1
Korupsi menyangkut kemerosotan dari pemerintahan monarki ke tirani,
atau dari aristokrasi ke oligarki (Aristotle,
Kemerosotan dan pembusukan moral yang terkena pada tatanan suatu
masyarakat (Priyono, 2018).
Korupsi adalah antitesis rasionalitas (Arnold Heidenheimer, 1970)
Korupsi sebagai pencemaran publik oleh kepentingan privat/pribadi.
(Thompson, 2013)
Gambaran ini menunjukkan bahwa konsep korupsi berputar pada
permasalahan antara kepentingan publik dan kepentingan pribadi.
Konsepsi korupsi membawa pada asumsi antropologis bahwa manusia
adalah makhluk bidimensional (Gryaznova et al., 2020)
Mencegah korupsi, menelusuri karakteristik budaya masyarakat (Fahmi
Idris, 2021).
2
• Bahwa manusia adalah mahluk bidimensional.
• Mahluk individual sekaligus sosial, homo economicus sekaligus homo
socius.
• Sifat bidimensional ini memungkinkan manusia untuk dipilah menjadi
aspek individual dan aspek kolektif dan begitu juga masyarakat,
menjadi masyarakat individualis dan masyarakat kolektivis.
3
4
5
Human survival ability
6
Religions and Religiousity,
beliefs spirituality
Geographic and
Hydro- Maritime Brevity,
meteorological
culture entrepreneurial
makeup of
Indonesia
Temporal Personal time
flexibility standard
Personal
Economics
economics
flexibility
Human survival standard
ability
Extreme Violence,
affectivity politeness
Social Cockiness,
hierarchy humbleness
Concensus Passivity,
making Spontaneity
Physical Psychosocial
Sociocultural
7
8
Ekonomi Agama
Keberanian Keberanian
Mufakat Mufakat
Tuisi
Tuisi
9
10
Pendekatan Pendekatan Pendekatan
kultural, rasional, moral
11
12
13
14
Refleksi kritis-filosofis perlu dilakukan terhadap fenomena korupsi pada
masyarakat karena paradoks yang ada tidak terselesaikan semenjak
berpuluh-puluh tahun negara berdiri.
15
Masyarakat dan Pemerintah perlu berbenah dengan menegaskan kembali
komitmen pada konstitusi, salah satunya dengan menjunjung tinggi secara nyata
dan operasional asas keadilan sosial.
Walaupun budaya dan kapasitas logis sangat penting, tidak semua masalah korupsi
dapat secara otomatis diselesaikan dengan manipulasi kultural dan refleksi
dialogis.
16
17