,6%
responden mendapatkan informasi melalui
teman/ saudara. Pemanfaatan teknologi
yang belum maksimal juga ditunjukkan
2021 Indonesia berdasarkan hasil penelitian supply bahwa
aspek teknologi berada pada interval 67%
yang berarti baik.
Ekuitas dalam akses pelayanan kesehatan
terjadi jika pelayanan kesehatan telah
terdistribusi menurut geografi, sosial
ekonomi dan kebutuhan masyarakat.
Demikian pula sebaliknya. Studi empiris
umumnya melaporkan kejadian inekuitas
terhadap akses pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Umumnya
2016 Indonesia peneliti menggunakan data sekunder dalam
mengeksplorasi ekuitas terhadap akses
pelayanan kesehatan.

Elastisiatas pembiayaan penanggulangan


penyakit menular antar kabubapten/kota
berbeda pada regional Jawa, Bali dan Papua
dengan IPKM berbeda. Kondisi pembiayaan
penanggulangan penyakit menular yang
seharusnya elastis, tidak terjadi pada kedua
regional. Mayoritas kabupaten/kota
cenderung inelastic dalam membiayai
penanggulangan penyakit menular di
masing-masing daerah. Elastisitas
2018 Indonesia pembiayaan penanggulangan penyakit
menular pada kabupaten/kota di Indonesia
dipengaruhi oleh kondisi kesehatan masing-
masing kota.

Hasil menunjukkan Poli Hematologi RSU Haji


Sukolilo memiliki rata-rata kunjungan pasien
2020 Indonesia sebanyak 32 pasien/hari. memiliki supply
maksimum yaitu 4.497 pasien/tahun atau
sekitar 17 pasien/hari.
Hasil penelitian menampakkan bahwa
kegiatan dalam penanganan pandemi
COVID-19 dilakukan berdasarkan alokasi
dana dalam DIPA. Dalam hal terdapat kondisi
mendesak/tidak dapat ditunda dalam
penanganan pandemi COVID-19, Pejabat
Perbendaharaan dapat melakukan tindakan
yang berakibat pengeluaran atas beban
APBN yang dananya tidak tersedia/tidak
2020 Indonesia cukup tersedia dalam DIPA. Tindakan dalam
penanganan pandemi Covid-19 tersebut
dilakukan melalui pembuatan komitmen.

Kebijakan fiskal pemerintah untuk mencapai


target penerimaan negara yaitu merevisi
target penerimaan pajak, menyusun ulang
alokasi penerimaan negara dalam APBN
2020 Indonesia 2020 dan menerapkan pajak digital untuk
kegiatan melalui media elektronik.

Hasil :Pembiayaan kesehatan di provinsi


Kalimantan Timur sangat bervariasi setiap
tahun, anggaran kesehatan pada tahun 2013
sebanyak Rp. 1,875 Triliun, tahun 2012
sebesar Rp. 1,421 triliun dan pada tahun
2011 sebesar Rp. 148,731 triliun dengan
anggaran kesehatan perkapita berturut-turut
Rp. 572.632, Rp. 385.130 dan Rp.
47,581,888. Pembiayaan yang terkait dengan
kesehatan di institusi lainnya pada tahun
2013 sebesar Rp. 26.632, tahun 2012
sebesar Rp. 21.630 dan tahun 2011 sebesar
Rp. 11.338 per orang. Kematian ibu hamil,
2016 Indonesia bersalin dan nifas pada tahun 2013 sebanyak
113, tahun 2012 sebanyak 147 dan tahun
2011 sebanyak 87. Kematian bayi dan balita
pada tahun 2013, 2012 dan 2011 sebanyak
623, 648 dan 971.
Hasil: penelitian menunjukkan bahwa
sumber pembiayaan terbesar di Kabupaten
Kepulauan Aru berasal dari pemerintah yaitu
91,95% (APBD kabupaten 81,60% dan APBN
9,31%). Pengelola anggaran terbanyak di
dominasi oleh pemerintah (94,42%).
Sebagian besar anggaran Kabupaten
Kepulauan Aru digunakan untuk kegiatan
tidak langsung yaitu 54,67% dan kegiatan
langsung sebesar 45,33%. Hasil pemetaan
pembiayaan juga menunjukkan bahwa
program kesehatan masyarakat menyerap
2013 Indonesia 11,25% dari total anggaran, 18,36% untuk
program upaya kesehatan individual dan
sisanya 70,39% untuk program penunjang.

From the results of the study, it was found


that the Development of Regional
Retribution in Batanghari Regency during
2017 experienced fluctuations, the largest
development occurred in November 2017,
namely 110.18% increase in Regional
Retribution from the previous month
(October 2017), while the biggest decline
occurred in December 2017 where there was
a decrease in revenue from Regional
Retribution of 57.64% from the previous
month (November 2017). During 2017 the
average contribution of Retribution for
2017 Indonesia Health Services to Regional Retribution was
76.67%, this shows that Health Service
Retribution is the largest source of
Retribution in the Regency of Batanghari in
2017
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya
intensifikasi pajak daerah melalui aspek
kelembagaan, ketatalaksanaan dan aspek
personalia pada masa pandemic covid-19
menunjukan trend peningkatan pendapatan
asli daerah dan peningkatan kualitas sumber
daya pengelola pajak. Sementara upaya
ekstensifikasi pajak daerah melalui
penciptaan dan pendataan sumber-sumber
pajak daerah dan retribusi daerah yang
2023 Indonesia potensial serta kebijakan investasi melalui
pemanfaatan asset meningkatkan
pendapatan asli daerah pemerintah
Kabupaten Maluku Tengah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


Retribusi daerah, dan pajak daerah secara
simultan maupun parsial berpengaruh
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah
di Kabupaten Badung. Hasil ini memberi arti
bahwa, semakin meningkatnya penerimaan
dari pajak dan retribusi daerah akan
mengakibatkan semakin meningkat pula
2020 Indonesia pendapatan asli daerah yang akan diterima
oleh pemerintah Kabupaten Badung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


pertumbuhan retribusi daerah mengalami
peningkatan pada tahun 2014 dan 2015
masing-masing sebesar 76,3 persen dan 72
persen. Sedangkan pada 20162019, realisasi
retribusi daerah turun masing-masing
sebesar 56,4 persen, 9 persen, 4,7 persen,
dan 55,3 persen. Tingkat efektivitas
pemungutan retribusi daerah tahun 2014
sebesar 114,4 persen (sangat efektif).
Sedangkan pada tahun 2015 dan 2016
2021 Indonesia masingmasing 89,1 persen dan 88,2 persen
(kurang efektif). Dan pada 2017, 2018 dan
2019 masing-masing 66,9 persen, 74 persen
dan 39,9 persen atau termasuk dalam
kategori tidak efektif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum, dan Dana Bagi Hasil tidak
mempengaruhi Indeks Pembangunan
Manusia. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa kemampuan PAD, DAU, dan DBH
dalam membiayai Belanja Modal tidak
mempengaruhi capaian IPM. Namun Dana
Alokasi Khusus menunjukan hasil yang
berpengaruh negatif pada IPM. Hal tersebut
2016 Indonesia mengindikasikan semakin besar DAK dalam
membiayai Belanja Modal maka akan dapat
menurunkan capaian IPM.

Hasil penelitian Pendapatan Asli Daerah


tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Indeks Pembangunan Manusia. Dana Bagi
Hasil berpengaruh secara signifikan terhadap
Indeks Pembangunan Manusia. Dana Alokasi
Umum tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Dana Alokasi Khusus tidak berpengaruh
2021 Indonesia secara signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia

Hasil penelitian menunjukkan perubahan


DBH berpengaruh terhadap perubahan
belanja modal pada bidang pendidikan,
kesehatan, dan pekerjaan umum. Sedangkan
perubahan sisa anggaran berpengaruh
negatif terhadap perubahan belanja modal
bidang Pekerjaan Umum dan variabel PAD
2015 Indonesia berpengaruh Negatif terhadap perubahan
belanja modal pada bidang Pendidikan

The results of this study indicated that DAU,


DBH and PAD partially have a significant
positive effect on the Regional Expenditure.
However, the DAK variable has no effect on
the Regional Expenditure. The coefficient of
Balance Fund was greater than the PAD
2020 Indonesia coefficient.Inconclusion,thereisaflypapereffec
tontheprovincialgovernmentinIndonesia.
The total health expenditure of the Iranian
households was 201,496,172 million Rials in
2008, which showed a 34.4% increase when
compared to 2007. The share of the total
health expenditure was 6.2% of the GDP. The
share of the public sector showed a
decreasing trend between 2003-2008 while
the share of the private sector, of which
95.77% was paid by households, had an
increasing trend within the same period. The
percent of out of pocket expenditure was
53.79% of the total health expenditure. The
2015 Iran total health expenditure per capita was US$
284.00 based on the official US$ exchange
rate and US$ 683.1 based on the
international US$ exchange rate.( exchange
rate: 1$=9988 Rials).

The results indicate the prevalence of nurses’


hand hygiene compliance was 70.7%. Factor
that significantly associated with hand
hygiene compliance was knowledge
(p=0.001), while attitudes (p=0.577) and
2020 Indonesia motivation (p=0.771) were not correlated
significantly.

Hasil penelitian menunjukkan pola belanja


pada setiap program kesehatan banyak
digunakan untuk belanja investasi dan
2018 Indonesia anggaran banyak diprioritaskan untuk
belanja investasi pada kegiatan tidak
langsung
Total biaya program KIA sebesar
Rp450.787.500,00. Biaya tersebut tidak
cukup untuk menyediakan pelayanan
kesehatan dasar bagi ibu hamil mulai dari
awal kehamilan sampai masa nifas. Proporsi
biaya dari pemerintah pusat sebesar 79,63%,
pemerintah provinsi sebesar 3,56% dan
pemerintah kabupaten sebesar 16,78%.
Proporsi biaya KIA dari APBD kabupaten
sebesar 0,80%. Perencanaan kegiatan
program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
bersumber APBD kabupaten melalui
Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang). Usulan kegiatan Musrenbang
di dominasi oleh kegiatan fisik. Proporsi
belanja program KIA lebih banyak untuk
kegiatan langsung dan biaya operasional
kegiatan di desa dan kecamatan.
2012 Indonesia Implementasi kegiatan tidak didukung oleh
fasilitas dan sumber daya manusia.
Pencairan dana KIA dari pemerintah pusat
dilakukan pada bulan Oktober-November
sedangkan dari pemerintah daerah
kabupaten dan provinsi pada bulan Juli-
Agustus.

Penelitian ini menemukan bahwa cost


recovery rate sebesar 93% artinya rumah
sakit memperoleh keuntungan 7% dengan
2015 Indonesia menggunakan tarif INA CBG’s.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya-


upaya yang dilakukan rumah sakit swasta
untuk menutupi kekurangan biaya klaim INA-
CBGs di antaranya memanfaatkan tenaga
kesehatan dari mahasiswa yang berasal dari
sekolah milik rumah sakit swasta, lamanya
pemberian pelayanan, menetapkan paket
2017 Indonesia pelayanan untuk pasien umum, dan
menyediakan fasilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
rata biaya rumah sakit riil secara signifikan
lebih tinggi setelah penerapan CP dengan p =
0,019. Rata-rata lama rawat, biaya
pelayanan dan biaya rumah sakit nyata lebih
rendah secara signifikan pada kelompok
2021 Indonesia formulir CP lengkap dengan p = 0,012, p =
0,013 dan p = 0,012.

Hasil analisis didapatkan bahwa terdapat


perbedaan persepsi pasien pada indikator
kualitas (p = 0,000) dan indikator
ketersediaan (p = 0,000), namun tidak
terdapat perbedaan persepsi pasien pada
indikator jumlah (p= 0,667) dan indikator
pembayaran (p = 0,057). Terdapat pengaruh
karateristik pasien terhadap persepsi pasien
berdasarkan jenis apotek ( p = 0,006) dan
usia (p = 0,019), namun tidak terdapat
pengaruh sosio-demografi pasien: jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan
penghasilan perbulan terhadap persepsi,
2015 Indonesia dengan nilai p berturut-turut sebagai
berikut: 0,937; 0,233; 0,605; 0,945, begitu
juga dengan jenis kepesertaan pasien (p =
0,050) yang tidak berpengaruh terhadap
persepsi.

The economic evaluation studies cut across


different programs such as disease
prevention and treatment, public health
monitoring and control, and implications of
health issues to the healthcare system. Many
of the findings have been used for advocacy
2021 Inndonesia to shape the delivery of more effective health
intervention programs in the country.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk
outcome terapi rivaroxaban, sebagian besar
pasien tidak mendapatkan perawatan rawat
inap, 40% pasien dinyatakan sembuh dari
DVT, dan tidak ada pasien yang mengalami
kejadian perdarahan. Rata-rata biaya terapi
rivaroxaban adalah Rp 7.169.383,00 per
pasien. Untuk outcome terapi kombinasi
(UFH+warfarin), sebagian besar pasien
memiliki lama hari rawat antara 8 – 14 hari,
46% pasien dinyatakan sembuh dari DVT,
dan tidak ada pasien yang mengalami
2018 Indonesia kejadian perdarahan. Rata-rata biaya terapi
kombinasi (UFH+warfarin) adalah Rp
11.878.813,00 per pasien. Kata kunci:
evaluasi ekonomi, kanker, rivaroxaban,
trombosis vena dalam, warfarin

The result showed that the average of tourist


travel cost were Rp459.726. The factors
influenced visiting frequency were distance
and travel cost. The amount of economics
2017 Indonesia value of Pahawang island tour garden were
Rp6,944,262,295,082.

Hasil penelitian ini menkonfirmasi bahwa


tidak ada perbedaan outcome klinis (berupa
infeksi luka operasi) antara pasien yang
mendapatkan antibiotik profilaksis
Ceftriaxone dengan antibiotik Cefotaxime.
Komponen biaya terbesar adalah biaya
operasional (84,79%), diikuti biaya alokasi
dari unit penunjang (13,68%), biaya investasi
(1,2%) dan biaya pemeliharaan (0,32%).
Analisis biaya satuan memberikan hasil biaya
inkremental sebesar Rp. 342.535 pada satu
episode rawat inap. Rumah sakit memiliki
2017 Indonesia potensi untuk menghemat sebesar Rp.
317.529.945 setahun dengan memilih
antibiotik profilaksis Cefotaxime pada pasien
operasi seksio sesarea.

Anda mungkin juga menyukai