Anda di halaman 1dari 30

EKSISTENSI BROKOHAN SEBAGAI TRADISI SELAMATAN

MENYAMBUT KELAHIRAN BAYI


Laporan Penelitian Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Sebagai Syarat
kelulusan kelas XII Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Muhammadiyah
1 Ponorogo
Tahun pelajaran 2022-2023

Kelompok 8 :
1. Naufal Haidhar Efanda (XII IPS 1)
2. Havilda Sintia Rukmita (XII IPS 1)
3. Putri Febrianti (XII IPS 1)

SMA MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO


Jl. Bathoro Katong No. 6B telpon/fax (0352) 481521 Ponorogo 63411
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

EKSISTENSI BROKOHAN SEBAGAI TRADISI SELAMATAN


MENYAMBUT KELAHIRAN BAYI

Di setujui sebagai syarat kelulusan kelas XII tahun pelajaran 2022/2023 SMA
Muhammadiyah 1 Ponorogo.

Tanggal:

Pembimbing Penguji

Dra. Fien Fardiana, M.Si Drs. Bambang Supriadi S,Mpd

Waka Kurikulum

Drh. Moch Sachrur Rochman


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahkan rahmat,
nikmat, dan hidayatnya yang tidak terhingga , sehingga dapat menyelesaikan
penelitian tugas akhir ini. Penelitian ini judul “ Eksistensin Tradisi brokohan Di
desa Plalangan Kecamatan jenangan Kabupaten Ponorogo “ sebagai syarat
kelulusan kelas XII tahun pelajaran 2022/2023 SMA Muhammadiyah1Ponorogo.

Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Bapak Muh. Kholil, M.Pd.I selaku kepala sekolah SMA Muhammadiyah 1


Ponorogo.
2. Bapak Drs. Bambang Supriadi S, M.Pd selaku coordinator ujian praktek
bidang studi IPS.
3. Ibu Dra. Fien Fardian, M.Si. selaku guru pembimbing yang telah
memberikan segenap waktu, motivasi dan bimbingannya.
4. Keluarga, ateman teman dan semua pihak yang telah membantu hingga
selesainya Penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan


dan belum sempurna, oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran untuk
penyempurnaan penelitian ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi
pembaca khususnya dan perkembangan ilmu Pendidikan pada umumnya.

Ponorogo,
DAFTAR ISI
ABSTRAK

Eksistensi Brokohan Sebagai Tradisi Selamatan Menyambut Kelahiran Bayi


(Naufal Haidar Efanda, Havilda Sintia Rukmita, Putri Febrianti)

Tugas Akhir Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Muhammadiyah


1 Ponorogo tahun 2023.

Pembimbing: Dra. Fien Fardiani,M.Si

Kata kunci: eksistensi, brokohan, tradisi selamatan, kelahiran bayi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara atau upaya pelestarian dan
pengembangan serta faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan
pelestarian tradisi brokohan. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui upaya
pengembangan tradisi brokohan dalam menjadikan tradisi brokohan ini
sebagai daya tarik wisata budaya. Penelitian ini di laksankan di kabupaten
Ponorogo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara
dan dokumentasi berdasarkan fakta di lapangan. Sumber dalam penelitian
ini adalah masyarakat di Desa Plalangan yang masih melestarikan tradisi
brokohan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: eksistensi
merupakan keberadaan tradisi-tradisi dari nenek moyang yang mengandung
unsur campuran yaitu ajaran Agama Islam dan Tradisi Jawa yang masih
terjaga kelestariannya sampai sekarang. Brokohan merupakan tradisi yang
dilakukan dengan tujuan untuk mengharap berkah dari Allah karena
lahirnya jabang bayi dengan sehat dan selamat. Sehingga brokohan sering
disebut sebagai tradisi selamatan karena telah diberikan berkah dan
anugerah dari yang maha kuasa. Kelahiran bayi pada tradisi brokohan
dilakukan dengan cara
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengembangan masyarakat merupakan upaya mengembangkan
sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif
berlandaskan prinsip- prinsip keadilan sosial dan saling menghargai.
Masyarakat Indonesia mengalami 3 fase perkembangan yang
menghasilkan suatu system atau tatanan social sampai saat ini, yaitu
fase komunal primitive, feodal, dan kapitalisme. Perubahan atau
perkembangan tiap fase di pengaruhi oleh factor eksternal dan
internal masyarakat itu sendiri. Lalu dipengaruhi oleh alam. Di
zaman sekarang masyarakat tentu sudah mengalami perkembangan
dari Waktu ke waktu tanpa adanya penghalang kemajuan di era
modern ini.
Adanya perkembangan di zaman globalisasi tidak terlepas dari
adanya penemuan - penemuan baru dalam bidang Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK). Iptek menjadi salah satu hal yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat modern saat ini berkembangnya ilmu
pengetahuan tersebut menyebabkan aktivitas manusia menjadi lebih
mudah. Bahkan juga berdampak pada segi pola pikir masyarakat
sehingga semakin memperbesar perkembangan globalisasi.
Globalisasi adalah proses mendunianya suatu hal sehingga batas
antara negara menjadi hilang. Globalisasi didukung oleh berbagai
faktor, seperti perkembangan teknologi, transportasi, ilmu
pengetahuan, telekomunikasi, dan sebagainya yang kemudian
berpengaruh pada perubahan berbagai aspek kehidupan dalam
masyarakat. Dengan adanya globalisasi, dunia yang begitu luas dan
jarak antarnegara yang jauh tidak lagi menjadi penghalang untuk
saling berhubungan. Dengan adanya kemajuan tersebut hubungan
antarmanusia menjadi lebih mudah. Manfaat globalisasi itu sendiri
dapat meningkatkan perdagangan bebas. Dengan perdagangan
bebas ini, maka terjadinya pertukaran barang maupun jasa antara
negara pun bisa berlangsung dengan mudah.
Pengaruh dari globalisasi tersebut tidak dapat dihindarkan lagi.
Semua itu membawa dampak positif dan negatifnya sendiri. Dampak
positif globalisasi antara lain, berkembangnya pengetahuan dan
teknologi. Globalisasi juga membawa dampak positif dalam bidang
kebudayaan. Yaitu terjadinya akulturasi budaya. Sedangkan dampak
negatif globalisasi yaitu lunturnya budaya lokal. Globalisasi
menggeser nilai nilai nasionalisme dan kebudayaan yang telah ada di
Indonesia. Berbagai kebudayaan, misal hilangnya budaya asli suatu
daerah atau suatu negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya,
hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong, kehilangan
kepercayaan diri, gaya hidup yang tidak sesuai dengan adat kita.
Dengan melunturnya budaya lokal maka tradisi yang biasa dilakukan
akan semakin jarang ditemukan di lingkup masyarakat.
Ditengah-tengah arus perkembangan Globalisasi tradisi
Brokohan masih terus eksis di kalangan masyarakat. Brokohan
merupakan upacara tradisi menyambut kelahiran bayi. Kata
brokohan berasal dari kata brokoh-an yang memiliki arti memohon
berkah dan keselamatan atas kehaliharan bayi.
Brokohan juga berasal dari bahasa arab yakni barokah (‫)البركة‬
artinya nikmat. Arti lain dari barokah yakni mubarak dan juga
tabaruk. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
arti bekah adalah karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi
kehidupan manusia.
Jadi tradisi brokohan adalah upacara tradisi atas karunia Allah
Swt atas kelahiran bayi supaya mendapatkan keberkahan atau
keselamatan. Tujuan dari tradisi ini yakni sebagai bentuk rasa syukur
atas karunia atau amanah kelahiran bayi. Meskipun perubahan arus
globalisasi terus berkembang, tradisi Brokohan masih terus eksis
ditengah-tengah masyarakat. Bagi masyarakat Jawa Muslim,
ritualitas sebagai wujud pengabdian dan ketulusan penyembahan
kepada Allah, sebagian diwujudkan dalam bentuk simbol yang
memiliki makna mendalam. Simbol-simbol ritual merupakan
ekspresi dari penghayatan dan pemahaman akan realitas yang tak
terjangkau sehingga menjadi yang sangat dekat dengan simbol
tersebut, terasa bahwa Allah selalu hadir dan sesalu terlibat menyatu
dalam dirinya. Simbol-simbol ritual diantaranya yakni yang
disajikan dalam bentuk selamatan (wilujengan), ruwatan, dan
sebagainya. Hal ini adalah sebuah aktualisasi dari pemikiran,
keinginan, dan perasaan pelaku untuk lebih mendekatkan diri kepada
sang pencipta.

B. Rumusan Masalah
Dengan’ berdasar dari latar belakang masalah di atas, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana upacara brokohan sebgain tradisi selamatan
menyambut kelahiran bayi ?
2. Faktor apa yang menybabkan brokohan sebgain tradisi
selamatan menyambut kelahiran bayi tetap bertahan sampai
sekarang?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui eksistensi brokohan sebagai tradisi selamatan
menyambut kelahiran bayi masyarakat di Desa Plalangan
Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo
2. Mengetahui faktor apa yang menyebabkan eksistensi
brokohan sebagai tradisi selamatan menyambut kelahiran
bayi tetap bertahan sampai sekarang?
D. Manfaat Penelitian
Setelah tujuan penelitian tersebut dapat tercapai, hasil penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat dari poin sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi pemikiran untuk
tetap menjaga kelestarian dan eksistensi brokohan sebagai
tradisi penyambutan kelahiran bayi ditengah-tengah lajunya
era globalisasi dalam kehidupan masyarakat.
2. Manfaat Praktis
A. Bagi Peneliti
1) Menambah pengalaman dalam melakukan
penelitian.
2) Hasil Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran maupun
sebagai masukan bagi peneliti lain.
B. Bagi Masyarakat
Sebagai sarana dalam menumbuhkan kesadaran dan
kepedulian akan pengembangan dan pelestaraian
brokohan sebagai tradisi selamatan menyambut kelahiran
bayi.
C. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat memberikan saran dan
pertimbangan kepada pemerintah untuk terus ikut
melastarikan tradisi brokohan, dan sebagai identitas
daerah.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Eksistensi
Teori Eksistensi menurut Soren Kierkegaard Eksistensialisme secara
etimologi yakni berasal dari kata eksistensi, dari bahasa latin existere yang
berarti muncul, ada, timbul, memilih keberadaan aktual. Adapun
eksistensialisme sendiri adalah gerakan filsafat yang menentang
esensialisme, pusat perhatiannya adalah situasi manusia. Eksistensialisme
merupakan paham yang sangat berpengaruh di abad modern, paham ini
akan menyadarkan pentingnya kesadaran diri. Dimana manusia disadarkan
atas keberadaannya di bumi ini.
Pandangan yang menyatakan bahwa eksistensi bukanlah objek dari
berpikir abstrak atau pengalaman kognitif (akal pikiran), tetapi merupakan
eksistensi atau pengalaman langsung yang bersifat pribadi dan dalam batin
individu. Terdapat beberapa pengertian tentang eksistensi yang dijelaskan
menjadi 4 pengertian :
1. Eksistensi adalah apa yang ada.
2. Eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas.
3. Eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa
sesuatu itu ada.
4. Eksistensi adalah kesempurnaan.
Menurut Hasan (2008:380) eksistensi memilih “arti keberadaan”.
Dapat disimpulkan makna dari eksistensi tersebut adalah keberadaan
atau keaktifan sesuatu, baik itu karya atau pencipta karya itu sendiri.
Zainal (2008:5) mengemukakan bahwa, “Eksistensi tidak bersifat kaku
dan terhenti, melainkan lentur dan mengalami perkembangan atau
sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam
mengaktualisasikan potensi-potensinya. Beberapa ciri dalam
eksistensialisme, diantaran:
a. Motif pokok yakni cara manusia berada, hanya manusialah yang
bereksistensi. Dimana eksistensi adalah cara khas manusia berada,
dan pusat perhatian ada pada manusia, karena itu berisfat
humanistic.
b. Bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Bereksistensi berarti
menciptakan dirinya secara aktif. Bereksistensi berarti berbuat,
menjadi, merencanakan. Setiap saat manusia menjadi lebih atau
kurang dari keadaaannya.
c. Didalam filsafat eksistensialisme manusia dipandang sebagai
terbuka. Manusia adalah realitas yang belum selesai, yang masih
harus dibentuk. Pada hakikatnya manusia terikat pada dunia
sekitarnya, terlebih-lebih pada sesama manusia.
d. Filsafat eksistensialisme memberi tekanan pada pengalaman
konkret, pengalaman eksistensial.
Menurut Kiekegaard “Eksistensi” dalam filsafat Eksistensialisme memilik
arti sebagai suatu kepedulian terhadap eksistensi manusia Purwodarminto
(2012) dalam Heni dan Wahyu Lestari, eksitensi mengandung pengertian
tentang keberadaan yang terus menerus dilakukan Pada pengertiannya,
eksistensi dan keberadaan adalah dua hal yang berbeda namun memiliki artian
dan tujuan yang serupa. Eksistensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
dianggap ada dalam suatu lingkup sosial, Sementara keberadaan adalah suatu
keadaan dimana seseorang memiliki kehadiran atau berada dalam keadaan
tertentu dalam tempat dan waktu yang spesifik. Secara umum, eksistensi dan
keberadaan adalah dua elemen yang sama dan kedua elemen ini memiliki satu
hal yang dapat menjadi pemicu keberadaanya, hal terkait adalah
pengakuan.Pengakuan adalah sebuah anggapan atau prosesi yang hanya dapat
dilakukan kepada seorang individu namun tidak terhadap dirinya sendiri,
pengakuan menandakan adanya eksistensi dari seseorang.
Soren Kierkegaard adalah seorang tokoh eksistensialisme yang pertama
kali memeperkenalkan istilah “eksistensi” pertama di abad ke-20, Kirkegaard
memiliki pandangan bahwa seluruh realitas eksistensi hanya dapat dialami
secara subjek oleh manusia, dan mengandaikan bahwa kebenaran adalah
individu yan bereksistensi. Kirkegaard juga memiliki pemikiran bahwa
eksistensi manusia bukanlah statis namun senantiasa menjadi. Artinya manusia
selalu bergerak dari kemungkinan untuk menjadi suatu kenyataan. Melalui
proses tersebut manusia memperoleh kebebasan untuk mengembangkan suatu
keinginan yang manusia miliki sendiri. Karena eksistensi manusia terjadi
karena adanya kebebasan, dan sebaliknya kebebasan muncul karena tindakan
yang dilakukan manusia tersebut.
Menurut Kirkegaard eksistensi adalah suatu keputusan yang berani
diambil oleh manusia untuk menentukan hidupnya, dan menerima konsekuensi
yang telah manusia ambil. Jika manusia tidak berani untuk melakukannya
maka manusia tidak bereksistensi dengan sebenarnya.
Jadi Eksistensi yaitu dimana setiap hal atau kegiatan tentang mahkluk
hidup dan aktivitasnya yang dapat dilihat secara jelas bagaimana keberadaan
itu dapat hidup disekitarnya dan dapat berjalan dengan lancer baik itu
mengalami kemajuan atau bahkan dapat mengalami kemunduran namun pada
kenyataanya kegiatan tersebut sudah hidup bahkan dapat berjalan secara terus
menerus maka itu dikatakan eksis atau ada.

B. Pengertian Upacara Terkait Kelahiran Bayi Berdasarkan Primbon


Jawa
Masyarakat Jawa memiliki karakter unik yakni pola pikir sederhana yang
seringkali dikaitkan dengan hal-hal magis. Karakter tersebut dikenal dengan
“kejawen”, Akar kejawen berdiri kokoh, bahkan menyatu dengan diri
masyarakat Jawa. Hal ini terbukti dengan adanya primbon Jawa yang dijadikan
sebagai pedoman hidup.
Secara umum, masyarakat Indonesia memiliki empat tipe, yakni sebagai
berikut:
1. Masyarakat orde moral adalah mekanisme kehidupannya masih amat terikat
oleh norma yang bersumber dari tradisi (adat).
2. Masyarakat kerabat sentries adalah kepemimpinan dibentuk oleh system
kekerabatan.
3. Masyarakat leluhurisme adalah selalu mengaitkan segala peristiwa yang
terjadi dengan ada tidaknya restu para leluhur.
4. Masyarakat primitive isolates dan parochial adalah memegang teguh tradisi
yang bersifat statis, jika terjadi akulturasi tidak dalam universalisasi, tetapi
disesuaikan dengan tradisi.
Tipe masyarakat yang di ungkapkan diatas merupakan gambaran holistik
dari masyarakat Jawa. Karakter ini muncul karena adanya pengaruh dari
lingkungan yang sangat menonjolkan sebuah keharmonian sebagaimana di
ajarkan oleh alam. Alasan ini diperkuat oleh pernyataan Zaini Muchtarom,
bahwa:
“ Konsepsi dasar Jawa mengenai dunia gaib (dunia yang tak nampak)
didasakan pada gagasan bahwa semua perwujudan dalam kehidupan
disebabkan oleh makhluk berfikir yang berkepribadian yang mempunyai
kehendak sendiri.”
Mengoptimalkan daya pikir untuk mengungkap makna kehidupan melalui
fenomena alam merupakan kunci dari masyarakat Jawa. Buah pikir para
leluhur dibukukan sebagai bentuk warisan untuk mengantarkan generasi
selanjutnya dalam mengarungi kehidupan. Buku yang berisi pemikiran-
pemikiran para leluhur dikenal dengan kitab primbon.
1. Hakikat Primbon Jawa
Pada masyarakat Jawa seringkali mengaitkan suatu fenomena
terhadap primbon, baik itu akan memulai maupun berupa hasil. Primbon
berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dari kata “bom” (“mbon” atau “mpon”)
berarti induk, lalu mendapat awalan “pri” yang berfungsi meluaskan kata dasar.
Berarti, primbon dapat diartikan sebagai induk dari kumpulan, catatan
pemikiran orang Jawa.19 Sementara dalam ensiklopedi kebudayaan Jawa,
primbon merupakan kitab yang memuat system perhitungan atau ramalan,
meliputi:
1. Perhitungan baik buruknya waktu untuk melakukan sesuatu seperti
upacara perkawinan, mendirikan rumah baru, memulai bercocok
tanam.
2. Perhitungan menurut hari kelahiran.
3. Perhitungan watak manusia menurut hari kelahirannya.
4. Perhitungan yang bersifat gaib seperti mimpi, keduten, adanya
gerhana, egmpa bumi, gunung meletus.
5. Perhitungan baik buruk tempat tinggal.
Dengan demikian, primbon merupakan kumpulan catatan leluhur
terkait system perhitungan, ramalan serta tata cara dalam serangkaian
upacara yang didasarkan pada berbagai pengalaman dan fenomena
alam. Primbon bagai sebuah kompas kehidupan bagi masyarakat Jawa
yang diwariskan para leluhurnya. primbon merupakan suatu keharusan
untuk dilaksanakan dan dilestarikan oleh generasi muda. Buah pikir
leluhur yang telah makan manis dan pahitnya kehidupan
mencerminkan sikap arif dan bijaksana. Anggapan bahwa primbon
mengantarkan pada keselamatan dan menghindarkan dari malapetaka
semakin menyatu pada diri masyarakat Jawa. Hal ini dikarenakan
primbon telah menjadi identitas masyarakat Jawa. Bagi masyarakat
tradisional, tradisi memiliki makna sebagai berikut:
1. Sebagai wadah ekspresi keagamaan.
2. Sebagai alat pengikat kelompok.
3. Sebagai benteng pertahanan kelompok.
4. Sebagai penjaga keseimbangan lahir batin.

2. Upacara dalam menyambut kelahiran bayi


Upacara yang unik seringkali ditemukan dalam masyarakat Jawa,
salah satunya yaitu terkait kelahiran bayi. Siklus kehidupan ini sangat
dihormati dan ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan suami istri. Ketika
keluarga dikaruniai jabang bayi, berbagai tradisipun akan diselenggarakan
sebagai wujud rasa syukur.
Sebagian besar masyarakat Jawa beragama Islam, akan tetapi
mereka tetap menonjolkan kejawennya. Sebagaimana pernyataan Imam
Baehaqi, bahwa:
”Dialektika yang berlangsung antara kebudayaan Jawa dengan
kebudayaan lainnya tidak lantas membuat tercabut akar-akar kejawaan, namun
watak Jawa yang toleran tersebut membuat lentur dan dapat beradaptasi pada
hadirnya berbagai macam kebudayaan yang ’masuk’ ke dalam rahimnya.”
Masyarakat Jawa yang terbuka dengan dunia luar, membuat Islam
disambut baik. Penyebaran agama Islam di tanah Jawa menemui serangkaian
tantangan yang berat. Salah satunya adalah tradisi kejawen yang merupakan
perpaduan antara animisme, dinamisme, hindu dan budha. Kondisi ini
membuat para wali ( penyebar agama Islam di Jawa) bertindak kreatif dan
inovatif dengan menyisipkan ajaran Islam ke dalam tradisi ataupun kesenian
setempat. Pada akhirnya, membuahkan hasil yang optimal, tanpa
mengesampingkan tradisi yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa.
”....pola da’wah dengan cara yang santun dengan mengedepankan
semangat hikmah yakni memperhatikan unsur kebaikan yang dapat diperoleh
masyarakat dapat lebih mempererat unsur kebersamaan, terlebih di dalam
masyarakat Jawa yang sangat memperhatikan unsur haemoni, ataupun
keselarasan sosial.”
Proses akulturasi antara kebudayaan Jawa dengan Kebudayaan Islam
melahirkan tradisi-tradisi yang bernafaskan Islam. Salah satu tradisi yang
paling populer di masyarakat Jawa adalah slametan yang dilaksanakan setiap
peristiwa penting dalam kehidupan seseorang. Hal ini didasarkan pada
keyakinan masyarakat Jawa, bahwa slametan merupakan sarana spiritual yang
dapat mengeluarkan dari segala bentuk krisis kehidupan serta memberikan
berkah.
Kata ”slametan” berasal dari kata dasar ”slamet” yang dipinjam dari kata
bahasa Arab yakni ”salamah” (jmk. salamat) yang bermakna ”damai” atau
”selamat”. Selaras dengan pengertian diatas, maka tujuan ”slametan” adalah
untuk mengharapkan terciptanya keadaan sejahtera, aman dan bebas dari
gangguan makhluk yang nyata dan juga makhluk halus.
Upacara tradisi masyarakat jawa dalam menyambut kelahiran bayi yang
biasa dilakukan adalah tradisi brokohan. Tradisi brokohan, berasal dari kata
bahasa Arab ”barokah” yang mengandung makna, mengharapkan berkah.
Tradisi ini diselenggarakan untuk menyambut kelahiran bayi sebagai ungkapan
syukur. Secara keseluruhan, tradisi ini bertujuan agar sejak saat lahir sampai
dewasa selalu mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan YME.
Kegiatan-kegiatan dalam brokohan didahului dengan membaca ayat-ayat al-
Qur’an, wirid dan dzikir, serta dengan bacaan sebagian dari kitab mauled dan
manaqib, dan di akhiri dengan do’a. Do’a ini ditujukan agar bayi mendapat
kesehatan dan dijadikan anak yang sholih sholihah serta permohonan ampunan
kepada Allah SWT. Sesungguhnya do’a merupakan anjuran agama Islam,
bahkan di saat menghadapi sesuatu yang penting maupun mengerjakan sesuatu
yang bersifat teknis.
Ketika dilaksanakan brokohan, orang yang punya hajat menyajikan nasi
urap dan telur rebus yang diedarkan kepada sanak-keluarga untuk
memberitahukan kelahiran sang bayi. Urap yang dibuat pedas melambangkan
kelahiran seorang bayi laki-laki, sedangkan urap yang kurang pedas
melambangkan bayi perempuan. Bersama nasi urap dan telur rebus, disajikan
pula bubur merah-putih.
BAB III
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian adalah deskriptif, yaitu penelitian yang
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan,
gejala sosial, kelompok tertentu atau untuk menggambarkan
hubungan antara suatu gejala dengan gejala yang lain di masyarakat.
Dengan mengadakan study ini, diharapkan akan mampu
menghasilkan gambaran-gambaran secara terperinci mengenai
eksistensi brokohan sebagai tradisi selamatan menyambut kelahiran
bayi.
Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan metode
kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan latar dan interaksi
yang kompleks dari partisipasi secara mendalam. Motode kualitatif
menurut Kirk Miler adalah sesuatu tradisi dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-
orang tersebut dalam bahasa dan peristilah nya sendiri.

