0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan3 halaman
Pasien perempuan berusia 47 tahun datang dengan keluhan benjolan di payudara kanan selama 4 bulan. Didapatkan riwayat keluarga dengan kanker payudara. Pemeriksaan menemukan tumor payudara kanan ukuran 5x5 cm yang belum diketahui hasil biopsinya. Pasien didiagnosis dengan tumor payudara kanan dan diberi tindakan suportif serta edukasi keluarga tentang penyakit dan skrining kanker payudara.
Pasien perempuan berusia 47 tahun datang dengan keluhan benjolan di payudara kanan selama 4 bulan. Didapatkan riwayat keluarga dengan kanker payudara. Pemeriksaan menemukan tumor payudara kanan ukuran 5x5 cm yang belum diketahui hasil biopsinya. Pasien didiagnosis dengan tumor payudara kanan dan diberi tindakan suportif serta edukasi keluarga tentang penyakit dan skrining kanker payudara.
Pasien perempuan berusia 47 tahun datang dengan keluhan benjolan di payudara kanan selama 4 bulan. Didapatkan riwayat keluarga dengan kanker payudara. Pemeriksaan menemukan tumor payudara kanan ukuran 5x5 cm yang belum diketahui hasil biopsinya. Pasien didiagnosis dengan tumor payudara kanan dan diberi tindakan suportif serta edukasi keluarga tentang penyakit dan skrining kanker payudara.
Seorang pasien perempuan berusia 47 tahun datang ke Poliklinik Bedah Onkologi
RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan keluhan benjolan yang dirasakan di payudara kanan sejak 4 bulan yang lalu. Benjolan awalnya dirasakan sebesar kelereng dan tidak nyeri. Kemudian benjolan terasa semakin membesar menjadi sebesar bola pingpong sejak 1 bulan ini. Tidak ada lekukan kulit ke dalam di atas benjolan, tidak ada putting susu yang tertarik ke dalam, tidak ada tampilan kulit seperti kulit jeruk, kulit di atas benjolan tidak terasa panas dan kemerahan dibandingkan dengan daerah yang sehat, tidak ditemukan ulkus di daerah benjolan dan sekitarnya, serta tidak ditemukan benjolan di tempat lain. Benjolan pada payudara muncul karena adanya perkembangan sel abnormal pada payudara yang kemudian memadat dan mengeras. Sel tersebut akan menyebabkan penarikan pada daerah disekitarnya, termasuk Ligamentum Suspensorium Cooper yang menyebabkan adanya lekukan kulit pada permukaan kulit yang disebut skin dimpling. Pada beberapa kasus dapat dijumpai retraksi pada puting susu akibat infiltrasi sel tumor ke duktus laktiferus. Selain itu, sel tumor juga bisa menyebabkan sumbatan pada vasa limfatik sehingga menghambat drainase saluran limfatik tersebut menyebabkan udema kulit, folikel rambut tenggelam ke bawah sehingga tampak seperti kulit jeruk. Ketika sel tumor di dalam vasa limfatik subkutis masing-masing membentuk nodul metastasis, di sekitar lesi primer dapat muncul banyak nodul tersebar, secara klinis disebut nodul satelit. Infiltrasi sel tumor ke pembuluh darah vena akan menyebabkan edema dan eritema. Sementara itu, infiltrasi ke arteri atau arteriol akan menyebabkan arteri tersumbat sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dan terbentuklah livide. Pada bagian yang livide ini akan terjadi ketidakseimbangan antara pasokan darah dengan kecepatan pertumbuhan tumor, sehingga menyebabkan sel kanker hipoksia dan anoksia yang berakhir pada nekrosis dan muncul sebagai ulkus. Pasien mengalami penurunan berat badan dikarenakan sifat sel kanker akan membuat aliran darah baru dengan produksi VEGF (Vascular Endothel Growth Factor) sehingga nutrisi yang diterima tubuh digunakan juga untuk pertumbuhan sel kanker. Pada keluarga pasien, didapatkan adanya riwayat ca mammae yang diderita oleh saudara perempuan pasien sejak tahun 2017. Riwayat keluarga merupakan salah satu faktor risiko penting pada pasien dengan tumor payudara. Seseorang dengan riwayat ibu, saudara perempuan ibu, ataupun saudara perempuan kandung yang menderita kanker payudara, maka risiko untuk terkena keganasan khususnya tumor payudara akan meningkat menjadi 2-3 kali lipat dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat keganasan dalam keluarganya. Pasien berusia 47 tahun, dimana insiden keganasan pada payudara meningkat tajam hingga usia sekitar 50 tahun (30,35%). Setelah usia 50 tahun, frekuensinya tetap meningkat tetapi perlahan. Keganasan ini sangat jarang dijumpai pada wanita berusia dibawah 20 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, insidensi kanker payudara lebih banyak pada wanita dibandingkan pria yaitu 100:1. Hal ini disebabkan oleh sel-sel payudara perempuan lebih sering terpapar hormon estrogen dan progesteron pada pertumbuhannya. Pasien mengalami menarche diusia yang cukup dini, yaitu usia 10 tahun. Seseorang yang menarche dibawah usia 12 tahun akan meningkatkan risiko menderita kanker payudara 1,7-3,4 kali dibandingkan orang yang menarche diusia diatas 12 tahun. Hal ini disebabkan karena pada saat menstruasi berlangsung, estrogen akan dihasilkan. Estrogen akan menyebabkan proses apoptosis terhenti sehingga terjadilah proliferasi sel. Semakin sering sel berproliferasi, maka akan semakin tinggi risiko terjadinya mutasi genetik yang merupakan salah satu penyebab terjadinya keganasan. Pada status lokalis regio mammae dekstra didapatkan payudara kanan dan kiri simetris, tidak tampak adanya massa, dimpling, peau d’orange, retraksi putting, nipple discharge, abses ataupun darah. Pada palpasi, teraba massa soliter dengan ukuran 5x5 cm pada regio upper outer quadran, berbatas tegas dan terfiksir, permukaan licin, konsistensi kenyal, tidak nyeri, suhu sama dengan kulit normal, dan mobile. Tidak tampak benjolan dan tidak teraba massa pada regio mammae sinistra dan KGB regional. Berdasarkan pemeriksaan penunjang, pada pemeriksaan labor didapatkan hasil kalium menurun dan klorida meningkat. Pada pemeriksaan rontgent thoraks ditemukan cor dan pulmo dalam batas normal. Pada USG mammae didapatkan kesan tumor mammae dekstra suspek benign dan tidak tampak pembesaran KGB daerah axilla bilateral. Pada pasien telah dilakukan biopsi insisi, namun belum didapatkan hasil mengenai hasil pemeriksaan tersebut. Saat ini pasien didiagnosis dengan tumor mammae dekstra. Pada pasien telah diberikan tutosol untuk memperbaiki gangguan elektrolit, injeksi ceftriaxone sebagai antibiotik profilaksis, dan injeksi ketorolac untuk mengurangi rasa nyeri. Selain itu pasien juga diberikan injeksi ranitidine untuk melindungi lambung dari efek yang akan ditimbulkan oleh ketorolac. Prognosis pasien adalah dubia ad bonam karena ukuran tumor yang masih kecil dan belum ditemukan metastasis ataupun keterlibatan KGB regional. Edukasi yang dapat diberikan kepada keluarga adalah edukasi mengenai penyakit pasien dan tatalaksana yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, dan edukasi kepada anggota keluarga mengenai faktor risiko kanker payudara dan skrining kanker payudara pada anggota keluarga yang berisiko.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis