Anda di halaman 1dari 17

BPK-RI, 4 November 2021

Dr. Fahmi Idris, S.E., M.H.

1
 Korupsi menyangkut kemerosotan dari pemerintahan monarki ke tirani,
atau dari aristokrasi ke oligarki (Aristotle,
 Kemerosotan dan pembusukan moral yang terkena pada tatanan suatu
masyarakat (Priyono, 2018).
 Korupsi adalah antitesis rasionalitas (Arnold Heidenheimer, 1970)
 Korupsi sebagai pencemaran publik oleh kepentingan privat/pribadi.
(Thompson, 2013)
 Gambaran ini menunjukkan bahwa konsep korupsi berputar pada
permasalahan antara kepentingan publik dan kepentingan pribadi.
 Konsepsi korupsi membawa pada asumsi antropologis bahwa manusia
adalah makhluk bidimensional (Gryaznova et al., 2020)
 Mencegah korupsi, menelusuri karakteristik budaya masyarakat (Fahmi
Idris, 2021).

2
• Bahwa manusia adalah mahluk bidimensional.
• Mahluk individual sekaligus sosial, homo economicus sekaligus homo
socius.
• Sifat bidimensional ini memungkinkan manusia untuk dipilah menjadi
aspek individual dan aspek kolektif dan begitu juga masyarakat,
menjadi masyarakat individualis dan masyarakat kolektivis.

3
4
5
Human survival ability

Microcosmos Macrocosmos Religion

Physical Individual Social

Space Time Cognitive Affective In-group Out-group

Maritime Time Economics Extreme Social Concensus-


culture flexibility flexibility affectivity hierarchy making

6
Religions and Religiousity,
beliefs spirituality
Geographic and
Hydro- Maritime Brevity,
meteorological
culture entrepreneurial
makeup of
Indonesia
Temporal Personal time
flexibility standard

Personal
Economics
economics
flexibility
Human survival standard
ability
Extreme Violence,
affectivity politeness

Social Cockiness,
hierarchy humbleness

Concensus Passivity,
making Spontaneity

Physical Psychosocial
Sociocultural
7
8
Ekonomi Agama

Keberanian Keberanian

Mufakat Mufakat

Tuisi
Tuisi

KORUPTOR Korupsi Anti- MASYARAKAT


Korupsi

9
10
Pendekatan Pendekatan Pendekatan
kultural, rasional, moral

11
12
13
14
 Refleksi kritis-filosofis perlu dilakukan terhadap fenomena korupsi pada
masyarakat karena paradoks yang ada tidak terselesaikan semenjak
berpuluh-puluh tahun negara berdiri.

 Korupsi merupakan musuh bagi keadilan sosial dan harus diberantas

 Indonesia secara nyata menyatakan menjunjung keadilan sosial


(Pembukaan UUD RI 1945 dan Dasar Negara (sila ke 5)). Konstitusi
merupakan sebuah dasar pembentukan negara, terlebih bagi negara
Indonesia yang dibangun atas dasar konsensus (bahwa semua kerajaan
dan pulau di kepulauan ini senasib sepenanggungan di bawah jajahan
Belanda). Jika mengabaikan konstitusi berrisiko kehilangan pijakan
berbangsa dan bernegara.

15
 Masyarakat dan Pemerintah perlu berbenah dengan menegaskan kembali
komitmen pada konstitusi, salah satunya dengan menjunjung tinggi secara nyata
dan operasional asas keadilan sosial.

 Jika kita mampu mengkritisi pendekatan-pendekatan yang telah kita ambil


sekarang untuk mengatasi korupsi dengan menoleh ke sisi-sisi konseptual perilaku
kita, kita berharap solusi yang nyata dan operasional dapat dimunculkan guna
memperbaiki situasi yang ada saat ini dalam penegakan dan pemberantasan
maupun pencegahan korupsi di Indonesia.

 Walaupun budaya dan kapasitas logis sangat penting, tidak semua masalah korupsi
dapat secara otomatis diselesaikan dengan manipulasi kultural dan refleksi
dialogis.

 Faktor-faktor fisik seperti teknologi dapat berperan membatasi korupsi. Teknologi


dapat dipandang sebagai komponen budaya, juga dapat dipandang sebagai buah
pikir logis manusia, sehingga sebagai bagian dari instrumen pemberantasan
korupsi dan elaborasi lebih lanjut teknologi dapat ditempatkan ke dalam kerangka
model pemberantasan korupsi yang dikemukakan.

16
17

Anda mungkin juga menyukai