A. PENDAHULUAN
Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya. Jadi kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak
gangguan jiwa melainkan mengandung berbagai karakteristik yang bersifat positif yang
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan (Undang-undang RI nomor 18
tahun 2014).
Masalah kesehatan jiwa telah menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan di
tengah-tengah masyarakat, baik di tingkat global maupun nasional. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 9% Rumah Tangga di Kota Blitar memiliki
Anggota Rumah Tangga (ART) dengan gangguan jiwa skziofrenia/psikosis (prevalensi
Propinsi Jawa Timur 6,4%). Sementara prevalensi penduduk berusia ≥15 tahun yang
mengalami depresi adalah sebesar 6,09% dan yang mengalami Gangguan Mental
Emosional sebesar 8,19% (prevalensi Propinsi Jawa Timur masing-masing 4,53% dan
6,82%). Angka prevalensi tersebut menunjukkan kecenderungan peningkatan jika
dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2013.
B. LATAR BELAKANG
Kesehatan dan kesejahteraan jiwa merupakan hal penting untuk diperhatikan dan
diupayakan oleh berbagai pihak, terutama oleh para tenaga profesional di bidang kesehatan
karena berbagai masalah kesehatan jiwa di masyarakat dapat menyebabkan gangguan jiwa
yang berdampak menurunkan produktifitas atau kualitas hidup manusia dan masyarakat.
Gangguan jiwa berat menimbulkan beban bagi pemerintah, keluarga serta masyarakat
olehkarena produktivitas pasien menurun dan akhirnya menimbulkan beban biaya yang
besar bagi pasien dan keluarga. Dari sudut pandang pemerintah, gangguan ini
menghabiskan biaya pelayanan kesehatan yang besar.
Teraihnya kesehatan jiwa manusia sebagai makhluk biopsikososial, baik yang telah
didiagnosis menderita gangguan fisik maupun mental emosional, perlu mendapatkan respon
yang proporsional dan adekuat dari semua tenaga kesehatan. Hal ini sejalan dengan konsep
sehat WHO yang melihat kesehatan dari tiga sisi yaitu kesehatan fisik-biologis, mental-
psikologis (jiwa) dan sosial yang harus dicapai secara terintegrrasi (WHO, 2015). Oleh
karena itu UPT Puskesmas Kepanjenkidul menyelenggarakan Upaya Kesehatan Jiwa
dengan pendekatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Kesehatan jiwa komunitas adalah suatu
pendekatan pelayanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat, dimana seluruh potensi yang
ada di masyarakat dilibatkan secara aktif. Paradigma baru dalam kesehatan jiwa komunitas
adalah konsep penanganan masalah kesehatan jiwa di bidang promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Pendekatan Kesehatan Jiwa Komunitas ini sejalan dengan misi yang ditetapkan
UPT Puskesmas Kepanjenkidul yaitu: menguatkan upaya promosi Kesehatan dan
pencegahan penyakit, meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang Kesehatan, dan
menguatkan intervensi kesehatan melalui pendekatan keluarga.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan
berkesinambungan melalui upaya promotif dan preventif bagi ODMK dan
ODGJ
b. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang gangguan
jiwa sehingga stigma buruk di masyarakat tentang gangguan jiwa dapat
berubah.
c. Mencegah perkembangan berbagai masalah kesehatan jiwa dalam
masyarakat.
d. Mengurangi dampak masalah kesehatan jiwa terhadap individu, keluarga dan
masyarakat.
e. Meningkatkan cakupan dan akses pelayanan kesehatan jiwa
f. Meningkatkan kemandirian dan produktifitas pasien sesuai kemampuannya
g. Tidak ada lagi pemasungan terhadap ODGJ
F. SASARAN
1. Masyarakat
a. Orang dengan Gangguan Jiwa: 67 orang
b. Klien dengan depresi: 35 orang
c. Klien dengan Gangguan Mental Emosional: 48 orang
2. Lintas Sektor
a. Kelompok UKBM: 88 kelompok
b. Kader Kesehatan Jiwa: 17 orang
c. Kasie Kesra Kelurahan: 7 orang
d. Kasie Kesra Kecamatan: 1 orang
e. Koramil Kepanjenkidul: 1 orang
f. Kepolisian Sektor Kepanjenkidul: 1 orang
2. Lintas Sektor
2. Pelaporan
N
KEGIATAN PELAPORAN
O
1. Kunjungan rumah ODGJ berat Dilaporkan dalam PKP
2. Pos Kesehatan Jiwa Dilaporkan dalam bentuk laporan
hasil kegiatan
3. Pemberdayaan kelompok Dilaporkan dalam PKP
masyarakat dalam upaya Kesehatan
jiwa
4. Pelacakan kasus pasung Dilaporkan dalam PKP
5. Pertemuan Tim Pelaksana Dilaporkan dalam bentuk laporan
Kesehatan Jiwa Masyarakat hasil kegiatan
Kecamatan Kepanjenkidul
3. Evaluasi
N KEGIATAN EVALUASI
O
1. Kunjungan rumah ODGJ berat Evaluasi hasil capaian dilakukan
tiap bulan dalam Lokakarya Mini
Bulanan
2. Pos Kesehatan Jiwa Evaluasi hasil pelaksanaan
kegiatan dilakukan setelah
kegiatan dilakukan
3. Pemberdayaan kelompok Evaluasi hasil capaian dilakukan
masyarakat dalam upaya Kesehatan tiap bulan dalam Lokakarya Mini
jiwa Bulanan
4. Pelacakan kasus pasung Evaluasi hasil capaian dilakukan
tiap bulan dalam Lokakarya Mini
Bulanan
5. Pertemuan Tim Pelaksana Evaluasi hasil pelaksanaan
Kesehatan Jiwa Masyarakat kegiatan dilakukan setelah
Kecamatan Kepanjenkidul kegiatan dilakukan
L. SUMBER DANA
Sumber dana Program Kesehatan Jiwa didapatkan dari APBD Kota Blitar dan dari
sumber lain yang sah menurut undang-undang..
M. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan ini dibuat sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.