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RT 01 RW02 Puyut Desa
Plalangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, provinsi
Jawa Timur. Penelitian tersebut diambil dari berbagai hal,
anatara lain:
a. Desa Plalangan memiliki tradisi-tradisi yang masih terjaga
kelestariannya hingga saat ini salah satunya tradisi brokohan.
b. Desa Plalangan masih

B. Pendekatan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan metode
kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan latar dan interaksi
yang kompleks dari partisipasi secara mendalam. Motode kualitatif
menurut Kirk Miler adalah sesuatu tradisi dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-
orang tersebut dalam bahasa dan peristilah nya sendiri.

C. Perspektif penelitian

Dalam penelitian ini data yang harus dikumpulkan ialah tentang


tradisi brokohan. Maka data yang harus terkumpul dari para
informan atau narasumber berbentuk deskripsi. Sehingga penelitian
dengan konsep kualitatif lebih mudah digunakan. Maka data yang
dikumpulkan berbentuk objektif dengan ungkapan bahasa, pola atau
cara berpikir, pandangan sesuai dengan objek penelitian.

D. Teknik Pengambilan Data


1. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksika makna dalam suatu topik tertentu (Esaterberg
2002). Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data
untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data
langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara
dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin
mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari
informan (Satori dan Komariah, 2012: 130).
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan penginderaan (Bungin 2007). Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia observasi berarti pengamatan atau
peninjauan secara cermat. Sehingga Satori dan Komariah
(2012: 105) menyimpulkan bahwa observasi adalah
pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data
yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung
adalah terjun ke lapangan terlibat seluruh pancaindera.
3. Study Literature
Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan
dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan
penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat
mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian
suatu kejadian (Satori dan Komariah, 2012: 149).
E. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskritif
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang
juga disebut dengan kata investigasi karena penelitian ini
menggunakan pengumpulan data dengan cara bertatap muka
langsung dan berinteraksi dengan orang-orang yang
berpengaruh dengan tempat penelitian (Zipora, 2015).
Sedangkan penelitian deskriktif adalah bentuk penelitian
yang bertujuan untuk mendeskritifkan fenomena-fenomena
alamiah maupun buatan manusia. Fenomena itu dapat berupa
bentuk, aktifitas, karakteristik, perubahan, hubungan,
kesamaan dan perbedaan antara satu penelitian dengan
penelitian lainnya (Linarwati,2016).
Penelitian deskritif menjelaskan bahwa penelitian ini
dibuat untuk memperoleh informasi mengenai suatu gejala
saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam
penelitian deskritif ini tidak ada perlakuan yang dilakukan
atau juga dikendalikan serta tidak diperlukan uji hipotesis
seperti penelitian dengan metode eksperimen, metode ini
bertujuan untuk pencarian fakta dan interprestasi yang tepat
untuk mecari masalah yang ada di masyarakat, serta tata cara
yang berlaku pada situasi tertentu termasuk mengenai
hubungan, kegiatan, sikap, pandangan, serta proses yang
dalam masyarakat yang pengaruh-pengaruh dari suatu
fenimena. Miles & Huberman mengemukakan tiga tahapan
yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian
kualitatif, yaitu (1) reduksi data ( data reduction); (2)
paparan data (data display); dan (3) penarikan kesimpulan
dan verifikasi (conclusion drawing/verifying).
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum,
memilih hal-hal pokok, mengfokuskan pada hal-hal yang
penting dan mencari tema dan pola penelitian. Proses analisis
data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sembur, yakni dari pengamatan, wawancara dan
dokumentasi. Reduksi data dilakukan selama penelitian
berlangsung, bahkan ini dilakukan seblum dat benar-benar
dikumpulkan. Penyajian data digunakan untuk lebih
meningkatkan pemahaman kasus dan sebgaia acuan
mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis
sajian data. Penarikan simpulan merupakan hasil penelitian
yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis
data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Desa Plalangan Merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan


