Anda di halaman 1dari 2

a.

Kehilangan Gigi
Kehilangan gigi posterior sangat memengaruhi perubahan pola oklusi karena gigi
posterior berfungsi sebagai pusat pengunyahan sehingga perubahan yang terjadi
akibat kehilangan gigi posterior akan menyebabkan terputusnya integritas
kesinambungan susunan gigi sehingga kontak oklusi hilang. Hilangnya kontak
oklusi mengakibatkan penderita berusaha mendapatkan kontak oklusi baru pada
gigi anterior sehingga terjadi oklusi ke arah anterior (cusp to cusp dan edge to
edge) apabila kehilangan gigi ini dibiarkan dalam waktu yang lama akan
menyebabkan terjadi pseudo Klas III yang memengaruhi perubahan posisi
kondilus lebih ke anterior. Kehilangan gigi akan menyebabkan tekanan yang lebih
besar pada TMJ akibat bertambahnya berat beban oklusal pada gigi yang masih
tertinggal. Keadaan ini akan memengaruhi sistem neuromuskular dan memicu
timbulnya gejala kelainan TMJ.1
Pada skenario, Edentulus atau kehilangan gigi pada posterior RA dan RB
menyebabkan kontak oklusi gigi posterior berkurang. Karena pasien tidak bisa
menggunakan gigi posteriornya, maka pasien akan mencoba menghancurkan
makanan menggunakan gigi anteriornya. Akibat dari penghancuran makanan
menggunakan gigi anterior, pasien akan memajukan rahang bawahnya untuk
menghancurkan makanan sehingga mengalami oklusi pseudo kelas III, dimana
mandibular pasien lebih maju dari maksila dan posisi TMJ lebih ke anterior.
Akibat dari pseudo kelas III edge to edge dimana insisal anterior pasien bertemu
dengan insisal mandibular pasien yang lama-kelamaan mengakibatan atrisi. Atrisi
gigi anterior juga mengakibatkan perubahan pada vertikal dimensi. Atrisi gigi
anterior berakibat pada kerusakan gigi dan perubahan morphologi gigi dan oklusi,
dimana atrisi akan berperan dalam menyebabkan gangguan TMJ pasien.10

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pergerakan mandibula adalah : 10

1. Penentu posterior, dimana yang berperan adalah TMJ


2. Penentu anterior, yang berperan adalah gigi geligi

1. Penentu posterior dapat dibagi menjadi :


 Faktor vertikal yaitu kecuraman sudut cusp dan tinggi cusp
 Faktor horizontal yaitu arah dari ridge dan groove Dimana apabila inklinasi
kondilus atau eminensia artikularis semakin besar maka kecuraman sudut cusp dan
kedalaman groove juga makin besar dan cusp semakin tinggi.
2. Penentu anterior
 Gigi posterior berfungsi sebagai vertical stop.
 Gigi anterior berfungsi memandu gigi saat posisi interkuspal maksimum, pergerakan
lateral kiri dan kanan serta protrusif

b. Penurunan Vertikal dimensi1


Kehilangan gigi menyebabkan perubahan dimensi vertikal oklusi dan akan
menyebabkan posisi mandibula lebih maju terhadap maksila sehingga pola gerak
rahang berubah, terjadi peningkatan tekanan biomekanik pada struktur TMJ.
Tekanan biomekanik berlebih dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan
perubahan adaptif dan perubahan degeneratif pada struktur sendi tersebut
sehingga terjadi perubahan morfologi kondilus dan menjadi terganggunya
pergerakan TMJ.

Referensi:

1. Windriyatna, Sugiatno E, Tjahjanti E. Pengaruh kehilangan gigi posterior rahang atas


dan rahang bawah terhadap gangguan sendi temporomandibula. J Ked Gi 2015; 6(3): 315-6,
319.

10. Dwipayanti AN, Parnaadji RR, Kiswaluyo. Hubungan Antara Kehilangan Gigi
Posterior Dengan Kliking Sendi Temporomandibular Berdasarkan Jenis Kelamin di Klinik
Prostodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan
2016; 4(3): 507-8.

Anda mungkin juga menyukai