Jenangan Kabupaten Ponorogo dan termasuk dalam daerah dataran
rendah, posisi letak desa ke kecamatan sekitar 3 Km dan menuju ke
Kabupaten Ponorogo sekitar 10 Km, Masyarakat Desa Plalangan
memiliki berbagai macam pekerjaaan ada yang menjadi Petani,
Pedagang, Pengusaha, ASN, TNI, Polisi dan Ada yang bekerja di luar
kota bahkan menjadi TKI, namun profesi yang paling banyak yaitu
berprofesi sebagai Petani. Desa Plalangan memilik hasil perkebunan dan
pertanian yang melimpah dan bervariasi tentunya menjadi salah satu
potensi yang bisa di manffatkan dan bisa di kembangkan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, oleh karea itu dengan banyaknya
profesi yang ada di masyarakat desa palalangan maka semua bisa di
kolaborasikan agar saling mengutnungkan, maka darai itu perlu adanya
langkah untuk memberdayakan masyarakat agar masyarakat bisa lebih
terarah dan bisa memanfaatkan potensi yang ada dengan lebih baik yang
tentunya juga meningkatkan keekonomian.
a. Kondisi Fisik dan Geografis Desa Plalangan
Desa Plalangan merupakan salah satu desa dari 17 desa yang
ada di Kecamatan Jenangan. Desa Plalangan mempunyai luas
wilayah seluruhnya seluas 7,5 Km2, luas wilayah desa Plalangan
lebih luas dari luas wilayah desa lainnya yang ada di Kecamatan
Jenangan dan mempenyai jumlah penduduk tetinggi ke 3 dengan
jumlah 4.879 jiwa, laki-laki 2.137 dan perempuan 2.742 jiwa.
Jumlah kepala keluarga (KK) Desa Plalangan tahun 2023 sebanyak
1.640 KK dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga
sebanyak 3 jiwa, sedang jumlah Kepala Keluarga Tani (KKT) tahun
2023 sebanyak 878 KKT. Batas-batas wilayah desa Plalangan yaitu
sebelah Utara berbatasan dengan desa Ngrupit, sebelah timur
berbatasan dengan desa Jimbe, sebelah selatan berbatasan dengan
desa Mrican, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Japan
Kecamatan Babadan.
Desa Plalangan memiliki jumlah dusun sebanyak 5 yang terdiri
dari 14 Rukun Warga (RW) dan 39 Rukun Tetangga (RT). Letak
geofrafis untuk wilayah Desa Plalangan yaitu -7.831861 Lintang
Selatan dan 111.517162 Bujur Timur. Kondisi topografi Desa
Plalangan bervarisi mulai dataran rendah sampai dataran tinggi yang
terletak pada ketinggian 200 diatas permukaan laut. Desa Plalangan
mempunyai komoditas unggulan yaitu tanaman padi dengan luas
lahan 304 Ha dengan jumlah produksi 1200 kwintal/Ha per tahunnya
dan menjadi penghasil padi tertinggi di Kecamatan Jenangan.
b. Kondisi Demografis
Desa Plalangan memilik jumlah penduduk sebesar 4.879 jiwa
dengan jumlah penduduk laki laki sebanyak 2.137 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 2.742 jiwa yang tersebar di beberapa
dusun dan rukun tetangga di Desa Plalangan. Jika dikelompokkan
berdasarkan umur, jumlah penduduk Desa Plalangam dapat dilhat
dalam tabel dibawah ini :
Tabel 12. Jumlah Penduduk Desa Plalangan
Umur/Tahun Jumlah
0-6 486
7-12 466
13-16 425
17-20 334
21-40 1.435
41-55 976
56> 757
Jumlah 4.879
Sumber : Desa Plalangan

B. Pembahasan Rumusan Masalah


1. Upacara Brokohan Sebagai Tradisi Selamatan Menyambut
Kelahiran Bayi
1) Tradisi Brokohan
Tradisi brokohan muncul pada zaman masyarakat
Jawa kuno atau dari nenek moyang suku Jawa.
Keyakinan ini tumbuh dalam suatu kepercyaan yang
biasa disebut dengan kepercayaan kejawen. Pelaksanaan
brokohan ini dahulu di lakukan nenek moyang dengan
cara bermeditasi yaitu berdoa kepada sang kholik.
Kemudian dengan mengheningkan cipta dan perayaan
kecil-kecilan yaitu mengundang tetangga ataupun orang-
orang terdekat dengan menyuguhkan makanan. Dan
setiap makanan tersebut mengandung makna filosofi.
Suatu upacara kelahiran bayi yang di adakan oleh suku
Jawa tidak dapat di pastikan tahun berapa tradisi ini
muncul.
Brokohan salah satu upacara adat Jawa untuk
menyambut kelahiran bayi. Brokohan dilaksanakan untuk
mengharapkan berkah. Maka, brokohan Tradisi Jawa
adalah tradisi yang digelar ketika seorang Ibu melahirkan
anak. Brokohan bisa juga merupakan wujud syukur atas
lahirnya anak dengan selamat. Dalam tradisi brokohan,
seseorang menyiapkan nasi layaknya orang menggelar
kenduri. Brokohan ini merupakan bentuk syukur Kepada
Allah.
Brokohan memiliki makna pengungkapan rasa syukur
dan rasa sukacita atas proses kelahiran yang berjalan
lancar dan selamat. Ditinjau dari maknanya brokohan
juga bisa berarti mengharapkan berkah dari Yang Maha
Pencipta. Sementara tujuannya adalah untuk keselamatan
dan perlindungan bagi sang bayi. Selain itu harapan bagi
sang bayi agar kelak menjadi anak yang memiliki
perilaku yang baik.
2) Tata Cara Pelaksanaan Upacara Brokohan
Tatacara pelaksanaan tradisi brokohan acara ritual ini
diawali dengan penguburan ariari bayi. Proses ini
dilakukan setelah bayi yang baru lahir telah bersih di
mandikan dan di bedong. Biasanya ari-ari sebelum di
kubur dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan
air mengalir. Setelah dibersihkan ari-ari di bungkus
dengan kain berwarna putih dan didalamnya diberi bekal
seperti asam jawa, gula merah, uang koin, dan uang
kertas. Dalam penguburan ini harus di lakukan oleh sang
ayah kandung dari bayi yang baru lahir. Dan sebelum
dikubur ari-ari di gendong terlebih dahulu oleh ayah
kandung keliling perkarangan rumah hal ini bertujuan
agar ari-ari mengerti bagaimana sekeliling tempat tinggal.
Karena ari-ari di anggap sebagai saudara dari sang bayi.
Masyarakat Puyut, Plalangan mempercayai bahwa
seorang bayi yang lahir ke dunia ini dia tidak sendiri
karena yang biasa disebut Sedulur Papat Limo Pancer
yaitu kawah, ari-ari, darah, dan pusar, hal ini di pakai
sebagai konsep dasar kehidupan masyarakat suku Jawa.
dan tak lupa juga penguburan ari-ari dilengkapi dengan
kembang setaman. Setelah itu dilanjutkan dengan
mengundang sanak saudara dan tetangga untuk turut
mendo’akan sang bayi dengan membaca ayat-ayat suci
Al-Quran. Dengan menaruh harapan kepada Allah agar
sang bayi, orang tua, serta para warga, dan umat islam di
seluruh dunia diberi pengampunan serta keselamatan dan
tak lupa pula agar di berikan kelapangan dalam mencari
rizki. Tak hanya itu biasanya doa juga berisi tentang
harapan orang tua agar sang bayi menjadi anak yang
berguna dan berakhlak mulia. Selesai do’a bersama
masyarakat dan orang-orang yang datang dibagikan
berkat (makanan).
3) Orang-orang yang Diundang dalam Upacara Brokohan
Dalam upacara brokohan tuan rumah biasanya
mengundang para tetangga terdekat dan mengumpulkan
sanak saudara serta anak dan cucu mereka untuk ikut hadir
dan mendo’akan bayi yang sedang dibrokohi.
4) Tokoh yang Memandu Jalanya Upacara Brokohan
Upacara brokohan dipandu oleh seorang tokoh agama
yang dipercaya oleh masyarakat sekitar. Seseorang yang
menjadi kyai dilingkuan setempat.
5) Hidangan yang Diberikan Kepada Tamu yang Diundang
Makanan yang harus ada di upacara brokohan untuk
dibagikan kepada tetangga sekitar yaitu nasi urap. Dalam
filosofinya nasi urab memiliki simbol kerukunan. Hal
tersebut karena sayur urab terdiri dari beberapa macam
sayuran. sayuran sendiri memiliki makna sebagai tumbuhan
ini melambangkan ketentraman karena sesama mahkluk
hidup harus saling menjaga. orang-orang dulu menganggap
nasi urab merupakan simbol dalam bentuk rasa syukur
karena sang kuasa telah memberikan kehidupan didunia
dengan nikmat pangan dan sesama mahluk ciptaanya harus
saling menjaga. Urap Berasal dari kata 'urip' yang maknanya
hidup.
Selain nasi urap juga ada sayur kluwih. Menurut
hasil wawancara dengan Bu Siti Rohmatin salah satu
masyarakat di Dukuh Puyut, Plalangan beliau mengatan jika:

“filosofi dari sayur kluwih adalah ‘agar punya keluwihan’


dalam bahasa jawa yang artinya agar bayi mempunyai
kelebihan.”
Selain itu menu selanjutnya yaitu iwel-iwel. Bu Siti
Rohmatin juga mengatakan:

“iwel-iwel mempunyai filosofi yaitu orang zaman


dahulu berharap bayi yang lahir ‘birul walidain’ agar bayi
yang lahir bisa berbakti kepada kedua orang tua”.

6) Makna dan Filosofi Tradisi Brokohan


Makna filosofi yang terkandung dalam tradisi
brokohan adalah cara masyarakat mengungkapkan bentuk
rasa syukur terhadap Allah SWT. Karena telah memberikan
keturunan dan melahirkan dengan sehat, lancar serta ucapan
terimakasih yang sangat besar kepada Allah SWT. Menurut
para tetuah adat agar sang bayi mendapatkan keridhoan dari
Allah SWT. serta kemudahan dalam kehidupanya. Makna
filosofi lain dari tradisi Brokoan ini adalah agar sang bayi
tidak lupa akan jasa kedua orangtuanya dan senantiasa
berbakti kepada orangtuanya karena orangtuanya sangat
senang akan kehadiranya. Dan agar sang bayi mempunyai
sifat yang berbudi luhur serta ingat adanya Allah SWT. yang
menciptakanya.
Brokohan adalah sebuah tradisi turun-temurun yang
masih berkembang di Dukuh Puyut, Plalangan, tradisi ini
dalam bahasa lain juga memiliki makna yaitu berkumpul
bersama-sama, makan bersama dalam mengungkapan rasa
syukur atas rezki yang sudah Allah SWT terhadap kehidupan
manusia. Ritual ini merupakan kebudayaan nenek moyang
khususnya pada zaman Hindu-Budha.

2. Faktor yang mempengaruhi tradisi brokohan menyambut


kelahiran bayi tetap bertahan hingga sekarang
Tradisi brokohan tetap dilakukan kan dilestarikan di Dukuh
Puyut, Plalangan karena adanya faktor-faktor sebagai berikut:
1) Adanya petuh dari orang tua
Petuah yang disampaikan orangtua kepada anak cucunya
sangat berpengaruh terhadap kebiasaan yang dilakukan seseorang
sehingga menjadi tradisi yang wajib dilaksanakan. Sebagai Anak
sudah sepantasnya untuk mendengarkan petuah-petuah maupun
pesan yang disampaikan orangtua. Karena terbiasa dengan
kebiasaan yang dilakukan orangtua, maka anak akan mengikuti
jejak dan tradisi yang biasa dilakukan orangtua mereka.
2) Perasaan tidak enak dengan tetangga yang lainnya
Apabila dalam lingkungan masyarakat sekitar secara
mayoritas melaksanakan tradisi brokohan, maka sudah semestinya
kita sebagai masyarakat yang menduduki lokasi tersebut ikut serta
melaksanakan tradisi tersebut. Karena adanya perasaan tidak enak
dengan tetangga yang lainnya. Sehingga antar satu masyarakat
dengan yang lain bisa hidup rukun dan berjalan dengan baik.
3) Keinginan untuk memberikan sesuatu kepada tetangga
Tradisi brokohan menjadi salah satu tradisi dimana orang
yang melaksanakan tradisi tersebut mempunyai tujuan untuk
bersedekah. Tradisi brokohan dijadikan sebagai media untuk
bersedekah dengan tetangga yang lainnya. Sedekah tersebut
diwujudkan dengan diberikannya berkat (makanan) kepada tetangga
sekitar dan sanak saudara.
4) Adanya kepercayaan bahwa bayi yang baru lahir harus
dibrokohi
Kepercayaan merupakan sesuatu yang sangat berpengaruh bagi
kelangsungan hidup manusia. Adanya masyarakat yang
mempercayai jika tradisi upacara Brokohan tidak dilakukan,
Masyarakat takut akan berdampak pada kelangsungan hidup
mereka. Salah satunya dapat mendatangkan mala petaka yang dapat
membahayakan kehidupan mereka. Sehingga tradisi brokohan terus
berkembang dilingkungan masyarakat.
5) Mengharap do'a untuk bayi dari tetangga yang diundang
Saat upacara Brokohan berlangsung, orangtua dari bayi
mengundang para tetangga dan sanak saudara untuk datang
kerumahnya. Tujuan dari diundangnya tetangga dan sanak saudara
tersebut adalah untuk mengharap do'a dari orang-orang yang datang
agar bayi yang lahir menjadi anak yang baik.
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
Di Indonesia banyak sekali tradisi dalam menyambut
kelahiran bayi salah satunya adalah tradisi brokohan yang di adakan
oleh suku Jawa. Tradisi ini sudah ada sejak zaman Jawa kuno dan
masih di lestarikan pada zaman sekarang. Brokohan berasal dari
bahasa Arab yaitu Barokah maknanya akan mendapatkan sebuah
berkah atau kebaikan. Maka tradisi brokohan adalah sebuah ritual
yang di adakan untuk seorang ibu dan bayinya yang baru lahir.
Pada acara ini tuan rumah menyiapkan sesajian berupa
makanan dan peralatan yang akan diperlukan untuk menggelar
tradisi ini. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan syukur terhadap
Allah SWT yang telah memberikan kesehatan serta keselamatan
kepada bayi dan ibu. Ditinjau dari maknanya brokohan juga bisa di
artikan sebagai ungkapan permohonan kepada Allah agar sang bayi
diberi keselamatan, kesehatan serta rezki dan berahklak baik.
Rangkaian upacara ini dimulai dari penguburan ari-ari yang
dilakukan oleh ayah kandung bayi. Ari-ari tersebut kemudian di
letakkan dengan sebuah wadah yang terbuat dari tanah liat. Sebelum
itu ari-ari dibungkus terlabih dahulu dengan kain yang berwarna
putih. Setelah itu acara selanjutnya yaitu mengundang tetangga
sekitar dan sanak saudara untuk ikut mendo'akan bayi yang baru
lahir. Setelah upacara selesai dibagikan makanan berupa nasi urab,
sayur kluwih dan iwel-iwel yang mempunyai makna dan filosofi
tersendiri.
Masyarakat Dukuh Puyut, Plalangan masih sangat menjaga
tradisi ini. Karena masyarakat mempercayai dengan melakukan
ritual brokohan ini kelak kehidupan bayi dan kedua orangtuanya
mendapatkan keberkahan. Serta sebagai wujud bersedekah kepada
tetangga sekitar dan sanak saudara.
B. Saran
Diharapkan pada masyarakat Dukuh Puyut, Plalangan
mampu meningkatkan rasa keimanan terhadap Allah SWT. Serta
memperhatikan pemahaman budaya dalam ajaran Islam.
Diharapkan kepada seluruh masyarakat Dukuh Puyut,
Plalangan untuk lebih dalam menggali tentang adanya makna-makna
budaya dan beserta unsur-unsur budaya. Hal ini dibuat Agar masih
terjaganya tradisi brokohan dan dapat di kenal luas oleh masyarakat
lainnya.
Dan diharapkan kepada masyarakat Dukuh Puyut, Plalangan
agar mampu memahami dengan jelas apa yang dimaksaud dengan
tradisi brokohan dan dapat memahami persepsi agar tidak terjadinya
kesalah pahaman tentang aqidah dan ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai